Hai semuanya terima kasih udah menonton video ini! Mimin udah menyangka sih bakal banyak cowok-cowok yang ngiri dan minta "standar kegantengan" juga dibahas. Remotivi udah pernah bikin bertahun-tahun yang lalu malahan! Ini linknya: ruclips.net/video/8Zwjjh99QwA/видео.html Gausah baper dulu yes, masbangpakbrooo? ;)
Terima kasih atas videonyaa kak... Isinya keren dan penyampaiannya nyaman... Jadi lebih dapat memahami setiap hal yg disampaikan... Semoga semakin sukses ya...
Yang paling menyedihkan adalah pada iklan lowongan kerja untuk wanita yang mensyaratkan penampilan menarik sebagai poin pertama alih-alih kompetensi. Padahal, pekerjaan tersebut pada dasarnya tidak memerlukan penampilan menarik sebagai syaratnya.
Klo SPG emng harus cantik dan menarik, mereka diibaratkan sampul buku gitu. Kalo kerja kantoran biasa yg kena cuma ngetik mesti good looking jg syaratny.... Artiny bisa ny ada maksud lain
Gak masalah sih klo SPG/pekerjaan yg butuh tampil. tapi klo kerja dibelakang meja, depan laptop melulu Ngapain harus mentingin penampilan, seksisme amat dah
Saya tidak pernah dipandang oleh publik, saya paham apa rasanya, tapi saya tidak peduli. Banyak orang bilang saya cantik, banyak orang yang bilang saya buruk. Tapi saya lebih nyaman jadi orang yang biasa aja, tidak menjadi pusat perhatian, nyaman jadi diri sendiri, punya standar sendiri, dan tidak tertekan tuntutan orang lain. Karena apa, saya tidak peduli. Kalo kita berorientasi terhadap orang lain terus, selamanya kita bakal menganggap diri kita kurang. Sampe mati pun orang cantik akan selalu ada, mau sampe kapan terintimidasi yang bahkan orang itu jangankan peduli, kenal anda aja ngga. Terlepas dia cantik apa ngga, yang dia omongin bener tentang love yourself. Salahnya dia apa cantik? Salahnya dia apa bilang self love kalo itu emang bener? Apa dia harus jelek dulu baru bisa bilang selflove? Atau karena dia cantik ga boleh self love? Atau gimana? Logikanya ga ketemu saya. Mau jelek apa cantik itu udah kewajiban kita cinta diri sendiri, ya kita dikasih Tuhan begini modelnya, mau protes sama siapa? Kalo kita sendiri aja ogah sama diri kita sendiri, gimana orang lain? Semakin kita tidak menghargai diri sendiri, orang juga semakin males menghargai diri kita, untuk apa menghargai orang yang menghargai dirinya aja ga bisa? Tapi kalo kita menghargai diri sendiri, meskipun orang ga melirik kita tidak kehilangan diri kita sendiri. Kita ga bisa ngerubah orang yg udah cantik. Kita ga bisa ngubah standar kecantikan yang udah ada mendarah daging ada di masyarakat. Yang bisa kita kontrol ya diri kita sendiri gimana menghadapinya, memilah apa yang bisa kita ambil, apa yang kita buang. Karena pada akhirnya semua itu bukan soal cantik ga cantik, tapi soal ini diri sendiri apapun bentuknya kita mau terima apa ngga? Kita ga bisa nyenengin semua orang, yang penting kita nyaman dulu sama diri kita, selebihnya ntar juga terseleksi sendiri orang-orang yg bisa nerima kita terlepas kita itu apa. Aura anda insecure dan negatif dari tulisan anda, saya yang baca sebagai orang asing aja sebenarnya ga nyaman. Terlepas fisik anda gimana, cara anda memandang diri anda sendiri aja udah bikin orang males sama anda. Mungkin anda ga dipandang publik karena hal tersebut. Mungkin sebenarnya anda cantik, tapi anda memilih ingin jadi seperti orang lain yang bukan anda, yang membuat anda ga hanya kehilangan atensi publik tapi juga diri anda sendiri. Saya tau kritik saya pedes dan terlalu jujur, mungkin aja mbak juga bakal denial, dan saya ga peduli akan hal itu. Tapi minimal anda melihat perspektif lain, yang mungkin bisa membuka pikiran anda. Banyak orang yang ga sesuai standar kecantikan yang ada. Tapi yang dia lakukan apa? Dia buat standar dia sendiri dan meyakinkan orang lain kalo dia cantik. Persetan sama apa kata orang. Dan orang yakin karena dia meyakini dia cantik. Gimana kita bisa bikin orang lain yakin sama hal yang kita sendiri ga yakin? Ujung-ujungnya cantik itu masalah sugesti aja sebenernya. Toh standar kecantikan masyarakat juga dibangun oleh sugesti kan? Tinggal pinter pinter kita aja mensugesti diri sendiri dan orang lain pada akhirnya.
@@lathifarizqiandhary8927 "banyak orang bilang saya cantik", masih mending ada yang ngomong mbak cantik, gimana sama saya yg kalo orang liat muka saya aja langsung jijik dan ogah "terus kalo cantik gak boleh ngomong self love gitu" bukan itu point utamanya, orang cantik jelas lebih gampang self love ya karena dia cantik, dia hanya mempertanyakan coba aja dia ngerasain jadi jelek, apakah dia bisa self love dengan gampang, karena kadang kadang yg good looking gampangin banget nyuruh self love sama yg jelek, malah jatuhnya ngeremehin. "Bagaimana orang akan suka kepada anda, jika anda tidak suka kepada diri sendiri ?" Saya pun jujur gak dapet logikanya. Saya punya kenalan orang good looking, dia orang nya suka insecure an karena hal hal kecil (padahal secara ekonomi dan fisik dia bisa dibilang sangat mumpuni, dan kemampuan dia disegala bidang pun bisa dibilang sangat bagus) berarti dia gak menghargai diri sendiri ? Tapi saya tetep suka sama dia karena dia cantik, bodoamat dia mau ngehargai diri sendiri apa gak. Terus gimana kita mau ngasih sugesti dan citra baik tentang diri kita kepada orang lain kalo kenyataannya pas awal ketemu pasti yg pertama dinilai selalu fisik, lah orang ketemu saya aja kebanyakan udah ogah dan jijik dulu, gimana mau nilai personality saya nanti kalau dah mandang fisik aja langsung ogah. Pada nyatanya semua orang yg bisa ngeliat (termasuk saya) ya pasti mandang fisik.
@@lathifarizqiandhary8927 ga semua orang mampu kaya gitu mba. lagian jangan asal nilai orang dari tulisan dia aja. tapi saya setuju banget sama kalimat akhir
Makanya aku suka kesal juga liat berita2 "liat penjual tahu kaki lima cantik ini" atau bahkan jadi kasir alfamart. Emang yang boleh jualan kaki lima cuma orang jelek apa? Terus kenapa gitu kalo dia cantik.
Sama halnya saat seseorang melakukan kejahatan tapi wajah rupawan pasti ada yang komen "wah sayang, padahal cantik/ganteng" Tapi kalo yang melakukan kejahatan wajahnya kurang cantik/tampan malah semakin di buli.
Orang cantik punya kesempatan lebih, misal jadi selebgram atau model yg kerjanya dinilai lebih enak, kenapa pilih jualan kaki 5? Ya jelas kalo cantik bakal menarik nggarangan, mau tahunya ga enak, viral, penjualan stonk. Wkwkwkkkk
Or not. The idea of make up and skin care are to attract others is so fcking dumb. Esp. skin care, many use them bcz they love themselves. I am a man, but I care about my self so I use skin care not to show to others but I feel good, feel healthy and clean. Many women wear make up as art, too. It's just the mentality, not the make up or skin care.
@@ZachrachieMoon or since it's a trend? and what's your definition of clean? Alright, I agree with the point "make up and skincare aren't *only* to attract people."
Next video idea, bahan soal "toxic masculinity" Di Indonesia, berasa banget kalo ada standard buat jadi "laki-laki". Harus suka olahraga, gaboleh nangis dan nunjukin perasaan, harus macho dan agresif. Kalo engga gitu "lu bukan cowok". Dan media jelas2 bkin orang Indonesia makin terjerumus ke standard ideal laki-laki. Yg viral barusan itu soal Deddy Kokbuset yg ngatain Ivan Gunawan gara2 dia pake make up dan kemayu.
toxic masculinty itu sebenarnya aneh dan kontradiktif, sebutlah tuntutan feminisme yg menuntut penghapusan nilai-nilai patriarki yg menuntut "cowo musti bisa apa saja" (termasuk memasak,membantu istri, juga mengurus anak). Disisi lain toxic masculinty menuntut agar pria "gapapa agar gabisa apa-apa", hal ini aneh dan sangat melemahkan nilai kaum pria. saya bukanya rasis karema terlihat membedakan antara pria dan wanita, tapi sejujurnya toxic masculinty terlah meruntuhkan nilai hidup pria dan nilai maskulinitad !
