Menurut saya, level S1 dan S2 umumnya menguji (mengkonfirmasi) model penelitiannya dgn model penelitian sebelumnya. Karena itu CB-SEM lebih tepat dibandingkan dgn SEM-PLS (Prediksi) yg justru lebih tepat digunakan utk menguji model baru yg dikembang pada disertasi (S3). Namun kenyataannya, penggunaan CB-SEM (AMOS DAN LISREL) menuntut jumlah sampel minimum 200 dan yg tersulit adalah data harus terdistribusi secara normal. Dimana pemenuhan normalitas data sangat sulit (hampir mustahil) bila data dikumpulkan secara riil (apa adanya, tanpa edit/ rekayasa) dr data mentahnya. Selanjutnya, apa itu konfirmasi model (CB-SEM) dlm penelitian. Hal tsb merujuk, model yg diteliti harus sama (baik jumlah variabel, indikator dan hubungan antar variabel) dgn model sebelumnya (rujukan) dr penelitian sebelumnya (dari jurnal). Hal ini, tidak umum untuk level S2 yg sering menuntut adanya kebaruan (novelty) penelitian, yg artinya ada perbedaan/modifikasi model sebelumnya. Secara umum, memang harus ada pemahaman yg terintegrasi dlm melakukan suatu metode penelitian. Belum lagi ttg perdebatan mendasar yaitu berapa jumlah miminum sampel yg dibutuhkan. Btw, nice info bg 👍🏻👍🏻👍🏻
SEMOGA BERMANFAAT (SEHAT SUKSES SELALU)
mas bisa minta wa?
@berwyntristan7246 081218252356
Menurut saya, level S1 dan S2 umumnya menguji (mengkonfirmasi) model penelitiannya dgn model penelitian sebelumnya. Karena itu CB-SEM lebih tepat dibandingkan dgn SEM-PLS (Prediksi) yg justru lebih tepat digunakan utk menguji model baru yg dikembang pada disertasi (S3). Namun kenyataannya, penggunaan CB-SEM (AMOS DAN LISREL) menuntut jumlah sampel minimum 200 dan yg tersulit adalah data harus terdistribusi secara normal. Dimana pemenuhan normalitas data sangat sulit (hampir mustahil) bila data dikumpulkan secara riil (apa adanya, tanpa edit/ rekayasa) dr data mentahnya. Selanjutnya, apa itu konfirmasi model (CB-SEM) dlm penelitian. Hal tsb merujuk, model yg diteliti harus sama (baik jumlah variabel, indikator dan hubungan antar variabel) dgn model sebelumnya (rujukan) dr penelitian sebelumnya (dari jurnal). Hal ini, tidak umum untuk level S2 yg sering menuntut adanya kebaruan (novelty) penelitian, yg artinya ada perbedaan/modifikasi model sebelumnya. Secara umum, memang harus ada pemahaman yg terintegrasi dlm melakukan suatu metode penelitian. Belum lagi ttg perdebatan mendasar yaitu berapa jumlah miminum sampel yg dibutuhkan. Btw, nice info bg 👍🏻👍🏻👍🏻