Это видео недоступно.
Сожалеем об этом.
Eps 756 | URGEN ! KENALI GURU YANG MEMBUAT SISWA DIDIKANNYA JUSTRU MENJADI BODOH
HTML-код
- Опубликовано: 26 авг 2024
- ikuti juga konten medsos milik kami
Instagram : ....
TIKTOK : www.tiktok.com....
Donasi di Channel ini bisa disalurkan Melalui rekening berikut: saweria.co/don...
Untuk berdiskusi berdiskusi lebih dalam yang sehat dan berintelektual dan untuk informasi lainnya seputar Bisnis dan financial bisa join di Komunitas SIRARU
Whatsapp : chat.whatsapp.....
Instagram : / siraru_official. .
Facebook : / 41241. .
Twitter : Si....
Telegram : t.me/+VWEc_E6H...
yang mau beli buku dijual disini. dan masih diskon
Harganya masih Rp159.000 aja!
dan secara bertahap akan ada di toko toko lain
Untuk info kerjasama dapat menghubungi :
+62 897-1044-343 (Tim Management)
BENAR SEKALI. saya bersaksi, waktu saya sekolah dulu, saya selalu diajarkan "kamu itu bodoh. kamu itu gabisa apa-apa. ikuti saja apa kata para ahli karena mereka lebih pintar."
bukan lagi tersirat seperti yang dijelaskan pak guru gembul, tapi beneran secara verbal. guru saya pernah mengajarkan "kambing yang lahir dari rahim anjing itu haram". saya cuma tanya "bagaimana mungkin kambing lahir dari rahim anjing ??". saya dimarahin. "kamu itu bodoh, bukan ahli tafsir, blablabla". saya tidak pernah diarahkan untuk melampaui si ahli tafsir yang dimaksud.
"seekor ikan suruh kerja keras manjat pohon pasti mati duluan sebelum berhasil"
Gus Wafi Peneliti Nasab , Mengomentari Guru Gembul Terkait Habib dan Keperbolehan Sembahyang Non Muslim di Masjidil Haram .. Semoga Guru Gembul mau diskusi dengan Gus Wafi menjelaskan islam secara Komperhensif ..tantangan ini di layangkan Gus Wafi di Rabitah Alawiyah Tv
Baik Gus Wafi dan Ustad Manachem ali sama sama pendebat Lintas iman Lintas agama , Meskipun berbeda pendapat soal Trah Walisongo dan Habaib tapi beliau satu tim di Yayasan Pembina Mualaf dan 2 Debaters serta apologet islam yang saya kagumi..
@@Arzilrzilboleh tuh ide bgus
@@Arzilrzilsetuju 🎉
Seorang Guru itu belum tentu lebih pintar dari muridnya
Guru itu hanya "tau" lebih awal dari kita
Exactly
Betul, makanya guru harusnya mendidik untuk persiapan di masa depan dan hal2 yang tidak bisa mudah dipelajari dari media informasi
@@lorddikku9877 kalu jmn sekrng utuk sekedar "tau" Itu mudah amat.. Lebih dulu tau bukan alasan hinga iya pntas disebut guru, kepintaran seorng guru lebih kecara mendidik anak yg tepat dgn bergam krakter utuk mnjadi tau hingga paham apa yg di ketahui sang guru.
@@sofar3783 itu disebut "peran" guru atau pendidik
Tapi dalam keilmuannya guru belum tentu lebih pintar dari muridnya, guru hanya "tau" lebih awal karna hidup terlebih dahulu dari si murid
Tp jika si murid sudah seusia si gurunya saat ini mungkin si murid bisa jauh lebih pintar dari si guru
Itu dulu, skr sdh ada Google 😊😊.
Fakta guru yang terjadi:
-kebanyakan mengkultuskan dirinya sebagai profesi paling suci.
-mengajar dengan metode menghafal, seperti burung beo yang dilatih bicara. Semua harus mirip dengan pengajaran nya dan modul.
-mematikan sikap kritis dengan mengatasnamakan "adab", adab memang dianjurkan tapi bukan berarti menolak pikiran kritis.
-tidak bisa memberikan teladan yang baik, adab siswa itu tergantung teladan gurunya, bagaimana siswa akan beradab kalo gurunya sering menelan ludahnya sendiri (perilaku dan ucapannya gak sesuai)
-menuntut siswa agar nurut dengan dirinya, bukan untuk taat kepada Allah, alhasil: ketika siswa nakal/pembangkang, gurunya sering emosi, emosi dalam hal siswa tersebut tidak menghargainya. Padahal hakikatnya yang memberikan ilmu adalah Allah, bukan guru, ia cuma menjembatani antara siswa dengan ilmu. Jadi jangan emosian, tetap ikhtiar mengajar dan jangan lupa mendoakan si murid.
Setuju
Kalau dipikir-pikir, pendidikan kita ini kayak game yang masih pakai cheat code. Para guru itu kayak GM (Game Master) yang pegang semua cheat code buat ngerjain soal-soal dan murid-murid cuma player yang disuruh main ikutin aturan aja. Hasilnya, murid jadi nggak tau gimana caranya main game tanpa cheat.Bayangin kalau pendidikan kita dibikin kayak sandbox game, yang pemainnya bisa eksplorasi dan bikin aturan sendiri. Guru jadi lebih kayak NPC yang ngasih quest, tapi nggak nuntun terus-terusan. Murid dikasih kebebasan buat nyari jalan sendiri, bahkan bisa bikin strategi baru yang lebih keren dari quest aslinya.Jadi, guru bukan lagi jadi sumber segala ilmu, tapi lebih ke fasilitator yang bantu murid buat nemuin cara sendiri. Dengan gini, murid jadi punya kebiasaan buat ngulik, nyoba-nyoba, dan akhirnya bisa jadi inovator sejati.Nah, soal ngkritik tokoh besar, coba bayangin kalau kita anggap mereka kayak karakter game legendaris. Mereka punya skill dan pencapaian yang keren, tapi tetep bisa kita kritik dan cari kelemahannya buat bikin strategi yang lebih baik. Kita harus bisa liat mereka sebagai inspirasi, tapi juga sebagai target buat kita kalahin dalam game perkembangan diri kita.Jadi, kenapa nggak kita ubah mindset pendidikan kita jadi lebih kayak game? Biar murid bisa jadi player pro yang kreatif dan nggak takut buat ngekritik atau ngulik hal baru. Dengan gitu, kita bisa cetak generasi yang bukan cuma pinter, tapi juga jago bikin terobosan baru.
Wiii analogi nya "kekinian" banget kerenn
I like your analogy bro!
Gamenya pay to win engga nih wkwk
kalo menurut gw game fallout new vegas cocok buat mapel pkn atau ips biar paham cara kerja ideologi gimana
Analogi lu bagus tp cm gamer yg ngerti.
Sekolah di indonesia yang penting seragam rapih , otak belakangan , itu kebanggaan guru kita !😀
rambut anak cowok jg hrs cepak. pdhl gak semua cocok dgn rambut cepak. kyk anakku, klw rambut cepak jd kyk anak bader😭
ada lagi yang nggak masuk akal yaitu saya dirazia sabuknya hanya karena bukan sabuk dari sekolah yang ada logo sekolahnya 😢 dan mereka memotong sabuk milikku itu... 😭
Halah bukan cuma gurunya emak emaknya juga gitu
kebanyakan.kalau kenaikan kelas pasti bercerita,aku sudah beli baju seragam,sepatu,buku,kaosnya macam macamlah!!????lah buku pelajaran sama mengajari anaknya untuk siap menghadapi kelas berikutnya sama sekali tidak ada suaranya????
Betul! saya masih ingat banget, dulu waktu SMA ada guru fisika yg sangat meremehkan saya... setiap ulang saya pasti disebut "ANDILAU (Antara Dilema dan Galau). Saya emang lemah di pelajaran-pelajaran IPA dan MTK. Saat itu juga saya ranking 24 dari 30 orang (dulu masih sistem ranking di sekolah).
