Ibu Saya Korban "SALAH DIAGNOSIS" yang Fatal

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 сен 2024
  • Sudah dua kali Ibu saya mengalami salah diagnosis yang fatal, pertama tahun 2016 yang lalu, saat itu Ibu saya di-diagnosis mengidap demam berdarah padahal anemia plastik.
    Tahun ini hal serupa kembali terjadi, awalnya didiagnosis mengidap sinus tapi faktanya bukan sinus melainkan kanker Nasofaring.
    Dua kali mengalami kejadian seperti ini, saya berpikir bahwa memang harus ada yang dievaluasi dan dibenahi dalam sistem layanan kesehatan kita.

Комментарии • 2,3 тыс.

  • @ferryirwandi
    @ferryirwandi  Год назад +1948

    Kawan-kawan mohon doanya

    • @doktito
      @doktito Год назад +9

      Thahuurun insya Allah. Semoga dimudahkan Bang urusan2nya.

    • @alisetyabudidarma7446
      @alisetyabudidarma7446 Год назад +1

      Semoga Ibunya diberi kesembuhan amin 🤲

    • @dewindian9366
      @dewindian9366 Год назад +3

      Semoga dilancarkan ikhtiarnya, so sorry for what happened. Semoga diberikan kesehatan Tante

    • @dacoaster678
      @dacoaster678 Год назад +2

      Saya doakan yang terbaik bang. Kita sebagai anak pasti ingin kesembuhan, tapi Allah tau yang lebih baik.

    • @DwiPutra-hr7gm
      @DwiPutra-hr7gm Год назад

      Semangat untuk ibunya semoga cepat sembuh.
      Sama seperti ibu saya yg berjuang melawan kanker nasofaring selama 2 tahun terakhir, ditambah saat itu sedang pandemi kemudian ibu saya menjalani kemoterapi 6x dan radioterapi sebanyak 33x memang sangat berat bagi saya tapi harus tetap semangat diagnosanya pun sama awalnya berawal dari sinus saran saya untuk bang Ferry bisa minum herbal atau jus daun belalai gajah

  • @mctosima
    @mctosima Год назад +984

    kalau gw bisa berpendapat, kuncinya ada di metode diagnosa. Bukan karena dokternya atau skill dokternya. Gw warga negara indonesia yg tinggal di luar negeri sebagai peneliti, dan riset gw juga di bidang medis walaupun gw bukan klinisi. Rutinitas gw kerja di bidang medis termasuk in charge dengan dokter-dokter dan rumah sakit.
    Balik lagi ke diagnosa. Pasien yang datang dengan keluhan batuk, nyeri, demam dan disertai nyeri di leher, mungkin kalau di Indonesia, penegakan diagnosa akan dengan mudah dilakukan hanya dengan observasi biasa. Ditanya-tanya, dicek dengan stetoskop, tensi, dll. Lalu diagnosanya batuk berdahak karena infeksi.
    Tapi di tempat gw enggak. Pasien yang ngeluh batuk pun bisa sampai di x-ray, bahkan endoskopi. Penegakkan diagnosanya dilakukan dengan lebih komprehensif. Biaya berobat gratis karena ditanggung asuransi nasional, cukup bayar biaya administrasi.
    Jadi menurut gw, bukan karena dokternya lebih jago. Tapi karena ketersediaan alat, aksesibilitas, dan coverage dari insurance. Dokter disini mah enteng-enteng aja mau merujuk pasien untuk Xray, MRI, CT-Scan, dll. Wong biayanya ditanggung pemerintah. Pasien juga selow aja. Tapi mungkin enggak buat dokter di Indo, mereka ragu untuk merujuk ke metode assesment berbiaya mahal kalau memang penyakitnya "tampak" sepele.

    • @azir8825
      @azir8825 Год назад +15

      bang tanya tanya boleh ? saya cukup tertarik di bidang anda dan kebetulan mikir mikir untuk lanjut jadi klinisi

    • @piahadidjojo3119
      @piahadidjojo3119 Год назад +88

      saya setuju, karena diagnosis observasi biasa akan jauh hasilnya dengan pasien yang langsung dirujuk utk pemeriksaan penunjang seperti Xray, CT scan dan MRI. Di luar negeri akses ke pemeriksaan tsb lebih mudah, fasilitas lengkap ada di mana2 dan ngga perlu bayar. Di sini untuk CT scan aja udah habis jutaan. BPJS kadang ngga menanggung, atau menanggung tapi harus nombok. Jadi balik lagi, sistemnya yang harus diperbaiki dari atas ke bawah

    • @NoBody-kn2yv
      @NoBody-kn2yv Год назад +65

      Bpjs bisa rugi trilyunan klo baru batuk flu udah main ct scan 😂😂😂

    • @mctosima
      @mctosima Год назад +44

      @@NoBody-kn2yv Bener banget. Padahal bisa saja 1-2 % dari yang batuk itu sebenarnya punya diagnosa yang serius

    • @mctosima
      @mctosima Год назад +72

      @@piahadidjojo3119 Sepakat kak. Makanya saya berharap banget, sebenarnya BPJS kita itu harusnya ada paketan yang lebih mahal. Supaya orang-orang kaya yang pakai third-party insurance, bisa tergoda untuk bayar BPJS. Yang miskin juga terbantu.

  • @nandowitjaksono9471
    @nandowitjaksono9471 Год назад +712

    tidak heran kenapa memang orang-orang banyak lebih memilih pengobatan diluar negeri dibanding berobat disini

    • @RamaOshiLo
      @RamaOshiLo Год назад +72

      karena diindonesia pemikirannya masih mengutamakan CUAN bukan KEMANUSIAAN. dan itu berimbas dari kualitas pelayanan itu sendiri. otaknya pada tertuju ke BISNIS. jadi tak heran sih, kadang mau berobat diindonesia juga was was kalau emang sakitnya berat,mending langsung ke singapore/luar negeri yang memang sdh professional

    • @dacoaster678
      @dacoaster678 Год назад +38

      Diluar belum tentu bener juga ko, saya ada sepupu yang ketika di Arab tidak terdeteksi kanker tapi pulang di Indonesia ternyata ada kanker.

    • @muhasri1985
      @muhasri1985 Год назад +15

      Andaikan saya punya banyak Duit 😁 saya akan memilih Berobat ke Jepang atau Tiongkok sekalian 😂 minimal terdekat ke Malaysia atau Singapura 😁 this is Ridiculous 😂

    • @IzzamQalbie14
      @IzzamQalbie14 Год назад +7

      @@muhasri1985 aamiin bang, semoga punya duit

    • @raynaldyhimawan463
      @raynaldyhimawan463 Год назад +17

      ​​@@RamaOshiLokenapa bisa seperti itu. Itu bukti antara bahwa Indonesia belum makmur "ATAU" memang kebanyakan manusia manusia asli Indonesia serakah. Makanya cuan lebih penting dari pada kemanusiaan. Krn kebanyakan manusia di Singapore sudah makmur dan tidak serakah. Makanya angka korupsi rendah, dan kualitas SDMnya tinggi

  • @NgomonginUang
    @NgomonginUang Год назад +213

    Kami semua mendoakan untuk kesembuhan ibunda Ferry. 🙏

    • @PETIKTV
      @PETIKTV Год назад

      3:03 ternyata berobat ke dokter harus selektif juga 🤔
      pernah ada anggota keluarga yg #divonis umur tinggal 3 bulan.. btw, ternyata ada dokter yg spt itu.. mgknkah perlu dilaporkan ke #IDI?

  • @OppaHan
    @OppaHan Год назад +35

    Itulah kenapa pengobatan di Malaysia kaya malaka dan penang merupakan pilihan terbaik buat orang Indonesia yg ber doku gede, dan memang standard dari RS di dua kota tersebut terus ditingkatkan dan makin maju.. Ayah ku kena kanker prostat, pengobatan di penang pake laser sembuh ga di operasi ( di jakarta di suruh operasi tp kualitas hidup akan menurun karena resikonya sering ngompol, maka pergilah ke penang untuk cek/sec opinion) sampai di penang, Alhamdulillah di penang ternyata punya alat laser yg cuma ada 1 di asia tenggara, pengobatan juga ga sakit, dan beruntungnya lg semua di cover oleh asuransi

    • @williantowilliam4394
      @williantowilliam4394 Год назад +2

      Tolong info dokter dan di rs mana mas, kebetulan saya sedang mencari pengobatan utk prostat saya, thanks

    • @cahyaardhika5819
      @cahyaardhika5819 Год назад

      @OppaHan nama RS nya apa mas?

    • @OppaHan
      @OppaHan Год назад

      ​@@williantowilliam4394 Nama Rs: gleaneagle, dr: amir Shah...

    • @OppaHan
      @OppaHan Год назад

      @@cahyaardhika5819 Nama Rs: gleaneagle, dr: amir Shah... pastikan google dulu dan cari tau dokternya dulu, biar pasti..

    • @jeffthitus3553
      @jeffthitus3553 Год назад +1

      ​@@williantowilliam4394kalau di Penang itu biasanya di KPJ. Silahkan google. Sebab itu antara hospital ternama di negara kami

  • @RamaOshiLo
    @RamaOshiLo Год назад +240

    banyak sekarang dokter karbitan menurut saya, ini juga terjadi pada teman saya yang sudah tua, bukannya saya meragukan kualitas dokter diindonesia, tapi memang benar benar realita adanya, entah apa karena orang ingin banyak jadi dokter dengan jalur cepat karena ingin mendapat cuan saat lulus kuliahnya atau bagaimana, yang jelas ini sangat disayangkan sekali mengenai kesalahan diagnosa. singkat cerita teman saya sudah pernah mengalaminya, kasihan sih hampir 3 rumah sakit terkemuka pada saat itu, hasil diagnosanya sama, tapi diagnosa ke-4 dirumah sakit singapore akhirnya membuahkan hasil, tapi tak bertahan lama karena efek obat yang salah harusnya diagnosa lambung tapi pada saat itu diindonesia didiagnosa jantung. mungkin bertahan 3bulan saja. dan akhirnya teman saya meninggal dunia.
    saya berpesan dengan calon dokter indonesia, sangat dimohon kalau kalian belajar bukan karena niat buat menjadi dokter sesungguhnya dokter menolong manusia, mending jangan deh. saya tau kalian belajar itu nantinya ingin dapat penghasilan, tapi mohon untuk tekun dan bersikap professional dalam belajar juga bekerja nantinya. karena yang kalian tangani itu nyawa manusia, bukan robot/mesin. dan lagi sumpah jabatan yang kalian ucapkan itu juga bakalan dipertanggung jawabkan diakhirat nanti.

    • @widodoakrom3938
      @widodoakrom3938 Год назад +25

      Ya krn SDM rendah diterima di kuliahnya Aja Masih ada yg nyogok

    • @tomhanksact
      @tomhanksact Год назад

      @@widodoakrom3938 btul bang, waktu lalu aja ada yg masuk fakultas kedokteran tdk melalui tes tapi hsil titipan pjabat, dan rektor univ nyya di tangkap

    • @grafianadi
      @grafianadi Год назад +11

      @RamaOshiLo Salah diagnosa itu kynya jadi hal lumrah yg pasien mau tidak mau harus menelannya dng ikhlas, entah karena faktor pasien tidak punya banyak biaya, atau faktor sdm dokternya, atau memang teknologi kesehatan disini yg tertinggal. Tes yg dilakukan untuk mendeteksi suatu penyakit bisa dibilang minim, banyak penyakit yg hanya dapat dideteksi dini dng metode khusus, dan entah kenapa itu tidak dilakukan sampai pada akhirnya sudah terlambat, seperti selalu bergantung dari keluhan yg pasien sampaikan. Saya melihat sendiri pasien yg bahkan sampai wafatnya tidak diketahui apa jenis penyakitnya secara spesifik, dan keluarga pasien ya sudah diterima saja dng ikhlas.

    • @dimasprayoga6725
      @dimasprayoga6725 Год назад +2

      ​@@grafianadiya seharusnya tidak seperti ini, kalau dianggap lumrah dan pasien harus pasrah menerima berarti penikiran anda biner

    • @melatimelati1313
      @melatimelati1313 Год назад

      ​@@widodoakrom3938🤧

  • @gitakaraardhytama8213
    @gitakaraardhytama8213 Год назад +258

    Biasanya habis bang Ferry ngomong pasti ada sesuatu yg terjadi. Sekarang kita lihat sehabis konten ini apa yg terjadi. Segera sembuh untuk Ibunya, dan tetap semangat demi Ibu bang 😊

    • @soeseno7
      @soeseno7 Год назад +9

      Betul semoga para pemegang kekuasaan aware

    • @befinid
      @befinid Год назад +8

      Kalo aware sih bagus, kayaknya bakal marah2 dah 🤣

    • @kiwibear439
      @kiwibear439 Год назад +5

      @@befinid eh malah di somasi, kaya gugem wkwk, bukanya mikir malah balik marah, klo sampe itu terjadi, fix bukan cuman guru yg sdmnya rata2 rendah, dokter, aparat, apalagi pemerintahan, hemmm

    • @clay0726
      @clay0726 Год назад

      Paling diserang nakes indo

    • @clay0726
      @clay0726 Год назад +1

      ​@@kiwibear439iya bro, mereka semua kan produk pendidikan juga. Pendidikan di indo mau diukur pake parameter apapun secara rata2 emang sebegitu jeleknya.

  • @azzumarnazif2439
    @azzumarnazif2439 Год назад +342

    sebagai sesama penderita kanker, saya bersimpati bung. semoga Allah memberikan kesembuhan untuk ibu anda dan dimudahkan dalam menjalani pengobatan. Bung fery termasuk yang beruntung bisa memilih untuk berobat ke fasilitas kedoktran yang terbaik. sementara kami yang dibawah garis kemiskinan hanya pasrah dan bergantung dengan BPJS. yang menjadi beban bagi pasien kanker itu bukan saja biaya medis, tapi biaya hidup bagi pendamping dan bagi keluarga yang ditinggalkan di rumah.

  • @jackjrohthat
    @jackjrohthat Год назад +3

    Pernah ada yang bahas. Di luar negeri kenapa fasilitas kesehatan bisa maksimal? Karena pajak alkes dibuat ringan oleh pemerintah. Sedangkan di konoha, pajak alkes super tinggi, sehingga dibebankan ke pasien.

  • @merdiemahendra2573
    @merdiemahendra2573 Год назад +3

    Satu dokter bisa pegang 3 rumah sakit, 1 rumah sakit dokter juga menangani banyak pasien. Bukan dokter kita kurang pintar, tapi mengejar kuantitas bukan kualitas.

