Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempersiapkan generasi penerus sebagai elemen penting penerus cita-cita bangsa. Penyiapan generasi muda atau sumber daya manusia sangat penting dan menjadi prioritas karena dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dalam segala lini kehidupan. Perubahan ini perlu diantisipasi dengan mempersiapkan generasi penerus yang memiliki kompetensi atau keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking), kreativitas (Creativity), komunikasi (Communcation), dan kolaborasi (Collaborative). Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam peningkatan ke empat kompetensi atau keterampilan di atas adalah melalui penguatan literasi. Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Terdapat 6 (enam) literasi dasar yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Pada tahun 2021, pemerintah mulai menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur pada AKM yaitu literasi membaca dan literasi numerasi. Buku ini disusun mengacu pada Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021. Pembahasan dalam buku ini didesain lebih spesifik untuk penguatan literasi dan numerasi di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan literasi dan numerasi sehingga tercipta budaya literasi yang bertujuan membentuk peserta didik sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Implementasi dalam penilaian dikembangkan dalam buku lain yaitu Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Membaca di SMA, Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Numerasi di SMA, dan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Sains di SMA.
Penguatan literasi bisa juga dilakukan kerjasama dengan pihak perpustakaan, yaitu program literasi digital. Dimana peserta didik meminjam buku kemudian pada akhir semester peserta didik menuangkan hasil literasinya dalam bentuk resume bacaan, mempraktekkan teori/membuat suatu produk (membuat puisi, cerpen bahkan produk makanan).
penguatan kemampuan literasi & numerasi tidak hanya menjadi tugas guru bahasa & matematika saja. semua mata pelajaran punya peran penting untuk penguatan literasi & numerasi siswa. terima kasih 🖐
Informasi penting bagi satuan pendidikan untuk menerapkan literasi dan numerasi ke peserta didiknya. 👍
Terima kasih atas infonya
Ilmunya sangat bermanfaaf bagi saya untuk diterapkan disekolah
Good job 👍
Terimakasih atas informasinya & sangat bermanfaat untuk diterapkan di sekolah👍
Terima kasih atas infonya, ilmunya sangat bermanfaat, semoga bisa diterapkan.
Salah satu ciri bangsa yang maju adalah bangsa yang mempersiapkan generasi penerus sebagai elemen penting penerus cita-cita bangsa. Penyiapan generasi muda atau sumber daya manusia sangat penting dan menjadi prioritas karena dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dalam segala lini kehidupan. Perubahan ini perlu diantisipasi dengan mempersiapkan generasi penerus yang memiliki kompetensi atau keterampilan berpikir kritis (Critical Thinking), kreativitas (Creativity), komunikasi (Communcation), dan kolaborasi (Collaborative). Salah satu upaya yang harus dilakukan dalam peningkatan ke empat kompetensi atau keterampilan di atas adalah melalui penguatan literasi. Literasi adalah kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Terdapat 6 (enam) literasi dasar yaitu literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, literasi budaya dan kewargaan. Pada tahun 2021, pemerintah mulai menyelenggarakan Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) sebagai penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh semua peserta didik untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi mendasar yang diukur pada AKM yaitu literasi membaca dan literasi numerasi.
Buku ini disusun mengacu pada Panduan Penguatan Literasi dan Numerasi di Sekolah yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal PAUD, Dikdas dan Dikmen, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2021. Pembahasan dalam buku ini didesain lebih spesifik untuk penguatan literasi dan numerasi di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA). Buku ini diharapkan menjadi inspirasi bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan literasi dan numerasi sehingga tercipta budaya literasi yang bertujuan membentuk peserta didik sebagai pembelajaran sepanjang hayat. Implementasi dalam penilaian dikembangkan dalam buku lain yaitu Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Membaca di SMA, Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Numerasi di SMA, dan Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Literasi Sains di SMA.
Terimakasih atas share ilmunya. Ada beberapa praktik baik yg sdh dilakukan di SMAN 2 Sambas. 🙏🙏
Thanks informasinya dit sma
Terimakasih atas ilmunya 🥰
Penguatan literasi bisa juga dilakukan kerjasama dengan pihak perpustakaan, yaitu program literasi digital. Dimana peserta didik meminjam buku kemudian pada akhir semester peserta didik menuangkan hasil literasinya dalam bentuk resume bacaan, mempraktekkan teori/membuat suatu produk (membuat puisi, cerpen bahkan produk makanan).
keren
Rosni Lubis S.pd hadir dan menyimak
penguatan kemampuan literasi & numerasi tidak hanya menjadi tugas guru bahasa & matematika saja. semua mata pelajaran punya peran penting untuk penguatan literasi & numerasi siswa. terima kasih 🖐
hadir 35 menit