Aku malah sering dibilang "ga cantik/jelek" oleh temen perempuanku. Karena standar cantik yang ditentukan oleh masyarakat pada umumnya. Tapi gapapa, aku tetep jadi orang yang percaya diri aja dan merawat diri.
Damn, sebagai cowo yang ga pernah peduli sama wujud fisik dan cara berpakaian sendiri asal masih sopan. Gue ga pernah nyangka inside the mind of a women tuh bener" berat karena takut di anggap ga atraktif.
Aku sebagai cewe daripada takut ga dianggap atraktif, lebih takut dilihat cuma dari tampangnya aja dan skillnya dikesampingkan. Rasanya sayang udah sekolah tinggi-tinggi tapi orang justru bilang "aduh cantiknya~"
Standard kecantikan dibuat oleh mereka yang bisa mengontrol, ia sih benar banget Walau kita menciptakan definisi kecantikan versi kita sendiri namun saat berhadapan dengan pekerjaan kita malah dikontrol kembali, dan mau tak mau utk mendapatkan pekerjaan layak banyak yg terkungkung dalam kebiasaan buruk ini. Apalagi pekerjaannya di media dan sebagai public figur
Kalaupun bukan standar kecantikan yang euro-centric pada konsepnya standar kecantikan itu toxic, perempuan di cina diremukkan kakinya supaya kecil dan "cantik", perempuan kayan di myanmar ditarik-tarik lehernya pakai kalung yang kayak per mobil agar panjang biar "cantik", bahkan pake standar umum juga perempuan mati-matian biar kurus sampai makannya sedikit biar "cantik" atau beli makeup mahal sama produk skin care, emang insecurity-nya perempuan itu udah kayak lahan bisnis ya :^)
@@ateis850 wkwkw pernyataan kayak gini tuh aneh sebenarnya, jilbab kan fungsinya untuk menutupi kecantikan perempuan, tapi kenapa pas perempuan pake jilbab malah dibilang lebih cantik
@@bmawlaf kalau ini mah cuma cari alasan supaya perempuannya yg belum mau berhijab, jadi mau berhijab, dan nyaman berhijab, karena dibilang lebih cantik.
Honestly, I feel so much pressure and sometimes feel so burden with "our beauty standard". It makes woman as an object, not a person. And you know what? Screw the media, don't ever give a sht of what they say. We're all women beautiful and pretty in our own way. We shouldn't be considered 'exist' just because our face and or our body that fit with "society perspective". Look, what I want to say is that just be confident with who you are. Not every trend should be followed, okay? There are so much more aspects that can be adored from women; our intelligent, the way we think, how can we contribute to some serious issues, and many more rather than just the face and the body. And if you ever feel so sick with what's going on with this crazy world, just delete your Instagram or unfollow those influencers, then you'll be just fine, girls. We deserve so much better attention and social acceptance than this. #LoveYourself
@@remotivi berarti mimin insekur sama muka sendiri, karena melihat muka sendiri di layar & membandingkan dg muka orang lain, anjrit mukaku kok ajaib gini wkwkwkkkk
Sayangnya body positivity bukan jadi ajang orang buat diet sehat.. tapi "ah gue bahagia kok badan kyk gini jadi gue bebas makan apa aja" Padahal tagline "love your body" bukan buat kita abai tapi harusnya tergerak buat ikut diet sehat dan olahraga.
Di era sekarang, harusnya konsep cantik gk lagi cuman diukur dari tubuh, tapi juga attitude, otak, dan skill, sihhh... Tapi emang lebih gampang aja muji lewat visual kali... 🥲
Being honest, sampe detik ini gue ga peduli sama sekali sama fisik gue. As long as gue berpenampilan rapi dan sopan, bagi gue its enough. Gue bisa pastiin banyak cewe yang sama kaya gue. Tapi, sayangnya lingkungan dan society ga demikian. Di sekeliling gue selama gue hidup, semua temen-temen gue yang cantik, dapat pertolongan, perhatian dan beragam priviledge lainnya yang ga bakal didapetin sama orang yg wajahnya jelek atau penampilannya ga menarik. Jadi, wajar aja rasanya gue dan cewe-cewe lain berlomba-lomba untuk bisa jadi cantik kaya mereka. Gue juga pingin ngerasain hidup effortless. - begitu kira-kira isi pemikiran gue dan cewe-cewe yang mati-matian jadi cantik lainnya.
pernah bikin versi genderswap version dari diri gw sendiri dengan deepfake ala ala dan kemudian bikin ig yang postingannya kurang lebih sama lah sama postingan pribadi. Responnya beda bung, versi cantik jauh lebih laku dan dapet lebih banyak comment like bahkan dm yang ok sampai questionable. Mungkin gak bisa dibandingin kaya gini, but heck you know my point. Dengan konstruksi sosial dan media macem ini jelas kecantikan jadi sebuah advantage yang gak bisa diremehkan, lebih dari itu ya rasa insecure yang kemudian muncul dari cewek itu jadi sebuah lahan bernilai ekonomi buat segala macam produk kecantikan yang kemudian jadi lahan lagi buat beauty influencer. Ps: jadi cewe cantik capek loh asli
Yap bener banget, pasti setiap kasus yg disorot 1. Polwan "cantik" 2. Tukang seblak "cantik" 3. Dll Walau saya lelaki tapi rasa tidak nyaman aja dengan berita begini 😑 yg disorot benar rupa dari profesional
Jadi keinget sama anime Haikyuu (anime yg ceritain ttg olah raga voly), dimana ada karakter bernama Kiyoko Shimizu. Pas di season 3 team Karasuno melaju ke perlombaan voly SMA tingkat nasional, Itu final provinsi disiarkan secara langsung muka Kiyoko-nya lama banget di shoot sama pihak tv. Namanya Sugarawa (pemain di voly Karasuno) diperlakukan begitu karena kecantikannya
pesan buat cewe... Kalo muka ga cantik, ya cantik perilaku nya aja... pasti laku kok! Jangan uda muka ga cantik, perilaku nya juga ga cantik, trus nyalahin standar kecantikan yg ga make sense..
Orang2 cantik selalu dapat perhatian banyak dari lingkungan maupun orang2 di luar lingkungan apa lg media sosial selalu menyorot orang2 cantik mereka tdk bisa membayangkn susahnya untuk mengejar setandar cantik itu
halo remotivi!! mau request sekaligus nanya, masalah algoritma advertising di internet yang ngasih iklan snack video terus:') dan kenapa kok masih aja banyak objek2 iklan yang dianggap menarik bagi mereka itu perempuan2 yang goyang2 pake lagu remix:')) makasih banyak remotivi. ditunggu terus video2 edukatif lainnya!!!!!!!!
Terima kasih, untuk para team Remotivi. Videonya sangat informatif. Semoga channel ini terus berkembang dan bisa menyampaikan pesan ke lebih banyak orang.
Muak dengan media massa yang masih terus mempromosikan stereotipe ke perempuan dibandingkan medsos. Aku pernah ikut webinar trs mba Alamanda Shantika cerita pas diwawancara media massa tuh seakan interviewernya maksa nanya soal "gimana rasanya kerja di bidang yg banyak laki2?" Padahal mba Ala merasa biasa aja, tp tetep dicecer kaya gitu.
Kenapa harus cantik? Kenapa harus ganteng? Kenapa harus berat badan ideal? Kenapa harus wangi? Kenapa harus rapi? Kenapa harus bersih? Kenapa harus pintar? Kenapa harus kaya? Kenapa harus kreatif? Kenapa harus rajin?
bukan cuma wanita yang terdampak dengan tren standard kecantikan dewasa ini, laki-laki pun juga terdampak dengan "standard kecantikan pria" yang disematkan melalui media arus utama, hiburan, dll pada mereka. soon or later, isu ini akan terangkat bersamanya dengan meningkatnya kesadaran dalam masyarakat.
Eh bentar deh bukannya sekarang udah mulia ada pergeseran yak?. Beberapa iklan kecantikan keknya udah banyak pake colored person deh, jadi kalo masalah standar kecantikan udah mulai membaik. Tapi kalo masalah objektifikasi wanita di media mainstream indo emang masih parah banget sih.
