Perspektif Ep. 36 - Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Feminisme dengan Agama Islam

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 3 окт 2024
  • Dalam episode kali ini, Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D akan membahas tentang luasnya makna Islam di mata milenial. Dari sudut pandang Islam, feminisme, kesetaraan gender, dan sains. Yang terpenting adalah bagaimana umat Islam menemukan kedamaian dalam menjalani ibadah dengan mengintergrasi nilai-nilai Islam kedalam kehidupan modern ini.
    terimakasih kepada:
    Prof. KH. Nasaruddin Umar, MA, Ph.D
    Episode terbaru Perspektif tayang setiap hari Sabtu jam 3 sore.
    Untuk kamu. Tentang perspektif dan stereotype dia, mereka, dan kita semua.
    𝗙𝗢𝗟𝗟𝗢𝗪 𝗨𝗦
    𝙏𝙞𝙠𝙩𝙤𝙠 : / perspektif.cxo
    𝙄𝙣𝙨𝙩𝙖𝙜𝙧𝙖𝙢 : / perspektif.cxo
    Buat kalian mau ikutan jadi talent/narasumber di Perspektif silahkan daftar disini forms.gle/MHsE...

Комментарии • 52

  • @masitanurlian22
    @masitanurlian22 3 года назад +55

    Inspired bnget ✨✨bener kalo ilmu tanpa agama bisa jadi monster tpi kalo agama tanpa ilmu jadi lumpuh

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад +3

      Belajar ilmu agama klo otodidak juga salah. Seperti orang-orang yg pemikirannya fundamental nah itu korban belajar tanpa guru, akhirnya jadi radikal, jadi kaku pemikirannya

    • @indonesianscouts1457
      @indonesianscouts1457 3 года назад

      @@jefriyanto6558 kalau cuma jadi pemikiran dan gak diungkapkan apakah salah?

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад

      Kalo sudah punya dasar trus sambil belajar sendiri itu gpp. Yg masalah orang yg masih awam trus belajar sendiri. Jgn samakan belajar Agama dgn belajar mtk karena di dalam alqur'an salah baca huruf bisa merubah makna intinya belajar agama itu tidak gampang perlu ada pembimbing