Akhirnya pas kelas 2 SMA saya pilih jurusan IPS biar gak ketemu guru itu lagi (saat itu di daerah saya jurusan IPS dianggap lebih jelek dari jurusan IPA). Ibu saya agak kecewa, karena ibu orangnya kompetitif, tapi bapak tetep dukung, karena memang basicnya bapak orang IPS.
Akhirnya pas kelas 2 dan 3 SMA saya selalu masuk ranking 5 besar. Dan pas lulus jadi satu2nya siswa di SMA itu yg lulus STAN (Universitas Vokasi Kemenkeu).
Intinya kalau ketemu guru modelan kayak gitu, mending di jauhin aja.
Seperti kata Maulana Jalaluddin Rumi:
"murid terbaik adalah murid yang meruntuhkan berhala gurunya"
hubungan antara murid dan guru harusnya hubungan dialektis yang menerbitkan ilmu-ilmu dan hikmah-hikmah baru. bukan hubungan feodalistik, dimana sang guru diberhalakan oleh murid-muridnya yang bermental hamba sahaya.
Up bagus pemikirannya
Lebih gampang nya murid terbaik ialah murid yg bisa melampaui gurunya
Bayangkan gimana susahnya melawan pengepul² "berkah guru" jangankan mengkritik, netral gak mau ikutan aja udah di cap sebagai pembenci
💯@@zaldi6986
Jadi pengetahuan berjalan bukan stagnan
almarhum guru saya ada berpesan, "guru itu sangat bisa salah,Kami hanya lebih dulu hidup dari kalian(murid2), jadi kalau ada yang salah protes atau kalian lebih tahu ganti posisi guru untuk mengajar topik itu" itu guru yang membolehkan kami mengajarkan teman sebaya karena lebih paham dan lebih mudah dimengerti, guru kimia SMA saya Pak Jupris.
guru ini psti miskin dan terlantar
@@ultronlure83sesuai memang anda sama apa yang dijelaskan guru gembul dalam video
@@ultronlure83 engga. bapaknya cukup berhasil karena setelah pensiun sempat menjabat 1 periode DPRD II sebelum meninggal
Semakin berpengetahuan seseorang, semakin merendah hatinya.
@@ultronlure83 kalau boleh tau, bagaimana kamu sampai ke kesimpulan itu?
Saya salut sama pak guru gembul yang selalu mengkritik guru di Indonesia. Soalnya saya pernah pengalaman dibully oleh guru agama islam dan murid sekelas. Mata saya dilempar pake penghapus oleh murid sekelas, ketika saya mau melawan, mereka bikin fitnah ke guru agama islam tsb kalau saya memukul teman sampai berdarah, padahal tidak. Si guru langsung lari ke kelas dan apa coba yang guru agama islam tsb lakukan? Tangan saya ditarik lalu didorong keluar kelas. Ini makanya saya waktu sd suka bolos di hari jum'at selama setahun penuh karna trauma gak mau ketemu guru itu. Karna dia itu posisinya sebagai guru agama islam yg seharusnya menunjukan hal baik, saya malah jadi memiliki perspektif buruk tentang islam setelah mendapat perlakuan buruk dari guru tsb. Semoga tidak ada yang bernasib seperti saya.
Miris
Yg dilakukan gurumu gk rasional, kecuali kau memang terkenal orang yg buat onar.
@@icymen02 enggak sih, saya emang korban bully semenjak sd, udah sering difitnah waktu itu. Bukan hanya ini doang. Saya pernah diajak berantem sama murid sekelas, tapi saya diem aja karna takut. Cuman karna dia udah bikin saya kesel, yaudah saya turutin aja keinginan dia. Dan ya seperti biasa si murid itu ngelapor dan bikin fitnah. Si guru hanya membawa saya ke kantor, sedangkan satu nya yang menghasut dibiarkan saja. Saya ditegur sambil dikatain sama guru "mau jadi apa kamu berantem gitu? Dagang es buah? Gob**k". Murid yg ngajak berantem tadi diem depan kantor ketawain saya tanpa ngerasa bersalah. Padahal ketika di sekolah ada yang berantem, minimal orang yang terjerumus harus sama2 ikut dibawa. Nah disini malah saya doang.
Heran saya juga ketika guru tidak mau berpikir dari sudut pandang lain ketika menghadapi suatu masalah. Mereka lebih memilih cara yang singkat yaitu mengambil informasi secara mentah dari omongan murid2 yg belum terbukti jelas. Padahal pada dasarnya murid sd saja belum tentu mampu berpikir secara benar, sedangkan guru disana malah langsung percaya saja.
@@levine4346 ya berrti memang gurumu gk rasional
@@levine4346 kamu muslim bukan? Kalau nonis, mungkin guru itu fasis beragama. Kalau kamu islam, mungkin murid lain itu keluarganya. Kemungkinan lainnya sih emang tuh guru tolol aja
"yuk yg cerdas dan pintar, bisa kali kita memanfaatkan orang bodoh disekitar kita"
gw pernah denger kaya gini dimana gitu, lupa 👻
woohoo
mana pidio barunya bang
eh om sigit. saya suka lihat konten om , tentang mainan yang tak mampu ku beli, sekarang mainnya terbengkalai dan error mesinnya.
Komentar yang bagus, sekarang kapan bagi" rc gratisnya
Waduh, siapa tuh om 😂
ada tukang drone
Baca judul > marah > buka video > langsung pause > tulis komen isinya marah marah
typical 78 iq thought pattern WKWKWKWKWKW
Wkwkwkwkwk 98% kolom komentar di video yg bahas gus baha
Ya begitulah, Influencer aja banyak yang kalah debat ujung-ujungnya baku hantam
Ini bisa jadi sebab sering sesat pikir
dahlah orang indo, emang mereka tau bener gus baha?
mereka hanya ngomong tanpa berpikir lebih lanjut alasan dia mengatakannya. ditambah lagi fanatisme nya yang nggak mau kalau dikritisi
Sepakat dg Guru Gembul.. kreativitas tanpa sengaja dimatikan oleh guru2, dosen2, orang-tua 2, kyai2, pejabat2, .. politikus2, dsb...
Iyahh anjir cok kerasa² nya gw udah dewasa gini:((
Termasuk Netizen juga.
Baru sadarnya sekarang 😢 setelah udah habis uang bayar spp... wkwk
Orang-orang kita,emosi dulu,marah2 dulu,baru mikir.
Jadi keputusan mereka di dasari emosi, mikirnya belakangan.
Typical indonesia
bener, di barat yang maju (bukan di barat yang terbelakang) orang terlalu analitis, mengebelakangkan emosi, jadi harus lebih mengenal emosi mereka sendiri, di indonesia itu kebalik, terlalu menyanjung emosi, mengebelakangkan analisa. jadi mesti belajar mengebelakangkan emosi dan menyanjung analisa.
Mantapnya itu jika dua orang ini bisa ketemu dan bisa saling belajar dengan rendah hati. hasilnya manusia sempurna wkwkwkww
@@FBAagent butuh waktu untuk kita sampe di titik itu sih,karena para orang2 tua pun tidak bisa menjadi contoh untuk pemudanya,,untuk kasus ini saya setuju org2 yang berfikir untuk merombak ulang sistem pendidikan kita supaya generasi berikutnya bisa berubah,kalo generasi tua susah sih,harapan saya selain merubah diri ya perubahan di generasi berikutnya
Kita terdidik oleh lingkungan untuk lebih dulu menggunakan perasaan/hati daripada berpikir menggunakan otak.
Lebih parahnya, ikut ikutan,buru buru gebukin orang, hanya bermodalkan provokasi.
Apalagi budaya pesantren pak...ngeri hrs tunduk... Sampe banyak oknum2 kiyai ato ustadznya memanfaatkan itu
Dulu waktu masih sekolah di madrasah, saya pernah dimarahi sama kyai gegara waktu dia lewat, saya nggak nundukin badan.. dan.. ya, abis saya dimarahin.
Note: madrasah saya bersebelahan sama ponpes, dan menunduk pas ada kyai lewat, memang secara explicit diajarkan..