Kalau masalah skincare, mungkin entah ada beberapa perempuan aktif membeli karena insecure... Tapi kalau menurutku sendiri, skincare itu gak selalu tentang jadiin cantik/ganteng, tapi beberapa skincare sesuai namanya ya buat "perawatan", kadang-kadang bisa jadi obat juga, biar kulit terlindung dari kuman/debu yg justru makin memperparah keadaan kulit (yang bahkan kadang ganggu aktifitas/ga nyaman juga)
media membuat cantik/ganteng harus begini begitu dan masyarakatnya sendiri mengaminkan. Buktinya apa? buktinya oplas, suntik putih, filler bibir, tanam benang wajah dll ga cuma perempuan. temen gue laki2 ada yg bayar mahal untuk ini. demi disebut ganteng dan lucunya klo gue boleh jujur temen gue itu skg jd ganteng. apa gue jg udah kemakan media ya?😁
Saya bukan perempuan. Tapi, saya tidak suka dengan standar kecantikan yang disematkan oleh media. Seolah-olah, hanya perempuan yang "dianggap" sajalah yang "berharga". Padahal, banyak perempuan yang tidak dinilai cantik menurut standar mereka lebih mempunyai value karena kontribusinya..
Bener sih setuju, dulu aku sempet ngalamin sama yang keadaan dikit dikit insecure, dikit-dikit kepengen temenku, habisin uang buat beli ini itu yang di tv, yang si sosmed. Tapi, makin lama makin sadar diri juga. Dunia kalau dikerjar gabakal ada puasnya. Makanya sekarang lebih sering menerapkan love myself, menerima diri apa adanya. Masih hidup dan diberi kesehatan harusnya bersyukur banget. Menghargai diri sendiri juga penting banget, karena kalau bukan aku ya siapa lagi. Trus makin gede makin pilih temen, yang nggak toxic relationship lah pokoknya ...
Jadilah cantik versi terbaik untuk diri sendiri.. Dan Jadilah ganteng dalam versi terbaik untuk diri sendiri.. Jangan membandingkan Fisik dengan orang lain. bandingkan aja dengan diri sendiri antara kameren dan hari ini.. Self - Love
Sama. Sampe dulu pas kecil aja pernah kepikiran pas gede nanti mau oplas, sumpah 😂 tapi untunglah sekarang sudah sampai dititik kalo pun dihina jelek... Lah terus ngapa yak, kalo kita jelek? Kita gak ganggu siapapun kok. Dan saat nerima diri sendiri apa adanya entah kenapa akhirnya lebih bahagia.
Di laman berita pun tokoh perempuan kontroversial (apalagi mereka yang trending habis menuai kritikan netizen) bakalan tetep diulas dengan embel-embel "cantik" di judul
Gue termasuk orang yang mulai skincare-an di saat pandemi. Bukan karena zoom meeting tapi lebih karena punya banyak waktu “kosong”. jadi lebih sering ngaca dan akhirnya sadar wajah merah2 plus terkelupas. Sebelum pandemi mobilitas tinggi, pagi2 udah sibuk siap2 kerja, di tempat kerja sibuk, you know the rest of the story lah. Jadi jarang banget ngaca. Menarik juga ternyata banyak perempuan lain yang mulai skincare-an saat pandemi for different reasons
Dear remotivi bahas soal perempuan dalam iklan pembalut dong. Mungkin artikel Aquarini Priyatna Prabasmoro yg berjudul Abjek dan Monstrous Feminine: Kisah Rahim, Liur dan Pembalut, yg ditulis dlm Jurnal Perempuan edisi seksualitas bisa menjadi referensi.
Pria atau wanita yang langsing atau punya penampilan baik itu sesungguhnya menyadarkan orang bahwa, diri ini adalah aset yang diberikan oleh Tuhan dan harus dirawat dengan baik, lagi pula dengan merawat diri akan menimbulkan hal hal positif bagi diri dan orang2 dilingkungan sekitar kita, misal punya berat badan ideal, kulit halus,lembut dan cerah, wajah berseri, menurut saya semua yang di tampilkan di media itu sah sah saja, bagaimana kita menanggapinya,lagian enak koq jadi Cantik dan Ganteng,kenapa harus iri? Kalau ingin tinggal ikuti saja pola hidup sehat yang mereka lakukan😋..
well, semua perempuan memiliki standarnya sendiri sendiri, walaupun terkadang lingkungan sekitar memaksa perempuan untuk menjadi seperti inilah seperti itulah. kecantikan itu, bukan hanya sekedar soal fisik saja, tetapi ini juga tentang pola pikir. jujur gue sendiri lelah dengan standar kecantikan yang dibuat oleh masyarakat, apalagi media juga berperan besar dalam hal ini. intinya cuma satu, jangan terlalu terpaku pada standar2 kecantikan yang bullshit itu, buat standar kecantikan mu sendiri, yang membuat kamu merasa bebas dan bahagia. btw, selamat hari Kartini
Menurut gw definisi perempuan yang cantik adalah Yang bisa masak Yang bisa mendidik anak baik Bisa merawat ortu baik Dan bisa membangun hubungan antar anak dan ibu
Pas itu pernah aku nonton vidio livenya si "pembasket sombong" aku lupa namanya dia. Jadi dia nyuruh pembasket² buat masukin bola basket ke keranjang (basket) kalo bisa nanti dikasih hadiah. Kan pembasket itu pada kebanyakan laki laki dan hanya ada 2 perempuan nah pas giliran perempuan yg lebih "langsing" dia disuruh lebih maju pas ngelempar bola basketnya. Nah pas yg giliran perempuan yg lebih "gendut" dia ngga disuruh lebih maju lalu dikatain "ini mah bukan perempuan". Aku agak lupa apa yg dia bilang tapi itu adalah poinnya
Kalo gk cantik ya namanya jelek dan itu relatif... Standar kecantikan itu dibuat oleh manusia dan dipopulerkan media... Kalo perempuan ingin cantik ya itu wajar toh manusia ingin meraih kepuasan dan kesempurnaan, tapi mereka lupa manusia itu gk sempurna..
Kontennya menarik,❤️ Ada anggapan kalau good looking, masalah hidup tinggal setengah, Katanya Kalau menurutku sekarang mending merawat diri dengan se-mindful mungkin bukan menyesuaikan dgn kecantikan SNI, kalo di stoicism ada hal yg bisa kita kontrol dan engga, fokus aja sama yg bisa kita kontrol. kita lebih menderita dengan hayalan kita dibandingkan realitanya. Kalo iklan + beauty standard udh dicekokin dari kecil, ya mulai aja sedikit demi sedikit menanamkan pemikiran baru + perlu waktu jg 😁
Iya betul setuju sekali.. melihat standar kecantikan yang ditampilkan di media sosial terutama oleh beberapa influencer membuat saya sebagai wanita jujur merasa sangat tertekan untuk menjadi seperti mereka.. dan kenyataan bahwa tampilan seperti itu lebih diterima dan dihargai masyarakat membuat saya lebih tertekan
Benar, saya setuju dengan pesan stop insecure tentang kecantikan tapi jangan generalisasi sampai ke semua orang itu wajahnya baik tidak perlu ini itu. Ada kok yang memang terlahir dengan kondisi medis tertentu dan harus ada perlakuan/perawatan khusus.
Semua kecantikan/kegantengan itu akan luntur dimakan waktu. Konsep mengkotakkan yg umum digunakan di masyarakat itu yang merusak. Cantik dan ganteng didalam jauh lebih utama. Mungkin karena Lebih mudah menilai orang lain daripada menilai diri sendiri
Sekitar awal tahun saya sempat suka nonton channel RUclips yang istilahnya memotivasi cowok-cowok agar lebih punya harga diri jadi cowok berkualitas lha istilahnya Eh ujungnya malah jualan skincare buat cowok
Iyaaa selama pandemi, jumlah skincare saya memang semakin banyak. Tapi karena budgetnya ada sih, soalnya kan enggak keluar rumah. Kalau dulu mau beli rada mikir, karena mobilitas tinggi.. 😅
gak tepat juga sih kalo misalkan ada yang bilang "gue gemuk trus kenapa?! yang penting gua love myself." loh ya gak kenapa napa. gemuk itu kan identik dengan gak sehat. berarti anda pengen gak sehat. yang gak perlu didenger stigma masyarakat tentang standar kecantikan masalah rupa. misal ada orang hitam yaudah gaperlu bleaching atau tambel make up. atau mukanya jelek ya gaperlu operasi.
tp kita liat di medsos keliatannya malah wanita yg lebih banyak mendiskreditkan penampilan wanita lain, dengan kata lain memaksakan standard kecantikannya untuk wanita lain... dan perlu diingat siapa penggagas acara beauty pageant yg sering disiarkan di tv, ya wanita juga... jadi dengan kata lain wanita juga andil besar menentukan standard kecantikan yg "layak" tampil di muka publik...
