Ngomongin Rating

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 24 авг 2024
  • Rating seringkali menjadi kambing hitam atas kerunyaman konten televisi. Tapi bagaimana sebenarnya rating bekerja?
    ________________________________________
    Kamu bisa mendukung kami dengan membeli merchandise di:
    www.tokopedia....
    atau berdonasi di:
    www.KitaBisa.c...
    Simak juga tulisan menarik di laman kami:
    www.remotivi.o...
    Ikuti kabar terbaru kami di media sosial:
    / remotivi
    / remotivi
    / remotivi.or.id
    Line: @remotivi

Комментарии • 578

  • @achmadedwarbasri587
    @achmadedwarbasri587 6 лет назад +335

    Dulu gua ngebet banget pengen jadi kru film/ stasiun tv, tapi sekarang nonton tv aja kagak pernah, paling cuma pas ada bola doang,
    BTW keren banget konten2nya, moga makin produktif bikin konten, biar makin banyak orang indo sadar,
    Subsnya udah 86K ya, dulu pertama kali liat, subs channel ini baru 24K,
    Moga tahun ini dapat 100K

    • @sleepsleep2539
      @sleepsleep2539 6 лет назад +1

      Achmad Edward Basri jujur aja bro:)

    • @3dcomrade
      @3dcomrade 6 лет назад +1

      Achmad Edward Basri 1 miljoen lah

  • @Donjojoful
    @Donjojoful 6 лет назад +179

    TV ga salah, Nielsen juga ga salah,, Liat aja trending youtube, itulah cerminan masyarakat kita yg masih berliterasi rendah... Percayalah, ketika pendidikan dan ilmu pengetahuan kita meningkat semakin berkurang juga minat kita menonton acara sampah. Pasar memang bisa dibuat, tapi tidak mudah. NET TV mungkin sudah punya niat baik, tp mereka masih belum bisa menemukan formula yg cocok. Sampai sekarang!

    • @budakbaongsiah
      @budakbaongsiah 6 лет назад +9

      Iya bener banget, minat belajar masyarakat kita masih minim banget.
      BTW NET juga kontennya banyaknya ngambil format TV laen. Ini Talkshow, Sarah Sechan, sama Comedy Night Live itu formatnya bukan orisinil buatan NET.

    • @rantiamanda1342
      @rantiamanda1342 6 лет назад +14

      budakbaong siah setidaknya berusaha utk gak nayangin acara uya kuta/reality show/sinetron yg episodenya kagak kehitung

    • @budakbaongsiah
      @budakbaongsiah 6 лет назад +2

      Ranti Amanda
      Kalau nggak dianggap sebagai "penyelamat industri pertelevisian" mah gapapa...

    • @fanxy.
      @fanxy. 6 лет назад +11

      "Krna klo semua org pada pinter2, trus siapa dong yg bakal dibodoh-bodohi sama org pinter"
      -Anonymous

    • @vitoaditya1243
      @vitoaditya1243 6 лет назад +5

      Ayub Tonapa, Lu ngomong apa Sih? banyak Negara Yang mayoritas orang pinter, Lu ga Mau Kaya Gitu?, Ah Gw tau Lu kan Emang suka Ngebully orang bodoh

  • @gocubars
    @gocubars 6 лет назад +197

    Aku kreatif di salah satu tipi swasta, tapi demen nonton remot tv, karna menertawakan diri sendiri
    Kalo kata orang hidup itu rumit percayalah itu adalah benar, ini adalah contoh kecilnya 😂

    • @yuliusharyadi
      @yuliusharyadi 6 лет назад

      Gogi Cukoy Barsekuday bener banget mas

    • @fajarnurainiwidi
      @fajarnurainiwidi 6 лет назад +5

      Wah dilema ga tuh pas kerja?

    • @egak5826
      @egak5826 6 лет назад

      Mantap 😆

    • @rif-q8521
      @rif-q8521 6 лет назад +23

      Yah...saya mengerti, tim kreatif bagaimanapun tetap ujung2nya produserlah yg menginginkan low cost, tp buatlah ide yg low budget tp tetep tidak plagiat, mendidik, menghibur, dan jujur. Plz yah..

    • @MrYhoTie
      @MrYhoTie 6 лет назад +1

      Hidup itu tidak sulit atau berat
      Tapi hanya kitanya aja yang lemah

  • @DafiVetVloger
    @DafiVetVloger 4 года назад +18

    Persetan dengan rating dan share
    Gara gara sistem ini acara fav gw di NET TV jadi menghilang satu persatu

  • @nunu7720
    @nunu7720 6 лет назад +362

    Bang, yang bahas tentang kontes dangdut yang sampe berjam2 banget itu udah belom bang? Kesel bgt gue ngeliat acara itu. Satu penyanyi berdiri lama bgt buat pajangan, intinya mah guyonan host sama jurinya. Gak mendidik pula..

  • @rif-q8521
    @rif-q8521 6 лет назад +114

    AC nielsen lebih tepatnya, para interviewernya bisa benar2 berkredibilitas? Tapi bila mensurvei dr kenyataan, tv di indonesia memang d "kuasai" oleh emak2, anak boleh menonton tp d beri jam batas, bapak nonton kalau pulang kerja aja, ibu menonton bisa sambil setrika, potong bawang, dll. Dan lagi, realita ibu2 suka "ngerumpi" sehingga informasi bisa cepat tersebar. Oleh karena itulah, sasaran korespondensi terbanyak adalah ibu2 yg hanya jd IRT. Solusinya, Indonesia harus beralih ke "TV berbayar" untuk menikmati konten2 berkualitas seperti di luar negri.

    • @stevenkaene7989
      @stevenkaene7989 6 лет назад +19

      Stuju sama pendapatnya, tapi itu bukan solusi bagi orang yang kurang mampu, mereka terbiasa melihat kebohongan yang dianggap realita setiap hari di televisi, kelamaan juga ga baik buat pola pikir sama mental mereka (terutama anak")

    • @qsandy3888
      @qsandy3888 6 лет назад +2

      Sepertinya anda tidak memahami video di atas, ini yg jadi permasalahan bukan rating tapi bagaimana rating itu diambil

    • @nadyaif3972
      @nadyaif3972 6 лет назад +4

      pantesan emak gw dramatisnya kaya sinetron wkwk

    • @rif-q8521
      @rif-q8521 6 лет назад +6

      Q sandy sepertinya anda yg kurang memahami kata2 saya diatas, singkatnya rating diambil oleh AC nielsen melalui questioner/ pertanyaan dan yg ditujukan pd 2000 korespondensi. Dan karena alasan yg saya katakan diatas, maka nielsen mengarahkan sasaran utama pd Ibu2 (untuk menjawab questioner) sebagai mayoritas paling utama yg paling sering menonton TV. Dampaknya, ketika d tanya...tentu saja ibu2 menjawab lebih suka sinetron, drpd acara yg berqualitas. Dr hasil survei itulah, nielsen memberi data kpd stasiun TV sebagai clien, karena tv lebih mementingkan profit tinggi, drpda qualitas. Mungkin efek pendidikan, dan masa lalulah yg membuat ibu2 IRT susah move on dr sinetron "katro".