  • @iffanalif4435
    @iffanalif4435 Год назад +163

    Bang, mudah2an ibu cepat sembuh.
    Saya izin ingin share, karena ini di bidang saya. Saya bukan klinisi, tapi peneliti di bidang kanker. Dan memang betul, kanker merupakan penyakit yang sangat sulit dideteksi. Mostly, orang akan sadar telah mengidap kanker setelah stadium 3 atau lanjut. Dlm kasus abang, memang saya menyayangkan diagnosis dokter yang berulang kali salah, tetapi itu memanglah kemampuan teknologi diagnosis di kebanyakan rumah sakit di Indo. Sangat disayangkan memang, tapi begitulah keadaannya. Jarang sekali ada rumah sakit yang fleksibel dalam menerapkan teknologi diagnosis dan terapi yang masih "based on research", karena belum punya "protokol tetap". Inilah yang menjadi alasan kenapa rumah sakit di luar, termasuk malaysia di tempat abang saat ini, lebih baik. Salah satu teknik diagnosis kanker yang sudah sangat maju, berdasarkan molekuler, seperti diagnosis miRNA dengan PCR sebagai penanda kanker menggunakan "liquid biopsy". Ini sudah diterapkan di beberapa rumah sakit yg bekerja sama dg univ tertentu, tp belum tersebar luas. Namun di malaysia, ini sudah menjadi standar baku analisis kanker.
    Jadi wajar saja, rumah sakit yg abang pernah periksa, cek hanya darah rutin, penanda kanker saja cuma CEA, lalu rontgen saja, atau bahakn hanya berdasarkan gejala pasien. Itu tidak akan cukup utk menemukan bahwa pasien itu ternyata mengidap kanker. Karena kanker sendiri, pasti akan berujung pada banyak gejala yg muncul, termasuk anemia aplastik/sinusitis akibat nasofaring.
    Msh banyak lagi teknik diagnosis yang ada utk deteksi kanker, saya tidak bisa sebutkan semua, saya hanya ingin share, begitulah keadaan pelayanan kesehatan di Indonesia. Sangat miris. Dokter hanya menganut protokol dan tidak berani mengaplikasikan hal yang baru. Protokol dibuat oleh orang luar, dan akhirnya dokter hanya berperan sebagai "pelaksana protokol" tanpa ada inovasi. Padahal peneliti Indonesia banyak menyumbangkan sumbangsih utk kemajuan fasilitas kesehatan, namun memang masih "based on research" dan dokter belum dapat menerapkannya. Saya hanya share dari segi satu dua hal saja disini, mgkn msh banyak faktor lainnya, seperti infrastruktur, biaya, SDM dll. Mudah2an RS serta menkes di Indonesia bisa bahu membahu berbenah.
    Makasi bang udah diizinkan share, jika abang baca dan ingin ngobrol lbh lanjut, silakan. Brgx saya ada bisa bantu 🙏

    • @hendyputra7772
      @hendyputra7772 Год назад +2

      Penjelasannya sangat komplek, ya emang masalah utama di fasilitas medis sih

    • @kidfrank6549
      @kidfrank6549 Год назад +9

      Mantap infonya bg, jadi wajar2 saja orang riau dan sumur kalau sakit larinya k Malaysia bukan j jkt d luar pertimbangan biaya

    • @iffanalif4435
      @iffanalif4435 Год назад +5

      @@hendyputra7772 trims masukannya bang, memang sulit kalau menjelaskan hal spt ini dlm konteks yg sederhana. Saya msh belajar utk simplify something kompleks supaya bisa dimengerti orang awam 🙏

    • @iffanalif4435
      @iffanalif4435 Год назад +2

      @@kidfrank6549 iya begitu bang. Memang ada sisi dimana kita bisa menyamai dan sudah lebih worth dibandingkan dulu. Tapi, masih banyak yg perlu dibenahi di Indonesia.

    • @muhamadefnianto689
      @muhamadefnianto689 Год назад +1

      seharusnya Dokternya kasih saran, penjelasan kenapa2 nya, itu bung ferry dapet kabar dr sodaranya lo buat pindah rumah sakit ke ln, bukan info dr dokter, dan itu beberapa dokter lo, masa dokter dengan wawasan se luas itu tapi gak bisa nyelesain masalah,.. jika rumah sakit atau peralatan yg jadi penyebab kaya yg lu jelasin di atas, harusnya dokter ber inisiatif memberi rujukan ke rumah sakit lainya, but para dokter kekeh ke diagnosa mereka, padahal pasien sudah beberapa bulan menjalani perawatan yg sama. logika dokternya minus,

  • @rochmatwahyus.2441
    @rochmatwahyus.2441 Год назад +118

    kenapa ya di Indo itu serba "gacha". Milih dokter, milih kuli, milih tempat service, milih tukang AC, dll dll :( btw syafahallah untuk Ibunda bang feri aamiin

  • @muhammadfanatagama3777
    @muhammadfanatagama3777 Год назад +11

    kmaren IDI marah2 karena perkara otoritasnya dikurangi pemerintah terkait dokter2 muda atau yg dari luar negri harus tersertifikasi dan berstandar dari IDI, padahal mungkin dokter2 itu lebih pintar, lebih benar dan lebih update ilmunya.
    banyaknya orang indo yg berobat keluar negri itu alasan utamanya memang industri kesehatan luar negri itu lebih kredibel. tidak pake korupsi nepotisme ala dokter2 yg di endorse dan diberi target penjualan produsen obat sehingga menjadikan pasian menjadi bancakan uang.

  • @Adiyat_Coto
    @Adiyat_Coto Год назад +28

    Cepet sembuh untuk Ibundanya Mas Ferry.
    Untuk para dokter di Indonesia, mari kita doakan agar semakin banyak dokter dokter di Indonesia yang "mau" berbuat "extra-miles" daripada hanya "sekedarnya" aja.

  • @tooflystory9422
    @tooflystory9422 Год назад +18

    Setuju bang. Unek² gua selama ini.
    BPJS dilyanin ntar², meskipun parah.
    Pengalaman bokap kena kanker, harus ke rumah sakit provinsi, yg mana dari rumah itu sekiar 2.5 jam. Dan pelayanan sehari cuman 1 aja. Gk diberesin sampe kelar, padahal itu penyakit serius. Terpaksa harus pulang pergi tiap hari dari rumah ke RS tsb. Dan pasti ada dalam 1 minggu itu 5 hari. Kadang dokternya gak ada kita mesti pulang dulu. Sementara buat ongkos mobil bisa 200an sekali pulang pergi, 1 minggu bisa sejuta. Keluarga cuman pas²an. Nyokap ASN, kalau libur potong gaji pula. Gua yg waktu itu ninggalin usaha biar bisa bantuin nyokap nganter sana sini, jadi cuman andelin tabungan yg gak seberapa. Regulasi yang aneh dan sangat² menyakitkan buat gua sih. Karena kita tahu kanker bukan penyakit sepele. Entah kenapa pejabat bikin regulasi kyk gitu. Bukannya pengen rakyat cepet sembuh, malah terkesan "pasien BPJS biarin mati pelan²"
    Dan pelayanan pun gitu juga, apa² bisa sejam lebih kita minta, padahal banyak yg lgi santai keliatannya. Dan yg gua minta pun itu keperluan pasien (bokap gua). Kadang juga dianggurin gitu aja tanpa tanggapan, besok paginya dateng ngasi alesan. Emang rusak sih profesionalisme mereka kalau sama pasien BPJS.
    Pada akhirnya bokap dikemo, 7 hari seminggu dengan prosedur dari spesialis disana. Dan ttg spesialisnya juga, pas lagi konsultasi pun itu kita pake tiket eksekutif yg bayar, dokternya malah anggap enteng aja, malah ngomong sambil nelfon seolah² kita itu gak penting. Gak sampe 5 menit dia ngomong, dan gak penjelasan dia juga gak jelas. Yg pasti apa yg dia sampaikan bukan berdasar pengamatan thdp pasien(bokap) secara detail. Sekelas spesialis kok gitu?
    Balik lagi pertanyaannya, apa karena kita BPJS?
    Akhirnya bokap selesai kemo 7 hari, hari ke 10, dada beliau sesak. Masuk HCU, dikasi oksigen. Infeksi paru². Dan itu pun gak ada penanganan medis secara serius sepertinya. Terkesan dibiarkan menunggu waktunya seolah2 gak tertolong. Sampai pada hari ke 14, jumat dini hari beliau bener² susah napas. Pagi masih sadar, siang udh gak sadar, dan jumat sore beliau berpulang kembali ke peristirahatan abadi.
    Petugas disana terkesan santai, dan yg rawat dan menangani juga dokter magang/koas. Gak ada tuh spesialis yg kemarin kita konsultasi buat berobat. Gatau kemana, sibuk. Gua kira bakal diurusin sama dia smpe selesai, krna kita konsulnya sama dia, jadi dia yg tau penanganannya. Smpe bokap meninggal, si spesialis gak pernah muncul. Ya pasti dia sibuk, dengan pasien sebanyak itu gak mungkin bisa datangin satu².
    Dan jadi fakta kedua kalo memang dokter itu kurang di indo, apalagi yg spesialis. Gua kalau ada bnyak, mungkin bakal beralih sama yg lain krna tanggapan cuek dan terkesan tidak menghargai gitu. Cuman karena satu²nya disini, harus gimana lagi.
    Terus, pas Bokap meninggal itu petugas yg anterin jenazahnya ke ruang jenazah masih bisa becanda depan gue sekeluarga didepan jasad bokap. Emang anjing tu cewek. (Keknya itu bukan nakes, semacam pengantar² gitu aja sih.)
    Lengkap sih dari awal sampe akhir, yg berkesan cuman kejelekan aja rata². Meskipun ada satu dua yg bagus, tapi itu nihil. Gak menutup kejelekannya yg beribu. Kalau diceritain lebih lengkap nih, bisa error hape gua karena berat.
    Jdi intinya, kita gak bisa lagi bergantung sama yg namanya BPJS kalau penyakitnya udh serius gitu. BPJS buat penyakit serius itu istilahnya "pelan pelan dimatiin".
    Semoga aja ada pembawa perubahan untuk kesehatan dan pendidikan indonesia lebih maju.
    Ato gak semoga kita diberi kecukupan rezeki utk berobat ke luar negeri. Bukan merndahkan, tapi kenyataannya banyak pejabat/org kaya bawa berobat keluarganya ke LN. Fix berarti LN lebih bagus.
    Semoga Indonesia dapat menyaingi/menyetarakan dengan kualitas LN.

    • @enyaktammy190
      @enyaktammy190 Год назад +1

      Saya ada cerita ketika jenguk pasien di RS swasta di kab. Bogor. Di bangsal sebelah, ada pasien yg baru saja wafat. Keluarganya sontak menangis pilu mengelilingi ranjang si rahimahullah.
      Eehh lalu ada seorang perawat laki2, muda, yg berkata ke kawannya sesama perawat jg, dgn keras dan nada bercanda "Aduh capek gue! Dr pagi gak beres2".
      Benar2 tidak beretika.

    • @anwarmuhammad12
      @anwarmuhammad12 2 месяца назад

      kok hampir sama dgn pengalamn aku merawat org dirumah krn kengker bedanya aku sama keluarga menolak kemo krn dr awal sudah sadar penanganan tdk baik

    • @bigstepchannel
      @bigstepchannel Месяц назад

      Indonesia ga bakal menyaingi apalagi menyamai kualitas medis LN kalo sdm msih rendah dan korupsi berleluasa.

  • @tugasethon
    @tugasethon Год назад +144

    Saya pernah mengalami hal yang sama bang...awalnya emang niatan berobat di Indonesia aja karena anggapannya lebih mudah dan dulu masih percaya dengan tenaga medis disini. Namun di satu titik, salah satu keluarga saya pun mengalami "salah diagnosis" oleh dokter dan bahkan hal tersebut berujung pada salahnya tindakan dan pendekatan pengobatan yang diambil (udah sempat dioperasi) sehingga berdampak buruk pada kondisi keluarga saya karena tumor yang diangkat ternyata muncul lagi. Diagnosis dari biopsi di Indonesia mengatakan bahwa tumor yang tumbuh bersifat jinak, namun ketika saya berkonsultasi dengan dokter di Malaysia, beliau mengatakan bahwa tidak mungkin ada tumor jinak yang sebesar ini (itu posisinya dia hanya melihat riwayat MRI dari Indonesia). Bahkan beliau mengambil ilustrasi yang sangat sederhana dan sangat logik, yaitu "jika binatang berukuran kecil, itu namanya kucing, sedangkan kalau besar, itu bukan kucing lagi, itu harimau". Dokter pun berkata bahwa ada banyak perawatan yang keliru dalam menangani kondisi anggota keluarga saya ini dan beliau dengan berbaik hati bersedia untuk memperbaiki kesalahan yang bukan dilakukan oleh dirinya. Dan dari pengalaman saya berobat disana pun, terlihat jauh sekali pelayanan yang dilakukan oleh tenaga medisnya. Dapat terlihat bahwa tenaga medis disana jauh lebih memedulikan keselamatan dan kesehatan dari para pasiennya.

    • @LazySaga
      @LazySaga Год назад +9

      izin nanya bang, apakah biaya disana lebih murah kalau di total dengan biaya di indo yg bisa terjadinya kemungkinan salah diagnosis?
      biar ada gambaran bagi saya jika ada kejadian serupa 🙏

    • @iputuriokurniawan7730
      @iputuriokurniawan7730 Год назад +13

      @@LazySaga menurut saya gpp mahal di awal tapi sembuh dari pada di kuras nyawa dan hartanya sedikit demi sedikit 🙏

    • @Zxzuu29399
      @Zxzuu29399 Год назад +16

      ​@@LazySagakalau di malaysia di penang dan malaka lebih murah dari jakarta. Kuala lumpur juga kadang lebih murah daripada jakarta. Kalau singapura itu muahal

    • @rs85277
      @rs85277 Год назад +6

      ​@@LazySagasedikit pembanding, kmren2 bini kolonoskopi n endoskopi lambung kena 2300myr (kurleb 8-9jt) , mirip2 dgn yg di indo sih, cuman pelayanan yg satset sih yg di mahkota malaka,

    • @bahrulalam7585
      @bahrulalam7585 Год назад

      Berarti sama almarhum bapak saya. Bapak saya kena kangker hati 2/3 bagian hati sdh digerogoti kangker malah disebut tumor jinak sama dokter disini.

  • @riyadlilmi480
    @riyadlilmi480 Год назад +78

    Sama seperti kasus almarhum Ayah saya. Beliau sebelumnya didiagnosa sinus oleh dokter spesialis THT di klinik nya dan sudah beberapa kali ke dokter spesialis yang lain, tapi pas dicek lagi di rumah sakit swasta ternyata didiagnosa kangker nasofaring. Sayangnya waktu itu Ayah saya sudah mengidap kangker nasofaring stadium 3, alhasil Ayah saya harus langsung dirawat intensif yang mengharuskan kemoterapi. Selang berjalannya waktu dan menjalani berbagai petawatan intensif, karena memang sudah stadium yang kritis qadarullah Ayah saya tutup usia.
    Saya kira kasus misdiagnose seperti ini jarang terjadi, tapi ternyata cukup lumrah terutama misdiagnose antara sinus dan kangker nasofaring. Saya sendiri berharap hal-hal seperti (diagnosa) ini harus ditangani lebih serius lagi, agar kejadian serupa tidak terjadi lagi.
    Semoga Ibu Bung Ferry diberi kesembuhan kembali. Semangat juga untuk Bung Ferry! 🙌

    • @riyadlilmi480
      @riyadlilmi480 Год назад

      ​@@Netizen-hc6uwsaya di TMC Tasikmalaya, mas/mba

    • @KAYAMEGAMING
      @KAYAMEGAMING Год назад

      ​@@riyadlilmi480di klinik apa namanyah kak

    • @KAYAMEGAMING
      @KAYAMEGAMING Год назад

      ​@@riyadlilmi480saya juga dari tasikmalaya

    • @tonihidayat7006
      @tonihidayat7006 Год назад

      Kalau boleh tau gejala sinus yang bapak sampeyan alami kayak gimana mas ?
      Saya bertahun tahun pilek di vonis sinusitis, sudah operasi namun hasilnya masih kurang memuaskan.

  • @Rendomvideos09
    @Rendomvideos09 Год назад +20

    Paman saya di diagnosis oleh rumah sakit di kabupaten tempat saya mederita penyakit TBC, di kasi obat2an untuk penyakit TBC, beberapa bulan kemudian paman saya mengalami kebutaan di kedua matanya, akhirnya keluarga membawa paman untuk pengobatan di Kucing Malaysia, dan yg kocaknya setelah paman saya di periksa dirumah sakit Malaysia, pihak rumah sakit menyatakan kalau paman saya tidak pernah mengalami penyakit TBC, dan kebutaan kedua mata paman saya akibat obat-obatan keras untuk penyembuhan TBC, dokter di Malaysia menyampaikan paman saya waktu pertama di diagnosis itu sebenarnya nya bukan TBC tetapi gejala Covid, TBC dan Covid sama2 menyebabkan bercak-bercak di paru2, tetapi pihak rumah sakit di kabupaten saya dengan yakin memvonis paman saya mengidap TBC.

