BELAJAR NAHWU - SHORROF : Kedudukan Makhsus dari Ni'ma (نعم) atau Bi'sa (بئس) - Kaidah nahwu
HTML-код
- Опубликовано: 8 фев 2025
- Makhsus' position of Ni'ma (نعم) or Bi'sa (بئس)
مَا WHICH IS LOCATED AFTER نِعْمَ / بِئْسَ
The scholars agree that the word مَا can be placed after نِعْمَ and بِئْسَ, so it can be pronounced نِعْمَ مَا or نِعِمَّا, and بِئْسَ مَا.
THE DIFFERENCES OF Ulama' IN THEIR TARKIB مَا
The ulama' made a mistake in their tarqib مَا which is located after نِعْمَ / بِئْسَ, namely:
• Ditarkib as tamyiz
The name is isim nakiroh, the file is dlomir mustatir.
• Archived as a file
مَا is isim ma'rifat (isim maushul), this is the opinion of Imam Sibaweh and Ibn Khoruf (ابن خروف)
THE SIGN OF THE MEANING OF نِعْمَ / بِئْسَ
After mentioning نِعْمَ and بِئْسَ and their two files, you must mention the content that is read rofa' which is the makhsus (something determined by praise or ridicule], while the sign (address) is makhsus, namely worthy of being made mubtada', and the file of the file is worthy of being used as mubtada' khobar. .
THE TARKIB IS SPECIAL.
The ulama' made a mistake in their teachings, in this case there are two famous qoul, namely:
• Following Imam Sibaweh (qoul shoheh)
Archived as mubtada'puashor, and the previous number (نِعْمَ and its files) as khobar muqoddam
• Following Imam As-Syairoji, Abu Ali Al-farisi and Ash- Shoumuri.
Ditarkib as a sermon from mubtada' which must be thrown away.
• Following Imam Ibnu Ushfur (ابن عصفور), makhsus was entrusted as the mubtada' of the khobar who had to be thrown away
If you have mentioned lafadz which can indicate makhsus, then at the end it is considered sufficient not to mention makhsus
For beginners who just want to start learning nahwu, they are expected to study the videos sequentially from the beginning. Starting from a discussion about hijaiyyah letters in the following video link:
• BELAJAR NAHWU - SHORRO...
And for those who already have the basics, you are welcome to look for video discussions according to the material you want to search for on the following link:
/ @basmalahchannel1102
الحدلله رب العالمين
بارك الله فيك وجزاك الله خيرا
🙏🙏🙏
Amin. Semoga bermanfaat
Alhamdulillah terima kasih atas ilmunya ustadz
Semoga bermanfaat
Barokallahu fik
Amin
Terima kaseh utz
Barokallah. Semoga bermanfaat
Ustadz mau bertanya, kapan dalam suatu kalimah harus menggunakan An masdariyah?, contoh dlm kitab2 fikih setelah lapad نويت، ada masdar shoreh ataw masadar muawwal, tapi saya sering dengar orang sholat نويث أصلي، tdk pakai أن, terimakasih
Sebenarnya menurut kaidah nahwu, susunan نويت اصلي dengan menjadikan lafadz اصلي sebagai maf'ul bih adalah salah, karena maf'ul bih harus berupa kalimat isim. Oleh karena itu lafadz اصلي harus dirubah hukumnya menjadi hukum kalimat isim dengan cara menta'wilnya dengan ان masdariyah, sehingga yang benar adalah تويت أن اصلي
Sebenarnya menurut kaidah nahwu, susunan نويت اصلي dengan menjadikan lafadz اصلي sebagai maf'ul bih adalah salah, karena maf'ul bih harus berupa kalimat isim. Oleh karena itu lafadz اصلي harus dirubah hukumnya menjadi hukum kalimat isim dengan cara menta'wilnya dengan ان masdariyah, sehingga yang benar adalah تويت أن اصلي
Terima kasih Ustadz, lanjutkan terus Ustadz, kajiannya sangat bermanfaat, semoga Ustadz sehat selalu@@basmalahchannel1102
@@iwanjuwaeni909 Amin ya Rabb
السلام عليكم
Kiyai ,
Ibu ingin bertanya berkait status ما selepas kata بئس & نعم .
Dari penjelasan Kiyai ada 2 pndpt .
1. Sebagai tamyiz (nakiroh )
2. Sebagai isim mausul ( makrifah )
Dlm Al Qur'an , Al Bqroh ayt 90 , di kitab i'rab ada diberitahu ما ( dari بئسما ) , adalah nakiroh mausufah ( نكرة موصوفة ) bimakna شيء
Soalan ibu , apa beda istilah Nakiroh Mausufah dgn Tamyiz ?
Soalan ke 2 , dlm Al Bqroh ayt 26 , ada kata مثلا ما . Sepertinya ada beda dengan ayt 90 di atas sbb ما di sini adalah sifat ( sedangkan di ayt 90 , ما adalah mausuf ).
Mohon penjelasan Kiyai , ما dlm ayt² di atas berbeda kategori kah ?
Syukran .
Lafadz ما pada al-baqorah 90 adalah isim nakiroh yang bermakna شيء sebagai tamyiz untuk menjelaskan maksud dari fa'il (dlomir) yang terkandung dalafadz lafadz بئس
Sedangkan lafadz ما pada al-baqorah 26 adalah adalah isim maushul yang disifati dengan lafadz بعوضة .
Jadi kesimpulannya antara tamyiz dan isim maushul itu beda.
Jika ما yang sebagai tamyiz adalah isim nakiroh, sedang ما yang sebagai isim maushul adalah isim ma'rifat
Syukran ustaz
بارك الله فيك
Ustadz untuk bisa mengetahui bahwa bacaan fiil itu di baca dgn bacaan fiil lazim tapi sebenernya dia punya maful karna setelahnya terdapat lafadz yg pantas untuk di jadikan sebagai maful bihnya. Itu bagaimana yah???
Contohnya seperti apa?
مما يفرح قلب استاذك
Di sana terbaca yafrohu
Seharusnya dibaca YUFRIHU (myta'addi). Jika terdapat kitab yang sudah terdapat harkatnya, maka tidak selamanya harus mengikuti harkat yang ada. Karena seringkali terjadi kesalahan dalam pemberian harkat
Iya ustadz, saya juga mengira itu hanya salah pemberian harokat saja, tapi di contoh lain memang ada fiil fiil yg lazim mutaadi itu, seperti contoh jadal malu, bisa juga jadi mutaadi jadahullahu malan. Sama sama fiilnya terbuat dari fiil lazim. Saya kesulitan menentukannya apakah ini fiil yg mutaadi dgn mengikuti sighot mutaadi ataukah fiil ini masuknya kepada fiil lazim tapi mutaadi.
@@CiMuhyi-rl2lt
Untuk lafadz جاد adalah fi'il lazim (bermakna baik/menjadi baik). Dan dapat menjadi muta'addi dengan huruf jer (bermakna mendermakan),
seperti : جاد زيد بالمال
Namun adakalanya juga muta'addi tanpa huruf jer , seperti : جاد زيد مالا .
Namun adapula dengan makna yang berbeda, seperti bermakna mengalahkan dan sebagainya.
Jadi intinya kalimat fi'il itu muta'addi atau lazim tergantung pada susunan kalimat serta makna yang dikehendaki dalam susunan tersebut. Jika disana terdapat maf'ul bihnya, maka dipastika fi'il tersebut adalah muta'addi, maka sesuaikan maknanya.