Ada stereotip dimana anak IPA adalah anak yang cerdas dan anak IPS adalah anak yang tidak bisa masuk ke IPA. Itu dipakai sampai perguruan tinggi dimana program studi eksakta hanya bisa diisi oleh anak IPA dan program studi sosial tidak hanya diisi oleh anak IPS tapi juga anak IPA. Bahkan ada pemikiran yang lebih ekstrim lagi: anak yang pintar matematika adalah anak yang sempurna kecerdasannya dan kecerdasan diluar itu (matematika) adalah kecerdasan yang tidak berarti apa-apa. Masuk akal mengapa di Indonesia semua orang ingin jadi dokter atau insinyur, karena kita akan terlihat cerdas jika bekerja pada bidang eksakta. Kalian orang-orang sosial tidak masuk hitungan cerdas di Indonesia.
Yah, saya sependapat dengan anda. Kira-kira jika kita melihat keadaannya sosial dan hegemoni budaya saat ini, apa yang menyebabkan anggapan seperti ini bisa muncul pada awal nya.
betul akibat pandangan sesat ini, semua orang yang bukan bidang matematika dianggap bodoh orang yang bisa 5 bahasa asing tetap dianggap bodoh orang yang bisa melukis realistis tetap dianggap bodoh orang yang berprestasi dalam olah raga tetap dianggap bodoh dan tes IQ juga mengandalkan nilai hitung-hitungan bukan penalaran atau emosional
Setuju. Juga diperkuat dengan cerita2 film di Indonesia. masih inget film tahun 90an berjudul Catatan si Boy? nah, itu ceritanya si jagoan nya, alias si Boy ini digambarkan sebagai pemuda yang tampan, dan juga pintar krn kuliah di jurusan teknik. kemana2 bawa atau menyandang drafting tube (tabung penyimpan kertas ukuran besar gambar2 teknik, yg bisa disandang kayak tas). shg dgn gambaran si Boy sedemikian, begitu sempurna, dan menjadi idola para cewek. Secara gak langsung film tersebut mendeskriditkan anak2 jurusan diluar eksakta. apalagi udah jurusan nya IPS misalnya, jelek pula. makin ancur image nya. ini membuat semacam efek rasa minder bagi anak2 yg terjeblos ke jurusan IPS, yg mana anak2 yg masuk IPS di tahun2 90an itu rata2 yg nilai raport nya rendah. Saya termasuk korban kejeblos masuk IPS gara2 nilai semester 1 dan 2 nya rendah, shg pas kelas dua SMA ya masuk IPS.
Jujur saya ikut beberapa kali,, pertama ketika smp dan hasilnya 124, lalu ikut lagi dan hasilnya meningkat,,, dan terakhir hasilnya diatas 150... 😊,, saya juga pernah juara 2 olimpiade matematika tingkat kabupaten... Lulus smk langsung kerja di industri karawang, setaun pindah ke BUMN, 2 tahun pindah lagi ke perusahaan asing di Jakpus,,, gaji lumayan,,, dapat fasilitas hotel,,, setelah 2 tahun resign lagi 😂😂😂... Tapi resign karena saya anak tunggal dan harus merawat ortu di kampung.... Sekarang Alhamdulillah, lebih memilih jadi satpam pabrik dekat rumah, biar bisa dekat dgn ortu... Meski gaji selisih hampir 7x lipat,,, tapi demi ortu saya ikhlas... Jadi IQ jng dijadikan patokan sukses,,, nilai IQ saya diatas 150 sekarang jadi satpam... ❤
Tapi pernah merasakan kerja di perusahaan asing. Itu keren pak, meski sekarang tidak dihargai. Itu kaya Mark Zuckerberg dibilang DO dari MIT. Trus mau ditiru sama bocil yang ngitung aja susah payah dan mereka PD bilang pendidikan gak penting😅
Nah ini contoh penurunan iq karna komen kesini, yang isinya orang orang seperti itu. Dan sepertinya kondisi kita sama cuma gw ngga punya perstasi yang sama. Jadi mari menikmati hidup bersama-sama
Miriplah anda sama cerita salah satu orang dengan IQ tertinggi di dunia 'Christopher Langan'. IQ nya 200-an. tapi dia justru nyaman bekerja cuma jadi satpam bar. Baru pas pulang ke rumah hobinya menulis buku-buku ilmiah.
Teringat pak yohanes surya , yang mengajar anak anak di papua yang mungkin kita anggap tertinggal pendidikan nya , namun beliau mampu mengantarkan anak didik nya ikut olimpiade fisika Membuktikan bahwa setiap orang cerdas bila pendidikan nya tepat
@@aseppalapon4306 dulu saya kalau lagi kerja sama orang yg logika nya rendah, yg saya salahin pasti lgsg orang nya, bukan sistem pendidikan nya. Tapi setelah saya liat fakta data iq rata" di pulau Kalimantan, saya terkejut kok bisa daerah Kalimantan yg masuk kawasan Malaysia, dan Brunei punya IQ yang lebih jauh tinggi bila dibandingkan dengan Kalimantan yang dipegang indonesia, padahal geografis, cuaca, bahkan suku nya itu bisa terbilang sama. Disitu saya ambil kesimpulan bahwa peran negara itu besar buat naikin SDM warga nya, jika ada orang yang bodoh itu bukan murni kesalahan masyarakatnya, tapi memang pemerintah belum bisa mencerdaskan bangsa.
Dari penjelasan dan contoh yang diberikan pak Guru Gembul. kecerdasan yang tidak bisa dibantah lagi dari bangsa ini adalah mengakali data, apapun dimanipulasi.
Hasil tes IQ rata rata 120 tapi lihat kenyataan sehari hari peraturan lalu lintas dilanggar, naik motor sambil sebat, bus sudah expired masih bisa beroperasi berakhir rem blong dan membuat 4 orang jadi 2D, anak siapa gitu eh ganti hukum bisa isi posisi di pesawat jet pribadi, bos rental di akupuntur timah terbang, nantinya kasusnya hilang dan ya sudah saja begitu lagi, antara masyarat desa konoha terlalu baik apa kecerdasan nya memang menyerupai simpanse? Jangan jangan hasil tes IQ 120 juga rekayasa?
@@LexicroftAlpha😂😂, memangnya kalau negara yang orang² nya ber IQ tinggi itu tidak ada yang melakukan kriminal/kejahatan? Di Malaydesh sahaja yang katanya mengaku ngaku ber IQ tinggi ada kasus kriminal/kejahatan kemarin ada orang malaydesh pengedar dadah tertangkap di Thailand, Kasus penembakan di depan kedai makan sehinggakan mangsa tewas 3 orang, rasuah 1 NDB.
@@LexicroftAlpha😂😂😂 memangnya kalau negara² yang orang² ber IQ tinggi itu tidak ada kasus kriminal/kejahatan?. Di Malaydesh sahaja yang katanya mengaku ngaku ber IQ tinggi ada kasus kriminal dan kejahatan, kemarin lagi dan lagi ada orang warga negara malaydesh pengedar dadah tertangkap di Thailand, Kasus penembakan di depan kedai makan sehinggakan mangsa tewas 3 orang, kasus rasuah 1 NDB.😂😂
Berdasarkan hasil tes IQ, salah satu anak saya IQ-nya di bawah 100, sehingga dia sempat kena mental. Padahal dia selalu juara kelas di SMA-nya. Untunglah saya bisa membuat dia bisa PD kembali. Anak saya yg lain, berdasarkan hasil tes IQ, hasinya 132. Anehnya dia tak pernah juara kelas di SMA. Namun, berdasarkan pengamatan saya, memang dari segi penalaran dan emosional jauh lebih baik. Tolong jelaskan fenomena itu, Pak Guru.
tes IQ itu hanya salah satu variabel ,meskipun tes IQ nya tinggi ,kalau nggak pernah belajar ,ya sama aja boong ,begitu pun sebaliknya ,di tambah model pendidikan di Indonesia yg menekankan hafalan di bandingkan pengertian dan kreativitas .. kalau melihat sistem pendidikan Indonesia di bandingkan negara maju ..jauh bagai langit dan bumi ,seperti misalnya Finlandia yg model pendidikan nya no 1 dunia ,anak setingkat SD saja sudah bisa berdiskusi dan mengkritisi gurunya ,bahkan di tengah waktu guru menerangkan pelajaran ,siswa SD itu bebas ,minta izin ke gurunya untuk tidak mengikuti pelajaran karena bosan atau malas ...dan gurunya tetap membolehkan keluar asal tetap di lingkungan sekolah,dimana di luar kelas fasilitas kretivitas tersedia semua ,misal kan berbagai jenis olahraga ,musik ,game ,fasilitas kuliner dll... jadi meskipun IQ seorang anak rendah ...di bidang lainnya malah bisa menonjol ..tes IQ itu akurat untuk satu kecerdasan kongitif ,kalau hasil survei rata rata IQ anak Indonesia 78,49 ,itu suatu kenyataan saat ini ,dan IQ seseorang tidak statis ,bisa di rubah dengan sistem pendidikan yg lebih baik ,kalau kenyataan ini saja tidak di percaya dan di sangkal seperti pernyataan Wamen pendidikan prof Stella, bagaimana mau memperbaiki nya ??
Saya pernah ngintip hasil tes IQ teman-teman yang keterima di salah satu PTN 3 besar se-Indonesia. Ada kok yang di bawah 100 tapi ga masalah mengikuti pelajaran dan lulus. Saya sendiri hasil tes terakhir 135, lemah sekali sama pelajaran hafalan dan justru nyaris DO. IQ cuma menghitung logika dasar, dia ga menghitung apakah seseorang punya mental yang bagus, rajin atau engga, dan konsisten atau engga. Dari pengamatan sepintas yang saya alami, juara-juara kelas pun lebih sering bukan yang IQ nya paling tinggi di kelas. Meskipun yang IQnya tinggi mungkin bisa sedikit lebih cepat menangkap pelajaran, hal itu ga ada gunanya kalau anaknya malas belajar atau terlalu cepat patah semangat ketika menemukan kegagalan.
Berharap sih pemerintah (komdigi) membuat software utk extensions google bagi konten kreator yaitu memfilter komentar yg terindikasi mempromosikan juday lalu auto blokir, AI udh canggih, klo pemerintah yg buat attention dr konten kreator jd mudah, konten kreator muji2 komdigi, komdigi reputasinya bagus... Bisaaa lah yaaaa
Pak guru, saya adalah seorang psikolog. Di beberapa sisi saya memiliki kesepakatan dengan pak guru dimana tes IQ tidak boleh berdiri sendiri, dan harus dibersamai oleh tes psikologi yang lain sebagai confirmatory test. Juga tentang tes psikologi menggunakan sidik jari, sy pikir itu adalah salah satu simplifikasi metode mengukur kecerdasan individu, yang mana we should'n take the result seroiusly (psikotest sidik jari). Sharing pak y, IQ itu sendiri memang tidak merepresentasikan apakah seorang individu tsb pintar atau tidak, namun dinilai sebagai sebuah potensi kapasitas kecerdasan dari yang saat ini dibagi menjadi banyak sekali jenis kecerdasan. Dan lagi, tes IQ tidak akan pernah bisa berdiri sendiri dan tidak boleh mengambil keputusan apapun terkait individu hanya dari hasil IQ semata, tanpa confirmatory test lainnya, oleh karena itu ada sebuah rangkaian tes psikologis yg disebut battery test dimana seorang profesional berusaha mengukur aspek2 yang dimiliki oleh seorang individu, barulah profesional bisa menegakkan keputusan dari sana. Terkait self diagnosis pak, bahkan sampai saat ini saya juga sedang berusaha keras untuk menjelaskan masy untuk jangan melakukan itu krn emang dampaknya seberbahaya itu. Satu lagi terkait hasil psikotest yang terlampau tinggi, sy gak bisa memungkiri bisa jadi ada pihak yang melakukan hal tsb dg alasan2 tertentu. Namun pak, nilai IQ rata2 1 negara 106 bukankah memungkinkan bila ada individu yang punya hasil nilai IQ 90 si satu sisi dan 140 si sisi lain shg ketika dirata2 bisa ketemu nilai 106 tsb? (Angka 90 dan 145 hanya ilustrasi) sama seperti penjelasan bapak ketika pengggunaan gadget di indonesia rata2 6 jam iti berarti ada orang yg bisa jadi menggunakan gadget 2/3 jam dan 12 jam di sisi lain?
Saya pikir justru kita malah terjebak dengan konsep IQ tinggi atau rendah, kalau bisa kita kembalikan konsep awal diciptakan tes IQ sebetulnya bukan untuk melebarkan seseorang itu cerdas atau bodoh, tapi tujuan awalnya adalah untuk mengidentifikasi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat diberikan bantuan yang tepat. Jadi saya pikir apabila dapat diidentifikasikan dan diberikan bantuan yang cukup dalam hal belajar nilai IQ kemungkinan besar akan mengalami peningkatan.
@@anugerah3316 saya ingat ingat lupa, awal dari video tik toko yang fyp. Seorang wanita terlihat paruh baya memperagakan/memperlihatkan kompleksitas inferior. Dan ya, menggunakan data yang ternyata tidak kredibel, asal itu dari orang putih dianggap sumber kebenaran (pikiran orang Indonesia yang secara umum bicara belepotan prot-prot). Berkali-kali menebalkan kata-kata "simpanse" . Gara-gara 1 video, satu Indonesia terjebak dengan konsep iq adalah alat ukur mutlak untuk kecerdasan.
11:57 beberapa bulan kemarin Adik saya ikut tes Minat Bakat (bukan tes IQ sih namanya). Dan jujur saja, hasilnya sudah terprediksi. Adik saya baik dalam bidang matematika, logika, dan hitungan. Tapi adik saya agak kurang dalam bidang sosial (sosial secara bahasa bukan mata pelajaran). Dan sangat kurang di bidang bahasa. Dan memang dari pengamatan saya selama ini, adik saya memang menonjol di bidang hitung-hitungan tapi sangat kurang dibidang narasi, dan adik saya memang introvert yang ga suka keluar rumah kecuali ada keperluan.
03:00 Sebenarnya ada 2 kenungkianan, IQ relatif turun karena skor ujiannya tetap tapi rata-rata untuk usianya terus naik karena seseorang tadi semakin bertambah umur, atau memang terjadi degeneratif atau penurunan skill Intinya jika kita tidak melatih fisik dan mental maka skor ujian kita bisa tetap atau menurun, dampaknya hasil IQ bisa seakan2 menurun.
@@ahmadnurhidayat626 sebenarnya sangat berhubungan, karena praktik dan teori harus beriringan. karena kalau tidak praktisi akan disitu2 aja kalau teorinya ngak kuat. tapi teoris ngak bisa aplikatif kalau ngak ada praktisnya
@@Rkap_Ozsalah total, IQ itu mengukur nilai kecerdasan seseorang dengan cara apakah ia paham dengan pertanyaan logika2 yang ada. Paham akan pola2 yang diberikan dan bagaimana penyelesaian masalahnya. IQ disebutkan ada sejak lahir dan tidak mungkin bisa berubah. Sedangkan skill, teori dan praktek bisa dilatih dan dipelajari. Bisa meningkat dan bisa berkurang.
@PHyN1151 sebenarnya itu kenapa ada EQ dan CQ. Alasan dites disaat masih sekolah dan pelatihan agar bisa merumuskan program terbaik. Idealnya gitu. Secara teknis kalau pelatih tidak menuntunnya, seharusnya pelajar sendiri yang membuat kurikulum untuk dirinya sendiri. Ingat ini idealnya.
Orang Indonesia ....Mungkin bukan IQ yang naik, tapi tingkat kepercayaan dirinya yang makin bertumbuh.... Sebelum tahun 2000an _justru lebih sedikit orang yang menyadari potensi dirinya, _lebih banyak generasi yg tertekan oleh ikatan tatanan sosial (ekapresi diri tertahan) Namun setelah tahun 2000an; _justru makin banyak orang menyadari potensi dirinya, _lebih berani mengekspresikan personalitas dirinya _memiliki kemampuan menakar kemampuan dirinya Barangkali itu juga yg mempengaruhi mentalitas dan optimisme kolektif masyarakat saat ini, ditambah aspek keterbukaan media sosial turut memajukan wawasan berpikirnya sedikit demi sedikit
Sebenarnya IQ merupakan perbandingan skor ujian dengan skor rata-rata usia saat ujian Misalnya ada orang skornya ujian 300, terus skor rata-rata usia saat itu 200, maka 300/200*100. Hasilnya 150.