    • @anggiy3447
      @anggiy3447 Год назад

      Agama itu ilmu

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 5 месяцев назад

      ​@@jefriyanto6558,
      Secara ringkas fase penyebaran pengetahuan di masyarakat dapat dijabarkan ke sejumlah poin sebagai berikut:
      *1.* Guru-murid. Ini adalah fase paling awal, dimana transfer pengetahuan sangat terbatas antara guru-murid. Pada fase ini pengetahuan sangat eksklusif, karena hanya dimiliki segelintir orang secara terbatas yang memiliki hubungan guru-murid.
      *2.* Sekolah. Lama kelamaan murid guru bertambah banyak, sehingga ia mendelegasikan tugas mengajar kepada murid-muridnya yang ia anggap telah menguasai ilmu yang ia ajarkan. Meski penyebaran pengetahuan mulai luas, tapi pengetahuan masih sangat eksklusif berada di tangan orang-orang yang belajar di sekolah tersebut.
      *3.* Buku. Tidak semua transfer pengetahuan bisa diajarkan dengan temu muka di sekolah. Si guru atau muridnya lalu membekukan pengetahuan mereka kedalam buku agar bisa dipelajari oleh orang lain di tempat yang jauh atau zaman yang berbeda. Penemuan aksara membuat kata-kata seorang guru menjadi "abadi" dan bisa dipelajari oleh orang-orang bahkan setelah ia wafat.
      *4.* Kurikulum. Penemuan buku mengubah cara pembelajaran di sekolah. Dari semula hanya belajar pada guru, menjadi mempelajari buku bersama guru. Guru bukan lagi sumber pengetahuan, tapi rekan belajar murid untuk mendalami pengetahuan yang ada di dalam buku. Sebagai rekan belajar, guru memakai kurikulum yang telah ditetapkan sekolah untuk bisa menyampaikan sisi buku secara efektif dan efisien kepada murid. Pada fase ini otoritas keilmuan perlahan berpindah kepada buku yang ditulis oleh guru-guru besar zaman dahulu dan lalu guru-guru metodik yang lebih fokus pada kurikulum.
      *5.* Self-learning. Setelah mesin cetak ditemukan, peredaran buku tidak lagi berpusat di sekolah, tapi ke seluruh lapisan masyarakat. Pada fase ini, pengetahuan menyebar ke pasar bebas. Semua orang yang punya duit pun bisa mengakses pengetahuan selama mampu membeli buku dan membacanya. Peran guru semakin marginal menjadi penolong untuk menjelaskan materi-meteri rumit yang tidak mudah dicerna.
      *6.* Pengetahuan bebas. Revolusi internet pada akhirnya menjadi jembatan pengetahuan bebas, dimana setiap orang di seluruh dunia bisa memiliki akes ke pengetahuan selama ia bisa terhubung ke world wide web.
      Bila pengetahuan di era pengetahuan bebas tidak seksklusif di masa lalu, lantas nilai apa yang ditawarkan oleh sekolah? Jawaban-jawaban pak Nurkholisoh Ibnu Aman mengenai peran universitas di saat ini yakni sebagai branding dan networking, selain sumber pengetahuan, saya pikir sudah sangat tepat. Pada fase ini sekolah bukan semata lembaga yang memberikan pengetahuan, tapi juga mengangkat nilai individu dan memberikan jalan karir dan networking kepada para pelajarnya setelah lulus.
      Tapi bagaimana dengan sekolah yang hanya bisa memberikan pengetahuan, tapi tidak mampu memberikan branding yang bernilai dan networking?
      Well, mereka menjual konsep sanad keilmuan sebagai nilai tambah. :)
      Kenapa saya menulis sevulgar ini? Karena sanad keilmuan merupakan konsep yang sangat jadul yang hanya dapat dihargai ketika masyarakat belum mengenal tulis menulis, mesin cetak, apalagi internet. Bahkan mereka yang gembar-gembor menyatakan majlis taklim sebagai tempat keilmuan yang harus dikunjungi ternyata tidak menjalankan fungsinya sebagai guru yang baik. Anda akan lebih cepat mempelajari sebuah buku yang bagus ketimbang menyicil pengetahuan ke seorang ustadz di majlis taklim. Ya kecuali motivasi anda pergi kesana untuk mencari gebetan atau peluang bisnis.
      Lalu bagaimana cara belajar agama Islam yang baik?
      Paling utama ya dengan membaca sumber-sumber pengetahuan utamanya:
      Al-Quran.
      Kutub Sittah.
      Sirah (ibn Ishaq, Thabari)
      Jika anda hendak mempelajari dalam bahasa aslinya, ya anda harus belajar Bahasa Arab. Dimulai dari pengenalan aksara, cara membaca dan menulis, belajar arti kata, tata bahasa, dan semua yang terkait bahasa. Hampir setengah kurikulum sekolah agama dihabiskan untuk materi Bahasa Arab ini, yang sayangnya hanya sedikit yang berhubungan dengan modern Arabic.
      Setelah punya modal bahasa anda bisa langsung mempelajari ketiga sumber utama diatas berikut sumber sekundernya:
      Al-Quran → Tafsir.
      Kutub Sittah
      Musthalah hadits
      Ushul Fiqh → Fiqh
      Lalu di mana letak buku-buku yang diajarkan di majlis taklim? Buku-buku tersebut rata-rata hanya ringkasan dari sumber utama dan sekunder ini, bahkan ada yang statusnya ringkasan dari ringkasan. Jadi tahukan seberapa tidak efisiennya anda belajar.
      Kabar buruknya, sumber-sumber utama ini hanya dipelajari pada level sarjana. Ada memang level sekolah menengah (baca: pesantren) yang belajar kutub sittah, tapi jelas tidak sedalam strata-1. Jadi, seberapa serius pun anda belajar ke guru yang mengaku punya sanad langsung, pegetahuan yang anda dapat ya masih sangat sedikit.
      Kabar baiknya, kita hidup di era pengetahuan bebas, dimana anda dapat mengakses sumber informasi yang sangat luas. Sisi negatifnya, mereka yang tidak bisa "membaca peta" akan mudah sekali tersesat di dalam rimba informasi. Satu-satunya obat bagi kebodohan ini adalah belajar cara belajar yang baik, termasuk di dalamnya logika dan sejarah. Keterampilan dasar inilah yang akan menolong anda untuk dapat belajar agama Islam dengan benar di era internet.
      Tentu anda tidak akan berharap banyak soal branding dan networking. :)
      👆🏻Satu sosok yang paling tepat untuk contoh ini adalah.
      Prof. DR. Menachem Ali🙂

