Pendapat Dr. Said Faudah tentang Harariyyah

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 12 сен 2024

Комментарии • 8

  • @zulkiflizulkifli37
    @zulkiflizulkifli37 2 года назад +4

    قال الإمام سيدنا علي رضي الله عنه : من زعم أن إلهنا محدود فقد جهل الخالق المعبود.(رواه أبو نعيم)
    Al-Imâm Sayyidunâ 'Ali -semoga Allâh meridhoinya- berkata yang maknanya: " Barangsiapa beranggapan (berkeyakinan) bahwa Tuhan (Allâh) kita berukuran maka ia tidak mengetahui Tuhan yang wajib disembah (belum beriman kepada-Nya)" (diriwayatkan oleh Abu Nu'aym (W.430 H) dalam hilyah al-Auliya, juz I hal. 72).
    Maksud perkataan Sayyidinâ 'Ali tersebut adalah sesungguhnya berkeyakinan bahwa Allâh benda yang kecil atau berkeyakinan bahwa Allâh memiliki bentuk yang meluas tidak berpenghabisan merupakan kekufuran.
    Semua bentuk baik Lathif maupun Katsif, kecil ataupun besar memiliki tempat dan arah serta ukuran. Adapun Allâh bukanlah merupakan benda dan tidak disifati dengan sifat-sifat benda, karenanya ulama Ahlussunnah Wal Jama'ah mengatakan:
    ("Allâh ada tanpa tempat dan arah serta tidak mempunyai ukuran, besar maupun kecil")
    Karena sesuatu yang memiliki tempat dan arah pastilah benda. Juga tidak boleh dikatakan tentang Allâh bahwa tidak ada yang mengetahui tempat-Nya kecuali Dia. Adapun tentang benda Katsif bahwa ia mempunyai tempat, hal ini jelas sekali. Dan mengenai benda Lathif bahwa ia mempunyai tempat, penjelasannya adalah ruangan kosong yang diisi oleh benda Lathif, itu adalah tempatnya. Karena definisi tempat adalah ruang kosong yang diisi oleh suatu benda baik itu benda ukuran kecil, sedang ataupun besar.
    قال الإمام السجاد علي بن الحسين بن علي بن أبي طالب المعروف بزين العابدين رضي الله عنهما: أنت الله الذي لا يحويك مكان، وقال: أنت الله الذين لا تحد فتكون محدودا، وقال: سبحانك لا تحس ولا تجس ولا تمس." (رواه الحافظ الزبيدي)
    Al-Imâm As-Sajjâd Zayn al 'Âbidîn 'Ali ibnu al-Husain ibnu 'Ali ibnu Abi Thalib (38 H - 98 H) berkata: " Engkaulah Allâh yang tidak diliputi tempat, dan dia berkata:"Engkaulah Allâh yang Maha suci dari hadd ( benda, bentuk, dan ukuran)", beliau juga berkata:"Maha suci Engkau yang tidak bisa diraba maupun disentuh". (Diriwayatkan oleh al-Hafizh az-Zabîdî dalam al-Ithaf dengan rangkaian sanad muttashil mutasalsil yang kesemua perawinya adalah Ahl al Bayt, keturunan Rasulullâh.)
    Yakni bahwa Allâh tidak menyentuh sesuatupun dari makhluk-Nya dan Dia tidak disentuh oleh sesuatupun dari makhluk-Nya karena Allâh bukan benda yang berukuran kecil, sedang ataupun besar. Allâh Maha suci dari sifat berkumpul, menempel, berpisah dan tidak berlaku jarak antara Allâh dan makhluk-Nya karena Allâh bukan yang berukuran kecil, sedang ataupun besar, dan Allâh ada tanpa tempat dan arah.
    قال الإمام أبو جعفر الطحاوي رضي الله عنه المولود سنة ٢٢٧ ه والمتوفى سنة ٣٢١ ه : تعالى (يعني الله) عن الحدود والغايات والأركان والأعضاء والأدوات لا تحويه الجهات كسائر المبتدعات".
    Al Imâm Abû Ja'far ath-Thahawi -semoga Allâh meridhoinya- (227 - 321 H) berkata: "Maha suci Allâh dari batas-batas/ukuran-ukuran (bentuk kecil maupun besar, jadi Allâh tidak memiliki ukuran sama sekali), batas akhir, sisi-sisi, anggota badan yang besar (seperti wajah, tangan dan lainnya) maupun anggota badan yang kecil (seperti mulut, lidah, anak lidah, hidung, telinga dan lainnya). Dia tidak diliputi oleh satu maupun enam arah penjuru (atas, bawah, kiri, kanan, depan dan belakang) tidak seperti makhluk-Nya yang diliputi enam arah penjuru tersebut".
    قال الإمام أبو جعفر الطحاوي رضي الله عنه المولود سنة ٢٢٧ ه والمتوفى سنة ٣٢١ ه : ومن وصف الله بمعنى من معانى البشر فقد كفر".
    "Barangsiapa yang mensifati Allâh dengan salah satu dari sifat-sifat manusia maka ia telah Kafir".
    Dengan lantang dan beraninya Al Imâm ath-Thahawi menghukumi dengan Kufur/Kafir kepada seseorang yang mensifati/meyakini Allâh seperti sifat-sifat manusia dan makhluk lainnya. Diantara sifat-sifat manusia adalah bergerak, diam, turun, naik, duduk, bersemayam, mempunyai jarak, menempel, berpisah, berubah, berada pada suatu tempat dan arah, berbicara dengan huruf, suara dan bahasa, berukuran kecil, sedang dan besar.
    Dan barangsiapa mensifati/meyakini Allâh dengan salah satu dari sifat-sifat manusia seperti yang tersebut diatas atau semacamnya maka ia telah terjerumus dalam Kekufuran/Kafir.
    والله أعلم بالصواب