@Rkap_Oz Pernah nyimak pendapat seorang konsultan teat IQ di sekolah... ... satu kelas umur yang sama, kematangan berpikir responden itu bisa lebih awal/melampaui batas usianya.... ... tapi juga ada yg lambat memahami/hanya bisa memahami soal umum dibawah batas kematangan usianya.... Hasilnya; _ yang melampaui inilah tercatat capaian poinnya tinggi( IQ_tinggi) _yang capaian poinnya bagus pada soal sebatas usia dan dibawah usianya, inilah yg tercatat IQ sedang dan rendah _Soal2 test IQ pada dasarnya diklasifikasi berdasar tingkat kedalaman materi
Gw sebagai org tua tdk prnah melarang anak untuk mengeksplor apa yg dia senang pelajari ,tetapi sy hanya mengajarkan apa yg bagus dan apa yg tdk bagus,,cntoh kbanyakan org tua melarang anak.y menonton tiktok karena konten.y yg tdk mndidik tetapi dunia akan smakin canggih dan larangan yg kt berikan akan membuat anak kt mnjadi trtinggal, lbih baik kt mengajarkan etika,akhlak atau tatacara dlm menghadapi masalah dan menyelesaikan.y sehingga apapun nnti yg akan anak kt hadapi maka akan mudh mnyelesaikan mslah yg akan mmbuat otak anak terus brkembang
@@taufikhidayatlubis2890 terus nnti kalo dia mau belajar sosial media malah kaku, misal anak harus mmbuat konten tp gk tau cara.y gara2 gk prnh buka app.y , apalagi nnti zaman AI malah makin trtinggal
@@Andi_baskara itu kan contoh , lu gk baca ? Msak gw harus sebut smua platform, skalian aja gw sebut ms office word, excel, power poin, fb,ig, yt,vtube, tinggal lu tmbahain sndiri,, knp gw ksih cntoh.y tiktok,, karena tiktok paling bnyak pngguna.y di indo, dan konten.y yg kbnyakan tdk mndidik, maka disitulah kt akan mngajarkan anak contoh mna yg baik dan buruk tnpa harus membatasi.y , biar otak.y gk kolot,
Cerdas itu ada 2 sih menurut saya. 1. Cerdas karena genetika. Yg spt ini udah gak bisa diapa2in krn dimanapun dia berada dia pasti menggunakan otaknya diatas rata2 orang lain. 2. Cerdas karena tahu lebih dulu. Nah inilah yg sekarang banyak dibangun oleh guru2 sekolah dengan memberikan les atau bimbingan belajar. Hampir 90% lembaga2 les memberikan materi2 uptodate dibanding sekolah. Cerdas krn tahu lebih dulu juga berarti banyak membaca dan proses pengalaman
Saya berfikir justru orang2 indonesia itu cerdas dan ulet, bisa hidup tanpa bantuan finansial , perlindungan hukum, biaya keaehatan dari pemerintah tapi masih bisa bayar pajak ,kendaraan, bumi dan bangunan, ppn, dan pajak2 yg lainya.😊
Pak Guru, menurut saya dalam membahas ini perlu lebih kontekstual. Boleh wawancara dulu dengan para psikolog yang berprofesi sebagai dosen yang expert di bidang psikometri. Agar akhirnya secara tidak sengaja para netizen menyalah artikan pemahaman yang diberikan pak guru. Semoga menjadi perhatian ❤
18:00 nah makanya kepikir sih kalo di indonesia ini *SEAKAN* hasil dari pencapaian akademis2nya diberikan hasil yang *BAIK* oleh *SEKOLAH* / *INSTITUSI* pendidikan *JUSTRU* disinilah kita harus *TAKUT* disaat *SEBENARNYA* masyarakat kita *TIDAK* terlalu pandai / pintar, *TETAPI* *DIBUAT* seakan2 pandai / pintar
Bahkan untuk tahun lalu saya dengar ada ratusan ribu pelajar tidak tahu untuk membaca alias buta huruf, ngeri sekali sih ini Dan lebih banyak pelajar tidak mampu menghitung dasar 🎉 Saya bukan berbicara IQ tapi ilmu dasar yang harus dikuasai, kalau kayak gini generasi mendatang akan gimana?
Waktu smk skolah ngadain tes IQ 67😅.lamar kerja d BUMN ALHAMDULILLAH lolos (sebagai tenaga kontrak) yg pertama d antar temen skolah. Gada ordal.. Waktu berlalu 15 tahun, ada rekrutment pegawai tetap. Ada test... Yg lolos banyaknya pelamar pemula(baru lulus skolah). Jadi yg berpengalaman kerja slama belasan bahkan ada yg puluhan taun, gagal hanya karena "test" miris 😢
@gurugembul alhmdulillah,setelah melewati bbrapa kali test, skarang sudah jadi pegawai tetap. Tapi ya dengan resiko masa pensiun yg lebih cepat( tidak full) . Makasih pa GG
@@walhasbipraditiya8993 iya pa.. Yg jadi titik fokusnya sama dngn apa yg pa GG bicarakan.. Ko kmampuan seseorang d ukur hanya dengan "test". Klo dalam cerita sya, yg aneh itu knapa yg baru datang lebih d hargai daripada yg sudah belasan taun mengabdi. Yg sudah jelas ada kontribusi dan kopetensinya. Mungkin d tempat lain juga banyak yg seperti itu.
Yg terjadi itu pasti ada sebab, yg menyebabkan ilmu/kecerdasan seseorang ada itu sbnrnya bukan krn ras/bangsa, Cina itu bangsa/bahasa/negara, bukan yg lain, sikap, perilaku dan pengetahuan seseorang itu sbnrnya dipengaruhi oleh keadaan hati, bukan dipengaruhi oleh ras/suku, Intinya dalam hidup bersosial/bernegara itu sebaiknya obyektif, tidak menggunakan kata2 yg ambigu/multitafsir yg menyebabkan timbulnya perbedaan penafsiran, krn dari perbedaan penafsiran itulah perdebatan ada, dan dari perdebatan yg menyentuh ketenangan itulah keributan ada,
Bagaimana menakar hati / nilai moral seseorang? Dan kesalahpahaman itu pasti terjadi, mau bagaimanapun juga pasti akan selalu ada kesalahpahaman. Yang seharusnya dilakukan itu untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut, memahami pandangan satu sama lain supaya terjalin kesepahaman yang sama.
@PHyN1151 Ada yg bilang " yg terjadi itu pasti ada sebab, klo sebab trsbt diteruskan maka pasti ke sebab pertama atau penyebab utama, penyebab utama itulah yg dianggap menyebabkan segala sesuatu itu tercipta/terjadi, kenyataannya begitu, namun banyak yg ga berdasar kenyataan, banyak yg berdasar pernyataan2, Sesuatu/kata2 yg jelas itu lebih baik dari yg ga jelas, kata2 yg jelas itu seperti semut, telinga, satu dan yg lainnya, klo menggunakan kata2 yg jelas maka semua pasti memahami, sdngkn kata2 yg ga jelas itu seperti Tuhan, agama, surga, neraka dan yg lain, klo menggunakan kata2 yg ga jelas maka ga semua memahami, kata2 yg ga jelas itu sbnrnya bukan bahasa asli, dan kata2 yg ga jelas itu klo memiliki penafsiran lebih dari satu maka akan ada perbedaan anggapan/pendapat do masyarakat, perbedaan anggapan yg menyentuh ketenangan itulah yg menyebabkan perdebatan yg kdng berujung dngn permusuhan dan kekacauan, Semua ciptaan itu dasarnya sama namun takdirnya beda beda, awalnya sama, sama sama tidak ada/tidak hidup lalu diciptakan dngn takdir yg berbeda beda, bahannya sama, namun ukuran dan bentuknya beda2, sama sama dicipta dari tanah, air, udara dan cahaya, namun tempat dan proses penciptaannya beda beda, jadi segala sesuatu itu sbnrnya tak lepas dari penyebab utama, tak lepas dari kehendak dan ketentuan penyebab utama, Semua sudah diatur, semua sudah diatur, tinggal bagaimana kita, apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mau mengikuti/menuruti atau tidak, tapi perlu diingat klo sikap dan perilaku kita itu juga tak lepas dari kehendak/ketentuan sebab akibat yg sudah ditentukan/diatur,
@PHyN1151 Ada yg bilang " yg terjadi itu pasti ada sebab, klo sebab trsbt diteruskan maka pasti ke sebab pertama atau penyebab utama, penyebab utama itulah yg dianggap menyebabkan segala sesuatu itu tercipta/terjadi, kenyataannya begitu, namun banyak yg ga berdasar kenyataan, banyak yg berdasar pernyataan2, Sesuatu/kata2 yg jelas itu lebih baik dari yg ga jelas, kata2 yg jelas itu seperti semut, telinga, satu dan yg lainnya, klo menggunakan kata2 yg jelas maka semua pasti memahami, sdngkn kata2 yg ga jelas itu seperti Tuhan, agama, surga, neraka dan yg lain, klo menggunakan kata2 yg ga jelas maka ga semua memahami, kata2 yg ga jelas itu sbnrnya bukan bahasa asli, dan kata2 yg ga jelas itu klo memiliki penafsiran lebih dari satu maka akan ada perbedaan anggapan/pendapat do masyarakat, perbedaan anggapan yg menyentuh ketenangan itulah yg menyebabkan perdebatan yg kdng berujung dngn permusuhan dan kekacauan, Semua ciptaan itu dasarnya sama namun takdirnya beda beda, awalnya sama, sama sama tidak ada/tidak hidup lalu diciptakan dngn takdir yg berbeda beda, bahannya sama, namun ukuran dan bentuknya beda2, sama sama dicipta dari tanah, air, udara dan cahaya, namun tempat dan proses penciptaannya beda beda, jadi segala sesuatu itu sbnrnya tak lepas dari penyebab utama, tak lepas dari kehendak dan ketentuan penyebab utama, Semua sudah diatur, semua sudah diatur, tinggal bagaimana kita, apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mau mengikuti/menuruti atau tidak, tapi perlu diingat klo sikap dan perilaku kita itu juga tak lepas dari kehendak/ketentuan sebab akibat yg sudah ditentukan/diatur,
Setuju di menit 18:10, gk cuma Perguruan tinggi pak Guru, nilai rapot anak SD aja, juga lebay, cuma buat nyenengin wali murid aja...Sebagai ortu mah, tetep positive thinking aja,ngedidik anak2 sesuai jamannya berlandaskan agama yg benar, tetap semangat pak Guru, tuk Indonesia yg lebih baik😊yuuuk bisa yuukkk☺
pisau akan selalu tajam karena sering dipakai, pemilik selalu mengasah dan menempatkan pada posisi yang aman. ketika pisau untuk pajangan, nampak bagus tetapi ketajamannya belum teruji.
Saya pernah tes iq.. pernah 131, pernah 127, pernah 115.. Tapi di sekolah saya peringkat 37 dari 48 orang (10 dari belakang) 😂😂😂 Saya lambat memahami pelajaran, lambat memahami pergaulan, dan sering perlu dibantu contekan ketika ujian.. 😂 Ajaibnya saya satu2nya lulus um ugm, (itu ujian pilihan ganda), Ketika kuliah saya nasakom bertubi tubi... hingga suatu titik saya menemukan alasan kuat untuk bangkit dan belajar. Nilai saya mulai baik, mulai dipercaya mengajari teman, mulai dipercaya jadi asdos, mulai datang beasiswa s2, mulai jadi ketua angkatan, mulai disangka pintar, pas kerja mulai disangka potensial, mulai disangka bisa diberi amanah, mulai disangka bisa jadi manajer yang baik, mulai disangka bisa jadi direktur yang baik, mulai diberi project oleh klien klien karena disangka amanah.. Aslinya mah cuma insyaallah.. 😅
@ariesaryaputra2321 alasan bangkitnya cukup sederhana: dapat hidayah muak dengan masa lalu, pengen masa depan yang lebih baik. Saya percaya doa orang tua juga banyak berperan.
Indikator kecerdasan itu apa sih apakah: 1. Menguasai pengetahuan dibidang tertentu 2. Mempunyai kemampuan bersosial yang baik 3. Ataukah asal bisa bertahan hidup saja bisa disebut memiliki kecerdasan 4. Atau poin 1,2,3 harus terpenuhi semuanya bisa disebut memiliki kecerdasan.
Yg terjadi itu pasti ada sebab, yg menyebabkan ilmu/kecerdasan seseorang ada itu sbnrnya bukan krn ras/bangsa, Sikap, perilaku dan pengetahuan seseorang itu sbnrnya dipengaruhi oleh keadaan hati, bukan dipengaruhi oleh ras/suku, sdngkn keadaan hati itu dipengaruhi oleh sesuatu yg prnh dilihat, didengar dan dirasa sejak tercipta/terlahir, Intinya dalam hidup bersosial/bernegara itu sebaiknya obyektif, tidak menggunakan kata2 yg ambigu/multitafsir yg menyebabkan timbulnya perbedaan penafsiran, krn dari perbedaan penafsiran itulah perdebatan ada, dan dari perdebatan yg menyentuh ketenangan itulah keributan ada,
Pak guru, saya curhat sedikit. PPDB SMA 2018, saya daftar sekolah negeri dan swasta, saya pergi nyari sekolah di KBB-Cimahi-Cibeureum sendirian. Saya waktu itu degdegan selama dua minggu lebih, tidak bisa tidur. Akhirnya diterima di salah satu sekolah negeri di Cimahi. Setelah menerima SK Penerimaan, saya langsung sakit, mungkin berhari-hari sebelumnya banyak gelisah dan susah tidur. Dalam waktu yg berdekatan, sekolah tsb mengadakan psikotes dan tes IQ. Waktu itu saya menjalani tesnya tidak fokus karena memang sedang kurang sehat. Saya tetap memaksakan hadir karena diwajibkan dan hanya diadakan hari itu saja, juga pihak sekolah tidak memberitahu apa tujuan dari tes tsb. Hasilnya menunjukan IQ saya jauh di bawah rata-rata. Hasil dari tes tsb mendiktekan saya harus dimasukkan ke dalam program peminatan IPS, sementara saya sudah menyiapkan diri saya untuk program peminatan MIPA sejak SMP karena saya sedari kecil bercita-cita ingin jadi masinis kereta api, yang mana pada saat itu mengharuskan ijazah MIPA untuk lulusan SMA. Jujur pak, saya ngga ngerti pelajaran-pelajaran seperti Geografi dan Ekonomi, dipaksakan pun tetap tidak mengerti. Saya waktu itu lebih suka belajar fisika. Sekarang saya bermanuver ke bidang lain, kebahasaan, dan walaupun saya mampu bertahan di sini, tapi ya rasanya biasa-biasa saja, saya merasa seperti underdog di antara teman-teman saya.
Yth Pak Guru, bahas fenomena kampus penyelenggara kuliah jarak jauh, kuliah kampus cabang. Kuliahnya Sabtu Minggu doang. Sekalinya ke kampus pusat cuma pas wisuda. IPK 3 ke atas. Profitnya gede tuh buat kordinatornya. Di Bogor banyak 😂😂
@@ekajayaauto7537 Aspek kecerdasan individu mungkin sesuatu yang istimewa, dengan atau tanpa kuliah. Ia bisa menjadi cerdas dengan sistem mandiri (otodidak). Sayangnya, kebanyakan Perguruan Tinggi penyelenggara sistem kuliah tersebut menyalahi regulasi Kemendikbud & Ristek. Yang penyelenggarannya juga sembunyi2 dari pantauan Team Monev. Artinya, ketika kegep, mereka juga gelagapan, berusaha cari alibi & dalil2 pembenaran. Dengan demikian, penyelenggarannya juga cacat hukum & cacat moral. Kebetulan saya pernah berkecimpung di "black area" tersebut, yang memutuskan keluar karena ketidaknyamanan hukum & moral. Kecuali kalo saya mata duitan, tentu saya lanjut "pekerjaan mulia" ini 😆
tahun 1995 saya masuk SD, jaman itu dikampung sya tidak ada sekolah TK, 6 atau 7 tahun langsung masuk SD, sumpah dikomplek saya gempar, heboh, rame,, sering gibahin saya karena saya kelas 1 SD sudah bisa baca, padahal tidak ada yg mengajari hanya "titen" atau kira kira setipa guru nulis, dari setiap huruf itulah kira kira digabungkan jadi kata, termasuk saya curi buku "ini budi" di perpustakaan. dan akhirnya saya bisa baca walaupun pelan pelan, hanya karena "titen" atau "perhatikan" setiap huruf. jaman itu mana ada kelas 1 SD bisa baca?? hanya saya dikomplek kampung.
2bulan nganggur aku terjerumus judol, hasil 3tahun kerja ludess sampe hp pun keganti sama yang bekas, gada niatan apapun cuma mau cerita aja..semoga dengan begini beban kepala bisa sedikit ringan
Anak saya pernah di tes iq oleh pihak sekolah untuk kebutuhan masuk sekolah, saat itu hasilnya 68 dan masuk kategori borderline sehingga direkomendasikan untuk masuk kelas inklusi. Saya menolak dan tidak jadi memasukan dia kesana. Btw ini sekolah cukup ternama dan ownernya terkenal sahabat anak-anak. Saya memilih untuk memasukan anak saya ke sekolah lain yang lebih kecil dan saya juga mengajarkan dia banyak hal diluar akademisnya. Saat ini anak saya tumbuh dengan sangat pesat, walau sampai saat ini dia masih tertinggal di beberapa aspek, tapi di aspek lain dia sangat menguasai. Saya ga pusing sama angka IQ dia, terbukti dia bisa jauh lebih menguasai beberapa bidang diatas anak lain seusianya.
