Akhir akhir ini sehubungan tindakan perkusi dan kekeran fisik dan dikompori lagi oleh MUI dengan fatwa mereka sebelumnya yang dengan kepakatan mereka di lembaga yang telah dinobatkan oleh Pemerintah itu, sebagai pengayom masyarakat mayoritas bergama Islam justeru bukan mengayomi malah menghukum dan mengadili "keimanan seseorang" dan memutuskan secara mufakat sebuah "kesesatan" yang mereka lemparkan secara terbuka kepada masyarakat Indonesia yang menganut suatu keyakinan yang tidak mereka suka dan sangat membencinya berkelebihan. Tindakan kekerasan itu langsung atau tidak langsung terkait dengan Fatwa2 MUI yang menganggap keyakinan yang mereka anut adalah sebagai keyakinan "sesat dan meyesatkan" bermula sejak tahun delapan puluhan Buya Hamka yang mengaku tidak mau menerima gaji dari Pemerintah, ketika itu mengeluarkan Fatwa MUI yang pertama yang memutuskan bahwa Jemaat Ahmadiyah baik itu Qadiani ataupun Gerakan Ahmadiyah Lahore berada dalam kesesatan dan berada diluar Islam dan Fatwa itu tidak direvisi oleh mereka yang berada di MUI sekarang...MJI sekarang yang telah menerima gaji dari Pemerintah itu malah mempedomani secara utuh Fawa MUI yang diketuai oleh almarhum Buya Hamka tersebut untu mengeluarkan Fatwa2 susulan yang tetap saya mengatakan bahwa orang2 Ahmadi yang berada dalam Jemaat Ahmadiyah tersebut berada dalam kemurtadan dan tetap saja mereka panggil kepada Islam yang benar yang menurut mereka adalah Islam yang menolak adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW dan itu adalah Islam yang mereka anut dan bersikeras bahwa kenabian telah berakhir dan tidak ada seorang Nabi pun akn diutus oleh Allah sampai kiamat kelak. Keyakinan bahwa Muhammad itu Nabi Penutup dan Penutup Nabi serta tidak ada lagi Nabi sesudahnya menurut sebagian kecil orang2 Islam di sekte Jamaat Ahmadiyah adalah iman yang "nyleneh", tidak berdasar dan tidak ditopang satu ayatpun yang membenarkan keyakinan bahwa "tidak ada lagi Nabi sesudah Muhamma SAW"...Kalau kalian Ulama2 Islam panutan umat Islam Indonesia ini, "satu ayat saja cukuplah untuk membuktikan tuduhan kalian yang sangat intoleran tersebut. Kita tidak perlu membahas berkepanjangan sampai tahun 2024 ini berakhir, tentang substantial dari "kesesatan" yang dialamatkan Ulama Islam terutama mereka yang berada di MUI itu kepada Jamaah Ahmadiyah itu sendiri. Kalaulah apa yang kalian tuduhkan itu benar, dimata Allah dan RasulNya maka mereka itu akan tetap berda dipihak yang benar dan mereka tidak dimintai pertanggung jawaban oleh Allah tentang kesesatan orang2 Ahmadi tersebut. Dan kalau tuduhan mereka itu tidak terbukti dan bisa dibuktikan lagi ke benarannya maka label "kesesatan dan kekafiran" dipulangkan kepada kalian dari terutama mereka yang bercokol di MUI itu untuk membuktikan kebenaran mereka dan kesesatan dari Jamaat Ahmadiyah. Wassalamualaikum H. Nadri Saaduddin +6282170891932 PAYAKUMBUH 26225
Nggak kesiangan lagi ambo talalok sampai sanjo...indak jago do pagi tadi • Masuknya Ahmadiyah ke Indonesia didahului dengan keberangkatan tiga orang pemuda tamatan Sumatera Tawalib di Padang Panjang menuju India, pada tahun 1922. Mereka berangkat dari Padang Panjang, dengan menompang kapal tongkang menyeberangi Selat Malaka dan mendarat di pantai kota Malaka dan dengan menompang kereta api mereka akhirnya sampai diLahore India pada awal 1923. Sesampainya di Lahore, ketiga pemuda itu, Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlan langsung dan ketiga pemuda itu diterima oleh Maulana Muhammad Ali, salah seorang tokoh Gerakan Ahmadiyah, murid dari Masihil Mau'ud yang belakangan memisahkan diri Jamaat Ahmadiyah pimpinan Khalifatul Masih 2, Hz. