Berhenti Berpikiran Dangkal & Sempit Dalam Memahami Manusia - 13 Perspectives | Kuliah Pagi Eps. 6

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 26 окт 2024

Комментарии • 1,4 тыс.

  • @miladkasum9761
    @miladkasum9761 Год назад +664

    i am a mother with three kids, sy tetap bekerja,berkarir, dan tetap bisa sekolah sampe S3. sy bukan penganut feminisme, dan juga bukan matriarkhi atau patriarkhi. kita dilahirkan setara. sometimes gaji saya lebih besar dr beliau, atau beliau lebih besar gajinya dari saya, kita syukuri bersama, ketika sy cape pulang kerja, atau pulang kuliah, anak PUP dan sy lagi makan. suami sy tidak keberatan untuk mengganti popok dsbnya, begitu juga sebaliknya. kuncinya hanya saling respek dan mendukung cita2 pasangan kita., dan alhamdulilah....skrg sudah melewati 18 tahun pernikahan.

    • @Fann500
      @Fann500 Год назад +49

      Selamat mba, dalam kerepotan dan kesibukan anda tetap bahagia...ga semua orang memilikinya. Semoga selalu sukses keluarga n karier nya.

    • @MrPlatipusbiru
      @MrPlatipusbiru Год назад +39

      selamat mbak, anda dapat jackpot dalam hidup, semoga menjadi keluarga samawa. doakan juga keluarga saya bisa seperti mbak.

    • @grinningdarling
      @grinningdarling Год назад +6

      justru bisa kerja, bi9sa milih krn perjuangan kesetaraan gender. Bisa kerja punya anak dan rumah tangga diurus sama perempuan bkn kesetaraan tp pembabuan

    • @bcoveplmene9791
      @bcoveplmene9791 Год назад +7

      Sayang sekali konsep patriarki tidak menerima kalau anda dianggap setara

    • @ojiijo23
      @ojiijo23 Год назад +3

      Sama bu, aku jg begitu sama istri.

  • @ahwalmahway
    @ahwalmahway Год назад +474

    Menjadi open minded berbanding lurus dengan kerendahan hati untuk memahami berbagai perspektif lain.
    Maka outputny: makin dia rendah hati untuk memahami (lebih ideal lagi mengelaborasi) perspektif lain, makin dekat pula dia dengan definisi open minded.
    Oleh karenanya, jika ada orang yang hanya menggunakan satu perspektif dan tidak mau memahami perspektif lain, apakah bisa disebut open minded?

    • @bazzb9562
      @bazzb9562 Год назад +33

      itu maknya di bilang al-'adabul fauqol 'ilmi. adab itu lebih tinggi dari ilmu,

    • @adriennash7326
      @adriennash7326 Год назад

      @Ahwa'l Mahway
      Nice 👍

    • @adrijenie4105
      @adrijenie4105 Год назад +4

      Harus hati2 tapi. Open minded tidak berarti harus memahami semua perspektif. Harus nyasemua perspektif dikecuali yang intoleran pada ide open minded itu sendiri. Paradox memang

    • @nourafiya583
      @nourafiya583 Год назад +46

      Open minded itu terbuka atas apapun informasi, "dizinkan" untuk melihat lebih banyak prespektif. Tapi ketika beropini, ya harus menggunakan standar dan prinsip masing-masing. Kalo kita mentoleransi semua nilai, we are not stand about anything. Kita jadi ga berpihak pada apapun.

    • @erikderikhac5274
      @erikderikhac5274 Год назад

      @@bazzb9562 naaah

  • @abidinzaenal4631
    @abidinzaenal4631 Год назад +87

    Level tertinggi orang berilmu bukanlah kepandaian, tetapi kebijaksanaan.

  • @yogakristianto2230
    @yogakristianto2230 Год назад +38

    Orang yang paling mustahil untuk diberi nasehat, adalah orang yang selalu merasa dirinya benar. Ibarat gelas yang tertutup, mau berapa tetes air samudera yang dituangkan tidak akan masuk.

  • @LuQiYun
    @LuQiYun Год назад +140

    Aku yg rela resign dan melepas jabatan yg udh susah2 diraih waktu nikah jadi bisa sll available utk suami ga pernah merasa dioppress atau dipengaruhi oleh patriarki, krn aku melihat dari sudut pandang lain. Bahkan kalopun suami meminta sejumlah anak pun memtuskan childfree itu hal yg bisa dirundingkan bersama asal saling memahami, agak tidak suka menggunakan bahasan patriarki, feminism dll. Hidup lebih bahagia dan mudah dengan membuat masalah2 menjadi simple dan cari solusi bersama bukan saling menyudutkan pihak lain, ga akan ada habisnya.