    • @Dikistyd
      @Dikistyd Год назад +2

      droplet nya udah di cek di laboratorium belum sebelumnya.?

    • @widodoakrom3938
      @widodoakrom3938 Год назад

      Wow

    • @bayuww1417
      @bayuww1417 Год назад

      Dahaknya sudah di cek di lab belum

  • @rizkyfirmansyah8001
    @rizkyfirmansyah8001 Год назад +9

    Wah..saya selaku dokter THT merasa tertampar,semoga saya selalu bisa memberikan pelayanan yg terbaik. Semoga ibunya cepet sembuh

  • @galuhputrasulindra5277
    @galuhputrasulindra5277 Год назад +27

    Sebagai anak yang juga memiliki ibu sesama penderita kanker saya turut bersimpati bung, semoga pesan yang bung ferry coba suarakan dapat terwujud. Doa terbaik untuk ibu

  • @MSWibowoOfficial
    @MSWibowoOfficial Год назад +28

    Diagnosa kedokteran di Indonesia hampir gak jauh beda dengan pengobatan klenik alternatif, kesannya cuma menduga-duga. Ibu gw gitu. Harus berbulan-bulan hingga bertahun-tahun untuk tahu bahwa beliau mengidap tumor. Apalagi untuk pelayanan di RS daerah, beruntunglah orang yang di Jakarta atau yang bisa berobat ke luar negeri.
    Semoga lekas sehat ibunya bang Ferry

    • @yourbeagle1505
      @yourbeagle1505 Год назад

      kalo kaya apa bedanya self diagnosa berpatokan google wkwkwk

  • @yudipratama9347
    @yudipratama9347 Год назад +80

    Anak saya saat ini usia 2th dan Anak saya juga korban salah diagnosis bang, dan kebetulan bulan desember 2022 kemarin banyak anak di wilayah Bantul Yogyakarta didagnosa TB, pas pengobatan itu harus 6 bulan dengan obat keras dan anak saya tidak di lakukan evaluasi. Akhirnya anak saya di bulan ke 3 kena peradangan liver.. pihak rumah sakit kami komplain ditanggapi setelah 3 bulan dan selama itu anak saya keluar masuk rumah sakit,, pada bulan juli kemarin dokter di rumah sakit lain ragu anak saya kena TB akhirnya di cek ulang dan hasilnya negatif. Saya kemudian coba cara damai ke rumah sakit untuk minta tanggung jawab tetapi sangat mengelak dan parahnya ternyata sesama rumah sakit tempat saya pindah juga satu yayasan ( yayasan kampus islam) dan akhirnya anak saya pindah ke rumah sakit siloam.. nah disitu pas saya koplain ke Rumah Sakit yg salah diagnosa info yg beredar ke sesama dokter saya sudah menggugat ( karena sejak awal saya sudah di dampingi pengacara ) sehingga beberapa dokter mulai berbeda perilaku ke kami ( kurang terbuka ) seakan menutup nutupi.. dan akhirnya karena tekanan yg dialami istri saya kami belum jadi melanjutkan untuk somasi ke Rumah Sakit ( rumah sakit baru diselatan bantul ) tersebut. Saya belum bicara disosmed karena terkait resiko UU ITE dan saya nunggu somasi dan pers release bang. Saat ini saya masih fokus ke kesehatan anak saya karena sekali opname anak saya habis antara 10jt s/d 20jt dan kami tidak pakai BPJS agar anak kami tidak terkendala birokrasi saat akan melakukan tindakan. Kami tidak meminta ganti rugi ke rumah sakit. Kami hanya meminta kesehatan anak kami sampai sembuh di tanggung jawab rumah sakit tapi di tolak..
    Doakan saya semoga setelah anak saya sehat kami baru mau melakukan gugatan ke rumah sakit tersebut, karena sangat sulit menang gugatan pada rumah sakit apalagi yg dimiliki yayasan dari kampus islam besar. Apalagi dokter akan sangat di lundungi oleh IDI dan ketakutan kami bahwa anak kami saat mencari pengobatan akan susah. Kami saat ini sudah punya semua bukti rekam medis dan hasil lab
    Semangat buat semua yg keluarganya atau diri sendiri mendapat masalah seperti ini.
    Saya semakin sependapat jika punya rejeki lebih mending berobat di Singapura aja..
    Minta doa buat temen temen semua semoga keluarga kami diberi kesehatan dan kelancaran rejeki untuk berobat anak kami.

    • @annassinagabfc4729
      @annassinagabfc4729 Год назад

      smoga cepet sembuh bang anakny.,

    • @yogi17ish
      @yogi17ish Год назад +2

      Maaf bang, mau nanya waktu anak ente didiagnosa TB itu lewat test screening apa ya? Mantoux kah atau ronsen, atau dengan test lain klo boleh tau? Soalnya anak saya di diagnosa TB juga lewat test mantoux dan lewat ronsen paru2 nya, sudah berjalan 6 bulan pas di cek paru paru nya masih belom ada perubahan jadi mesti nambah lagi 3 bulan obat, baca komentar ente ini saya jadi takut bacanya.

    • @yudipratama9347
      @yudipratama9347 Год назад

      ​@@annassinagabfc4729trimakasih mas 🙏

    • @yudipratama9347
      @yudipratama9347 Год назад

      ​@pineapplestudio450yaps mas dan saya juga priksa di rumah sakit yg satu yayasan, akhirnya kami ke siloam

    • @yudipratama9347
      @yudipratama9347 Год назад +1

      ​@@yogi17ish betul mas lewat mantoux dan rotgen dan anak saya hasil testnya tu kyk kurang meyakinkam karena memang mantouxnya 5-7mm tapi dokter bilang 10mm dan saat itu di Bantul Yogyakarya ada 600 anak yg di diagnosa secara bersamaan. Akhirnya anak saya sakit liver dan setelah di cek ulang anak saya gak sakit TBC

  • @Sisikristi
    @Sisikristi Год назад +65

    Semoga lekas sembuh untuk Ibu bang Ferry dan teman lainnya yang serupa. Izin share juga, Mamah saya sejak 2011 di diagnosis sinusitis dan berkembang menjadi neoplasma (tumor jinak) menurut dokter sudah 5 kali oprasi besar 44x sinar radiasi semuanya pakai bpjs. Setiap 1-2 tahun pasti mamah harus oprasi besar karna memang pertumbuhan tumor itu cepat malah pernah dalam satu tahun 2 kali oprasi besar. Separuh wajah mamah sudah rusak, tidak punya gigi, rahang, langit2 di mulutnya pun sudah bolong, malah kulit pipinya pun sudah bolong karna sudah terlalu sering kena pisau bedah. Utk makan mamah pake selang ngt sudah hampir 6tahun dengan cara di blender semua makanannya. Hingga akhirnya awal tahun kami mengusahakan mamah utk oprasi ke 6 karna penyakitnya udah muncul lagi rencananya mau bedah rahang karna sdh sangat menyebar tapi qadarullah dokter sudah tidak sanggup (intinya dokter menjelaskan dengan alasan medisnya terllu rentan terkait jalannya OP dan pasca OP) dan menyerahkan kembali ke pihak keluarga. Kami benar2 pasrah, tapi kuasa Allah, Alhamdulillah mamah masih kuat utk bertahan meskipun kini semakin memburuk kondisinya. Badannya semakin kurus dan semakin sering sakit. Cepat atau lambat kami harus mengikhlaskan jika hari itu tiba. Mohon doanya teman-teman utk mamah saya ❤

    • @Sisikristi
      @Sisikristi Год назад +9

      Oh iya bang, saya ingin sekali mengajak mamah berobat sebisa dan semampu saya seperti bang ferry bisa berobat ke RS terbaik. Bukan tidak ingin mengusahakan mamah sejauh itu, tapi kondisi ekonomi kami tidak memungkinkan utk sampai sana. Bapak saya juga terkena stroke ringan ketika kami mengurus mamah utk OP, bapak masuk ICU. Saya dua bersaudara gantian mengurus mamah dan bapak. Saya sebagai kakak dan tulang punggung keluarga harus merawat dan menanggung berobat kedua orang tua, adik yang sedang kuliah, dan saya pribadi pun sama masih menempuh pendidikan. Kadang heran sama kuasa Allah kok bisa kami melewati semuanya.
      Mungkin itu teman teman diantara kegelapan dan kepahitan selalu ada hal yang bisa di syukuri, dan kuasa Allah itu ada. Jangan berkecil hati bagi teman-teman, atau keluarga yang pernah/sedang mengalami.

    • @fpl_francesco10
      @fpl_francesco10 Год назад +1

      Semoga selalu diberi kemudahan oleh Allah, semangat selalu bang. Terimakasih sudah berbagi kisah inspiratif ini

    • @ennyjun8454
      @ennyjun8454 Год назад

      Turut prihatin atas kisah ibundanya. Semoga Allah menguatkan ibunda dlm menyikapi sakitnya dengan sebaik² penyikapan di hadapan-Nya.
      Fisik mungkin di buat spt itu, tp insyaa Allah makin tersucikan dgn di anugerahi-Nya sakit.
      Jika ikhlas merawat beliau, ladang amal sholeh utk para anak² & keluarga yg lainnya. Smg semua keluarga di mampukan melayani beliau dgn baik di masa² sulit dlm bertarung dgn sakitnya.
      Allahul Musta'an...

    • @fennychandra6127
      @fennychandra6127 Год назад

      TUHAN yg penuh belas kasih memberi kekuatan dan kemurahanNYA

  • @riennor1682
    @riennor1682 Год назад +17

    Sebelumnya saya turut mendoakan kesembuhan ibunda Bang Ferry.
    Soal demam berdarah vs anemia aplastik ini sejujurnya sedikit menggelitik saya dan Bang Ferry mungkin bisa menemukan sedikit jawaban dari tulisan saya ini :
    Ada banyak kondisi sakit, yang belum tentu (bahkan sangat sulit) terdiagnosis sejak awal. Kecurigaan kondisi yang jarang, baru muncul manakala sejumlah hal (time frame tidak biasa, responsivitas yang buruk dengan obat standar, unusual symptom daripada penyakit bergejala mirip dengan presentasi awal serupa terjadi).
    Gejala dasar demam berdarah : demam, bisa perdarahan, penurunan sel darah : trombosit dan leukosit. Jika perdarahan bisa hb juga turun.
    Gejala dasar anemia aplastik : Penurunan 3 lini darah (sesuai namanya) trombosit turun, hb turun, leukosit turun. Leukosit turun membuat pasien rentan infeksi dan demam. Trombosit turun juga bisa sebabkan perdarahan.
    Indonesia adalah negara endemisitas tinggi DB. Lihat kemiripannya? diagnosa awal sebagai DB menjadi sangat mungkin terjadi.
    Sangat mungkin pasien akan dirawat dengan diagnosa DB sampai pada hari 5-6 demam... Lalu jika hasil serologi igg igm DB negatif (tes baru sangat akurat pada H5-6 demam).. dan gejala aneh, seperti trombosit , leukosit, atau demam bertahan , tidak membaik diatas hari ke 7-8, maka dokter umumnya baru akan menelusuri kemungkinan sebab lain selain DB, termasuk kondisi seperti anemia aplastik.
    Tapi pada kasus Ibu Bang Ferry, yang jadi soal adalah kondisi berlanjut sampai beberapa minggu/bulan sejak DB.
    Bisa jadi, memang awalnya benar-benar DB (jika hasil serologi DB positif) maka anemia aplastik yang terjadi adalah sekunder (sekuel langka dari DB).
    Laporan kasus demikian pernah dilaporkan.. anemia aplastik yang diinduksi/dicetuskan, muncul oleh infeksi virus dengue akibat invasi virus itu pada sumsum tulang.
    Silahkan ketik "anemia aplastic dengue" pada google maka akan menemukan search result bahwa kasus2 demikian pernah dilaporkan, cukup banyak.
    Untuk hal ini Bang ferry cobalah cari data medis Ibunda saat dirawat DB, apakah ada hasil laborat dengan data NS1 yang positif atau IgG atau IgM dengue yang positif. Jika ya, maka sangat mungkin aplastik anemia yang terjadi adalah sekuel langka dari Demam Berdarah itu, yang bisa sangat mungkin mengalami diagnostic delay. Karena sering parameter darah seolah membaik/normalisasi dan kemudian memburuk/menurun setelah beberapa minggu/bulan paska infeksi virus terjadi (umumnya 1-3 bulan paska DB)
    Tapi jika dari 3 itu negatif semua, maka diagnosa DB di awal memang meragukan, dan setidak-tidaknya jika trombosit, leukosit, tidak membaik pada H10-14 demam penelusuran terhadap aplastik anemia sdh mesti dilakukan sehingga diagnosis tidak delay berbulan-bulan

    • @akademiquaqui
      @akademiquaqui Год назад +1

      Penjelasan detail seperti ini yang saya butuhkan kemarin. Tapi yang ada malah diketusin dokternya. Padahal hak saya kan sebagai pasien.

    • @anisas6905
      @anisas6905 Год назад +2

      Kemungkinan sangat kecil Pasien BPJS bisa dapet penjelasan secerah ini

    • @ilhamrj2599
      @ilhamrj2599 Год назад +3

      Wkwkwkkw, kalau pernah berobat di RSUD dengan BPJS. Anda ga aka pernah mengalami komunikasi dialog sepanjang dan sedetail ini. Dokter akan buru2 menyelesaikan penjelasannya, karena dia harus segera fokus ke next patient.
      Jadi mohon maaf saja, mau ngomong berbusa2 pun soal aktivitas analisa nya..... kalau di real life situation, ga ada ceritanya dokter di Indonesia secara umum mau search soal riset anemia aplastik yang muncul secara sekunder turutan dari DB. Itu terlalu kompleks dan akademis😂😂😂.
      Intinya kalau dari awal ga sanggup kan ada skema rujukan ke rumah sakit yang lebih canggih, ke dokter yang lebih jago.. kenapa itu tidak dilakukan???
      Karena dokter di Indonesia masih ada yang nganggap pasiennya tolol semua, dan mereka paling benar sedunia. 😅
      Btw, dokter di luar negeri juga banyak loh yang ga jago, rumah sakit di luar negeri juga banyak yang peralatannya kurang. Yang beda apa??? Yang beda adalah rumah sakit di sono mau semewah apapun mereka ga ragu2 mengakui kelemahan dan kekurangpengetahuan mereka dalam kasus2 yang rumit. Dan skema rujukannya berjalan sat set sat set. ..😅 intinya kalau lo ga paham, ya akui saja... kasih ke yang lebih paham. Jangan menjadikan pasien sebagai korban kekurangpahaman tersebut...😂.
      Terkena DB di Indonesia, kalau di kota itu sedang tidak ada outbreak seperti KLB itu juga hitungannya aneh loh.