Betuuullll banget...
Tolong di analisis di pecah dulu "gugem"
Mirisnya adalah orang Indonesia membela ulama yang identik dengan kebaikan tapi pakai kalimat yang mengerikan. Saya pernah berdebat dengan seorang fans salah satu ulama, jadi saya jelasin kalau ada pendapat lain dari ulama A, B, dan C. Namun dia gk terima dan langsung mentololkan dan membodohkan saya, padahal saya sendiri menerima pendapat ustad yang dia bela. Terus ujung-ujungnya dia pakai kalimat "lu udah ngaji berapa tahun?", "ngaji di internet aja sok pintar", "ustad anu udah santri bertahun tahun lu itu cuma remahan", dan lain lain.. padahal saya cuma mengutip pendapat ulama lain yang tentunya ulama tersebut udah meriset juga.
gw juga pernah berdebat sama orang kek gitu, dan pada akhirnya gw dikiranya orang non muslim, sampe sampe nyuruh gw masuk islam sambil ditolol tololin. tanpa dia sadar di sudah mendakwahkin agamanya dengan ngehina hina orang
sebenernya konten ini bukan nyindir "guru", tapi kyai 🤭
rasanya pengen tak hiiihh😂😂
@@omsinchan5649ya kan siapa aja bisa jadi guru…biar lebih universal aja pake kata guru
Jika cermin sudah pecah, maka setiap pecahan nya itu hrs di kumpulkan sampai kembali utuh,,, nah sulit nya pemahaman itu sprti itu, dlm hal berfikir,,, karna manusia sekarang itu ingin serba instan, di kasih pemikiran sedikit saja sudah migren. Pusing,,, nah kelemahan" itulah yg menimbulkan panatik. Cinta buta.ujung" nya.......!!
Banyak saat ini guru di Indonesia merasa mereka paling suci dan benar,gak mau menerima kritik apalagi dari murid,padahal terkadang ketidakberhasilan murid juga bisa disebabkan karena kualitas guru tersebut,bisa jadi ada yang salah dalam cara mengajar mereka, seperti guru tersebut malah duduk main hp di depan kelas terus murid hanya disuruh nulis materi banyak tanpa penjelasan dari guru, muridnya gak ngerti malah disalahin kagak merhatiin pelajaran,guru seperti ini sekedar guru saja tanpa mengajar dengan baik yang penting di pikiran mereka bodoamat murid bodoh tapi gaji jalan terus,kita butuh guru seperti pak guru gembul
Selain itu, rekrutment guru sulit apalagi daerah2 terpencil. Orang pasti mau kalau gajinya besar, makanya wajar guru2 muda kebanyakan memilih sekolah swasta.
Saya bertempat tinggal di perdesaan yang ada di kalimantan. Pekerjaan di sini mayoritas petani padi, kang guru.
Namun miris nya guru-guru dari SD samapi SMA yg pernah saya belajar di sana, selalu mengatakan "kalian harus lebih sukses dari orang tua kalian, agar bisa menaikan derajat mereka. JANGAN MENTOK HANYA MENJADI PETANI...! Kerjaan panas-panasan, bau tanah"
Dan sekarang sudah 13 tahun saya lulus dari SMA di kampung saya. Kami krisis petani muda... Tidak ada lagi regenerasi petani. Anak-anak dulu nya yg seumuran dengan saya, semua kerja ke ibukota. Dan saya yakin, anak-anak jaman sekarang juga sama di doktrin agar jangan menjadi petani seperti orangtuanya.
Dan orangtua mereka tidak bisa memaksakan anak nya untuk mengikutinya ke sawah.
apa pantas orang itu jadi pendidik. 😂
@@FFF-gc8xe 😓 di satu sisi itu bagus untuk individu anak yang di doktrin seperti itu. Karena beberapa dari mereka memang sukses di ibukota.
Namun di sisi lain, ini juga berdampak kepada masa depan petani yang sudah menua.
😭 petani yg memberi makan rakyat, malah di anggap pekerjaan yg rendah.
Harusnya dikasih motivasi biar jadi petani yang lebih modern biar ngurus sawahnya ngga serepot orang tua mereka😅
Saya juga dari Kalimantan. Memang ortu mana yg mau anaknya jadi petani rendahan seperti mereka?
Sejauh yang saya tahu, sampai sekarang kalau ada biasanya antara sudah hopeless gak mampu ngurusin anak jadi anak sejadinya aja atau mindset ortunya sangat terbuka sampai ingin anaknya jadi petani tapi dengan cara yang lebih efektif dari yg mereka tahu.
padahal petani uangnyaaa ituu lebih banyakk, dripd pegawai karyawan 😂
ciri khas sebagian SDM kita ya suka sesuatu yg instant
baik dari makanan,,pendidikan,,sampai informasi pun demikian..
Mungkin harus ada teknologi download ilmu instan ke otak ,pake wifi gratisan mungkin.
Baru bisa pinter......
memang gk bisa dipungkiri kita itu pada demen instant, contoh nya aja ke toko yg jaraknya cuma 10 meter, bahkan mungkin gk smpek 10 meter, pake motor, gk heran klo indo di sebut sebagai negara yg warga nya paling malas jalan kaki, terus udah di ciptain kendaraan, di kasih kendaraan untuk mempercepat mobilitas manusia, eh masih aja kepengen lebih cepet lagi, lawan arus, naik ke trotoar, nerobos lampu merah, bener" serakah bgt asli, padahal udah naik kendaraan, bukan jalan kaki, kok masih kepengen lebih instant lagi, biar hemat bensin ? maaf, itu tandanya anda nggak bersyukur, sudah dikasih kendaraan biar cepet, masih pengen lebih cepet lagi ? itu tandanya anda rakus
budaya dari leluhur sudah begitu pak
minta bangun 1000 candi dalam waktu semalam
bahkan firaun saja tidak pernah meminta bangun piramid dalam waktu satu malam
Mereka menganalisis secara subjektif (emosional) bukannya objektif (rasional+nalar).
Gimana Tuh bang?
Subjektif itu kan Sesuatu yang Di wakili Manusia akan Objek yang di bicarakan
Kalo Objektif... Ya... Gak Udah Di Bicarakan Aja Udah Objek
Menganalisis Objek itu di lakukan Oleh Subjek, karena Objek tidak bisa Menganalisa Dirinya Sendiri
@@rafkisalam289Ane ngomongin "Cara" nya bang. Menganalisis secara objektif itu menganalisis suatu hal secara Jujur dan Netral sehingga bisa menyimpulkan Poin-Poin dari berbagai sudut pandang tanpa harus condong ke salah satunya. Jadinya, ketika kita dihadapkan dengan suatu hal yg kontroversi, kita bisa Memisahkan dalam beberapa hal. Dalam satu hal, kontroversi itu baik tapi dalam hal lain kontroversi itu buruk. Jadi di sini kita fokus mengambil poin positif dan negatif nya tanpa kita memasukan penilaian pribadi secara hawa nafsu.
Berbeda dengan penilaian secara subjektif, kesimpulan yg diambil nggak objektif dan cenderung condong untuk menyimpulkan sesuatu itu hanya satu sudut pandang. Pokoknya cuma ada baik atau buruk, karena subjektif.
@@rafkisalam2895:01 dan 7:15 itu salah satu penjelasan dan contoh menganalisis secara subjektif.
Sedangkan 4:25 dan 7:19 penjelasan dan contoh berfikir secara Objektif
@@Ensiklopedia_Dasar kalo menganalisis Secara Objektif itu Membahas Poin² dari Sebuah Bahasan tanpa punya Kepentingan Yang sifatnya Pribadi(Subjektif), Dan tidak ada Unsur Intervensi
Pernah sy alami waktu sekolah ketika sya berhasil menyelesaikan tugas adm metode fifo, guru sy bukannya mengapresiasi malah dibilang "nih bisa, km nyontek dari siapa... ?"
