Academic Talks. Eps. 5: Dosen di Indonesia: tekanan target, etika riset, dan realita profesi
HTML-код
- Опубликовано: 6 окт 2024
- Beberapa waktu terakhir, seringkali mendengar berita/postingan di media sosial dari akademisi berafiliasi luar negeri yang namanya dicatut (ditempelkan tanpa ijin sebagai penulis) oleh oknum dosen di Indonesia dalam artikel jurnal ilmiahnya. Ada apa sebenarnya dengan dosen-dosen di Indonesia? Mengapa mereka tidak mengerti kode etik dan integritas riset? Apa yang salah? Apakah tidak ada edukasi tentang research integrity? Atau tuntutan dari pembuat kebijakan yang tidak realistis?
Time stamp
02:09 - Apa perbedaan kuliah di Indonesia dan di Luar Negeri (Konteks Australia khususnya UNSW)
06:39 - Apa perbedaan profesi dosen di dalam dan di luar negeri? (Konteks Australia khususnya UNSW)
11:37 - Berapa gaji dosen di Australia?
14:34 - Opini terhadap fenomena catut nama akademisi berafiliasi kampus luar negeri
27:46 - Opini terhadap sistem pendidikan tinggi di Indonesia
Let’s connect
Instagram www.instagram....
TikTok www.tiktok.com...
Universitas ingin meraih predikat World Class University dengan dosen berstandar internasional, lulusan luar negeri, beban kerja tinggi, tp gaji UMR. Sementara itu masyarakat berharap UKT serendah mungkin, bahkan gratis, tapi fasiltas kampus dan kualitas pendidikan sebagus mungkin. Di sisi lain, pemberi dana penelitian memberikan dana hibah penelitian serendah mungkin, tapi berharap luaran penelitian setinggi mungkin, top peer reviewed journal, Q1, ditambah laporan pertanggungjawaban keuangan selengkap dan sedetail mungkin.
Pendidikan itu harusnya jadi investasinya pemerintah. Kalau mengharap dana penelitian dari CSR atau hibah ya sampai kapanpun ga cukup, kecuali kelas nya Ivy League Amerika yang punya endowment fund yg besar. Nyatanya pemerintah malah terus menggemborkan kebijakan liberalisasi pendidikan melalui PTNBH dan BLU yang cacat. Dari 20% APBN yang digelontorkan untuk sektor pendidikan, hanya 1,6% yang ditujukan untuk level pendidikan tinggi. Minim investasi tapi berharap output jumbo. Jangankan bersaing sama negara maju Jepang dan USA, sama India atau Vietnam aja kalah. RIP amanat UUD untuk mencerdaskan kehidupan bangsa...
Seharusnya gaji DPR tuh dipotong yaaa kan...
itu sama macem mengharap walikota gubernur nga korupsi , tpi biaya kampanye sd 500 milyar
mengharap si walikota gubernur yg pake modal pribadi untuk bangsa dan negara ,
Saat sekolah di negara maju, dan bekerja semua normal sesuai dengan science yang realistis sehingga mudah maju. Saat pulang, semuanya berubah karena terpengaruh pola pikir irrasional sekitarnya, sehingga ikut2an irrasional, nggak efisien, dan kurang produktif.
Benar. Hidup dan kuliah di negara maju, semua serba teratur dan produktif, kenapa? Karena lingkungan yg mendukung.
Begitu pulang ke Indonesia, kembali lagi ke "kebiasaan lama". Kenapa ? Karena lingkungan, teman kerja, sistem, dan lain lain.
Siap siap untuk shock culture buat teman teman yg akan pulang ke Indonesia.
Makanya banyak yg betah kerja di luar negri termasuk yg terjadi terjadi di lpdp itu, yah kaya begini lah
Terima kasih kepada author atas paparan yang sangat insighful ini.