Itu namanya Idiot Savant, lemah secara general tapi memiliki bakat besar dalam hal tertentu. Banyak kok pecatur yg IQnya biasa aj, malah cenderung rendah.
entah kenapa orang cerdas justru berpotensi tidak bahagia bahkan depresi, terlebih lagi ketika gagal melewati fase quarter life crisis. saya menduga karna frekuensi otaknya cendrung lebih tinggi yang justru menjadi sebuah kutukan bagi orang cerdas itu sendiri.
Kecerdasan tertinggi itu bs mengenal diri sendiri akhirnya bs mengenal Tuhannya, jgnkan mengenal diri, ingat wajah sendiri sj susah seumur hidup, dibandingkan mengingat hal2 di luar diri kita lsng nempel di memori. Boro2 mengenal Tuhan sama diri sendiri sj tdk kenal, tp sok2an kl apa2 mengatasnamakan Tuhan, kata Tuhan, siapa elu?
Kucing primitif, dengan kucing modern, rebutan wilayahnya beda . Kalo yang sekarang, rebutan warteg yang banyak orang ngasih makan, setiap kali dia minta , dengan akting muka imut.😂
Menurut saya kemampuan yang paling penting di zaman modern ini itu problem solving, dan kecerdasan yang dibutuhkan untuk problem solving sendiri itu bukan cuman IQ tapi Kecerdasan kreatif, praktikal, dan emosional juga dibutuhkan. Jadi mungkin saja yang perlu diukur atau dites itu bukan kecerdasan-kecerdasan itu sendiri tetapi yang diukur problem solving.
Kecerdasan manusia yang ada setau saya ada 3 : IQ, EQ, SQ, dimana itu punya peran masing-masing. IQ lebih pada pengetahuan dalam ilmu pengetahuan yang masih umum/banyak macamnya. IQ akan condong pada individu dalam melakukan tugas atau pekerjaan perorangan nantinya. Seperti di negara ini anak lebih di tuntun pada semua hal itu dgn nilai tinggi semua (IQ biar dianggap tinggi dan dianggap pintar). Padahal di negara luar anak itu sudah diarahkan dalam satu hal kemampuan yang paling menonjol dan sukai. Nantinya saat bekerja memang menguasai hal itu. Kalau di Indonesia anak pasti bingung mau memilih mana pekerjaan di masa depannya karena dicekoki harus baik IQ - nya dalam semua hal. EQ & SQ itu dipakai lebih kerah pada kepemimpinan dan integritas seorang individu dalam menjalani kehidupan dengan orang lain. Beda dengan IQ yang lebih condong kerah kemampuan pribadi/perorangan. Dalam hidup berkelompok bahakan dalam dunia kerja terkadang kemampuan IQ tidak tinggi tetapi menjadi seorang ketua dalam organisa atau manajer di perusahaan hal ini karena kemampuan sosial yang bagus dimana bisa menjalin hubungan baik terhadap semua orang tanpa pandang bulu dan emosional yang baik untuk menjaga kualitas sikap dalam tingkah laku dengan orang lain. Misal tadi bidang kesehatan dimana ada dokter yang banyak macamnya spt dokter umum, dokter spesialis jantung, dokter spesialis saraf, dokter sub spesialis saraf epilepsi dll. Ini lebih kerah IQ yang sama dalam bidang kesehatan tetapi banyak macamnya dalam spesifikasinya. Tetapi yang menjadi direktur sebuah rumah sakit apakah yang bisa menguasai semua bidang spesialis itu? Pasti tidak. Pemilihan pemimpin pasti yang baik dalam emosi, baik dalam sikap, selalu menjunjung tinggi martabat kelompoknya tanpa pandang bulu, hubungan sosial juga bagus kepada semua orang, dia akan selalu mengambil keputusan bagus buat semua orang, dll. 🙏🏻🙏🏻
Assalamu'alaikum Pak Guru, akhir-akhir ini saya sering mendengarkan siaran radio FM lokal. Beberapa kali saya mendengar ada konten siaran di radio dengan tajuk Inspirasi Konten Kreator. Salah satu isinya adalah dari video channel RUclips Pak Guru Gembul, kemarin disiarkan yang episode tentang antikorupsi Daendels. Selain konten Pak Guru, ada beberapa konten lain seperti dari Raymond Chin, Aurel Val, dll (saya lupa). Pertanyaan saya, apakah konten siaran radio tsb sudah ada izin ke Pak Guru, atau memang konten tsb merupakan bagian dari Projek Asosiasi Konten Kreator yang disosialisasikan di Hotel Vasa Surabaya Desember lalu?
Tahukah kalian, di dunia ini hanya ada 2 tempat orang paling byk manusia dlm keadaan berkumpul untuk ber ibadah .. 1.waktu wukup di arafah saat menjalani haji. 2.: ketika saat Haul nya abah guru sekummpul, di kalsel..
Nggak pernah ikutan tes IQ pak GG , tp selama sekolah selalu rangking 3 besar , tp hidup saya biasa" aja , malah teman" yg nggak dapat rangking pada jadi pejabat dan jd orang kaya
Sama ka, 😂😂😂 Kalau menurutku IQ itu bukan tentang nilai di kelas atau peringkat, tapi tentang kecerdasan dalam berfikir, setelah saya dewasa dan tertampar sesuatu aki baru sadar bahwa nilai aku waktu sekolah hanya sebuah manipulasi yg di lakukan guru dan saya sendiri, di sekolah saya selalu sopan dan satu2nya murid yg pake peci😂 hal bikin gua seperti orang alim padahal shalat ajah baru bisa dan tau di kelas 6sd saya pake peci dari kelas 4, alesanya sih sederhana aku ga punya topi karna ga mampu beli. Dan jarak pulang sekitar 5km kadang jalan kadang nebeng kalau ada sepeda pake sepeda. Dan hebatnya aku ga pernah bolos apalgi gak masuk biarpun telat aku tetap berangkat dan guru ga pernah marah ke aku, di masa sekolah justru aku iri sama teman2 yg ga dapet rangkinh tapi skillnya hebat2 ada yg pandai main alat musik, ada yg pandai ngomong atau sering menang debat, yg pandai ngibul juga banyak, belum yg pandai nyanyi denger sekali bisa hafal. Tapi aku cuma orang yg pandai di tulisan, hubungan sosial benar2 bodoh.
Masalah kaya gg seberapa ngaruh sma pintar,,,,anak orang kaya2 mengapa d skolahkan tinggi,,,yg pertama untuk pola pikirnya,,,masalah kaya miskin itu tergantung berani apa enggag jadi kaya,,,
orang indonesia itu memang sudah cerdas sejak lahir, makanya anak anak sekolah sekrang sudah tidak perlu belajar, karna iqnya sudah diatas rata rata maka program sekolah hari ini itu hanya berputar di bidang hiburan seperti di acara camping, renang, acara kuliner, piknik, piknik perpisahan, bahkan baru baru ini saya menemukan program baru yaitu nobar bioskop. omg hellow coba guru gembul kaji hal yang sudah sampaikan diatas, sebernarnya apa yang membuat fenomena itu terjadi. apakah para gurunya yang duhulu jarang sekali piknik dan jarang ke tempat wisata sehingga hari ini mereka balas dendam pengen terus terus piknik?apakah piknik bisa menjadi pendidikan indonesia meningkat? bisakah indonesia emas di raih dengan piknik? coba kita bertanya pada rumpu yang bergoyang
mengenai soal pilihan ganda ,mungkin tipe soal yg justru membatasi pikiran seseorang ,karna besar kemungkinannya kita hanya mencoba mencocok"an atau mencari pilihan yg hampir mendekati dgn apa yg ada dlm benak ,seharusnya sebuah soal itu bisa membuat pikiran kita menjadi liar ,mencari cara dan menentukan jawabannya sendiri ,ntah itu hasilnya benar atau salah (secara umum),yg jelas ini menjadikan kita dapat memahami cara/cara kerja/rumus dari apa yg kita hasilkan
IQ itu bisa dilatih pak, saya SMP cuma dapet 90an, menuju SMA kebetulan saya suka iseng beli2 buku tes IQ sama ada latihan buat kecerdasan visual gitu, jadi kayak latihan2 kenalin pola tersembunyi, 3D dll, lumayan seru, kayak TTS tapi itu lebih ke visual, dari hobi ngisi2 tes Iq gitu barulah paham soal strategi berpikir, buat beresin satu masalah itu bisa diselesaikan dari cara berpikir yg macem2, selanjutnya kalo ada tes2 IQ udah bisa dapet di 120an
Tes IQ bisa memberikan gambaran tentang kemampuan kognitif seseorang, tetapi tidak bisa dijadikan tolok ukur tunggal kecerdasan. Untuk menilai kecerdasan seseorang secara komprehensif, perlu mempertimbangkan berbagai aspek kecerdasan seperti kreativitas, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan potensi yang dimiliki. nilai tes IQ juga tidak benar benar akurat karena banyak faktor yg mempengaruhi hasil menjadi bias.
IQ itu mengukur problem solving dengan abstract reasoning. Jadi, dia mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah berdasarkan pola2 yang disajikan. Yang di ukur memang berpikir abstraknya, jadi orang yang punya IQ tinggi adalah orang yang pintar secara theoritical. Sedangkan dalam problem solving di dunia nyata, kita dihadapkan dengan data konkret dan praktikal yang variabelnya jauh lebih banyak, belum lagi yang berkaitan dengan emosi pribadi seseorang yang jauh mempengaruhi keputusan dibanding logika semata, serta orang2 di sekitar yang terdampak dengan keputusan dia. Jadi, untuk mengukur kecerdasan "hidup di dunia nyata" kita perlu menggabungkan tes IQ, tes emotional intelligence, tes practical intelligence, dan mungkin tes multiple intelligences.
Saya pernah tes iq dan hasilnya rendah cuma 70 😢 dan di sarankan masuk ips. Waktu itu saya agk sedih karena teman2 pada rata2 90-100 sedangkan saya cuma 70 entah apa dasarnya penilaian seperti itu. Tapi alhamdulillah saya tetep berusaha dan optimis masuk ipa. Bahkan saat ulangan kenaikan nilai tertinggi saya justru pelajaran biologi dan b. Inggris. Alhamdulillah saya bisa masuk ipa
saya dulu sewaktu sma pernah di diagnosis oleh salahsatu universitas di Indonesia sebagai pribadi yg sangat acuh & hanya peduli diri sendiri pada IQ tes atau psiko tes (saya lupa tes yg mana)🤣🤣🤣🤣, & orang tua saya sangat marah akan hal tersebut karena sangat berbanding terbalik dengan pripadi saya di kehidupan sehari2 😂😂😂.
Saya dulu 115. Tetapi sekitar 8 tahun lalu saya minta HRD saya untuk melakukan tes IQ terhadap karyawan produksi di tempat saya bekerja, hasil tertinggi adalah 90 dan rata rata di 60. Hal itu saya lakukan karena begitu banyak perintah yg tidak dilakukan di lapangan; tentu bisa karena penolakan, atau karena ketidak pahaman atas perintah itu sendiri. Dengan hasil tes IQ, maka saya mengarah ke opsi kedua. Kalau ga paham, tentu ga bisa melakukan dengan benar. Tetapi sebenarnya inipun bisa mengarah kepada “salahnya” sistem perekrutan, atau bahkan penerapan budaya kerja autoritarian, yang penting nurut. Harap diingat, ke HRD an di Indonesia sudah ada lama, tetapi sebagian besar masih bersifat feodal. Masih banyak karyawan yg kalau mau diterima harus bayar. Memang untuk level bawah, tetapi kan itu yg merusak.
Dulu waktu tes IQ di SMA jarang sekali ada yg dapet 100 keatas, aku baru tau ternyata di sekolah2 lain skornya tinggi banget, padahal sekolahku tergolong swasta yg paling berprestasi se kabupaten.
bisa jadi mereka itu lebih patuh dan rajin tapi kurang pengetahuan, jujur gw sendiri yang tau sejarah, tokoh dan politik dunia karena baca buku malah selalu dapet rangking bawah. jadi ya harusnya kerajinan dan kepintaran sebaiknya dipisah jangan dicampuradukkan
Bahasan yg bagus tentang IQ, yg mana saya cukup concern tentang masalah pendidikan meski saya mengasuh chanel tentang otomotif. Mau sharing juga soal test IQ ini, Saya pernah ikut test IQ waktu kelas 3 SMU, dan waktu itu saya silinder + minus tinggi mata saya, dan kacamata saya belum diupdate. dengan banyaknya pertanyaan yang dibagi dlm bbrp kategori, sepertinya test itu mewajibkan peserta harus bs Konsentrasi, dan mata juga harus jeli. Sementara saya kurang di daya lihat (minus), sehingga banyak pertanyaan di sesi (ketelitian), yg diberi waktu singkat, saya tdk mampu lewati. Hasil akhirnya IQ saya 135 (diatas rata-rata). Jika diberi waktu lebih lama dan kacamata saya dikoreksi, mungkin bisa 150-160 skornya. Wah jd tinggi ya, pdahal saya termasuk ranking menengah ke bawah di kelas 3 SMU dulu. Dari situ aja, saya udh merasa form test IQ tsb sebenarnya sama sekali tidak menggambarkan Kecerdasan yg sebenarnya. banyak bias dan variabel yg tidak dipertimbangkan. Minat & fokus terhadap bahasan (pertanyaan) jg akan mempengaruhi hasil. Jd jk jawabnya asal2an atau cepet2 krn gk keburu waktu, maka sudah kehilangan banyak poin. Saya kira di Indonesia, peserta test IQ mungkin banyak yg kurang fokus juga utk menjawab pertanyaan dg serius. Belum lg soal ketelitian td seperti pd kasus saya dmana sbenarnya ckup banyak"tulisan pertanyaan" yg saya kurang jelas melihatnya krn kacamata belum dikoreksi. Misal Jk dberi waktu lebih panjang, hasilnya akan berbeda. Orang belum sarapan dan belum bs fokus, jg akan menjawab test dg asal atau hasil tdk akan menggambarkan sbenarnya. Itu sepenggal pengalaman saya wktu ikut test IQ zaman SMU dulu. Mungkin lebih cocok menskrining minat dan bakat drpd menilai kecerdasan seseorang scr keseluruhan. Saya tinggi point di hitung2an namun ketelitian melihat benda2 kecil point nya rendah krn mata saya silinder+minus. Seorang berpotenai jeniua, akan jd bodoh jk bertemu dg guru yg jg tdk kompeten, ditambah lg terperangkap dlm *sistem pendidikan yg "semakin membodohkan"* Saya kira masalahnya adalah pada KUALITAS PENDIDIKAN & penunjang pendidikannya (kualitas guru, fasilitas belajar/sekolah, sistem belajar dll) yg harus dibenahi,, bukan soal otak siswa nya. Manusia lahir kurleb sama di seluruh dunia, isi sel otaknya sama2 punya inti sel, ukuran sama, selubung myelinnya juga sama, jumlah girus2nya di otak juga sama, berat otak juga sama. Tapi pengetahuannya berbeda2 karena PENDIDIKAN YANG DIA TERIMA melalui sekolah, melalui guru2, melalui sistem pendidikannya yg RENDAH. Itu bukan salah si siswa jk test IQ hasilnya rendah.
Dulu waktu SMP saya test IQ di sekolah, IQ saya pas 100. Sedangkan waktu kuliah saya test IQ online dapatnya 125. Karena itu saya suka heran, saat lagi debat atau adu argumen sama banyak orang, jujur aja argumen mereka ini aneh2 dan banyak cacat pikir nya. Lawan debat saya pun keliatan kurang bisa menangkap dan ga paham sama isi argumentasi saya. Jadi malah saya yg jadi keliatan bodoh nya. Jadi benar apa kata Imam Syafi'i, jangan berdebat dengan orang bodoh karena kita sendiri yg bisa jadi terlihat lebih bodoh.
Atau Mungkin Artikulasi tatanan Kalimat mu kurang rapi dan Cerdas,makanya temanmu gk paham,, Kan kita tau,IQ bukan salah satu Faktor indikator Kecerdasan 😂
@@Elon_musk77777 Gaya penulisan saya itu sama seperti di atas. Masa kurang paham? Malah anda sendiri yg menurut saya penulisan tanda baca dan EYD nya yg semrawut.
