Perspektif Ep. 36 - Integrasi Ilmu Pengetahuan dan Feminisme dengan Agama Islam

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 14 дек 2024

Комментарии • 58

  • @RudiYanto-tj6nt
    @RudiYanto-tj6nt 19 дней назад +1

    Jihad itu bukan membunuh orang.
    Tapi jihad adalah menghidupkan orang.
    Mantap prof..

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 6 месяцев назад +8

    Kesetaraan gender adalah saudara kandung dari HAM omong kosong karena pada dasarnya kalau membicarakan HAM masih banyak perempuan tertindas oleh hegemoni laki-laki.
    Tapi masalahnya, kenapa banyak yang alergi dengan isu dan aksi kesetaraan gender? Bahkan sikap antipati itu tidak hanya datang dari egoisme kaum laki-laki, tapi juga datang dari kaum perempuan sendiri. Beberapa bulan lalu kita dihebobkan dengan aksi "Indonesia Tanpa Feminis" yang mendemonstrasikan bahwa feminisme itu menyimpang secara kodrat perempuan. Saya tidak tau mereka itu paham tentang kesetaraan gender apa engga, yang penting ngegas dulu aja.
    Padahal yang diperjuangkan oleh kaum feminis, justru harkat perempuan itu sendiri untuk bisa bersaing secara adil dengan laki-laki. Ya emang sih feminisme di pentas sosial adalah hal baru dalam bentuk karikatural apalagi di Indonesia yang masih kental budaya Patriarkis.
    Ini ditambah parah dengan antipati dan egoisme kaum laki-laki kalo feminisme itu akan menghancurkan mereka sehingga banyak laki-laki beranggapan bahwa:
    💧Tidak menghargai laki-laki
    💧Berlaku kasar pada pasangan
    💧Tidak mau mempunyai anak
    💧Tidak mau lagi menyusui anak mereka
    💧 Ingin membuktikan pada kaum laki-laki bahwa mereka tidak hanya hidup bebas dari ketergantungan, juga sekaligus sudah tidak membutuhkan laki-laki lagi baik secara finansial, keamanan bahkan dari sisi seksualitas.
    Singkatnya, pandangan negatif itulah yang menyebabkan feminisme menjadi sulit mendapat apresiasi yang proporsional dari masyarakat, apalagi untuk diterima sebagai sebuah model relasi kongkrit antara laki-laki dengan perempuan yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dan itulah yang saya sebut dengan euforia feminisme. Yang ditangkap, baru ekses, baru malpraktek dari Filsafat Feminisme. *Padahal roh dari feminisme adalah kesataraan gender yang artinya adalah persamaan hak antara perempuan dengan laki-laki.* Bukan kesamaan gender. Rumusnya sangat sederhana, gender adalah kelamin maka untuk kelamin tidak ada pilihan. Itu sudah merupakan naturalnya seseorang sejak dilahirkan. Sebagai seorang laki-laki, saya tidak mungkin bisa menyusui seorang anak bukan? Sebagai seorang perempuan, kamu tidak akan pada tempatnya mengelak untuk menyusukan seorang bayi yang kamu lahirkan karena sistem tubuh kamu akan bekerja secara alami untuk terjadinya proses saling ketergantungan antara anda dengan bayi kamu sendiri. Ada jembatan kontak biologis yang tak bisa dibantah. Lebih kurang itu sebagai contoh bahwa gender adalah kodrat. Kodrat alamiah.
    Pada bagian itulah terjadi pembedaan antara laki-laki dengan perempuan. Sedangkan pada unsur-unsur biologis alamiah, tidak ada kategori gender. Tentang siapa yang akan mengasuh anak, mencuci piring, belanja bahan masakan dapur, mencari nafkah, bahkan pemimpin di suatu rumah tangga, bahkan negara, sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah gender. Semua itu tidak mengenal jenis kelamin. Tapi hanya peduli pada kompetensi, kemauan dan kesempatan. Singkatnya, itu hanya soal budaya, kebiasaan dan soal norma sosial yang berkembang dalam suatu masyarakat yang kolektif. Bagi kalian yang mempunyai pasangan yang sedang membaca, *ini tidaklah mutlak!* Karena itulah dalam bahasa gender, beberapa frasa dibawah ini menjadi *haram jadam:*
    _"Kamu harus patuh pada saya, karena kamu perempuan”_
    _"Kamu tidak boleh kuliah, karena sebagai perempuan, tugasmu hanya mengasuh anak-anak.”_
    _"Hei ... bangsat! Jangan asal bicara kamu. Aku ini laki-laki. Pemimpin bagi kamu”_
    Secara gamblang, itulah beberapa contoh sikap dan prilaku bias gender dalam kehidupan sehari-hari dalam relasi antara laki-laki dengan perempuan, antara suami dengan istri dan adat istiadat yang cenderung seksis dan patriarkis. Padahal, perkara siapa yang harus dipatuhi, itu bukan soal jenis kelamin, tapi justru soal kharisma dan jiwa kepemimpinan seseorang. Tidak peduli kompetensi itu bersarang pada seorang laki-laki atau perempuan. Begitu juga soal berprestasi dalam kehidupan rumah tangga. Tentang siapa yang boleh, tidak ada hubungannya dengan jenis kelamin tapi soal siapa yang mampu dan punya minat. Lalu kesempatan sangat kondisif untuk itu. Karena itu kosa katanya akan menjadi: _“Jika memang kamu ingin kuliah kembali, itu bagus. Lagi pula kondisi finansial kita sudah mendukung. Soal anak-anak, saya bisa usahakan. Paling tidak, nanti kita cari pembantu. Yang penting, kamu terus maju!”_
    Atau jika ingin menolaknya, maka dalam perspektif feminisme, bahasanya akan menjadi lebih kurang seperti ini: _"Saya pikir kamu tidak mungkin kuliah. Karena anak ini masih membutuhkan kasih sayangmu lebih dekat. Lagi pula dia belum berhenti menyusu. Dan dari segi ekonomi pun, kita belum sanggup. Tapi jika semua ini sudah mendukung, kenapa tidak”_
    Jadi bukan dengan kalimat seperti ini: _“Kamu tidak boleh kuliah, karena kamu seorang istri (Perempuan). Tugasmu adalah untuk melayani suami dan anak-anak.”_ Penekanannya berbeda. Yang pertama murni karena alasan kompetensi, kemauan dan kesempatan (peluang). Sedang yang kedua, hanya berkutat soal jenis kelamin. Jika kamu antipati dengan feminis, maka Inilah yang diperjuangkan kaum feminis.
    Nah, memberi penyadaran akan persamaan hak antara laki-laki dan perempuan itulah visi kaum Feminis. *Bukan untuk menguasai kaum laki-laki. Bukan untuk melakukan dendam kelamin, Feminazi!*

