Assalamu'alaikum, saya Supriyanto dari Medan, penggemar Capt mengucapkan Terima kasih banyak atas penjelasan yang sangat memuaskan. Semoga Allah Subhana Wataala selalu memberikan kesehatan kepada Capt agar terus berdakwah.
Alhamdulillah tq .saya faham maksud penjelasan kapten tu.iaitu membawa makna kita tidak mentakwil tentang ayat2 sifat.beriman saja spertimana yg allah swt sifatkan mengenai dirinya di dlm al quran..mengangkat ayat2 tersebut kemudian di ubah kpd makna lain.itu akan membawa kpd kefahaman yg meleret2.sperti mana yang di tafsirkan dlm surah al imran ayat 7..wallahualam bissawab
Penjelasan yg penuh ilmu , bukti dan fakta spt ni akan menenggelamkan guruguru bidaah dan mereka tak boleh cari makan dan ilmu kalam dan takwil mereka e.g Allah ada di mana mana ! akan masuk longkang. Tahniah Kapten !
Allah hu somad ,kepada allahla segalanya bergantung ,arsy Dan apa saja yg ada dibawanya arsy itu semua termasuk semua manusia ,malaikat ,haiwan ,tumbuhan Dan jin,semua itulah yg bergantung kepada Allah ..sedangkan Allah tidak perlukan makluk ,Allah berdiri sendiri, Allah sudah ada sebelum semua makluk tadi diciptakan ,qul hu Allah hu Ahad ,Allah hu somad , lam yalid wa lam yulad,walam yaqullahu kufuan ahad ,Dan tidak ada yg menyerupainya..tanam diotak kita ini insyaallah , biar tidak konfius ..saya setuju dengan ustad pilot ini ,terimakasih atas petunjuk yg benar.
Jika sy pilih surah Al-Anbiya 22 dn 23.. mula Allah mceritakan Arash nya, kemudian Allah tutup ayat tu,"ia janga di tanya sedangkan merekalah yg akan di tanya kelak..kepada mereka jangan ditakwil,jangan dibayang,jangan diubah,jangan imagine.. Allah dah tutup ayat tu.
Aqidah yang mashur adalah mangikut jumhur ulamak yaitu aqida as,ariah yang mengatakan Allah tidak bertempat .titik jangan buat penapsiran lagi,kerana yang namanya tempat,pasti mahluk sekalipun arsistawa,arsistawa telahpau dipahami oleh jumhur ulamak adalah keluasan pengetahuanNya bukan tampat Tuhan. Allahuaklam bissawab,
Iktikad pengangan kena mutlak di hati atau jazam,Allah tidak serupa dgn makhluk,dh pegang gigit die,dh x bleh bersangka sangka beristiwa Allah bersemayam lah ikut die bersemayam lah itu ini lah,jadi mengelirukan maka bleh kufur ade nya tidak serupa dgn makluk pegang yg ni,sudah istiwa itu x tahu maknanya atau balikan pada zatnya atau sifatnya.
Siapa yg bersangka sangka Allah beristiwa? Allah sendiri yg kata dia beristiwa di arasy.. adakah Allah berbohong tentang dirinya.. adakah kamu yg lebih mengetahui tentang Allah dari Allah sendiri..
Allah juga menyatakan ia tak serupa dgn sesuatu....al ikhlas Tidak di atas tidak di bwh tdk di kiri dan kanan.... Dan ada ayat lain dlm al quran Allah sentiasa bersama kamu walau di mana kamu berada. Jadi nk pengang yg mana satu?semuanya dari al quran... Bab akidah dgr lah dr guru yg betul. Silap.pegang buruk padahnya... Sekadar berpesan pesan kepada saudara
Masalah manusia ni dia suka fikir apa yang dia TAK MAMPU. Allah bercakap dalam bahasa arab untuk Al Quran. Translation yang paling tepat ialah translation orang yang fasih dalam bahasa Arab DAN bahasa Melayu. Jika orang tu kata bersemayam, bersemayamlah. Kalau orang tu kata Meninggi, meninggilah. Kalau takut sangat perkataan Istiwa' sebenarnya takde perkataan yang sesuai di dalam bahasa Melayu, maka cakap Istiwa' lah. No hal. Tapi kena yakinlah Allah beristiwa' di atas arasy. Sebab Allah yang cakap macam tu. Masalah dengan manusia ni dia nak jugak fikir macam mana istiwa' tu berlaku, Allah perlukan arasy ker kalau sebut macam tu, dah kalau sebelum adanya arasy Allah beristiwa' atas mana, macam2 lagilah dia fikir. Dah tau kita confirm bodoh kalau nak dibandingkan dengan Allah, nak jugak fikir perkara yang tak mampu kita fikir. Amik jer apa yang Allah sebut, dan teruskan kehidupan.
Mmg tkde sbb bila turun ayat Allah istawa atas arasyh para sahabat memahami dan tidak bertanya mcm mane Allah istawa tuh. Itu maksudnya para ii sahabat beriman dgn apa yg Allah mengkhabarkan diri NYA
Konsep Tauhid Islam yang di ajar oleh Rasullulah s.a.w amat mudah difahami tapi mengapa umat Islam itu sendiri yang membelenggu dan menyulitkan.... Terima seadanya apa yang difirman oleh Allah tanpa perlu mempersoalkan dan membandingkan menurut ilmu manusia. Hanya Allah yang maha mengetahui apa yang difirmankan nya kepada rasulnya. Bersemayam nya ALLAH adalah menurut apa yang selayaknya bagi ALLAH tuhan semesta ALLAH. Tidak sepatutnya kita manusia membandingkan bersemayamnya ALLAH menurut pandangan ilmu manusia itu sendiri. Itu adalah lebih selamat. ALLAH tidak akan mempersoalkan kefahaman manusia tentang maksud firman nya " bersemayam" diakhirat nanti tapi ALLAH akan persoalkan tentang TAQWA kita kepadanya. Allahualam.
@ FAKTA: SEPAKAT ULAMAK TENTANG DIMANA ALLAH 1- Kata Ijma’ Ulama ‘Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata aku diceritakan dari Sa’id bin ‘Amir Adh Dhuba’i bahwa ia berbicara mengenai Jahmiyah. Beliau berkata, الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء “Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui bahwa Yahudi dan Nashrani serta agama lainnya bersama kaum muslimin bersepakat bahwa Allah ‘azza wa jalla menetap tinggi di atas ‘Arsy. Sedangkan Jahmiyah, mereka katakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 157 dan Mukhtashor Al ‘Uluw, hlm. 168) 2- Sepakat Ulama Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar, مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ “Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117) Imam Malik bin Anas mengatakan, اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138) Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman, الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata, الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ “Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378) Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah. Imam Syafi’i berkata, القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124) Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ “Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4) مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7) Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.” Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata, قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116) 3- Didukung oleh 1000 Dalil Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) berkata, قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ ” أَلْفُ دَلِيلٍ ” أَوْ أَزْيَدُ : تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ . وَقَالَ غَيْرُهُ : فِيهِ ” ثَلَاثُمِائَةِ ” دَلِيلٍ تَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ “Sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 5: 121) Yang namanya ijma’ atau kata sepakat ulama seperti yang kami nukilkan sudah menjadi dalil kuat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru. Karena disebutkan dalam hadits, إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ “Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.” (HR. Ibnu Majah no. 3950) Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
yg mninggi tu dlm tafsir tabbari rasanya kot..dh lupa2 ingt..blh rjuk pnerangan imam tabbari mcm mna yg kata mnguasai ni pula Mutazillah..dan tafsiran itu yg dpgang oleh Asyairah.. yg kata dduk aku xtau..