    • @rif-q8521
      @rif-q8521 6 лет назад +5

      Steven Kaene sbenarnya menurut saya, orang kecilpun mampu beralih ke "TV berbayar" kalau memang "niat". Harga tv langganan bervariasi, bahkan ada yg hanya berbayar 100rb perbulan, bila dihitung perhari berarti sekitar Rp.3000-an saja. Itu hanya sebanding 2 batang rokok, yg faktanya orang miskin sanggup menghabiskan dana untuk 1 bks rokok bahkan lebih/ hari.

  • @Olalalan18
    @Olalalan18 6 лет назад +83

    Tidak bisa jg kt menyalahkan stasiun TV sepenuhnya, karena mereka bergerak utk industri, yg sejatinya mencari untung dan menghindari rugi. Jika diperhatikan stsiun TV juga tidak 24 jam mempertononkan acara sinetron/FTV kok. Klo dilihat mereka melirik moment2 krusial (19.00-22.00) untuk menyajikan acara yg memang fokus utk menghibur (hampir semua stasiun TV mempertontonkan yg menitikberatkannya pada hiburan, NET pun jg seperti itu). Di luar itu para Stasiun TV tetap mencoba memberikan tuntunan yg dikemas dengan cara mereka masing2.
    Di Era Kebebasan seperti ini sih, rasanya konsumen sih yg harus cerdas, ketika menurut konsumen apa yg disajikan tdak memenuhi kebutuhan nya, maka tugas konsumen menggunakan REMOTIVI nya utk mengganti channelnya bahkan mematikan TVnya. Kalau kita mau makan bakso, kan gak mungkin kalau kita pergi ke warung nasi padang, pastu carinya tukang/warung bakso.
    Karena sy yakin sih industri itu dapat hidup akibat dari kebutuhan konsumen.

    • @Karlsteins
      @Karlsteins 6 лет назад +10

      Kanal ONR bener banget,mirisnya itu masih banyak yang mau “memberi makan” untuk acara-acara itu.Ya gimana mau gak naik ratingnya,coba kalau penontonya cerdas semua,sinetron gak jelas juga gabakal laku dan nantinya TV akan coba melakukan hal baru biar stasiun TV mereka tetap hidup.Masalahnya masih banyak sekali yang suka nonton dan feeding pada acara-acara tidak bermutu tersebut,stasiun TV-nya pasti juga bakal tetap di zona nyaman dengan memberlangsungkan acara tadi dengan pola pikir “Ngapain susah-susah bikin acara bermutu dan berkualitas tinggi,orang yang kaya gini aja udah banyak yang suka.”
      Mirisnya lagi justru acara-acara yang bagus itu tidak begitu laku,dan acara bagus itu bukan hanya merujuk acara pendidikan melulu.Contoh acara hiburan yang bagus itu ya ada di NET meski tidak sempurna namun setidaknya mereka berani mencoba keluar dari pasar masif ya karena memang mayoritas konsumsi penonton hanya levelnya segitu saja.Contoh mudahnya saja channel Remotivi sendiri kalah view dan subscriber sama channel bakar-bakar squishy.

    • @leb7863
      @leb7863 5 лет назад +2

      Ya semoga aja generasi kedepannya bisa lebih cerdas dalam menonton televisi sehingga acara acara sampah hilang

    • @anime.soundtracks
      @anime.soundtracks 4 года назад

      Solusinya ya tv online kyk youtube yg bisa mengukur selera tiap orang (yg tidak bisa dilakukan tv konvensional) secara real time. jaman sudah berubah, sudah saatnya meninggalkan cara2 lama (peoplemeter cuma 2000? lol bandingkan dgn A.I youtube yg mengukur ratusan juta video tiap detiknya)

  • @nawacaldwell9002
    @nawacaldwell9002 6 лет назад +33

    Wahh update lagi. Sudah ngikutin sejak masih SMA sampai diterima di jurusan ilmu komunikasi. Saya harap channel ini bisa membimbing dan menginspirasi saya.

  • @ragawibowo9790
    @ragawibowo9790 6 лет назад +39

    Paling benci sama rumah uya dan acara reality show sejenisnya

  • @muhammadrabil8119
    @muhammadrabil8119 6 лет назад +98

    kangen hari minggu bangun pagi nonton kartun full dari jam 6 pagi sampe 2 siang

    • @fatafaelasuf8281
      @fatafaelasuf8281 6 лет назад

      Muhammad Rabil generasi 90-an

    • @ardhikadaniswara
      @ardhikadaniswara 6 лет назад +14

      Seharusnya anak2 generasi sekarang ngerasain serunya hal2 sederhana kek gini. Bukannya disuguhi kisah cinta2an apalagi mistis2

    • @sastrariyans
      @sastrariyans 6 лет назад +1

      Bayu Sugianto entah udh survei apa yg dihasilin ya jdi runyam gini tayangan 😂 mungkin bener videonya 2000 responden gk mewakili..tambah kek dikira bagus apa hasilnya 😑 ckckc

    • @relaxstation-id
      @relaxstation-id 6 лет назад

      Anime🇯🇵 apa sekarang masih ada anime di TV lokal?

    • @ulfah4167
      @ulfah4167 6 лет назад +1

      RTV sekarang jadi banyak tayangan untuk anak-anak.
      Kartun2 banyak tuh

  • @rizaldyalfiansyah9937
    @rizaldyalfiansyah9937 6 лет назад +20

    kalo tanya napa acara alay" macam dangdut indosiar,pesbuker,karma dll ga pernah redup karna ada banyaknya penonton yg kurang teredukasi sehingga rating pun naik dan pengiklan jelas menentukan lewat rating yg tinggi,jadi sebenernya masyarakat teredukasi ga bisa sepenuhnya menyalahkan stasiun tv tersebut karna mereka jg butuh pengiklan agar stasiun tv tetap jalan

    • @kiki123907
      @kiki123907 3 года назад

      Nah, kadang dari iklan yang banyak kalo dipikir-pikir juga gak sepenuhnya dimakan sendiri, tapi juga dampaknya balik ke penonton. Beberapa TV mengandalkan subsidi silang buat ambil siaran bola, jadi gak ada istilah rugi meskipun uang dari hak siar nggak bisa ketutup cuma dari siaran langsung pertandingan.