Remotivi boleh banget bahas simulacra & simulation nya baudrillad. Bagaimana layar / media membentuk kehidupan era modern sampai sampai kita gak tau apa yang real lagi
Stigma Kecantikan ini juga berimbas ke pria yang memilih pasangan tidak seperti standar kecantikan pada umumnya, seperti saya.. saya punya pasangan tidak kurus dan tidak tinggi, saya sering menerima kata2 dan masukan "kol lu mau si sama dia, kaya udah gaada cewe lain aja" dan kalau saya ceritakan tentang pacar saya ke orang lain, dan menunjukan fotonya, mereka kebanyakan langsung terdiam dan merasa canggung, sifaktnya seakan2 berubah seketika.. tapi, saya dan pacar saya masih bahagia dan 6 tahun kamu masih bersama
Kalo menurutku tidak ada salahnya memperbaiki diri dari segi fisik tergnatung kenyamanan setiap orang. Tapi yg paling menjengkelkan seolah olah kita telah di standarisasikan dengan suatu batasan tentang kecantikan. Kecantikan itu tidak ada batasan.
lebih ke arah muak sih. sebel sendiri temen suka ngeluh "di sosmed pada cantik-cantik bgt, gue doang yg jelek", yaitu krn yg hits cuma orang cantik aja. lebih seneng campaign self love yang real macem gitasav gitu sih ngga banyak aneh2.
Half agree half not. Pandemi emang bikin aku lebih insecure gara2 baru nyadar ternyata aku ga pernah perawatan selama ini. Ditambah ngeliat nak2 Twitter pada skinkeran jd lebih insecure. Muka mereka jd tambah glowing pake skincare a b c. Kalo dipikir, itu ga salah jg karena ternyata muka aku lebih kusam, banyak komedo dsb. Ya, sebelum pandemi emang ga pernah perawatan sama sekali. Cuci muka kl mau ketemu pacar aja 😂 positifnya sih jadi lebih sadar akan perawatan aja tapi ga berlebihan. Kotoran di muka hilang itu wajib, sama halnya dgn mandi yg membersihkan badan. Tp muka jd lebih putih dan mulus dari grenjel2an mah bonus aja.
Tolong ya untuk perempuan berparas cantik, jangan sok2an bahas soal "love youself", "rasa PD", dan sejenisnya. Kalian mending diem aja, atau bela topik lain. Gua rasa kalian bukan tipe manusia yg tepat untuk bahas topik itu. Kalian ga akan pernah ngerasain dihina masyarakat, dikucilkan, dibully, didiskriminasi karena muka yg jelek. Mending yg bersuara itu yg memang merasakan, biar ngena dan tepat.
Aku rasa media bukanlah faktor utama yg membuat standar soal kecantikan, "psikologi" manusia adalah hal utama yg menentukan standar kecantikan seorang wanita. Media cuma lah hasil dari psikologi manusia itu yg mengkategorikan kecantikan. Ya gitulah sifat manusia yg akan menjadikan standar kecantikan dari faktor usia, berat badan, tekstur wajah, warna kulit, dan faktor lainnya. Kecantikan dari masa ke masa akan menjadi hal menarik bagi psikologi manusia itu baik bagi pria maupun wanita, walaupun kecantikan bukanlah sesuatu yg abadi. Itulah mengapa media memanfaatkan yg apa namanya kecantikan untuk menarik viewer demi melihat konten berita mereka, dan juga perusahaan yg menjual produk mereka dengan iklan-iklan model yg cantik, walaupun orang2 (dan perusahaan) tahu kalau kebanyakan konsumen perusahaan itu "standarnya" tidak sama dengan sang model. "Cantik" sudah pasti lebih menarik daripada apa yg namanya kualitas kemampuan seseorang. Dan kecantikan akan menjadi "sampul depan" seorang manusia. Manusia akan lebih memilih sampul yg bagus daripada sampul yg jelek bila mereka memilih sebuah buku yg belum tahu isinya. Itulah sifat manusia kebanyakan hanya melihat seseorang (terutama wanita) dari kecantikannya saja.
Hai semuanya terima kasih udah menonton video ini!
Mimin udah menyangka sih bakal banyak cowok-cowok yang ngiri dan minta "standar kegantengan" juga dibahas.
Remotivi udah pernah bikin bertahun-tahun yang lalu malahan! Ini linknya: ruclips.net/video/8Zwjjh99QwA/видео.html
Gausah baper dulu yes, masbangpakbrooo? ;)
Terima kasih atas videonyaa kak...
Isinya keren dan penyampaiannya nyaman...
Jadi lebih dapat memahami setiap hal yg disampaikan...
Semoga semakin sukses ya...
Dulu pernah pas Lmen
Cowok cowok yg nyinyirin sjw
Yang paling menyedihkan adalah pada iklan lowongan kerja untuk wanita yang mensyaratkan penampilan menarik sebagai poin pertama alih-alih kompetensi. Padahal, pekerjaan tersebut pada dasarnya tidak memerlukan penampilan menarik sebagai syaratnya.
Klo SPG emng harus cantik dan menarik, mereka diibaratkan sampul buku gitu. Kalo kerja kantoran biasa yg kena cuma ngetik mesti good looking jg syaratny.... Artiny bisa ny ada maksud lain
Kamu dihire buat pemanis tim, biar rekan kerja yg cowok pada -caper- semangat wkwkwkkkk
Aku yg pernah kerja dibagian Admin aja dituntu sama mantan bossku harus berpenampilan baik. Aku juga disuruh untuk nerima surat lamaran kerja
Padahal kerjanya di belakang meja ._.
Gak masalah sih klo SPG/pekerjaan yg butuh tampil. tapi klo kerja dibelakang meja, depan laptop melulu Ngapain harus mentingin penampilan, seksisme amat dah
Orang cantik nyuruh "love your self", padahal mereka mana paham rasanya jadi orang jelek yang selalu ga dipandang oleh publik.
Saya tidak pernah dipandang oleh publik, saya paham apa rasanya, tapi saya tidak peduli. Banyak orang bilang saya cantik, banyak orang yang bilang saya buruk. Tapi saya lebih nyaman jadi orang yang biasa aja, tidak menjadi pusat perhatian, nyaman jadi diri sendiri, punya standar sendiri, dan tidak tertekan tuntutan orang lain. Karena apa, saya tidak peduli. Kalo kita berorientasi terhadap orang lain terus, selamanya kita bakal menganggap diri kita kurang. Sampe mati pun orang cantik akan selalu ada, mau sampe kapan terintimidasi yang bahkan orang itu jangankan peduli, kenal anda aja ngga. Terlepas dia cantik apa ngga, yang dia omongin bener tentang love yourself. Salahnya dia apa cantik? Salahnya dia apa bilang self love kalo itu emang bener? Apa dia harus jelek dulu baru bisa bilang selflove? Atau karena dia cantik ga boleh self love? Atau gimana? Logikanya ga ketemu saya. Mau jelek apa cantik itu udah kewajiban kita cinta diri sendiri, ya kita dikasih Tuhan begini modelnya, mau protes sama siapa? Kalo kita sendiri aja ogah sama diri kita sendiri, gimana orang lain? Semakin kita tidak menghargai diri sendiri, orang juga semakin males menghargai diri kita, untuk apa menghargai orang yang menghargai dirinya aja ga bisa? Tapi kalo kita menghargai diri sendiri, meskipun orang ga melirik kita tidak kehilangan diri kita sendiri. Kita ga bisa ngerubah orang yg udah cantik. Kita ga bisa ngubah standar kecantikan yang udah ada mendarah daging ada di masyarakat. Yang bisa kita kontrol ya diri kita sendiri gimana menghadapinya, memilah apa yang bisa kita ambil, apa yang kita buang. Karena pada akhirnya semua itu bukan soal cantik ga cantik, tapi soal ini diri sendiri apapun bentuknya kita mau terima apa ngga? Kita ga bisa nyenengin semua orang, yang penting kita nyaman dulu sama diri kita, selebihnya ntar juga terseleksi sendiri orang-orang yg bisa nerima kita terlepas kita itu apa.
Aura anda insecure dan negatif dari tulisan anda, saya yang baca sebagai orang asing aja sebenarnya ga nyaman. Terlepas fisik anda gimana, cara anda memandang diri anda sendiri aja udah bikin orang males sama anda. Mungkin anda ga dipandang publik karena hal tersebut. Mungkin sebenarnya anda cantik, tapi anda memilih ingin jadi seperti orang lain yang bukan anda, yang membuat anda ga hanya kehilangan atensi publik tapi juga diri anda sendiri.