Test SQ (Kecerdasan Spiritual) belum ada, Tapi bisa di ukur dari perkataaan, perbuatan sikap dan tingkah laku Manusia.. Kecerdasan nya antara lain ialah Kesabaran, Kemurah hati’an, Tidak Sombong, Tidak memegahkan diri, Tidak mengingini milik orang lain… Ciri2 ini di miliki Pahlawan2 Tokoh di Indonesia yang nama nya berubah harum seperti Presiden2 Soekarno, Soeharto, Gus Dur dan Jokowi.. Sementara itu ada juga tokoh yan rendah SQ nya, bisa di lihat dan di baca spirit nya dan mereka gila Kuasa, Hormat dan arogan, Mereka di sebut pengkhianat Negara seperti yang tampak dan masih ada di berita2 di Media Sosial saat ini… Menurut kalian Amin Rais, Habib Riziek, Habib Bahar dll bisa masuk kategori tokoh yang bisa berbau harum nama nya apa enggak..?? Pak Guru Gembul Calon Toko Cerdas di segala “general” ilmu pengetahuan.. Terus ber’imaginasi dalam men cerdas’kan orang2 yang ter’tinggal … Tq
Setuju kalau IQ jangan sampai membatasi minat seorang Anak. Seinget saya dulu waktu SD tes IQ dpt skor 115. Terkadang, orang menilai "orang cerdas" pasti pintar dibidang Sains (Mate, Fisika, Kimia, dll). Saya justru ga begitu suka dan termasuk biasa aja dlm nilai. Lebih suka pelajaran Sosial, Sejarah, Seni, Bahasa. Tapi kalau mungkin di tes lagi, skor IQ saya mungkin ga akan setinggi itu.😅
Sekarang nih hampir semua channel ada komen judol. Bukannya surut gara-gara kasus Komdigi, sekarang malah makin merajalela judolnya. Semoga mereka segera bertobat, itupun kalau merasa punya Tuhan.
Kalau menurutku pak. Untuk menjadi Manusia pintar itu bukan dari seberapa pintar atau kaya orang tuamu. Tapi seberapa banyak kamu menerima dan mengoreksi informasi. JADILAH RAJA YG BIJAK.
Yang masih aku bingungkan psikotes gambar pohon mangga. Aku dulu kalo tes kerja ditahap psikotes selalu lulus tapi terhenti di tahap wawancara saat aku disuruh berdiri. 😂😂 Well good looking dan looking tall itu mengalahkan IPK ijazah dan psikotest, padahal aku tidak melamar pekerjaan sebagai pramugari, pilot, atau operator mesin yg harus menjangkau tombol2 di tempat yg tinggi. Aku daftar jadi pegawai bank. 😂😂😂
8:01 ini seperti kata Bu Stella Christie pas lagi rame-rame nya IQ 78 pas beliau naik jadi Wakil Menteri Pendidikan. "IQ itu tidak menentukan kecerdasan seseorang."
Orang indonesia bukannya tak bisa menuntaskan tugas secara rigid /kaku layaknya orang jepang & korea dlm capaian target... Tapi lebih pada menyeimbangkan diri, keadaan & pendapatan
128 (keterangannya sih A - ) Orang pinter itu juga percuma kalau gk D3 (Duit.Dekengan.Dukun) Duit - dengan duit bisa punya biaya untuk kuliah.setelah kuliah punya duit buat nyuap titip masuk ke instansi.dengan duit.bisa beli profesi misal polisi atau tentara. Dekengan - punya koneksi untuk mencapai tujuan.misal pakde nya walikota.om nya anggota DPR.bude nya menteri. Dukun - ya doa2 dari dukun atau kiai untuk melancarkan tujuan. . Sepandai apapun saya.tetap saja jadi pedagang bakmie. 😂😂😂
2:20 , iq saya pas test 121 dan salah satu teman saya 135, namun yang lain juga ada kebanyakan 70an sampai 90an poin, jadi kalau dirata ratakan ya jadi dibawah 100 poin tentu saja. itu kan iq rata rata bukan semua orang jepang iq nya 106. 😅
Betul Skali.. orang indo IQ 78 bukan berarti tidak ada yg iQ di atas 100 atau misal orang jepang iQ diatas 100 bukan berarti tidak Ada warganya yg IQ 78. Karna data yg di ambil itu nilai iQ rata rata secara keseluruhan. Di indo iQ cenderung rendah karna mmg iQ yg di bawah rata rata jumlah nya jauh lebih banyak dari iQ yg di atas rata rata..
setuju, harusnya pendidikan di Indonesia harus berbasiskan penelitian, agar target peserta didiknya tepat sasaran. jadi, harusnya negara memprioritaskan untuk mengakomodasi peneliti tentang fenomena generasi FOMO sekarang ini, bagaimana cara mendidik generasi FOMO.
Bener pak, saya mahasiswa yg dipaksa masuk jurusan farmasi sama mama, udah semester 3 dari awal ip saya selalu diatas 3,4 padahal saya ga suka kimia, belajar jg ga serius, tapi ip saya selalu diatas 3,4. Mudah banget dapet ip bagus di kampus saya😂
Ini cerita saya... Saya mengikuti tes IQ beberapa kali tapi tidak pernah dikasihtahu hasilnya. di SMA 2 kali tes di tempat kerja 3 kali tes Yang di SMA tes dilakukan oleh PKL mahasiswa dari Surabaya. Yang di tempat kerja dilakukan oleh tim building. Yang di kantor saya sempat menanyakan hasilnya tapi tetap ga dapat
Saya waktu kelas 3 SMA sebelum ujian nasional dites IQ di sekolah dapat skor 141. Kata keterangannya kurang lebih "dengan IQ ini anda mampu melanjutkan ke jenjang S3". Waktu itu komentar saya "wez, keren uy" dan g pernah kepikiran belajar sampai S3. Eh, takdir menuntun saya untuk merealisasikan keterangan di kertas itu.😂 Padahal klo udah masuk ke kerjaan yang saya geluti saat ini, orang yang S3 siapapun bisa
02:00 Sebenarnya test IQ, EQ, SQ, dan Q lainnya merupakan perbandingan skor yang diraih dengan skor rata-rata pada usia tersebut. Jadi IQ rata2 ini patokan untuk menghitung IQ bukan patokan pringkatnya. Edit: itu kenapa jika ada orang dewasa tes barengan anak SD skornya akan tinggi karena patokannya ada skor rata-rata untuk usia setingkat SD. Sehingga secara logis perbandingan skor dewasa dengan rata-rata SD akan lebih tinggi dari perbandingan skor anak SD dengan rata-rata anak SD. Begitu juga dalam penghitungan SQ, EQ dst
Dulu waktu kuliah banyak teman saya yg suka nyontek sama saya waktu ujian dan ngerjain tugas makalah,dan rata rata mereka sekarang sdh jadi PNS, sementara aku hanya kerja bengkel 😂😂😂😂🤭😁
saya sudah membuktikan pak, IPK saya paling kecil cuma 2,92 diformasi saya CPNS tahun ini, tapi alhamdulillah saya lolos ranking 1 mengalahkan yang IPK nya 3,8 3,7 lulusan dari universitas terkemuka di indonesia
Ada org menjahit baju dg jarum jahit merk cina, baju yg dijahit juga kainnya dr cina, dan kursi yg dia duduki ketika sedang menjahit pun ternyata bahannya berasal dari cina, trus dia teriak..... Saya anti cina....! Gimana tuhhh....? Sebenarnya Kita tuh mau ga' mau, suka ga' suka, enak ga' enak, hakekatnya adalah ternak peliharaan Mulyono. Kendaraan yg kita pake,makanan yg kita makan, rumah yg kita tinggali, baju yg kita beli dsb.... Pajaknya tuh ngalir ke beliau, dan dialah yg ngendaliin... Maka sebagai org bijak kritisi lah apa yg dianggap mudharat dan apresiasilah apa yg dianggap manfaat, dan tdk nyerang dg nilai personal apalagi emosional..... 👍
Jangankan sekolah pak, di kantor aja ada yg mau naik gaji pake test psikotest yg gak masuk akal. Kalo gak lulus, gak naik gaji, terus aja test mpe lulus. Menurunkan kinerja karyawan saja harus mikirin hal2 receh begini, padahal kenaikan gaji itu sdh hak nya sesuai masa kerja.
Untuk argumen "bagaimana bisa baraya iq 120+ di indonesia sedangkan negara maju rata ratanya cuma 106+" sebenarnya wajar aja. Untuk tau kenapa, kita harus terbiasa dengan sifat nilai rata rata. Mungkin untuk yang ngejar nilai rata rata rapor pernah ngalamin, buat naikin brp poin aja harus banyak mapel yg nilainya dinaikin. Tp sekali ada satu mapel aja yang anjlok, seketika nilai rata rata kalian turunnya drastis. Begitu jg sifat hitungan rata rata iq, cuma ada 5-10 orang aja yang iqnya anjlok rata rata iq total negara bisa turun drastis. sedangkan naikinnya harus nambah berpuluh puluh bahkan ratusan orang yang iqnya tinggi cuma untuk nambah bbrp poin untuk rata ratanya. Intinya, naikin nilai rata rata itu susah banget, dan nuruninnya terlalu gampang, itu sebabnya bbrp dari kita bisa iqnya bisa diatas rata rata negara maju.
Simple aja, yang nonton konten ini biasnya IQ 100an ke atas mungkin. Teman-teman yang biasa kita ajak ngobrol mungkin juga IQ nya segitu. Bagaimana dengan yang di bawah itu? Biasanya tidak berhubungan dengan kita. Karena tidak nyambung.
Jadi sebenarnya iq test itu bisa jadi tolok ukur kecerdasan seseorang atau tidak? Gw masih bingung, Karena prof bu stella waktu awal menjabat sebagai wakil pendidikan tinggi pernah ber statemen bahwa "iq itu tidak menentukan kecerdasan seseorang"
Ada stereotip dimana anak IPA adalah anak yang cerdas dan anak IPS adalah anak yang tidak bisa masuk ke IPA. Itu dipakai sampai perguruan tinggi dimana program studi eksakta hanya bisa diisi oleh anak IPA dan program studi sosial tidak hanya diisi oleh anak IPS tapi juga anak IPA. Bahkan ada pemikiran yang lebih ekstrim lagi: anak yang pintar matematika adalah anak yang sempurna kecerdasannya dan kecerdasan diluar itu (matematika) adalah kecerdasan yang tidak berarti apa-apa. Masuk akal mengapa di Indonesia semua orang ingin jadi dokter atau insinyur, karena kita akan terlihat cerdas jika bekerja pada bidang eksakta. Kalian orang-orang sosial tidak masuk hitungan cerdas di Indonesia.
Yah, saya sependapat dengan anda. Kira-kira jika kita melihat keadaannya sosial dan hegemoni budaya saat ini, apa yang menyebabkan anggapan seperti ini bisa muncul pada awal nya.
betul akibat pandangan sesat ini, semua orang yang bukan bidang matematika dianggap bodoh
orang yang bisa 5 bahasa asing tetap dianggap bodoh
orang yang bisa melukis realistis tetap dianggap bodoh
orang yang berprestasi dalam olah raga tetap dianggap bodoh
dan tes IQ juga mengandalkan nilai hitung-hitungan bukan penalaran atau emosional
Dan anak ips menjadi bos dari anak ipa 🗿
Setuju. Juga diperkuat dengan cerita2 film di Indonesia. masih inget film tahun 90an berjudul Catatan si Boy? nah, itu ceritanya si jagoan nya, alias si Boy ini digambarkan sebagai pemuda yang tampan, dan juga pintar krn kuliah di jurusan teknik. kemana2 bawa atau menyandang drafting tube (tabung penyimpan kertas ukuran besar gambar2 teknik, yg bisa disandang kayak tas). shg dgn gambaran si Boy sedemikian, begitu sempurna, dan menjadi idola para cewek. Secara gak langsung film tersebut mendeskriditkan anak2 jurusan diluar eksakta. apalagi udah jurusan nya IPS misalnya, jelek pula. makin ancur image nya. ini membuat semacam efek rasa minder bagi anak2 yg terjeblos ke jurusan IPS, yg mana anak2 yg masuk IPS di tahun2 90an itu rata2 yg nilai raport nya rendah. Saya termasuk korban kejeblos masuk IPS gara2 nilai semester 1 dan 2 nya rendah, shg pas kelas dua SMA ya masuk IPS.
@@Juli-pz8yz ya kalo lu anak org kaya yg jadi investor nyatanya anak IPS bnyk pengangguran
Jujur saya ikut beberapa kali,, pertama ketika smp dan hasilnya 124, lalu ikut lagi dan hasilnya meningkat,,, dan terakhir hasilnya diatas 150... 😊,, saya juga pernah juara 2 olimpiade matematika tingkat kabupaten... Lulus smk langsung kerja di industri karawang, setaun pindah ke BUMN, 2 tahun pindah lagi ke perusahaan asing di Jakpus,,, gaji lumayan,,, dapat fasilitas hotel,,, setelah 2 tahun resign lagi 😂😂😂... Tapi resign karena saya anak tunggal dan harus merawat ortu di kampung.... Sekarang Alhamdulillah, lebih memilih jadi satpam pabrik dekat rumah, biar bisa dekat dgn ortu... Meski gaji selisih hampir 7x lipat,,, tapi demi ortu saya ikhlas... Jadi IQ jng dijadikan patokan sukses,,, nilai IQ saya diatas 150 sekarang jadi satpam... ❤
duh hidup
??????
Tapi pernah merasakan kerja di perusahaan asing. Itu keren pak, meski sekarang tidak dihargai. Itu kaya Mark Zuckerberg dibilang DO dari MIT. Trus mau ditiru sama bocil yang ngitung aja susah payah dan mereka PD bilang pendidikan gak penting😅
Nah ini contoh penurunan iq karna komen kesini, yang isinya orang orang seperti itu.
Dan sepertinya kondisi kita sama cuma gw ngga punya perstasi yang sama. Jadi mari menikmati hidup bersama-sama
Miriplah anda sama cerita salah satu orang dengan IQ tertinggi di dunia 'Christopher Langan'. IQ nya 200-an. tapi dia justru nyaman bekerja cuma jadi satpam bar. Baru pas pulang ke rumah hobinya menulis buku-buku ilmiah.
Teringat pak yohanes surya , yang mengajar anak anak di papua yang mungkin kita anggap tertinggal pendidikan nya , namun beliau mampu mengantarkan anak didik nya ikut olimpiade fisika
Membuktikan bahwa setiap orang cerdas bila pendidikan nya tepat
sayang bgt anak anak di Indonesia mempunyai kesempatan yang sangat kecil untuk mendapatkan pendidikan yang tepat itu😥
@@Zeruu. Sebenarnya tidak sulit mencari orang yang pintar dan cerdas , namun sangat sulit kita mencari orang jujur
kembali ke sistim pengajaran yang tepat, berarti guru2nya emang harus kompeten
Sangat mudah mencari orang jujur, namun sangat sulit mencari orang jujur yang tetap jujur ketika dihadapan ada uang dan kekuasaan.@@aseppalapon4306
@@aseppalapon4306 dulu saya kalau lagi kerja sama orang yg logika nya rendah, yg saya salahin pasti lgsg orang nya, bukan sistem pendidikan nya. Tapi setelah saya liat fakta data iq rata" di pulau Kalimantan, saya terkejut kok bisa daerah Kalimantan yg masuk kawasan Malaysia, dan Brunei punya IQ yang lebih jauh tinggi bila dibandingkan dengan Kalimantan yang dipegang indonesia, padahal geografis, cuaca, bahkan suku nya itu bisa terbilang sama.
Disitu saya ambil kesimpulan bahwa peran negara itu besar buat naikin SDM warga nya, jika ada orang yang bodoh itu bukan murni kesalahan masyarakatnya, tapi memang pemerintah belum bisa mencerdaskan bangsa.
Dari penjelasan dan contoh yang diberikan pak Guru Gembul. kecerdasan yang tidak bisa dibantah lagi dari bangsa ini adalah mengakali data, apapun dimanipulasi.
Wkwk di cina setiap setahun sekali ada Tes Gakao bang
Hasil tes IQ rata rata 120 tapi lihat kenyataan sehari hari peraturan lalu lintas dilanggar, naik motor sambil sebat, bus sudah expired masih bisa beroperasi berakhir rem blong dan membuat 4 orang jadi 2D, anak siapa gitu eh ganti hukum bisa isi posisi di pesawat jet pribadi, bos rental di akupuntur timah terbang, nantinya kasusnya hilang dan ya sudah saja begitu lagi, antara masyarat desa konoha terlalu baik apa kecerdasan nya memang menyerupai simpanse?
Jangan jangan hasil tes IQ 120 juga rekayasa?
@@LexicroftAlpha😂😂, memangnya kalau negara yang orang² nya ber IQ tinggi itu tidak ada yang melakukan kriminal/kejahatan? Di Malaydesh sahaja yang katanya mengaku ngaku ber IQ tinggi ada kasus kriminal/kejahatan kemarin ada orang malaydesh pengedar dadah tertangkap di Thailand, Kasus penembakan di depan kedai makan sehinggakan mangsa tewas 3 orang, rasuah 1 NDB.