  • @fafnhir_
    @fafnhir_ 6 лет назад +25

    Iya, dulu sampai rebutan tv karena acaranya pada bagus. Sekarang jarang banget nonton.
    Btw bang remot tv,bahas juga tentang sensor dong! Ini juga salah satu sebab saya gk nontin tv. Film horror hantu di skip, film action, actionnya di skip, ada darah (bahkan animasi) tiba2 back to 19 century era.

  • @MisterPilus
    @MisterPilus 6 лет назад +11

    Karena stasiun TV bukan lembaga nirlaba. Jd mereka butuh uang. Sejak lulus kuliah, saya udah jarang nonton TV. Selain membosankan karena isinya cuma iklan, talk show dan sinetron, tv berita juga menyajikan berita yang tendensius dan tidak berimbang. Mending nonton RUclips. Seenggaknya, kontennya bisa pilih sesuai selera, walaupun harus berkorban kuota 😢

  • @dezanorisandi2701
    @dezanorisandi2701 6 лет назад +9

    Ketika org2 pada membicarakan rating... dan mulai terlupa jika u tube mulai menggeser keberadaan tv di liat dari makin bnyaknya org membeli kuota dan paket2 u tube mulai bertebaran.. mungkin konten acara televisi akan mulai berubah ketika direktur dan segala aspek tim kreatif di pegang oleh generasi yg lebih baru... mungkin sang pembuat konten sutradaranya ya org2 lama semua yg gk mau berkembang.. yang lebih mementingkan efektif dibanding kualitas toh pendapatannya sama aja.. buat apa bikin sinetron yg prosesnya lama untuk mengejar kualitas bagus tapi hasil pendapatannya sama aja dari iklan.. ya karnaa nonton tv itu gratisssssss gk pake kuotaaaaaaaaa

  • @ardianryo
    @ardianryo 4 года назад +2

    Saya adalah salah satu orang yg bekerja di group media terbesar di Asia. Dan saya nonton remotivi untuk menertawakan diri sendiri.

  • @gems8857
    @gems8857 6 лет назад +6

    Ga ngerti lagi, channel ini sangat berbobot 😭👍👏 good job tim remotivi!! 👍

  • @andikaprananto8185
    @andikaprananto8185 6 лет назад +5

    Gua tau chanel ini dari kak Gita Savitri sblmnya ga tau pas liat kontenya dan udah nonton beberapa video dari remotivi jadi nambah pengetahuan trs berkarya dan update kak

  • @bryanspoty
    @bryanspoty 6 лет назад +68

    Bang, ngebahas media yg ngebuat 'berita hoax dengan mengatas namakan agama' yg mengatakan bahwa vaksin & obat obatan dari laboratoriom medis, itu dibuat dari bahan haram...
    .
    .
    .
    Sementarq itu adalah taktik terselubung untuk menaikkan pengobatan alternatif, media lainnya...

    • @labvideos8411
      @labvideos8411 6 лет назад +3

      Masalahnya penyebaran berita itu nggak menyerbak di televisi-televisi.
      Setahu saya channel remotivi ini hanya membahas yg ada di dunia pertelevisian Indonesia, utamanya channel televisi nasional yg tak berbayar.
      Tapi, kalau remotivi mau membahas, ya silakan aja.

  • @faidlunniam2505
    @faidlunniam2505 6 лет назад +6

    Alhamdulillah..
    Semakin sering lihat video dari chanel ini
    Semakin saya tobat lihat tv, kecuali spongebob 😂😂😂

  • @shintadevi3423
    @shintadevi3423 6 лет назад +15

    Well dulu jaman rumah w belom punya channel luar. Dulu rumah didatengin orang tv yang naroh mesin yang mn klo tv nyala muncul bunyi "siapa menonton". Terus kita mencet 1 kalo ayah nonton. 2 ibu 3 kakak 4 aku 5 adek dan 6 mbak. Riweh bnget. Tapi tiap buln dapet merchandise. Baru ngeh fungainya kek gitu

    • @ridhoikhsan2787
      @ridhoikhsan2787 6 лет назад

      Indaah Shinta Devi jadi tuh alat ningkatin share ya? Gk akurat dong hasil surveinya neilsen? Gt bkn? Mohon koreksinya

    • @MuhammadRefaUtamaPutra
      @MuhammadRefaUtamaPutra 6 лет назад

      Kayaknya semacam buat survei. Jadi alat itu tau siapa (aja) yang nonton, tau acara apa yang ditonton. Mohon koreksi jika saya salah

    • @michaelrico3566
      @michaelrico3566 6 лет назад

      gimana gimana? kurang paham...

    • @fanxy.
      @fanxy. 6 лет назад

      kalo gk salah itulah alat yg dimaksud "Peoplemeter" di video ini

  • @apihmototv
    @apihmototv 5 лет назад

    Setuju. Memang ini sudah dari dulu terjadi. Tanpa Rating & Share mau dapet Iklan dari mana? TV/media elektronik mau hidup dari Mana? Tapi harusnya TV/Media Elektronik di era digital ini harus lebih hati2. Karena Beriklan di era Digital sudah tidak perlu Rating/Survey dari Nielsen lagi. Tinggal Pake digital Ads Pengiklan bisa langsung dapet hasilnya efektif atau tidak dan Bisa menentukan sasaran sendiri, bisa nentuin berapa biayanya.
    Konten TV menurut gw bagus2 aja (Sesuai Target pasarnya) kalau gw yang ga suka sinterton dan sukanya Berita ya gw nonton Kompass, TV One hmmm.... dan Metro. Pas gw lihat Indosiar, RCTI, SCTV yang ada sinetronnya? Ya pasti gw bilang Jelek karena gw ga suka.
    Jika kualitas Konten susah di perbagus, Konteks Konten nya aja coba di ubah, ide ceritanya lebih ke kejadian sehari2 (ngomong gampang) namanya juga ide betul gak? Hehhee
    Terimakasih

  • @rexft01
    @rexft01 6 лет назад

    Teman2 di remotivi, bahas dong episode "mata najwa" yg nge-grebek sel2 yg ditempati koruptor yg diduga palsu. Sy yakin pasti ada sesuatu dibelakang itu entah apalah artinya. Kajian2 kritis dari teman2 remotivi pasti sangat berguna. Terima kasih :)

  • @citraaidilla1973
    @citraaidilla1973 6 лет назад +1

    Thanks remotivi sudah menjawab segala pertanyaan dan kebingungan saya mengenai penghitungan rating dan share

  • @syahrilzein461
    @syahrilzein461 6 лет назад +8

    itu makanya aku lbih suka nnton you tube dripda tv, d yt kita bisa memlih konten2 yg akan kta tonton...