Ada kah sebab Ust Capt Hafiz [ seorang Pilot bukan Ulamak ] X pakai jubah dan serban maka di konklusikan sbg bukan ahlinya ? Namun gaya penyampaiannya amat mudah di fahami.....
Ini lah bezanya orang yg Sekolah dgn Orang Yg TAK SEKOLAH ...apa lg nak faham ayat2 Tamsilan dan Ibarat .Hilang desiplin ilmu apa lagi hal2 Hakikat . Allah Mujud Bi La Makan .. Mahasuci Allah dari Megambil TEMPAT ...dimensi dan Jarak .. Ini lah basis Bahwa seluruh Arasy Langit dan Bumi Semua nya Dalam Genggaman Allah .. Rasulullah sebut Demi Allah yg jiwaku dlm Genggaman nya JANGAN FAHAM ERTI HARFIAH saja . FAIL ...Aqidah Mukmin tu..
Pencinta bidaah memang kreatif membuat soalan bidaah, cth, Kalau Allah bersemayam di atas Arasy jadi Arasy besar atau Allah besar?, sebelum Arasy wujud, Allah bersemayam di mana?
Dia lah yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi, kemudian Ia menuju dengan kehendakNya ke arah langit, lalu dijadikannya tujuh langit dengan sempurna; dan Ia Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu. (Al-Baqarah 2:29).............................Lain yg tuhan sampaikan lain pula semua manusia terutama ulamak menafsirkan ayat itu dgn hanya NAFSU mereka. Ayat itu sebenarnya ayat FALSAFAH atau ayat PERUMPAMAAN dan Mutasyabihat yg membuat ramai manusia salah menafsirnya. Renong baik2 "kearah langit" dan "7 langit" APA MAKSUD??? Mr.Pilot juga SALAH PENYAMPAIANNYA. KEY WORDS 7 langit, renong baik2. Mereka yg diberi Hidayah sahaja yg dapat takwil ayat itu. Dan kesemua kitab2 Tafsir dan Hadis yg direkodkan pada zaman pemerentahan Bani Ummaiyah ADALAH MENYELEWENG!!!
Asyaairah tidak sandarkan aqidah dgn ayat2 mutasyabihat. Bahkan menjauhi dari berbahas tentangnya. Kalau bukan sebab wujud kelompok yg membayangkan istiwa nya Allah itu mcm mana, Asyaairah takkan takwil pun ayat2 ni. Sepakat para Ulama Asyaairah jalan tafwidh adalah yg paling selamat. Takwil hanya wujud atas keperluan zaman dan bukan utk mengubah makna ayat seperti yg video ni dakwa. Utk makluman, perkataan Istiwa juga digunakan utk Nabi Musa (Alqasas : 14). Dlm ayat ni maksud istiwa ialah 'matang'. Jelas istiwa sebenarnya ada banyak maksud. Yg kita gi pilih maksud yg ada risiko tasybih tu kenapa? Sahabat2 jgn lah kita sibukkan diri bahas dalam ayat2 mutasyabihat. Ulama dah selesaikan masalah ni lama dulu dah. Ayat2 muhkamat jelas menyatakan Allah bersifat dgn segala sifat kesempurnaan. Kita pegang itu je cukup. Sy rasa kita semua sepakat bab tu. Bersatu lah jgn kita berbalah.
@Anwar Jaafar Terima kasih tuduh sy berbohong. Kalau tuan ada basic bahasa arab dh tentu tuan tak akan kata begitu. Sy doakan kita sama2 tambah ilmu dlm agama dan tambah adab dalam berkata2. Sy pun cetek ilmu. Tak layak utk sy ajar tuan jadi terpulanglah jalan yg mana yg nak dipilih.
Rujuk Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-A'raf, ayat 54 Mengenai firman Allah Swt. yang mengatakan: Lalu Dia beristiwa di atas Arasy Sehubungan dengan makna ayat ini para ulama mempunyai berbagai pendapat yang cukup banyak, rinciannya bukan pada kitab ini. Tetapi sehubungan dengan ini kami hanya meniti cara yang dipakai oleh mazhab ulama Salaf yang saleh, seperti Malik, Auza'i, As-Sauri, Al-Lais ibnu Sa'd, Asy-Syafii, Ahmad, dan Ishaq ibnu Rahawaih serta lain-lainnya dari kalangan para imam kaum muslim, baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Yaitu menginterpretasikannya seperti apa adanya, tetapi tanpa memberikan gambaran, penyerupaan, juga tanpa mengaburkan pengertiannya. Pada garis besarnya apa yang mudah ditangkap dari teks ayat oleh orang yang suka menyerupakan merupakan hal yang tidak ada bagi Allah, mengingat Allah Swt. itu tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyerupai-Nya. Allah Swt. telah berfirman: Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, (Asy-Syura; 11) Bahkan pengertiannya adalah seperti apa yang dikatakan oleh para imam, antara lain Na'im ibnu Hammad Al-Khuza'i (guru Imam Bukhari). Ia mengatakan bahwa barang siapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, kafirlah dia. Barang siapa yang ingkar kepada apa yang disifatkan oleh Allah terhadap Zat-Nya sendiri, sesungguhnya dia telah kafir. Semua apa yang digambarkan oleh Allah Swt. mengenai diriNya, juga apa yang digambarkan oleh Rasul-Nya bukanlah termasuk ke dalam pengertian penyerupaan. Jelasnya, barang siapa yang meyakini Allah sesuai dengan apa yang disebutkan oleh ayat-ayat yang jelas dan hadis-hadis yang sahih, kemudian diartikan sesuai dengan keagungan Allah dan meniadakan dari Zat Allah sifat-sifat yang kurang, berarti ia telah menempuh jalan hidayah.
@Anwar Jaafar MasyaAllah perkataan Istiwâ mastawa adalah dari kata asal/root word yg sama. Belajar lah bhs Arab, nasib baik sy baru juga blajar nahwu dan sharaf, dpt juga sedikit ilmu....
Kamu fekah pakai syafie,akidah pakai Asyaariah,bab akhlak paksi Ghazali....apa imsm syafie tiada akidah dan akhlak sendiri ke....cuba awak fikir baik2....kamu sebok kats mazhab syafie tapi.........
@@SamSung-tv8vd MasyaAllah tipis sungguh ilmu awak dlm bab2 ini. Minta maaf lah, Ulama2 kami Ahli Sunnah Waljamaah sudah sepakat Salafi Wahabi keluar dari ahli sunnah waljamaah. Tidak perlu kita jawab soalan 2 mereka yg merapu ni. Biarlah yg ahli menjawab nya. Syukurlah kami dpt guru2 yg betul iqtiqad dan ilmu nya. Kpd yg lain kita nasehat, jika mereka degil juga, biarlah mereka dgn kedegilan mereka. Allah pun Maha Mengetahui segala nya. Semoga Allah memberi hidayah dan tetapkan kami dlm hidayah nya. Aamin ya Allah..
org melayu memang tak tahu Allah di arash sebab guru2 lama tak faham bahasa arab dan tidak dapat tadabbur Quran...mereka juga tak jumpa cara baca dan faham Quran dengan baik...dulu guru ugama seperti tidak ada rotan akar pun berguna....kita mesti bersyukur dengan nikmat yg ada sekarang...mudah bagi kita untuk belajar ugama dengan cepat dan tepat....terima kasih pada guru2 kaum muda yg lebih bersifat terbuka dlm menyampaikan ilmu ...bagi guru kaum tua pula saya harap janganlah tangguh2 untuk berpidah ke ajaran islam sebenar dan ajak semua anak murid didik sama2 kembali kepada islam sebenar
Ulama x percaya khasiat MADU LEBAH...PENAWAR SEGALA PENYAKIT...DLM AL QURAN SURAH LEBAH ALLAH SWT PERJELASKAN...masa wabak ni nape x rujuk AL QURAN...x percaya ciptaan ALLAH Swt bkn ke sesat atau kafir....kata AL QURAN panduan orang2 islam....