  • @masitanurlian22
    @masitanurlian22 3 года назад +57

    Inspired bnget ✨✨bener kalo ilmu tanpa agama bisa jadi monster tpi kalo agama tanpa ilmu jadi lumpuh

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад +3

      Belajar ilmu agama klo otodidak juga salah. Seperti orang-orang yg pemikirannya fundamental nah itu korban belajar tanpa guru, akhirnya jadi radikal, jadi kaku pemikirannya

    • @indonesianscouts1457
      @indonesianscouts1457 3 года назад

      @@jefriyanto6558 kalau cuma jadi pemikiran dan gak diungkapkan apakah salah?

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад

      Kalo sudah punya dasar trus sambil belajar sendiri itu gpp. Yg masalah orang yg masih awam trus belajar sendiri. Jgn samakan belajar Agama dgn belajar mtk karena di dalam alqur'an salah baca huruf bisa merubah makna intinya belajar agama itu tidak gampang perlu ada pembimbing

    • @anggiy3447
      @anggiy3447 2 года назад

      Agama itu ilmu

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 7 месяцев назад

      ​@@jefriyanto6558,
      Secara ringkas fase penyebaran pengetahuan di masyarakat dapat dijabarkan ke sejumlah poin sebagai berikut:
      *1.* Guru-murid. Ini adalah fase paling awal, dimana transfer pengetahuan sangat terbatas antara guru-murid. Pada fase ini pengetahuan sangat eksklusif, karena hanya dimiliki segelintir orang secara terbatas yang memiliki hubungan guru-murid.
      *2.* Sekolah. Lama kelamaan murid guru bertambah banyak, sehingga ia mendelegasikan tugas mengajar kepada murid-muridnya yang ia anggap telah menguasai ilmu yang ia ajarkan. Meski penyebaran pengetahuan mulai luas, tapi pengetahuan masih sangat eksklusif berada di tangan orang-orang yang belajar di sekolah tersebut.
      *3.* Buku. Tidak semua transfer pengetahuan bisa diajarkan dengan temu muka di sekolah. Si guru atau muridnya lalu membekukan pengetahuan mereka kedalam buku agar bisa dipelajari oleh orang lain di tempat yang jauh atau zaman yang berbeda. Penemuan aksara membuat kata-kata seorang guru menjadi "abadi" dan bisa dipelajari oleh orang-orang bahkan setelah ia wafat.
      *4.* Kurikulum. Penemuan buku mengubah cara pembelajaran di sekolah. Dari semula hanya belajar pada guru, menjadi mempelajari buku bersama guru. Guru bukan lagi sumber pengetahuan, tapi rekan belajar murid untuk mendalami pengetahuan yang ada di dalam buku. Sebagai rekan belajar, guru memakai kurikulum yang telah ditetapkan sekolah untuk bisa menyampaikan sisi buku secara efektif dan efisien kepada murid. Pada fase ini otoritas keilmuan perlahan berpindah kepada buku yang ditulis oleh guru-guru besar zaman dahulu dan lalu guru-guru metodik yang lebih fokus pada kurikulum.
      *5.* Self-learning. Setelah mesin cetak ditemukan, peredaran buku tidak lagi berpusat di sekolah, tapi ke seluruh lapisan masyarakat. Pada fase ini, pengetahuan menyebar ke pasar bebas. Semua orang yang punya duit pun bisa mengakses pengetahuan selama mampu membeli buku dan membacanya. Peran guru semakin marginal menjadi penolong untuk menjelaskan materi-meteri rumit yang tidak mudah dicerna.
      *6.* Pengetahuan bebas. Revolusi internet pada akhirnya menjadi jembatan pengetahuan bebas, dimana setiap orang di seluruh dunia bisa memiliki akes ke pengetahuan selama ia bisa terhubung ke world wide web.
      Bila pengetahuan di era pengetahuan bebas tidak seksklusif di masa lalu, lantas nilai apa yang ditawarkan oleh sekolah? Jawaban-jawaban pak Nurkholisoh Ibnu Aman mengenai peran universitas di saat ini yakni sebagai branding dan networking, selain sumber pengetahuan, saya pikir sudah sangat tepat. Pada fase ini sekolah bukan semata lembaga yang memberikan pengetahuan, tapi juga mengangkat nilai individu dan memberikan jalan karir dan networking kepada para pelajarnya setelah lulus.
      Tapi bagaimana dengan sekolah yang hanya bisa memberikan pengetahuan, tapi tidak mampu memberikan branding yang bernilai dan networking?
      Well, mereka menjual konsep sanad keilmuan sebagai nilai tambah. :)
      Kenapa saya menulis sevulgar ini? Karena sanad keilmuan merupakan konsep yang sangat jadul yang hanya dapat dihargai ketika masyarakat belum mengenal tulis menulis, mesin cetak, apalagi internet. Bahkan mereka yang gembar-gembor menyatakan majlis taklim sebagai tempat keilmuan yang harus dikunjungi ternyata tidak menjalankan fungsinya sebagai guru yang baik. Anda akan lebih cepat mempelajari sebuah buku yang bagus ketimbang menyicil pengetahuan ke seorang ustadz di majlis taklim. Ya kecuali motivasi anda pergi kesana untuk mencari gebetan atau peluang bisnis.
      Lalu bagaimana cara belajar agama Islam yang baik?
      Paling utama ya dengan membaca sumber-sumber pengetahuan utamanya:
      Al-Quran.
      Kutub Sittah.
      Sirah (ibn Ishaq, Thabari)
      Jika anda hendak mempelajari dalam bahasa aslinya, ya anda harus belajar Bahasa Arab. Dimulai dari pengenalan aksara, cara membaca dan menulis, belajar arti kata, tata bahasa, dan semua yang terkait bahasa. Hampir setengah kurikulum sekolah agama dihabiskan untuk materi Bahasa Arab ini, yang sayangnya hanya sedikit yang berhubungan dengan modern Arabic.
      Setelah punya modal bahasa anda bisa langsung mempelajari ketiga sumber utama diatas berikut sumber sekundernya:
      Al-Quran → Tafsir.
      Kutub Sittah
      Musthalah hadits
      Ushul Fiqh → Fiqh
      Lalu di mana letak buku-buku yang diajarkan di majlis taklim? Buku-buku tersebut rata-rata hanya ringkasan dari sumber utama dan sekunder ini, bahkan ada yang statusnya ringkasan dari ringkasan. Jadi tahukan seberapa tidak efisiennya anda belajar.
      Kabar buruknya, sumber-sumber utama ini hanya dipelajari pada level sarjana. Ada memang level sekolah menengah (baca: pesantren) yang belajar kutub sittah, tapi jelas tidak sedalam strata-1. Jadi, seberapa serius pun anda belajar ke guru yang mengaku punya sanad langsung, pegetahuan yang anda dapat ya masih sangat sedikit.
      Kabar baiknya, kita hidup di era pengetahuan bebas, dimana anda dapat mengakses sumber informasi yang sangat luas. Sisi negatifnya, mereka yang tidak bisa "membaca peta" akan mudah sekali tersesat di dalam rimba informasi. Satu-satunya obat bagi kebodohan ini adalah belajar cara belajar yang baik, termasuk di dalamnya logika dan sejarah. Keterampilan dasar inilah yang akan menolong anda untuk dapat belajar agama Islam dengan benar di era internet.
      Tentu anda tidak akan berharap banyak soal branding dan networking. :)
      👆🏻Satu sosok yang paling tepat untuk contoh ini adalah.
      Prof. DR. Menachem Ali🙂

  • @yogatamacreativa4135
    @yogatamacreativa4135 3 года назад +22

    Feminisme digunakan hanya kurang 3 menit, sisanya tentang kehidupan cinta dan bangganya beliau menjadi seorang Muslim

  • @fiarahmi9620
    @fiarahmi9620 3 года назад +26

    nyaman sekali mendengarkan penjelasan profesor 😊
    Terimakasih CXO Media, sudah memilih Profesor Nasaruddin

  • @tinigustini143
    @tinigustini143 23 дня назад

    Sangat inspiratif buat sy, seorang muslimah, perempuan dewasa dan seorang ibu, untuk pemahaman kepada anak2 , terimakasih prof .