  • @yogatamacreativa4135
    @yogatamacreativa4135 3 года назад +21

    Feminisme digunakan hanya kurang 3 menit, sisanya tentang kehidupan cinta dan bangganya beliau menjadi seorang Muslim

  • @fiarahmi9620
    @fiarahmi9620 3 года назад +26

    nyaman sekali mendengarkan penjelasan profesor 😊
    Terimakasih CXO Media, sudah memilih Profesor Nasaruddin

  • @julias0102
    @julias0102 12 дней назад

    well these all kind Information that i've been wanted so long! Thanks prof

  • @ashleylindsy8521
    @ashleylindsy8521 3 года назад +7

    Adem banget lihat prof ngomong

  • @IsmailFahmi7
    @IsmailFahmi7 3 года назад +14

    Guru saya, takzim luar biasa dengan beliau.... Dulu, tahun 2007-2008, setiap malam Selasa dan Kamis kalau tidak salah saya mampir ke Masjid Sunda Kelapa untuk ikut pengajian beliau.... ♥️

  • @zaraalatas6854
    @zaraalatas6854 3 года назад +5

    Oh my new role model!!

  • @haryono2079
    @haryono2079 3 года назад +7

    Sejuk, damai mudah dipahami. Inspiratif.banget khusus buat anak2 bagaimana menghormati orang tua.

  • @nadaahayati6745
    @nadaahayati6745 2 года назад +3

    Alhamdulillah, terimakasih Prof, banyak Ilmu yang saya dapat dari video ini.. Memang benar, di Alquran pun disebutkan Iqra bismi rabbikallazi khalaq.. Bukan hanya Iqra atau bismi.. saja.. Penggabungan Ilmu pengetahuan dan ilmu agama melahirkan sesuatu yang powerful dan juga terkendali. MasyaaAllah✨✨✨

  • @miniatialur3976
    @miniatialur3976 2 года назад +2

    Saya suka membaca buku Bapa warna putih yang berjudul Argumen keseteraan gender perspektif Al-Qur'an 🌹

    • @famh7479
      @famh7479 Год назад

      Belinya di mana ya kalau boleh tahu

  • @arsyad55
    @arsyad55 3 года назад +2

    andai pemuka agama indonesia pola pikirnya seperti beliau, maju negara ini..

  • @nabilamuzhiffarah5393
    @nabilamuzhiffarah5393 3 года назад +2

    Ngefans banget sama beliau 🥺

  • @eldafitriaawalani1934
    @eldafitriaawalani1934 3 года назад +1

    Nonton vidio ini deep banget makasih prof wejangannya, semoga prof senantiasa sehat aminn

  • @Eydin.official
    @Eydin.official 3 года назад +1

    terimakasih banyak prof, banyak hal yang bisa dipelajari dari 1 video ini

  • @mabarmakanbareng8789
    @mabarmakanbareng8789 3 года назад +3

    ini baru jelas

  • @hubbaebalfath2079
    @hubbaebalfath2079 3 года назад +1

    Terimakasih prof ❤️

  • @oktaorlando99_33
    @oktaorlando99_33 3 года назад +1

    Menginspirasi ,...

  • @fuadiz8661
    @fuadiz8661 3 года назад

    Konten yang sangat bagus. Lanjutkan. Biar tambah beraga..

  • @rogida_ogid4653
    @rogida_ogid4653 3 года назад

    Masya Alloh 💫

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 5 месяцев назад

    Namanya Ulama itu ya Orang-orang berilmu.
    Namanya Ilmu itu adalah pengetahuan yang terus-menerus terbarukan, terus mengalami pembaharuan, karena diuji terus kebenaran dan akurasinya.
    Kalau ada Ulama tapi ilmunya ga mengikuti perkembangan jaman, itu sih Fosil dikasih nyawa.
    Procie nya masih intel 4004 tapi berasa paling hebat sejagat raya
    ( Sugeng Sugiharto )

  • @aqmalkharisma2159
    @aqmalkharisma2159 2 года назад

    Terima kasih banyak

  • @renoarruba7016
    @renoarruba7016 3 года назад +1

    ya allah 1 menit pertama aja berat... tapi gw suka tema gini mungkin habis buka nanti baru gw nonton lagi