Macam nie lah...letakan diri kamu dimakam para wali para mukorrobin....diatas kamu Allah...dibawah kamu manusia termasuklah para ulamak para ustaz orang islam orang kafir mahaguru dan sebagainya....kamu lihat kebawah...kamu akan dapati manusia itu suka mencipta tuhan mereka...contoh orang yahudi kata uzir anak tuhan orang kristian kata jusus anak tuhan...orang hindu kata tuhan dia beribu....begitu juga orang islam ...suka mencipta allah mereka lalu mereka beriman dan menyembah allah yg mereka cipta...kalau nak tau tanya mereka dimana Allah...ada yg berkata....1 . Allah tidak bertempat....2 . Allah diatas arash....3 . Allah ada dimana mana....4. Allah ada dihati ...semuanya mengemukakan dalil...ada yg dari alquran...ada yg daei hadith....ada yg memperbuat perbandingan....namun...DIMANAKAH ALLAH YG SEBENARNYA BERADA......TIADA ULAMAK YG TAU...KECUALI ORANG ORANG DI BERITAHU...GULONGAN 1.YG ALLAH TAK BERTEMPAT TAK BOLEH PAKAI....GOLONGAN 2. ALLAH ISTEQWA DI ARASH PUN TAK BOLEH PAKAI ....Sebab kamu takwil ..ayat Allah bersama kamu dimana kamu berada...itu belum lagi ayat dia yg awal dan yg akhir dan yg zahir dan yg batin...belum lagi ayat dia lebeh hampir dari urat leher manusia...kalau kamu berdua dia yg ketiga...Allah mencipta sesuatu dari pada sesuatu...kamu takwil ayat sedangkan para wali para mukorrobin tidak lansung menakwil walau satu ayat pun. ....gulongan ketiga allah ada dimana mana ..apabila ditanya adakah allah kamu berada didalam lubang jamban...jawapnya tidak...tak sahlah dakwaanya...golongan 4. Tak payah cerita....KALAU KAMU BOLEH TIDAK TAKWIL AYAT ALQURAN BARULAH KAMU BOLEH MENGENAL ALLAH....SELAGI KAMU TAKWIK ATAU UBAH AYAT ALLAH MENGIKUT SELERA KAMU SELAGI ITULAH KAMU TIDAK AKAN MENGENAL ALLAH...kamu ambil sebahagian dari alquran...yg sebahagian lagi kamu ubah mengikut selera kamu....kamu fikir Allah itu bodoh...kamu lebeh pandai dari Allah...itu sebab kamu ubah perkataan Allah....kalau kamu tak faham tanya Allah...sembahyang malam sembahyang hajat...supaya Allah bagi kamu hidayah...tapi macam mana diri kamu belum bersedia menerima hidayah...
bang..tntng ayat yg awal akhir batin zahir..yg urat leher tu apa smua..tu dri segi ilmu..bkn zat.. bgni la bang..bca dlu tafsir ayat tu tntng apa..jgn tafsir ikut kfahaman sndiri..ada bbrpa kitab tafsir yg mutabar..ada tabbari ada qurtubi..
Golongan ilmu kalam yg mengenali Allah dgn takwilan dan akal semata.. jika x sesuai dgn akal mereka mereka tolak dalil Al-Quran dan hadis nabi saw.. makhluk pertama yg guna akal utk menilai dalil adalah iblis yg mengaku dia lebih baik dari Adam yg di cipta dari tanah sedangkan dia di cipta dari api.. sedangkan Allah sebut dlm surah tin Allah ciptakan manusia dgn sebaik baik kejadian...
Bermakna Iblis xpakai akal, xtahu beza perintah TUHAN dengan perintah sendiri, jikalah mereka berakal? hanya orang2 beriman sahaja yang gunakan gunakan akal, mengikuti Nabi saw yang sempurna akal, yang memikirkan hari akhirat.
ALQURAN diturunkan untuk MANUSIA, menggunakankan bahasa manusia, menggunakan ISTILAH2 yang mudah di fahami oleh manusia, sifat2 yang di fahami oleh manusia, jikalah ALQURAN itu diturunkan kepada IKAN, tentulah dengan bahasa2 IKAN, sifat2 ikan, istilah2 yang di fahami ikan, jadi yang tepatnya ALLAH, TIADA YANG SERUPA DAN SEBANDING DENGANNYA, faham capt?
@@anuarbin Jikalah ALQURAN diturunkan kepada POKOK2 , agaknya apa ayat nak bagi pokok faham bahwa untuk gambarkan ,ALLAH SWT MAHA BERKUASA, MAHA MENGUASAI MAHA SEMPURNA , nak ganti kata BERSEMAYAM , TANGAN yang pokok xfaham? CUBA CAPT JAWAB?
@@joelkifla3122 Dalam dunia ikan dan pokok xda istilah berkuasa itu bersemayam, ikan dan pokok tidak berkuasa dan BERSEMAYAM, istilah itu tidak di fahami ikan dan pikok, oleh kerana ALQURAN untuk manusia fahami, istilah MENGUASAI dalam bahasa manusia adalah bersemayam, ALLAH gunakan istilah manusia supaya kamu faham.
@@anuarbin Qalbu..' melihat@ mengenal' Allah dgn RASA..tidak seperti melihat Allah dgn Mata Kasar..itu MUSTAHiL..kan?seperti Mustahilnya..Melihat MANiS pd Madu..dgn mata kasar..😉✌
Ok le tu Pak Ostad.. Cumanya nk bgtau, Al Quran tadak kaitan pun dgn Ibn Katsir...memandai mandai le plak Ibn Katsir decode Al Quran...kan dah jadi mengarut? ...sbb tu la byk perselisihan berlaku di akhir zaman... Al Quran tadak mention pun Ahli Sunnah wal Jamaah...camno bole dikatakan akidah dah betul tegak tanpa bengkok Pak Syeikh? Jalan Lurus yg dijamin Terpelihara dan takkan disesatkan oleh Iblis ada di dlm Syorga aje... cer Pak Syeikh tunjuk kalau Pak Syeikh org yg celik? atau . Pak Syeikh tak sedo tgh berdengkur lama di alam barzakh...Pak Syeikh ohh Pak Syeikh....tido puas puas sebelom dibangkitkan Satu Hari Masa Tuhan...sikit masa lagi.. (Al An'aam, 67) hahahaha.