  • @IsmailFahmi7
    @IsmailFahmi7 3 года назад +14

    Guru saya, takzim luar biasa dengan beliau.... Dulu, tahun 2007-2008, setiap malam Selasa dan Kamis kalau tidak salah saya mampir ke Masjid Sunda Kelapa untuk ikut pengajian beliau.... ♥️

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 6 месяцев назад +1

    الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
    Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain dan karena mereka telah menafkahkan harta mereka. Sebab itu maka wanita yang salehah, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (Qs.An-Nisa:34)
    Sebetulnya ayat ini menarasikan tuntutan beratnya beban tanggungjawab laki-laki sebagai pemimpin keluarga. Namun sayangnya oleh para penyiar agama ayat ini digadang-gadang dengan intonasi otoritas laki-laki untuk memimpin. Ayat ini bahkan kerap dipotong untuk menunjukkan superioritas dan menyebabkan orang-orang yang berada di bawah kepemimpinan tersebut dituntut untuk patuh secara submisif.
    Bila melihat ayat dengan utuh, laki-laki menjadi pemimpin karena ada 2 variable yang melekat dalam dirinya:
    Variabel kemampuan memimpin dari lafadz = بما فضل الله بعضهم على بعض
    Variabel beban nafkah dari lafadz= بما أنفقوا من أموالهم
    Bila dua variable itu gugur maka laki-laki tidak bisa menjadi pemimpin. Harus ada pihak lain yang mengambil setir nahkoda kepemimpinan.
    _________________________
    Argumentasi kepemimpinan laki-laki secara tekstual hanya satu. Yaitu ayat di atas. Sedangkan argumentasi lain mengambil nilai kesimpulan dengan kaidah mafhum mukhalafah (metode pemahaman terbalik) dari larangan kepemimpinan perempuan. Setidaknya argumentasi teks kepemimpinan laki-laki ada dalam 3 ranah.
    1. Ranah negara. Merujuk kepada hadits Nabi saw yang diriwayatkan oleh Abi Bakrah:
    حَدَّثَنَا عُثْمَانُ بْنُ الْهَيْثَمِ حَدَّثَنَا عَوْفٌ عَنِ الْحَسَنِ عَنْ أَبِى بَكْرَةَ قَالَ لَقَدْ نَفَعَنِى اللَّهُ بِكَلِمَةٍ سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَيَّامَ الْجَمَلِ ، بَعْدَ مَا كِدْتُ أَنْ أَلْحَقَ بِأَصْحَابِ الْجَمَلِ فَأُقَاتِلَ مَعَهُمْ قَالَ لَمَّا بَلَغَ رَسُولَ اللَّهِ - صلى الله عليه وسلم - أَنَّ أَهْلَ فَارِسَ قَدْ مَلَّكُوا عَلَيْهِمْ بِنْتَ كِسْرَى قَالَ « لَنْ يُفْلِحَ قَوْمٌ وَلَّوْا أَمْرَهُمُ امْرَأَةً »
    Dari Utsman bin Haitsam dari Auf dari Hasan dari Abi Bakrah berkata: Allah memberikan manfaat kepadaku dengan sebuah kalimat yang aku dengar dari Rasulullah SAW pada hari perang jamal, setelah aku hampir membenarkan mereka (Ashabul Jamal) dan berperang bersama mereka, ketika sampai kabar kepada Rasulullah SAW bahwa bangsa Persia mengangkat putri Kisra sebagai pemimpin, beliau bersabda: Tidak akan beruntung suatu kaum yang menyerahkan urusan (pemerintahan) mereka kepada seorang wanita. (HR. Bukhari: 4425, Nasai: 8/227)
    2. Ranah domestik. Merujuk kepada ayat di atas.
    3. Ranah ibadah ritual. Merujuk pada hadits:
    لَا تَؤُمَّنَّ امْرَأَةٌ رَجُلًا وَلَا يَؤُمَّ أَعْرَابِيٌّ مُهَاجِرًا وَلَا يَؤُمَّ فَاجِرٌ مُؤْمِنًا
    "Janganlah seorang perempuan mengimami laki-laki. Janganlah seorang Arab Badui mengimami kaum muhajirin dan janganlah seorang yang pendosa mengimami orang mukmin." (Hr. Ibnu Majah)

  • @ashleylindsy8521
    @ashleylindsy8521 3 года назад +7

    Adem banget lihat prof ngomong

  • @haryono2079
    @haryono2079 3 года назад +7

    Sejuk, damai mudah dipahami. Inspiratif.banget khusus buat anak2 bagaimana menghormati orang tua.