    • @fikrymulyadi2037
      @fikrymulyadi2037 6 лет назад +1

      Syahril Zein tapi ngeliat trending youtube bikin miris

    • @rizalhadizan3245
      @rizalhadizan3245 6 лет назад

      Syahril Zein sama aja youtube jg bnyak sampahnya

    • @syahrilzein461
      @syahrilzein461 6 лет назад +7

      trgntung kita milah lg.. klo d yt kn ada tombol tidak tertarik.. klo gk suka tinggal gk d tonton.. klo liat nya kek sampah ya klik tombol 'tdk tertrik'. bsa cri konten lain .. sdgkan d tv stu2 nya jln ya msang tv berbyar ato gk nnton sma skali..

    • @fanxy.
      @fanxy. 6 лет назад +2

      fikry mulyadi makanya klo buka RUclips gk usah buka trending, kehibur kagak goblok iye

    • @aryan96772
      @aryan96772 5 лет назад

      @@syahrilzein461 setuju, emang kadang2 kita gk sengaja ke klik atau sdikit penasaran sma video sampah :v dan algoritma yt otomatis lngsung arahin ke video2 macam gitu, nah ada tombol "not interested", nnti otomatis diberanda kita gk ada video sampahnya lagi 😁 kalau ada tinggal pencet lagi itu nnti lama2 bersih sama video yg kita suka

  • @elisabethtyas3746
    @elisabethtyas3746 4 года назад

    banyak orang2 di stasiun Tv yang mikir klo dengan bikin kontroversi pemerintah/artis bakal bikin rating naik dan memuaskan kebutuhan rakyat. Justru tayangan yang mendidik ini yang sebenernya diminta masyarakat. Sedih kadang ngerasain Indonesia. Pindah Kanada yok.

  • @cescPD
    @cescPD 6 лет назад

    kenapa rating ga butuh banyak sample?? kalau kata saya biar semua orang seleranya sama, terus mempengaruhi audience lebih mudah.
    kenapa dipotong?! siapa itu yang nyuruh udahan?? buruan beli merchandise remotivi biar update terus dan videonya ga di cut begiitu saja :)

  • @faqihachmad984
    @faqihachmad984 6 лет назад +4

    Nielsen pernah mengajukan untuk penambahan jumlah sampel (peoplemeter) dengan menambahkan juga cover areanya dari 11 kota menjadi banyak kota.
    Nielsen juga meminta biaya tambahan untuk alatnya tetapi industri tv menolaknya karena penambahan biayanya tidak sesuai dan itu tidak menjadi prioritas mereka.

    • @shabrinaparamacitra8428
      @shabrinaparamacitra8428 6 лет назад

      Betul. Dan permintaan itu bukan cuma pada rating siaran tv aja, tapi juga untuk survei media cetak. Tapi selama media-media itu mampu bayar lebih untuk survei nielsen, nielsen bisa kok ngadain survei dengan sample yang lebih luas sebarannya. Masalahnya memang bukan pada nielsen, tapi target audience dari media itu sendiri. Media tidak butuh untuk tahu lebih banyak mengenai selera audience di kota-kota kecil di luar 11 kota yang disurvei.

    • @kiki123907
      @kiki123907 3 года назад

      @@shabrinaparamacitra8428 Kalo untuk media-media besar seperti MNC Group, selain mereka mengandalkan Nielsen juga ada feedback dari pelanggan TV berbayar milik mereka (MNC Vision, MNC Play, K-Vision).
      Misalnya, pelanggan MNC Vision dkk. kebanyakan lebih suka dengan konten sepakbola, maka ini juga jadi dasar pertimbangan MNC Group buat mengambil hak siar. Makanya kenapa manajemen RCTI memutuskan memperpanjang kontrak hak siar AFC setidaknya sampai 2024 (kalo bisa sampai seumur hidup).

  • @wisnu93
    @wisnu93 6 лет назад

    Sy sarjana ilmu komunikasi, tepatnya ambil jurnalistik
    Setelah lulus kuliah serasa kuliah lg loh langganan channel ini
    Bbrp hal malah gak sy dapatkan d kelas hehe
    Terus berrkarya

  • @yogasamsu
    @yogasamsu 6 лет назад +7

    Saia pengiklan. Dan saia cinta rating. Tapi ada juga metrix yang namanya index untuk mengukur kesesuaian program dengan target market kita.
    Rating tinggi, index belum tentj tinggi. Index tinggi, rating belum tentu tinggi.
    Setiap belanja tv biasanya sih saya ngemix antara program dengan rating bagus dan yang punya index tinggi.

    • @nandabagus8575
      @nandabagus8575 6 лет назад +1

      Yoga PS wah masnya hobi ngulik ariana nih~

    • @yogasamsu
      @yogasamsu 6 лет назад

      nanda bagus iya waktu di ahency bos. Uda hijrah ke client side haha

  • @SimpleEditbyRizal
    @SimpleEditbyRizal 6 лет назад +1

    Semangatt remotivi, kita smua butuh channel seperti ini.. thanks

  • @yudopr
    @yudopr 6 лет назад

    Koreksi aja, rumus rating yg di video itu mean populasi, sedangkan yg diitung lembaga adalah pendekatan mean populasi berdasarkan sampel. Share juga sama. Jadi wajar ada bias, ada orang yg blg acara itu tidak bagus. Tapi balik lg bagaimana lembaga mengambil sampelnya, apakah sampel yg baik atau tidak.
    Kalo liat ada yg komen bahwa lembaga ingin menambah sampel tapi pihak tv tidak mengizinkan. Ya hal yg wajar, pihak tv ingin profit lebih tanpa biaya lg sedangkan lembaga ingin sampel yg lebih baik dan butuh biaya lebih. Lebih baik jika penonton tv yg jd sampel atau tidak mulai memilah acara tv yg berkualitas untuk ditonton.

  • @ZulfiqarFadhilLubis
    @ZulfiqarFadhilLubis 5 лет назад

    Ngga usa jauh-jauh bahas rating. Adzan magrib aja mengikuti jam Jakarta. Padahal setiap daerah berbeda.
    Kalo kalian suka video tema manajemen; bisnis, investasi, keuangan, dll. Cuzz kepoin channel ane.