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. Dan ketiganyapun langsung bai'at kepada Maulana Muhammad Ali. Inilah untuk pertama kalinya mereka mengenal Ahmadiyah dan masuknya Ahmadiyah ke Indonesia itu diawali oleh "tiga serangkai" putera Minangkabau itu dan lewat undangan merekalah Ahmadiyah datang masuk ke Indonesia ini. Tiga serangkai putera Minang tamatan Sumatera Tawalib Padang Panjang itu kemudian banyak mendengar cerita tentang Ahmadiyah yang ada di Qadian, sebuah desa terpencil tidak jauh dari Lahore. Ketiga putera Minang itupun ingin mengenal lebih jauh lagi tentang Ahmadiyah sehingga beberapa bulan menetap di Lahore, mereka memutuskan berangkat dan pindah ke Qadian. Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlah dan ketiganya kendatipun telah bai'at ditangan Maulana Muhammad Ali di Lahore dan ketiganya tetap berangkat ke Qadian dan langsung diterima oleh Khalifatul Masih ke 2, Hz. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad dan kemudian mengundang mereka dalam suatu jamuan "tea party"dan disitulah mereka meminta Hudzur Khalifatul Masih kedua berkunjung ke Indonesia. Realisasi dari undangan ketiga putera tamatan Sumatera Tawalib itu terwujud dengan dikirimnya muballigh pertama Jemaat Ahmadiyah Maulana Rahmat Ali ke Indonesia. Dengan menempuh perjalanan lewat jalur laut Maulana Rahmat Ali mendarat di Tapaktuan Aceh dan dari sinilah benih Ahmadiyah mulai ditabur. Karena mendapat banyak tantangan dari para ulama di Tapak tuan, hambatan2 yang dilakukan pemerintahan Hindia Belanda, tidak beberapa lama tinggal dikota itu, kemudian Maulana Rahmat Ali, berangkat menelusuri pantai barat Sumatera ke arah selatan dan sampailah Utusan Khalifatulmasih 2 itu di Padang sebuah kota terbesar di Minangkabau waktu dan dari sinilah Ahmadiyah menyebar ke kota kota diseluruh tanah Minang, berlanjut ke Betawi dan sepanjang pulau Jawa dan berkembang ke seluruh Indonesia. H.Nadri Saadoeddin +6282170891932 PAYAKUMBUH 26225 -------------------------------------------------------------------- Assalamualaikum, sekedar pencerahan saja pagi ini Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya...3 Mengapa para Ulama Islam yang tergabung dalam MUI ini tidak mau menanggapi atau berkomentar tentang kelompok2 yang berkeyakinan adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW, kalaulah mereka ini berada dalam kesesatan, tolong ditunjukkan dimana kesesatan mereka itu. Kalaulah mereka tidak bisa menunjukkan bukti ketidakbenar paham "adanya nabi sesudah Muhammad SAW", tidak bisa membantah paham yang mereka sinyalemen "nyleneh",sebagai Ulama Panutan Umat sebaiknya mereka memilih diam saja dan tidak mengomentari dan menghakimi keimananan seseorang.... Nadri Saadoeddin +6282170891932 Payakumbuh Barat 26225 SUMATERA BARAT
Pasti pembohong jika seseorang mengaku imam mahdi tetapi tidak pernah dibaiat didekat kabah. Contohnya ghulam ahmad. Pasti pembohong jika seseorang mengaku nabi tetapi memuji muji penjajah. Contohnya ghulam ahmad. Pasti pembohong jika seseorang mengaku melihat gerhana bulan pada awal ramadhan. Contohnya ghulam ahmad. Pasti pembohong seseorang mengaku taat dan patuh pada nabi muhamad tetapi mengubah redaksi syahadat. Contohnya ghulam ahmad.