Beberapa hal yang bisa dinoted dari talks ini:
A. tentang Mahasiswa/student:
- di AU, student datang ke kelas merupakan momen yg ditunggu-tunggu karena niat untuk menuntut ilmu. Didukung dengan apabila student bertanya di kelas teman yang lain tidak mengganggap memperlama perkuliahan. Ini sangat penting karena anda bayar kuliah untuk mendapatkan ilmu tsb. dan dosen akan menjawabnya sebaik mungkin (itulah mengapa dosen-dosen pada S3 dikampus terbaik).
B. tentang dosen dan sistem di Indo:
1. Tentang gaji, kalau dikampus TOP (PTN/PTS) mostly udah oke dan tidak masalah lebih rendah dari AU, kerena pengeluarannya pasti beda antara 2 negara tsb.
2. Mengingat tugas di indo adalah tridarma tentu ini sangat membebani. sebaiknya tridarma adalah tugas universitas bukan individu tiap dosen. sistem di Indo bisa mengadopsi perekrutan dosen dari pemaparan diatas: bisa teaching dan riset, leardership, atau kombinasi dengan persetase yg jelas dan tidak memberatkan. saya percaya Riset yg high quality keluar dari kreatifitas yang otaknya tenang dan tidak terbebani.
3. Hal penting: Dosen-dosen di Indo masih banyak pada kaget dengan penulisan artikel ilmiah bereputasi tinggi (tapi banyak yang sudah biasa, khususnya yang kuliah dikampus top dalam dan luar negeri). Didukung dengan mindset yg sangat berbahaya (yg mungkin masih banyak (?)) yang penting prestasinya tanpa melihat prosesnya benar apa tidak. jadi research ethics dan publication ethics diabaikan, plagiarism, jurnal predator, pancutatan nama tanpa izin sebata-mata untuk menuju Scopus.
4. Last but not least, kebiasaan yang penting tugas dilaksanakan tanpa tahu kenapa tugas itu dilakukan. contohnya saat konferansı seperti yg dibahas divideo. pokoknya presentasi kelar terus pulang atau jalan-jalan. Padahal dari situ kita bertemu orang-orang penting yg ekpert dibidangnya. kita bisa membuka peluang kerjasama riset sehingga riset kita lebih impactful kedepanya. bahkan dari situ kita bisa membuka kerjasama lebih luas seperti pembuatan jurnal bersama, program exchange bersama ke tempat kolega baru tersebut (misal di Eropa, US, dkk.), pembukaan program doble degree dll.
Saya dosen PTV Swasta di kampus kecil di Pontianak. 10 thn jd dosen, ada 4 artikel scopus, hrs cari biaya mandiri utk publikasi, dan kami bahkan gx dpt reward publikasi. Semangat saya utk belajar dan melakukan penelitian sangat besar, kadang gw mengesampingkan "kewajiban" Publikasi dll, saya berfokus mencari ilmu, aplikasi dan ke bermanfaatannya utk mhssw, dan masyarakat binaan. Semoga rezeki thn ini keterima beasiswa/PhD project, aamiin.
Banyakin konten edukatif seperti ini kak, ini sangat bisa membantu mahasiswa yang bercita-cita menjadi dosen untuk mendapatkan gambaran secara luas dan mengetahui sesuatu hal berhubungan dengan profesi dosen yang jarang dishare di publik
Saya respect kepada para dosen dengan kualitas terbaik seperti ini.
Mereka berjuang dengan gigih dan memang punya kompetensi yang mumpuni.
Tapi kadang sya agak miris sama dosen2 tiktok yang sok oke di konten mereka. Bukannya ngonten ttg pendidikan malah cuma ngonten gaya-gayaan aja.
Mereka ngajarnya di univ kelas C D E lho.
Coba tuh bandingin sma Dosen yang ngajar univ kelas A, pasti kontennya pendidikan atau setidaknya mendidik.