Tapi sya ga heran dia Kya gitu, krna sebelumnya dia pernah mendengar perkataan sy ketika sya mencoba semangati teman sya yg terlalu penakut sama gurunya, disitu sya bilang " km ga usah takut klo ungkapin uneg2 masalah sekolah, senakal2nya kita tetep ga akan dikeluarkan dr sekolah sepanjang administrasi ke sekolah lancar, dan pada akhir kls tiga nanti juga kita tetap bakal diluluskan, ga ada sejarahnya murid sekolah ga lulus, krna itu bisa mencemarkan kinerja mereka sendiri, pasti dianggap ga berhasil ngedidik muridnya, jadi santai aja masalah nilaimah nanti jugadi katrol"
Ternyata guru tsbut mendengarkan perbincangan sya dengan teman sya tanpa sya sadari...
Guru insecure berarti cuma karyawan sekolah yg takut ga digaji. Serendah itu
Wanjir 😂
Kalo saya jadi gurunya pasti bakalan ikut-ikutan juga ngasih pendapat ke muridnya. Misal, "ya, tetapi tetap perlu berhati-hati. Setiap tindakan memiliki risiko dan benefitnya tersendiri. Bijaklah dalam memilih agar meskipun terjadi hal yang tak diinginkan, sudah diantsipasi sejak awal."
@@AmanaHsaj calon guru terbaikkk
Banyaknya yg menghujat Pak Guru Gembul karena kesalahpahaman yg sejatinya sangat mudah dipahami tsb jadi semakin membuktikan bahwa :
PENDIDIKAN ITU PENTING
" MENCERDASKAN PEMIKIRAN BANGSA" pantas disematkan kepada pak guru gembul
Data Indonesia Development Forum 2019 (IDF 2019) menunjukkan kemampuan lulusan sarjana di Indonesia setara lulusan SMA di Denmark, lalu kita semua berharap apa dengan adanya data ini untuk Indonesia😂😂
Saya Ingin Menjadi Pengajar Yang Baik Dimasa Depan , Tolong Pak Guru Atau Baraya Di Kolom Komentar Berilah Saran Sebanyak Banyaknya Agar Saya Dapat Menyampaikan Ilmu Saya Dengan Baik , Terimakasih ...
🙏
@@gurugembulkalau gak ngasih uang belum tentu lu reply kan?
@@dororo2597 dia cuma terimakasih
Guru harus seorang pembelajar, supaya tau betul pentingnya belajar sehingga akan nyari cara yang tepat menginspirasi peserta didiknya untuk belajar
coba lu jadi jdi konten kreator plus jam lu padet kerjaan banyak, semua komen bakal lu bales gak@@dororo2597
jadi keingat ketika imam syafii mengkritik imam malik dalam keputusan hukum bukan nya marah malah imam malik minta penjelasan beliau dan menyetujui nya
9:47 Saya dulu SD di swasta. Ngikutin kurikulum pemerintah tipis2 tapi...... Kualitas gurunya TOP sesuai apa yang Guru Gembul cerita di timecode ini, ada murid bertanya, guru di sekolah saya mirip guru di barat. Saya sebut aja, Sekolah Pembangunan Jaya II Sidoarjo. Credits buat sekolah ini. Kalau ada yg punya pengalaman yg sama, sebut sekolah kalian.
Mereka gak mau muridnya berpikir keritis,nnti takut kebusukannya kebongkar😂
Saya mau bercerita. Jadi saya jika mengerjakan tugas saat sekolah dan saat ini kuliah, saya selalu merasakan tekanan dan tidak bisa memandang tugas itu sebagai pembelajaran saya, saya tidak takut gagal dalam melakukan tugasnya, namun yang membuat saya takut adalah bagaimana reaksi orang tua saya terhadap kegalalan saya. Jika saya melakukan kesalahan sedikit saja maka saya akan langsung dibentak oleh orang tua, hal ini sudah sering terjadi dari saya kecil dan membuat saya menjadi takut dalam mengambil suatu keputusan maupun saat mengerjakan tugas. Saya sangat suka dengan channel guru gembul karena membahas hal yang relate tentang keluarga serta pendidikan, walaupun saya sudah membaca buku tentang stoikisme pun terkadang saya masih merasa stress dan takut sekali dalam melakukan tugas saya sebagai mahasiswa karena orang tua saya. Saya harap suatu saat Guru Gembul bisa memberi keterangan atau penjelasan terkait dengan masalah yang saya alami, walaupun videonya juga sudah ada sih hehe. Semangat terus Guru Gembul 👍
Engga papa. Kamu sudah sadar masalahnya dimana, mari perlahan berproses. Beberapa waktu yg lalu saya juga masih merasa sangat enggan bahkan untuk sekedar menatap mata orang lain saat bicara karena terbiasa selalu dipelototin, diintimidasi dan dibentak saat kecil. Mau ngomong saat tidak setuju suara sampai tidak mau keluar cuma mematung merasa sangat powerless. Harus menjadi apa yg orang lain inginkan, harus memenuhi seluruh ekspektasi orang terhadap diri kita. Tapi itu lah pembelajaran hidup yg harus kita lewati untuk bertumbuh menjadi pribadi yg lebih bijak lagi.
Sampe sekarang saya masih kesel banget sama guru² saya waktu di sekolah , dulu saya sering banget buat rumus sendiri untuk ngerjain soal MTK tapi selalu kena marah dan harus ngikutin cara yang ada di buku, itu ngebuat saya benci pelajaran MTK dan terbukti rumus yang saya buat dulu itu ada yang ngebahas di youtube luar negri dan hampir sama persis, sialan emang mental guru² kita semoga kedepannya ada perubahan.
Guru pun hanya ikut adminstrasi / kurikulum yang harus diajarkan... Dan aneh aja guru gaji 500rb perbulan ngajarin anak orang supaya dapat 10jt/bulan itu ga masuk di otak hahaha... Ruwet pokoknya😂
Harusnya bersyukur, bisa kesel. Bisa bahagia trus juga gak ada lah.
Pernah ngalami waktu SD,😂 saya ngerjain mtk pake rumus simpel yg saya pelajari waktu ketemu teman yg beda sekolah.. Dari 10 soal cuma dapet nilai nol dari guru, dengan alasan rumus tdk sesuai sama apa yg diajarkan.. Kan MTK yg penting jawabannya benar walaupun beda rumus.. 😂😂😂
Gimana rumusnya sob??
Chanel luar negeri nya, apa namanya?
Penasaran
Saya sendiri seorang guru alhamdullilah ada saja murid-murid saya yang bertanya di luar tema dan selalu saya ladeni, biar rasa penasarannya akan ilmu pengetahuan tidak hilang, karena sejauh pengalaman saya, saya jago bahasa inggris karena hobi saya memainkan games, jadi saya harap anak-anakpun bisa belajar dari apapun yang mereka suka, agar belajar itu jadi hal yang menyenangkan, bukan momok yang menakutkan, itu justru efektif.
kadangpun usul dan pendapat mereka saya ikuti.
Guru gw yg bener2 berguna itu guru pas TK & pas kelas 1 SD.
Yg ngajari berhitung sederhana dan membaca...itu doang si.
jd ingat waktu sekolah dulu=
*pernah dimarahi guru habis²an gara² bertanya tentang pelajaran yg tdk sy mengerti
*ada guru yg sama sekali tdk bs menjelaskan pelajaran, caranya mengajar hanya mendikte catatan persis buku pelajaran, dan ngasih soal yg jg diambil dr buku. tdk ada kreatifitas dlm mengajar.
Kutipan yg sering dikatakan bang pandji pragiwaksono
Great minds discuss ideas; average minds discuss events; small minds discuss people
Eleanor Roosevelt
Dan karena lemahnya kita dalam berpikir " analitik " dalam berkehidupan, terutama di generasi baru dijaman sekarang. Banyak anak2 muda terutama generasi milenial merasa " broken home " hanya karena mereka salah menilai keluarganya hanya berpatokan pada " bapak ku salah " atau ibu ku salah ". Si anak nggak bisa menilai figur bapaknya sebagai, kepala keluarga begini, sebagai seorang yg berwibawa seperti ini, sebagai sosok yg mengkritisi hidup anaknya saat salah tuh begini dan begitu. Dan seterusnya, tapi si anak malah cuma kaca mata kuda terhadap hidup nya sendiri tanpa menganalisis apa yg harusnya bisa mereka nilai. 😂😂 yah untungnya saya lahir dari orangtua yg gemar berdealitika dan kritis dalam banyak sudut pandang..