Kesepakatan dalam kesesatan Assalamualaikum, sekedar pencerahan saja pagi ini, Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya. Sebuah kesepakatan dalam kesesatan. Mengapa para Ulama Islam yang tergabung dalam berbagai organisi di dunia ini, termasuk di Indonesia termasuk dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak mau lagi sama sekali ikut menanggapi atau memberikan komentar mereka terhadap suatu jamaah dan kelompok2 sempalan dalam Islam lainnya yang berkeyakinan adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW, kalaulah mereka ini berada dalam kesesatan dan diluar Islam, tolong ditunjukkan dimana kesesatan mereka itu. Kalaulah MUI misalnya tidak bisa membuktikan dimana kesesatan dan tidak bisa pula menunjukkan bukti ketidakbenar paham "adanya nabi sesudah Muhammad SAW", tidak bisa membantah paham yang mereka sinyalemen "nyleneh",sebagai Ulama Panutan Umat sebaiknya mereka memilih diam saja dan tidak mengomentari dan menghakimi keimananan seseorang....! Kepada Ulama2Islam, para Cendekiawan Islam serta para Ustadz2 yang ikut ikutan mengatakan orang2 yang mempercayai adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu sebagai kelompok kafir diluar Islam hendaklah mengemukakan satu ayat saja dari Kitab Suci itu yang membenarkan tuduhan yang tidak beradab itu. Nah, seperti yang di katakan seorang Ustadz kondang yang sering muncul di beberapa chanel You Tube, Buya Ristawardi, dari Sumatera Barat itu yang secara serampangan dan seenak perut nya saja menafsirkan ayat dari QS 33:40 yang menyebutkan secara jelas dan terang benderang bahwa Muhammad itu adalah bukan bapak salah seorang laki2 diantara kita tetapi dia adalah "Rasulullah dan khaatamannabiyin". Oleh Buya yang fasih berpantun pantun dan berpepatah, petitih dalam bahasa Minang itu langsung saja diartikannya dihadapan para jemaahnya jamaahnya, ditengah tengah salah satu majelis ta'lim,jamaahnya disebuah masjid di di Sijunjung,Sumatera Barat. Selesai mengucapkan salam, langsung membuka ceramahnya dengan membaca "syahadatain" yang tidak lazim kita baca ketika adzan, iqamat dan attahiyat diantara duduk diantara dua sujud dalam sholat...! Saya terkejut dan terperanjat kaget, ketika Buya selesai bersyahadat tauhid kepada Allah, langsung bersyahadat Muhammad Rasuullah...ditambahi dengan ucapan "Sallahu 'Alaihi Wasslalam..ditambah lagi dengan perkataan "wa khaatamannabiyin" dan langsung dan ditambah lagi dengan embelan "la nabiyya ba'dahu...tidak ada nabi sesudahnya." ba'dahu". Sebenarnya apa yang ditambah tambahkan oleh Buya dalam syahadatain kedua "Muhammad Rasulullah, wa khaatamannabiyin, la nabiyya ba'dahu" itu hanya sebagai penegasan Buya akan status kenabian dari Muhammad SAW sesuai dengan pemahaman Buya tentang status dan profil Muhammad SAW. Syahadatain kedua Muhammad Rasulullah SAW wa Khaatamannabiyin yang dibaca Buya itu tidak pernah diucapkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, tidak juga oleh sahabat2 beliau, tidak juga tabi'in yang berlanjut sampai kepada kita dizaman. Tidak ada anjuran beliau untuk bersyahadatain Muhammad Rasulullah SAW wa khaatamannabiyin, la nabiyya itu dibaca seperti syahadatain yang Buya bacakan itu. Hal ini sama sekali tidak pernah didengarkan lewat adzan, iqamat dan bacaan attahiyat awal dan akhir ketika duduk diantara dua sujud dalam sholat....! Kami yang telah menonton video Buya Ristawardi di Sijunjung itu, ingin nak batanyo ciek den ka Buya nan santiang bapantun pantun , bapapatah bapatitih ko, kok lai buliah dih.. Kaidah bahasa Arab nan mano yang Ongku pakai karena seenaknya saja anda mengatakan bahwa perkataan "khaatamannabiyin" dalam QS 33:40 bisa saja untuk diplesetkan arti dan maksudnya menjadi "tidak ada lagi Nabi sesudahnya". Sebuah arti yang jauh dari arti yang sebenarnya...sebuah arti yang jauh menyimpang dan merendahkan derajat Muhammad SAW itu sendiri. Hendaklah kita mewaspadai diri