Saya tau kritik saya pedes dan terlalu jujur, mungkin aja mbak juga bakal denial, dan saya ga peduli akan hal itu. Tapi minimal anda melihat perspektif lain, yang mungkin bisa membuka pikiran anda.
Banyak orang yang ga sesuai standar kecantikan yang ada. Tapi yang dia lakukan apa? Dia buat standar dia sendiri dan meyakinkan orang lain kalo dia cantik. Persetan sama apa kata orang. Dan orang yakin karena dia meyakini dia cantik. Gimana kita bisa bikin orang lain yakin sama hal yang kita sendiri ga yakin? Ujung-ujungnya cantik itu masalah sugesti aja sebenernya. Toh standar kecantikan masyarakat juga dibangun oleh sugesti kan? Tinggal pinter pinter kita aja mensugesti diri sendiri dan orang lain pada akhirnya.
Yoi.. Sama halnya kayak orang kaya yg mengkampanyekan hidup minimalis 😂
@@lathifarizqiandhary8927 "banyak orang bilang saya cantik", masih mending ada yang ngomong mbak cantik, gimana sama saya yg kalo orang liat muka saya aja langsung jijik dan ogah "terus kalo cantik gak boleh ngomong self love gitu" bukan itu point utamanya, orang cantik jelas lebih gampang self love ya karena dia cantik, dia hanya mempertanyakan coba aja dia ngerasain jadi jelek, apakah dia bisa self love dengan gampang, karena kadang kadang yg good looking gampangin banget nyuruh self love sama yg jelek, malah jatuhnya ngeremehin. "Bagaimana orang akan suka kepada anda, jika anda tidak suka kepada diri sendiri ?" Saya pun jujur gak dapet logikanya. Saya punya kenalan orang good looking, dia orang nya suka insecure an karena hal hal kecil (padahal secara ekonomi dan fisik dia bisa dibilang sangat mumpuni, dan kemampuan dia disegala bidang pun bisa dibilang sangat bagus) berarti dia gak menghargai diri sendiri ? Tapi saya tetep suka sama dia karena dia cantik, bodoamat dia mau ngehargai diri sendiri apa gak. Terus gimana kita mau ngasih sugesti dan citra baik tentang diri kita kepada orang lain kalo kenyataannya pas awal ketemu pasti yg pertama dinilai selalu fisik, lah orang ketemu saya aja kebanyakan udah ogah dan jijik dulu, gimana mau nilai personality saya nanti kalau dah mandang fisik aja langsung ogah. Pada nyatanya semua orang yg bisa ngeliat (termasuk saya) ya pasti mandang fisik.
@@ff_pro_athallah_real_hengk6647 sya setuju sm ini, org cantik itu punya privilege sndiri. jangan di ignore
@@lathifarizqiandhary8927 ga semua orang mampu kaya gitu mba. lagian jangan asal nilai orang dari tulisan dia aja. tapi saya setuju banget sama kalimat akhir
Makanya aku suka kesal juga liat berita2 "liat penjual tahu kaki lima cantik ini" atau bahkan jadi kasir alfamart. Emang yang boleh jualan kaki lima cuma orang jelek apa? Terus kenapa gitu kalo dia cantik.
Sama halnya saat seseorang melakukan kejahatan tapi wajah rupawan pasti ada yang komen "wah sayang, padahal cantik/ganteng"
Tapi kalo yang melakukan kejahatan wajahnya kurang cantik/tampan malah semakin di buli.
Orang cantik bebas
@@elanghendysubrata2488 parah emang
Orang cantik punya kesempatan lebih, misal jadi selebgram atau model yg kerjanya dinilai lebih enak, kenapa pilih jualan kaki 5?
Ya jelas kalo cantik bakal menarik nggarangan, mau tahunya ga enak, viral, penjualan stonk. Wkwkwkkkk
@@elanghendysubrata2488 miris sih dengernya 😌
gila, bersyukur banget ada media sehat kayak gini
Kalo cewe yang "kurang menarik" jatoh,, diketawain
Kalo cewe "cakep" jatoh, rebutan nolongin
Keadilan sosial bagi rakyat yang good looking
:((
@Joyce Al Fath ((halal)) HALAL H A L A L ngadi² elah
Pretty girls are originals but I ain't like them
Haha jahat banget
Imagine how many companies in beauty industry will go bankrupt if women become more aware of their true worth and appreciate for everything they had.
Valar dohaeris
Once all women become more aware of their truth worth, companies will go bankrupt.
Or not.
The idea of make up and skin care are to attract others is so fcking dumb.
Esp. skin care, many use them bcz they love themselves. I am a man, but I care about my self so I use skin care not to show to others but I feel good, feel healthy and clean.
Many women wear make up as art, too.
It's just the mentality, not the make up or skin care.
@@ZachrachieMoon or since it's a trend? and what's your definition of clean?
Alright, I agree with the point "make up and skincare aren't *only* to attract people."
Selama pria blum berubah dan gak menuntut wanita untuk jd cantik kcantikan standar akn sllu berjaya beauty industry akn kekal abadi mrajai bisnis
Yang bikin lucu itu kalau ada berita kaya.. "Perempuan cantik ini tidak malu bekerja sebagai penjual sayur.." ... Gue yang liat beritanya kaya.."🤨"...
Setelah nonton video kak Gita & remotivi semakin ngerti dan semakin mau bodo amat sama standar kecatikan yang digembar-gomborkan, terima kasih kalian
Kami senang bisa membuat kamu bodo amat!
maksimalkan kebodo amatanmu dengan membaca buku "the subtle art of not giving a f***"
Next video idea, bahan soal "toxic masculinity"
Di Indonesia, berasa banget kalo ada standard buat jadi "laki-laki". Harus suka olahraga, gaboleh nangis dan nunjukin perasaan, harus macho dan agresif. Kalo engga gitu "lu bukan cowok".
Dan media jelas2 bkin orang Indonesia makin terjerumus ke standard ideal laki-laki.
Yg viral barusan itu soal Deddy Kokbuset yg ngatain Ivan Gunawan gara2 dia pake make up dan kemayu.
Udah pernah kayaknya
Tapi om igun kan juga ga papa
udah ga sih pas iklan rokok. maaf kalau salah
toxic masculinty itu sebenarnya aneh dan kontradiktif, sebutlah tuntutan feminisme yg menuntut penghapusan nilai-nilai patriarki yg menuntut "cowo musti bisa apa saja" (termasuk memasak,membantu istri, juga mengurus anak).
Disisi lain toxic masculinty menuntut agar pria "gapapa agar gabisa apa-apa", hal ini aneh dan sangat melemahkan nilai kaum pria.
saya bukanya rasis karema terlihat membedakan antara pria dan wanita, tapi sejujurnya toxic masculinty terlah meruntuhkan nilai hidup pria dan nilai maskulinitad !
deddy ama igun mah udah bersahabat. jadi mesti deddy gituin igun, igunnya biasa aja.
Yohanes 6:63
Rohlah yang memberi hidup, sedangkan daging tidak berguna sama sekali. Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup.
Aku malah sering dibilang "ga cantik/jelek" oleh temen perempuanku. Karena standar cantik yang ditentukan oleh masyarakat pada umumnya. Tapi gapapa, aku tetep jadi orang yang percaya diri aja dan merawat diri.
Damn, sebagai cowo yang ga pernah peduli sama wujud fisik dan cara berpakaian sendiri asal masih sopan. Gue ga pernah nyangka inside the mind of a women tuh bener" berat karena takut di anggap ga atraktif.