  • @julias0102
    @julias0102 2 месяца назад

    well these all kind Information that i've been wanted so long! Thanks prof

  • @nadaahayati6745
    @nadaahayati6745 3 года назад +3

    Alhamdulillah, terimakasih Prof, banyak Ilmu yang saya dapat dari video ini.. Memang benar, di Alquran pun disebutkan Iqra bismi rabbikallazi khalaq.. Bukan hanya Iqra atau bismi.. saja.. Penggabungan Ilmu pengetahuan dan ilmu agama melahirkan sesuatu yang powerful dan juga terkendali. MasyaaAllah✨✨✨

  • @ashadiatullahsyahwalani1794
    @ashadiatullahsyahwalani1794 Месяц назад

    barakallah prof..

  • @miniatialur3976
    @miniatialur3976 2 года назад +2

    Saya suka membaca buku Bapa warna putih yang berjudul Argumen keseteraan gender perspektif Al-Qur'an 🌹

    • @famh7479
      @famh7479 Год назад

      Belinya di mana ya kalau boleh tahu

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 7 месяцев назад

    Namanya Ulama itu ya Orang-orang berilmu.
    Namanya Ilmu itu adalah pengetahuan yang terus-menerus terbarukan, terus mengalami pembaharuan, karena diuji terus kebenaran dan akurasinya.
    Kalau ada Ulama tapi ilmunya ga mengikuti perkembangan jaman, itu sih Fosil dikasih nyawa.
    Procie nya masih intel 4004 tapi berasa paling hebat sejagat raya
    ( Sugeng Sugiharto )

  • @eldafitriaawalani1934
    @eldafitriaawalani1934 3 года назад +1

    Nonton vidio ini deep banget makasih prof wejangannya, semoga prof senantiasa sehat aminn

  • @zaraalatas6854
    @zaraalatas6854 3 года назад +5

    Oh my new role model!!

  • @Eydin.official
    @Eydin.official 3 года назад +1

    terimakasih banyak prof, banyak hal yang bisa dipelajari dari 1 video ini

  • @arsyad55
    @arsyad55 3 года назад +2

    andai pemuka agama indonesia pola pikirnya seperti beliau, maju negara ini..

  • @nabilamuzhiffarah5393
    @nabilamuzhiffarah5393 3 года назад +2

    Ngefans banget sama beliau 🥺

  • @hubbaebalfath2079
    @hubbaebalfath2079 3 года назад +1

    Terimakasih prof ❤️

  • @fuadiz8661
    @fuadiz8661 3 года назад

    Konten yang sangat bagus. Lanjutkan. Biar tambah beraga..