@@LexicroftAlpha😂😂😂 memangnya kalau negara² yang orang² ber IQ tinggi itu tidak ada kasus kriminal/kejahatan?. Di Malaydesh sahaja yang katanya mengaku ngaku ber IQ tinggi ada kasus kriminal dan kejahatan, kemarin lagi dan lagi ada orang warga negara malaydesh pengedar dadah tertangkap di Thailand, Kasus penembakan di depan kedai makan sehinggakan mangsa tewas 3 orang, kasus rasuah 1 NDB.😂😂
@@wega205tp kekuatan orang dlm masih bisa ngelewatin itu, bukannya gk ada kasusnya jg berhasil gk ketauan aja
Terima kasih.
😮😮😮😮😮😮kmu kaya
@@kngaming5671 Semoga bukan dari bandar judol
@@Ilham23Channelcepek mah buat bandar judol cuma uang parkir doang 😂
ZONA NYAMAN MEMBUAT OTAK TIDAK TERASAH
Terima kasih bang, smoga slalu lancarrr
Berdasarkan hasil tes IQ, salah satu anak saya IQ-nya di bawah 100, sehingga dia sempat kena mental. Padahal dia selalu juara kelas di SMA-nya. Untunglah saya bisa membuat dia bisa PD kembali. Anak saya yg lain, berdasarkan hasil tes IQ, hasinya 132. Anehnya dia tak pernah juara kelas di SMA. Namun, berdasarkan pengamatan saya, memang dari segi penalaran dan emosional jauh lebih baik. Tolong jelaskan fenomena itu, Pak Guru.
semoga bs baraya
tes IQ itu hanya salah satu variabel ,meskipun tes IQ nya tinggi ,kalau nggak pernah belajar ,ya sama aja boong ,begitu pun sebaliknya ,di tambah model pendidikan di Indonesia yg menekankan hafalan di bandingkan pengertian dan kreativitas ..
kalau melihat sistem pendidikan Indonesia di bandingkan negara maju ..jauh bagai langit dan bumi ,seperti misalnya Finlandia yg model pendidikan nya no 1 dunia ,anak setingkat SD saja sudah bisa berdiskusi dan mengkritisi gurunya ,bahkan di tengah waktu guru menerangkan pelajaran ,siswa SD itu bebas ,minta izin ke gurunya untuk tidak mengikuti pelajaran karena bosan atau malas ...dan gurunya tetap membolehkan keluar asal tetap di lingkungan sekolah,dimana di luar kelas fasilitas kretivitas tersedia semua ,misal kan berbagai jenis olahraga ,musik ,game ,fasilitas kuliner dll...
jadi meskipun IQ seorang anak rendah ...di bidang lainnya malah bisa menonjol ..tes IQ itu akurat untuk satu kecerdasan kongitif ,kalau hasil survei rata rata IQ anak Indonesia 78,49 ,itu suatu kenyataan saat ini ,dan IQ seseorang tidak statis ,bisa di rubah dengan sistem pendidikan yg lebih baik ,kalau kenyataan ini saja tidak di percaya dan di sangkal seperti pernyataan Wamen pendidikan prof Stella, bagaimana mau memperbaiki nya ??
Saya pernah ngintip hasil tes IQ teman-teman yang keterima di salah satu PTN 3 besar se-Indonesia. Ada kok yang di bawah 100 tapi ga masalah mengikuti pelajaran dan lulus. Saya sendiri hasil tes terakhir 135, lemah sekali sama pelajaran hafalan dan justru nyaris DO. IQ cuma menghitung logika dasar, dia ga menghitung apakah seseorang punya mental yang bagus, rajin atau engga, dan konsisten atau engga. Dari pengamatan sepintas yang saya alami, juara-juara kelas pun lebih sering bukan yang IQ nya paling tinggi di kelas. Meskipun yang IQnya tinggi mungkin bisa sedikit lebih cepat menangkap pelajaran, hal itu ga ada gunanya kalau anaknya malas belajar atau terlalu cepat patah semangat ketika menemukan kegagalan.
Test IQ itu kacau
@@harizrizki4823 Ini bener. Karena saya termasuk anak yang malas itu. Saya malu kalau mengatakannya, tapi memang benar begitu... 😅
Pak guru, utk editor/siapapunnya pak guru minta tolong kontrol kolom komen, soalnya banyak spam juday online... Ganggu bangettt... Makasih
Iya nih, banyakan khayal yang spam komen
Bantu dilaporin utube, spam. Kalo byk yg lapor "spam" bisa ilang akunnya.
Setuju
1 hal lagi yang harus kita lakukan. Jangan dikomentari / di like. Semakin dikomentari, semakin naik komentar dia. Jd cukup laporkan aja.
Berharap sih pemerintah (komdigi) membuat software utk extensions google bagi konten kreator yaitu memfilter komentar yg terindikasi mempromosikan juday lalu auto blokir, AI udh canggih, klo pemerintah yg buat attention dr konten kreator jd mudah, konten kreator muji2 komdigi, komdigi reputasinya bagus... Bisaaa lah yaaaa
Pak guru, saya adalah seorang psikolog. Di beberapa sisi saya memiliki kesepakatan dengan pak guru dimana tes IQ tidak boleh berdiri sendiri, dan harus dibersamai oleh tes psikologi yang lain sebagai confirmatory test. Juga tentang tes psikologi menggunakan sidik jari, sy pikir itu adalah salah satu simplifikasi metode mengukur kecerdasan individu, yang mana we should'n take the result seroiusly (psikotest sidik jari). Sharing pak y, IQ itu sendiri memang tidak merepresentasikan apakah seorang individu tsb pintar atau tidak, namun dinilai sebagai sebuah potensi kapasitas kecerdasan dari yang saat ini dibagi menjadi banyak sekali jenis kecerdasan. Dan lagi, tes IQ tidak akan pernah bisa berdiri sendiri dan tidak boleh mengambil keputusan apapun terkait individu hanya dari hasil IQ semata, tanpa confirmatory test lainnya, oleh karena itu ada sebuah rangkaian tes psikologis yg disebut battery test dimana seorang profesional berusaha mengukur aspek2 yang dimiliki oleh seorang individu, barulah profesional bisa menegakkan keputusan dari sana. Terkait self diagnosis pak, bahkan sampai saat ini saya juga sedang berusaha keras untuk menjelaskan masy untuk jangan melakukan itu krn emang dampaknya seberbahaya itu. Satu lagi terkait hasil psikotest yang terlampau tinggi, sy gak bisa memungkiri bisa jadi ada pihak yang melakukan hal tsb dg alasan2 tertentu. Namun pak, nilai IQ rata2 1 negara 106 bukankah memungkinkan bila ada individu yang punya hasil nilai IQ 90 si satu sisi dan 140 si sisi lain shg ketika dirata2 bisa ketemu nilai 106 tsb? (Angka 90 dan 145 hanya ilustrasi) sama seperti penjelasan bapak ketika pengggunaan gadget di indonesia rata2 6 jam iti berarti ada orang yg bisa jadi menggunakan gadget 2/3 jam dan 12 jam di sisi lain?
Top brother
Saya pikir justru kita malah terjebak dengan konsep IQ tinggi atau rendah, kalau bisa kita kembalikan konsep awal diciptakan tes IQ sebetulnya bukan untuk melebarkan seseorang itu cerdas atau bodoh, tapi tujuan awalnya adalah untuk mengidentifikasi anak-anak yang mengalami kesulitan belajar sehingga dapat diberikan bantuan yang tepat. Jadi saya pikir apabila dapat diidentifikasikan dan diberikan bantuan yang cukup dalam hal belajar nilai IQ kemungkinan besar akan mengalami peningkatan.
@@anugerah3316 saya ingat ingat lupa, awal dari video tik toko yang fyp. Seorang wanita terlihat paruh baya memperagakan/memperlihatkan kompleksitas inferior. Dan ya, menggunakan data yang ternyata tidak kredibel, asal itu dari orang putih dianggap sumber kebenaran (pikiran orang Indonesia yang secara umum bicara belepotan prot-prot). Berkali-kali menebalkan kata-kata "simpanse" . Gara-gara 1 video, satu Indonesia terjebak dengan konsep iq adalah alat ukur mutlak untuk kecerdasan.
pak guruuuuu dikomenan banyak judollll ini
Gpp tinggal nunggu negara ini hancur saja
Emang bangke nih Judol, gara-gara ga ada kelanjutan kasus Komdigi jadinya bandar jumawa seolah-olah tidak tersentuh.
Report
biarin aja jangan di tanggepin report aja. emang gk bisa di kendalikan hanya RUclips & google yang bisa hapus
Bahkan sudah banyak banget komenan gtu saya report & masih tetep muncul banyak, bnr-bnr nyebelin
ust felix dia kan newbie diislam tapi bs mendalam memahami ilmu islam. jelas cerdas
Dia udah lama masuk Islam
Sekitar 20 tahun
Terima kasih.
Keren🎉
11:57 beberapa bulan kemarin Adik saya ikut tes Minat Bakat (bukan tes IQ sih namanya). Dan jujur saja, hasilnya sudah terprediksi. Adik saya baik dalam bidang matematika, logika, dan hitungan. Tapi adik saya agak kurang dalam bidang sosial (sosial secara bahasa bukan mata pelajaran). Dan sangat kurang di bidang bahasa. Dan memang dari pengamatan saya selama ini, adik saya memang menonjol di bidang hitung-hitungan tapi sangat kurang dibidang narasi, dan adik saya memang introvert yang ga suka keluar rumah kecuali ada keperluan.
bagus berarti, iq tes bisa jadi nilai tambah untuk yakin adik anda pintat di bidang eksakta
03:00
Sebenarnya ada 2 kenungkianan, IQ relatif turun karena skor ujiannya tetap tapi rata-rata untuk usianya terus naik karena seseorang tadi semakin bertambah umur, atau memang terjadi degeneratif atau penurunan skill
Intinya jika kita tidak melatih fisik dan mental maka skor ujian kita bisa tetap atau menurun, dampaknya hasil IQ bisa seakan2 menurun.
Salah semua, Skill gak berkorelasi langsung dg IQ
@@ahmadnurhidayat626 sebenarnya sangat berhubungan, karena praktik dan teori harus beriringan.
karena kalau tidak praktisi akan disitu2 aja kalau teorinya ngak kuat. tapi teoris ngak bisa aplikatif kalau ngak ada praktisnya
@@Rkap_Ozsalah total, IQ itu mengukur nilai kecerdasan seseorang dengan cara apakah ia paham dengan pertanyaan logika2 yang ada.
Paham akan pola2 yang diberikan dan bagaimana penyelesaian masalahnya.
IQ disebutkan ada sejak lahir dan tidak mungkin bisa berubah.
Sedangkan skill, teori dan praktek bisa dilatih dan dipelajari. Bisa meningkat dan bisa berkurang.
@PHyN1151 sebenarnya itu kenapa ada EQ dan CQ. Alasan dites disaat masih sekolah dan pelatihan agar bisa merumuskan program terbaik. Idealnya gitu.
Secara teknis kalau pelatih tidak menuntunnya, seharusnya pelajar sendiri yang membuat kurikulum untuk dirinya sendiri. Ingat ini idealnya.
Orang Indonesia
....Mungkin bukan IQ yang naik, tapi tingkat kepercayaan dirinya yang makin bertumbuh....
Sebelum tahun 2000an
_justru lebih sedikit orang yang menyadari potensi dirinya,
_lebih banyak generasi yg tertekan oleh ikatan tatanan sosial (ekapresi diri tertahan)
Namun setelah tahun 2000an; _justru makin banyak orang menyadari potensi dirinya,
_lebih berani mengekspresikan personalitas dirinya
_memiliki kemampuan menakar kemampuan dirinya
Barangkali itu juga yg mempengaruhi mentalitas dan optimisme kolektif masyarakat saat ini, ditambah aspek keterbukaan media sosial turut memajukan wawasan berpikirnya sedikit demi sedikit
Sebenarnya IQ merupakan perbandingan skor ujian dengan skor rata-rata usia saat ujian
Misalnya ada orang skornya ujian 300, terus skor rata-rata usia saat itu 200, maka 300/200*100. Hasilnya 150.
Gara2 test IQ gua masuk IPS eh terus sekarang kerja di Lab Kualitas Air yg full IPA dan YA BiSAaaa 😎
@@ayatullahruhiyat sebenarnya IQ bisa naik, tetap dan menurun tergantung usaha
Betul, tapi kabar buruknya tingkat menghargai orang lain berkurang
@Rkap_Oz
Pernah nyimak pendapat seorang konsultan teat IQ di sekolah...
... satu kelas umur yang sama, kematangan berpikir responden itu bisa lebih awal/melampaui batas usianya....
... tapi juga ada yg lambat memahami/hanya bisa memahami soal umum dibawah batas kematangan usianya....
Hasilnya;
_ yang melampaui inilah tercatat capaian poinnya tinggi( IQ_tinggi)
_yang capaian poinnya bagus pada soal sebatas usia dan dibawah usianya, inilah yg tercatat IQ sedang dan rendah
_Soal2 test IQ pada dasarnya diklasifikasi berdasar tingkat kedalaman materi
Gw sebagai org tua tdk prnah melarang anak untuk mengeksplor apa yg dia senang pelajari ,tetapi sy hanya mengajarkan apa yg bagus dan apa yg tdk bagus,,cntoh kbanyakan org tua melarang anak.y menonton tiktok karena konten.y yg tdk mndidik tetapi dunia akan smakin canggih dan larangan yg kt berikan akan membuat anak kt mnjadi trtinggal, lbih baik kt mengajarkan etika,akhlak atau tatacara dlm menghadapi masalah dan menyelesaikan.y sehingga apapun nnti yg akan anak kt hadapi maka akan mudh mnyelesaikan mslah yg akan mmbuat otak anak terus brkembang
7:47 7:54 7:55 7:55 7:56 7:56 7:56 7:57 7:57 7:57 7:57 7:57 7:57 7:58 7:58 7:58 7:58 7:59
knp tidak keduanya? Larang anak buka tiktok dan ajarkan ahklak, etika, tata cara menghadapi masalah?
ohh jadi orang akan di anggap tertinggal bila tidak menggunakan tiktok? apa kabar Amerika, Canada, Australia , India, Denmark 😂
@@taufikhidayatlubis2890 terus nnti kalo dia mau belajar sosial media malah kaku, misal anak harus mmbuat konten tp gk tau cara.y gara2 gk prnh buka app.y , apalagi nnti zaman AI malah makin trtinggal
@@Andi_baskara itu kan contoh , lu gk baca ? Msak gw harus sebut smua platform, skalian aja gw sebut ms office word, excel, power poin, fb,ig, yt,vtube, tinggal lu tmbahain sndiri,, knp gw ksih cntoh.y tiktok,, karena tiktok paling bnyak pngguna.y di indo, dan konten.y yg kbnyakan tdk mndidik, maka disitulah kt akan mngajarkan anak contoh mna yg baik dan buruk tnpa harus membatasi.y , biar otak.y gk kolot,
Cerdas itu ada 2 sih menurut saya.
1. Cerdas karena genetika. Yg spt ini udah gak bisa diapa2in krn dimanapun dia berada dia pasti menggunakan otaknya diatas rata2 orang lain.
2. Cerdas karena tahu lebih dulu. Nah inilah yg sekarang banyak dibangun oleh guru2 sekolah dengan memberikan les atau bimbingan belajar. Hampir 90% lembaga2 les memberikan materi2 uptodate dibanding sekolah.
Cerdas krn tahu lebih dulu juga berarti banyak membaca dan proses pengalaman
Saya berfikir justru orang2 indonesia itu cerdas dan ulet, bisa hidup tanpa bantuan finansial , perlindungan hukum, biaya keaehatan dari pemerintah tapi masih bisa bayar pajak ,kendaraan, bumi dan bangunan, ppn, dan pajak2 yg lainya.😊
👍 nah, sependapat 😄👍
Ilmu sejarah dan geografi lebih pintar dari negara lain😅
Pak Guru, menurut saya dalam membahas ini perlu lebih kontekstual. Boleh wawancara dulu dengan para psikolog yang berprofesi sebagai dosen yang expert di bidang psikometri. Agar akhirnya secara tidak sengaja para netizen menyalah artikan pemahaman yang diberikan pak guru. Semoga menjadi perhatian ❤
tentu baraya. saya menekankan konteks dan
@@gurugembulIni orang (pak guru gembul ) mirip Socrates ilmu dan logika + penjelasannya Out of the box ❤😊
18:00 nah makanya kepikir sih kalo di indonesia ini *SEAKAN* hasil dari pencapaian akademis2nya diberikan hasil yang *BAIK* oleh *SEKOLAH* / *INSTITUSI* pendidikan
*JUSTRU* disinilah kita harus *TAKUT* disaat *SEBENARNYA* masyarakat kita *TIDAK* terlalu pandai / pintar, *TETAPI* *DIBUAT* seakan2 pandai / pintar
Bahkan untuk tahun lalu saya dengar ada ratusan ribu pelajar tidak tahu untuk membaca alias buta huruf, ngeri sekali sih ini
Dan lebih banyak pelajar tidak mampu menghitung dasar 🎉
Saya bukan berbicara IQ tapi ilmu dasar yang harus dikuasai, kalau kayak gini generasi mendatang akan gimana?