bahwa menolak nabi itu adalah perbuatan yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya Muhammad SAW. Penolakan terhadap seorang Nabi yang diutus oleh Alla itu, pastilah akan mengundang azab dari Allah, meskipun sebelum kedatangannya, kita telah berprasaangka buruk terhadap Allah bahwa Allah tidak lagi akan mengutus seorang Nabi pun, sesudah Muhammad SAW, sampai kiamat datang sekalipun, kita masih saja bersikukuh bahwa "tidak ada lagi Nabi ssesudah Muhammad SAW. Soal ada atau tidak adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu adalah wewenang dan urusan Allah dan bukan urusan Ulama2 kendatipun mereka mengaku ngaku sebagai "warasatul anbiya" pewaris para nabi" namun soal kenabian dan ada tidak adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu bukan urusan mereka....! Kalaulah kalian semuanya bersepakat bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi pun lagi sesudah Muhammad SAW, apa dasar yang kalian pergunakan dalam kesepakatan ini. Tolong kalian tunjukkan satu ayat saja dari Al Qur'an yang secara implisit maupun eksplisit yang menyatakan bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi pun lagi sesudah Muhammad SAW. Wassalamualaikum, sekedar pencerahan saja. H. Nadri Saaduddin +6282170891932 Jalan Imam Bonjol 12 A, Bulakan Balaikandi, Koto nan Ompek Payakumbuh 26225
Kata mubaligh ahmadiyah kepada pengeritik ahmadiyah; Pelajari ahmadiyah dari sumbernya. 😂😂😂😂 Jadi buku buku terbitan ahmadiyah dan chanel ahmadiyah bukan sumber pelajaran ahmadiyah.😂😂??? BOHONG LAGI 😂😂😂
Masya Allah ❤
Alhamdulillah
.. Mubarak untuk teman-teman yg ikut menghadirinya..mdh-mdhn kita bisa berjumpa lg tahun depan ❤
❤
Kesiangan y pak datangnya😂
MasyaAlloh....mubarak jazakmllh she bolang...
MasyaAllah...
Ahmadiyah zindabad....❤
Akhir akhir ini sehubungan tindakan perkusi dan kekeran fisik dan dikompori lagi oleh MUI dengan fatwa mereka sebelumnya yang dengan kepakatan mereka di lembaga yang telah dinobatkan oleh Pemerintah itu, sebagai pengayom masyarakat mayoritas bergama Islam justeru bukan mengayomi malah menghukum dan mengadili "keimanan seseorang" dan memutuskan secara mufakat sebuah "kesesatan" yang mereka lemparkan secara terbuka kepada masyarakat Indonesia yang menganut suatu keyakinan yang tidak mereka suka dan sangat membencinya berkelebihan.
Tindakan kekerasan itu langsung atau tidak langsung terkait dengan Fatwa2 MUI yang menganggap keyakinan yang mereka anut adalah sebagai keyakinan "sesat dan meyesatkan" bermula sejak tahun delapan puluhan Buya Hamka yang mengaku tidak mau menerima gaji dari Pemerintah, ketika itu mengeluarkan Fatwa MUI yang pertama yang memutuskan bahwa Jemaat Ahmadiyah baik itu Qadiani ataupun Gerakan Ahmadiyah Lahore berada dalam kesesatan dan berada diluar Islam dan Fatwa itu tidak direvisi oleh mereka yang berada di MUI sekarang...MJI sekarang yang telah menerima gaji dari Pemerintah itu malah mempedomani secara utuh Fawa MUI yang diketuai oleh almarhum Buya Hamka tersebut untu mengeluarkan Fatwa2 susulan yang tetap saya mengatakan bahwa orang2 Ahmadi yang berada dalam Jemaat Ahmadiyah tersebut berada dalam kemurtadan dan tetap saja mereka panggil kepada Islam yang benar yang menurut mereka adalah Islam yang menolak adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW dan itu adalah Islam yang mereka anut dan bersikeras bahwa kenabian telah berakhir dan tidak ada seorang Nabi pun akn diutus oleh Allah sampai kiamat kelak.
Keyakinan bahwa Muhammad itu Nabi Penutup dan Penutup Nabi serta tidak ada lagi Nabi sesudahnya menurut sebagian kecil orang2 Islam di sekte Jamaat Ahmadiyah adalah iman yang "nyleneh", tidak berdasar dan tidak ditopang satu ayatpun yang membenarkan keyakinan bahwa "tidak ada lagi Nabi sesudah Muhamma SAW"...Kalau kalian Ulama2 Islam panutan umat Islam Indonesia ini, "satu ayat saja cukuplah untuk membuktikan tuduhan kalian yang sangat intoleran tersebut.