  • @opikmarley2133
    @opikmarley2133 3 года назад

    Sangat menarik

  • @yosisaputra3437
    @yosisaputra3437 3 года назад +10

    Kurang setuju yg terakhir klo kita terpaksa harus tunduk kpda ortu. Pdhal kita juga punya hak memilih pilihan jodoh, karir dll dengan restu ortu

  • @abnerkeyanoofficialgoyangv928
    @abnerkeyanoofficialgoyangv928 3 года назад +1

    Sukses

  • @rilisrosalenni7614
    @rilisrosalenni7614 3 года назад +1

    Masyaallah, sangat menginspirasi. Sehat selalu Prof🌌

  • @gadissulung5215
    @gadissulung5215 3 года назад

    Makasih tim CXO

  • @ifa.689
    @ifa.689 3 года назад

    Inspiratif

  • @mantannarapidana
    @mantannarapidana Год назад

    Rektor gua nihhh😍😍😍

  • @SharingandCaring2809
    @SharingandCaring2809 3 года назад +5

    Terimakasih prof atas penjelasannya. Makin nambah banyak ilmu. Oia aku juga seneng banget sharing tentang pengalaman hidup di podcast aku, mohon feed backnya ya 🙏🏻
    Besok pagi rencananya mau arisan
    Enak juga kalau masak gulai
    Al Qur'an menghargai perempuan
    Yuk kita semua saling menghargai

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад

      Tapi dalam kontek keluarga perempuan tetap dibawah laki2. Karena haram hukumnya bagi perempuan yg membangkang terhadap suaminya. Terkadang antara sosial agama di campuradukan efeknya juga bisa fatal

    • @alfachannel9350
      @alfachannel9350 3 года назад +5

      @@jefriyanto6558 bukan dibawah laki2. Jgn merasa lebih tinggi hanya karena laki2. Di dalam rumah tangga memang suami pemimpinnya tapi, bukan berarti istri terletak lebih dibawah drpada laki2 krn pembeda derajat hanyalah tingkat ketakwaan. Dan istri diperbolehkan kok gak selalu taat sama suami, krn suami bukan Tuhan jadi ketika akan memutuskan sesuatu hendaknya suami ngajak istri diskusi. Bukan asal nurut2 doang kayak robot

  • @romina6907
    @romina6907 2 года назад

    waalaikum salam bapak ini orang lemah lembut padahal orang sulawesi makasar kalau ngga salah mendengar kata kata nya saja hati adeem banget kita cinta islam

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 4 месяца назад

    الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
    Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Qs.An-Nisa:34)
    Sebetulnya ayat ini menarasikan tuntutan beratnya beban tanggungjawab laki-laki sebagai pemimpin keluarga. Namun sayangnya oleh para penyiar agama ayat ini digadang-gadang dengan intonasi otoritas laki-laki untuk memimpin. Ayat ini bahkan kerap dipotong untuk menunjukkan superioritas dan menyebabkan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan tersebut dituntut untuk patuh secara submisif.
    Bila melihat ayat dengan utuh, laki-laki menjadi pemimpin karena ada 2 variable yang melekat dalam dirinya:
    Variabel kemampuan memimpin dari lafadz = بما فضل الله بعضهم على بعض
    Variabel beban nafkah dari lafadz= بما أنفقوا من أموالهم
    Bila dua variable itu gugur maka laki-laki tidak bisa menjadi pemimpin. Harus ada pihak lain yang mengambil setir nahkoda kepemimpinan.
    _________________________
    Argumentasi kepemimpinan laki-laki secara tekstual hanya satu. Yaitu ayat di atas. Sedangkan argumentasi lain mengambil nilai kesimpulan dengan kaidah mafhum mukhalafah (metode pemahaman terbalik) dari larangan kepemimpinan perempuan. Setidaknya argumentasi teks kepemimpinan laki-laki ada dalam 3 ranah.
    1. Ranah negara. Merujuk kepada hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah:
    حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ قَالَ لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ « لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »
    Dari Utsman bin Haitsam dari Auf dari Hasan dari Abi Bakrah berkata: Allah memberikan manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang aku dengar dari Rasulullah SAW pada hari perang jamal, setelah aku hampir membenarkan mereka (Ashabul Jamal) dan berperang bersama mereka, ketika sampai kabar kepada Rasulullah SAW bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin, beliau bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahan) mereka kepada seorang wanita. (HR. Bukhari: 4425, Nasai: 8/227)
    2. Ranah domestik. Merujuk kepada ayat di atas.
    3. Ranah ibadah ritual. Merujuk pada hadits:
    لَا تَؤُمَّنَّ امْرَأَةٌ رَجُلًا وَلَا يَؤُمَّ أَعْرَابِيٌّ مُهَاجِرًا وَلَا يَؤُمَّ فَاجِرٌ مُؤْمِنًا
    "Janganlah seorang perempuan mengimami laki-laki. Janganlah seorang Arab Badui mengimami kaum muhajirin dan janganlah seorang yang pendosa mengimami orang mukmin." (Hr. Ibnu Majah)