Bro Indonesia adalah negara fatherless ketiga di dunia
Dulu fanatik sama pak Jokowi tp saat ini sadar bahwa kinerja beliau mulai menurun misal menunjuk menteri yang kurang kompeten di bidang nya contoh Kominfo
Fanatisme dalam politik adalah hal bodoh
Kok ngak kompeten? Pendidikan seperti apa yg harus di dapat generasi indonesia?
@@sukadanyoman4902 coba dibaca pelan-pelan
@@sukadanyoman4902yah posisi/jabatan di pemerintahan kita kebanyakan hasil dari transaksi hadiah kemenangan politik,apanya yg bisa dianggap kompeten,
minimal itu ya dia punya kecintaan dgn skil kompetensi yg dia kuasai baru di taroh di posisi yg berhubungan,
Misal menteri kelautan& perikanan susi,
Dasar pengetahuannya dari ekspor perikanan, jadi kondisi segi ekonomi dan permasalahan teritori yg ada dilaut bisa sebagai dasarnya
telmi 🤡
Katanya sih sejak kelas 1 sampai kelas 3 sekolah SD di Jepang nggak diajarin matematika atau berhitung tapi diajari secara etika sopan santu kalau Indonesia sejak SD harus bisa bahasa Inggris harus bisa matematika dan lain-lain dan lain-lain
Membaca,Menulis, menggambar, dan diajarkan sopan santun cuma ada di TK / Paud bang😁
Saya juga Dulu masuk TK dulu baru Kls 1,soalnya di kls 1 kaga diajarin sperti yang ada Di TK/Paud
@@PaimonKawaii99hebat masih ingat gue kuliah aja baru berapa tahun kemarin dah lupa 😂
Ya... CaLisTung dah jadi standar kok sebelum masuk SD 😅, Guru Kita nggak mau repot buat ngajarin dari dasar, anak sekecil itu dah harus dimasukin beragam informasi apa nggak puyeng coba, yang efeknya ya adanya trauma belajar lah 😅
Hai orang-orang pintar masuklah dunia politik dan rubah semuanya,,,
Hanya itu Jalan keluarnya...
waktu Sd sy dan bbrp teman pernah mengatakan bahwa jawaban dari guru kami itu salah, guru gk terima dst, kemudian teman sy mengeluarkan senjata rahasia kami yaitu buku kunci jawaban dari soal yg sedang kami kerjakan,
kemudian apa yg terjadi, kami 1 kelompok di hukum, dan buku teman sy disita padahal itu dia beli sendiri (1 paket sama buku kumpulan soal2 ujian)
Alhamdulillah alm guru smp saya pernah ngomong "kamu itu hebat, cerdas, aktif dan kritis.. kamu calon orng hebat berprinsip.. jika kamu nanti sma jgn pernah lagi kamu berbuat seperti ini kepada guru kamu" karna waktu itu saya memang bersalah karna sdikit melawan kata2 beliau.. setelah melihat pak gembul saya jadi keingat sama alm guru saya..
alfatihah untuk alm bpk ulil amri 🙏🙏
11:34 poin yang "mengabaikan prestasi dan kebanggan peserta didik" pernah ngalamin waktu kelas 5 SD, ketika itu saya baru saja juara 1 lomba IPA sekabupaten dan ketika di kelas guru saya bilang "buat saya mah semua murid sama, belet (bod*h). mau dikata ranking kek, menang lomba kek semuanya sama belet!" dengan entengnya guru itu bilang murid2nya bod*h, saya pribadi pun sebagai murid mengkritik keras kepribadian beliau yang tempramen, suka marah2, suka merendahkan muridnya,suka berkata kasar, sampai sekarang pun saya masih ga ikhlas masa kecil saya harus di ajar sama guru model seperti itu, tapi ya itu udah jadi masa lalu dan ga bisa di ubah sekarang cukup di ambil pelajarannya saja
Pertama, seorang guru itu harus orang yang berkesadaran. Minimal, seorang guru itu sadar kalau dirinya adalah manusia biasa yang sangat bisa untuk salah. Guru itu bukan Allah atau nabi.
aku setuju banget sama ini. emg kita dididik untuk NURUT, kalau punya pemikiran lain dianggap salah inilah itulah. dan satu lagi permasalahannya yaitu gaji guru yg sangat rendah menyebabkan kurangnya kualitas guru
Jika seseorang hanya tahu apa yang dia tahu maka hatinya beku ~sampul youtube guru gembul
Sebaiknya kita mencerdaskan bangsa bukan membodohi bangsa. Saya sepakat dan setuju sama pak Guru Gembul. Mari berani melakukan perubahan bangsa Indonesia
Saya seorang guru literasi Bahasa Inggris. Sebelumnya saya merasa bahwa adalah hal yang hebat untuk menemukan rumus cepat, serta cara-cara praktis untuk menyelesaikan (menjawab soal) topik-topik materi literasi Bahasa Inggris. Sekarang, sedikit banyaknya saya agak menyesali hal tersebut.
Salah satu contohnya adalah topik tentang tujuan dari penulis, di sekolah atau di kursus manapun, tujuan penulis dapat dijawab dengan melihat dari social function of text diikuti main idea dari teks. Jadi, ada perumusan untuk mencari tujuan penulis yaitu tentukan jenis teksnya dan cari main idenya. Dari hal tersebut, siswa ketika menjawab tujuan penulis cukup melihat jenis teks dan main idea. Oh kalau ini teks jenis exposition, maka tujuannya adalah mengajak, membujuk dilanjuti main idea. Oh kalau ini teks eksplanasi, maka tujuannya adalah menjelaskan peristiwa dilanjuti main idea.
Padahal kenyataannya tujuan penulis itu sendiri penuh dengan bias dan dapat mengantar kita pada kesalahpahaman. Bahwa mengetahui tujuan penulis dari suatu teks, tidak semudah rumus yang diajarkan oleh guru-guru di sekolah. Sebagai contoh, teks tentang laporan bahaya dari polusi udara misal. Kalau orang bermodalkan rumus cepat di atas, maka dia akan menjawab tujuannya tentu untuk menginformasikan, atau melaporkan. Padahal bisa saja penulis memiliki intensi lain, bisa jadi data dalam teks tersebut ditampilkan pada periode tertentu saja untuk menjatuhkan pemimpin pada periode tersebut. Jadi, tujuannya bukanlah menginformasikan, melainkan menggiring opini pembaca.
Ini cukup berbahaya saya rasa mengingat tingkat literasi kita yang rendah, kemudian banyaknya orang yang termakan oleh isu hoaks, mudah digiring opini oleh artikel atau tulisan-tulisan yang memiliki intensi politis, dan lain sebagainya.
Calon mahasiswa tes masuk perguruan tinggi negeri, salah satu ujiannya adalah literasi ini. dan soal-soalnya dapat diselesaikan dengan rumus cepat. Padahal hal tersebut sangat dangkal dan berbeda dengan kenyataan yang ada. Miris sekali saya sekarang sadar, pendidikan hanya berorientasi menciptakan anak-anak yang jago menjawab soal, tetapi tidak berpengetahuan secara holistik.
Terima kasih. saya rasa komen ini semoga bisa jadi sedikit bentuk tanggung jawab saya juga sebagai seorang pengajar literasi.
Sangat menarik sekali yang dibahas tersebut. Kebetulan saya seorang pelajar yang cukup tertarik dengan tema-tema berbau etika pribadi dan tindakan massa.
Pernah saya saat SMA kelas 10 menjawab soal pilihan ganda. Karena saya memiliki hobi membaca buku dan kemampuan logika yang baik. Jadi, saat ketika menjawab sebuah pertanyaan, biasanya informasi yang telah saya pelajari saling terhubung dengan soal sehingga membentuk cara berpikir baru yang melawan jawaban. Sempat saya posting si status wa saya.