  • @mabarmakanbareng8789
    @mabarmakanbareng8789 3 года назад +3

    ini baru jelas

  • @ekakurniati1688
    @ekakurniati1688 Месяц назад

    Jenis kelamin tidak menentukan kedudukan sebagai seorang pemimpin dalam Al Qur'an. Enough said.
    Beberapa kata yang sering dipakai sebagai gender dalam Al Qur'an adalah Ar Rijal dan Adz Dzakar sebagai laki-laki, An Nisaa dan Al Untsa sebagai wanita. Tetapi apakah benar demikian yang dimaksud?
    Di sini saya akan coba membawa perspektif baru yang berbeda dari pemahaman tradisi di atas. Bahasa dalam Al Qur'an sangat detail, pemilihan katanya sangat menarik dan punya layer yang bisa kita gali. Pemahaman yang kaya ini sehingga bisa menghasilkan kekonsistenan makna pada seluruh surat.
    Berikut pengertian kata-kata itu berdasarkan pemahaman saya terhadap Al Qur'an :
    Ar Rijal adalah independen, aktif, mampu berdiri sendiri, berdaya.
    An Nisaa adalah dependen, pasif, bergantung pada yang lain, lemah.
    Adz Dzakar adalah hal positif, sempurna.
    Al Untsa adalah hal negatif, cacat.
    Kedua pasangan ini tidak menggambarkan jenis kelamin. Namun sifat keduanya sering berada pada jenis kelamin tertentu, terutama pada sistem patriarki, sistem yang menjadikan laki-laki sebagai pemimpin. Berbeda pada masyarakat matriarki di mana wanita di posisi kan sebagai Ar Rijal.
    AR RIJAL & AN NISAA
    Ar Rijal dan An Nisa adalah pasangan. Yang kuat berdaya dan berkuasa melindungi yang lemah. Yang aktif merawat yang pasif. Yang mampu berdiri sendiri dapat mengayomi yang butuh bantuan. Mereka berada dalam simbiosis mutualisme dimana Ar Rijal memiliki derajat lebih tinggi.
    Perspektif ini bisa melebar ke segala penjuru tanpa dibatasi oleh jenis kelamin.
    🔸Suami yang bekerja adalah Ar Rijal, istri sebagai ibu rumah tangga adalah An Nisaa.
    🔸Orang tua pencari nafkah adalah Ar Rijal, anak-anak yang dibiayai menjadi An Nisaa.
    🔸Manager pemberi kerjaan adalah Ar Rijal, staf yang diberi kerjaan adalah An Nisaa.
    🔸Pemilik perusahaan adalah Ar Rijal, si manajer tadi adalah An Nisaa.
    🔸Pemimpin Negara adalah Ar Rijal, warga negara adalah An Nisaa.
    🔸 Jika ada orang tuna netra dan orang tuna daksa berjalan di sebuah trotoar, mereka bisa berubah menjadi Ar Rijal dan An Nisa tergantung situasi. Si tuna netra sebagai Ar Rijal (pengatur) gerakan, si tuna daksa sebagai Ar Rijal (pengatur) arah. Mereka saling melengkapi.
    Perspektif ini membuat siapapun bisa berada pada sepatu berbeda tergantung situasi dan kondisinya saat itu. Al Qur'an memandang manusia dari sudut ini, kapabilitas terkait siapa yang layak jadi pemimpin.
    ADZ DZAKAR & AL UNTSA
    Kedua kata ini menunjukkan dua hal yang bertolak belakang, yaitu hal yang positif dan negatif, atau yang sempurna dan yang cacat. Kata ini tidak selamanya mengenai gender. Bentuk kelamin tidak menunjukkan keistimewaan manusia di hadapan Allah.
    Pada dasarnya kita adalah nasfin, jiwa, yang dalam bahasa Arabnya berjenis mu'anats, feminin. Namun ini tidak berarti kita semua manusia adalah wanita. Jenis kelamin bergantung pada alat kelamin yang ada di tubuh kita, jiwa kita (nafs) tetaplah feminin, artinya cacat tidak sempurna, karena jiwa tidak mampu berdiri sendiri, ia butuh tubuh agar sempurna. Dan ada yang mengatur jiwa kita, yaitu Allah, He is my Rabb, your Rabb.
    Dalam bahasa Arab apabila disebut dengan bentuk maskulin, maka hal itu merujuk juga pada bagian feminin. Misal disebut Mu'minin (maskulin), ini merujuk kepada orang beriman laki-laki dan juga ke orang beriman wanita. Jika disebut Shalihin (maskulin) maka ini berarti orang saleh laki-laki dan juga orang saleh wanita.
    Lalu apa bedanya antara Mu'minin dan Mu'minat? Shalihin dan shalihat?
    Menurut pandangan saya (yang bisa salah), maskulin dan feminin pada golongan manusia akan merujuk pada sifat 4 kata di atas..Mu'minin menandakan tingkat keimanan yang lebih matang. Sedangkan mu'minat menandakan tingkat keimanan yang masih pemula. Ada level expert dan beginner. Shalihin menandakan ia orang yang kebermanfaatannya sudah sering diimplementasi, shalihat merujuk kepada orang yang level kebermanfaatannya lebih rendah, tergolong masih newbie. Seorang Ar Rijal yang shaleh akan disebut dengan shalihin. Ia sudah independen dan auranya positif. Sedangkat seorang An Nisa yang shaleh akan disebut dengan shalihat, karena ia sedang mencoba menjadi manusia yang bermanfaat.