    • @JeyJoy29
      @JeyJoy29 Год назад +4

      Setujuuuu bangetttt 🥺👏👏👏

    • @ValadrienLeonhart
      @ValadrienLeonhart Год назад +4

      I don't want to be that person. Tapi keputusan anda itu jelas dipengaruhi oleh mindset patriarki, walaupun anda tidak menyadarinya. Patriarki menekankan bahwa perempuan bukan pencari nafkah dan laki-laki harus selalu jadi pemimpin, Itulah mengapa anda yg mengambil 1 langkah mundur dan bukan suami anda.
      Coba suami diminta untuk resign dari pekerjaanya agar bisa availabel bagi istrinya yg punya pekerjaan lebih tinggi dari dia. Prosesnya gabakalan mulus, harga diri yg ditanamkan patriarki akan membuat mereka memberontak.

    • @ayumihamano5091
      @ayumihamano5091 Год назад +7

      Sama kaya aku.
      Aku sama pacar (sekarang udah jadi suami sempet LDR lama). Kehidupanku udah lumayan enak sebenarnya, kerjaan oke, gaji oke, sendiri juga gak masalah bisa bebas traveling, kulineran, dll. Tapi begitu nikah, aku melepas semua itu demi ikut dia. Karena udah komitmen sama suami kalo udah nikah harus tinggal serumah dan saya gapapa.
      Yang jadi problem itu orang sekitar, bahkan sampe pada suudzon ke suami karena saya ga dibolehin kerja, dinilai kolot, suami saya dominant, dll.
      Aku juga pengen jadi orang yg available buat suami karena udah ngerasain LDR tuh gak enak. Ada kebahagiaan tersendiri menyambut dia pulang, sedia-in dia minum, dll. Suami saya gak nuntut diperlakukan begitu, bahkan dia bilang "Udah kamu diem aja. Biar aku yg masak." 😂
      Orang selalu menyangka saya begini karena korban patriarki dan suudzon suami saya selalu minta dilayani, padahal kalo dua2nya sama2 hepi apa salahnya 😂 Kita juga di rumah ga ada yg ngerasa paling, semuanya saling aja.

    • @abdullatyief6298
      @abdullatyief6298 Год назад +9

      @@ValadrienLeonhart kolaborasi lbh baik. Ibu rumah tangga jga kerjaan yg berat, dan akan dpt reward ktka sudah besar anak2 msh dekat dgn ortu dan peduli.lebel2 itu malah yg membuat anda judge org, dan mnjdi diri yg g openminded. Jika memang ingn bekerja ya tdak slah.

    • @armata-bor
      @armata-bor Год назад +1

      Keren mba !!
      Karna sejatinya pilihan yg mba pilih juga punya kebahagian tersendiri

  • @sashimiandnoodle9539
    @sashimiandnoodle9539 Год назад +45

    Thanks for your very insightful video.
    Saya sih melihat Gitasav ini seperti orang yang baru melek Feminism 😅 Jadi apa2 diliat dr kacamata Feminism. Seperti jaman saya awal kuliah dulu, apa2 dilihat dr kacamata Sosialisme. But I was in my early 20 tho. Tapi setelah mempelajari dan melihat berbagai perspective, memecahkan masalah dg melihat berbagai perspektif, baru saya sadar betapa shallow-nya kita jika melihat hanya dari satu sisi saja. Balik lagi ke Gitasav, bisa jadi dia pny trauma masa kecil, pengalaman hidup yg membuatnya seperti sekarang, bisa jadi juga lingkungannya memang mendukung ideologinya, dan bisa jadi jg berdasarkan banyak kasus (mungkin pengalaman pribadi jg) dia merasa ditekan oleh masyarakat sbg perempuan harus pny anak dll. Ya, saya bisa mengerti sih. But sorry to say, penyampaiannya immature dan terlihat norak utk individu berusia 30. Tapi ya, usia orang menjadi dewasa dan bijak beda2 sih.