@ FAKTA: SEPAKAT ULAMAK TENTANG DIMANA ALLAH 1- Kata Ijma’ Ulama ‘Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata aku diceritakan dari Sa’id bin ‘Amir Adh Dhuba’i bahwa ia berbicara mengenai Jahmiyah. Beliau berkata, الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء “Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui bahwa Yahudi dan Nashrani serta agama lainnya bersama kaum muslimin bersepakat bahwa Allah ‘azza wa jalla menetap tinggi di atas ‘Arsy. Sedangkan Jahmiyah, mereka katakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 157 dan Mukhtashor Al ‘Uluw, hlm. 168) 2- Sepakat Ulama Madzhab Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar, مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ “Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.” (Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117) Imam Malik bin Anas mengatakan, اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ “Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138) Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman, الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى “Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata, الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ “Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar. (Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378) Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah. Imam Syafi’i berkata, القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد “Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya. (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124) Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah, وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ “Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4) مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ “Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7) Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.” Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata, قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.” (Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116) 3- Didukung oleh 1000 Dalil Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) berkata, قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ ” أَلْفُ دَلِيلٍ ” أَوْ أَزْيَدُ : تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ . وَقَالَ غَيْرُهُ : فِيهِ ” ثَلَاثُمِائَةِ ” دَلِيلٍ تَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ “Sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini.” (Majmu’ah Al-Fatawa, 5: 121) Yang namanya ijma’ atau kata sepakat ulama seperti yang kami nukilkan sudah menjadi dalil kuat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru. Karena disebutkan dalam hadits, إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ “Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.” (HR. Ibnu Majah no. 3950) Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Assalamu'alaikum, saya Supriyanto dari Medan, penggemar Capt mengucapkan Terima kasih banyak atas penjelasan yang sangat memuaskan. Semoga Allah Subhana Wataala selalu memberikan kesehatan kepada Capt agar terus berdakwah.
Subahanaullah uraiaan yg sangat jelas ⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️
Penerangan yang memuaskan dan menenangkan hati.
Alhamdulillah tq .saya faham maksud penjelasan kapten tu.iaitu membawa makna kita tidak mentakwil tentang ayat2 sifat.beriman saja spertimana yg allah swt sifatkan mengenai dirinya di dlm al quran..mengangkat ayat2 tersebut kemudian di ubah kpd makna lain.itu akan membawa kpd kefahaman yg meleret2.sperti mana yang di tafsirkan dlm surah al imran ayat 7..wallahualam bissawab
Sama seperti memahami bismillahirrahmanirahim. Yang maha pemurah, yang maha mengasihani. Semua faham tanpa takwil, tanpa sama kan macam makhluk
terima kasih kapten atas ilmu yang bermanfaat ini.
Alhamdulillah. Terbaik captain.
Penjelasan yg penuh ilmu , bukti dan fakta spt ni akan menenggelamkan guruguru bidaah dan mereka tak boleh cari makan dan ilmu kalam dan takwil mereka e.g Allah ada di mana mana ! akan masuk longkang.
Tahniah Kapten !
Ya...memang...guru2 bidaah tu hanya bimbang miss syoru dan tak masyuk
Terima kasih capten penerangan yg sgt berguna dn bermanfaat bg sy
Allah hu somad ,kepada allahla segalanya bergantung ,arsy Dan apa saja yg ada dibawanya arsy itu semua termasuk semua manusia ,malaikat ,haiwan ,tumbuhan Dan jin,semua itulah yg bergantung kepada Allah ..sedangkan Allah tidak perlukan makluk ,Allah berdiri sendiri, Allah sudah ada sebelum semua makluk tadi diciptakan ,qul hu Allah hu Ahad ,Allah hu somad , lam yalid wa lam yulad,walam yaqullahu kufuan ahad ,Dan tidak ada yg menyerupainya..tanam diotak kita ini insyaallah , biar tidak konfius ..saya setuju dengan ustad pilot ini ,terimakasih atas petunjuk yg benar.
Jika sy pilih surah Al-Anbiya 22 dn 23.. mula Allah mceritakan Arash nya, kemudian Allah tutup ayat tu,"ia janga di tanya sedangkan merekalah yg akan di tanya kelak..kepada mereka jangan ditakwil,jangan dibayang,jangan diubah,jangan imagine.. Allah dah tutup ayat tu.
Alhamdulillah, terbaiklah captain👍👍👍👍👍
Alhamdulillah...penerangan yg jelas, tqvm captain
Alhamdulillah ustaz..phm n trime kseh byk2 ye ustaz..trbaek..
Jangan membayangkan bagaimana Sifat Allah Ta’ala. Cukup beriman sahaja
ruclips.net/video/XDHv4QDmAKg/видео.html
alhamdullillah capt lebih mudah paham , sy rasa yg paling selamat Allah d atas aras/langit full stop . kalo takwil takwil ni more complicated i think
ruclips.net/video/Li6Cl6JGx-Q/видео.html
Bab akidah jgn salah ambil paham dr org yg bukan ahli.Salah pegang buruk padahnya...byk lg tuan2 guru yg boleh di rujuk.
@@le-q2501
ruclips.net/video/D9J8PHFjhIM/видео.html
ruclips.net/video/HWJpWBP1iIg/видео.html
ruclips.net/video/Z2Q3JoqVZ5s/видео.html
@@le-q2501 semoga Allah berikan petunjuk kepada anda
Aqidah yang mashur adalah mangikut jumhur ulamak yaitu aqida as,ariah yang mengatakan Allah tidak bertempat .titik jangan buat penapsiran lagi,kerana yang namanya tempat,pasti mahluk sekalipun arsistawa,arsistawa telahpau dipahami oleh jumhur ulamak adalah keluasan pengetahuanNya bukan tampat Tuhan. Allahuaklam bissawab,
Penerangan yg jelas
Benarlah firman Allah swt yang maha Agong..
Kalau Allah katakan diri Nya bertempat di Arasy, kenapa manusia mempersoalkan?..Manusia tahukah dan pernah sampai Arasy.
Terbaik kapten.. teruskan dakwah salaf. Saya pegang aqidah salaf tanpa takwil ayat musyabihat.
Hidayah dan taufik hanyalah milik Allah.
Alhamdulillah
Iktikad pengangan kena mutlak di hati atau jazam,Allah tidak serupa dgn makhluk,dh pegang gigit die,dh x bleh bersangka sangka beristiwa Allah bersemayam lah ikut die bersemayam lah itu ini lah,jadi mengelirukan maka bleh kufur ade nya tidak serupa dgn makluk pegang yg ni,sudah istiwa itu x tahu maknanya atau balikan pada zatnya atau sifatnya.
Siapa yg bersangka sangka Allah beristiwa? Allah sendiri yg kata dia beristiwa di arasy.. adakah Allah berbohong tentang dirinya.. adakah kamu yg lebih mengetahui tentang Allah dari Allah sendiri..
Allah juga menyatakan ia tak serupa dgn sesuatu....al ikhlas
Tidak di atas tidak di bwh tdk di kiri dan kanan....
Dan ada ayat lain dlm al quran Allah sentiasa bersama kamu walau di mana kamu berada.
Jadi nk pengang yg mana satu?semuanya dari al quran...
Bab akidah dgr lah dr guru yg betul.
Silap.pegang buruk padahnya...
Sekadar berpesan pesan kepada saudara
ruclips.net/video/Li6Cl6JGx-Q/видео.html
@@le-q2501 sudah tengok video yang saya bagi? Kalau belum tengok tidak mengapa, ada video yang lain
@@le-q2501
ruclips.net/video/Iwh2UZdtCCo/видео.html
ruclips.net/video/UIfbqKuuO9Y/видео.html
Allah bersama kamu, itu sah diriNya. Dikatakan hnya dgn ilmuNya itu andaian juga.
Assalamualaikum kapten, apa status hadith dari Saidina Ali mengatakan Allah di atas arasy untuk menunjukkan kuasanya bukan bersemayam?