    Dengan demikian ayat tentang "Laki-laki itu pemimpin Wanita" (An Nisa 4:34) dapat kita bedah berdasarkan pemahaman di atas.
    الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
    Ar Rijal itu adalah pelindung bagi An Nisaa, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (Ar Rijal) atas sebahagian yang lain (An Nisaa) , dan karena mereka (Ar Rijal) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka shaalihat, patuh memelihara saat tak diawasi, sebagaimana mereka dipelihara Allah.
    Dan mereka (An Nisaa) yang kamu (Ar Rijal) khawatirkan membangkang/kurang-ajar/melawan balik, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka dari zona nyaman mereka, dan tegaslah kepada mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.
    Ayat di atas tidak berbicara soal suami istri saja, tapi universal seperti pada contoh-contoh yang sudah kita lihat sebelumnya.
    🩸 Orang tua dapat menghukum anak yang kurang ajar, awalnya nasihati, masih bebal maka buat ia tak berada pada zona nyaman nya lagi, Masih bebal juga, bersikap tegas sesuai rule of thumb yang berlaku di keluarga.
    🩸Pemilik perusahaan dapat berikan surat peringatan kepada karyawan yang lalai. Tapi sebelumnya nasihati dulu, panggil dan ajak diskusi. Bila mengulangi kesalahan yang sama, pindah tugaskan ke tempat lain. Dan jika masih berantakan juga, berilah surat peringatan sebagai teguran terakhir.
    🩸Dosen memberikan nilai buruk kepada mahasiswa yang mencontek berulang kali, bahkan bisa membuat di DO.
    🩸Kapten kesebelasan berhak menasihati rekan setimnya. Bila tidak kooperatif saat pertandingan, ia bisa minta manajer mengganti pemain itu dengan pemain cadangan. Kalau masih ngeyel juga, berikan denda karena tidak disiplin. Masih bebal juga, usulkan ke pelatih/manajer/owner agar pemain itu dijual.
    Namun bila si An Nisaa sadar, tak perlu lah kita sebagai Ar Rijal mencari-cari kesalahan. Ar Rijal tugasnya melindungi An Nisaa.
    LABORATORIUM
    Akan tidak lengkap apabila pemahaman di atas tidak kita uji pemahaman ini pada ayat-ayat Al Qur'an yang lain. Oleh karena itu, saya tuliskan beberapa ayat terkait 4 kata yang selama ini kita sangka hanya terkait jenis kelamin.
    ⭐Apabila kamu memutuskan hubungan dengan An Nisaa, lalu mereka mendekati akhir masa temponya, maka pertahankanlah mereka dengan cara yang baik, atau lepaskanlah mereka dengan cara yang baik. Janganlah kamu pertahankan mereka untuk menyusahkannya, itu melewati batas. Barangsiapa berbuat demikian, maka sungguh ia telah berbuat zalim terhadap dirinya sendiri. Janganlah kamu jadikan ayat-ayat Allah permainan, dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al Hikmah. Allah memberi instruksi kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu. Dan bertakwalah kepada Allah serta ketahuilah bahwasanya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (Al Baqarah 2:231)
    Ayat di atas tidak hanya berbicara perceraian, tetapi bisa juga diimplementasikan untuk kontrak kerja antara Pengusaha dan Pekerjanya. Pemutusan perjanjian atas suatu kesepakatan dapat merujuk ke ayat ini.
    ⭐Allah mengetahui apa yang dibawa oleh Al Untsa, dan ikatan/hubungan yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.(Ar Rad 13:8)
    Ayat ini awalnya terdengar tentang kehamilan. Dengan pemahaman lebih luas bisa kita tarik kesimpulan bahwa hal kecil yang tak digubris saja Allah tahu. Manusia melihat pada kecacatan, tapi Allah mengetahui kekurangan dan kelebihan yang ada di diri mereka. Dia mengetahui apa yang manusia tak ketahui.
    ⭐Dan mereka klaim Allah penyebab keturunan yang lemah/cacat (Al Banati). Maha Suci Allah, sedang untuk mereka klaim sendiri apa yang mereka sukai. Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar buruk (Al Untsa - anak yang cacat), hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (An Nahl 16:57-59)
    Kisah yang selama ini kita terima adalah, masyarakat jahiliyah mengubur hidup-hidup anak wanita. Karena anak wanita dianggap sebagai kehinaan kala itu. Secara logis, masyarakat yang berpikir demikian akan segera punah, karena tak ada satupun keluarga yang mau mengasuh anak perempuan, maka tak akan ada ibu-ibu yang bisa melahirkan generasi penerus. Dengan sudut pandang baru ini, kita bisa menerima dan memahami bahwa bayi yang lahir cacat menjadi aib bagi keluarga. Aib itu mereka salahkan penyebabnya adalah Allah. Tapi ketika mereka mendapat anak yang lahir normal sempurna, ganteng atau cantik, mereka klaim "Siapa dulu bapaknya."