  • @yudispramanaputra6588
    @yudispramanaputra6588 6 лет назад

    nice artikel, penyampaian maksudnya mudah dicerna, dan penonton dapat menarik dan mendapatkan informasi secara jelas dan tepat. Salut buat RemoTivi

  • @arifwicaksono2431
    @arifwicaksono2431 6 лет назад

    Kalau dipikir-pikir, yang bermasalah itu penontonnya, bukan kontennya. Selama ada demand, maka pasti akan ada yang supply. Tontonan menunjukkan kualitas penontonnya.

  • @gederobin9049
    @gederobin9049 6 лет назад

    Saya selalu menanti konten terbaru dari @remotivi klik loncengmya

  • @choianam2656
    @choianam2656 6 лет назад

    Bahas kubu media dalam politik dong bung. Menjelang pilpres banyak berita tentang politik yg bikin bingung. Biar bisa tau mana media yg netral.
    Terimakasih sebelumnya

  • @fadlysonata9389
    @fadlysonata9389 6 лет назад

    Mantap om lanjut terus dalam mencerahkan pemahaman masyarakat. Terhadap tayangan tv

  • @alisawardoyo8370
    @alisawardoyo8370 6 лет назад

    Suka banget nih sama pembahasan begini.
    Coba dong bikin konten ttg riset kecil-kecilan versi remotivi sendiri. Misal ambil sampel di beberapa mall atau cafe atau bahkan ke rumah masing2, biasanya tayangin program apa aja untuk wakil dari penonton kelas A & B. Terus dateng ke pos kamling atau warkop2 yg ada di beberapa perumahan untuk wakil penonton kelas C dst.
    Untuk membuktikan bener ga sih 2000 panel ini legit jadi dasar perhitungan AC Nielsen, ato simply TV emang halu
    Takes time bgt sih, tapi sepertinya seru. Hahaha

  • @reezwave
    @reezwave 4 года назад +8

    #NontonTNSdiTV Jadi gimana caranya kita mendukung acara favorit kita di tv dong? Padahal kebanyakan orang sekarang udah pake tv kabel

    • @danishpastry2874
      @danishpastry2874 3 года назад

      Saya rasa net perlu mencari dan mendapatkan marketer yang tepat dan bisa memberi ide serta jalan pintas untuk mempromosikan acara-acaranya. Karena setiap ada acara baru dari NET saya merasa acara-acara tersebut kurang terdengar ke masyarakat.

  • @hendrids5839
    @hendrids5839 6 лет назад

    Tolong dong bahas saluran Televisi Netflix dan yang biasa?, seperti perbedaan perkembangan industrinya, yg akan mendominasi di masa depan, dll.
    Selama ini kan sering bahas saluran Televisi yg gratis" terus.

  • @haryowah
    @haryowah 6 лет назад

    Mari kita semua menonton acara di TVRI yang membuat program bagus dan mendidik. Jangan nonton acara di tv swasta yg hanya meraup keuntungan belaka

  • @AlkaAe1
    @AlkaAe1 6 лет назад

    Sip. Pembawaanya lebih ena. Jadi enjoy nontonya. ga serius mulu 👌. Nice.

  • @monikkrisilvani
    @monikkrisilvani 5 лет назад +1

    slalu rela NGGA skip ad buat remotivi.. fightiing remotivi.. 😊

  • @christian_swjy
    @christian_swjy 6 лет назад

    Sayang banget sumber utama problemnya di potong di video ini padahal berguna banget buat kita untuk lebih tau lagi tentang problem nya pertelevisian kita

  • @wijaya1484
    @wijaya1484 6 лет назад +2

    6:20 maksudnya yg kepotong sama temennya itu apa ya?
    gw yakin pasti ada pesen terselubung dari scene ini,
    yg tau komen dong

  • @amirsyafrudin
    @amirsyafrudin 6 лет назад

    Akhirnya tanggung, tapi pembahasannya menarik. Informasi di video ini membuka mata terhadap masalah rating yang sebenarnya, walaupun hanya sedikit. Pertanyaan besarnya adalah kapan karet hitam yang ada di jari tengah dan jari manis pembicara menghilang dari layar kaca?

  • @sepingani6428
    @sepingani6428 6 лет назад

    Tolong kaji tentang masalah kenapa akhir2 ini terjadi viral yg tdk berkualitas.dan solusi mengatasinya .seperti konten ini yg membahas masalah dan solusi

  • @bungaindah1713
    @bungaindah1713 6 лет назад

    keren bisa menambag wawasan terimakasih

  • @SuperTofles
    @SuperTofles 6 лет назад +3

    Tapi tergantung permintaan seh bang, acara tv sekarang karena memang permintaan rakyat yang doyan modelnya begitu, seandainya rakyat ga doyan rating bakal turun.

  • @ddiyana1600
    @ddiyana1600 6 лет назад +2

    Gw dukung chanel ini dengan subscribe, like, coment yaah 👍

  • @slametrivai3451
    @slametrivai3451 6 лет назад

    Dipertanyaan terakhir jawaban dari gue sih customer segment, karena pengiklan kan bukan sembarangan mau ngiklan tentu dia sebenarnya mencari pembeli

  • @hannanurhaqiqi8086
    @hannanurhaqiqi8086 6 лет назад

    Setuju banget buat statement terakhir,
    Usul dong, buat compare sistem rating di as dengan media rating councilnyaa, sama kasus2 nya Nielsen diluar negeri juga.
    Ditunggu part2 nya 😄

  • @emiliokennkierza260
    @emiliokennkierza260 6 лет назад

    Mari kita buat REMOTIVI jadi chanel tv beneran

  • @zahranafisa8757
    @zahranafisa8757 4 года назад +1

    Hal ini pernah dibahas sm pandji pragiwaksono di tur stand upnya

  • @sourlemonade7848
    @sourlemonade7848 6 лет назад +4

    Kak, coba buat konten tentang gerakan antivaksin yg bilang vaksin itu mengancam dan membahayakan semacamnya gitu dong. Soalnya makin ke sini makin miris liat orang2 yg seenak jidat nyebarin berita hoax soal vaksin sampe se-absurd kalo vaksin itu disisipi jin segala macem :( dan lebih parahnya masih banyak aja yg percaya. Thanks before!

    • @remotivi
      @remotivi  6 лет назад +1

      Terimakasih atas sarannya! :)
      Sebelumnya kami pernah mengunggah tulisan mengenai kegagalan media meliput isu medis dalam pemberitaan kontroversi "Dokter Terawan". Mungkin selagi kami membahas saran ini, kamu bisa tengok dulu artikelnya di tautan berikut?
      www.remotivi.or.id/pantau/460/Jurnalisme-Sains-yang-Rawan-dalam-Kasus-Terawan

    • @mohikbarfauzi
      @mohikbarfauzi 5 лет назад

      emang kamu tau banget apa yang terkandung di dalam vaksin ?