Btw, saya juga punya TikTok kok 😂
@@shofiaishar konten Ibu mendidik, Bu. Jadi bukan yg sya kritik. Justru saya apresiasi
Pantesan ya, setiap saya nonton open course beberapa Uni di LN yang dibagikan di YT, kesan pertama yang saya dapatkan adalah para dosen ini seperti orang yang benar2 hatam dengan subject paparannya, dan benar2 well prepared. Ilmu yang diajarkan tuh kayak penuh, ga bolong2. Otomatis langsung saya bandingkan dengan pengalaman kuliah saya sebelumnya, dan pengalaman saya jadi dosen. Sepertinya bukannya kita tidak mampu seperti mereka, namun kurang di support oleh sistem pendidikan yang mensejahterakan. Saya berharap kita terus semangat, dan terus berkontribusi memajukan pendidikan tinggi di Indonesia. 🙏🏻
kalo pengalaman saya pribadi sebagai dosen, yang buat susah itu sebagian motivasi oknum dosen dan kita terlalu banyak mengajar bermacam mata kuliah yang sebenernya kita gak khatam2 banget. kalo case di top 3 uni di indonesia yang ngajar nya sedikit dan terfokus dengan keahlian nya ngajarnya juga seru
Sedikit views, but please still make content like this. Kita butuh orang-orang yang masih membicarakan isu-isu seperti ini.
Jgn lakukan sesuatu dgn serius jika duitnya gak ada, mengajar, meneliti dan mengabdi hanya sekedar menggugurkan kewajiban - pesan dari dosen senior
Voting gaji dosen dibawah - 1.000.000-500.000
Mana suaranya bapak/ibu
Kami siap menerima beban yang banyak tapi siapkan lah honor kami yang sesuai...
thank you Kak Shofia udah buat channel ini, aku suka analogi yg disampaikan Kak Fairus Muthia, bahwa di Indo karir dosen selalu mengarah secara vertikal, sedangkan di luar balance secara horizontal.. ini yg jadi kegelisahan mendasar saya 2 tahun terakhir, mengapa kajian penelitian di luar sangat spesifik dan fokus thd isu-isu yg terkini... dan krn saya suka penelitian, disisi lain saya ragu apakah bisa menjalani kehidupan dosen yg sangat multitasking... terima kasih kak sdh menjawab pertanyaan besar saya ttg karir dosen di Indonesia...
untuk gaji, bisa dikonversi ke satuan kilogram ayam :D karena ayam cukup umum jadi sumber protein hewani di negara-negara di dunia, n harga sewa kos.
di indonesia taksiran gaji dosen per bulan Rp 5jt = 200 kg ayam / 41 kg sapi / 350 kg beras / 5 kosan nyaman per bulan, di ostrali gaji dosen per bulan 7500 AUD = 576 kg ayam / 500 kg sapi / 1875 kg beras / 4 kosan nyaman per bulan,, Australian Code for the Responsible Conduct of Research mungkin bisa dijadiin patokann buat di indonesia. Setuju banget soal yang revolusi mental / karakter, dan ini beneran harus difasilitasi. Mentalitas instan dan gak sabaran itu jadi akar di banyak masalah gede tentunya kayak kriminal, kecelakaan, kerusakan lingkungan, dsb., dan selain penegakan hukum, kuncinya pendidikan masyarakat yang efektif menjangkau semua lapisan. kalo formal sepertinya teknologi sekarang sudah sangat memfasilitasi mahasiswa dan dosen belajar mandiri mencari apapun passion nya
Terima kasih sudah membuat video sharing seperti ini. Barokallahufiikum..👍
Sebagai Dosen LB, kami tetap semangat berbagi pengetahuan... 🤓
gaji dosen 100jt sebulan di luar negeri, emang orang bule eropa sangat menghargai manusia.
Kak ini aussie...
Sebagai mantan dosan saya cuma mau bilang, gaji dosen sekarang sudah sesuai sama kwlitasnya. Banyak dosen modal gelar doang kwalitas ngajar ga ada.
Saya juga pernah jadi dosen dan mahasiswa jadi lumayan paham boroknya dosen lokal, apalagi yang diluar jawa.😅😅😅
mantan? waaahh hebat ini. Terus sekarang alih profesi jadi apa kalau boleh tahu? Saya ada niat seperti itu juga cuma masih nimbang2
Lagi sekolah s3 di taiwan, gak cukup scopus. Harus Science Citation Index Expanded (SCIE). Semangat Dosen Indonesia !