Masalah manusia ni dia suka fikir apa yang dia TAK MAMPU. Allah bercakap dalam bahasa arab untuk Al Quran. Translation yang paling tepat ialah translation orang yang fasih dalam bahasa Arab DAN bahasa Melayu. Jika orang tu kata bersemayam, bersemayamlah. Kalau orang tu kata Meninggi, meninggilah. Kalau takut sangat perkataan Istiwa' sebenarnya takde perkataan yang sesuai di dalam bahasa Melayu, maka cakap Istiwa' lah. No hal. Tapi kena yakinlah Allah beristiwa' di atas arasy. Sebab Allah yang cakap macam tu. Masalah dengan manusia ni dia nak jugak fikir macam mana istiwa' tu berlaku, Allah perlukan arasy ker kalau sebut macam tu, dah kalau sebelum adanya arasy Allah beristiwa' atas mana, macam2 lagilah dia fikir.
Dah tau kita confirm bodoh kalau nak dibandingkan dengan Allah, nak jugak fikir perkara yang tak mampu kita fikir. Amik jer apa yang Allah sebut, dan teruskan kehidupan.
Allah..diluar jangkauan Akal...😉✌WalLAHHua'lam..
kapt, mcmne cara nk rujuk tafsir ibnu Katsir secara apps ? ada tak apps atau link yg mudah utk dirujuk tafsir ibnu Katsir ni?
Nabi dan sahabat ada bincang ke ttg istawa' ni? Ada ke hadis² menerangkan istiawa'?
Mmg tkde sbb bila turun ayat Allah istawa atas arasyh para sahabat memahami dan tidak bertanya mcm mane Allah istawa tuh. Itu maksudnya para ii sahabat beriman dgn apa yg Allah mengkhabarkan diri NYA
36:34 Zzzz...Zzzz...Zzzz... ... tang tu yang paling 'sempoi' tu. Whatever it takes, just keep it up Captain!
Kapten punya intro tu takleh tahan hahaha.
Dari hari tu nampak macam kuat kempen X50, macam nak beli je tu kapten 😅
Tq.kapten...
Konsep Tauhid Islam yang di ajar oleh Rasullulah s.a.w amat mudah difahami tapi mengapa umat Islam itu sendiri yang membelenggu dan menyulitkan.... Terima seadanya apa yang difirman oleh Allah tanpa perlu mempersoalkan dan membandingkan menurut ilmu manusia. Hanya Allah yang maha mengetahui apa yang difirmankan nya kepada rasulnya. Bersemayam nya ALLAH adalah menurut apa yang selayaknya bagi ALLAH tuhan semesta ALLAH. Tidak sepatutnya kita manusia membandingkan bersemayamnya ALLAH menurut pandangan ilmu manusia itu sendiri. Itu adalah lebih selamat. ALLAH tidak akan mempersoalkan kefahaman manusia tentang maksud firman nya " bersemayam" diakhirat nanti tapi ALLAH akan persoalkan tentang TAQWA kita kepadanya. Allahualam.
Sokong 100%..
Kapten, boleh bagitahu x Ulama salaf yg bagi makna istawa tu meninggi, sbb ada yg kata makna istawa tu duduk, ada yg kata menguasai....
@ FAKTA: SEPAKAT ULAMAK TENTANG DIMANA ALLAH
1- Kata Ijma’ Ulama
‘Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata aku diceritakan dari Sa’id bin ‘Amir Adh Dhuba’i bahwa ia berbicara mengenai Jahmiyah. Beliau berkata,
الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء
“Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui bahwa Yahudi dan Nashrani serta agama lainnya bersama kaum muslimin bersepakat bahwa Allah ‘azza wa jalla menetap tinggi di atas ‘Arsy. Sedangkan Jahmiyah, mereka katakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun.”
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 157 dan Mukhtashor Al ‘Uluw, hlm. 168)
2- Sepakat Ulama Madzhab
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”
(Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.
(Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”
(Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
3- Didukung oleh 1000 Dalil
Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) berkata,
قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ ” أَلْفُ دَلِيلٍ ” أَوْ أَزْيَدُ : تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ . وَقَالَ غَيْرُهُ : فِيهِ ” ثَلَاثُمِائَةِ ” دَلِيلٍ تَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ
“Sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini.”
(Majmu’ah Al-Fatawa, 5: 121)
Yang namanya ijma’ atau kata sepakat ulama seperti yang kami nukilkan sudah menjadi dalil kuat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru.
Karena disebutkan dalam hadits,
إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ
“Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.”
(HR. Ibnu Majah no. 3950)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
yg mninggi tu dlm tafsir tabbari rasanya kot..dh lupa2 ingt..blh rjuk pnerangan imam tabbari mcm mna
yg kata mnguasai ni pula Mutazillah..dan tafsiran itu yg dpgang oleh Asyairah..
yg kata dduk aku xtau..
@@kopitanpasaringan481 bagi bukti yg kata menguasai ni muktazilah...ada sumber dr kitab x?
🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉
@@kopitanpasaringan481 lll
Kereta dicipta oleh pakar2 dlm bab kereta.. Bab agama plak di main2 oleh yg bukan ahli nya..
Ada kah sebab Ust Capt Hafiz [ seorang Pilot bukan Ulamak ] X pakai jubah dan serban maka di konklusikan sbg bukan ahlinya ? Namun gaya penyampaiannya amat mudah di fahami.....
Ini lah bezanya orang yg Sekolah dgn Orang Yg TAK SEKOLAH ...apa lg nak faham ayat2 Tamsilan dan Ibarat .Hilang desiplin ilmu apa lagi hal2 Hakikat .
Allah Mujud Bi La Makan ..
Mahasuci Allah dari Megambil TEMPAT ...dimensi dan Jarak ..
Ini lah basis
Bahwa seluruh Arasy Langit dan Bumi Semua nya Dalam Genggaman Allah ..
Rasulullah sebut Demi Allah yg jiwaku dlm Genggaman nya
JANGAN FAHAM ERTI HARFIAH saja .
FAIL ...Aqidah Mukmin tu..
Pencinta bidaah memang kreatif membuat soalan bidaah, cth, Kalau Allah bersemayam di atas Arasy jadi Arasy besar atau Allah besar?, sebelum Arasy wujud, Allah bersemayam di mana?
Dia lah yang menjadikan untuk kamu segala yang ada di bumi, kemudian Ia menuju dengan kehendakNya ke arah langit, lalu dijadikannya tujuh langit dengan sempurna; dan Ia Maha Mengetahui akan tiap-tiap sesuatu.
(Al-Baqarah 2:29).............................Lain yg tuhan sampaikan lain pula semua manusia terutama ulamak menafsirkan ayat itu dgn hanya NAFSU mereka. Ayat itu sebenarnya ayat FALSAFAH atau ayat PERUMPAMAAN dan Mutasyabihat yg membuat ramai manusia salah menafsirnya. Renong baik2 "kearah langit" dan "7 langit" APA MAKSUD??? Mr.Pilot juga SALAH PENYAMPAIANNYA.
KEY WORDS 7 langit, renong baik2. Mereka yg diberi Hidayah sahaja yg dapat takwil ayat itu. Dan kesemua kitab2 Tafsir dan Hadis yg direkodkan pada zaman pemerentahan Bani Ummaiyah ADALAH MENYELEWENG!!!
Asyaairah tidak sandarkan aqidah dgn ayat2 mutasyabihat. Bahkan menjauhi dari berbahas tentangnya. Kalau bukan sebab wujud kelompok yg membayangkan istiwa nya Allah itu mcm mana, Asyaairah takkan takwil pun ayat2 ni. Sepakat para Ulama Asyaairah jalan tafwidh adalah yg paling selamat. Takwil hanya wujud atas keperluan zaman dan bukan utk mengubah makna ayat seperti yg video ni dakwa. Utk makluman, perkataan Istiwa juga digunakan utk Nabi Musa (Alqasas : 14). Dlm ayat ni maksud istiwa ialah 'matang'. Jelas istiwa sebenarnya ada banyak maksud. Yg kita gi pilih maksud yg ada risiko tasybih tu kenapa?