    • @riennor1682
      @riennor1682 Год назад +1

      @@ilhamrj2599
      Di rsud, dokter pasiennya bejibun, jelasin panjang lebar begitu sampe subuh kerjaan dia ga kelar.
      Soal DB saat dikota itu tdk ada outbreak itu aneh??
      Tidak ada yang aneh dari terkena DB, meski di kota itu tidak ada outbreak.
      Dengue itu endemisitas tinggi di indonesia, apalagi yang merah kayak jawa. Endemik itu constantly present. Kasus DB di area merah DB : All year long. case selalu ada.
      Kasus akan ada sepanjang tahun dan terus tinggi, mesti ada peningkatan di waktu2 tertentu (misal penghujan) lebih tinggi daripada waktu kemarau.
      Jadi ga ada yang aneh dengan adanya kasus DB meski tanpa outbreak di kota tsb..kalau anda tinggal di area merah DB
      Kalau disebut ada Outbreak DB itu hanya menunjukkan peningkatan kasus > 2x lipat dalam periode tertentu dibandingkan periode sebelumnya di area itu.
      So, mau ada outbreak atau tanpa outbreak, kasus db di area merah DB ya ada terus sepanjang tahun

    • @akademiquaqui
      @akademiquaqui Год назад

      @@anisas6905 adalah hak pasien mendapatkan penjelasan detail. Selama ini saya selalu mendapatkan penjelasan sampai digambar-gambar pula. Namun kemarin beda, baru kali itu seumur hidup. Buntutnya yah saya adukan lah 😁

  • @gaby9838
    @gaby9838 Год назад +7

    Bang Ferry, semoga Allah memberikan kesembuhan untuk Ibu ya dan dilancarkan pengobatannya.
    Pertengahan 2019, saya kehilangan adik ipar saya. Waktu itu suami dan adik ipar saya ini tidak punya BPJS karena mereka perantau dan sudah berpisah KK dengan keluarga mereka yang jauh tinggalnya di pulau bagian timur Indonesia, dan untuk urus KTP saja sulitnya minta ampun waktu itu, birokrasi sangat berbelit-beli. Suami saya diminta pulang kampung ke daerah asalnya yang tiket pesawat tidak murah hanya untuk mengurus surat pindah. Suatu hari, di awal tahun 2019, adik ipar saya tiba-tiba kesulitan berjalan sampai akhirnya lumpuh dari bagian kaki dan lama-lama menjalar ke bagian atas. Kami sudah mencoba membawa ke dokter, tidak bisa memberikan diagnosa pasti, hanya dibilang autoimun dan uang kami akhirnya habis. Bingung mencari bantuan kemana lagi, karena keluarganya juga tidak mampu. Sampai pada akhirnya, adik ipar saya tidak sadarkan diri selama 3 hari, kami coba bawa ke UGD RS besar di kota kami. Bayar Ambulans pun pakai tabungan yang tersisa. Namun yang kami dapatkan malah tatapan sinis dan kami kena marah di UGD karena dibilang kenapa kami tidak bawa dia berobat, walau sudah kami jelaskan, mereka pun tidak mau tahu dan tidak bisa memberikan diagnosa pasti. Waktu itu kami dapat bantuan dari orang baik, kami meminta untuk dirawat inap saja, tapi kata2 mereka seperti tidak usah dirawat inap karena bakalan percuma, kondisi adik saya sudah terminal dan akan meninggal sebentar lagi, pada akhirnya kami bawa pulang adik ipar kami dan kami rawat di rumah saya, sehari kemudian, Qadarullah, adik ipar saya meninggal dunia. Kurang lebih 5 bulan dari awal dia sakit sampai akhirnya meninggal dunia. Hari paling menyedihkan dan sakit sekali untuk saya, seandainya saya punya banyak uang, dari awal saya ingin sekali membawa adik saya berobat ke RS yang bagus, bahkan kalau bisa ke RS di luar negeri. Saya geram sekali, adik ipar saya seperti dioper-oper kesana sini tanpa ada diagnosa yang jelas.
    Semoga Indonesia bisa jadi lebih baik kedepannya, dan masyarakat bisa dapat pelayanan yang terbaik. Tetap semangat, mas Fer!

  • @a.rafirizkir5832
    @a.rafirizkir5832 Год назад +18

    Ini pelajaran penting sih. Siapa pun kamu, darimana pun kamu, dan apa pun profesi kamu.
    Ketika kuliah, belajar, ambil sertifikasi, dan sebagainya, please JUJUR. Jangan nyontek, jangan males, jangan pengen INSTAN. Korban ketidaktahuan kamu sedangkan masyarakat percaya adalah malapetaka di kemudian hari.
    Kebodohan masih bisa dibantu dengan belajar, tapi ketidakmanusiawian, apa cukup dengan kata maaf(?)

  • @dacoaster678
    @dacoaster678 Год назад +10

    Almarhum ayah saya juga di diagnosa ada infeksi atau jamur di usus sehingga perut melilit dan bulak balik WC terus taunya setelah cek ke dokter lain kanker usus yang udah nyebar ke anus, lambung, dan hati. Tapi saya tidak menyalahkan, saya sadar kalo ini takdir dan ya alat hanya sekedar alat dan dokter juga hanya manusia. Sedih? Jelas. Tiap rangkaian yang kami lalui selalu mendapati fakta kondisi yang diderita lebih parah. Yang saya syukuri adalah Ayah saya orang yang baik, sehingga sebelum meninggal, beliau seperti diberi waktu untuk berpamitan dengan teman-teman terdekatnya, saling bermaafan dengan ibu saya, memberi nasihat terakhir dengan anak-anaknya, dan menghabiskan waktu dengan saya selaku anak pertama, dimana saya memang tidak terlalu dekat karena waktu kecil ayah saya sibuk kerja dan ketika saya besar saya yang sibuk sendiri.

  • @pujitoro2483
    @pujitoro2483 Год назад +20

    pemerintah sudah berusaha menangani masalah ini dengan membuat undang2 kesehatan, tp malah banyak ditentang oleh oknum2 dokter dan nakesnya sendiri, bang ferry harusnya suarakan juga soal isu ini.

  • @allconfig2640
    @allconfig2640 Год назад +6

    gua juga ingin berbagi pengalaman bang, kejadian ini terjadi beberapa tahun yang lalu, kejadian ini dialami oleh Kaka gua, singkat cerita di suatu hari dia sakit yang membuat badan nya itu sangat lemas di bawalah dia ke suatu rumah sakit yang ad di daerah gua disana dia diagnosis terkena tipes di lakukan lah pengobatan sesuai penyakit yg di diagnosa rumah sakit itu selang 3-4 hari kondisi Kaka gua semakin parah trombosit dia udh di bawah normal badannya udh memucat orang tua gua minta surat pindah karena ingin di pindah ke rumah sakit yg lebih maju secara alat dll yg ada di provinsi lain. tapi disitu dokter nya ngotot ga mau ngasih surat jalan dan surat pindah smpe disitu orang tua gua emosi dan membawa paksa kaka gua dri rumah sakit itu bahkan infus untuk di jalan pun tidak di berikan pada saat itu, singkat cerita udah sampai di daerah (provinsi yang di maksud) langsung ditangani intensif dan boom ternyata kata dokter disitu Kaka gua bukan terkena tipes tapi DBD , sampai dokter bilang kalo telat 1 jam aja Kaka gua nympe itu rumah sakit udh tinggal nama mungkin karena itu sudah terlalu parah smpe" Kakak gua membutuhkan donor darah sebanyak 5-7 kantong gua lupa Tapi Alhamdulillah sekarang udah sehat kakak gua. jujur ini pertama kali komen di kolom komentar RUclips jadi sorry klo tanda bacanya blepotan, karena tujuan gua cuma ingin sharing pengalaman yang hampir sama kayak yang Ibu Abang alami. Dan untuk ibu Abang semoga cepat sembuh

  • @QIE88
    @QIE88 Год назад +26

    Sebagai rakyat biasa dengan penghasilan biasa cuma bisa berdoa semoga Ibunda kembali sehat sedia kala. Terbayang jika menimpa orang yg kita sayangi dengan kondisi keuangan yg terbatas hanya bisa pasrah dan berusaha dengan sistem kesehatan yg ada sekarang. Semoga sehat2 untuk orang2 yg kita sayangi! Semoga kedepannya lebih baik dan tetap semangat menjemput rizki agar bisa mengakses fasilitas kesehatan yg terbaik!

  • @candyasbillal4216
    @candyasbillal4216 Год назад +32

    Segera diangkat penyakitnya ibu....
    Sehat kembali seperti sedia kala..
    Aamiin

  • @khaliqsadhewa2696
    @khaliqsadhewa2696 Год назад +29

    Dari sini saya PAHAM! Bahwa public facility di INDONESIA tidak lebih JELEK dibanding diluar negeri TETAPI BANYAK YANG TIDAK DILAKUKAN DIINDONESIA😢

  • @piahadidjojo3119
    @piahadidjojo3119 Год назад +40

    Untuk membuat diagnosis yang tepat dibutuhkan alat dan fasilitas yang lengkap pula. Contoh, untuk mendiagnosis kanker nasofaring, perlu diperiksa CT scan nasofaring dengan kontras, laringoskopi dan hasil darah.
    Di RS tipe C yang fasilitasnya kurang lengkap, biasanya perlu dirujuk ke RS yang lebih lengkap, supaya diagnosis dan penanganannya tepat. Sedangkan RS pusat itu jumlahnya sedikit dan tidak semua orang bisa menjangkau. Beban RS pusat juga terlalu besar karena pasien membludak, jadi nakes burn out dan penanganan pasien tidak maksimal. Inilah salah satu kelemahan dari faskes di Indonesia.
    Untuk masalah gaji juga nakes di luar negeri dan Indonesia berbeda, di Indonesia BPJS itu dihargai murah (dokter umum dibayar 5000-10.000 satu pasien, bahkan ada yang dibayar 2000 rupiah utk klinik bpjs), dan gajinya ditunggak 3 bulan oleh BPJS. Utk swasta dokter kebanyakan dibayar fee for service juga, jadi berlomba2 melayani banyak pasien. Setau saya di Malaysia itu gajinya sudah flat dengan nominal yang memadai.
    Intinya sih selain meningkatkan kualitas nakes, juga harus disorot di sistem kesehatannya juga bang, sistem perujukan pasien, sistem penggajian nakes, fasilitas kesehatan yang lengkap, pajak alat kesehatan yang mahal, korupsi dalam RSUD oleh manajemen (ada beberapa kasus) dll. Kompleks sekali permasalahannya, bukan cuma nakesnya aja

    • @neymanodolski4007
      @neymanodolski4007 Год назад +3

      Bang ferry di jakarta kan ga mungkin berobat di RS kelas C kak..
      Diagnosis seperti itu juga possible kok di jakarta, kalau bertemu dokter yg ahli dan tepat..
      Om saya juga ternyata mengidap cancer nasofaring, di RS islam jakarta dokter spesialis bilang ga ada apa2, lalu ketika cari second opinion ke klinik yg cukup mahal di tanabang, dokter ahli di sana bilang ini ga wajar.. dan langsung dirujuk ke RS Dharmais..
      Perjalanan panjang dan menguras semua2nya, Alhamdulillah masih bs bertahan dan melewati fase kemo..

    • @imamsatya2173
      @imamsatya2173 Год назад +1

      pada ga inget sumpah dokter apa yah

    • @raycome9073
      @raycome9073 Год назад +5

      masalahnya spesialis di rumah sakit rujukan suka marah2 kalo dirujuk, pas di cek ternyata gak sakit apa2...
      Padahal emang untuk nyingkirin kemungkinan lain aja, sistem low cost gini yg buat kualitasny nurun

    • @febyfirmansyah
      @febyfirmansyah Год назад

      Yep gue mikirnya gak di indoskopi kalau diagnosis biasanya harus ada buktinya
      1 provinsi aja cuma punya 2 wkw bahkan untuk kemoterapi

    • @febyfirmansyah
      @febyfirmansyah Год назад

      Mungkin kalau bpjs ogah ogahan pa lagi di daerah daerah
      Lah itu dr jakarta juga percaya ama diagnosis rs daerah

  • @ronny80
    @ronny80 10 месяцев назад +3

    saya 10 tahun mengalami ginjal bocor. cek dimana-mana gak ketemu penyakitnya. Pas di mahkota, cuma butuh waktu 2 hari udh langsung ketauan penyakitnya, dan sampai sekarang keadaaan saya sudah membaik. Kacau memang dokter konoha.
    Cepat sembut buat Ibu nya Kak Ferry.

  • @clayapan
    @clayapan Год назад +2

    Almarhumah ibuk juga gitu, mulai sakit januari 2022, beberapa kali drop dibawa ke RS didiagnosis sakit lambung. Sebulan konsumsi obat lambung kondisi gak membaik, justru makin lemah. Akhir Maret, hari minggu malam drop dan dilarikan ke UGD. Senin-Selasa setelah diinfus lumayan membaik dna ceria, tapi belum ada penjelasan dari dokter. Rabu, masih belum dijelaskan apa2. Kamis pagi beliau dijenguk tetangga teman akrabnya, lumayan ceria dan bisa ngobrol. Ba'da Dzuhur setelah teman2nya pulang, beliau mulai kesakitan, dokter belum juga berkunjung. Asar, beliau drop, dilarikan ke ICU, baru dokter menerangkan ke bapak bahwa ibuk sirosis hati. QadaAllah lepas adzan magrib ibuk menghembuskan napas terakhir di ruang ICU ditemani bapak dan anak2nya. Kami berhusnudzon ibuk meninggal husnul khatimah, berusaha melapangkan hati atas ketetapan Allah tentang datangnya ajal.
    Syafakillah untuk ibunda, bang. Semoga Allah mudahkan beliau menjalani proses pengobatan, semoga sakit yg dirasa menjadi penggugir dosa beliau, dan semoga Allah berkenan mengangkat penyakit beliau. Biiznillah.

  • @kenanindita6148
    @kenanindita6148 Год назад +7

    Sy masih SD ketika ibu salah diagnosa.
    Sejak itu 34 tahun kemudian, ibu lumpuh dari pinggang ke bawah.
    Kebayang gak, setelah itu hidup kami bagaimana. Guncang. Miskin tiba-tiba, semua harta dijual buat biaya pengobatan. Belum lagi bertahun-tahun kami anak yg mengurus ibu, bukan anak diurus ibu.
    Sementara dokter yg salah diagnosa itu, hidup baik baik saja. Tetap praktik dan menerima pasien.
    Terkutuklah mereka yg mengubah nasib orang lain hanya karena dia bodoh tidak mau belajar.

  • @herisetiawan-qo4wb
    @herisetiawan-qo4wb Год назад +6

    Kualitas dan moral dokter di sini memang sudah pada taraf memprihatinkan. Saya mengalami sendiri anak saya umur 1 bulan didiagnosa megacolon oleh dokter di RS P*U di daerah jateng dan menurut dokter harus segera operasi, tanpa di awali dengan usg atau Rontgen. Posisi anak masuk RS karena sakit kuning,non bpjs/umum. Langsung saya genrak meja dokter dan saya minta pulang paksa. Sesampainya di rumah dan beberapa waktu kemudian setelah anak fit, sy memeriksakan ke 2 dokter lagi dan ternyata tidak ada megacolon. Gak kebayang gimana jadinya jika anak jadi dioperasi. Semoga lekas sembuh dan sehat untuk ibunda nya mas feri, amiiin

  • @nicsimarmata514
    @nicsimarmata514 Год назад +49

    Kesehatan dan pendidikan adalah dasar kebutuhan rakyat disuatu negara. Yang dihadapin sama bro Ferry mengindikasi kan fenomena bola salju yg semakin lama bencana buat kita. Kualitas pendidikan, pekerja, peralatan, prosedur, dsb yg terkait dengan kesehatan harus benar2 diperhatikan oleh negara. Debat sistem, investasi, pilot project dsb ttg kesehatan seharusnya sering kita dengar dari pembahasan legislatif dan eksekutif.