"Soal yang ditentukan jawaban oleh seorang penulis sungguh dunia yang sangat sempit."
Itu muncul dipikiran saya. Tapi, ya. Saya perlu menyesuaikan standar PIKIRAN saya dengan penulis. Jadi, saya jawab jawaban yang hanya mengandalkan LOGIKA SEDERHANA.
Guru terbaik adalah LOGIKA.
saya dr MY. udah agak banyak siri lecture GG yang saya 'ikuti'.. TK Pak GG yang saya kategorikan tuan sebagai 'spesis pelik' (unik)/menginspirasikan!!
MASUK SD HARUS PINTER BACA TULIS DULU... TRS APA GUNANYA GURU.. TAIIIIK
Karena baca tulis adalah kewajiban orang tua
Ya dari TK belajar membacanya... ada yg bisa ada yg belum bisa.
Maksudnya gak wajib harus bisa mungkin... ortu dan guru kerja sama mengajari membaca...
Balik lagi...anda dulu belajar membacanya kelas brp? Dan pake metode apa?.
Terapkan kpd anak anda dgn sedikit modifikasi sesuai jaman now
+62: "Wuih di like Guru Gembul.. Ooh, berarti harus ada TAIK nya biar di like"
guna-nya guru buat digaji
@@ryohamaru2272 maru
Ternyata benar apa kata James Clear, proses itu nomor satu, hasilnya nanti belakangan. Oleh karenanya, membangun kebiasaan proses belajar yang baik harus diprioritaskan, alih-alih fokus pada hasil. Inilah kelemahan pendidikan kita.
@@bilidanmaku itu salah satu yg diajarkan islam Ikhtiar dan tawakal
@@Bujang-ut9qjTapi, kok malah dominan tawakal daripada ikhtiar ya. Banyak yang seperti itu soalnya. Tindakan tidak ada, malah sudah berpasrah diri.
@@AmanaHsaj tanya ke orngnya bukan bilang ke saya, tanya juga yg korupsi percaya tuhan kagak
Saran buat yang fokus untuk jadi guru karena ingin mencerdaskan bangsa. Jadilah guru koding. Karena *banyak* lembaga pendidikan koding menungajarkan guru koding untuk ->
- berpikir runtut (sequence).
- di tuntut untuk ramah dan tidak toxic kepada murid.
- dikritik bila anda gagal mencerdaskan murid.
- di tuntut untuk selalu prepare materi mengajar.
Peran sebagai guru itu tidak tergantikan. Tapi status sebagai guru itu sangat-sangat bisa digantikan
#GURUGEMBUL
Pak guru izin memberi info, pak guru menyampaikan pendapat ini di awali karena keresahan pak guru di kolom komentar banyak yg tidak bisa bersikap analitis. Ini mungkin bisa saja terjadi di kolom komentar pak guru. Saya sering menemukan di media sosial itu tawaran menjual jasa followers, viwers, dan retting. Bisa saja mereka yg berkomentar itu tidak analitis itu adalah org bayaran
Hal ini perlu pak guru ketahui supaya nanti dalam merespon komentar2 tidak terlalu di anggap serius, karena bisa saja itu menjadi bias.
Selain dari itu semua cerita pak guru tentang guru di Indonesia benar, hanya saja ada tambahan sedikit berdasarkan pengalaman pribadi. Saya waktu sekolah ga berani nanya, atau berpendapat dg guru itu bukan karena guru yg superior, tapi ketika saya ingin bertanya atau berdiskusi dg guru, saya ga berani ungkapkan itu karena suka di judge sama temen sekelas "ah so pinter" terus juga kadang temen satu kelas juga suka kesel kalo saya banyak tanya k guru, karena dg saya bertanya maka jam pembelajaran otomatis harus nambah dan mereka pengen cepet2 pulang 😂. Mungkin ini bisa jadi bahan pertimbangan juga.
Saya ga setuju sama pemikiran pak Anang Hermansyah waktu podcast sama Ghea, dan waktu debat sama pak RG soal menikah.. tapi saya tetap mencintai karya2 nya, album2 nya, apalagi duet dengan ibu KD.. apalagi albumnya Tania, bukan jadi auto benci sama figurnya, begitulah kura2 😂
Cuman gak di kasih nyanyi di GBk😂😂
Dulu saya sekolah di stm, lebih tepatnya teknik kendaraan ringan.
Pada saat saya menanyakan tentang turbo charger, gurunya malah mengatakan hal yg sama seperti yg gugem bilang tadi, di luar konteks lah, itumah hanya ada di balapan lah. Tapi apa yg terjadi sekarang? Mobil2 produksi masal yg untuk jalan raya sudah banyak yg pakai turbocharger😅
Sekolah stm di indonesia itu banyak yg telat dalam pelajaran, di saat di jalan rata2 yg beredar itu mobil2 injeksi, eh di sekolah masih ngurusin aja mobil karbutator. Sekarang mulai bahas mobol injeksi tapi sayang di saat para murid lulus nanti malah mobil listrik yg banyak beredar😂
Tolong juga buat bapa ibu. anak anak tolong dibatasi bermain gadget. Ajari anak anak interaksi dengan teman2nya. Antar anak anak kita bermain berkumpul dengan sebayanya. Ajari caranya bergotong royong. Menjaga kebersihan. Membagi waktu. Awali semua dari rumah.
sependapat, guru merupakan salah satu faktor negatif outcome pendidikan kita. sebagian kita berpendapat pendidikan guru lebih banyak mengeksplor psikologis daripada aspek substansi materi ajarnya. respons pemerintah saat itu, sekitar pertengahan dekade 1980, dianggap baik, dengan menunjuk sembilan universitas/institut non-keguruan untuk menyelenggarakan prodi keguruan ipa strata D3. tampaknya respons ini tidak berlanjut dan tidak memberikan efek positif hingga sekarang (setidaknya berdasar channel ini). tetapi, pada sisi lain, setidaknya mengacu pada pidato kebudayaan Mochtar Lubis (1977) bahwa pada dasarnya manusia indonesia (bc. faktor input pendidikan) memiliki sifat hipokrit, munafik, pengecut, tidak kritis, alergi pada kritik. saat ini seolah kita menjumpai penampakan sifat ini secara vulgar. sifat hipokrit ini tampak berdampingan dengan sifat enggan dan segan bertanggung jawab atas perbuatannya, pantang mundur atas indikasi perbuatan negatifnya, kecuali sudah tidak bisa mengelak atau dianggap sudah saatnya mundur atau ditarik dan dimasukkan ke kotak wayang. jika ketua kpu masuk kotak wayang, tidak demikian pada mantan ketua MK. apakah ini menjadi bukti? di samping itu tampak masih kuat bahwa manusia indonesia juga terindikasi mengidap sindrom mental priyayi atau feodal seperti yang diilustrasikan tentang guru oleh mas Guru ini. pendekatan monologis, dan berbekal anti kritik dan kurangnya penguasaan substansi materi ajar, menimbulkan outcoming pendidikan yang tidak optimal.
13:56 Relate pak guru, dari SD-SMA temen-temen sekelas pada ga berani nanya sama guru, bahkan temen-temen sekelas kampus aja ga berani buat nanya ke dosen, kaget saya, saya kira anak kuliahan itu lebih berani untuk bertanya, lebih ceplas ceplos kalo di kelas, ternyata engga juga malah nunjuk-nunjuk saya maksa biar saya yg nanya😂
Iyah bro aneh gw jugaa, sepi terus cok di kelastuh. Yg nanya paling gw dan beberapa teman sekelas dan dari semua matkul kita2 aja yang sering nanya, temen2 yg lain kaga😢
Bener banget.
Memberikan pendapat itu sebuah kemajuan berpikir. (Menurut ku :D)
Di sekolah suka takut bertanya tentang hal yang belum dipahami, selain karena jawaban si gurunya yang bikin badmood, temen kelas juga cuman ngeliatin, bahkan kek di anggap remeh.