Sahabat2 jgn lah kita sibukkan diri bahas dalam ayat2 mutasyabihat. Ulama dah selesaikan masalah ni lama dulu dah. Ayat2 muhkamat jelas menyatakan Allah bersifat dgn segala sifat kesempurnaan. Kita pegang itu je cukup. Sy rasa kita semua sepakat bab tu. Bersatu lah jgn kita berbalah.
@Anwar Jaafar Terima kasih tuduh sy berbohong. Kalau tuan ada basic bahasa arab dh tentu tuan tak akan kata begitu. Sy doakan kita sama2 tambah ilmu dlm agama dan tambah adab dalam berkata2. Sy pun cetek ilmu. Tak layak utk sy ajar tuan jadi terpulanglah jalan yg mana yg nak dipilih.
Rujuk Tafsir Ibnu Katsir Surat Al-A'raf, ayat 54 Mengenai firman Allah Swt. yang mengatakan: Lalu Dia beristiwa di atas Arasy
Sehubungan dengan makna ayat ini para ulama mempunyai berbagai pendapat yang cukup banyak, rinciannya bukan pada kitab ini. Tetapi sehubungan dengan ini kami hanya meniti cara yang dipakai oleh mazhab ulama Salaf yang saleh, seperti Malik, Auza'i, As-Sauri, Al-Lais ibnu Sa'd, Asy-Syafii, Ahmad, dan Ishaq ibnu Rahawaih serta lain-lainnya dari kalangan para imam kaum muslim, baik yang terdahulu maupun yang kemudian. Yaitu menginterpretasikannya seperti apa adanya, tetapi tanpa memberikan gambaran, penyerupaan, juga tanpa mengaburkan pengertiannya. Pada garis besarnya apa yang mudah ditangkap dari teks ayat oleh orang yang suka menyerupakan merupakan hal yang tidak ada bagi Allah, mengingat Allah Swt. itu tidak ada sesuatu pun dari makhluk yang menyerupai-Nya. Allah Swt. telah berfirman: Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat, (Asy-Syura; 11)
Bahkan pengertiannya adalah seperti apa yang dikatakan oleh para imam, antara lain Na'im ibnu Hammad Al-Khuza'i (guru Imam Bukhari). Ia mengatakan bahwa barang siapa yang menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya, kafirlah dia. Barang siapa yang ingkar kepada apa yang disifatkan oleh Allah terhadap Zat-Nya sendiri, sesungguhnya dia telah kafir. Semua apa yang digambarkan oleh Allah Swt. mengenai diriNya, juga apa yang digambarkan oleh Rasul-Nya bukanlah termasuk ke dalam pengertian penyerupaan. Jelasnya, barang siapa yang meyakini Allah sesuai dengan apa yang disebutkan oleh ayat-ayat yang jelas dan hadis-hadis yang sahih, kemudian diartikan sesuai dengan keagungan Allah dan meniadakan dari Zat Allah sifat-sifat yang kurang, berarti ia telah menempuh jalan hidayah.
@Anwar Jaafar MasyaAllah perkataan Istiwâ mastawa adalah dari kata asal/root word yg sama. Belajar lah bhs Arab, nasib baik sy baru juga blajar nahwu dan sharaf, dpt juga sedikit ilmu....
Kamu fekah pakai syafie,akidah pakai Asyaariah,bab akhlak paksi Ghazali....apa imsm syafie tiada akidah dan akhlak sendiri ke....cuba awak fikir baik2....kamu sebok kats mazhab syafie tapi.........
@@SamSung-tv8vd MasyaAllah tipis sungguh ilmu awak dlm bab2 ini. Minta maaf lah, Ulama2 kami Ahli Sunnah Waljamaah sudah sepakat Salafi Wahabi keluar dari ahli sunnah waljamaah. Tidak perlu kita jawab soalan 2 mereka yg merapu ni. Biarlah yg ahli menjawab nya. Syukurlah kami dpt guru2 yg betul iqtiqad dan ilmu nya. Kpd yg lain kita nasehat, jika mereka degil juga, biarlah mereka dgn kedegilan mereka. Allah pun Maha Mengetahui segala nya. Semoga Allah memberi hidayah dan tetapkan kami dlm hidayah nya. Aamin ya Allah..
org melayu memang tak tahu Allah di arash sebab guru2 lama tak faham bahasa arab dan tidak dapat tadabbur Quran...mereka juga tak jumpa cara baca dan faham Quran dengan baik...dulu guru ugama seperti tidak ada rotan akar pun berguna....kita mesti bersyukur dengan nikmat yg ada sekarang...mudah bagi kita untuk belajar ugama dengan cepat dan tepat....terima kasih pada guru2 kaum muda yg lebih bersifat terbuka dlm menyampaikan ilmu ...bagi guru kaum tua pula saya harap janganlah tangguh2 untuk berpidah ke ajaran islam sebenar dan ajak semua anak murid didik sama2 kembali kepada islam sebenar
Maaf tuan "Yudabbirul amra bukan amru" ayat Al-Quraan baris diubah makna turut berubah..
Ulama x percaya khasiat MADU LEBAH...PENAWAR SEGALA PENYAKIT...DLM AL QURAN SURAH LEBAH ALLAH SWT PERJELASKAN...masa wabak ni nape x rujuk AL QURAN...x percaya ciptaan ALLAH Swt bkn ke sesat atau kafir....kata AL QURAN panduan orang2 islam....
Roh kt mna ?
soalan ko ni xtumpah mcm soalan org yahudi kpd nabi..Allah sdhpn mjwb soalan ko ni dlm surah al isra'..bacalh dn ambil iktibar..
Macam nie lah...letakan diri kamu dimakam para wali para mukorrobin....diatas kamu Allah...dibawah kamu manusia termasuklah para ulamak para ustaz orang islam orang kafir mahaguru dan sebagainya....kamu lihat kebawah...kamu akan dapati manusia itu suka mencipta tuhan mereka...contoh orang yahudi kata uzir anak tuhan orang kristian kata jusus anak tuhan...orang hindu kata tuhan dia beribu....begitu juga orang islam ...suka mencipta allah mereka lalu mereka beriman dan menyembah allah yg mereka cipta...kalau nak tau tanya mereka dimana Allah...ada yg berkata....1 . Allah tidak bertempat....2 . Allah diatas arash....3 . Allah ada dimana mana....4. Allah ada dihati ...semuanya mengemukakan dalil...ada yg dari alquran...ada yg daei hadith....ada yg memperbuat perbandingan....namun...DIMANAKAH ALLAH YG SEBENARNYA BERADA......TIADA ULAMAK YG TAU...KECUALI ORANG ORANG DI BERITAHU...GULONGAN 1.YG ALLAH TAK BERTEMPAT TAK BOLEH PAKAI....GOLONGAN 2. ALLAH ISTEQWA DI ARASH PUN TAK BOLEH PAKAI ....Sebab kamu takwil ..ayat Allah bersama kamu dimana kamu berada...itu belum lagi ayat dia yg awal dan yg akhir dan yg zahir dan yg batin...belum lagi ayat dia lebeh hampir dari urat leher manusia...kalau kamu berdua dia yg ketiga...Allah mencipta sesuatu dari pada sesuatu...kamu takwil ayat sedangkan para wali para mukorrobin tidak lansung menakwil walau satu ayat pun. ....gulongan ketiga allah ada dimana mana ..apabila ditanya adakah allah kamu berada didalam lubang jamban...jawapnya tidak...tak sahlah dakwaanya...golongan 4. Tak payah cerita....KALAU KAMU BOLEH TIDAK TAKWIL AYAT ALQURAN BARULAH KAMU BOLEH MENGENAL ALLAH....SELAGI KAMU TAKWIK ATAU UBAH AYAT ALLAH MENGIKUT SELERA KAMU SELAGI ITULAH KAMU TIDAK AKAN MENGENAL ALLAH...kamu ambil sebahagian dari alquran...yg sebahagian lagi kamu ubah mengikut selera kamu....kamu fikir Allah itu bodoh...kamu lebeh pandai dari Allah...itu sebab kamu ubah perkataan Allah....kalau kamu tak faham tanya Allah...sembahyang malam sembahyang hajat...supaya Allah bagi kamu hidayah...tapi macam mana diri kamu belum bersedia menerima hidayah...