    • @sourlemonade7848
      @sourlemonade7848 5 лет назад +2

      @@mohikbarfauzi Hmmm sebagai orang yang masih menyandang posisi mahasiswi kesehatan, saya memang blm bisa dibilang ahli. Saya masih belajar. Tapi justru dari proses pembelajaran itu saya jadi yakin dan memahami kalau vaksin itu gak seperti yg dituduhkan oknum-oknum tertentu dlm artikel/tulisan hoax mereka. Saya tdk hanya cari2 informasi mengenai apa itu vaksin, jenis2 vaksin, kegunaan/manfaat vaksin, cara membuatnya, dan cara pemakaiannya dari kelas. Tapi saya jg tetap mencari sumber info ttg latar belakang vaksin ditemukan, bagaimana sejarah penggunaan vaksin itu mulai digalakkan serta gerakan antikvaksin yg menyertainya sejak awal kemunculannya.
      Karena itu saya merasa gemas sekaligus miris sama orang2 yg bilang vaksin itu disisipi jinlah, diambil dari darah pelacur, narapidana, siasat wahyudi, dan hoax lain yg benar2 gak masuk di akal. Tujuannya apa? Gak lain ya menyebarkan kebencian. Parahnya lagi, banyak masyarakat yg lgsg menelannya mentah2 tanpa dibuktikan kebenarannya. Padahal kalau masyarakat kita gak males baca, ada banyak sekali literatur yg membahas vaksin itu secara rinci dari banyak aspek termasuk kesehatan, biologi, dan sejarah yg bisa dijadikan referensi. Karena itulah saya kasih saran ke tim remotivi buat bahas itu. Biar sebagian masyarakat Indo yg males baca tetap bisa teredukasi lewat video yg berkualitas. Sekian :)

  • @apellovers1998
    @apellovers1998 6 лет назад +1

    Keren ka.aku tunggu video kk selanjutnya.
    SALAM ANAK FARMAS😍😍😍

  • @TheJelleviA
    @TheJelleviA 6 лет назад +1

    Karena yang beli produk yang diiklankan, ya orang kota itu. Masalahnya akan merembet jauh hingga distribusi dan pemerataan produk serta budaya konsumtif, bukan?

  • @Tujuhrupa
    @Tujuhrupa 6 лет назад

    AYO REMOTTIVI, JADI KOMPETITOR #NIELSEN!
    CARI INVESTOR!!!

  • @alfaniyusuf6129
    @alfaniyusuf6129 5 лет назад

    Sample 2000 an gak masalah kok. Quick count2 yg hasilnya akurat (bedanya kurang dari 2% dari ril count) aja sampelnya hanya dikisaran 1000 an juga. Asal 2000 an sample tsbt memenuhi standart statistik yg benar dan mewakili jenis2 karakteristik penonton tv di indonesia, udah cukup.

  • @DiazConnell
    @DiazConnell 6 лет назад +4

    Ngomongin rating jadi ingat acara fotografi yg tayang setiap jam 11 tiap jumat(kalo ga salah jadwalnya). Malah tergeser oleh acara sinetron india padahal udah tayang pagi siang sore. Masih aja kurang ckckck. Kasih space dikit napa sih buat acara brmutu. ANTV

    • @bastian1983ina
      @bastian1983ina 4 года назад

      Di antv masih ada acara ceramah agama sama news nggak. Dah lama nggak nonton

  • @gonankkece9831
    @gonankkece9831 6 лет назад

    Acara lebay biasanya dimulai di jam para ibu2 rumah tangga setelah selesai melakukan aktivitas seperti nyetrika,nyuci ngrumpi dll...di situ sinetron berhasil menghipnotis para pemirsanya ,,karna kalo kita merasa letih suasana mood kita berada di titik ketidak karuan

  • @enscycling3829
    @enscycling3829 6 лет назад +1

    Jadi judul skripsi boleh juga nih, makasih bg gondrong remotivi

  • @mrx9736
    @mrx9736 3 года назад

    Kedepan mungkin rating dan share akan pindah ke sebuah aplikasi tv seperti vidio... Krn jelas secara kualitas, dan merata ke seluruh pelosok negri...

  • @racchankd3433
    @racchankd3433 4 года назад

    Walaupun cuma 2000 an standard error nya sudah dihitung berapa persen-nya.
    Setahu saya, data 2000,5000,10.000 yg represent demografi yg sama, beda standard error nya kecil bgt.
    Yg di Aussie, persentase sampel yg lebih tinggi membuat mereka bisa lihat sampai segmen lebih detail, misal, misal pekerjaan, jumlah anggota keluarga, usia anak dlm keluarga, etc. Sehingga saat menganalisa lebih banyak info yg bisa di manfaatkan.
    Namun bila keperluan industri tv tdk sedetail itu, maka tidak perlu sampel yg sebanyak2nya, asal memenuhi Standar errore yg ditetapkan.
    Sebelum mengkritik, pelajari dulu ilmu statistik nya akan lebih baik. Terima kasih 😁

  • @fallingmeteorites6238
    @fallingmeteorites6238 6 лет назад

    Jadi..
    Profit > Kemajuan dan kecerdasan bangsa

  • @imtihanatq
    @imtihanatq 6 лет назад

    Rating itu penting. Tapi gimana *masyarakat* nya berkualitas ga.. rating menentukan jenis masyarakatnya.. kalo ga berkualitas ya jadinya tayangan yg ada di tv Indonesia hanyalah seperti itu. Sebenernya ga mau cuma SANGAT MERASA TERHIBUR TANPA ADA FEELING DISGUST dengan acara KOREA dan AMERIKA.
    Sayang banget rating di Indonesia dipandangnya hanya sebagai UANG bukan untuk MENINGKATKAN KUALITAS (menghibur positif, sesuai usia, kreatif, asik, kebersamaan, dll)
    Saya rasa semua ini butuh SIKAP KRITIS MASYARAKAT TAPI DENGAN INTELEKTUALITAS DAN POSITIF (kalo misalnya acaranya buruk tidak mendidik dan hanya cari sensasi atau kekonyolan, kita bisa ulas atau jangan nonton (?)).. bukan nyinyir tanpa membangun..
    Semua yang baik aku apresiasi.
    SETUJU SEKALI, INDONESIA KAN BUKAN HANYA KOTA BESAR DI PULAU JAWA SAJA :((((

    • @imtihanatq
      @imtihanatq 6 лет назад +1

      Di negara yang jadi acuan aku nonton, rating sangat diperhatikan.. para creator menyambut dengan kreativitas bukan hanya stuck dan copy

    • @fanxy.
      @fanxy. 6 лет назад

      "Krna klo semua org pada pinter2, trus siapa dong yg bakal dibodoh-bodohi sama org pinter"
      -Anonymous

  • @fadela.9096
    @fadela.9096 6 лет назад

    Apa mungkin yang salah itu adalah masyarakatnya? Sebab jika banyak yang suka dengan program kualitas rendah, jadinya share dan ratingnya bagus, dan pekerja tv malah jadi ketagihan bikin acara berkualitas rendah. Hehe.