Pembelajaran nya sih, jangan takut bertanya apalagi memberikan pendapat.
Ubah mindset emang ga segampang itu, apalagi soal alam bawah sadar kita. Mungkin diantara kalian ada yang takut bertanya ke guru karena merasa bodoh di bandingkan temen kelas yang lain. yakan? Itu sih, intinya.
Mungkin disini ada beberapa yang ngalamin hal yang serupa juga. Ketika guru bilang
"ada yang mau bertanya?."
Nah sebenarnya disitu BANYAK PERTANYAAN yang mau diutarakan, tapi di kesampingkan oleh rasa takut oleh tanggapan guru setelah itu. Itu pengalaman ku sejauh ini, sebagai pelajar.
Saya cerita sedikit pak guru,
Dulu jaman sekolah ada guru yang memang sangat pintar akan sebuah subjek, pengetahuannya begitu superior dan saya jujur terkagum-kagum padanya, dilalah karena saya juga sangat menyukai dan cukup menguasai subjek yang beliau antarkan jadilah saya menjadi murid terdepan dan terbaik akan subjek itu dikelas. Seperti biasa murid yang pintar akan mendapat porsi perhatian lebih dalam interaksi kelas dari si guru ini, begitupun saya, tapi sangat miris beliau begitu pemarahnya kepada murid yang tergolong lambat menangkap penjelasan, tidak bodoh, namun untuk subjek ini beberapa teman saya memang agak sulit dalam proses belajarnya, sehingga mereka selalu tertekan setiap pelajaran itu, mereka makin tidak tahu apa2 dan semakin tidak bisa berkembang.
Hal ini membuat hati saya sesak melihat teman2 saya yg tertekan, semakin tertinggal dalam pelajarannya. Hingga di suatu masa, guru ini tadi berdebat hebat dengan saya dalam konteks diluar subjek, saya mendebat dia karena saya sudah muak dan sebagai bentuk perlawanan saya kepadanya. Disaat itu dia terlihat tersinggung habis, dia tidak menyangka murid pintar yang dibangga2kan nya selama ini berani melawannya, hingga saya pun diberi predikat "kalau pintar kamu tidak boleh sombong".
Disatu sisi, saya berterimakasih atas ilmu yang dia berikan, saya akui untuk level daerah saya akan sangat sulit mencari guru sekaliber dia, saya tidak akan melupakan jasanya, namun disisi yg lain, alangkah sedihnya teman2 saya... Selalu tertekan dalam belajar...
Di sini, Koruptor lebih di hormati daripada guru, bahkan lebih penting daripada guru.
Tpi sayangnya akar korupsi KKN itu dri dunia pendidikkan.
Banyak guru² beracun, jdi rusak semuanya.
Yah... gimana ya, sepertinya Kita kurang buat diajarkan/ditekankan soal pentingnya critical thinking, open minded soal yang mungkin berseberangan dengan pemahaman Kita dan bagaimana dalam menanggapinya, orang Kita juga sepertinya banyak (setidaknya yang Saya temui) itu kurang memahami akan konteks suatu informasi yang mau disampaikan, sehingga sering kali salah paham (komen dulu sebelum nonton video, makanya salah paham, apalagi di video yang thumbnailnya memancing keributan 😅), pernah dengar suatu penelitian juga kalau banyak siswa di Indonesia masih kesulitan menemukan gagasan utama dalam dalam suatu paragraf (mungkin ini salah satu faktor juga, yang menyebabkan orang Kita itu banyak yang buta konteks atau sulit memahami dengan informasi yang disampaikan).
Pak guru gembul bikin polling tingkat kepercayaan masyarakat terhadap institusi penegak hukum di Indonesia... Lalu dibandingkan dengan versi yang sudah beredar di media "..." dan dianalisis bersama
Cerdas guru gembul, baru sy mengerti jalan pikiran ente
Yang dibahas sama pak guru adalah Pola Pikir Biner. Pola pikir yang hanya memiliki dua opsi jika yang satu benar, maka yang lain salah.
Jika tidak hitam, maka putih dsb.
waktu pemilu kemaren saya memprotes guru saya karna dia terlalu fanatik terhadap salah satu paslon sebut saja anies,ketika saya melihat yg dia kagumi itu seorang yg memanfaatkan agama dia malah menyerang saya dan berfikir kalo yg dia pilih adalah satu2nya kunci Indonesia,karna itu sertifikat saya dipersulit dan sekarang saya sulit mendapatkan pekerjaan karna sertifikat itu masih blom dicetak dengan berbagai alasan,jadi emang kunci dari Indonesia emas ada para guru
Wah bisa dituntut itu om atau kalau nggak pura-pura ancam aja buat diviralin kalau nggak dikasih sertifikat om itu
Kasih Nama lengkapnya dan tanggal lahirnya biar disantet ma dukun beranak 😂
KUNCINYA MULAI DARI TK-SD.
klo SMP - SMA itu udh sulit buat dibentuk.
.
pembiasaan ini klo dimulai secara massive & fokus dr tk-sd gw yakin bisa.
Orochimaru adalah bukti bahwa guru bisa dikalahkan. Dan guru tau potensi murid dengan segala kemampuannya
Sekolah di Indonesia menciptakan pekerja
Gw selalu ambil sisi positif maupun negatif
5:35 saya pernah komen di postingan youtube Guru Gembul soal ini, tapi banyak yang bilang cebong lah buzzer pemerintah lah dan sejenisnya.
Padahal simple, Kritik yang Buruk, Apresiasi yang baik.
Tapi Masyarakat kita tidak melihat nilai itu, melihatnya antara Suka dan Benci.
Padahal jika hal hal baik itu bahkan di lalukan Firaun saya akan tetap puji hal baik yang dia lalukan, dan mengkritik, menolak atau bahkan melawan hal buruk yang di lalukan.
Itulah kenapa Reformasi Gagal, Masyarakat begitu membenci Suharto padahal yanh harusnya di benci adalah KKN .
Dan ya Soeharto tumbang tapi KKN tidak.
itulah bangsa Kita.
15:40
Ada juga ucapan guru yang sekarang masih teringat
"Kalau kamu lebih pintar dari saya , artinya saya BERHASIL. Tetapi kalau kamu masih dibawah saya artinya GAGAL. Guru Bahasa Inggris dituntut memahami satu kamus. Ya begitulah gambarannya."
Ga kebayang kalau pendidikan Indonesia mengajar epistemologi & ontologi di awal semester saat peserta didik smp masih kelas 1
"URGEN!" Seharusnya pakai tanda seru pa guru😂
Garisnya ketinggalan di kamar 😂
oia ya
Tanda ? Tidak peraruh
jelas berpengaruh dong@@bocchi.1
12:04 Kalau ini relate banget si pak,saya kan kelas 7 smp ya dan saya belajar pelajaran sebelumnya dan saya belajar pelajaran selanjutnya.Nah guruku itu bilang "kan ini belum diajarin kok udah belajar sih" dari situ saya ngomong di hati "wah kok bukannya di support malah di kecewain"😞😢
Minat baca rendah.
Contohnya
"Petani adalah orang yang tidak maju."
Langsung dihujat, padahal
(Kan memang menanam padi itu mundur)
Kalimatmu salah wajarlah di hujat,
Waalaikum salam warahmatullahi wa barokatuh ❤Pak tolong bahas penembakan terhadap Donald Trump
Up
Ga penting, itu urusan amerika sendiri..
Sdh dibahas benix
@@usmanabdullah9425kalau masalah pembahasan sudah banyak yang membahasnya tapi apa salah saya meminta pendapat dari guru gembul 😅
@@mpa6238dih ngawur kau semuanya juga berkesinambungan antar negara, negara Indonesia masih banyak bergantung kepada negara lain
Guru...jaman gue ga bisa dibantah dan ga bisa ditanya sangat Diktator melibihi Kim jong un !!! Parahhhhhh
Saya dapat kata kata dari guru saya beliau bilang "kita sama-sama belajar kamu belajar dari saya dan saya juga belajar dari kamu yang membedakannya hanya waktu dan kesempatan saja" Waktu masih sekolah sayan nggak paham apa maksud beliau. Tp setelah lulus saya mengerti maksud beliau dan akhirnya setelah menjadi pelatih teater di SMP saya juga terapkan pada siswa dan dengan begitu anak-anak mau bereksplorasi dn saat itulah saya belajar dari mereka dan menemukan inspirasi baru.