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 Месяц назад

      ⭐Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri (Nafsin-feminin), dan dari padanya Allah menciptakan pasangannya (jasad); dan dari pada keduanya Allah memperbanyak dari keduanya Ar Rijal (Independen) yang banyak dan An Nisaa (dependen). Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan Nya kamu saling meminta, dan hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (An Nisaa 4:1)
      Ayat ini awalnya dianggap sebagai awal mula manusia dari Adam, dengan penjelasan ini kita bisa mengetahui bahwa setiap diri kita berasal dari 1 jiwa. Kemudian diberikan pasangan berupa tubuh, Dan dari kombinasi itu banyak manusia yang bisa berdiri sendiri. Tapi ada juga yang membutuhkan orang lain. Oleh karena itu, Allah menyuruh kita agar menciptakan hubungan sosial yang baik. Ar Rijal membantu An Nisaa dan juga kebalikannya. Ayat ini diakhiri dengan pernyataan bahwa Allah selalu menjaga dan mengawasi menandakan bahwa ayat-ayat berikutnya pada surat ini terkait dengan penjagaan dan pengawasan dari Allah. Sebuah pernyataan bahwa hubungan sosial lintas manusia perlu aturan-aturan agar kehidupan harmonis bisa terwujud.
      Al Qur'an for Life.