  • @naomieleonora
    @naomieleonora Год назад +37

    Formula Open Minded:
    “People take different roads seeking fulfillment and happiness. Just because they’re not on your road doesn’t mean they’ve gotten lost.”
    -Dalai Lama-

    • @MrElhas
      @MrElhas 2 месяца назад

      But some people are lost and they don't realize it until a certain point where they went quite far

  • @Hamgara
    @Hamgara Год назад +218

    Setuju banget gua kalau Gitasav ini kurang referensi, kalau dia mau harusnya coba belajar Sejarah, Budaya, Biologi dengan ragam referensinya.
    Gua personal tidak ada problem dengan ide Feminis, yang jadi masalah buat gua kalau ide ini berubah menjadi Feminazi yang mana sepengalaman gua penganutnya terlalu sering berasumsi bias dan selalu merasa atau berfikir "we/I got oppressed" or "we/I are/am a victim".
    Kita semua harus berhenti melihat dengan kaca mata kuda.

    • @fansraiser9886
      @fansraiser9886 Год назад +1

      itu bikin kalimatnya berapa lama kak?

    • @blackpunisher2200
      @blackpunisher2200 Год назад +3

      Feminazi biasanya terbentuk Karena sudah dapat experience yg sangat parah (relatif)

    • @TheKingofTheUniverse.
      @TheKingofTheUniverse. Год назад +18

      dia cuma ngikut2 feminis barat yg benci laki2 tapi dia ga nyadar banyak feminis barat yg argumennya terpatahkan, tak berdasar dan hanya mengandalkan emosi.

    • @novanoir8309
      @novanoir8309 Год назад +1

      of all the thing she could learn in the west she choose victimhood

    • @fadlisani2080
      @fadlisani2080 Год назад +10

      @@blackpunisher2200 atau cuma ikutan2 ideologi woke barat 🙃 kan kita suka latah nganggep budaya barat itu lebih baik... Untuk 30-50 tahun yang lalu mungkin iya, tapi sekarang budaya barat malah jadi backwards juga 😅

  • @hanifismail7274
    @hanifismail7274 Год назад +83

    pada akhirnya kita menyadari bahwa perdebatan yang sering kita jumpai di kehidupan sehari-hari pada dasarnya adalah karna 'ego pribadi'. entah secara sadar maupun tidak, manusia akan selalu bersikeras bagaimana agar suatu hal (bahkan kebenaran sekalipun) dapat ditegakkan tanpa melalui proses berfikir bagaimana agar awal hal tersebut dapat diterima terlebih dahulu tanpa adanya perdebatan.

    • @galihhackers
      @galihhackers Год назад

      Yap bener adanya,kadang BENAR pun juga bisa jadi perdebatan karena posisi EGO

    • @ix4354
      @ix4354 Год назад

      Andaikan ego itu ga pernah ada, damai udah dunia

    • @anwartaufik__
      @anwartaufik__ Год назад +6

      konten ini juga sepanjang pemaparannya berangkat dari ego.

    • @nourafiya583
      @nourafiya583 Год назад

      Ego bisa ditundukkan kalo sudah memegang dan menemukan "kebenaran" yang sesungguhnya. Yaitu sudut pandang dari Tuhan yang menciptakan kita mengetahui lebih baik daripada diri kita sendiri.

    • @sunnyandrea5892
      @sunnyandrea5892 Год назад +1

      kan manusia berpikir tentang keuntungan pribadi terlebih dahulu. jangankan berpendapat, di pengadilan saja bagaimana kita cari sumber pendukung yang bisa mengalahkan pihak lawan.
      banyak hal yang sebenernya saling tau, mana yang benar, mana yang salah, tapi manusia teramat pandai hingga bisa merumuskan apa yang diucapkan menjadi dapat dipercaya banyak orang bahwa itulah kebenaran.

  • @janvanwelvaart8334
    @janvanwelvaart8334 Год назад +23

    Betul bang. Insting bertahan hidup manusia tidak hanya bekerja mencari makan dan mengembangkan teknologi, tapi juga mencakup meneruskan keturunan sehingga dapat mencegah kepunahan. Ini insting dasar, bukan soal doktrin patriarki. Nanti insting dasar meneruskan keturunan ini punya banyak motivasi turunan, misalnya ingin mewariskan harta kepada anak-anaknya, atau ingin punya teman baik yang bisa diajak bertukar pikiran di saat dewasa, dan banyak hal lainnya yang menjadi motivasi turunan dari insting memiliki keturunan.

  • @adithioagustyan1712
    @adithioagustyan1712 Год назад +99

    Sebetulnya pandangan childfree ini sudah ada sejak lama namun biasanya ranah nya private. Begitu di umumkan secara luas maka akan bertabrakan dengan nilai2 yang ada dalam masyarakat. Dalam ada ketimuran seorang ibu biasanya ditempatkan dalam posisi yang sangat mulia, dihormati dan akan di urus hingga hari tua, sehingga seorang anak akan sangat dinantikan dalam adat ketimuran. Berbeda jauh dengan adat kebaratan, yang menempatkan org tua sebagai objek yg sudah habis ketika masa tua. Oleh karena itu kehadiran seorang anak tidak lah terlalu signifikan

    • @zikhrahadi2313
      @zikhrahadi2313 Год назад +3

      Nah bener , Gs terlalu dalam menyelam adat barat jadi berbelok pola fikirnya .