Mari Kita pikirkan solusinya.
1.
2.
3.
..
..
Note :
- berjuang sendiri malah jadi korban
- berjuang bersama (pada sibuk ekonomi)
- diam saja (cari aman berpegang pada nasib)
😅😅
Orangtua mana yg sekarang sedang vs guru perihal buku ?? Silahkan komen
Mantabbbb,DEWASA BERPIKIR harus diperhatikan juga, tumbuh kembang anak didik🙏
Saya fanatik banget sama Gus baha dan Langganan dengerin kajian beliau di you tube , Tp saya juga sering nonton gembul Krn gacor 😂
Saya suka waktu anak2 tanya pertanyaan yang berbobot. Semakin nguras kepala, semakin saya senang. Sayangnya anak yang begitu jarang sekali saya temukan. Sekalinya ketemu bukan di dalam kelas. Saya berharap semoga ketemu banyak anak2 yang seperti itu. Alasan saya mencintai mengajar pada awalnya begitu.
Saya setuju dengan guru gembul..
Saya juga seorang guru...
Iya, sy mengkonfirmasinya. Dulu waktu SMA sy pernah tanya kenapa kalimat "bapak tilem kulo siram" dianggap salah dalam tata bahasa Jawa. Tau jawaban guru sy apa? Dia bilang sy bodoh dan dia bilang sy gak paham budaya Jawa, budaya sendiri, dan itu dikatakan di depan semua murid dikelas. Apakah pertanyaan sy dijawab? Sayangnya tidak. Dia cuman ngeledek aja tanpa memberi jawaban dari pertanyaan sy.
Sy sakit hati banget waktu itu. Dalam hati sy mikir, kalo sy pinter, tentu sy gak bakal sekolah. Justru karena sy bodoh makanya sy sekolah. Guru sy yg satu ini memang bener bener gak berguna.
guru bukan dewa, guru yg tak tahan kritik pantas masuk keranjang sampah, murid bukan kerbau . "Soe Hoek Gie"
beruntungnya saya di ajar oleh guru2 yg luar biasa...yg selalu memuji pemikiran saya yg berbeda dan terus mendorong saya untuk lebih lg mencari pemikiran alternatif tentu sambil tetap belajar seperti yg di buku juga..
dan itu terbawa sampai sekarang jadi terbiasa berfikir secara analitis walau jadi banyak perdebatan kadang di lingkungan kerja ,🤣
tapi menurut saya itu sangat membangun dan membuat lebih solid.
Pak guru gembul layak dikatakan pahlawan Indonesia
Backsound suara ayam emang yang terbaik 1:25 😂🤣🤣👌🏻
Related banget dengan statementnya gugem, "waktu sekolah selalu takut untuk bertanya/mengutarakan pendapat karena dapat banyak pressure dari guru di kelas"
Ass'tmksh Guru gembul sdh mebahas tentang pemdidikan'sy sependapat pada dasrnya guru kt ke ilmunya memang msh minim ke ilmunya dan egonya luar biasa td mau di kritik'jg memaksa jd guru karna untuk mencari aman dlm kehidupan bukan berdasarkan karna keilmuanya ini yg membuat kt lambat majunya
Semangat guru gembul ..
Makin banyak ..orang ..pintar dan tidak sombong...
Karena yg saya tau waktu kecil jangan kan guru murid yg lebih pintar dikit saja terus jadi sombong ...kelihatanya begitu itu yg saya alami ( salah apa engga ya...analisa saya )
Banyak manfaat yg saya dapat dari chanel Gurgem ini, daripada nonton chanel yg menampilkan tokoh² agama yg ceramahnya cuma bikin fanatisme & tak membuka cakrawala berpikir secara ilmiah tapi justru menanamkan doktrin.
Google itu bukan guru tapi mesin pencari yg menyediakan apa yg ingin kita cari. Kalau saja tak satu pun yg di-upload ke internet, maka akan ada yg bisa dicari & disediakan oleh Google.
selain menyimak semua video pak guru, saya juga banyak menyimak pembelajaran dari gus baha. sepengetahuan saya, gus baha kalo bercanda dengan santrinya sering menggunakan kata "bodo". namun saya lihat hal itu hanya sekedar ungkapan agar santrinya bisa menjadi lebih baik. terkadang kitapun pernah menjadi "bodo" pada kondisi tertentu. sekali lagi pendapat ini hanya pandangan pribadi saya dan tidak mewakili pendapat orang lain
Say bersyukur karna guru saya selalu bilang *kalian harus lebih dari saya 🥰
setelah menyimak pemaparan dr pak guru saya jd lebih menyadari utk memperbaiki pendidikan di Indonesia bukan hanya pada penyempurnaan sistem pendidikan saja, krn rupanya ada hal yg lbh mendasar dan sangat vital yang menyebabkan pendidikan di Indonesia sangat jauh dr maju yaitu "Budaya".
Budaya di Indonesia sangat mengarahkan kita untuk bersikap inferior, entah sejak kapan bermulanya tapi saya kira sejak berabad-abad lalu, mungkin saat masa Hindu-Budha dimana sistem kasta sangat diterapkan saat itu. seorang "guru" bisa dikatakan masuk ke kasta Brahmana dimana kasta yg sangat tinggi dan harus dihormati bahkan mungkin sampai dikultuskan. selapas Islam masuk pun rupanya tidak terlalu merubah budaya tersebut karena pada kenyataannya seorang santri(murid) harus hormat pada kyainya.
Jadi krn perkara "inferior" siswa merupakan hasil produk budaya agaknya sangat sulit dihilangkan. tapi masih mungkin pendidikan di Indonesia bisa maju dg budaya yg demikian, dg cara meniru sperti apa yang orang2 jepang lakukan, yaitu dengan merubah total masyarakatnya menjadi "robot". jadi sekalian saja dibuat tunduk sampai ke tahap yg ekstrim.
demikian hanya analisis serampangan saja.
yah bagaimanapun krn sudah budayanya begitu setidaknya pasti ada hal positifnya walau hanya sedikit sekali.
kalau mau meniru ala barat spertinya masih jauh. tapi mungkin saja suatu saat nanti terwujud. sampai di tahap memanggil guru hanya dengan panggilan "kamu". sperti anak2 barat yg tanpa canggung memangil gurunya saat berdialog hanya dengan "You" saja.
Mohon di,cerna untuk para guru untuk merubah sikap jika selama ini salah penerapanya kepada anak didik, jangan merasa paling benar, superior, punya kewenangan nilai
Tukang cukur langganan ku pernah cerita, anaknya masuk sekolah seperti biasa, cuma ada sekali waktu gurunya menerangkan sesuatu hal dan ternyata ada kesalahan si anak izin membenarkan. Dan yg terjadi selanjutnya si guru seperti tidak terima dan si anak itu jadi korban perundungan disekolah atas perintah dari guru tersebut.. seminggu kemudian krn nggak kuat si anak menceritakan kepada ayahnya si tukang cukur tadi lalu setelah itu anaknya di pindahkan sekolah.... sungguh emosi sekali aku waktu diceritain, pa lagi korban dan ortunya gmn keselnya.
spil nama sekolahnya. kita buli balik
@@gurugembul nama sekolahnya an nur di jateng pak guru
Satu Contoh, Ada Banyak Ngomongin Kekayaan Orang Lain Semua Pada Khusuk Pada Bangga Membanggakan Orang Lain Yg Kaya Raya, Sedang Dirinya Dak Bisa Berbuat Apa Apa Itulah "SDM BANGSA KITA"
Definisi guru adalah orang yang menyesatkan para muridnya....