  • @alihamdani6605
    @alihamdani6605 6 лет назад

    Sebenernya mungkin bisa dibuat survey jumlah orang2 yang bilang "tayangan tv indonesia kurang bagus" itu sendiri sebetulnya masih sering nonton tv atau enggak. Bisa jadi yang menonton tv (alias target pasar tv ber"sinetron" dan perusahaan yang beriklan) adalah memang bukan orang2 yang bilang bahwa "tayangan tv indonesia kurang bagus". Jika memang benar seperti itu, tidak heran apabila nielsen hanya mengambil sampel yang mungkin dianggap kurang representatif untuk seluruh populasi masyarakat indonesia, namun mengambil sampel orang-orang yang nonton tv (yang bilang tidak bilang bahwa "tayangan tv indonesia kurang bagus") dan di kota besar saja. Gak heran kalo ratingnya tetap besar.
    Soalnya mungkin orang yang bilang "tayangan tv indonesia kurang bagus" udah percaya sama pepatah Young Lex "youtube lebih dari TV". Mereka nonton, nyari sumber informasi, dan hiburan udah bukan dari tv lagi, melainkan dari internet, sosmed, ato youtube ato dari channel kek remotivi gini wkwk.
    Yang bikin bingung adalah perusahaan yang beriklan di tv kok masih percaya sama rating macem begitu. Yang nonton iklan mereka kan lebih sedikit (walaupun rating tetap). Mungkin tanpa kita sadari iklan di tv saat ini sudah berkurang? Atau memang segmen pasarnya beda? Atau mungkin itulah alasan kenapa banyak yang ngiklan di youtube juga sekarang?
    CMIIW. Produknya remotivi bagus2 btw hehe

  • @AlohaKorean
    @AlohaKorean 6 лет назад +1

    Akhirnya upload juga nih channel

  • @borisjohnson9542
    @borisjohnson9542 6 лет назад

    Ayo mas. Berani ungkap semua informasinya. Nanggung ada yg ditutupi dgn 'berisik'

  • @bastian1983ina
    @bastian1983ina 4 года назад

    Di prime time tv jam 19.00-21.00 waktu era 80an di TVRI nayangin acara apa ? Ada yang inget ?

  • @fikrymulyadi2037
    @fikrymulyadi2037 6 лет назад

    Seharusnya ada juga lembaga pengawas pengelola rating seperti di negara lain... Agar pengelola rating dapat lebih bertanggung jawab dalam memberikan rating pada suatu tayangan

  • @Ranael_AlBastard
    @Ranael_AlBastard 5 лет назад

    orang yang masuk ke prosentase orang yang menonton tv terpaksa menonton acara sampah tersebut karena adanya cuma acara2 itu aja.. jadi kalo stasiun televisinya nyiarin acara sampah pun bakal dapet rating tinggi,, ada kotak kritik dan saran dari stasiun televisi pun tidak banyak berpengaruh.

  • @intankusumadewi6445
    @intankusumadewi6445 Год назад

    Sinetron jaman dahulu sih tidak usah pake reting juga banyak yang suka dan banyak yang nonton juga , justru yang membuat penonton tidak mau menonton sinetron itu karena menggunakan reting yang tadinya banyak penontonnya pas tidak ada reting sejak ada reting jadi tidak ada penonton yang mau menonton sinetron itu .

  • @dikawitama
    @dikawitama 5 лет назад

    ini pernah dibahas sama Pandji di stand up Juru Bicara

  • @aenean.
    @aenean. 6 лет назад

    Yah, lanjutin ngobrolnyaa. Malah dipotong nih. Wkwkwk 😂😂
    Aku tertarik banget soal sampel data yang banyak diambil di perkotaan, terutama kota besar. Dari dulu hegemoni semacem ini banyak berlangsung soalnya. Aku kurang yakin kenapa hegemoni ini terjadi, kecuali bahwa ini ada kaitannya sama warisan kolonial. 😅
    Remotivi bahas lebih lanjut dong soal ini. Masih penasaran. Hehe.

  • @AkhyarMaulanaPangeranWeb
    @AkhyarMaulanaPangeranWeb 6 лет назад

    Saya sudah dari SMP tidak pernah lihat TV lagi jadi gak ngerti ada kejadian apa gerangan sama TV sekarang.

  • @pedrotomcat8232
    @pedrotomcat8232 6 лет назад

    Sempat mikir, 'suara rakyat' A.K.A suara netijen kenapa gk dipakai ya?
    Kalaupun didengar paling hanya sbg inspirasi konten tayangan yg akan ditampilkan seperti acara hitam putih, berita di net tv, dll. Seakan suara netijen hanya dipakai sbg objek, bukan subyek yg suaranya mampu untuk memunculkan/menenggelamkan suatu program acara di tv.
    #KembalikanKartunMinggu
    😂👍

  • @amienfadhillah
    @amienfadhillah 6 лет назад +26

    Partohaps gondrong 😃

  • @dafyliz
    @dafyliz 5 лет назад

    *Sepertinya Ibu Ibu adalah orang yang patut disalahkan atas buruknya kualitas pertelevisian kita* Hanya karena mereka sosok yang melahirkan kita bukan berarti kita harus tunduk pada perintahnya. Apa kalian mau pertelevisian kita begini terus? Secara perlahan mari kita bimbing ibu kita untuk menjauhi tayangan yang tidak sehat. Berbekal pengetahuan dari @remotivi kita jelaskan ke mereka dampak negatif tontonan tersebut bagi keluarga dan generasi muda agar ibu kita sadar untuk tidak mementingkan keegoisannya dan memberikan tontonan yang lebih layak untuk keluarga.

    • @easttowest2500
      @easttowest2500 5 лет назад

      Sebenarnya benar, tapi bukan hanya emak emak saja. Yang disalahkan juga adalah kita sebagai pemirsanya. Kenapa kita malah sibuk ke new media dibanding TV? Nggak heran kalau pasca kita lbh fokus ke RUclips dsb konten2 TV makin membingungkan dan itu itu saja genrenya

    • @DafiVetVloger
      @DafiVetVloger 4 года назад

      @@easttowest2500 kasihan NET TV

  • @RatiSumarto
    @RatiSumarto 5 лет назад

    Where have i been? kok baru nemu channel yg aku bgt gini?