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 4 месяца назад +1

    Kesetaraan gender adalah saudara kandung dari HAM omong kosong karena pada dasarnya kalau membicarakan HAM masih banyak perempuan tertindas oleh hegemoni laki-laki.
    Tapi masalahnya, kenapa banyak yang alergi dengan isu dan aksi kesetaraan gender? Bahkan sikap antipati itu tidak hanya datang dari egoisme kaum laki-laki, tapi juga datang dari kaum perempuan sendiri. Beberapa bulan lalu kita dihebobkan dengan aksi "Indonesia Tanpa Feminis" yang mendemonstrasikan bahwa feminisme itu menyimpang secara kodrat perempuan. Saya tidak tau mereka itu paham tentang kesetaraan gender apa engga, yang penting ngegas dulu aja.
    Padahal yang diperjuangkan oleh kaum feminis, justru harkat perempuan itu sendiri untuk bisa bersaing secara adil dengan laki-laki. Ya emang sih feminisme di pentas sosial adalah hal baru dalam bentuk karikatural apalagi di Indonesia yang masih kental budaya Patriarkis.
    Ini ditambah parah dengan antipati dan egoisme kaum laki-laki kalo feminisme itu akan menghancurkan mereka sehingga banyak laki-laki beranggapan bahwa:
    💧Tidak menghargai laki-laki
    💧Berlaku kasar pada pasangan
    💧Tidak mau mempunyai anak
    💧Tidak mau lagi menyusui anak mereka
    💧 Ingin membuktikan pada kaum laki-laki bahwa mereka tidak hanya hidup bebas dari ketergantungan, juga sekaligus sudah tidak membutuhkan laki-laki lagi baik secara finansial, keamanan bahkan dari sisi seksualitas.
    Singkatnya, pandangan negatif itulah yang menyebabkan feminisme menjadi sulit mendapat apresiasi yang proporsional dari masyarakat, apalagi untuk diterima sebagai sebuah model relasi kongkrit antara laki-laki dengan perempuan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan itulah yang saya sebut dengan euforia feminisme. Yang ditangkap, baru ekses, baru malpraktek dari Filsafat Feminisme. *Padahal roh dari feminisme adalah kesataraan gender yang artinya adalah persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki.* Bukan kesamaan gender. Rumusnya sangat sederhana, gender adalah kelamin maka untuk kelamin tidak ada pilihan. Itu sudah merupakan naturalnya seseorang sejak dilahirkan. Sebagai seorang laki-laki, saya tidak mungkin bisa menyusui seorang anak bukan? Sebagai seorang perempuan, kamu tidak akan pada tempatnya mengelak untuk menyusukan seorang bayi yang kamu lahirkan karena sistem tubuh kamu akan bekerja secara alami untuk terjadinya proses saling ketergantungan antara anda dengan bayi kamu sendiri. Ada jembatan kontak biologis yang tak bisa dibantah. Lebih kurang itu sebagai contoh bahwa gender adalah kodrat. Kodrat alamiah.
    Pada bagian itulah terjadi pembedaan antara laki-laki dengan perempuan. Sedangkan pada unsur-unsur biologis alamiah, tidak ada kategori gender. Tentang siapa yang akan mengasuh anak, mencuci piring, belanja bahan masakan dapur, mencari nafkah, bahkan pemimpin di suatu rumah tangga, bahkan negara, sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah gender. Semua itu tidak mengenal jenis kelamin. Tapi hanya peduli pada kompetensi, kemauan dan kesempatan. Singkatnya, itu hanya soal budaya, kebiasaan dan soal norma sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat yang kolektif. Bagi kalian yang mempunyai pasangan yang sedang membaca, *ini tidaklah mutlak!* Karena itulah dalam bahasa gender, beberapa frasa dibawah ini menjadi *haram jadam:*
    _"Kamu harus patuh pada saya, karena kamu perempuan”_
    _"Kamu tidak boleh kuliah, karena sebagai perempuan, tugasmu hanya mengasuh anak-anak.”_
    _"Hei ... bangsat! Jangan asal bicara kamu. Aku ini laki-laki. Pemimpin bagi kamu”_
    Secara gamblang, itulah beberapa contoh sikap dan prilaku bias gender dalam kehidupan sehari-hari dalam relasi antara laki-laki dengan perempuan, antara suami dengan istri dan adat istiadat yang cenderung seksis dan patriarkis. Padahal, perkara siapa yang harus dipatuhi, itu bukan soal jenis kelamin, tapi justru soal kharisma dan jiwa kepemimpinan seseorang. Tidak peduli kompetensi itu bersarang pada seorang laki-laki atau perempuan. Begitu juga soal berprestasi dalam kehidupan rumah tangga. Tentang siapa yang boleh, tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin tapi soal siapa yang mampu dan punya minat. Lalu kesempatan sangat kondisif untuk itu. Karena itu kosa katanya akan menjadi: _“Jika memang kamu ingin kuliah kembali, itu bagus. Lagi pula kondisi finansial kita sudah mendukung. Soal anak-anak, saya bisa usahakan. Paling tidak, nanti kita cari pembantu. Yang penting, kamu terus maju!”_
    Atau jika ingin menolaknya, maka dalam perspektif feminisme, bahasanya akan menjadi lebih kurang seperti ini: _"Saya pikir kamu tidak mungkin kuliah. Karena anak ini masih membutuhkan kasih sayangmu lebih dekat. Lagi pula dia belum berhenti menyusu. Dan dari segi ekonomi pun, kita belum sanggup. Tapi jika semua ini sudah mendukung, kenapa tidak”_
    Jadi bukan dengan kalimat seperti ini: _“Kamu tidak boleh kuliah, karena kamu seorang istri (Perempuan). Tugasmu adalah untuk melayani suami dan anak-anak.”_ Penekanannya berbeda. Yang pertama murni karena alasan kompetensi, kemauan dan kesempatan (peluang). Sedang yang kedua, hanya berkutat soal jenis kelamin. Jika kamu antipati dengan feminis, maka Inilah yang diperjuangkan kaum feminis.
    Nah, memberi penyadaran akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan itulah visi kaum Feminis. *Bukan untuk menguasai kaum laki-laki. Bukan untuk melakukan dendam kelamin, Feminazi!*