Aku sebagai cewe daripada takut ga dianggap atraktif, lebih takut dilihat cuma dari tampangnya aja dan skillnya dikesampingkan. Rasanya sayang udah sekolah tinggi-tinggi tapi orang justru bilang "aduh cantiknya~"
Ya, aneh aja sama temen² kebank aja pakai batik dengan alasan malu, padahal gw asal sopan dan tertutup walau celana pendek sudah cukup ngapain malu
Di pihak cowo kita disuruh peduli sama fulus, pendapatan, duit
Kemaren Gita promosi channel ini, sekarang channel ini yg promosiin chanel Gita. Kerjasama yg baik, Naiss 👏🏻🤣🤣🤣
Benarrr,
Aku juga baru tau channel ini dari ka gita :)
@@dinah9d952 aku dah tau lama sih dr video peran cowok di iklan kayaknya kalo enggak ya yg "mendadak halal"
Dan kedua channel tersebut favorit saya wkkw
Standard kecantikan dibuat oleh mereka yang bisa mengontrol, ia sih benar banget
Walau kita menciptakan definisi kecantikan versi kita sendiri namun saat berhadapan dengan pekerjaan kita malah dikontrol kembali, dan mau tak mau utk mendapatkan pekerjaan layak banyak yg terkungkung dalam kebiasaan buruk ini. Apalagi pekerjaannya di media dan sebagai public figur
Yups setujuuuu banget
@Joyce Al Fath gw lapor lu
Kalaupun bukan standar kecantikan yang euro-centric pada konsepnya standar kecantikan itu toxic, perempuan di cina diremukkan kakinya supaya kecil dan "cantik", perempuan kayan di myanmar ditarik-tarik lehernya pakai kalung yang kayak per mobil agar panjang biar "cantik", bahkan pake standar umum juga perempuan mati-matian biar kurus sampai makannya sedikit biar "cantik" atau beli makeup mahal sama produk skin care, emang insecurity-nya perempuan itu udah kayak lahan bisnis ya :^)
Di indo katanya klo pake hijab cantik :v
@@ateis850 wkwkw pernyataan kayak gini tuh aneh sebenarnya, jilbab kan fungsinya untuk menutupi kecantikan perempuan, tapi kenapa pas perempuan pake jilbab malah dibilang lebih cantik
@@bmawlaf kalau ini mah cuma cari alasan supaya perempuannya yg belum mau berhijab, jadi mau berhijab, dan nyaman berhijab, karena dibilang lebih cantik.
Bnr mb
insecurity wanita di'setir' seenak jidat biar lahan bisnis beauty product mereka tetep laku 😏
Gw didepan cermin : beh gantengnyaa
Gw di kamera selfie : subjek scp
Scp?
@@YogaPratama-gt7bd nah
Hahaha
Positive thinking, kamera lo yg kualitasnya jelek 😁
@@Chrnx4333 gw pake kamera ipon semakin insecure
Pori2 gw nampak semua 😢
Honestly, I feel so much pressure and sometimes feel so burden with "our beauty standard". It makes woman as an object, not a person.
And you know what? Screw the media, don't ever give a sht of what they say. We're all women beautiful and pretty in our own way.
We shouldn't be considered 'exist' just because our face and or our body that fit with "society perspective". Look, what I want to say is that just be confident with who you are. Not every trend should be followed, okay? There are so much more aspects that can be adored from women; our intelligent, the way we think, how can we contribute to some serious issues, and many more rather than just the face and the body.
And if you ever feel so sick with what's going on with this crazy world, just delete your Instagram or unfollow those influencers, then you'll be just fine, girls.
We deserve so much better attention and social acceptance than this.
#LoveYourself
insecure di depan kamera zoom dan gmeet
cewek lain: beli make up dan operasi plastik
aku: off cam
masalah selesai~
Walau gak nyambung, aku keingetan iklan XL tahun lalu
Om Tante tanya kapan nikah
Langsung di mute 🎶🎶🎶
Ini aku banget tiap rapat redaksi~
@@remotivi berarti mimin insekur sama muka sendiri, karena melihat muka sendiri di layar & membandingkan dg muka orang lain, anjrit mukaku kok ajaib gini wkwkwkkkk
Awokawok
@@Kirana125 Mimin mah bangga sama mukanya cuma males aja ketawan punya hape murah kualitas gambar buruk masih nyicil pula :(
Doping dilarang dipakai pada event olahraga untuk menambah stamina.
Tetapi Make Up tidak dilarang dipakai pada kontes kecantikan.
Hmmmm
Hmmm nais point
ya juga
Udah gak relevan lagi analoginya... doping dilarang bukan karena menunjang performa atlet, tapi karena berbahaya.
@@josephstallin445 make up ga bahaya? sama2 ad kandungan bahan kimia
Sayangnya body positivity bukan jadi ajang orang buat diet sehat.. tapi "ah gue bahagia kok badan kyk gini jadi gue bebas makan apa aja"
Padahal tagline "love your body" bukan buat kita abai tapi harusnya tergerak buat ikut diet sehat dan olahraga.
Setuju bgt
Di era sekarang, harusnya konsep cantik gk lagi cuman diukur dari tubuh, tapi juga attitude, otak, dan skill, sihhh...
Tapi emang lebih gampang aja muji lewat visual kali... 🥲
Tersedia lowongan kerja:
"Berpenampilan menarik"
2:48
Menurut saya tren kecantikan ke arah "Bule" udah lewat, skrng itu Tren nya ke arah "Korea"
Yg dislike cwe cantik yg gak pnya bakat? 🤣
Being honest, sampe detik ini gue ga peduli sama sekali sama fisik gue. As long as gue berpenampilan rapi dan sopan, bagi gue its enough. Gue bisa pastiin banyak cewe yang sama kaya gue. Tapi, sayangnya lingkungan dan society ga demikian. Di sekeliling gue selama gue hidup, semua temen-temen gue yang cantik, dapat pertolongan, perhatian dan beragam priviledge lainnya yang ga bakal didapetin sama orang yg wajahnya jelek atau penampilannya ga menarik. Jadi, wajar aja rasanya gue dan cewe-cewe lain berlomba-lomba untuk bisa jadi cantik kaya mereka. Gue juga pingin ngerasain hidup effortless. - begitu kira-kira isi pemikiran gue dan cewe-cewe yang mati-matian jadi cantik lainnya.
pernah bikin versi genderswap version dari diri gw sendiri dengan deepfake ala ala dan kemudian bikin ig yang postingannya kurang lebih sama lah sama postingan pribadi.
Responnya beda bung, versi cantik jauh lebih laku dan dapet lebih banyak comment like bahkan dm yang ok sampai questionable.
Mungkin gak bisa dibandingin kaya gini, but heck you know my point. Dengan konstruksi sosial dan media macem ini jelas kecantikan jadi sebuah advantage yang gak bisa diremehkan, lebih dari itu ya rasa insecure yang kemudian muncul dari cewek itu jadi sebuah lahan bernilai ekonomi buat segala macam produk kecantikan yang kemudian jadi lahan lagi buat beauty influencer.
Ps: jadi cewe cantik capek loh asli
Yap bener banget, pasti setiap kasus yg disorot
1. Polwan "cantik"
2. Tukang seblak "cantik"
3. Dll
Walau saya lelaki tapi rasa tidak nyaman aja dengan berita begini 😑 yg disorot benar rupa dari profesional
bener banget, tapi liat lagi ke lingkungan "lo cantik, lo aman"
Konten ini bisa untuk ngebela diri. Ada yang tanya" kok kamu masih kaya dulu, teman" kamu udah berubah semua lho.
Emang sama?, ini aku, itu mereka.
Jadi keinget sama anime Haikyuu (anime yg ceritain ttg olah raga voly), dimana ada karakter bernama Kiyoko Shimizu. Pas di season 3 team Karasuno melaju ke perlombaan voly SMA tingkat nasional, Itu final provinsi disiarkan secara langsung muka Kiyoko-nya lama banget di shoot sama pihak tv. Namanya Sugarawa (pemain di voly Karasuno) diperlakukan begitu karena kecantikannya
pesan buat cewe... Kalo muka ga cantik, ya cantik perilaku nya aja... pasti laku kok!
Jangan uda muka ga cantik, perilaku nya juga ga cantik, trus nyalahin standar kecantikan yg ga make sense..
Orang2 cantik selalu dapat perhatian banyak dari lingkungan maupun orang2 di luar lingkungan apa lg media sosial selalu menyorot orang2 cantik mereka tdk bisa membayangkn susahnya untuk mengejar setandar cantik itu
halo remotivi!! mau request sekaligus nanya, masalah algoritma advertising di internet yang ngasih iklan snack video terus:') dan kenapa kok masih aja banyak objek2 iklan yang dianggap menarik bagi mereka itu perempuan2 yang goyang2 pake lagu remix:')) makasih banyak remotivi. ditunggu terus video2 edukatif lainnya!!!!!!!!
>insecure karena medsos
lol, lu gk akan insecure kalo gk punya medsos
Dan kita selalu bisa mencari jalan keluar baru dari kekangan definisi nya
Terima kasih, untuk para team Remotivi. Videonya sangat informatif. Semoga channel ini terus berkembang dan bisa menyampaikan pesan ke lebih banyak orang.
Muak dengan media massa yang masih terus mempromosikan stereotipe ke perempuan dibandingkan medsos. Aku pernah ikut webinar trs mba Alamanda Shantika cerita pas diwawancara media massa tuh seakan interviewernya maksa nanya soal "gimana rasanya kerja di bidang yg banyak laki2?" Padahal mba Ala merasa biasa aja, tp tetep dicecer kaya gitu.
Konten yg bagus, sekarang topik selanjutnya "kenapa harus kaya?"
Cantik atau ganteng itu relatif, sehat jiwa raga itu mutlak.
yang cakep selalu dihargai
yang -jelek- selalu di bully di hina, gak diperlakukan adil.