  • @andros7802
    @andros7802 6 лет назад

    cita2 gw dulu mau jadi produser tv... pas kuliah gw magang di departemen riset di salah satu stasiun tv, selesai magang gw jadi gak tertarik untuk bekerja di tv indonesia... fuck that...

  • @cupigembus5481
    @cupigembus5481 6 лет назад

    Sebenarnya sih salah satu stasiun tv sudah diberitahu bahwa ada makhluk lain di balik tembok, maka dari itu stasiun tv meminta bantuan pihak nielsen untuk mengambil sampel, dan dengan gagah berani pihak nielsen mencoba mengambil sampel meskipun caranya terbilang bodoh, sampai2 pihak stasiun tv yang bersangkutan harus ikut turun tangan dan kehilangan salah satu program andalan. Sampel pun berhasil diperoleh.

  • @hihello3769
    @hihello3769 5 лет назад

    Penasaran sama acara kuis berhadiah semacam deal or no deal atau bagi-bagi uang semacam uang kaget, itu kira-kira ada agenda dibalik penayangnnya gak yah

  • @nunu7720
    @nunu7720 6 лет назад

    Ciyee muncul juga crewnyaa.. hehe. Suka semua kontennya.. setuju setuju. Satu pemikiran

  • @carsakarsa4509
    @carsakarsa4509 6 лет назад

    dah hampir sebulan gw gk nyalain tv... aplgi liht chanel chanel lokal

  • @AguzzTN54
    @AguzzTN54 6 лет назад

    Ini channel opini paling netral yg gw temuin :v apa gw yg kurang banyak nonton yutub ya , Jan top deh 👍👍👍

  • @febrianadi1122
    @febrianadi1122 6 лет назад

    terimakasih ilmunua mas faris dzaki 👍👍🍺🍺

  • @setiawanadhi3642
    @setiawanadhi3642 6 лет назад

    Anak indihome, kalo ketinggalan sinetron tinggal play tv on demand, ugh.

  • @calonpetani9535
    @calonpetani9535 6 лет назад

    # Go 100ribu subs
    Masyarakat *Harus cerdas dan Harus Sadar*

  • @fikarneuton7514
    @fikarneuton7514 6 лет назад +1

    Salam jantung sehat👍👍

  • @setiawan162
    @setiawan162 5 лет назад

    Trending RUclips adalah pengukuran paling akurat dari minat konsumsi tayangan rakyat negara berflower ini
    Dan yeah, dari trending Hari ini anda bisa melihat kualitas sdm penonton nya🍺

  • @marthahereldasirait3509
    @marthahereldasirait3509 6 лет назад

    Suka bangettt sama konten-konten disini 👍👍👍👍

  • @herryis4392
    @herryis4392 5 лет назад

    sama kaya remotivi, makin banyak viewers makin nambah dokunya.iya kaaan...

  • @erdyantodwinugrohozheng
    @erdyantodwinugrohozheng 6 лет назад +3

    Weeeewwww..... Ternyata diskriminasi banget ratingnya ke kota-kota besar di Indonesia (bahkan sebagian).....
    Bagaimana dengan kota-kota lain dari Sabang sampai Merauke yang tidak ditunjuk oleh Nielson padahal sama acaranya?
    Haaaaadddddeeeeeuuuuuuhhhhhhh.................

  • @32hermansyah
    @32hermansyah 6 лет назад

    kontennya bagus, opininya juga beralasan..
    keep working ..
    ditunggu lo, video berikutnya

  • @hasanafrezsa4608
    @hasanafrezsa4608 6 лет назад +12

    Oke, kita ngerti kalo perusahaan penyiaran mencari profit. Tapi kalo perusahaan mikirin profit saja namun membiarkan pembodohan publik terus menerus, ini jelas tidak sesuai dengan tujuan Indonesia untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Gimana cara yang legal untuk menindaklanjuti pembodohan ini bang?

    • @ninjasamurai2741
      @ninjasamurai2741 6 лет назад

      perusahaan juga butuh bayar pegawai gan & pegawai juga butuh makan.
      .
      yg harus disalahkan itu orang yg nonton

    • @hasanafrezsa4608
      @hasanafrezsa4608 6 лет назад +1

      Ninja samurai, ane udah capek nyalah nyalahin. Gimana peran kita sebagai pemuda untuk memajukan pertelivisian di indonesia. Gimana kontribusi kita untuk meyakinkan pihak perusahaan dan lembaga rating bahwa masyarakat indonesia haus akan konten yang lebih variatif dan bermanfaat serta berbudaya? Ada yang punya pendapat nggak?

    • @raremovie1286
      @raremovie1286 6 лет назад +2

      Kadang gw pikir mrk emang pengen penonton sebagian tetap bodoh karena kenyataanya duit itu berada di sebagian penonton yang bodoh ini
      Gw kuliah komunikasi kadang miris jg banyak alumnus jg kerja di tipi2 tersebut dan ngehasilin acara bodoh
      In the end memang duit bicara

    • @Donjojoful
      @Donjojoful 6 лет назад

      Hasan Afrezsa Salah satu yg membuat sinetron kita berkualitas kurang adalah striping, pemerintah sebagai regulator berhak mengatur, sebagai contoh korea melarang adanya drama striping.

    • @fanxy.
      @fanxy. 6 лет назад +1

      "Krna klo semua org pada pinter2, trus siapa dong yg bakal dibodoh-bodohi sama org pinter"
      -Anonymous

  • @kadekonick5961
    @kadekonick5961 6 лет назад

    mantap

  • @yunitawizardang8796
    @yunitawizardang8796 6 лет назад +15

    Generasi mileneal sekarang jarang banget noton tv konvensional....Tahu knp alasannya???🤔

    • @rantiamanda1342
      @rantiamanda1342 6 лет назад +8

      Tofu Republic konten acara gak memenuhi keinginan generasi millennial. Emang ada acara tv disini bahas game?

    • @kenal1532
      @kenal1532 6 лет назад +2

      Yap g ada tayangan tentang game, dan jangan lupa main game di hpnya saja 24jam kurang kayaknya.

    • @rf7182
      @rf7182 6 лет назад +4

      Karena banyak yg kosannya ga ada tv :')

    • @MrBoedi1
      @MrBoedi1 6 лет назад +1

      RUclips lebih dari tivi gan..

    • @catatananomali4077
      @catatananomali4077 6 лет назад +3

      Ranti Amanda konten acara tv ga melulu soal millennial bro

  • @forzenA111
    @forzenA111 5 лет назад

    love you guys