    • @azhariazhari5822
      @azhariazhari5822 Год назад

      Maa syaa Allaah. Ustaadz Syukron penjelasan terhadap aqidah Ahlussunnnah wal jamaa'ah.
      الله يحفظك و يبارك فيك .

  • @afrizanbungsu3395
    @afrizanbungsu3395 2 года назад +2

    Coba datangi murid beliau supaya jelas dan tidak menimbulkan fitnah

  • @zulkiflizulkifli37
    @zulkiflizulkifli37 2 года назад +3

    Jauh sebelum Syaikh Abdullâh Al Harary sudah banyak sekali dari kalangan sahabat, Tabi'in, ulama salaf dan khalaf yang mengatakan/menghukumi Kufur/Kafir kepada orang yang meyakini, mensifati, mengatakan bahwa Allâh memiliki ukuran-ukuran, batas-batasan dan sifat2 makhluk lainnya.
    Adapun tentang menghukumi Kafir/Kufur kepada Ibnu Taimiyah jauh sebelum Syaikh Abdullâh Al Harary sudah ada yang menghukumi Kufur/Kafir kepada Ibnu Taimiyah dari kalangan ulama yang semasa dengannya dan dari kalangan ulama sesudahnya.
    والله أعلم بالصواب

  • @zulkiflizulkifli37
    @zulkiflizulkifli37 2 года назад +2

    Dalam kitab المقالات السنية karya Syaikh Abdullâh Al Harary ini, banyak sekali ulama2 yg mu'tabar semasa dengan ibnu taimiyah dam ulama2 yang mu'tabar setelah ibnu taimiyah yang menghukumi Kufur/Kafir kepada ibnu taimiyah.

  • @husamidhiwa356
    @husamidhiwa356 Год назад

    Ini i'tirof Said foodah bahwa beliau tidak mempermasalhkan pendapat syeikh Al Harari yg mengkafirkan ibn taimiyah dan beliau juga i'tirof bahwa hal tersebut pendapat yg dikatakan oleh ulama ahlusunnah lain selain syeikh Al Harari.
    Jadi syeikh Al Harari berpendapat sebagaimana pendapat ulama Ahlusunnah yg lain sebelum beliau dan ini tidak ada masalah di dalamnya.
    Yang jadi masalah justru banyak orang yg iri dan dengki dengan syeikh Al Harari. Kedengkiannya sampai ke dalam tulang benulang mereka. Sehingga sengaja mencari cari kesalahan beliau.
    Ini aneh mereka mendakwa dirinya ahlusunnah tapi cari pendapat yg membela ibn taimiyyaah yg jelas mujassim. Tapi di sisi lain mereka cari alasan untuk menyerang syeikh Al Harari padahal beliau ahlusunnah dan menyerang ibn taimiyyah yg mujassim.
    Apa namanya kalau bukan dengki ???

  • @storyhalwa7726
    @storyhalwa7726 2 года назад

    Salah faham intinya,