Gua GK lulus SMP pak guru tapi bisa mengamati dengan baik penjelasan anda
Terimakasih Guru.. Saya semakin mendapat Gambaran lebih luas
Waktu smk skolah ngadain tes IQ 67😅.lamar kerja d BUMN ALHAMDULILLAH lolos (sebagai tenaga kontrak) yg pertama d antar temen skolah.
Gada ordal..
Waktu berlalu 15 tahun, ada rekrutment pegawai tetap.
Ada test... Yg lolos banyaknya pelamar pemula(baru lulus skolah).
Jadi yg berpengalaman kerja slama belasan bahkan ada yg puluhan taun, gagal hanya karena "test" miris 😢
hahahahaa ngeri
@@gurugembulngeri atau miris pak
@gurugembul alhmdulillah,setelah melewati bbrapa kali test, skarang sudah jadi pegawai tetap. Tapi ya dengan resiko masa pensiun yg lebih cepat( tidak full) . Makasih pa GG
@@walhasbipraditiya8993 iya pa.. Yg jadi titik fokusnya sama dngn apa yg pa GG bicarakan.. Ko kmampuan seseorang d ukur hanya dengan "test".
Klo dalam cerita sya, yg aneh itu knapa yg baru datang lebih d hargai daripada yg sudah belasan taun mengabdi. Yg sudah jelas ada kontribusi dan kopetensinya.
Mungkin d tempat lain juga banyak yg seperti itu.
Terakhir pernah test di smp 113
Yg terjadi itu pasti ada sebab, yg menyebabkan ilmu/kecerdasan seseorang ada itu sbnrnya bukan krn ras/bangsa,
Cina itu bangsa/bahasa/negara, bukan yg lain, sikap, perilaku dan pengetahuan seseorang itu sbnrnya dipengaruhi oleh keadaan hati, bukan dipengaruhi oleh ras/suku,
Intinya dalam hidup bersosial/bernegara itu sebaiknya obyektif, tidak menggunakan kata2 yg ambigu/multitafsir yg menyebabkan timbulnya perbedaan penafsiran, krn dari perbedaan penafsiran itulah perdebatan ada, dan dari perdebatan yg menyentuh ketenangan itulah keributan ada,
Bagaimana menakar hati / nilai moral seseorang?
Dan kesalahpahaman itu pasti terjadi, mau bagaimanapun juga pasti akan selalu ada kesalahpahaman. Yang seharusnya dilakukan itu untuk meluruskan kesalahpahaman tersebut, memahami pandangan satu sama lain supaya terjalin kesepahaman yang sama.
@PHyN1151 Ada yg bilang " yg terjadi itu pasti ada sebab, klo sebab trsbt diteruskan maka pasti ke sebab pertama atau penyebab utama, penyebab utama itulah yg dianggap menyebabkan segala sesuatu itu tercipta/terjadi, kenyataannya begitu, namun banyak yg ga berdasar kenyataan, banyak yg berdasar pernyataan2,
Sesuatu/kata2 yg jelas itu lebih baik dari yg ga jelas, kata2 yg jelas itu seperti semut, telinga, satu dan yg lainnya, klo menggunakan kata2 yg jelas maka semua pasti memahami, sdngkn kata2 yg ga jelas itu seperti Tuhan, agama, surga, neraka dan yg lain, klo menggunakan kata2 yg ga jelas maka ga semua memahami, kata2 yg ga jelas itu sbnrnya bukan bahasa asli, dan kata2 yg ga jelas itu klo memiliki penafsiran lebih dari satu maka akan ada perbedaan anggapan/pendapat do masyarakat, perbedaan anggapan yg menyentuh ketenangan itulah yg menyebabkan perdebatan yg kdng berujung dngn permusuhan dan kekacauan,
Semua ciptaan itu dasarnya sama namun takdirnya beda beda, awalnya sama, sama sama tidak ada/tidak hidup lalu diciptakan dngn takdir yg berbeda beda, bahannya sama, namun ukuran dan bentuknya beda2, sama sama dicipta dari tanah, air, udara dan cahaya, namun tempat dan proses penciptaannya beda beda, jadi segala sesuatu itu sbnrnya tak lepas dari penyebab utama, tak lepas dari kehendak dan ketentuan penyebab utama,
Semua sudah diatur, semua sudah diatur, tinggal bagaimana kita, apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mau mengikuti/menuruti atau tidak, tapi perlu diingat klo sikap dan perilaku kita itu juga tak lepas dari kehendak/ketentuan sebab akibat yg sudah ditentukan/diatur,
@PHyN1151 Ada yg bilang " yg terjadi itu pasti ada sebab, klo sebab trsbt diteruskan maka pasti ke sebab pertama atau penyebab utama, penyebab utama itulah yg dianggap menyebabkan segala sesuatu itu tercipta/terjadi, kenyataannya begitu, namun banyak yg ga berdasar kenyataan, banyak yg berdasar pernyataan2, Sesuatu/kata2 yg jelas itu lebih baik dari yg ga jelas, kata2 yg jelas itu seperti semut, telinga, satu dan yg lainnya, klo menggunakan kata2 yg jelas maka semua pasti memahami, sdngkn kata2 yg ga jelas itu seperti Tuhan, agama, surga, neraka dan yg lain, klo menggunakan kata2 yg ga jelas maka ga semua memahami, kata2 yg ga jelas itu sbnrnya bukan bahasa asli, dan kata2 yg ga jelas itu klo memiliki penafsiran lebih dari satu maka akan ada perbedaan anggapan/pendapat do masyarakat, perbedaan anggapan yg menyentuh ketenangan itulah yg menyebabkan perdebatan yg kdng berujung dngn permusuhan dan kekacauan, Semua ciptaan itu dasarnya sama namun takdirnya beda beda, awalnya sama, sama sama tidak ada/tidak hidup lalu diciptakan dngn takdir yg berbeda beda, bahannya sama, namun ukuran dan bentuknya beda2, sama sama dicipta dari tanah, air, udara dan cahaya, namun tempat dan proses penciptaannya beda beda, jadi segala sesuatu itu sbnrnya tak lepas dari penyebab utama, tak lepas dari kehendak dan ketentuan penyebab utama, Semua sudah diatur, semua sudah diatur, tinggal bagaimana kita, apakah kita menerima atau tidak, apakah kita mau mengikuti/menuruti atau tidak, tapi perlu diingat klo sikap dan perilaku kita itu juga tak lepas dari kehendak/ketentuan sebab akibat yg sudah ditentukan/diatur,
Setuju di menit 18:10, gk cuma Perguruan tinggi pak Guru, nilai rapot anak SD aja, juga lebay, cuma buat nyenengin wali murid aja...Sebagai ortu mah, tetep positive thinking aja,ngedidik anak2 sesuai jamannya berlandaskan agama yg benar, tetap semangat pak Guru, tuk Indonesia yg lebih baik😊yuuuk bisa yuukkk☺
pisau akan selalu tajam karena sering dipakai, pemilik selalu mengasah dan menempatkan pada posisi yang aman.
ketika pisau untuk pajangan, nampak bagus tetapi ketajamannya belum teruji.
Saya pernah tes iq.. pernah 131, pernah 127, pernah 115..
Tapi di sekolah saya peringkat 37 dari 48 orang (10 dari belakang) 😂😂😂
Saya lambat memahami pelajaran, lambat memahami pergaulan, dan sering perlu dibantu contekan ketika ujian.. 😂
Ajaibnya saya satu2nya lulus um ugm, (itu ujian pilihan ganda),
Ketika kuliah saya nasakom bertubi tubi... hingga suatu titik saya menemukan alasan kuat untuk bangkit dan belajar.
Nilai saya mulai baik, mulai dipercaya mengajari teman, mulai dipercaya jadi asdos, mulai datang beasiswa s2, mulai jadi ketua angkatan, mulai disangka pintar, pas kerja mulai disangka potensial, mulai disangka bisa diberi amanah, mulai disangka bisa jadi manajer yang baik, mulai disangka bisa jadi direktur yang baik, mulai diberi project oleh klien klien karena disangka amanah..
Aslinya mah cuma insyaallah.. 😅
Kalau boleh tahu, apa alasan kuat untuk bangkit bang
@ariesaryaputra2321 alasan bangkitnya cukup sederhana: dapat hidayah muak dengan masa lalu, pengen masa depan yang lebih baik.
Saya percaya doa orang tua juga banyak berperan.
Indikator kecerdasan itu apa sih apakah:
1. Menguasai pengetahuan dibidang tertentu
2. Mempunyai kemampuan bersosial yang baik
3. Ataukah asal bisa bertahan hidup saja bisa disebut memiliki kecerdasan
4. Atau poin 1,2,3 harus terpenuhi semuanya bisa disebut memiliki kecerdasan.
Yg terjadi itu pasti ada sebab, yg menyebabkan ilmu/kecerdasan seseorang ada itu sbnrnya bukan krn ras/bangsa,
Sikap, perilaku dan pengetahuan seseorang itu sbnrnya dipengaruhi oleh keadaan hati, bukan dipengaruhi oleh ras/suku, sdngkn keadaan hati itu dipengaruhi oleh sesuatu yg prnh dilihat, didengar dan dirasa sejak tercipta/terlahir,
Intinya dalam hidup bersosial/bernegara itu sebaiknya obyektif, tidak menggunakan kata2 yg ambigu/multitafsir yg menyebabkan timbulnya perbedaan penafsiran, krn dari perbedaan penafsiran itulah perdebatan ada, dan dari perdebatan yg menyentuh ketenangan itulah keributan ada,
Intinya cerdas itu adalah mampu menyelesaikan persoalan dengan cara se sederhana mungkin.
Pak guru, saya curhat sedikit. PPDB SMA 2018, saya daftar sekolah negeri dan swasta, saya pergi nyari sekolah di KBB-Cimahi-Cibeureum sendirian. Saya waktu itu degdegan selama dua minggu lebih, tidak bisa tidur. Akhirnya diterima di salah satu sekolah negeri di Cimahi.
Setelah menerima SK Penerimaan, saya langsung sakit, mungkin berhari-hari sebelumnya banyak gelisah dan susah tidur. Dalam waktu yg berdekatan, sekolah tsb mengadakan psikotes dan tes IQ. Waktu itu saya menjalani tesnya tidak fokus karena memang sedang kurang sehat. Saya tetap memaksakan hadir karena diwajibkan dan hanya diadakan hari itu saja, juga pihak sekolah tidak memberitahu apa tujuan dari tes tsb. Hasilnya menunjukan IQ saya jauh di bawah rata-rata.
Hasil dari tes tsb mendiktekan saya harus dimasukkan ke dalam program peminatan IPS, sementara saya sudah menyiapkan diri saya untuk program peminatan MIPA sejak SMP karena saya sedari kecil bercita-cita ingin jadi masinis kereta api, yang mana pada saat itu mengharuskan ijazah MIPA untuk lulusan SMA. Jujur pak, saya ngga ngerti pelajaran-pelajaran seperti Geografi dan Ekonomi, dipaksakan pun tetap tidak mengerti. Saya waktu itu lebih suka belajar fisika.
Sekarang saya bermanuver ke bidang lain, kebahasaan, dan walaupun saya mampu bertahan di sini, tapi ya rasanya biasa-biasa saja, saya merasa seperti underdog di antara teman-teman saya.
Klo boleh tau kakak sekarang bekerja di bidang apa ya?
tinggal jalani aja hidup sekuat tenaga
lawan ketidakadilan dengan kesuksesan
Yth Pak Guru, bahas fenomena kampus penyelenggara kuliah jarak jauh, kuliah kampus cabang. Kuliahnya Sabtu Minggu doang. Sekalinya ke kampus pusat cuma pas wisuda. IPK 3 ke atas. Profitnya gede tuh buat kordinatornya. Di Bogor banyak 😂😂
Up,..setuju...bamyak calon" kades/calon legislatif pake mode ini biar dibelakang namanya ada gelar😅
@@MANCER156 Makanya pas kampanye banner segede Gaban, caleg bangga banget pake nama dengan sederet gelar. Padahal gak kuliah 🤣
Anjir...gua tau lagi yg di maksut😂😂
Sebenarnya mungkin jikanybs benar benar menguasai materi kuliahnya, hal tsb bs dimaklumi. Tp jk asal lulus aja, nah itu yg perlu didemo
@@ekajayaauto7537 Aspek kecerdasan individu mungkin sesuatu yang istimewa, dengan atau tanpa kuliah. Ia bisa menjadi cerdas dengan sistem mandiri (otodidak).
Sayangnya, kebanyakan Perguruan Tinggi penyelenggara sistem kuliah tersebut menyalahi regulasi Kemendikbud & Ristek. Yang penyelenggarannya juga sembunyi2 dari pantauan Team Monev. Artinya, ketika kegep, mereka juga gelagapan, berusaha cari alibi & dalil2 pembenaran. Dengan demikian, penyelenggarannya juga cacat hukum & cacat moral.
Kebetulan saya pernah berkecimpung di "black area" tersebut, yang memutuskan keluar karena ketidaknyamanan hukum & moral. Kecuali kalo saya mata duitan, tentu saya lanjut "pekerjaan mulia" ini 😆
tahun 1995 saya masuk SD, jaman itu dikampung sya tidak ada sekolah TK, 6 atau 7 tahun langsung masuk SD,
sumpah dikomplek saya gempar, heboh, rame,, sering gibahin saya karena saya kelas 1 SD sudah bisa baca, padahal tidak ada yg mengajari hanya "titen" atau kira kira setipa guru nulis, dari setiap huruf itulah kira kira digabungkan jadi kata, termasuk saya curi buku "ini budi" di perpustakaan.
dan akhirnya saya bisa baca walaupun pelan pelan, hanya karena "titen" atau "perhatikan" setiap huruf.
jaman itu mana ada kelas 1 SD bisa baca?? hanya saya dikomplek kampung.
Kolom komentar judol guru gembul
Satu satunya solusi yg ada mungkin hanya report spam berbahaya sebab mereka ga bisa diblokir kata kata, karena mereka pakai huruf aneh2
Kl GK konten kreator blokir secara manual@@FarAway-xb4lp
Mereka pun telah mengerahkan buzzer, sehingga Jumlah like nya bisa tembus ribuan ..
Judol adalah... Jatidiri bangsa kita... Jadi emang ada dimana mana
Biarin aja bang kalau kalah kan mereka sendiri yg rugi,gw berharap mereka bundir biar hilang sampai ke akar akarnya😁
Kenalilah dirimu sendiri :
Dgn tes Iq ❌
Dgn mencoba belajar banyak hal ✅
2bulan nganggur aku terjerumus judol, hasil 3tahun kerja ludess sampe hp pun keganti sama yang bekas, gada niatan apapun cuma mau cerita aja..semoga dengan begini beban kepala bisa sedikit ringan
Janlup tobatnya. Dosa besar harus tobat khusus yg sampe nangis dan dadanya sampe bergetar
dl sy prnh rques mslh pskotes untk pddkn pkrjaan dll,smpai skrg blm prnh dhbas pk gru🙏
slmbar krtas yg akn mntukan masa dpn
Kualitas videonya bagus pak guru, vibes nya berasa nostalgia
Anak saya pernah di tes iq oleh pihak sekolah untuk kebutuhan masuk sekolah, saat itu hasilnya 68 dan masuk kategori borderline sehingga direkomendasikan untuk masuk kelas inklusi. Saya menolak dan tidak jadi memasukan dia kesana. Btw ini sekolah cukup ternama dan ownernya terkenal sahabat anak-anak. Saya memilih untuk memasukan anak saya ke sekolah lain yang lebih kecil dan saya juga mengajarkan dia banyak hal diluar akademisnya.
Saat ini anak saya tumbuh dengan sangat pesat, walau sampai saat ini dia masih tertinggal di beberapa aspek, tapi di aspek lain dia sangat menguasai.
Saya ga pusing sama angka IQ dia, terbukti dia bisa jauh lebih menguasai beberapa bidang diatas anak lain seusianya.
Itu namanya Idiot Savant, lemah secara general tapi memiliki bakat besar dalam hal tertentu. Banyak kok pecatur yg IQnya biasa aj, malah cenderung rendah.