  • @renoarruba7016
    @renoarruba7016 3 года назад +1

    ya allah 1 menit pertama aja berat... tapi gw suka tema gini mungkin habis buka nanti baru gw nonton lagi

  • @rogida_ogid4653
    @rogida_ogid4653 3 года назад

    Masya Alloh 💫

  • @oktaorlando99_33
    @oktaorlando99_33 3 года назад +1

    Menginspirasi ,...

  • @rilisrosalenni7614
    @rilisrosalenni7614 3 года назад +1

    Masyaallah, sangat menginspirasi. Sehat selalu Prof🌌

  • @romina6907
    @romina6907 2 года назад

    waalaikum salam bapak ini orang lemah lembut padahal orang sulawesi makasar kalau ngga salah mendengar kata kata nya saja hati adeem banget kita cinta islam

  • @aqmalkharisma2159
    @aqmalkharisma2159 3 года назад

    Terima kasih banyak

  • @mantannarapidana
    @mantannarapidana Год назад

    Rektor gua nihhh😍😍😍

  • @opikmarley2133
    @opikmarley2133 3 года назад

    Sangat menarik

  • @yosisaputra3437
    @yosisaputra3437 3 года назад +10

    Kurang setuju yg terakhir klo kita terpaksa harus tunduk kpda ortu. Pdhal kita juga punya hak memilih pilihan jodoh, karir dll dengan restu ortu

  • @SharingandCaring2809
    @SharingandCaring2809 3 года назад +5

    Terimakasih prof atas penjelasannya. Makin nambah banyak ilmu. Oia aku juga seneng banget sharing tentang pengalaman hidup di podcast aku, mohon feed backnya ya 🙏🏻
    Besok pagi rencananya mau arisan
    Enak juga kalau masak gulai
    Al Qur'an menghargai perempuan
    Yuk kita semua saling menghargai

    • @jefriyanto6558
      @jefriyanto6558 3 года назад

      Tapi dalam kontek keluarga perempuan tetap dibawah laki2. Karena haram hukumnya bagi perempuan yg membangkang terhadap suaminya. Terkadang antara sosial agama di campuradukan efeknya juga bisa fatal

    • @alfachannel9350
      @alfachannel9350 3 года назад +5

      @@jefriyanto6558 bukan dibawah laki2. Jgn merasa lebih tinggi hanya karena laki2. Di dalam rumah tangga memang suami pemimpinnya tapi, bukan berarti istri terletak lebih dibawah drpada laki2 krn pembeda derajat hanyalah tingkat ketakwaan. Dan istri diperbolehkan kok gak selalu taat sama suami, krn suami bukan Tuhan jadi ketika akan memutuskan sesuatu hendaknya suami ngajak istri diskusi. Bukan asal nurut2 doang kayak robot

  • @gadissulung5215
    @gadissulung5215 3 года назад

    Makasih tim CXO

  • @ifa.689
    @ifa.689 3 года назад

    Inspiratif

  • @abnerkeyanoofficialgoyangv928
    @abnerkeyanoofficialgoyangv928 3 года назад +1

    Sukses

  • @embunpagi7354
    @embunpagi7354 Год назад

    Kenapa skrg banyak yg salah paham dgn agamanya sendiri

  • @deviwibowo8514
    @deviwibowo8514 3 года назад +1

    Prof, IG nya apa?

  • @kharisma_ni
    @kharisma_ni 11 месяцев назад

    MasyaAllah🤍

  • @novanova9957
    @novanova9957 3 года назад

    Terimakasih , sudah membantu tugas kuliah saya 🖤

  • @doot4452
    @doot4452 Год назад

    Janda + punya anak + berdiri sendiri + punya karir + umur 30+ = red flag parah

    • @ekakurniati1688
      @ekakurniati1688 Месяц назад

      Kenapa redflag?
      Kamu nggak bisa menyaingi dia?

  • @maryamtambah3146
    @maryamtambah3146 2 года назад

    Astaghfirullahal adzim mohon maaf ustadz S 3 itu HAM adalah bukan dari Allah tapi barat kembali alqur.an 208 alba.qoroh

  • @Sannowishere
    @Sannowishere 3 года назад +1

    islam itu sudah ada dari dulu sejak zaman nabi adam bukan 14 abad yg lalu yg 14 abad lalu itu al-quran mungkin professor salah ngomong

    • @김민주-b2m3l
      @김민주-b2m3l 3 года назад

      Mungkin linglung

    • @pindyaulia269
      @pindyaulia269 2 года назад +3

      Mungkin yg d maksud prof agama Islam syariatnya Nabi Muhammad sejak 14 Abad yg lalu Islam lahir bukan agama hanif yg d pegang oleh Nabi sebelumnya.

  • @AlgoNudger
    @AlgoNudger 3 года назад +1

    Sebenernya, arti millenial itu apa sih? 😂