Lowongan pekerjaan: syarat good looking 👍
Kenapa harus cantik? Kenapa harus ganteng? Kenapa harus berat badan ideal? Kenapa harus wangi? Kenapa harus rapi? Kenapa harus bersih? Kenapa harus pintar? Kenapa harus kaya? Kenapa harus kreatif? Kenapa harus rajin?
Coz we are human
@@iddamo2 well said
Selalu suka sama konten dari remotivi, simpel tapi ngasih pengetahuan baru juga. Semangat selalu untuk tim. Kalian hebat!!
bukan cuma wanita yang terdampak dengan tren standard kecantikan dewasa ini, laki-laki pun juga terdampak dengan "standard kecantikan pria" yang disematkan melalui media arus utama, hiburan, dll pada mereka. soon or later, isu ini akan terangkat bersamanya dengan meningkatnya kesadaran dalam masyarakat.
Eh bentar deh bukannya sekarang udah mulia ada pergeseran yak?. Beberapa iklan kecantikan keknya udah banyak pake colored person deh, jadi kalo masalah standar kecantikan udah mulai membaik.
Tapi kalo masalah objektifikasi wanita di media mainstream indo emang masih parah banget sih.
Kalau masalah skincare, mungkin entah ada beberapa perempuan aktif membeli karena insecure... Tapi kalau menurutku sendiri, skincare itu gak selalu tentang jadiin cantik/ganteng, tapi beberapa skincare sesuai namanya ya buat "perawatan", kadang-kadang bisa jadi obat juga, biar kulit terlindung dari kuman/debu yg justru makin memperparah keadaan kulit (yang bahkan kadang ganggu aktifitas/ga nyaman juga)
Iyaaa... Sering banget substansinya gak dibahas.. malah bilang "ya kan lu cantik" 🙄🙃
media membuat cantik/ganteng harus begini begitu dan masyarakatnya sendiri mengaminkan. Buktinya apa? buktinya oplas, suntik putih, filler bibir, tanam benang wajah dll ga cuma perempuan. temen gue laki2 ada yg bayar mahal untuk ini. demi disebut ganteng dan lucunya klo gue boleh jujur temen gue itu skg jd ganteng. apa gue jg udah kemakan media ya?😁
Saya bukan perempuan. Tapi, saya tidak suka dengan standar kecantikan yang disematkan oleh media. Seolah-olah, hanya perempuan yang "dianggap" sajalah yang "berharga". Padahal, banyak perempuan yang tidak dinilai cantik menurut standar mereka lebih mempunyai value karena kontribusinya..
Sejatinya wacana budaya di media itu yah lompatan dari satu marketing ke marketing lain sih
Bener sih setuju, dulu aku sempet ngalamin sama yang keadaan dikit dikit insecure, dikit-dikit kepengen temenku, habisin uang buat beli ini itu yang di tv, yang si sosmed. Tapi, makin lama makin sadar diri juga. Dunia kalau dikerjar gabakal ada puasnya.
Makanya sekarang lebih sering menerapkan love myself, menerima diri apa adanya. Masih hidup dan diberi kesehatan harusnya bersyukur banget. Menghargai diri sendiri juga penting banget, karena kalau bukan aku ya siapa lagi. Trus makin gede makin pilih temen, yang nggak toxic relationship lah pokoknya ...
Jadilah cantik versi terbaik untuk diri sendiri..
Dan
Jadilah ganteng dalam versi terbaik untuk diri sendiri..
Jangan membandingkan Fisik dengan orang lain. bandingkan aja dengan diri sendiri antara kameren dan hari ini.. Self - Love
Sama. Sampe dulu pas kecil aja pernah kepikiran pas gede nanti mau oplas, sumpah 😂 tapi untunglah sekarang sudah sampai dititik kalo pun dihina jelek... Lah terus ngapa yak, kalo kita jelek? Kita gak ganggu siapapun kok. Dan saat nerima diri sendiri apa adanya entah kenapa akhirnya lebih bahagia.
Di laman berita pun tokoh perempuan kontroversial (apalagi mereka yang trending habis menuai kritikan netizen) bakalan tetep diulas dengan embel-embel "cantik" di judul
belajar dari Hwasa + Jessi aja lah, yang punya standar kecantikannya sendiri
🙂
Hyorin ma Lee Hyoru jugak
Gue termasuk orang yang mulai skincare-an di saat pandemi. Bukan karena zoom meeting tapi lebih karena punya banyak waktu “kosong”. jadi lebih sering ngaca dan akhirnya sadar wajah merah2 plus terkelupas.
Sebelum pandemi mobilitas tinggi, pagi2 udah sibuk siap2 kerja, di tempat kerja sibuk, you know the rest of the story lah. Jadi jarang banget ngaca.
Menarik juga ternyata banyak perempuan lain yang mulai skincare-an saat pandemi for different reasons
Dear remotivi bahas soal perempuan dalam iklan pembalut dong. Mungkin artikel Aquarini Priyatna Prabasmoro yg berjudul Abjek dan Monstrous Feminine: Kisah Rahim, Liur dan Pembalut, yg ditulis dlm Jurnal Perempuan edisi seksualitas bisa menjadi referensi.
Wah dosen terkenal di Sasing Unpad tuh. Emang dia fokusnya ke cewek sih penelitiannya. Salam kenal!
Wah, ada yang bahas bu Atwin
Assalamu'alaikum Kak, kalau kita mau membaca artikel tersebut, dimana bisa kita temukan ya kak?
Gue cowo tapi gue bisa relate somehow, karena kalo cowo mungkin bukan beauty standard ya tapi standar finansial yang kadang menekan wkwkwk
Mari kita samaratakan saja konteks masalah video ini menjadi kecantikan dan ketampanan, atau ke good looking an 😂👍🏻
Melalui wacana individu tidak hanya didefinisikan tetapi dikontrol, didisiplinkan, dan dikuasai.
Pria atau wanita yang langsing atau punya penampilan baik itu sesungguhnya menyadarkan orang bahwa, diri ini adalah aset yang diberikan oleh Tuhan dan harus dirawat dengan baik, lagi pula dengan merawat diri akan menimbulkan hal hal positif bagi diri dan orang2 dilingkungan sekitar kita, misal punya berat badan ideal, kulit halus,lembut dan cerah, wajah berseri, menurut saya semua yang di tampilkan di media itu sah sah saja, bagaimana kita menanggapinya,lagian enak koq jadi Cantik dan Ganteng,kenapa harus iri? Kalau ingin tinggal ikuti saja pola hidup sehat yang mereka lakukan😋..
well, semua perempuan memiliki standarnya sendiri sendiri, walaupun terkadang lingkungan sekitar memaksa perempuan untuk menjadi seperti inilah seperti itulah. kecantikan itu, bukan hanya sekedar soal fisik saja, tetapi ini juga tentang pola pikir. jujur gue sendiri lelah dengan standar kecantikan yang dibuat oleh masyarakat, apalagi media juga berperan besar dalam hal ini. intinya cuma satu, jangan terlalu terpaku pada standar2 kecantikan yang bullshit itu, buat standar kecantikan mu sendiri, yang membuat kamu merasa bebas dan bahagia.
btw, selamat hari Kartini
all about beauty
Menurut gw definisi perempuan yang cantik adalah
Yang bisa masak
Yang bisa mendidik anak baik
Bisa merawat ortu baik
Dan bisa membangun hubungan antar anak dan ibu
Yg mengedukasi kaya gini ni yg harusnya NAIK .. tetap konsisten ya minn
"You are glowing just the way you are"
Wow, suka sama kata-katanya
Pas itu pernah aku nonton vidio livenya si "pembasket sombong" aku lupa namanya dia. Jadi dia nyuruh pembasket² buat masukin bola basket ke keranjang (basket) kalo bisa nanti dikasih hadiah. Kan pembasket itu pada kebanyakan laki laki dan hanya ada 2 perempuan nah pas giliran perempuan yg lebih "langsing" dia disuruh lebih maju pas ngelempar bola basketnya. Nah pas yg giliran perempuan yg lebih "gendut" dia ngga disuruh lebih maju lalu dikatain "ini mah bukan perempuan". Aku agak lupa apa yg dia bilang tapi itu adalah poinnya
Kalo gk cantik ya namanya jelek dan itu relatif... Standar kecantikan itu dibuat oleh manusia dan dipopulerkan media... Kalo perempuan ingin cantik ya itu wajar toh manusia ingin meraih kepuasan dan kesempurnaan, tapi mereka lupa manusia itu gk sempurna..
