NahkaHuilu: Cerita Musim Panas dari Finlandia Utara
HTML-код
- Опубликовано: 22 дек 2024
- Itu adalah pagi bulan Juli di Finlandia Utara. Matahari perlahan terbit di atas cakrawala, menerangi nuansa hijau hutan dan berkilauan di permukaan danau yang tenang. Hari-hari musim panas yang panjang dan cerah memastikan bahwa malam hanya sekadar senja yang singkat, dan kehangatan matahari belum sepenuhnya memudar.
Dari kedalaman hutan terdengar bunyi lembut lonceng rusa. Sekelompok kecil rusa, lima dewasa dan dua anak rusa, berjalan santai menuju tepi danau. Mereka telah menemukan jalan mereka ke tempat minum yang akrab, di mana mereka biasanya mengunjungi di pagi hari. Anak-anak rusa berlari-lari dengan riang, tetap dekat dengan induk mereka.
Di tepi danau, tempat aliran sungai menuju danau, terdapat kawanan unggas air. Bebek, burung goldeneye, dan burung grebe berenang dengan tenang di permukaan air yang tidak terganggu, mencari serangga kecil dan ikan untuk sarapan. Sesekali, seekor burung menyelam ke bawah permukaan, menghilang dari pandangan sebelum muncul kembali dengan percikan.
Alam telah hidup kembali setelah malam berlalu. Bunga rawa dan buah cloudberry sedang mekar, menyebarkan aroma manis ke udara. Pohon birch tua mengayunkan daun-daunnya dalam angin sepoi-sepoi, cabangnya menjadi tuan rumah bagi konser pagi burung-burung jalak. Di bawah naungan pohon, tanah yang ditutupi lumut lembab, dan di sana-sini, jamur chanterelle dan jamur kecil tumbuh.
Namun dalam keindahannya, alam Finlandia Utara juga tidak kenal ampun. Udara dipenuhi dengan suara dengungan nyamuk dan lalat kuda, yang dengan bersemangat mencari kulit yang terpapar. Rusa menggoyangkan ekornya untuk mengusir lalat, dan lalat-lalat tersebut hinggap di unggas air, yang bulu berminyaknya melindungi mereka dari serangan terburuk.
Seorang nelayan bernama Erkki duduk di dermaga kayu kecil yang memanjang ke danau. Perahu tradisionalnya yang tua mengapung di dekatnya, dan dia bersiap untuk mendayung ke danau. Di tangannya, dia memegang joran pancing yang dia terima dari ayahnya saat masih kecil. Matahari menerangi wajahnya, dan dia tersenyum sendiri, karena saat ini adalah salah satu momen terbaik dalam hidupnya: pagi yang tenang di tengah-tengah alam, di mana dia bisa merasa menjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar.
Erkki tahu bahwa danau itu murah hati, dan dia sering kembali ke rumah dengan hasil tangkapan hari itu, tetapi itu bukanlah hal yang paling penting baginya. Yang paling penting adalah ketenangan yang dia temukan di air dan suara hutan. Angin membawa aroma jarum pinus dan lumut basah, dan dia merasa bebas, jauh dari hiruk-pikuk kota.
Saat Erkki mendayung perlahan ke tengah danau, dia melihat awan berkumpul di cakrawala. Badai musim panas sering datang tanpa diduga, tetapi udara selalu terasa lebih segar setelahnya. Dia tahu bahwa akan segera tiba waktunya untuk kembali ke pantai, tetapi untuk saat ini, dia membiarkan perahu melayang perlahan, mendengarkan suara-suara alam di sekitarnya: bisikan angin, nyanyian burung, dan suara air yang lembut menghantam sisi perahu.
Di dekat pantai, dua pelancong, Chandri dan Cherfhien, sedang berjalan di sepanjang pantai, mengagumi pemandangan di sekitar mereka. Mereka telah tiba dari Medan, Indonesia, untuk menjelajahi keunikan alam Finlandia Utara. Mereka telah mendengar cerita tentang hutan yang tak berujung, danau yang jernih, dan migrasi rusa, tetapi tidak ada yang mempersiapkan mereka untuk menyaksikan keindahan ini dengan mata mereka sendiri.
Chandri dan Cherfhien berhenti untuk menjelajahi rawa, di mana gundukan yang ditutupi lumut dan buah cloudberry yang perlahan mekar menciptakan pemandangan yang memukau. Chandri, dengan kameranya, mengabadikan pemandangan tersebut, sementara Cherfhien menghirup udara segar dalam-dalam dan tersenyum bahagia. Bagi mereka, perjalanan ini seperti perjalanan ke dunia lain, jauh dari kota Medan yang sibuk.
Erkki mengundang kedua pria tersebut ke dalam perahunya dan mengajari mereka seni memancing. Dia menunjukkan cara melemparkan tali pancing ke dalam air dan dengan sabar menunggu sampai ikan menggigit umpannya. Chandri dan Cherfhien sangat antusias dan kagum ketika mereka merasakan tarikan ikan pertama pada tali pancing mereka.
Ketika langit mulai gelap dan awan badai pertama melayang di langit, Erkki mengarahkan perahu kembali ke pantai. Chandri dan Cherfhien berterima kasih kepada Erkki atas pagi yang tak terlupakan. Saat mereka kembali ke kabin mereka, mereka tahu bahwa pengalaman ini akan tetap ada di hati mereka selamanya.
Mereka telah menemukan sesuatu yang istimewa di Finlandia Utara: hubungan dengan alam dan teman baru yang telah memperkaya hidup mereka. Dan meskipun mereka akan kembali ke Medan, mereka tahu bahwa sepotong kecil Finlandia ini akan selalu ikut bersama mereka.