Kita tidak perlu membahas berkepanjangan sampai tahun 2024 ini berakhir, tentang substantial dari "kesesatan" yang dialamatkan Ulama Islam terutama mereka yang berada di MUI itu kepada Jamaah Ahmadiyah itu sendiri. Kalaulah apa yang kalian tuduhkan itu benar, dimata Allah dan RasulNya maka mereka itu akan tetap berda dipihak yang benar dan mereka tidak dimintai pertanggung jawaban oleh Allah tentang kesesatan orang2 Ahmadi tersebut. Dan kalau tuduhan mereka itu tidak terbukti dan bisa dibuktikan lagi ke benarannya maka label "kesesatan dan kekafiran" dipulangkan kepada kalian dari terutama mereka yang bercokol di MUI itu untuk membuktikan kebenaran mereka dan kesesatan dari Jamaat Ahmadiyah.
Wassalamualaikum
H. Nadri Saaduddin
+6282170891932
PAYAKUMBUH 26225
Nggak kesiangan lagi ambo talalok sampai sanjo...indak jago do pagi tadi
•
Masuknya Ahmadiyah ke Indonesia didahului dengan keberangkatan tiga orang pemuda tamatan Sumatera Tawalib di Padang Panjang menuju India, pada tahun 1922. Mereka berangkat dari Padang Panjang, dengan menompang kapal tongkang menyeberangi Selat Malaka dan mendarat di pantai kota Malaka dan dengan menompang kereta api mereka akhirnya sampai diLahore India pada awal 1923.
Sesampainya di Lahore, ketiga pemuda itu, Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlan langsung dan ketiga pemuda itu diterima oleh Maulana Muhammad Ali, salah seorang tokoh Gerakan Ahmadiyah, murid dari Masihil Mau'ud yang belakangan memisahkan diri Jamaat Ahmadiyah pimpinan Khalifatul Masih 2, Hz. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad. Dan ketiganyapun langsung bai'at kepada Maulana Muhammad Ali.
Inilah untuk pertama kalinya mereka mengenal Ahmadiyah dan masuknya Ahmadiyah ke Indonesia itu diawali oleh "tiga serangkai" putera Minangkabau itu dan lewat undangan merekalah Ahmadiyah datang masuk ke Indonesia ini.
Tiga serangkai putera Minang tamatan Sumatera Tawalib Padang Panjang itu kemudian banyak mendengar cerita tentang Ahmadiyah yang ada di Qadian, sebuah desa terpencil tidak jauh dari Lahore. Ketiga putera Minang itupun ingin mengenal lebih jauh lagi tentang Ahmadiyah sehingga beberapa bulan menetap di Lahore, mereka memutuskan berangkat dan pindah ke Qadian. Abu Bakar Ayyub, Ahmad Nuruddin dan Zaini Dahlah dan ketiganya kendatipun telah bai'at ditangan Maulana Muhammad Ali di Lahore dan ketiganya tetap berangkat ke Qadian dan langsung diterima oleh Khalifatul Masih ke 2, Hz. Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad dan kemudian mengundang mereka dalam suatu jamuan "tea party"dan disitulah mereka meminta Hudzur Khalifatul Masih kedua berkunjung ke Indonesia.
Realisasi dari undangan ketiga putera tamatan Sumatera Tawalib itu terwujud dengan dikirimnya muballigh pertama Jemaat Ahmadiyah Maulana Rahmat Ali ke Indonesia. Dengan menempuh perjalanan lewat jalur laut Maulana Rahmat Ali mendarat di Tapaktuan Aceh dan dari sinilah benih Ahmadiyah mulai ditabur.
Karena mendapat banyak tantangan dari para ulama di Tapak tuan, hambatan2 yang dilakukan pemerintahan Hindia Belanda, tidak beberapa lama tinggal dikota itu, kemudian Maulana Rahmat Ali, berangkat menelusuri pantai barat Sumatera ke arah selatan dan sampailah Utusan Khalifatulmasih 2 itu di Padang sebuah kota terbesar di Minangkabau waktu dan dari sinilah Ahmadiyah menyebar ke kota kota diseluruh tanah Minang, berlanjut ke Betawi dan sepanjang pulau Jawa dan berkembang ke seluruh Indonesia.