    • @harukrentz435
      @harukrentz435 Год назад +3

      Ya percuma klo yg pegang kuasa masih IDI alih2 negara 😂

  • @farihinmhd
    @farihinmhd Год назад +13

    Itulah mengapa pendidikan dokter itu sulit, dan tanggung jawabnya sangat amat besar. Semoga segera cepat sembuh Ibunda bang Ferry, aamiiin

    • @robbysugio1902
      @robbysugio1902 Год назад

      gampang kok bos kl sekolahnya di universitas yg ecek2.😂

    • @flann3884
      @flann3884 Год назад

      Dan masih banyak praktek mahasiswa 'titipan' di sekolah kedokteran :D

  • @mohammadrizky8959
    @mohammadrizky8959 Год назад +10

    Semangat bang ferry, beberapa tahun lalu ibu saya juga menderita kanker liver, dan drop parah juga, saran saya perbanyak quality time bersama beliau, karena jujur disaat-saat seperti itu hal sederhana tsb yang paling dibutuhkan beliau untuk mempercepat pemulihan, karena selain penyakit secara fisik (yang kita serahkan ke dokter) , kesehatan mental juga berpengaruh besar untuk pemulihan beliau.

  • @YohaneesHutagalung
    @YohaneesHutagalung Год назад +20

    Menurut gw udah bener tindakannya ,, sebagai anak dari ibu pejuang kanker gw sangat mengerti kondisinya.. semoga lekas sembuh untuk beliau.
    #supportpejuangcancer❤

  • @TheRafdhi
    @TheRafdhi Год назад +5

    setuju sih, kualitas pelayanan kesehatan di indonesia emang perlu banyak yang di benahi,proses diagnosa penyakit ini penting banget karena bisa ngebantu mendapatkan obat atau solusi apa yang harus kita lakukan, kalau kita ga tau masalahnya gimana kita mau nyelesain masalahnya. semoga kedepannya tenaga medis, sarana dan prasarana medis, kebijakan maupun regulasinya membaik, dan thank you banget udah speak up masalah ini. semoga viral ya karena di indo kalau mau dibenahi harus viral dulu

  • @itzme2705
    @itzme2705 Год назад +3

    menurut gw gini, banyak teman2 gw yg kaya2 dipaksain masuk kedokteran oleh orangtuanya bahkan si anak itu pun gk mampu secara akademik, ada juga kasusnya kek gini anaknya pengen banget masuk kedokteran karena gengsi yg tinggi, ikut2an, atau krena katanya gaji dokter selangit pdahal realitanya mereka gk mampu secara akademik..
    so kesimpulannya, gw pengennya pendidikan kedokteran ini mesti diperbaiki sistemnya, carilah calon2 dokter yang memang berkompeten untuk menjadi dokter yg sebenarnya di masa depan bukan menjadi dokter2 an yg pengen dikatain "WOW", dan satu lagi tolong lah dikurangi lah itu pembayaran kuliah kedokteran karena itu salah satu alasan org2 yg tidak mampu berkuliah di kedokteran secara materi tetapi secara akademik sangat mampu..
    please lah, malu sama negara sebelah pasiem indonesia yang parah2 selalu dirujuk ke RS negara sebelah..

    • @itzme2705
      @itzme2705 Год назад +1

      ini hanya satu pandangan aja ya, pandangan lainnya terkait ketersediaan fasilitas kesehatannya udh ada temen kita yg ngejelasin di bawah.. banyak faktor kok sbnrnya..

  • @gladysmonica8355
    @gladysmonica8355 Год назад +18

    Saya sebagai dokter di Puskesmas daerah terpencil..sering skali dpt pasien dengan diagnosis yang tidak jelas dan ditangani dengan Diagnosis kerja...
    Saya sering anjurkan rujuk tapi keterbatasan biaya dan lain2..
    Dan jujur ya kak..salah satu kelebihan pengobatan di luar negeri adalah fasilitasnya yg lengkap ..kalo masalah isi kepala, saya yakin guru2 kita para dokter spesialis tidak kalah hebatnya di bandingkan dokter di luar negeri..
    Bersyukurlah kakak ini, bisa membawa ibunya berobat ke tempat yang lebih baik.
    Smoga ini bsa menjadi pembelajaran bagi semua nakes..

    • @nonienandya6585
      @nonienandya6585 Год назад +7

      Salah satu contoh:
      3 bulan lalu saya menemani pacar, ada benjolan di pangkal paha. Saat itu tidak ada demam, tapi sekitar semingguan sebelum, sempet ga enak badan. Sakit perut ya murus2 biasa yg emang dilanjut bab encer. Bukan sakit yg nyeri atau melilit.
      Kami lalu ke UGD RS01. Dirujuk langsung ke SpB. Disuruh usg aja itu benjolan. Diagnosa awal sbl usg : hernia. Stl hasil usg : tumor. Harus segera operasi.
      Saya tidak percaya. Itu kalo hernia jelas harusnya sakitnya aduhai ya. Apakah hanya dengan usg bisa nentukan itu tumor? Itu kelenjar bengkak lho. Kelenjar diambil emang bisa beli gantinya di indomaret???
      Kami ke RS02. Langsung ke SpB juga. Dokternya curiga krn ada demam sebelumnya : infeksi. Kelenjar bengkak dan ppacar saya emang kurus diagnosa awal : kayaknya TB
      Pembuktian : roentgen dan cek darah lengkap, biopsi: ya, paru2nya keliatan tuh serabut2 putih. Hasil biopsi : iya bengkak infeksi krn bakteri TB
      Kata dokter : betul toh, ini TB kelenjar sama paru
      Kami langsung dirujuk ke Sp Paru.
      Sama2 spesialis lho dok itu. Alat juga ada kok. Tapi gimana menghubungkan keluhan dan kondisi yg nampak. Nggak nggampangin.
      Coba kalo saya nggak nyari second opinion, trus kelenjar itu diambil, jadi apa? Gak bisa beli di indomaret lho.
      Jujur aja, sepupu saya ada kok yg pesen tesis/penelitian. Anak fk juga. Males mikir katanya. Ini bukan soal alat lho.
      Dokter yg ati2 betul soal diagnosa itu ga banyak. Yg cara menarik kesimpulan dr bukti dengan gak ngasal itu ga banyak.

    • @afrizal46162
      @afrizal46162 Год назад +2

      mohon maaf x ya om
      di video di ceritakan di bawa ke RCSM
      RSCM itu rumah sakit tipe A , alatnya lengkap standart internasional , dokternya profesor doktor
      dan diagnosanya anemia , di diagnosa ber x x , hasilnya sama beda dengan hasil Mahkota di malaysia 1 x diagnosis langsung tepat tumor ganas alias cancer
      pembelaan nya selalu alat , fasilitas ,
      akui aja dokter luar memang berkualitas

    • @afrizal46162
      @afrizal46162 Год назад

      @@nonienandya6585 sangat benar om
      nga mengakui kelemahan gimana mau maju
      masa rakyat indonesia mau dijadikan bahan percobaan
      saya ada dengar juga rumah sakit itu sangat suka yg namanya tindakan "operasi" , "rawat inap" dan tidak familiar dengan "berobat jalan"
      sering saya dengar complain dokter bpjs , sekian ribu per pasien , payahlah

    • @gladysmonica8355
      @gladysmonica8355 Год назад

      @@afrizal46162 iya deh akui aja ya....

    • @mienharto1503
      @mienharto1503 Год назад +1

      @ahmadamanusurya, maaf Anda bawa bawa nama RSCM, dari video yg sy tonton justru di RSCM anemia aplastiknya ditegakkan , untuk kanker nasofaring tidak dijelaskan di jakarta dimana dia berobat, jadi hati hati membuat opini

  • @ghazifadhlurrahmansiddiq2099
    @ghazifadhlurrahmansiddiq2099 Год назад +1

    mau cerita, ada ponakan aku kena kejang dan dibawa ke RS, nah ruangannya di satuin di ruangan yg khusus anak. di ruangan itu ada banyak anak kan, nah ada anak yang gejala awalnya hanya susah makan. terus katanya diagnosisnya DB dan HB nya rendah. hari demi hari diobatin dan pada satu waktu anak itu batuk darah, ortunya panik ampe nangis" tapi perawat yang meriksa cuman tes tensi doang pokonya meriksa yang gak serius gitu. trs keluarga minta rujukan ke RS lain, kata pihak RS kadar HB nya blom stabil. klo udah stabil baru boleh.
    besoknya si anak udah keliatan parah bgt batuk darah, sesak nafas, ngigo, tapi diperiksanya begitu lagi, di tensi dll. jadi selama dia makan obat gaada perkembangan apapun dan malah memunculkan penyakit baru yang awalnya hanya tidak mau makan tapi sekarang sampe batuk darah. keluarga udah bener" panik sampe nangis" tapi pihak RS santuy banget responya.
    sampe di titik si anak udah ga jawab lagi pertanyaan ortunya. disana pecah deh semuanya nangis sampe berisik banget di ruangan itu yang keadaannya banyak pasien anak. di waktu itu masa gaada dokter atau perawat yang meriksa segitu kencengnya orang" nangis cuman ada staff mahasiswa kuliahan yang lagi magang. abistuh datang lah dokter dan meriksa, dengan wajah datarnya dia bilang "ini pupil matanya udah membesar, anaknya udah meninggal 15 menit yang lalu".
    cuy pertama disini yang bikin gua kesel itu udah 15 menit meninggalnya selama itu pada kemana dokter deh, padahal ruangan itu deket banget sama tempat pengambilan obat atau administrasi gua gatau pokonya ada tempat pelayanan gitu dan itu didepan banget ruangan pasien anak itu.
    kedua, ruangan ini gak seharusnya ada pasien yg meninggal, seenggaknya ada usaha dipindahkan ke ruangan gawat darurat atau semacamnya.
    ketiga, ini ruangan buat pasien anak dan banyak anak disana mendengar histerisnya tangisan, situasi kepanikan, bahkan ada anak yang sampai menutupi telinganya ketakutan melihat kejadian ini di dekatnya. tidak menutup kemungkinan akan memunculkan trauma pada anak" yang ada disana.
    udah kejadian itu udah deh ponakan aku dibawa pulang aja dan berencana pindah RS. karna terdapat pelayanan yg kurang baik di RS itu.

  • @njawanimusic
    @njawanimusic Год назад +10

    12 menit yang sangat bermanfaat bagi INDONESIA ..
    terimakasih banyak uda , sudah sharing tentang kondisi ibu yg membuat kami para lelaki , suami , ayah sekaligus anak jadi lebih openminded , terimakasih sudah menyuarakan nada sumbang dengan begitu merdu ,.
    salam dari Pekalongan ❤

  • @Anonymous-iv6pp
    @Anonymous-iv6pp Год назад +7

    Terlihat sangat emosional bung, memang sangat menyakitkan orang tercinta mengalami hal seperti itu. Lekas pulih ibunda bung ferry 🤲
    Semoga ada improvement di semua lini pelayanan masyarakat, termasuk kesehatan, semoga semua lekas membaik 🤲

  • @suryana879
    @suryana879 Год назад +8

    jadi keinget kejadian 2010 dulu, bapak saya sudah dibawa ke beberapa rumah sakit di kota bogor dan di diagnosa darah tinggi
    akhirnya melakukan perobatan darah tinggi tapi tak kunjung membaik dan akhirnya dibawa ke klinik yang ada disukabumi dan dokternya mendiagnosa bapak saya paru paru basah
    akhirnya dirujuk kerumah sakit dengan surat yang ditulis oleh dokter klinik tersebut dan bapak saya dirawat, kemudian membaik
    tapi takdir berkata lain 😊

  • @elrozy32
    @elrozy32 Год назад +31

    semoga lekas membaik kondisi ibundanya bang fer~
    ketika pendidikan kodokteran hanya bisa didapat oleh orang2 beruang banyak, sampai kapanpun kualitas kedokteran di indonesia tidak akan pernah membaik.
    kemampuan diagnosa/troubleshooting itu harusnya lebih utama dari teori2 yg diajarkan oleh para dosen2 itu, di proses ini logika & kemampuan berfikir secara rasional sangat diperlukan. diagnosa/troubleshooting tidak lagi bisa berdasar pada teori/modul manual.

    • @aghniyatera
      @aghniyatera Год назад +1

      ini senada dg pengalaman yg prnh gua baca di komen tiktok. Ada mbak2 yg di luar negeri sim indony ditolak sdngkan temenny yg jepang diterima. Krn mrk tahu di indo sim bisa ditembak, jepang boro2. Jadi di negara itu dia harus ngulang lagi tes, bayar lagi, dan buat sim baru.

    • @endahyuni8451
      @endahyuni8451 Год назад +2

      Sy jg prihatin banget, PTN yg sangat berkelas diisi oleh mahasiswa2 yg ortunya berduit, pdhl menjadi seorang dokter dibutuhkan kemampuan intelegensi diatas rata2, yg lebih parah lagi PTS2 berlomba2 membuka Fakuktas Kedokteran dan itu pun diserbu dan biaya masuknya sj sangat mahal...namun kualitas kelulusannya...kita tdk tahu, pdhl profesi dokter urusannya dgn nyawa....

  • @nanar3411
    @nanar3411 Год назад +8

    Gua sebagai Nakes setuju, Bang. Emang banyak PR kesehatan di Indonesia. Selain yang tadi Abang ceritain, ada beberapa PR lain
    1. Update keilmuan dan keterampilan
    Memang ada sejawat yang memang kurang update terkait keilmuan dan keterampilan, bisa jadi gua juga engga terkecuali. Itu masalah banget memang, namun PR pula saat mau meng-update tapi engga ada course yang gratis. Kalaupun ada dana untuk itu, kadang yang mengadakan jauh di kota besar. Kalaupun ada yang online, belum tentu di daerah ada jaringan yang mendukung.
    2. Peralatan pemeriksaan
    Ya jujur aja, Bang. Engga semua fasilitas kesehatan tersedia peralatan untuk periksa yang memadai. Di Faskes milik pemerintah misalnya, pengadaan alat baru lumayan ribet prosedurnya, sampai kadang akhirnya modal sendiri dokter dan nakes lain buat beliin alat. Mau periksakan lab juga belum tentu reagen dan alatnya tersedia, akhirnya merujuk ke lab luar yang belum tentu seminggu keluar hasil pemeriksaannya.
    3. Pembiayaan
    Jujur, Bang. Kadang gua juga pengen pasien dapat pemeriksaan lanjutan yang mendetail untuk menghilangkan kecurigaan atas potensi penyakit, memberi pengobatan dan perawatan yang optimal untuk pasien. Cuma sayangnya ada tuntutan untuk tidak overbudget dari klaim asuransi plat merah. Kalau sampai over, jasa pelayanan kita-kita yang dipakai buat nambal. Sehingga gua gk bisa menyalahkan kalau ada nakes yang anti asuransi plat merah.
    Gua secara pribadi minta maaf kalau belum bisa memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat 😢

    • @nanar3411
      @nanar3411 Год назад +1

      @@rtdhyr Ya gua bisa apa, Bang. Cuma nakes dengan tempat kerja engga tetap, gaji juga cuma 200 rebu seminggu. Beda sama abang yang bisa bebas jalan-jalan naik pesawat dan bisa nonton basket, sehingga merasa pantas ngata-ngatain orang 😅
      Ya Puji Tuhan di tengah segala kesulitan yang ada, Gua masih ada rasa tanggung jawab atas kesalahan yang mungkin sejawat Gua lakukan. Tanpa harus menghina dan menjelek-jelekkan orang lain 😅

    • @tokobukufitri3488
      @tokobukufitri3488 Год назад

      ​@@nanar3411salut sama kmu

    • @gosport4739
      @gosport4739 3 месяца назад

      Respect

  • @doktito
    @doktito Год назад +11

    Thahuurun insya Allah.
    Memang masih banyak hal di Indonesia khususnya terkait pelayanan kesehatan yg harus diperbaiki. Cerita abang adalah salah satu contoh kasus yg notabene mendapat akses mudah ke faskes2 utama dan terbaik di Indo (sy turut berduka cita dan semoga ibu abang dan keluarga diberikan kemudahan). Bagaimana dengan saudara2 kita yg sama2 orang Indonesia, namun tinggal di pedalaman, tetapi utk mendapatkan pelayanan kesehatan sgt sulit. Salah satu pengalaman sy jg yg melayani pasien di pedalaman Kalimantan dengan mengutamakan kualitas dan service dlm keterbatasan2 akses fasilitas yg optimal.