Itu yg aku alami, dosen baru status masih AA udah dikasih beban ngajar 13kelas + administrasi jd pincang di penelitian dan pengabdian krn hari2 habis di pengajaran dan pendidikan 😂
13 kelas atau 13 sks ?
Gak sengaja muncul di beranda, RUclips seperti tahu pikiran saya. Beberapa waktu lagi insyaallah saya akan menjadi dosen di Indonesia. Semoga channel ini terus berkembang, dan sangat layak karena kontennya daging.
Saya mengajar 8 kelas. Rabu 3 kelas dikali 2,5 jam. Kamis 3 kelas dikali 2,5 jam. Jum'at 2 kelas dikali 2,5 jam. Senin Selasa untuk bimbingan skripsi dan bimbingan lain. Yes, I'm struggling.
Sabtu ahad? You can guess what I have to do.
😁 semangat pak
Ada duitnya gak tuh pak
Kasih tugas aja pak gak usah masuk kelas auto A smua
@@bayugatra212-xh4ir Ada tambahan untuk kelebihan SKS. Hanya saja akhirnya saya sakit, masuk igd, lambung bermasalah, sensitif pada getaran motor dan dingin, mudah lelah, susah tidur. Ternyata sebab utamanya adalah syaraf tegang. Alhamdulillaah, karena sakit ini, saya belajar banyak ilmu kesehatan untuk awet muda. Thanks to dokter-dokter yg sudah sharing, sehingga saya bisa sembuh hanya dalam sehari (padalah sakitnya beberapa bulan karena belum tahu akar masalahnya) hanya dengan relax tidak memikirkan pekerjaan yg belum selesai. Saraf error, tubuh error, obat dan program diet apapun gagal total. Setelah saraf relax, sekarang sedang mencoba mengganti pola hidup dan pola makan yg lebih baik biar awet muda dan sehat terus.
Lekas sehat pak. Ouh gitu ya pantesan banyak dosen yg uban nya banyak. Di push pekerjaan ya
Terima kasih telah menghadirkan bincang-bincang seperti ini. Singgah nyimak sebagai selingan saat lagi kerja tugas. Dan jujur, jadi termotivasi lagi untuk mengoptimalkan setiap project yang diberikan dosen. Tadi yang sempat dibahas terkait "etika riset". Aku kuliahnya S3 dalam negeri, ada satu hal yang menurutku esensial untuk dihadirkan dalam kurikulum. Hal itu adalah penguatan terkait bagaimana kita memandang penelitian itu sebagai wadah kita untuk berkontribusi terhadap keilmuan secara global bukan hanya untuk "kebutuhan administrasi", untuk dapat naik pangkat, untuk memperbaiki akreditasi kampus, atau segala hal yang berkaitan dengan administrasi. Sangat benar, bahwa persoalan ini memang bersifat kompleks. Fenomena ular kobra tentu tidak akan muncul tanpa pemicu tertentu. Dalam kelas, bahkan tidak sedikit dosen yang mengarahkan ke jurnal-jurnal tertentu, yang menurut hemat saya, pengarahan seperti itu seharusnya bukanlah hal tepat diberikan ke mahasiswa S3. Bagi saya, yang penting adalah penguatan cara pandang terhadap keilmuan sehingga kita bisa mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kita masing-masing. Jika setingkat perguruan tinggi masih ada banyak masalah disana termasuk di kalangan para Guru Besar, dosen-dosen, atau termasuk dosen-dosen calon Guru Besar, bagaimana kita bisa berharap banyak untuk kualitas pendidikan di jenjang Pendidikan Menengah ataupun Pendidikan Dasar. Rasa-rasanya memang kita disibukkan dengan mengejar hal-hal yang berorientasi administratif. Mungkin itu juga alasannya kadang ada pengajar yang mengisi kelas, meminta namanya dicantumkan dalam setiap artikel mahas*swanya (walau tanpa kontribusi apapun) bisa jadi karena alasan administrasi (akreditasi). Jadinya kita hanya puas dengan tampilan angka-angka yang melejit, tapi sebenarnya kita belum bergerak kemana-mana. Tapi walau demikian, tentu masih ada harapan. salah satunya dengan memperbanyak ruang diskusi seperti ini dan beharap orang-orang menduduki pemangku kebijakan adalah orang yang paham dengan dunia akademik.
panjang banget gini ngetiknya. Jangan2 copas 😂
Turnitin dulu 😂😂😂😂
@@hafizhaKSA Terima kasih telah berkenan memperhatikan komentarnya. Monggo dicek diturnitin mba....dengan senang hati biar sekalian bisa lihat hasilnya. Diskusinya bagus ada saja idenya buat nyelipin comment negatif.