H.Nadri Saadoeddin
+6282170891932
PAYAKUMBUH 26225
--------------------------------------------------------------------
Assalamualaikum, sekedar pencerahan saja pagi ini
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya...3
Mengapa para Ulama Islam yang tergabung dalam MUI ini tidak mau menanggapi atau berkomentar tentang kelompok2 yang berkeyakinan adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW, kalaulah mereka ini berada dalam kesesatan, tolong ditunjukkan dimana kesesatan mereka itu.
Kalaulah mereka tidak bisa menunjukkan bukti ketidakbenar paham "adanya nabi sesudah Muhammad SAW", tidak bisa membantah paham yang mereka sinyalemen "nyleneh",sebagai Ulama Panutan Umat sebaiknya mereka memilih diam saja dan tidak mengomentari dan menghakimi keimananan seseorang....
Nadri Saadoeddin
+6282170891932
Payakumbuh Barat 26225
SUMATERA BARAT
Pasti pembohong jika seseorang mengaku imam mahdi tetapi tidak pernah dibaiat didekat kabah. Contohnya ghulam ahmad.
Pasti pembohong jika seseorang mengaku nabi tetapi memuji muji penjajah. Contohnya ghulam ahmad.
Pasti pembohong jika seseorang mengaku melihat gerhana bulan pada awal ramadhan. Contohnya ghulam ahmad.
Pasti pembohong seseorang mengaku taat dan patuh pada nabi muhamad tetapi mengubah redaksi syahadat. Contohnya ghulam ahmad.
Kesepakatan dalam kesesatan
Assalamualaikum, sekedar pencerahan saja pagi ini,
Nabi Muhammad SAW adalah Nabi Terakhir yang tidak ada lagi Nabi sesudahnya.
Sebuah kesepakatan dalam kesesatan.
Mengapa para Ulama Islam yang tergabung dalam berbagai organisi di dunia ini, termasuk di Indonesia termasuk dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) tidak mau lagi sama sekali ikut menanggapi atau memberikan komentar mereka terhadap suatu jamaah dan kelompok2 sempalan dalam Islam lainnya yang berkeyakinan adanya wahyu dan kenabian sesudah Muhammad SAW, kalaulah mereka ini berada dalam kesesatan dan diluar Islam, tolong ditunjukkan dimana kesesatan mereka itu.
Kalaulah MUI misalnya tidak bisa membuktikan dimana kesesatan dan tidak bisa pula menunjukkan bukti ketidakbenar paham "adanya nabi sesudah Muhammad SAW", tidak bisa membantah paham yang mereka sinyalemen "nyleneh",sebagai Ulama Panutan Umat sebaiknya mereka memilih diam saja dan tidak mengomentari dan menghakimi keimananan seseorang....!
Kepada Ulama2Islam, para Cendekiawan Islam serta para Ustadz2 yang ikut ikutan mengatakan orang2 yang mempercayai adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu sebagai kelompok kafir diluar Islam hendaklah mengemukakan satu ayat saja dari Kitab Suci itu yang membenarkan tuduhan yang tidak beradab itu.
Nah, seperti yang di katakan seorang Ustadz kondang yang sering muncul di beberapa chanel You Tube, Buya Ristawardi, dari Sumatera Barat itu yang secara serampangan dan seenak perut nya saja menafsirkan ayat dari QS 33:40 yang menyebutkan secara jelas dan terang benderang bahwa Muhammad itu adalah bukan bapak salah seorang laki2 diantara kita tetapi dia adalah "Rasulullah dan khaatamannabiyin". Oleh Buya yang fasih berpantun pantun dan berpepatah, petitih dalam bahasa Minang itu langsung saja diartikannya dihadapan para jemaahnya jamaahnya, ditengah tengah salah satu majelis ta'lim,jamaahnya disebuah masjid di di Sijunjung,Sumatera Barat. Selesai mengucapkan salam, langsung membuka ceramahnya dengan membaca "syahadatain" yang tidak lazim kita baca ketika adzan, iqamat dan attahiyat diantara duduk diantara dua sujud dalam sholat...!