Suka bgt last statement nya
Kontennya menarik,❤️
Ada anggapan kalau good looking, masalah hidup tinggal setengah,
Katanya
Kalau menurutku sekarang mending merawat diri dengan se-mindful mungkin bukan menyesuaikan dgn kecantikan SNI, kalo di stoicism ada hal yg bisa kita kontrol dan engga, fokus aja sama yg bisa kita kontrol.
kita lebih menderita dengan hayalan kita dibandingkan realitanya.
Kalo iklan + beauty standard udh dicekokin dari kecil, ya mulai aja sedikit demi sedikit menanamkan pemikiran baru + perlu waktu jg 😁
Iya betul setuju sekali.. melihat standar kecantikan yang ditampilkan di media sosial terutama oleh beberapa influencer membuat saya sebagai wanita jujur merasa sangat tertekan untuk menjadi seperti mereka.. dan kenyataan bahwa tampilan seperti itu lebih diterima dan dihargai masyarakat membuat saya lebih tertekan
baru aja belajar mazhab birmingham, ternyata kepake buat kayak gini, keren
luar biasa
Bikin sadar buat selalu confidence
00:01 : Ada yang sama? Ini ngomongin apa sih? He-he-he.
4:00 : Ohh gitu, terimakasih Remotivi! 😇
Benar, saya setuju dengan pesan stop insecure tentang kecantikan tapi jangan generalisasi sampai ke semua orang itu wajahnya baik tidak perlu ini itu. Ada kok yang memang terlahir dengan kondisi medis tertentu dan harus ada perlakuan/perawatan khusus.
Semua kecantikan/kegantengan itu akan luntur dimakan waktu. Konsep mengkotakkan yg umum digunakan di masyarakat itu yang merusak. Cantik dan ganteng didalam jauh lebih utama.
Mungkin karena Lebih mudah menilai orang lain daripada menilai diri sendiri
Sekitar awal tahun saya sempat suka nonton channel RUclips yang istilahnya memotivasi cowok-cowok agar lebih punya harga diri jadi cowok berkualitas lha istilahnya
Eh ujungnya malah jualan skincare buat cowok
Kenapa harus cantik ,konten yg bermanfaat 👍👍👍👍
Trimaksh 🙏🙏🙏🙏
Iyaaa selama pandemi, jumlah skincare saya memang semakin banyak. Tapi karena budgetnya ada sih, soalnya kan enggak keluar rumah. Kalau dulu mau beli rada mikir, karena mobilitas tinggi.. 😅
gak tepat juga sih kalo misalkan ada yang bilang "gue gemuk trus kenapa?! yang penting gua love myself."
loh ya gak kenapa napa. gemuk itu kan identik dengan gak sehat. berarti anda pengen gak sehat.
yang gak perlu didenger stigma masyarakat tentang standar kecantikan masalah rupa. misal ada orang hitam yaudah gaperlu bleaching atau tambel make up. atau mukanya jelek ya gaperlu operasi.
Bagus banget videonya ka
Jadi wanita atau pun pria harus cantik atau ganteng,, tapi bukan berdasarkan standard tertentu yg ditentukan oleh orang lain...
Bravo
tp kita liat di medsos keliatannya malah wanita yg lebih banyak mendiskreditkan penampilan wanita lain, dengan kata lain memaksakan standard kecantikannya untuk wanita lain...
dan perlu diingat siapa penggagas acara beauty pageant yg sering disiarkan di tv, ya wanita juga...
jadi dengan kata lain wanita juga andil besar menentukan standard kecantikan yg "layak" tampil di muka publik...
Membeli skincare dikampanyekan juga sebagai loveself tapi bukannya itu sah2 aja ya. Mencintai diri sendiri dgn merawatnya dgn baik
Remotivi boleh banget bahas simulacra & simulation nya baudrillad. Bagaimana layar / media membentuk kehidupan era modern sampai sampai kita gak tau apa yang real lagi
Stigma Kecantikan ini juga berimbas ke pria yang memilih pasangan tidak seperti standar kecantikan pada umumnya, seperti saya.. saya punya pasangan tidak kurus dan tidak tinggi, saya sering menerima kata2 dan masukan "kol lu mau si sama dia, kaya udah gaada cewe lain aja" dan kalau saya ceritakan tentang pacar saya ke orang lain, dan menunjukan fotonya, mereka kebanyakan langsung terdiam dan merasa canggung, sifaktnya seakan2 berubah seketika.. tapi, saya dan pacar saya masih bahagia dan 6 tahun kamu masih bersama
Pesan baik diakhir ngebuat yang nonton setidaknya bisa optimis dalam mengahadapi tekanan yang ada. Suka banget ❤️
Kalo menurutku tidak ada salahnya memperbaiki diri dari segi fisik tergnatung kenyamanan setiap orang. Tapi yg paling menjengkelkan seolah olah kita telah di standarisasikan dengan suatu batasan tentang kecantikan. Kecantikan itu tidak ada batasan.
WANITA BUKAN OBJEK !!!
Predikat?
Subjek
Keterangan
Ya objek lah. Krn kebetulan subjeknya cowok. Kecuali lu (subjek) cewek.
Anjir jadi ingat pelajaran SD
Sekarang aku mengerti kenapa
Jika menikah dengan seseorang wanita, maka lihatlah agamanya (iman) terlebih dahulu, bukan kecantikanya
lebih ke arah muak sih. sebel sendiri temen suka ngeluh "di sosmed pada cantik-cantik bgt, gue doang yg jelek", yaitu krn yg hits cuma orang cantik aja. lebih seneng campaign self love yang real macem gitasav gitu sih ngga banyak aneh2.
Half agree half not. Pandemi emang bikin aku lebih insecure gara2 baru nyadar ternyata aku ga pernah perawatan selama ini. Ditambah ngeliat nak2 Twitter pada skinkeran jd lebih insecure. Muka mereka jd tambah glowing pake skincare a b c. Kalo dipikir, itu ga salah jg karena ternyata muka aku lebih kusam, banyak komedo dsb. Ya, sebelum pandemi emang ga pernah perawatan sama sekali. Cuci muka kl mau ketemu pacar aja 😂 positifnya sih jadi lebih sadar akan perawatan aja tapi ga berlebihan. Kotoran di muka hilang itu wajib, sama halnya dgn mandi yg membersihkan badan. Tp muka jd lebih putih dan mulus dari grenjel2an mah bonus aja.
Tolong ya untuk perempuan berparas cantik, jangan sok2an bahas soal "love youself", "rasa PD", dan sejenisnya. Kalian mending diem aja, atau bela topik lain. Gua rasa kalian bukan tipe manusia yg tepat untuk bahas topik itu. Kalian ga akan pernah ngerasain dihina masyarakat, dikucilkan, dibully, didiskriminasi karena muka yg jelek.
Mending yg bersuara itu yg memang merasakan, biar ngena dan tepat.
Salah satu cara membantu chanel ini tetap eksis adalah dengan tidak menskip iklan 😁
Yg terjadi sekarang adalah ketika kamu goodlooking minimal setengah dari permasalahan hidupmu akan selesai dengan sendirinya🤣🤣
Yang aku bingung tuh gimana ya caranya orang² yang ada di acara kecantikan itu menentukan juara satu
Kok bisa keren gini si setiap pembahasannya
Aku rasa media bukanlah faktor utama yg membuat standar soal kecantikan, "psikologi" manusia adalah hal utama yg menentukan standar kecantikan seorang wanita. Media cuma lah hasil dari psikologi manusia itu yg mengkategorikan kecantikan. Ya gitulah sifat manusia yg akan menjadikan standar kecantikan dari faktor usia, berat badan, tekstur wajah, warna kulit, dan faktor lainnya. Kecantikan dari masa ke masa akan menjadi hal menarik bagi psikologi manusia itu baik bagi pria maupun wanita, walaupun kecantikan bukanlah sesuatu yg abadi. Itulah mengapa media memanfaatkan yg apa namanya kecantikan untuk menarik viewer demi melihat konten berita mereka, dan juga perusahaan yg menjual produk mereka dengan iklan-iklan model yg cantik, walaupun orang2 (dan perusahaan) tahu kalau kebanyakan konsumen perusahaan itu "standarnya" tidak sama dengan sang model. "Cantik" sudah pasti lebih menarik daripada apa yg namanya kualitas kemampuan seseorang. Dan kecantikan akan menjadi "sampul depan" seorang manusia. Manusia akan lebih memilih sampul yg bagus daripada sampul yg jelek bila mereka memilih sebuah buku yg belum tahu isinya. Itulah sifat manusia kebanyakan hanya melihat seseorang (terutama wanita) dari kecantikannya saja.
Uooohhh. Gw kangen banget remotivi...! Lama banget g nongol di beranda gw