Ribuan Orang Melihat !! Klenteng Se-Indonesia & Etnis TIONGHOA Datang Kesini

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 15 май 2023
  • Berusia 200 Tahun, Klenteng Se-Indonesia Etnis Tionghoa Datang Kesini
    #tionghoa #barongsai
    Klenteng Hok Sian Kiong genap memasuki abad kedua (200 tahun). Puncak perayaannya digelar dengan manampilkan Kirab Budaya sebagai wujud semangat persatuan dan persaudaraan antarumat beragama.
    Kirab ini menjadi sebuah bentuk representasi Kota Mojokerto yang harmonis dan humanis. Kirab Budaya ini dihelat di Klenteng Hok Sian Kiong, Kota Mojokerto, (14/5/2023) dengan dihadiri 51 perwakilan Klenteng se-Indonesia dan 6 perwakilan pemeluk agama.
    Peringatan 200 tahun Klenteng Hok Sian Kiong ini juga dibarengi dengan Yang Mulia (YM) Makco Thian Shang Sheng Mu yang ke-1063. Dia dikenal sebagai Dewi Laut, penolong para pelaut, serta pelindung etnis China di wilayah Selatan dan imigran di Asia Tenggara. Kultus Tian Shang Sheng Mu terutama berkembang pada wilayah pesisir pantai dimana penduduknya bergantung dengan aktivitas kelautan.
    Tempat ibadat Tri Dharma Hok Sian Kiong didirikan pada tahun 1823 dengan akte notaris tanggal 23 Desember1823 pada masa penjajahan kolonial Belanda berlokasi di Sentanan Kidul (Sekarang Jalan Kapten Piere Tendean) yang merupakan gudang milik Oei Kiem Hoa.
    Berkat jasa dari Letnan Ong An Thay, Oei Kiem Hoa, dan Letnan Tjoa Sien Kie, (dari Surabaya), keberadaan tempat ibadat Tri Dharma Hok Siang Kiong dipindahkan ke Jalan Panglima Sudirman No. 1 pada tahun 1874 hingga sekarang.
    Bangunan Klenteng Hok Sian Kiong awalnya berada di halaman sisi selatan yang saat ini digunakan sebagai ruang altar Kwan Im Hud Co, baru pada tahun 1906 atas usaha Letnan Ong An Thay dilakukan pembangunan gedung yang baru berada di depannya (utara bangunan lama) yang saat ini digunakan sebagai bangunan induk altar Makco Thian Shang Sheng Mu.
    Perubahan dan perbaikan Klenteng Hok Sian Kiong terus dilakukan tahun 1930 atas usaha Kongsi Tan Oen Liang dengan arsitek Liem Toen Thay. Pembangunan ini mencakup bagian sayap di kanan dan kiri bangunan induk.
    Setelah kegiatan perbaikan dan pembangunan selesai, Klenteng Hok Sian Kiong dijaga oleh Bio Kong, The Ting Kiauw dengan tugas sehari-hari penata pelaksana kegiatan peribadatan baik untuk diri sendiri maupun untuk kepentingan umat.
    Pembangunan fisik dan fasilitas pendukung tempat ibadat Tri Dharma Hok Sian Kiong terus berlangsung dari masa kolonial Belanda hingga Jepang, meskipun pada masa Jepang mulai menurun drastis karena situasi politik yang ada.
    Setelah memasuki masa kemerdekaan tahun 1945, mulai ada kebebasan untuk beribadah termasuk di Klenteng Hok Sian Kiong yang berarti Klenteng "perikebajikan" ini. Sekitar tahun 1955 bangunan sebelah barat klenteng digunakan sebagai Vihara.

Комментарии • 9