  • @nasdanu8204
    @nasdanu8204 Год назад +55

    Buruknya pelayanan kesehatan kita gara2 cengkraman mafia IDI puluhan tahun. Semoga UU Kesehatan yg baru disetujui bisa meningkatkan pelayanan kesehatan di Indonesia.
    Doa saya utk ibundanya abang agar segera diangkat penyakinya & diberikan kesembuhan. Amin yra🙏

    • @widodoakrom3938
      @widodoakrom3938 Год назад +1

      Amien

    • @ArsyadReyn
      @ArsyadReyn Год назад

      Mafia IDI? Gimana ceritanya?

    • @ditoirw
      @ditoirw Год назад +3

      Uu baru menurut saya lebih parah. Uu kesehatan yang baru itu pada intinya hanya menyerahkan kedaulatan kesehatan kepada pihak Asing

    • @antoinne3694
      @antoinne3694 Год назад +3

      ​​​@@ditoirwbaru ini ada yg komen pintar 😢
      Memang dimana2 privatisasi kesehatan itu positifnya fasilitas kesehatan yg di daerah terpencil bisa merata, tapi bikin biaya kesehatan dimana2 (kota maupun daerah) makin mahal buat kita sebagai pasien 😢
      Nggak habis fikri sama orang2 yg langsung menyuarakan pro ataupun kontra UUnya tanpa dipikir sedikit lebih panjang
      Ferry irwandi saya yakin mau buat bayar lebih mahal, tapi selain dia nggak banyak 😅

    • @bimandakusuma7196
      @bimandakusuma7196 Год назад

      Refrensi dong

  • @bangbang0r417
    @bangbang0r417 Год назад +16

    Sebagai bagian dari nakes, saya ikut sedih dan bisa merasakan apa yg bg ferry rasakan.
    Dan yg bg ferry bilang ttg permasalahan di Indonesia khususnya di Pelayanan Kesehatan itu benar adanya, walaupun pasti banyak yg baik dan mengedepankan pelayanan dan profesional.
    Semoga bg ferry diberi kekuatan dan jalan yg terbaik, dan ibu bg ferry lekas sehat, dan bg ferry juga diberikan kesehatan selalu. 🙏🏼

  • @dimasridwanfirdaus6331
    @dimasridwanfirdaus6331 Год назад +4

    Bang ferry never give up, tenang aja bang.. skrg untuk prevalensi kesembuhan kanker semakin tinggi..
    Tidak seperti dulu lagi..
    Ibu saya dalam masa remisi kanker kolorektal (stage 3) dan berhasil dinyatakan sembuh setelah hampir 1 tahun kemo, radiasi dan operasi..
    Dan alhamdulillah sekarang dinyatakan negatif (minta doanya juga semoga ibu ku sehat terus yaa gys)
    Sama buat mamahnya bang ferry, pasti bisa sembuh dan sehat lagi..
    Jangan lupa buat kurangin konsumsi gula berlebih, bang mamahnya..
    Karena glukosa makanan bagi cancer
    Dan minum air putih yang banyak..
    Karena ketika kemo banyak obat yg masuk.. biar ginjal tetap bersih dan berfungsi dgn baik ❤

  • @annisauswahtulhaq7759
    @annisauswahtulhaq7759 Год назад +2

    bang, mau cerita dikit.
    almh.ibuku sakit anemia aplastik juga.
    sakit dari 2011, awal diagnosis DBD juga. akhirnya 2012 awal resmi didiagnosis anemia aplastik, setelah berbulan bulan dan beberapa RS dan dokter didatangi. awalnya dokter di RS kramat di jakarta kasih dugaan kalo ini anemia aplastik, lalu biopsi di RS dharmais, dan akhirnya resmi diagnosis anemia aplastik. faktor usia, gender, dll dan takdir juga ya beliau meninggal nov 2014. bukan cuma biaya yg habis buat dapet diagnosis aja, tp kehilangan waktu dan kesempatan penanganan dini.
    setelah ibu meninggal beberapa bulan kemudian ada tetangga jauh yg nanya ibu sakit apa sebelum meninggal, setelah cerita malah tetangga ku ini cerita balik, bapaknya yg almarhum meninggal karena anemia aplastik yang baru ketahuan setelah operasi, dan akhirnya meninggal karena pendarahan ga berhenti. anemia palstik pantangannya ga boleh ada pendarahan dan gaboleh sakit, harus steril. imunnya soalnya rendah. apalagi operasi.
    trus aku kerja, masuk kantor mulai 2016 akhir, ketemu senior dikantor yang ternyata survivor anemia aplastik waktu remaja. tp dia laki-laki dan kena pas usia remaja jd kemungkinan survive emg lebih tinggi karena ga melewati menstruasi.
    yang aku heranin, anemia aplastik memang ga umum terjadi tapi penyakit ini ternyata ga selangka itu kejadiannya tp kenapa semua ceritanya sama : butuh waktu lama buat diagnosisnya, butuh visit berbagai dokter. tapi, mau kiritik kinerja dokter indonesia, kakaku dan kaka iparku jg ada yg dokter jadi aga sungkan. entah salah dimana, sistemnya kah atau apa atau kurang fasilitas tapi yaa masa saya aja udh ketemu 3 kasus (4 kalau sama bang ferry) untuk diagnosis anemia aplastik. belum penyakit lain. ada yang perlu dibenahi si.
    semoga segera sembuh dan sehat selalu ibunya ya bang

  • @riiidenntt
    @riiidenntt Год назад +7

    Semoga lekas sembuh ibunya, Mas Ferry.
    Saya juga punya pengalaman ter-misdiagnosa tahun 2015. 2x ke dokter di Bandung karena punya keluhan perut saya nyeri sudah seminggu. 2 dokter tsb bilang kalau itu maag, tapi saya ragu karena saya tidak punya riwayat maag. Sampai akhirnya saya memutuskan ke salah satu rs di Jakarta dan dokter bilang itu usus buntu dan harus segera dioperasi saat itu juga. Alhamdulillah waktunya pas.
    Semangat, Mas Ferry! Semoga lancar semua tindakan pengobatan ibunya ya, Mas!

  • @unauna9623
    @unauna9623 Год назад +11

    Ini yang bikin orang Indonesia hobi berobat ke luar negeri seperti Malaysia dan Singapura yang bikin pemerintah Indonesia rugi Rp 97 triliun, Karena pelayanan IDI yang jelek banget & ditambah banyak dokter Indonesia yang arogan. IDI kalo GK bisa mengelola rumah sakit Ama GK bisa jegal rakyat Indonesia berobat ke luar negeri sebaiknya bubar saja organisasinya.

  • @kenisuantini6608
    @kenisuantini6608 Год назад +8

    Gw juga didiagnosis kanker nasofaring. Sekarang lagi radioterapi. Perjalanan kanker sejak 2019. Gw sampe 3x operasi di 3 rumah sakit berbeda karena hasil PA berbeda-beda juga sebagai second opinion dr diagnosis pertama dan kedua yang berbeda. Ujung-ujungnya memang gw mengidap kanker. Dan bener karena ada perbedaan hasilnya tadi, kondisi terakhir sebelum mulai kemo, stadium gw bertambah.
    Tapi Alhamdulillah sejak pemeriksaan pertama di RS pertama langsung endoskopi, lanjut CT Scan, operasi, dll.
    Justru yang mau gw keluhkan adalah di faskes 1 (puskesmas, klinik, dan sejenisnya. Fyi saya pengguna BPJS. Betul memang seharusnya gw pake umum kalau mau cepet. Tapi gw cuma PNS baru yang nggak mau kalau harus gadein SK ke bank). Dipersulit. Gw bisa ke RS aja karena qodarullah waktu itu obat di puskesmas habis. Waktu gw minta rujukan ke RS untuk ke THT sulit banget. Padahal kondisinya waktu itu pendengaran udah nggak berfungsi sebelah kanan, udah nggak bisa nafas dr hidung karena tersumbat, dan sering mimisan hebat. Dan kondisi di atas udah berlangsung berbulan bilan. Tapi tiap memburuk dan minta rujukan. Dipersulit.
    Alhamdulillah sekarang mah tinggal fokus pengobatan.
    Semoga Ibunya cepet sehat ya..
    Semangat...

    • @mochikunkun10
      @mochikunkun10 Год назад +1

      semoga mas pulih dan cepet sembuh 🙏

    • @febriansuryafathollah1144
      @febriansuryafathollah1144 Год назад

      Gejala awalnya gimana bang

    • @kenisuantini6608
      @kenisuantini6608 11 месяцев назад

      @@febriansuryafathollah1144 mimisan hebat. Bisa berhari hari nggak berhenti, bahkan ketika sedang tidur. Lama-lama hidung tersumbat, ingusan terus. Dan ingusnya (maaf) berbau serta berwarna keruh, ini berakibat tidak bisa nyium bau. Lanjut pendengaran mulai menurun fungsinya. Tergantung sebelah mana yang parahnya. Kebetulan kalau gw sebelah kanan. Jadi telinga sebelah kanan hilang fungsinya. Kalau terlambat penangaanan (kata dokternya) maka akan timbul benjolan di leher (getah bening) dan bisa menjalar ke payudara untuk perempuan dan ke organ dalam..

    • @febriansuryafathollah1144
      @febriansuryafathollah1144 11 месяцев назад

      @@kenisuantini6608 sekarang bagaimana kak kondisinya apa sudah sembuh total

  • @fursealcoc4978
    @fursealcoc4978 Год назад +3

    semangat om, nyokap saya juga berobat di indonesia korban salah diagnosis. diagnosis awal adalah tbc. setelah konsumsi obat selama lebih dari 1 bulan gak ada perubahan akhirnya diputuskan untuk coba ke penang malaysia, disana diketahuilah bahwa nyokap saya kanker paru paru. seharusnya bisa konsumsi kemo dengan metode obat, tetapi karna sudah sempat salah obat sehingga ginjal nyokap saya udah kena jadi terpaksa harus kemo lewat infus dan radiasi. setelah berjuang kurang lebih 3 tahun mama saya sudah beristirahat 5 tahun lalu. semangat om ferry, semoga ibunda lekas sembuh.

  • @pencarititikcerah9115
    @pencarititikcerah9115 Год назад +1

    Sekedar sharing dari pengalaman dan pengamatan pribadi...Hidup di negeri ini, apa lagi yg tinggal di daerah (kecil), jika sakit, ada 2 ikhtiar yg perlu kita lakukan; 1. ikhtiar utk kesembuhan, dan 2. ikhitar cari RS dan/atau dokter yg tepat/kompeten, dan ini nggak mudah. Dulu ibuku sakit, smp bolak-balik ke dokter dan RS dari yg rawat jalan smp rawat inap, tapi diagnosanya beda2 semua, bahkan ada dokter yg bilang karena sudah "sepuh" (tua), lha kalo cmn dibilang spt itu, ya merasa percuma dan sia2 berobat ke RS/dokter, kita bawa ibu ke RS/dokter selain ikhtiar utk kesembuhan jg agar tau diagnosanya apa sebenarnya yg diderita ibu kala itu, malah dibilang karena sdh sepuh, ya kalo hal itu mah org awam dan semua jg tau, smp akhirnya ibu meninggal tidak jelas dan tidak tau diagnosanya apa.
    Sy sndr pernah sakit demam berhari-hari, ke dokter katanya diagnosanya gejala tipes, dikasih antibiotik dan obat, tp nggak sembuh jg, kmdn ke RS/dokter lain, diagnosanya katanya gejala infeksi saluran kencing, dikasih obat lagi, saat itu smp bingung yg mana neh yg bener diagnosanya? Dan ada pengalaman2 lain yg serupa terkait hal diatas.
    Karena hal itu lah, terkadang jd malas dan dilema jika mau ke dokter/RS, karena ya lumayan jd "parno" jg kalo smp salah diagnosa, krn kalo smp salah diagnosa, berarti jg akhirnya salah penanganan, salah tindakan, salah obat, dsb.

  • @antoinne3694
    @antoinne3694 Год назад +3

    Solusinya pemerintah nggak boleh privatisasi kesehatan (termasuk juga bidang pendidikan)! Bidang kritis seperti kesehatan dan pendidikan harus dibawah tanggung jawab pemerintah. Kontrol organisasi2 kesehatan semacam IDI agar tunduk pada kekuatan peraturan pemerintah, dengan kata lain nasionalisasi di kesehatan. Bukan dengan privatisasi kesehatan melalui UU omnibuslaw 😢 betul dengan adanya UU ini fasilitas kesehatan didaerah akan lebih merata, tapi jelas tambah mahal nanti biaya kesehatan buat kita sebagai pasien.
    Tentu hal ini memerlukan fokus dan tanggung jawab penuh pemerintah dalam hal ini, termasuk anggaran pemerintah untuk sektor kesehatan dan pendidikan akan meningkat, tapi bukankah itu kewajiban pemerintah dalam UUD? Menjamin kesehatan dan pendidikan untuk rakyatnya. Sektor2 lain okelah masih bisa bagi2 bagian sama pebisnis untuk kemajuan ekonomi, nggak mungkin juga sektor ekonomi juga di nasionalisasi full karena kita tau apbn kita tidak kuat kalau kita ambil jalan itu, tapi tidak dalam 2 sektor ini 🥲

  • @reglest2527
    @reglest2527 Год назад +6

    Semoga ibu cepat sembuh ya Fer, Tidak mengecilkan bahwa kami sebagai dokter juga memang harus bebenah, dan terima kasih buat ferry yang masih percaya sama kami. sebagai orang yang jadi dokter, saya tambahkan masalah lainnya: masalah lain tambahan di Indonesia adalah sumber daya penunjang untuk bantu diagnosis, dan ya, biaya...terutama BPJS. BPJS ini ibarat pedang bermata dua, terlalu panjang kalau diceritakan di sini

    • @erosmaya4811
      @erosmaya4811 Год назад

      Keluarga sy ada pengalaman... Waktu hamil dia batuk2. Tapi ga mau minum obat krn sdg hamil. Lalu setelah melahirkan sekalian di periksa batuknya. Dia di tes liur dan di rontgen... Menurut dokter di sana dia ga apa2... Tapi batuknya ga berhenti jg... Lalu pergi ke dokter praktek dengan hasil rontgen tadi.. dokter praktek langsung sebut itu tbc dan di minta periksa darah ulang di prodia...
      Sebagai awam, sy ga tau lah itu antara bpjs vs bayar atau memang pengalaman dokter pertama yg kurang...