  • @embunpagi7354
    @embunpagi7354 10 месяцев назад

    Kenapa skrg banyak yg salah paham dgn agamanya sendiri

  • @kharisma_ni
    @kharisma_ni 9 месяцев назад

    MasyaAllah🤍

  • @novanova9957
    @novanova9957 2 года назад

    Terimakasih , sudah membantu tugas kuliah saya 🖤

  • @deviwibowo8514
    @deviwibowo8514 3 года назад +1

    Prof, IG nya apa?

  • @Sannowishere
    @Sannowishere 3 года назад +1

    islam itu sudah ada dari dulu sejak zaman nabi adam bukan 14 abad yg lalu yg 14 abad lalu itu al-quran mungkin professor salah ngomong

    • @김민주-b2m3l
      @김민주-b2m3l 2 года назад

      Mungkin linglung

    • @pindyaulia269
      @pindyaulia269 2 года назад +3

      Mungkin yg d maksud prof agama Islam syariatnya Nabi Muhammad sejak 14 Abad yg lalu Islam lahir bukan agama hanif yg d pegang oleh Nabi sebelumnya.

  • @doot4452
    @doot4452 11 месяцев назад

    Janda + punya anak + berdiri sendiri + punya karir + umur 30+ = red flag parah

  • @maryamtambah3146
    @maryamtambah3146 Год назад

    Astaghfirullahal adzim mohon maaf ustadz S 3 itu HAM adalah bukan dari Allah tapi barat kembali alqur.an 208 alba.qoroh

  • @AlgoNudger
    @AlgoNudger 3 года назад +1

    Sebenernya, arti millenial itu apa sih? 😂