@thebluescaptain thanks for the info, saya nemu info baru, 'idiot savant'. Akan saya pelajari.
entah kenapa orang cerdas justru berpotensi tidak bahagia bahkan depresi, terlebih lagi ketika gagal melewati fase quarter life crisis. saya menduga karna frekuensi otaknya cendrung lebih tinggi yang justru menjadi sebuah kutukan bagi orang cerdas itu sendiri.
Kecerdasan tertinggi itu bs mengenal diri sendiri akhirnya bs mengenal Tuhannya, jgnkan mengenal diri, ingat wajah sendiri sj susah seumur hidup, dibandingkan mengingat hal2 di luar diri kita lsng nempel di memori. Boro2 mengenal Tuhan sama diri sendiri sj tdk kenal, tp sok2an kl apa2 mengatasnamakan Tuhan, kata Tuhan, siapa elu?
Kucing primitif, dengan kucing modern, rebutan wilayahnya beda .
Kalo yang sekarang, rebutan warteg yang banyak orang ngasih makan, setiap kali dia minta , dengan akting muka imut.😂
Bravo GuGem👍🇮🇩 GuGem TOP!
Pak guru, coba bahas akun judol yg skarang brani komen di akun pak guru dan yutuber edukasi lainnya
Channel bola juga
Up
Menurut saya kemampuan yang paling penting di zaman modern ini itu problem solving, dan kecerdasan yang dibutuhkan untuk problem solving sendiri itu bukan cuman IQ tapi Kecerdasan kreatif, praktikal, dan emosional juga dibutuhkan. Jadi mungkin saja yang perlu diukur atau dites itu bukan kecerdasan-kecerdasan itu sendiri tetapi yang diukur problem solving.
Salfok lensa kameranya berminyak 😂👍. Tapi ini ciri khas guru gembul yang saya suka
Kecerdasan manusia yang ada setau saya ada 3 : IQ, EQ, SQ, dimana itu punya peran masing-masing. IQ lebih pada pengetahuan dalam ilmu pengetahuan yang masih umum/banyak macamnya. IQ akan condong pada individu dalam melakukan tugas atau pekerjaan perorangan nantinya. Seperti di negara ini anak lebih di tuntun pada semua hal itu dgn nilai tinggi semua (IQ biar dianggap tinggi dan dianggap pintar). Padahal di negara luar anak itu sudah diarahkan dalam satu hal kemampuan yang paling menonjol dan sukai. Nantinya saat bekerja memang menguasai hal itu. Kalau di Indonesia anak pasti bingung mau memilih mana pekerjaan di masa depannya karena dicekoki harus baik IQ - nya dalam semua hal. EQ & SQ itu dipakai lebih kerah pada kepemimpinan dan integritas seorang individu dalam menjalani kehidupan dengan orang lain. Beda dengan IQ yang lebih condong kerah kemampuan pribadi/perorangan. Dalam hidup berkelompok bahakan dalam dunia kerja terkadang kemampuan IQ tidak tinggi tetapi menjadi seorang ketua dalam organisa atau manajer di perusahaan hal ini karena kemampuan sosial yang bagus dimana bisa menjalin hubungan baik terhadap semua orang tanpa pandang bulu dan emosional yang baik untuk menjaga kualitas sikap dalam tingkah laku dengan orang lain. Misal tadi bidang kesehatan dimana ada dokter yang banyak macamnya spt dokter umum, dokter spesialis jantung, dokter spesialis saraf, dokter sub spesialis saraf epilepsi dll. Ini lebih kerah IQ yang sama dalam bidang kesehatan tetapi banyak macamnya dalam spesifikasinya. Tetapi yang menjadi direktur sebuah rumah sakit apakah yang bisa menguasai semua bidang spesialis itu? Pasti tidak. Pemilihan pemimpin pasti yang baik dalam emosi, baik dalam sikap, selalu menjunjung tinggi martabat kelompoknya tanpa pandang bulu, hubungan sosial juga bagus kepada semua orang, dia akan selalu mengambil keputusan bagus buat semua orang, dll. 🙏🏻🙏🏻
Assalamu'alaikum Pak Guru, akhir-akhir ini saya sering mendengarkan siaran radio FM lokal. Beberapa kali saya mendengar ada konten siaran di radio dengan tajuk Inspirasi Konten Kreator. Salah satu isinya adalah dari video channel RUclips Pak Guru Gembul, kemarin disiarkan yang episode tentang antikorupsi Daendels. Selain konten Pak Guru, ada beberapa konten lain seperti dari Raymond Chin, Aurel Val, dll (saya lupa). Pertanyaan saya, apakah konten siaran radio tsb sudah ada izin ke Pak Guru, atau memang konten tsb merupakan bagian dari Projek Asosiasi Konten Kreator yang disosialisasikan di Hotel Vasa Surabaya Desember lalu?
Pak Guru pernah bilang dia rela dijadikan pijakan untuk konten kreator lain
GG orang baik gak pernah pasang hak cipta.
Nggak masalah selagi demi kebaikan....
@@ThreeAS_AN kenak batu nya si gembul! Bhahaha
Guru gembul pernah bilang, semua videonya boleh digunakan tanpa izin selama tujuannya baik
Tahukah kalian, di dunia ini hanya ada 2 tempat orang paling byk manusia dlm keadaan berkumpul untuk ber ibadah ..
1.waktu wukup di arafah saat menjalani haji.
2.: ketika saat Haul nya abah guru sekummpul, di kalsel..
127 km / jam
Top speed aa sig ... 😅
bng😂
Tukang drone nonton juga.
100 X Solar Masses
Duel neo jal
Habis makan siang terus buang air besar.
Terus tiba-tiba guru gembul Ngebahas keq ginian.
Kebakar dan meledak pa guru. 🔥🔥🔥
Nggak pernah ikutan tes IQ pak GG , tp selama sekolah selalu rangking 3 besar , tp hidup saya biasa" aja , malah teman" yg nggak dapat rangking pada jadi pejabat dan jd orang kaya
Orangtua nya mendukung dari semua aspek😂
Sama ka, 😂😂😂
Kalau menurutku IQ itu bukan tentang nilai di kelas atau peringkat, tapi tentang kecerdasan dalam berfikir, setelah saya dewasa dan tertampar sesuatu aki baru sadar bahwa nilai aku waktu sekolah hanya sebuah manipulasi yg di lakukan guru dan saya sendiri, di sekolah saya selalu sopan dan satu2nya murid yg pake peci😂 hal bikin gua seperti orang alim padahal shalat ajah baru bisa dan tau di kelas 6sd saya pake peci dari kelas 4, alesanya sih sederhana aku ga punya topi karna ga mampu beli. Dan jarak pulang sekitar 5km kadang jalan kadang nebeng kalau ada sepeda pake sepeda. Dan hebatnya aku ga pernah bolos apalgi gak masuk biarpun telat aku tetap berangkat dan guru ga pernah marah ke aku, di masa sekolah justru aku iri sama teman2 yg ga dapet rangkinh tapi skillnya hebat2 ada yg pandai main alat musik, ada yg pandai ngomong atau sering menang debat, yg pandai ngibul juga banyak, belum yg pandai nyanyi denger sekali bisa hafal. Tapi aku cuma orang yg pandai di tulisan, hubungan sosial benar2 bodoh.
Senasib... Sedih njir.😭😭😭
Yg senasib absen donk, curhat bareng di sini..🥴
Pantes pejabat indonesia kerjaannya tidur Mulu, isinya aja orang"kek gitu
Masalah kaya gg seberapa ngaruh sma pintar,,,,anak orang kaya2 mengapa d skolahkan tinggi,,,yg pertama untuk pola pikirnya,,,masalah kaya miskin itu tergantung berani apa enggag jadi kaya,,,
orang indonesia itu memang sudah cerdas sejak lahir, makanya anak anak sekolah sekrang sudah tidak perlu belajar, karna iqnya sudah diatas rata rata maka program sekolah hari ini itu hanya berputar di bidang hiburan seperti di acara camping, renang, acara kuliner, piknik, piknik perpisahan, bahkan baru baru ini saya menemukan program baru yaitu nobar bioskop. omg hellow coba guru gembul kaji hal yang sudah sampaikan diatas, sebernarnya apa yang membuat fenomena itu terjadi. apakah para gurunya yang duhulu jarang sekali piknik dan jarang ke tempat wisata sehingga hari ini mereka balas dendam pengen terus terus piknik?apakah piknik bisa menjadi pendidikan indonesia meningkat? bisakah indonesia emas di raih dengan piknik? coba kita bertanya pada rumpu yang bergoyang
Dengan banyaknya konten kreator kayak pak gembul, akan meningkatkan kritikal thinker
Critical kak
@Skyri219 dialek indo
@@Andy-mx1ok oke
mengenai soal pilihan ganda ,mungkin tipe soal yg justru membatasi pikiran seseorang ,karna besar kemungkinannya kita hanya mencoba mencocok"an atau mencari pilihan yg hampir mendekati dgn apa yg ada dlm benak ,seharusnya sebuah soal itu bisa membuat pikiran kita menjadi liar ,mencari cara dan menentukan jawabannya sendiri ,ntah itu hasilnya benar atau salah (secara umum),yg jelas ini menjadikan kita dapat memahami cara/cara kerja/rumus dari apa yg kita hasilkan
Saya pernah tes iq, hasilnya di bawah 100. Langsung kena mental bjir😅, mending ga tahu dah hasilnya
Kalo 90 mah gk papa
@@yoraybor 80an saya bg😅
IQ itu bisa dilatih pak, saya SMP cuma dapet 90an, menuju SMA kebetulan saya suka iseng beli2 buku tes IQ sama ada latihan buat kecerdasan visual gitu, jadi kayak latihan2 kenalin pola tersembunyi, 3D dll, lumayan seru, kayak TTS tapi itu lebih ke visual, dari hobi ngisi2 tes Iq gitu barulah paham soal strategi berpikir, buat beresin satu masalah itu bisa diselesaikan dari cara berpikir yg macem2, selanjutnya kalo ada tes2 IQ udah bisa dapet di 120an
Tes IQ bisa memberikan gambaran tentang kemampuan kognitif seseorang, tetapi tidak bisa dijadikan tolok ukur tunggal kecerdasan. Untuk menilai kecerdasan seseorang secara komprehensif, perlu mempertimbangkan berbagai aspek kecerdasan seperti kreativitas, kecerdasan emosional, kecerdasan sosial, dan potensi yang dimiliki. nilai tes IQ juga tidak benar benar akurat karena banyak faktor yg mempengaruhi hasil menjadi bias.
IQ itu mengukur problem solving dengan abstract reasoning. Jadi, dia mengukur kemampuan untuk memecahkan masalah berdasarkan pola2 yang disajikan. Yang di ukur memang berpikir abstraknya, jadi orang yang punya IQ tinggi adalah orang yang pintar secara theoritical.
Sedangkan dalam problem solving di dunia nyata, kita dihadapkan dengan data konkret dan praktikal yang variabelnya jauh lebih banyak, belum lagi yang berkaitan dengan emosi pribadi seseorang yang jauh mempengaruhi keputusan dibanding logika semata, serta orang2 di sekitar yang terdampak dengan keputusan dia.
Jadi, untuk mengukur kecerdasan "hidup di dunia nyata" kita perlu menggabungkan tes IQ, tes emotional intelligence, tes practical intelligence, dan mungkin tes multiple intelligences.
pernah tes waktu SMA, dapet poin 130, tertinggi di kelas & nomor 4 di sekolah 😅
Artinya skor ujian bapak 130 persen dari skor rata-rata untuk usia bapak saat itu.
@@Rkap_Oz benar sekali
Point pentingnya adalah kemajuan manusia itu tidak di ukur dari hasil tes iq yang telah dia lakukan melainkan skill yang dia miliki.
Jangan berpatokan IQ soalnya manusia itu punya otak yang dinamis bisa berkembang. Tapi ada caranya 😂
???
Saya pernah tes iq dan hasilnya rendah cuma 70 😢 dan di sarankan masuk ips. Waktu itu saya agk sedih karena teman2 pada rata2 90-100 sedangkan saya cuma 70 entah apa dasarnya penilaian seperti itu. Tapi alhamdulillah saya tetep berusaha dan optimis masuk ipa. Bahkan saat ulangan kenaikan nilai tertinggi saya justru pelajaran biologi dan b. Inggris. Alhamdulillah saya bisa masuk ipa
Tidak perlu sedih lagi, itu test bukan jaminan kecerdasan manusia yg sebenarnya. Biasnya terlalu banyak.
saya dulu sewaktu sma pernah di diagnosis oleh salahsatu universitas di Indonesia sebagai pribadi yg sangat acuh & hanya peduli diri sendiri pada IQ tes atau psiko tes (saya lupa tes yg mana)🤣🤣🤣🤣, & orang tua saya sangat marah akan hal tersebut karena sangat berbanding terbalik dengan pripadi saya di kehidupan sehari2 😂😂😂.
Meskipun Indonesia masih banyak kekurangannya, saya cinta dan bangga menjadi bagian dari bangsa indonesia 🥰🇮🇩
Pak guru ini bagaimana kenapa sekarang marak iklan judol dimana mana, semoga bisa dibahas
Algoritma RUclips berhasil ditemukan lubangnya oleh mereka pak.
Semoga bisa segera diperbaiki.
karena masih ada aja orang orang twlol yg berharap balik modal
Saya dulu 115. Tetapi sekitar 8 tahun lalu saya minta HRD saya untuk melakukan tes IQ terhadap karyawan produksi di tempat saya bekerja, hasil tertinggi adalah 90 dan rata rata di 60. Hal itu saya lakukan karena begitu banyak perintah yg tidak dilakukan di lapangan; tentu bisa karena penolakan, atau karena ketidak pahaman atas perintah itu sendiri. Dengan hasil tes IQ, maka saya mengarah ke opsi kedua. Kalau ga paham, tentu ga bisa melakukan dengan benar. Tetapi sebenarnya inipun bisa mengarah kepada “salahnya” sistem perekrutan, atau bahkan penerapan budaya kerja autoritarian, yang penting nurut. Harap diingat, ke HRD an di Indonesia sudah ada lama, tetapi sebagian besar masih bersifat feodal. Masih banyak karyawan yg kalau mau diterima harus bayar. Memang untuk level bawah, tetapi kan itu yg merusak.
Dulu waktu tes IQ di SMA jarang sekali ada yg dapet 100 keatas, aku baru tau ternyata di sekolah2 lain skornya tinggi banget, padahal sekolahku tergolong swasta yg paling berprestasi se kabupaten.
Kabupaten apa kamu
bisa jadi mereka itu lebih patuh dan rajin tapi kurang pengetahuan, jujur gw sendiri yang tau sejarah, tokoh dan politik dunia karena baca buku malah selalu dapet rangking bawah. jadi ya harusnya kerajinan dan kepintaran sebaiknya dipisah jangan dicampuradukkan
Yg tinggi Mark up tuh, Indonesia gitu loh
186 hasil tesku waktu sma,ujian elektronik kuselesaikan -+ 15 menit .nilai 100 , ndak boleh ditumpuk. suruh neliti dulu. kubilang dah dapat 100 itu.. nekat kutumpuk kluar ruang...😂😂
@@sindyyuanditha-wt1gb kerennnn 😲😲 sekarang kamu jadi ilmuan kah sis?
Bahasan yg bagus tentang IQ, yg mana saya cukup concern tentang masalah pendidikan meski saya mengasuh chanel tentang otomotif.
Mau sharing juga soal test IQ ini, Saya pernah ikut test IQ waktu kelas 3 SMU, dan waktu itu saya silinder + minus tinggi mata saya, dan kacamata saya belum diupdate. dengan banyaknya pertanyaan yang dibagi dlm bbrp kategori, sepertinya test itu mewajibkan peserta harus bs Konsentrasi, dan mata juga harus jeli. Sementara saya kurang di daya lihat (minus), sehingga banyak pertanyaan di sesi (ketelitian), yg diberi waktu singkat, saya tdk mampu lewati. Hasil akhirnya IQ saya 135 (diatas rata-rata). Jika diberi waktu lebih lama dan kacamata saya dikoreksi, mungkin bisa 150-160 skornya. Wah jd tinggi ya, pdahal saya termasuk ranking menengah ke bawah di kelas 3 SMU dulu.
Dari situ aja, saya udh merasa form test IQ tsb sebenarnya sama sekali tidak menggambarkan Kecerdasan yg sebenarnya. banyak bias dan variabel yg tidak dipertimbangkan.
Minat & fokus terhadap bahasan (pertanyaan) jg akan mempengaruhi hasil. Jd jk jawabnya asal2an atau cepet2 krn gk keburu waktu, maka sudah kehilangan banyak poin.
Saya kira di Indonesia, peserta test IQ mungkin banyak yg kurang fokus juga utk menjawab pertanyaan dg serius. Belum lg soal ketelitian td seperti pd kasus saya dmana sbenarnya ckup banyak"tulisan pertanyaan" yg saya kurang jelas melihatnya krn kacamata belum dikoreksi. Misal Jk dberi waktu lebih panjang, hasilnya akan berbeda. Orang belum sarapan dan belum bs fokus, jg akan menjawab test dg asal atau hasil tdk akan menggambarkan sbenarnya.