  • @zoecerlynnxu1188
    @zoecerlynnxu1188 Год назад +8

    Nangis bgt, kerasa seberapa stress nya bang Ferry :’) Gue jg sempet kehilangan temen baik gue pas kami masih SMP kelas 1, krn salah diagnosa, paru2nya bermasalah, tapi salah diagnosa & slh obat (demam berdarah), dan temenku ini jadinya balik ke sisi pencipta krn hal itu🙏🏻

    • @rayn114
      @rayn114 Год назад

      kita senasib bang... teman baikku dr kecil karena salah diagnosis ktnya db dan udah lama ga sembuh sembuh, udh collapse baru di cek lagi trnyata tbc😢.. sekarang udh bahagia di akhirat❤

  • @JMKL
    @JMKL Год назад +1

    Anak saya sakit umur 3 tahun,1 bulan di rumah sakit A dengan diagnosa sepsis,perut kembung. Tanpa di Rontgen sama sekali di awal sakit.
    Lalu setelah 1 bulan dirawat dan kritis baru dirontgen dan dirujuk ke RS B,ternyata di rumah sakit A salah diagnosa. Anak saya ada feses yg membatu dan infeksi usus buntu serta ususnya lengket.
    Herannya di RS A hasil Rontgen tidak menemukan apa-apa,Masuk ICU di RS B selama 15 hari dan operasi besar di RS B. Kata dokter kalau 1 hari saja telat bahaya. Waktu itu dokter Yani mendiagnosa hasil Rontgen dari RS A dan langsung tahu ada pengerasan feses di usus buntu. Dan dilakukan Rontgen ulang hasilnya sama.tanpa menunggu lama langsung dilakukan tindakan operasi.
    Uang sudah habis habisan. Alhamdulillah sekarang udah sehat umurnya sekarang 15 tahun. Waktu itu saya gak punya pilihan buat ambil second opinion karena duit juga mepet. Puji syukur ya Allah masih diberi kesempatan buat membesarkan anak saya.Terima kasih dokter Irma Rochima spa dan Dokter Bedah anak Ahmad Yani.
    Semoga dunia medis di Indonesia bisa berbenah.

  • @Rumah_kg
    @Rumah_kg Год назад +2

    Selamat datang ke Malaysia..sampaikan Salam sayang kepada Ibu awak, jaga pemakanan ibunya, jgn sesekali bagi junk food, only real food, bnykkan puasa buat ibunya ya..

  • @wproject3214
    @wproject3214 Год назад +6

    Setuju banget sama pembahasannya. Sudah saatnya "dinasti" kedokteran Indonesia dirombak ulang, gimana mau menelurkan dokter" berkualitas kalo untuk jadi dokter saja sudah banyak syarat dan prasyarat berbau pemalakan dan jalur orang dalam. Selain itu saya juga super setuju perihal professionalitas dalam bekerja di Indonesia itu sangat minim. Hampir di semua sektor bisa ditemukan hal tsb, gk cuma di bidang kedokteran. Masyarakat kita tuh sudah susah ditanamkan budaya professional, dibilangin soal professional jg blm apa" udah bilang skuy aja breee.... santuy.... dsb. Padahal mau santai ato profesional itu ada koridor waktunya masing", gak bisa dicampur aduk

  • @nalldonau5912
    @nalldonau5912 Год назад +22

    Semoga Tuhan mengangkat penyakit ibunya Bung Ferry🙏🏻😇

  • @rossyagustina3737
    @rossyagustina3737 Год назад +4

    Cepat sembuh ibu bang Ferry, saya juga sama heran nya karena beberapa kali mengalami kekecewaan dengan pelayanan kesehatan di Indonesia😢

  • @adityanugraha1103
    @adityanugraha1103 Год назад +1

    Akhirnya ada yang menyuarakan, Nyokap dulu sempat di diagnosa memiliki penyakit jantung, dengan vonis ini. Maka nyokap harus minum obat jantung, ketika minggu kedua semakin parah. Akhirnya kami ke RSCM, Dokter di RSCM memeriksa dan menyampaikan tidak ada gejala penyakit jantung. Untuk kepastiannya Dokter menyarankan ke Rumah Sakit Jantung dan setelah di periksa oleh dokter spesialis. Beliau marah, Nyokap tidak sakit jantung dan obat yang diberikan serta dikonsumsi setiap hari adalah obat jantung yang harusnya di minum saat terjadi serangan. Apa akibatnya dari kesalahan diagnosa dokter sebelumnya, lambung nyokap luka dan nyokap menjalani pemulihan selama satu tahun. Semoga dunia medis di Indonesia semakin baik dan menjaga amanah dari setiap pasien

  • @tessaayuningtyassugito4041
    @tessaayuningtyassugito4041 Год назад +1

    Bokap juga misdiagnosed tahun lalu, didiagnosa autoimmune dll, padahal sudah cek ke dokter yang sudah jadi Profesor, bahkan sampai overdiagnosed, sampai nelan pil robot segala buat cek kenapa masih mual2 terus.
    Ternyata masalahnya gallbladder, infeksi kantung empedu, dan indikasi itu sudah ada ketika USG, tapi Profesornya malah missed.
    Akhirnya berlarut2 setahun kemudian, kantong empedunya pecah, abses. Adik saya yang berprofesi dokter di US, minta segera dioperasi, itu pun ditunda2 karena pas Natal, akhir tahun surgeon terbatas. Gara2 misdiagnosed, kalau ditotal hampir 1 bulan di RS, karena post op sempat infeksi lagi.
    Ini notabene kami yang tinggal di Jakarta di rumah sakit swasta ternama, dengan akses kesehatan yg jauh lebih mudah dibandingkan di daerah.
    Suerrr, beneran ga heran deh kalau banyak yang berobat ke luar negeri. Bahkan India saja bisa memberikan medical services yang jauh lebih bagus dengan harga lebih terjangkau.
    Diagnosa semuanya lebih lama, padahal ya kalau dibilang alat juga ada. Negara2 tetangga ga mempersulit kalau ada dokter2 lulusan luar negeri mau praktek. Beda banget dengan birokrasi Indo, terlebih untuk kami kaum mata minimalis 😂😂.
    Untungnya udah disahkan UU Kesehatan baru, harapan kita semua dunia medis Indonesia ada transformasi.
    Praying for speedy recovery buat Ibunda, semakin sehat, semakin kuat, cepat pulih.

  • @lanis.9824
    @lanis.9824 Год назад +3

    Saya pernah demam dan sakit perut dan diagnosa 'usus buntu'. sudah nginap di rumah sakit 2 malam. hari besok akan di operasi saya sudah tidak demam dan tidak sakit perut. saya putuskan untuk keluar. rumah sakit marah dan perlu ttd segala macam. Sekitar dua bulan setelahnya jadwal saya General Check Up. Saya bawa hasil x-ray 'usus buntu' tsb ke Dokter penyakit dalam di Island Hospital, Penang. Dia menyatakan, " tidak ada dalam hasil x-ray ini yg menunjukan ADA USUS BUNTU!!! pantas saya sdh tidak rasa sakit dan sampai saat ini baik2. Untung saya ngotot todak mau operasi!! N.B. RS swasta besar di depok

    • @naufalzakaria4229
      @naufalzakaria4229 Год назад +1

      Ngeri bang.. syukurlah ga sampe operasi.. klu iya apa coba yg dioperasi

  • @ghirzaprimanda
    @ghirzaprimanda Год назад +4

    Semoga lekas sembuh untuk nyokapnya Bang Ferry, dan semoga kasus salah diagnosa di Indonesia bisa menurun dan bahkan tak ada lagi!

  • @moratmorip
    @moratmorip Год назад +3

    Semoga sabar dan kuat bg.
    Gw ngerasain juga, persis setahun lalu almarhum bapak didiagnosis maagh, berobat di mana2 selalu dokternya bilang maagh.
    Sedangkan kondisi badan alm.bapak semakin lama semakin menurun. Eh setelah dibawa ke r.s swasta yg bagus baru ketauan ternyata bapak kena 'Kanker Pangkreas' (yg mana ini king of cancer julukannya, karna destruktifnya sifat kanker tsb)
    Dalam waktu kurang dari setahun kankernya udah nyebar kemana2 😢 berujung kematian.
    Gws deh buat tenaga medis di sini yg suka ngegampangin penyakit pasien, yang kalau ada hal buruk terjadi berlindung dibalik kata 'udah takdirnya pak/buk' hadeehhh gws dah lu pada

  • @arm3179
    @arm3179 Год назад +2

    tambahin cerita soal salah diagnosis, anak saya pernah demam tinggi sampai 40' C, dan mengalami kesulitan bernafas sampai perutnya harus kembang kempis kalau bernapas,di pagi hari anak saya dibawa ke dokter spesialis anak,dia didiagnosa hanya mengalami batuk pilek biasa, dikasih obat flu dan penurun panas biasa,kemudian istri saya agak mempertanyakan diagnosa dokter tsb,takutnya bukan flu biasa,mengingat kondisi anak saya sudah lumayan parah, tapi dengan setengah mengejek, dokter spesialis anak tsb berkata,"tenang saja bu, ini cuma batuk pilek biasa,ini anak pertama ya, kelihatan panikan banget" lalu istri saya pulang,setelah diminunim obat,tapi kok gak kunjung membaik,akhirnya istri saya pergi ke dokter spesialis anak yg lain di rumah sakit internasional, di sore hari masih di hari yang sama, dokter yang jauh lebih berpengalaman tsb, berkata, "untung ibu membawa anak ibu hari ini,kalau besok saya gak tau anak ibu masih bisa hidup atau tidak, ini lihat paru-parunya,sudah banyak putih-putih,anak ibu kena pneumonia" sontak istri saya lansung menangis sedih,kemudian dokter yang ternyata bergelar profesor tersebut bertanya kepada istri saya,siapa nama dokter yang memeriksa anak saya di pagi hari, istir saya menyebutkan nama dokter X, lalu profesor tsb ternyata kenal, dan terheran-heran kenapa beliau bisa salah diagnosa, kemudian anak saya lansung di rawat inap, lalu diberikan anti biotik melalui infus, dan diberikan alat bantu nafas melalui hidung, Alhamdulillah nyawa anak saya terselamatkan, gak kebayang bagaimana sedihnya kami jika harus kehilangan anak pertama yang sangat kami cintai hanya karna dokter yang salah diagnosa. ini kejadian nyata, demi Tuhan saya berani bersumpah,gak ada yg ditambah-tambahin,bukan karangan untuk menjelekan dokter

    • @Bimskuuy
      @Bimskuuy Год назад

      Waktu anak saya sakit juga kami ke dokter 3 hari berturut-turut. Kalau obat yg diberi ga menunjukan perubahan, besoknya langsung periksa ke dokter lain. Dan memang betul biaya dokter yang lebih mahal kualitasnya juga lebih bagus

  • @ipap4701
    @ipap4701 Год назад +2

    kayanya gak cuma dari kesehatan orang memilih untuk berobat di luar negeri ada banyak banget orang yang memilih untuk kerja di luar negeri, belajar di luar negeri, bahkan pindah kewarganegaraan dari indonesia dan gak bisa di salahkan juga karena emang disana lebih baik.

  • @whipup1701
    @whipup1701 Год назад +4

    Semoga ibunda bang ferry selalu diberikan kesehatan dan kebaikan yaa bang. Kita tau semua kalau sudah menyangkut masalah ibu pasti tidak ada yang bisa berfikir jernih, semoga bang ferry juga diberikan ketabahan dan kesabaran dalam menghadapi hal ini❤

  • @penaenterprise
    @penaenterprise Год назад +8

    bang ferry, semoga ibu bang ferry segera sehat kembali ya bang 🙏🏻

  • @GolemHitam
    @GolemHitam Год назад +4

    Tahun 2008 anak saya koma, di RS daerah disebut step.
    Di medan, anak sy didiagnosa ayan dan diresepi obat yang menurunkan kecerdasan, selama 3 tahun oleh seorang dokter ahli anak.
    Saya bawa ke RS Hope, di Penang, anak saya dianggap sehat. Diagnosanya: hanya infeksi pencernaan, mencret dan kurang cairan. Oleh2 dari dokter sana: biaya pemeriksaan ratusan ribu rupiah dan suplemen probiotik. Salah diagnosa itu sering dan nyata

    • @idamawaddah6257
      @idamawaddah6257 Год назад

      Obat pelemah otak?

    • @wtfgadget
      @wtfgadget Год назад

      ngeri kali namanya "obat pelemah otak" ?

    • @GolemHitam
      @GolemHitam Год назад

      @@wtfgadget "Perlu diingat bahwa obat-obatan preventif untuk kejang demam baik terapi rumatan maupun intermiten memiliki efek samping seperti mengantuk, ataksia, dan penurunan kecerdasan pada 30% pasien."

    • @azir8825
      @azir8825 Год назад

      obatnya apa ?@@GolemHitam

    • @GolemHitam
      @GolemHitam Год назад

      @@azir8825 obat epilepsinya? Gak ingat, sy gak jadi tebus resep dokter itu, malah pindah dokter ke Penang. Di Penang, gak dikasih obat apa2, hanya suplemen

  • @yo.ga_8077
    @yo.ga_8077 Год назад +2

    Makin kesini makin keliatan jelas bahwa bidang pendidikan di negara kita adalah kunci dari segala bidang,kalo kualitas pendidikan nya buruk hancur maka segala bidang ikut buruk entah itu kesehatan,hukum,politik atau lain nya

  • @AndreeTani
    @AndreeTani Год назад

    Dulu pernah ayah gw lemas pake banget dan gw tau ayah saya diabetesnya lg tinggi, dan dicek memang sampai 500 lebih, namun dirumah sakit hanya dikasih obat dan disuruh plg. Nakesnya persis yg diceritakan masih bisa ngobrol dan ngegosip persis didepan gw (meja UGD). Gk mau cari ribut gw pindahin ke rumah sakit lain yg memang pelayanannya bagus, seketika gak banyak fafifu lgsg dikasih tindakan masuk ke ruang resus (lupa namanya), kata dokter jaganya kenapa baru skrg dibawa kalau telat dikit saja bisa lewat. Sama2 BPJS tapi pelayanan beda banget. Kejadian berikutnya kembali lagi salah diagnosis dikira hanya diabetes biasa dan hanya dirawat biasa sampai akhirnya ayah gw gak selamat karena terkena serangan jantung. Just why?? Semoga makin baik pelayanan kesehatan di Indonesia..

  • @mikhaelantonio9410
    @mikhaelantonio9410 Год назад +4

    Cepet-cepet dieksekusi lah UU kesehatan baru, supaya dokter-dokter Asing boleh Praktik di Indonesia , juga tamparan keras buat para Dokter lokal
    GWS buat Emak nya Bang Feri

  • @raihanzulkarnaen5864
    @raihanzulkarnaen5864 Год назад +4

    Wish the best for your mother

  • @orangelily9028
    @orangelily9028 Год назад +4

    sebagai seorang dokter, saya tdk bisa menyalahkan diagnosa awal nya adalah sinusitis, knp? Karena setelah melihat gejala, kita akan melakukan pemeriksaan penunjang yg mengarah kesana, utk sinusitis akan dilakukan x ray sinuses waters view, disitu akan bisa ditentukan jenis sinusnya. Ada pemeriksaan yg lebih canggih dg CT scan atau yg lebih canggih lagi MRI, tapi itu biasanya tdk langsung dilakukan karean biayanya sangat mahal, x ray hanya ratusan ribu. CT scan ataupun MRI jutaan, dan bila pasien bpjs, kalau langsung dilakukan CT scan dan hasilnya ternyata cuma sinusitis, rumah sakit akan nombok rugi, krn klaim bpjs untuk sinusitis tdk akan cukup bila ada ct scan. Jadi ini lebih ke sistem.
    Misal, oasien kecelakaan, cedera kepala, ya idealnya CT scan kepala ( kalau di amrik langsung ct scan kepala), tp biasanya akan x ray kepala dulu, kecuali benar2 mengarah ke perdarahan intra kranial baru ct scan kepala. Sekali lagi, dokter sendiri pun susah bertindak sesuai standar bila sistem ( bpjs) masih seperti ini.