@@mutmainnauniversitassulawe6599 khas orang indonesia. Gak usah terlalu sensitiflah. Udah mending dibaca dan diberi komen. Ke laut aja bu. Gak ada juga orang lain yg mau baca komenmu yg kepanjangan dan out of place gini.
@@hafizhaKSA 😎
PR Pemerintah untuk meminimalisir hal2 yang bersifat administratif,
bener2 wasting time juga menurutku..
dan pada akhirnya mengorbankan esensi profesi yang bersangkutan.
gak bisa. pemerintah tidak mau lagi menggaji pegawai administrasi. Makanya dosen dikorbankan dengan ancaman tidak dapat honor ini itu kalau administrasi tidak lengkap. Padahal kerjaannya yah berulang tiap semester
Terimakasih atas kontennya bermanfaat banget, memang ya untuk memajukan pendidikan Indonesia itu berat banget, guru gaji minim belum lagi kualifikasinya lulusannya nggak semua terjamin terus ukt mahal dengan dalih untuk fasilitas kampus tapi nyatanya nggak maksimal juga. Pusing2, kacaunya negeri ini tapi aku selalu berdoa semoga negeri ini nggak makin hancur
academic culture di Aussie dan banyak negara Barat bkn tiba2 atau baru2 aja terbentuk, tp juga melalui proses panjang dr abad 18 yg terus dibangun dan diperbaharui...ditambah lagi apresiasi pada profesi profesional yg sangat tinggi, serta impaknyaa pada renumerasi dan kesejahteraannya beda jauh dgn di kita...sehingga gaka da lagi tuh atau minim banget yg sdh PhD ngejar2 jabatan di kampus atau jabatan publik spt di kita...pertanyaannya apakah di kita ada kampus2 yg punya road map yg sedang menempuh utk bisa sejajar dgn kampus2 di barat?
Waduh senang sekali nemu channel ini.... jd kangen kampus sy di 2005 dulu.. 😅. Tua banget sy ya...wkwkwk...
Btw it is insightful talk... saya yakin anda2 nanti pulang ke Indo jd pemimpin2 yg handal. Smg pd saat itu Indonesia sdh siap menerima talenta2 muda berbakat spt anda2 ini. Sukses terus ya channelnya ....
Terimakasih komennya 🥰 Amiin..
generasi millenial nich
"It is not only about the seed, it might be also the soil"
nah itu klo di indo msh ada sebagian dosen yg menganggap pertanyaan kita sbg "stupid question" jd klo nanya lg krn memang pengen tau dan kita memang blm mengerti jadinya males nanya, dan akhirnya nyari jawaban sendiri...
Malah kadang, masa gini aja ga ngerti? Km ga baca? Ga belajar 😢
Pernah lagi. Tp aku anggap aku emang tolol ajalah
Sejauh ini yang benar di rasakan yaitu kejahatan intelektual berupa plagiat,bahkan PTS maupun PTN publik seolah melindungi peneliti tersebut pernah melapor di bagian perpustakaan respon melindungi penulis bahkan mereka berani membayar hak intelektual tulisan saya.akhir ini saya setuju dengan prof Zulfikar kalau dosen entah itu PTS maupun PTN di bebaskan dalam menulis ilmiah agar menuju jangka panjang dan bisa mencari sponsor untuk biyaya tidak tergantung oleh kampus.karena kampus mempunyai masalah lebih kompleks
19:22 yamg disayangkan
22:44 Ethical misconduct
25:01 tidak ada percakapan intelektual
27:59 Terminologi pendidikan kerakyatan nya Ki Hajar Dewantara
Kak omg treasure bgt nemu your page! Amazed bgt sm diskusi kyk gini, auto subs! Thankyou kak ilmunya ❤️🔥
UNSW... kangen saya dengan kampus itu... publikasi di scopus non abal-abal itu berat... perlu proses dan knowledge yang baik... this show is great... ❤
Thank you!🙂
Saya zetri UIN Suska Riau.. sangat menikmati obrolan ibuk dosen ini keren.. sangat banyak insigh bagi Dosen di Indonesia...