Saya terkejut dan terperanjat kaget, ketika Buya selesai bersyahadat tauhid kepada Allah, langsung bersyahadat Muhammad Rasuullah...ditambahi dengan ucapan "Sallahu 'Alaihi Wasslalam..ditambah lagi dengan perkataan "wa khaatamannabiyin" dan langsung dan ditambah lagi dengan embelan "la nabiyya ba'dahu...tidak ada nabi sesudahnya." ba'dahu". Sebenarnya apa yang ditambah tambahkan oleh Buya dalam syahadatain kedua "Muhammad Rasulullah, wa khaatamannabiyin, la nabiyya ba'dahu" itu hanya sebagai penegasan Buya akan status kenabian dari Muhammad SAW sesuai dengan pemahaman Buya tentang status dan profil Muhammad SAW. Syahadatain kedua Muhammad Rasulullah SAW wa Khaatamannabiyin yang dibaca Buya itu tidak pernah diucapkan dan dicontohkan oleh Rasulullah SAW, tidak juga oleh sahabat2 beliau, tidak juga tabi'in yang berlanjut sampai kepada kita dizaman. Tidak ada anjuran beliau untuk bersyahadatain Muhammad Rasulullah SAW wa khaatamannabiyin, la nabiyya itu dibaca seperti syahadatain yang Buya bacakan itu. Hal ini sama sekali tidak pernah didengarkan lewat adzan, iqamat dan bacaan attahiyat awal dan akhir ketika duduk diantara dua sujud dalam sholat....!
Kami yang telah menonton video Buya Ristawardi di Sijunjung itu, ingin nak batanyo ciek den ka Buya nan santiang bapantun pantun , bapapatah bapatitih ko, kok lai buliah dih.. Kaidah bahasa Arab nan mano yang Ongku pakai karena seenaknya saja anda mengatakan bahwa perkataan "khaatamannabiyin" dalam QS 33:40 bisa saja untuk diplesetkan arti dan maksudnya menjadi "tidak ada lagi Nabi sesudahnya". Sebuah arti yang jauh dari arti yang sebenarnya...sebuah arti yang jauh menyimpang dan merendahkan derajat Muhammad SAW itu sendiri.
Hendaklah kita mewaspadai diri bahwa menolak nabi itu adalah perbuatan yang tidak diajarkan oleh Allah dan RasulNya Muhammad SAW. Penolakan terhadap seorang Nabi yang diutus oleh Alla itu, pastilah akan mengundang azab dari Allah, meskipun sebelum kedatangannya, kita telah berprasaangka buruk terhadap Allah bahwa Allah tidak lagi akan mengutus seorang Nabi pun, sesudah Muhammad SAW, sampai kiamat datang sekalipun, kita masih saja bersikukuh bahwa "tidak ada lagi Nabi ssesudah Muhammad SAW.
Soal ada atau tidak adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu adalah wewenang dan urusan Allah dan bukan urusan Ulama2 kendatipun mereka mengaku ngaku sebagai "warasatul anbiya" pewaris para nabi" namun soal kenabian dan ada tidak adanya Nabi sesudah Muhammad SAW itu bukan urusan mereka....!
Kalaulah kalian semuanya bersepakat bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi pun lagi sesudah Muhammad SAW, apa dasar yang kalian pergunakan dalam kesepakatan ini. Tolong kalian tunjukkan satu ayat saja dari Al Qur'an yang secara implisit maupun eksplisit yang menyatakan bahwa Allah tidak mengutus seorang Nabi pun lagi sesudah Muhammad SAW.
Wassalamualaikum, sekedar pencerahan saja.
H. Nadri Saaduddin
+6282170891932
Jalan Imam Bonjol 12 A, Bulakan Balaikandi, Koto nan Ompek
Payakumbuh 26225
13 November 2024 15:57
13 November ruclips.net/video/iNxH5J-sy-M/видео.html&lc=UgwlP288wahfHL0-VxV4AaABAg&si=VbcB927vySVDZ2zh
Kata mubaligh ahmadiyah kepada pengeritik ahmadiyah;
Pelajari ahmadiyah dari sumbernya. 😂😂😂😂
Jadi buku buku terbitan ahmadiyah dan chanel ahmadiyah bukan sumber pelajaran ahmadiyah.😂😂???
BOHONG LAGI
😂😂😂