Itu sepenggal pengalaman saya wktu ikut test IQ zaman SMU dulu. Mungkin lebih cocok menskrining minat dan bakat drpd menilai kecerdasan seseorang scr keseluruhan. Saya tinggi point di hitung2an namun ketelitian melihat benda2 kecil point nya rendah krn mata saya silinder+minus.
Seorang berpotenai jeniua, akan jd bodoh jk bertemu dg guru yg jg tdk kompeten, ditambah lg terperangkap dlm *sistem pendidikan yg "semakin membodohkan"*
Saya kira masalahnya adalah pada KUALITAS PENDIDIKAN & penunjang pendidikannya (kualitas guru, fasilitas belajar/sekolah, sistem belajar dll) yg harus dibenahi,, bukan soal otak siswa nya. Manusia lahir kurleb sama di seluruh dunia, isi sel otaknya sama2 punya inti sel, ukuran sama, selubung myelinnya juga sama, jumlah girus2nya di otak juga sama, berat otak juga sama. Tapi pengetahuannya berbeda2 karena PENDIDIKAN YANG DIA TERIMA melalui sekolah, melalui guru2, melalui sistem pendidikannya yg RENDAH. Itu bukan salah si siswa jk test IQ hasilnya rendah.
btw nama channelnya apa
Dulu waktu SMP saya test IQ di sekolah, IQ saya pas 100. Sedangkan waktu kuliah saya test IQ online dapatnya 125.
Karena itu saya suka heran, saat lagi debat atau adu argumen sama banyak orang, jujur aja argumen mereka ini aneh2 dan banyak cacat pikir nya. Lawan debat saya pun keliatan kurang bisa menangkap dan ga paham sama isi argumentasi saya. Jadi malah saya yg jadi keliatan bodoh nya.
Jadi benar apa kata Imam Syafi'i, jangan berdebat dengan orang bodoh karena kita sendiri yg bisa jadi terlihat lebih bodoh.
Kalau Anda cukup pintar, jawab dan bahas ketika berdebat di bagian mana argumentasi lawan debat itu cacat pikir. Bukan malah ngeluh di komen RUclips.
Ada 2 kemungkinan
Bisa jadi anda yang cerdas dan mereka yang bodoh atau anda yang bodoh mereka yang cerdas
Atau Mungkin Artikulasi tatanan Kalimat mu kurang rapi dan Cerdas,makanya temanmu gk paham,,
Kan kita tau,IQ bukan salah satu Faktor indikator Kecerdasan 😂
@@Elon_musk77777 Gaya penulisan saya itu sama seperti di atas. Masa kurang paham? Malah anda sendiri yg menurut saya penulisan tanda baca dan EYD nya yg semrawut.
@@arslongavitabreves Kenapa jadi melarang hak seseorang buat mengeluh? Cuma menuliskan keresahan saya aja apa salahnya?
Test SQ (Kecerdasan Spiritual) belum ada, Tapi bisa di ukur dari perkataaan, perbuatan sikap dan tingkah laku Manusia.. Kecerdasan nya antara lain ialah Kesabaran, Kemurah hati’an, Tidak Sombong, Tidak memegahkan diri, Tidak mengingini milik orang lain… Ciri2 ini di miliki Pahlawan2 Tokoh di Indonesia yang nama nya berubah harum seperti Presiden2 Soekarno, Soeharto, Gus Dur dan Jokowi.. Sementara itu ada juga tokoh yan rendah SQ nya, bisa di lihat dan di baca spirit nya dan mereka gila Kuasa, Hormat dan arogan, Mereka di sebut pengkhianat Negara seperti yang tampak dan masih ada di berita2 di Media Sosial saat ini… Menurut kalian Amin Rais, Habib Riziek, Habib Bahar dll bisa masuk kategori tokoh yang bisa berbau harum nama nya apa enggak..?? Pak Guru Gembul Calon Toko Cerdas di segala “general” ilmu pengetahuan.. Terus ber’imaginasi dalam men cerdas’kan orang2 yang ter’tinggal … Tq
Di Indonesia Tolak Ukurnya Matematika, Jika Gak Bisa Di Anggap Gblk. 😂
Gue gak bisa matematika karena gak tau rumusnya aja wkwkw😂
@@Masbrew_13matematika kok bahas rumus 😂 keliatan ngaconya pelajaran mtk di sekolah. Jd bkn km yg bego krn ga bisa mtk, tp emg guru & kurikulumnya yg gblk
Hahaha , real banget😂
Gk bisa mtk = Bodoh💀
Gk jg...tolok ukurnya problem solving
Gak juga, gw malah dulu dianggap gblk gara"gak bisa pjok bukan matematika
Setuju kalau IQ jangan sampai membatasi minat seorang Anak.
Seinget saya dulu waktu SD tes IQ dpt skor 115.
Terkadang, orang menilai "orang cerdas" pasti pintar dibidang Sains (Mate, Fisika, Kimia, dll).
Saya justru ga begitu suka dan termasuk biasa aja dlm nilai. Lebih suka pelajaran Sosial, Sejarah, Seni, Bahasa.
Tapi kalau mungkin di tes lagi, skor IQ saya mungkin ga akan setinggi itu.😅
Pak Guru, banyak yang komén 'pulau 777'. Tu judol, tolong dihapus saja. 🙏🏽
Sekarang nih hampir semua channel ada komen judol. Bukannya surut gara-gara kasus Komdigi, sekarang malah makin merajalela judolnya. Semoga mereka segera bertobat, itupun kalau merasa punya Tuhan.
Mereka berhasil menemukan lubang dari algoritma sensor komen RUclips pak. Semoga algoritmanya bisa segera diperbaiki
Terima kasih mas atensinya. Jangan lupa kita juga berperan aktif melaporkan spam di titik tiga kanan atas apabila itu judol atau pinjol
Kalau menurutku pak.
Untuk menjadi Manusia pintar itu bukan dari seberapa pintar atau kaya orang tuamu.
Tapi seberapa banyak kamu menerima dan mengoreksi informasi.
JADILAH RAJA YG BIJAK.
Kenapa vidio pak guru seperti di surga , bnyak sinar2 putih😂
Harusnya kalau lagi terik syuting di dalem ruangan aja ya kalau lagi rindang baru diluar
@@NovelaAbigaillensanya kotor mungkin, bukan masalah diluar dan di dalam ruangan.
Yang masih aku bingungkan psikotes gambar pohon mangga.
Aku dulu kalo tes kerja ditahap psikotes selalu lulus tapi terhenti di tahap wawancara saat aku disuruh berdiri. 😂😂
Well good looking dan looking tall itu mengalahkan IPK ijazah dan psikotest, padahal aku tidak melamar pekerjaan sebagai pramugari, pilot, atau operator mesin yg harus menjangkau tombol2 di tempat yg tinggi. Aku daftar jadi pegawai bank. 😂😂😂
14:41 bahkan ayam pun tertawa :v
8:01 ini seperti kata Bu Stella Christie pas lagi rame-rame nya IQ 78 pas beliau naik jadi Wakil Menteri Pendidikan.
"IQ itu tidak menentukan kecerdasan seseorang."
Saya dulu dapat skor 124 dan dikategorikan "cerdas", ternyata itu hanya formalitas...😂😂😂
Iya.. Itu hanya skor saat melakukan test..
IQ = Bagaimana otak bekerja memecahkan sebuah hal/sesuatu/masalah.
titik.
Sebenarnya indonesia itu rata2 otaknya fresh karena jarang di pakai mikir. Kalau di asah bisa melebihi negara lain.
Orang indonesia bukannya tak bisa menuntaskan tugas secara rigid /kaku layaknya orang jepang & korea dlm capaian target...
Tapi lebih pada menyeimbangkan diri, keadaan & pendapatan
128 (keterangannya sih A - )
Orang pinter itu juga percuma kalau gk D3 (Duit.Dekengan.Dukun)
Duit - dengan duit bisa punya biaya untuk kuliah.setelah kuliah punya duit buat nyuap titip masuk ke instansi.dengan duit.bisa beli profesi misal polisi atau tentara.
Dekengan - punya koneksi untuk mencapai tujuan.misal pakde nya walikota.om nya anggota DPR.bude nya menteri.
Dukun - ya doa2 dari dukun atau kiai untuk melancarkan tujuan.
.
Sepandai apapun saya.tetap saja jadi pedagang bakmie.
😂😂😂
2:20 , iq saya pas test 121 dan salah satu teman saya 135, namun yang lain juga ada kebanyakan 70an sampai 90an poin, jadi kalau dirata ratakan ya jadi dibawah 100 poin tentu saja. itu kan iq rata rata bukan semua orang jepang iq nya 106. 😅
Wah,setara profesor..
Bikin penelitian atom dah bentar lagi😂
wkwkwkw 121 135
Emang profesor iq nya tinggi semua? @@5156joe
Betul Skali.. orang indo IQ 78 bukan berarti tidak ada yg iQ di atas 100 atau misal orang jepang iQ diatas 100 bukan berarti tidak Ada warganya yg IQ 78. Karna data yg di ambil itu nilai iQ rata rata secara keseluruhan. Di indo iQ cenderung rendah karna mmg iQ yg di bawah rata rata jumlah nya jauh lebih banyak dari iQ yg di atas rata rata..
Keren karangannya
Kecerdasan manusia pada dasarnya sama, , ,tergantung bagaimana dia diolah termasuk jg ada pengaruh lingkungan didalamnya.
Tikus cerdas sih, apalagi yg berdasi. Bisa sampe punya koneksi, relasi & bekingan.
Mungkin gara-gara kucingnya terlalu gemoy jadi sulit untuk menangkap tikus berdasi 😂
setuju, harusnya pendidikan di Indonesia harus berbasiskan penelitian, agar target peserta didiknya tepat sasaran.
jadi, harusnya negara memprioritaskan untuk mengakomodasi peneliti tentang fenomena generasi FOMO sekarang ini, bagaimana cara mendidik generasi FOMO.
Bener pak, saya mahasiswa yg dipaksa masuk jurusan farmasi sama mama, udah semester 3 dari awal ip saya selalu diatas 3,4 padahal saya ga suka kimia, belajar jg ga serius, tapi ip saya selalu diatas 3,4. Mudah banget dapet ip bagus di kampus saya😂
Ini cerita saya...
Saya mengikuti tes IQ beberapa kali tapi tidak pernah dikasihtahu hasilnya.
di SMA 2 kali tes
di tempat kerja 3 kali tes
Yang di SMA tes dilakukan oleh PKL mahasiswa dari Surabaya.
Yang di tempat kerja dilakukan oleh tim building.
Yang di kantor saya sempat menanyakan hasilnya
tapi tetap ga dapat
Kecerdasan rata rata orang indo itu mengakali ,
Termasuk membohongi diri sendiri dan orng lain.
Contoh, Raden Wijaya, Suharto,dan para politisi skrng.
Apa lagi motivasinya. "Memperkaya" Disi sendiri dan kelompok.. beuhh makin cerdas ga tuh😂
Sebelum menghakimi, coba baca buku sejarah perang dunia 2, Genghis Khan, Sun Tzu, biografi Xi Jinping.
Saya waktu kelas 3 SMA sebelum ujian nasional dites IQ di sekolah dapat skor 141. Kata keterangannya kurang lebih "dengan IQ ini anda mampu melanjutkan ke jenjang S3". Waktu itu komentar saya "wez, keren uy" dan g pernah kepikiran belajar sampai S3. Eh, takdir menuntun saya untuk merealisasikan keterangan di kertas itu.😂 Padahal klo udah masuk ke kerjaan yang saya geluti saat ini, orang yang S3 siapapun bisa
02:00 Sebenarnya test IQ, EQ, SQ, dan Q lainnya merupakan perbandingan skor yang diraih dengan skor rata-rata pada usia tersebut.
Jadi IQ rata2 ini patokan untuk menghitung IQ bukan patokan pringkatnya.
Edit: itu kenapa jika ada orang dewasa tes barengan anak SD skornya akan tinggi karena patokannya ada skor rata-rata untuk usia setingkat SD. Sehingga secara logis perbandingan skor dewasa dengan rata-rata SD akan lebih tinggi dari perbandingan skor anak SD dengan rata-rata anak SD.
Begitu juga dalam penghitungan SQ, EQ dst
Mnurt q pak gru,...iQ tinggi tdk mnjmin ksejhteraan sseorang,krna pda praktek'y dlm khidupn nyta,iq dpengaruhi olh nafsu...buktinya bnyk org cerdas yg jd korban judol😀
sejak kapan orang cerdas jadi korban judol?
@alwaystzy7 y sejak adanya judol lah bro,,😀
Dulu waktu kuliah banyak teman saya yg suka nyontek sama saya waktu ujian dan ngerjain tugas makalah,dan rata rata mereka sekarang sdh jadi PNS, sementara aku hanya kerja bengkel 😂😂😂😂🤭😁
16:50 : tribunnews momen
saya sudah membuktikan pak, IPK saya paling kecil cuma 2,92 diformasi saya CPNS tahun ini, tapi alhamdulillah saya lolos ranking 1 mengalahkan yang IPK nya 3,8 3,7 lulusan dari universitas terkemuka di indonesia
Kebetulan aja tesrnya gampsng 😂😂😂
Mungkin iq saya juga 78
Cerdas sudah tinggal moral yang harus dibenahi
Kayaknya ini per individu deh pak
Skor IQ test saya 56, tapi saya menolak keras menjadi ternak peliharaan Mulyono 🤣
wajar, gak terkejut
Ternak Mulyono masih menjadi Jokes yang sangat ngakakkk😂
Kelihatan sih dari komentarnya.
Kaya presentase anu 😂😂😂
Ada org menjahit baju dg jarum jahit merk cina, baju yg dijahit juga kainnya dr cina, dan kursi yg dia duduki ketika sedang menjahit pun ternyata bahannya berasal dari cina, trus dia teriak..... Saya anti cina....! Gimana tuhhh....? Sebenarnya Kita tuh mau ga' mau, suka ga' suka, enak ga' enak, hakekatnya adalah ternak peliharaan Mulyono. Kendaraan yg kita pake,makanan yg kita makan, rumah yg kita tinggali, baju yg kita beli dsb.... Pajaknya tuh ngalir ke beliau, dan dialah yg ngendaliin... Maka sebagai org bijak kritisi lah apa yg dianggap mudharat dan apresiasilah apa yg dianggap manfaat, dan tdk nyerang dg nilai personal apalagi emosional..... 👍
Jangankan sekolah pak, di kantor aja ada yg mau naik gaji pake test psikotest yg gak masuk akal. Kalo gak lulus, gak naik gaji, terus aja test mpe lulus. Menurunkan kinerja karyawan saja harus mikirin hal2 receh begini, padahal kenaikan gaji itu sdh hak nya sesuai masa kerja.
Untuk argumen "bagaimana bisa baraya iq 120+ di indonesia sedangkan negara maju rata ratanya cuma 106+" sebenarnya wajar aja.
Untuk tau kenapa, kita harus terbiasa dengan sifat nilai rata rata.
Mungkin untuk yang ngejar nilai rata rata rapor pernah ngalamin, buat naikin brp poin aja harus banyak mapel yg nilainya dinaikin.
Tp sekali ada satu mapel aja yang anjlok, seketika nilai rata rata kalian turunnya drastis.
Begitu jg sifat hitungan rata rata iq, cuma ada 5-10 orang aja yang iqnya anjlok rata rata iq total negara bisa turun drastis.
sedangkan naikinnya harus nambah berpuluh puluh bahkan ratusan orang yang iqnya tinggi cuma untuk nambah bbrp poin untuk rata ratanya.
Intinya, naikin nilai rata rata itu susah banget, dan nuruninnya terlalu gampang, itu sebabnya bbrp dari kita bisa iqnya bisa diatas rata rata negara maju.
Simple aja, yang nonton konten ini biasnya IQ 100an ke atas mungkin. Teman-teman yang biasa kita ajak ngobrol mungkin juga IQ nya segitu.
Bagaimana dengan yang di bawah itu? Biasanya tidak berhubungan dengan kita. Karena tidak nyambung.
Skema katrol, yg anjlok dikatrol sama yg tinggi
Tp tes IQ ini samplingnya gmna? Melihat masyarakat sekitar anjlok bahkan stunting 😅
Jadi sebenarnya iq test itu bisa jadi tolok ukur kecerdasan seseorang atau tidak? Gw masih bingung, Karena prof bu stella waktu awal menjabat sebagai wakil pendidikan tinggi pernah ber statemen bahwa "iq itu tidak menentukan kecerdasan seseorang"
@@harukasu121 iya benar IQ menentukan kepintaran bukan cerdas
Terima kasih pak guru gembul
makasih suara udah jernih banget 😎🥳 selamat pak guru