kmren saya ditawarain ngajar di salah satu kampus sebagai dosen terbang untuk 1 semster, gajinya yang ditawarin ga masuk akal hanya 2.5 jt. akhirnya dengan cepat saya tolak, alasanya ya dengan kerjaan saya yang bebas tanpa terikat waktu dan tempat ini perlu waktu 1-2 hari saja untuk mendapatkan upah yg setara. kalau saja di tawari 5-10 jt mungkin saya ambil.
Baru pertama kali lihat channel ini trus nonton videonya, langsung subscribe karena berbobot bgt talksnya.. love it!
Ahh thank you, you’re so sweet! 🙂
Semoga mentri pendidikan selanjutnya bisa memperbaiki masalah ini smua😢😢😢 ingin lihat indonesia semakin maju. Cemas saya
Sebagai anak dosen (upn jugak) percaya aja mbak rejekinya barokah dan cukup, ilmunya bs diterpkan untuk mendidik anak, Satu lg benefit yg ga kliatan sbg dosen: pensiunnya 65th!
Kak, mau dong denger pov nya guru guru di australia dengan guru indonesiaaaaa🙌🏻
wah ga sengaja ketemu channel bu dosen. dulu sering banget ketemu videonya di tiktok. 🙏🏼
Wah terimakasih sudah mampir di Channel saya ya.. 🙂
Konten menarik, langsung wawancara dosen indo yg masih belajar lagi di LN. Pokoknya keren & banyak insight dalam ranah pekuliahan & perdosenan indo - Australia 🎉👏
Gila sih obrolannya isinya daging semua.
Makasih komennya 🙂
kerennn bangettt pembahasannyaa, sangat menginspirasi 🎉🎉🎉
Still has long way to go, Terima kasih sudah mengangkat isu ini dengan cara yang baik ❤
What a great talks! Fresh & mencerahkan. Sukses selalu dan makin banyak konten2 bagus ttg perdosenan 🎉
Tradisi riset d kampus baru sebatas sarana cari cuan..belum murni sebagai pengembangan keilmuan
Buanyak dosen tidak tahu menulis. Hanya ahli copy paste. Juga metodologi hanya copy yg lama padahal salah. Kurang paham statistik; coba lihat tesis disertasi yg banyak salah.
Dulu rencananya dosen UMM semuanya magister/s-2, minimal.
menarik sekali bahasannya Ibu..
Waahh baru nemu konten kaya gini,smoga aku bsa melanjutkan pendidikan sampai titik darah penghabisan
masalah di perguruan tinggi ini terlalu komplek harus diurai satau persatu benang kusut ini,
Betul, honor ngajar gk seberapa, pembagian ngajar juga gk merata
Sebaiknya mentri pendidikn dari muhammadiyah saja, mrk sudah sangat berpengalaman mengelola institusi pendidikn puluhan tahun
Tapi biayanya naik 700 % wkwkwk
Gaperlu mengunggulkan suatu golongan, berdoa saat ini yg paling memungkinkan semoga terdapat perbaikan dan kebijakan regulasi sambil bertindak dengan langkah kecil ke lingkungan sekitar terkait regulasi pendidikan yg masih bisa dilakukan
Sudah pernah gaes, awal pak jokowi jadi presiden. Pak Muhadjir Effendy
anda ini gatau ya , itu murid sd smp sma di sekolah muhammadiah di bayar pemerintah 900 ribu per orang pertahun
dana bos 1 sekolah muhammadiah itu di bayar pemerintah 300 400 juta 1 sekolah
belum lagi gaji sertifikasi dosen muhammadiah , minta proposal bangun toilet rkb dll , tunjangan guru , sertifikasi guru
muhammadiah kalo nga di subsidi negara ? nga mungkin seperti skarang
Masih menyimak dari kampung kecil di Tanah Air
Pada intinya permasalahan ini berangkat dari ATAS. Andai saja semua pemangku kebijakan konsern dengan pendidikan di Indonesia, saya pikir masalah-masalah ini bisa di atasi. Jadi lebih enak makan gratis atau pendidikan gratis ? 😅
Pinter banget bu dosen hijab batik
Baca komen2 di sini jadi berasa validasi pikiran dan pengalaman kita selama ini... Mantap mbak bahasannya. Seru denger mbak Yessi dan mbak Fai. Dulu pernah juga curhatin masalah ini sama mbak Yessi sambil makan siang haha.