bang..tntng ayat yg awal akhir batin zahir..yg urat leher tu apa smua..tu dri segi ilmu..bkn zat..
bgni la bang..bca dlu tafsir ayat tu tntng apa..jgn tafsir ikut kfahaman sndiri..ada bbrpa kitab tafsir yg mutabar..ada tabbari ada qurtubi..
Golongan ilmu kalam yg mengenali Allah dgn takwilan dan akal semata.. jika x sesuai dgn akal mereka mereka tolak dalil Al-Quran dan hadis nabi saw.. makhluk pertama yg guna akal utk menilai dalil adalah iblis yg mengaku dia lebih baik dari Adam yg di cipta dari tanah sedangkan dia di cipta dari api.. sedangkan Allah sebut dlm surah tin Allah ciptakan manusia dgn sebaik baik kejadian...
Bermakna Iblis xpakai akal, xtahu beza perintah TUHAN dengan perintah sendiri, jikalah mereka berakal? hanya orang2 beriman sahaja yang gunakan gunakan akal, mengikuti Nabi saw yang sempurna akal, yang memikirkan hari akhirat.
Apa bila Kaldai dah pandai baca Kitab begitu lah hal nya.
Tlg tafsir drpd tiada kpd ada... kalau drpd tiada kpd ada pun tak boleh nak tafsir...
12/7/2023
ALQURAN diturunkan untuk MANUSIA, menggunakankan bahasa manusia, menggunakan ISTILAH2 yang mudah di fahami oleh manusia, sifat2 yang di fahami oleh manusia, jikalah ALQURAN itu diturunkan kepada IKAN, tentulah dengan bahasa2 IKAN, sifat2 ikan, istilah2 yang di fahami ikan, jadi yang tepatnya ALLAH, TIADA YANG SERUPA DAN SEBANDING DENGANNYA, faham capt?
Dah byk captain sebut tiada yg serupa tu.
@@anuarbin Cuba tanya capt, jika ALQURAN diturunkan untuk IKAN, boleh ke ikan faham BERSEMAYAM itu apa?
@@anuarbin Jikalah ALQURAN diturunkan kepada POKOK2 , agaknya apa ayat nak bagi pokok faham bahwa untuk gambarkan ,ALLAH SWT MAHA BERKUASA, MAHA MENGUASAI MAHA SEMPURNA , nak ganti kata BERSEMAYAM , TANGAN yang pokok xfaham? CUBA CAPT JAWAB?
@@jagoori4148 BERSEMAYAM tu bahasa ikan ka?
@@joelkifla3122 Dalam dunia ikan dan pokok xda istilah berkuasa itu bersemayam, ikan dan pokok tidak berkuasa dan BERSEMAYAM, istilah itu tidak di fahami ikan dan pikok, oleh kerana ALQURAN untuk manusia fahami, istilah MENGUASAI dalam bahasa manusia adalah bersemayam, ALLAH gunakan istilah manusia supaya kamu faham.
Kereta proton d reka oleh ahli nye..
Tp agama y bkn ahli nye memadai2
Part mana yang dia memandai mandai ..
Manusia hanya dapat merasakan Manis nya ..Madu. tapi manusia tidak dapat membuktikan ' Manis Madu ' itu..bagaimana bentuk wujudnya..
Boleh dicirikan dgn sains. Tapi kalau wujudkan sebagai benda tak bolehlah. Macam panas.
@@anuarbin Melihat Allah..dgn ' Qalbu ' dgn Rasa...iya kan?
Apabila ' Qalbu ' sudah melihat,mengenal Allah..tiada lagi soalan ttg Allah..yg ada cuma Jawapan..dari KeSadaran 'Qalbu ' itu..😉iya kan..?
@@truthvsfalsehood3924 Xde rasa boleh lihat Allah dgn qalbu pun. Saya nak jawab pasal manis madu tu je.
@@anuarbin Qalbu..' melihat@ mengenal' Allah dgn RASA..tidak seperti melihat Allah dgn Mata Kasar..itu MUSTAHiL..kan?seperti Mustahilnya..Melihat MANiS pd Madu..dgn mata kasar..😉✌
Ok le tu Pak Ostad.. Cumanya nk bgtau, Al Quran tadak kaitan pun dgn Ibn Katsir...memandai mandai le plak Ibn Katsir decode Al Quran...kan dah jadi mengarut? ...sbb tu la byk perselisihan berlaku di akhir zaman...
Al Quran tadak mention pun Ahli Sunnah wal Jamaah...camno bole dikatakan akidah dah betul tegak tanpa bengkok Pak Syeikh?
Jalan Lurus yg dijamin Terpelihara dan takkan disesatkan oleh Iblis ada di dlm Syorga aje... cer Pak Syeikh tunjuk kalau Pak Syeikh org yg celik?
atau
.
Pak Syeikh tak sedo tgh berdengkur lama di alam barzakh...Pak Syeikh ohh Pak Syeikh....tido puas puas sebelom dibangkitkan Satu Hari Masa Tuhan...sikit masa lagi..
(Al An'aam, 67)
hahahaha.
Arab lagi
Cukup je time, Arab akan dpt le sebuah Kitab Sijjiin sorang satu ... sabo ye...time is counting.
hahaha
Buli ka kalo ust spiking omputi kasi terjemah juga ckp melayu..sy ni budu dn sy tgk kwn2 sy pun lagi budu dr sy ni..kesian dorang..budu ba dorg ni..
Jika ditafsirkan semayam spt raja manusia semayam disinggahsana mmg kafir fahamannya
Akhir zaman.. Al quran di tafsir ikut pale otak sendiri.. Tanpa berguru..
@ FAKTA: SEPAKAT ULAMAK TENTANG DIMANA ALLAH
1- Kata Ijma’ Ulama
‘Abdurrahman bin Abi Hatim berkata, ayahku menceritakan kepada kami, ia berkata aku diceritakan dari Sa’id bin ‘Amir Adh Dhuba’i bahwa ia berbicara mengenai Jahmiyah. Beliau berkata,
الجهمية فقال هم شر قولا من اليهود والنصارى قد إجتمع اليهود والنصارى وأهل الأديان مع المسلمين على أن الله عزوجل على العرش وقالوا هم ليس على شيء
“Jahmiyah lebih jelek dari Yahudi dan Nashrani. Telah diketahui bahwa Yahudi dan Nashrani serta agama lainnya bersama kaum muslimin bersepakat bahwa Allah ‘azza wa jalla menetap tinggi di atas ‘Arsy. Sedangkan Jahmiyah, mereka katakan bahwa Allah tidak di atas sesuatu pun.”