    • @ferryirwandi
      @ferryirwandi  Год назад +1

      terima kasih sudah komen, Doc
      really Apreciate it
      sedikit gambaran dok, saya mengamati tidak ada perbedaan di pemeriksaan awal antara di Indonesia dan malaka, saya mengamati prosesnya dengan seksama, secara prosedur sama, tapi ternyata hasil diagonisnya berbeda, di Indonesia dibilang itu Sinus di Malaysia dibilang itu cancer, saya ingin bertanya kenapa dua hal ini berbeda?
      baru hari setelahnya dilakukan MRI dan selanjutnya Pet CT scan

    • @DennyMon
      @DennyMon Год назад +1

      @@ferryirwandi
      kalo dari penjelasan Pak Dokter dan testimoni Bang Ferry. izin menyimpulkan..
      skill issue, innit?
      Semoga Lekas Sembuh Bang Ferry untuk Ibundanya..

    • @orangelily9028
      @orangelily9028 Год назад

      @@ferryirwandi untuk memastikan adanya keganasan ( kanker), salah satunya diperlukan pemeriksaan patologi anatomi dari sampel jaringan yg dicurigai ada keganasan, sayangnya, ahli patologi anatomi di Indonesia sedikit, kenapa sedikit? Krn spesialisasi ini tdk terlalu "menghasilkan", jadi jarang peminat, dari sampel jaringan yg dikirim ke lab PA, hasilnya bahkan bisa keluar satu bulan kemudian karena antri, dan selama hasil itu blm keluar, kita akan tetap memakai diagnosa awal sebagai diagnosa sementara. Dan dokter rata2 tidak menunjukkan kemungkinan2 diagnosa lain ke pasien untuk mencegah kepanikan pasien dan keluarga.
      Di Malay dan Singapore, spesialisasi seperti patologi anatomi ada banyak, jadi hasil pemeriksaan sampel jaringan bisa keluar dalam hitungan jam.
      Sebenarnya. Saya sangat berharap terhadap undang2 yg baru. Salah satunya batas usia untuk mengambil spesialis. Di Indonesia, usia ambil spesialis maksimal adalah 35 tahun. Ketika ambil spesialis pun tdk digaji, tidak boleh praktek, jadi yg bisa ambil spesialis kalau bukan super kaya ya pinter banget ( dapat beasiswa). Krn biaya ambil spesialis bisa milyaran.
      Beda dg di Amerika, tidak ada batasan usia untuk spesialis, dan selama spesialis, kita digaji.
      Saya bayangkan bila batasan usia itu dihilangkan, dan spesialis digaji, tidak sulit bagi Indonesia untuk mencetak banyak spesialis baru. Karena pada dasarnya, para dokter kita cerdas2, hanya saja akses untuk ke spesialis memang begitu sulit, dan bullying ketika spesialis itu nyata adanya ( saya mengalaminya), dan meskipun Menkes sudah membuka hotline utk melaporkan bullying, percayalah, tdk banyak yg akan berani speak up, knp? Karena sekali speak up, pasti kakak tingkat akan tau siapa pelapornya, dan bukti bullying susah untuk diungkapkan ( orang2 pembuli tersebut adalah orang2 tercerdas di Indonesia), alih2 bullying terhenti, kita akan berada di situasi tdk lulus2 Krn skill junior diajarkan oleh kakak tingkat, bukan dosen langsung ( seringnya begitu), laporan bullying, bisa berimbas kakak tingkat tdk mau mengajarkan skill ke kita dan seterusnya2. Intinya, jd neraka sendiri buat pelapor.
      Mas Ferry sebagai influencer yg sangat berpengaruh, mungkin bisa mengulas hal ini nantinya, sehingga membawa perubahan wajah dunia kedokteran kita dan secara tidak langsung menyelamatkan banyak nyawa.

    • @dirzyadam4307
      @dirzyadam4307 Год назад

      @@orangelily9028 Turut prihatin & miris dok akan kasus bullying tersebut. Semoga dengan UU kesehatan yang baru kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan & fasilitasnya juga bisa lebih baik.

  • @lightningx7239
    @lightningx7239 Год назад +2

    Dulu juga sama kakak gue kena misdiagnosed, gejalanya badan berasa lemah, mual sakit perut, diindo cuma dikasih obat trua disuruh pulang, karna ga sembuh 2x kakak gw di bawa ke tiongkok buat berobat dan kagetnya gw dia kena usus buntu, dan udah parah banget, akhirnya operasi disana dan gw diliatin ususnya panjang +- 30 cm. Btw gw juga berangkat sama ayah gw yg habis operasi pergantian tulang paha di indonesia karna jatuh retak dan harus diganti karna kependekan tulang nya dan di tiongkok dioperasi lagi, coba kalo ayah gw gak berangkat ke tiongkok pasti nya kakak gw udah ga bakal ada lagi didunia. Gw juga pernah berobat gigi pakai bpjs, dan selalu disuruh pulang terus setiap kali ke berobat sampai 10 kali alasannya tensinya tinggi, beberapa tahun setelahnya gw coba berobat ke dr swasta untuk perawatan akar gigi 3 kali pertemuan selesai dan hasilnya bagus, meakipun mahal habis 3.5 jt.

  • @rufaidah6457
    @rufaidah6457 Год назад +1

    Saya juga kehilangan bapak gara gara salah diagnosis pak ferry.. kanker darah yang menyerang tulang belakang alias miloma. 2 tahun jalan perawatan baru ketemu kalau kanker 5 bulan sebelum meninggal dan itu kondisinya sudah parah sampai nggak bisa bangun sana sekali dan nggak memungkinkan buat kemo. Diagnosis kanker ketemu pas dirawat di rsud dr. Sutomo surabaya yang mana disitu dokternya minta maaf banget sama keluarga kalau bapak saya baru ketemu diagnosis kanker.
    Awal diagnosa di rumah sakit daerah di lamongan dr.sugiri cuman batu ginjal dan sudah di rawat dengan pasang alat penghancur batunya.. yang tidak masuk akal, bagaimana bisa bapak saya hanya sakit batu ginjal tapi tidak bisa duduk / mengangkat badannya sendiri.. ini berlangsung sampai 1,5 tahun dan sama sekali tidak ada peningkatan.. yang dilakukan keluarga saya hanya bolak balik rs hampir seminggu sekali.
    Disini ada kesalahan besar di rs daerah. Dan mereka juga enggan minta maaf, malah rsud provinsi yang minta maaf buat kesalahan diagnosa rs daerah.
    Tapi itu semua sudah terlambat, akhirnya dari rsud sutomo angkat tangan dan meminta keluarga untuk bawa pulang bapak untuk ditemani di detik nafas terakhirnya.
    Semoga kita semua sehat selalu, agar tidak banyak kejadian seperti ini. Serta rumah sakit" lain agar tidak menyepelekan pasien siapapun. Kalian tidak tau betapa sedihnya ditinggal tulang punggung keluarga, bapak saya.
    Allahummaghfirlahu

  • @bangyulian
    @bangyulian Год назад +6

    Paman saya meninggal juga bang fer, di vonis sakit maag awalnya, ternyata kanker hati stadium 4, dan baru ketauan pas di masa masa kritis bbrp bulan sebelum meninggal nya, qadarullah beliau sudah wafat 2 tahun lalu. cuman sangat menyayangkan aja kenapa harus seperti ini

  • @kawanyusah8638
    @kawanyusah8638 Год назад +5

    Kalau ada uang lebih baik berobat diluar, karena disini gacha yang Rate ssr nya 0,0000001% wkwkwkwk.

  • @hilminurseptian8039
    @hilminurseptian8039 Год назад +1

    Makasih bang udah ngasih tau informasi, semoga ibu bung ferry cepet sembuh. Setelah melihat konten lu gw berspekulasi untuk berobat di luar negri, GW GA PERCAYA SAMA DOKTER DI SINI.

  • @jeardincandra7002
    @jeardincandra7002 Год назад +2

    Banyak banget yang perlu direvolusikan di bangsa ini, semoga masih banyak warga negara yang blm putus asa.. segera pulih untuk nyokap bang

  • @amalhanaja
    @amalhanaja Год назад +2

    Semangat bangg. support terus Ibunya... saya pernah kena kanker nasofaring juga dan ketahuannya pun udah stadium 3B. Alhamdulillah sekarang udah 4 tahun saya melewatinya.
    Kalau waktu terapi dukung terus ibunya bang yang sabar.
    Waktu dulu saya juga pernah salah diagnosis juga. Saya dulu di diagnosa kena infeksi telinga bahkan sampai Operasi kecil untuk melubangi gendang telinga. Karena ga kunjung membaik setelah operasi tersebut, saya cari referensi untuk mencari tenaga medis lainnya. terus ada satu dokter sepesialis dan saya disuruh melakukan biopsi.
    Kemudian saya di terapi menggunakan radiotherapy itu pun berat banget ngejalaninya mulai dari mual muntah lemas sampai ndak bisa makan karena tenggorokan sakit parah..

  • @nurmaulisihombing2345
    @nurmaulisihombing2345 Год назад

    Ibu yg berbahagia memiliki putra spt Anda,semoga upaya yg max ini berbuah manis.terimakasih juga sdh mau n berani berbicara sesuai kenyataan yg Anda alami.semoga pelayanan kesehatan kita mau n bisa berubah lebih baik.

  • @yohanesbagah8974
    @yohanesbagah8974 Год назад +1

    Jd begini. Sinusitis jika lama kelamaan maka bisa beresiko kanker. So mungkin awal diagnosa sdh tepat sinusitis, tp seiring berjalannya penyakit maka menyebabkan perburukan. Saya turut perihatin dg kondisi ibu bang irwan. Semoga diberi kesembuhan

  • @iwannurdiansyah7536
    @iwannurdiansyah7536 Год назад

    istri saya juga sempat mengidap kanker nasofaring, berobat lewat bpjs ... awal mula istri saya suka pusing kepalanya dan lalu tiba2 kuping sebelah kanan tidak bisa mendengar di sertai agak susah utk bernafas , dr puskesmas di rujuk ke RSUD kecamatan, dan dr RSUD dirujuk kembali ke RSUP fatmawati , karena ketika di cek dimasukkan kamera ke hidung, ada benjolan kecil didalam, di RSUP istri saya di cek lewat ct scan, lalu biopsi (pengambilan sel kanker), alhamdulillah hasil dr biopsi , sel kanker nasofaring istri saya tdk ganas ... dan sampai sekarang sdh normal kembali masalah pendengaran n pernafasannya .
    Alhamdulillah meski pakai bpjs, dokter melayani istri sayai dan melakukan berbagia test dngn baik .
    semoga kasus2 salah diagnosa tidak ada lagi atau minimal berkuranglah di indonesia , karena salah diagnosa nyawa taruhannya , seperti ibu saya yg salah diagnosa penyakit tipus di klinik, padahal DBD, trombosit sdh habis, ketika di bawa RS cuman sempat menginap semalam n tdk tertolong (dulu saya masih SD ketika ibu meninggal n belum ngerti apa2) 😢

  • @VinsenNugraha
    @VinsenNugraha Год назад

    BAYI kami hampir pernah mengalami sedikit hal yang kurang lebih sama, tapi bukan salah diagnosis. tapi lebih ke ada yang terlewat oleh pihak perawat. saat istri mau melahirkan anak pertama kami. jadi kami berniat melakukan lahiran normal. singkat nya dari pagi sampai siang setelah dibawa kepuskesmas. tidak ada tanda tanda akan lahiran normal karena bukaan yang tidak bertambah. dirujuklah ke RS daerah. terus di bwa keruang tunggu bersalin dari siang sampe malam. sekitar jam 7 malaman. istri merasa pipis dengan jumlah yang banyak. saya pun meminta perawat untuk mengganti selimut karena kasihan nanti masuk angin. dan selimut pun diganti terus dicek, kok masih belum bukaan lagi. sekitar jam setengah 9 malaman saya dan mertua yang merasa gak tega sama istri yang kesakitan. memutuskan untuk operasi sesar saja. kebetulan ada dokter yang bisa dan setengah 10 malam pun langsung operasi. dan alhamdulillah bayi kami lahir cuma tidak langsung menangis, jadi harus diobservasi dulu di ruang terpisah dengan kami. keesokan pagi nya dokter yang mengoperasi semalam visit keruang kamu. dan kami berdua terkejut saat beliau bilang bahwa saat operasi air ketuban nya ternyata sudah habis. untuk sempat di operasi kalau tidak bisa berbahaya untuk bayi kami. saya dan istri langsung teringat dengan pipis banyak semalam. jangan jangan itu bukan pipis tapi air ketuban. tapi kok bisa perawat yang mengecek kok tidak sadar. padahal sampai mengecek ke area kewanitaan istri dan tetap bilang kalau tidak ada bukaan. coba bayangkan kalau kami pihak keluarga tidak meminta operasi. bagaimana nasib bayi kami. kami yang tadinya mau marah juga tidak ingat perawat yang mana yang mengecek karena kondisi kalut serta panik. jadi kami tidak jadi protes dan bersyukur bayi kami selamat. mungkin memang ini jalan nya dari Gusti Allah

  • @npcsurvivor1785
    @npcsurvivor1785 Год назад +1

    Istri saya juga sama salah diagnosa dokter di indonesia, ternyata kena kanker nasofaring juga. Semoga Ibu Bang Ferry bisa menjalani pengobatan kanker nya dengan lancar dan mendapatkan kesembuhan 🙏

  • @fredikasurya8429
    @fredikasurya8429 Год назад +1

    Doa terbaik buat ibu bang ferry, ibu gua juga lagi ngejalanin pengobatan kangker nasofaring, sekarang lagi di rawat di RSUP Padang, mohon doanya juga temen” semua

  • @jimmyliu1366
    @jimmyliu1366 Год назад +1

    Banyak anggapan berobat di luar negri pasti orang kaya. Padahal kalo di hitung² biaya yg di keluarkan ga lebih mahal drpd berobat di rs indo. Terutama dalam hal tepat diagnosis & kecepatan dalam penyembuhannya, saya pribadi selalu mempercayakan rs mahkota malaka sebagai second option. Kalo penyakit agak berbahaya langsung ke malaka saja, jgn main² sama nyawa.
    Di sini sering banget salah diagnosis & ga sembuh².
    Di rs mahkota malaka semua orgnya ramah² banget, grecep, & lucunya di sana bisa di katakan hampir selalu ketemu dgn org indo yg sedang berobat, alhasil pelayan sana fasih sama bahasa indo.

  • @andreasmanihuruk2177
    @andreasmanihuruk2177 Год назад +2

    tidak sebandingnya tenaga medis dengan jumlah masyarakat indonesia tidak bisa menjadi alasan untuk adanya salah diagnosa. itu kembali kepada kurikulum pendidikan dan kompetensi dari kedokteran di indonesia. semoga ada evaluasi dan revolusi bagi bidang kesehatan terutama kedokteran di indonesia

  • @m.ridwansyah4902
    @m.ridwansyah4902 Год назад

    "ORANG HEBAT, UJIANNYA JUGA HEBAT"
    semangat terus bang, semoga diberi kelancaran untuk segala urusannya

  • @Nara_irs
    @Nara_irs Год назад

    Jadi dokter itu banyak sekali dilemmanya. Biaya pendidikannya mahal sekolahnya juga lama tapi pendapatannya juga nggak besar/sebanding. Itu baru dokter, saudara saya sendiri sekolah keperawatan S1 cari perkerjaan cukup sulit. Rumah sakit banyak yang tidak mau lulusan S1 (+profesi), mereka lebih memilih lulusan D3 karena gajinya lebih rendah. Nakes sekarang saja banyak yang pindah ke luar negeri, peluang lebih besar kesejahteraannya juga lebih bagus. Ini pengalaman pribadi saya saja, kebetulan dari keluarga saya banyak yang nakes, kalau ada kesalahan mohon dikoreksi.