Relatable ya mbak buat para dosen.. 😁
Kalian hebat kak.....jgn berhenti utk selalu berbagi dan inspiring others
Nyesel gua dulu kuliah, dosen yg ngajar kita, kita gak bs milih, mana dosenny kayak mbah2 smua, harus persis sama buku, hafalan, padahal ptn ,
udah gak percaya universitas di indonesia...
banyakin konten ini kakk❤❤❤
IKU dosen bergantung pada penghasilan lulusan? Gimana caranya dosen bisa berusaha mencapai suatu target yang bahkan dia sendiri gak punya wewenang untuk mengendalikan hasilnya? Emang dosen bisa ngatur perusahaan buat nerima mahasiswa dan ngasih penghasilan sekian? Kacau sih kalo IKU ada yang begitu 🤦🏻♂️
Pernah ngerasain ini, bertanya lalu dianggap pertanyaannya stupid question
Materi berbobot terima kasih atas ilmunya
its a good insight
Nungguin video academic talks lainnya.
InsyaAllah upload every week 🙂 Thank you for your support
Saya dosen lulusan s2 Eropa. Tapi gaji masih 1 jutaan
huaa :'') jadi kepikiran untuk gajadi dosen setelah lulus :")
Soalnya jadi dosen di Indo
daerah mna kak ? jadi kepikiran gak jadi dosen deh
@@vunx_3963 NTB kak.. kalo saran saya cari di kota kota besar kalo mau jadi dosen. Lebih dihargai. Rekan saya ada yg tinggal di pelosok NTB tapi jadi dosen di salah satu univ di jakarta, ngajarnya online. Hidup di pelosok tp gaji Jakarta. Lebih enak
itu mas bulan 7 buka cpns
saya dlu gaji per sks 30 ribu , wkwkwk
padam mas dapur , harus cawe cawe lagi
Apa yg mmbuat indonesia tdk bisa niru gaya ‘eksploitasi’ dosen sprti itu ya?
masih mending ketimbang dosen yg cuman numpang nama kak dan jadiin riset tugas akhir anak muridnha jadi risetnya
Lha itu kan simbiosis mutualisme. Mhs perlu nilai dan lulus, dosen perlu kum untuk naik pangkat... 😊
lebih parah lagi... minta mhs bayarin ke jurnalnya supaya bisa publish 😂😂😂
Nice info, thank youu
Tambahan ya kak.. Jika mencari literasi ilmu tolong cari latar belakang ilmuwan Islam, angkat Ilmuwan2 islam yg mumpuni dimata dunia, banyak kok ilmuwan2 islam yg jenius krn duluan mrk dr pd ilmuwan Barat. DAN Teori mrk sejalan dengan hidup kita ga kaya ikmuwan Barat yg tampak hebat tp sbnrnya konsep mrk ga nyambung dgn hidup kita, jangan mutu saja tapi sudah saatnya iman kita dikenalkan melalui penelitian kita agar kita bangga dengan ilmuwan2 yg sejalur dgn iman kita yg diambil utk penelitian krn kita hrs bangga pk ilmuawan2 islam yg latar blkgnya jelas dr islam tp kalau sperti Ivan Pavlov itu engga banget ya buat dijadikan rujukan oenelitian krn background dia aja menghamili tukang cucinya dan membuang anak2nya jd bgmn bisa dia diambil rujukan sbg ilmuwan yg hebat jika background hidupñya aja tdk bisa dipertanggungjawabkan sm Tuhannya.. Wallahu 'alam
Alangkah baiknya jgn berbicara beban kerja. Sbb itu mmng profesional kita. Sebagai gelar "dosen" dewanya ilmu. Mngkin tak akan membicarakan fee dgn beban kerja. Nnt bisa lupa,apa setiap lulusan dan krya ilmiah kita benar berhasil. Mohon maaf para "dewa"
coba berbahasa indonesia yg benar. Anda ini nyaru jadi dosen padahal tata bahasa tidak seperti dosen 😂😂
uhuyyyy semangat kak faiz
Mantap
Keren kk
Suka konten kakaknyaa
Makasih 🙂
tridarma perlu direvisi sih,
sekarang tridarma + tugas administrasi bejibun dan berulang
Masyaallah
Sukses terus chanelnya mba
Masha allah tabarakallah ❤❤❤
Konsep dasar penggajian dosen DN dan LN udah jauh beda.