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 157 dan Mukhtashor Al ‘Uluw, hlm. 168)
2- Sepakat Ulama Madzhab
Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad semuanya bersepakat bahwa Allah menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya.
Imam Abu Hanifah mengatakan dalam Fiqh Al-Akbar,
مَنْ اَنْكَرَ اَنَّ اللهَ تَعَالَى فِي السَّمَاءِ فَقَدْ كَفَرَ
“Barangsiapa yang mengingkari keberadaan Allah di atas langit, maka ia kafir.”
(Lihat Itsbatu Shifat Al- ‘Uluw, Ibnu Qudamah Al Maqdisi, hlm. 116-117)
Imam Malik bin Anas mengatakan,
اللهُ فِي السَّمَاءِ وَعِلْمُهُ فِي كُلِّ مَكَانٍ لاَ يَخْلُوْ مِنْهُ شَيْءٌ
“Allah berada di atas langit. Sedangkan ilmu-Nya berada di mana-mana, segala sesuatu tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al- Ghaffar, hlm. 138)
Diriwayatkan dari Yahya bin Yahya At Taimi, Ja’far bin ‘Abdillah, dan sekelompok ulama lainnya, mereka berkata, “Suatu saat ada yang mendatangi Imam Malik, ia berkata: “Wahai Abu ‘Abdillah (Imam Malik), Allah Ta’ala berfirman,
الرَّحْمَنُ عَلَى الْعَرْشِ اسْتَوَى
“Allah menetap tinggi di atas ‘Arsy.” (QS. Thaha: 5). Lalu bagaimana Allah beristiwa’ (menetap tinggi)?” Dikatakan, “Aku tidak pernah melihat Imam Malik melakukan sesuatu (artinya beliau marah) sebagaimana yang ditemui pada orang tersebut. Urat beliau pun naik dan orang tersebut pun terdiam.” Kecemasan beliau pun pudar, lalu beliau berkata,
الكَيْفُ غَيْرُ مَعْقُوْلٍ وَالإِسْتِوَاءُ مِنْهُ غَيْرُ مَجْهُوْلٍ وَالإِيْمَانُ بِهِ وَاجِبٌ وَالسُّؤَالُ عَنْهُ بِدْعَةٌ وَإِنِّي أَخَافُ أَنْ تَكُوْنَ ضَالاًّ
“Hakekat dari istiwa’ tidak mungkin digambarkan, namun istiwa’ Allah diketahui maknanya. Beriman terhadap sifat istiwa’ adalah suatu kewajiban. Bertanya mengenai (hakekat) istiwa’ adalah bid’ah. Aku khawatir engkau termasuk orang sesat.” Kemudian orang tersebut diperintah untuk keluar.
(Lihat Al-‘Uluw li Al-‘Aliyyi Al-Ghaffar, hlm. 378)
Inilah perkataan yang shahih dari Imam Malik. Perkataan beliau sama dengan robi’ah yang pernah kami sebutkan. Itulah keyakinan Ahlus Sunnah.
Imam Syafi’i berkata,
القول في السنة التي أنا عليها ورأيت اصحابنا عليها اصحاب الحديث الذين رأيتهم فأخذت عنهم مثل سفيان ومالك وغيرهما الإقرار بشهادة ان لااله الا الله وان محمدا رسول الله وذكر شيئا ثم قال وان الله على عرشه في سمائه يقرب من خلقه كيف شاء وان الله تعالى ينزل الى السماء الدنيا كيف شاء وذكر سائر الاعتقاد
“Perkataan dalam As Sunnah yang aku dan pengikutku serta pakar hadits meyakininya, juga hal ini diyakini oleh Sufyan, Malik dan selainnya : “Kami mengakui bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah. Kami pun mengakui bahwa Muhammad adalah utusan Allah.” Lalu Imam Asy Syafi’i mengatakan, “Sesungguhnya Allah berada di atas ‘Arsy-Nya yang berada di atas langit-Nya, namun walaupun begitu Allah pun dekat dengan makhluk-Nya sesuai yang Dia kehendaki. Allah Ta’ala turun ke langit dunia sesuai dengan kehendak-Nya.” Kemudian beliau rahimahullah menyebutkan beberapa keyakinan (i’tiqod) lainnya.
(Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 123-124)
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanya, “Apa makna firman Allah,
وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنْتُمْ
“Dan Allah bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. Al-Hadid: 4)
مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ
“Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dia-lah keempatnya.” (QS. Al-Mujadilah: 7)
Yang dimaksud dengan kebersamaan tersebut adalah ilmu Allah. Allah mengetahui yang ghoib dan yang nampak. Ilmu Allah meliputi segala sesuatu yang nampak dan yang tersembunyi. Namun Rabb kita tetap menetap tinggi di atas ‘Arsy, tanpa dibatasi dengan ruang, tanpa dibatasi dengan bentuk. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Kursi-Nya pun meliputi langit dan bumi.”
Diriwayatkan dari Yusuf bin Musa Al Ghadadiy, beliau berkata,
قيل لأبي عبد الله احمد بن حنبل الله عز و جل فوق السمآء السابعة على عرشه بائن من خلقه وقدرته وعلمه بكل مكان قال نعم على العرش و لايخلو منه مكان
Imam Ahmad bin Hambal pernah ditanyakan, “Apakah Allah ‘azza wa jalla berada di atas langit ketujuh, di atas ‘Arsy-Nya, terpisah dari makhluk-Nya, sedangkan kemampuan dan ilmu-Nya di setiap tempat (di mana-mana)?” Imam Ahmad pun menjawab, “Betul sekali. Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, setiap tempat tidaklah lepas dari ilmu-Nya.”
(Lihat Itsbatu Shifat Al-‘Uluw, hlm. 116)
3- Didukung oleh 1000 Dalil
Ahmad bin Abdul Halim Al-Harani (yang dikenal dengan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah) berkata,
قَالَ بَعْضُ أَكَابِرِ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ : فِي الْقُرْآنِ ” أَلْفُ دَلِيلٍ ” أَوْ أَزْيَدُ : تَدُلُّ عَلَى أَنَّ اللَّهَ تَعَالَى عَالٍ عَلَى الْخَلْقِ وَأَنَّهُ فَوْقَ عِبَادِهِ . وَقَالَ غَيْرُهُ : فِيهِ ” ثَلَاثُمِائَةِ ” دَلِيلٍ تَدُلُّ عَلَى ذَلِكَ
“Sebagian ulama besar Syafi’iyah mengatakan bahwa dalam Al-Qur’an ada 1000 dalil atau lebih yang menunjukkan Allah itu berada di ketinggian di atas seluruh makhluk-Nya. Sebagian mereka lagi mengatakan ada 300 dalil yang menunjukkan hal ini.”
(Majmu’ah Al-Fatawa, 5: 121)
Yang namanya ijma’ atau kata sepakat ulama seperti yang kami nukilkan sudah menjadi dalil kuat bahwa Allah berada di atas ‘Arsy-Nya, menetap tinggi di atas seluruh makhluk-Nya. Siapa yang menyelisihi akidah ini, dialah yang keliru.
Karena disebutkan dalam hadits,
إِنَّ أُمَّتِى لَا تَجْتَمِعُ عَلَى ضَلاَلَةٍ
“Sesungguhnya umatku tidak akan mungkin bersepakat dalam kesesatan.”
(HR. Ibnu Majah no. 3950)
Hanya Allah yang memberi taufik dan hidayah.
Dah mcm tak betul nampaknya.