Mrs Yessi dosen PA S1 🤩
Saya dosen tapi gaji masih 1 juta an.... Sama kayak guru SD ....
lha bagus gaji 1 jutaan,saya gaji pokok 0 wkwkwkwkwk
Sabar ya kak 😢
Sy juga dosen di fak kedokteran. Gaji hy honor dibyr per semester..
Ya gitu
Sama saya juga dosen gaji 1.8 juta per bulan
saya juga ditawari 2.5 juta terpaksa saya tolak, tapi ya saya dosen terbang yang ditawarin jadi persemster. problemnya kita S2 untuk mendapatkan uang 1 jt itu terbilang sangat mudah karena pengetahuan kita diatas yang lain.
yah kalo di indo kan UKT nya rendah, mana bisa dosen disuruh riset....
tp dipaksa dan diancam
❤❤❤❤❤
aman pajak ga tuh bu ? hehe
Still has long way to go - jangan fomo -
Serius nanya, tujuan kalian2 ambil kuliah sampe S3 bahkan sampe di LN itu apa sih? apakah ilmu S1 atau S2 kalian gak cukup untuk modal MENGAJAR mahasiswa S1? dan balik lagi ke awal, tujuan menjadi DOSEN...
My goals are to be a thinker/philosopher, a problem solver, and an innovator. Because you can never solve a problem if you can't identify it. You can't identify a problem if you're not able to think critically. And you can't be an innovator if you haven't done both.
simply say mereka haus ilmu dan passion buat meneliti nya tinggi. bukan cuma buat sekedar ngajar doang tpi bikin penelitian biar jdi critical thinker, bisa berkontribusi juga penelitiannya. contoh kek dr. carina joe, ilmuwan astrazeneca indo
People call me dosen now, called me teacher, a while ago, called me instructor long ago. I am so loyal with my S-1 that have never attempted to get another. The thing is learning n teaching are two of my passions.
menurut saya tampa menafikan sifat manusia
para dosen kuliah s3 ya buat naik pangkat, naik pangkat menaikkan kesejahteraan
kalo uda s3 bisa ngajar s2 , kredit lagi
tapi apa salah , ya nga lah
manusia kn harus terus maju
sisanya ada juga alasan S3 nya di LN itu buat experience atau gengsi sesama dosen
tapi nga semua gitu
di aturan dikti, dosen lebih didorong untuk ambil S3 karena lektor kepala, kalo diluar associate professor itu harus S3
dosen di Indonesia,,,syariah,,pskE A, I,, buat, bahan msteri, matakuliah,," ,MeTHODe, ",whitboard ,,spidol unyi unyi,,kik ki ki ki kik kik jangan kasih masuk,, Dinas,,, ,,biaYa2 dana2 singgah maKan coto ubi sarebba dEng siJa,,,,warkop,,daSi panJang LEbar,,
Omong opo to Pak
Ini bahasa alien?