    • @giornogiovanah5661
      @giornogiovanah5661 Год назад +11

      Menurutku emang person aja sih, di asia juga banyak orang tua yang di terlantar kan anak bahkan di Jepang dulu ada budaya buang orang tua di hutan karena di anggap beban, dan di barat juga mereka punya kehidupan masing masing keliatannya cuek tetapi juga masih peduli satu sama lain jadi gabisa buat di judge secara merata.

    • @gurihtampol6415
      @gurihtampol6415 Год назад +2

      @@giornogiovanah5661 tentu tapi adat timur di sini mayoritas. Di sini di dataran timur Asia lah... Kan LBH banyak yang hirarkinya ortu itu LBH di hormati. Bahkan sampai ridho ortu ridho tuhan. Kan itu juga di pahami juga di China. Sampai ada pepatah. Menentang ortu sama saja melawan surga. Di sini konteksnya mayoritas. Bukan keseluruhan

    • @denyputrasetyawan7126
      @denyputrasetyawan7126 Год назад

      @@zikhrahadi2313 bukan terlalu dalam, tapi belum khatam sebenarnya.

    • @zikhrahadi2313
      @zikhrahadi2313 Год назад

      @@denyputrasetyawan7126 bener mas

  • @rakutavedesign6978
    @rakutavedesign6978 Год назад +41

    1. Karena menangis biasanya terjadi karena merasa sakit, dan merasa sakit dianggap tidak kuat (lemah). Ditambah gambaran media sering menggambarkan laki2 ideal sebagai pria yang berotot, yang serius, tahan banting.
    2. Bisa jadi karena "ketidakpercayaan" kepada lembaga penegak hukum yang serba diperibet untuk menindak kasus. Aspek sosiologi, banyak masyarakat ga ngerti prosedur hukum yang tepat, kurang literasi hukum. Atau dari perspektif komedi, Karena masyarakat kita suka gotong royong :)
    3. Standard kecantikan terbentuk karena apa yang sering terpapar ke mata kita. Otak kita cendrung menganggap biasa apa yang sering dilihatnya terus menerus, secara tidak langsung itu menciptakan standar di alam bawah sadar kita. Aspek ekonomi, karena standar kecantikan berdampak ke industri terbesar yaitu hiburan.
    dan tak lupa untuk mengucapkan imho 🙏

  • @immiddle
    @immiddle Год назад +63

    mamaku dari aku kecil selalu pelan2 ngasih tau perbedaan laki2 dan perempuan. baik dari segi biologis, sosial bahkan cara berpikir dasar satu sama lain. jadi aku bisa paham kalo laki2 itu punya peran yang beda dari perempuan. nggak ada yang menindas dan ditindas padahal, karena tetep aja saling butuh satu sama lain. orang2 sekarang banyak yang nggak mau nerima fakta kalo cewek dan cowok emang punya dasar cara berpikir yang beda.
    kalo dibilang cewek itu tertindas, sampe sekarang masih bingung di mananya. dibilang termarjinalkan juga nggak. mau dapet pendidikan tinggi sekarang udah bisa, nggak kayak dulu. mau punya jabatan tinggi juga bisa. kalo katanya tetep aja lebih banyak cowok daripada cewek yang jadi atasan... balik lagi, harus mau nerima kenyataan kalo cara "memimpin" cowok dan cewek itu beda. cewek bisa pake logika, tapi tetep bakal lebih banyak pake perasaan. cowok bisa pake perasaan, tapi tetep bakal lebih banyak pake logika.

    • @TrueGlory03
      @TrueGlory03 Год назад +1

      Nah mantap ,,,,

    • @kuzan9913
      @kuzan9913 Год назад

      Feminis2 palsu jaman skrg ga ngerti apa yg diperjuangin yg ada dipikiran mereka laki laki harus tunduk sama perempuan seperti anjing sama majikan nya bukan saling melengkapi layaknya suami istri yg serasi

    • @noname-st2br
      @noname-st2br Год назад +3

      Kalau di indonesia banyak patriaki dan banyak wanita yg masih ditindas,dr banyak kasus tingginya kdrt aja kelihatan kita gk boleh tutup mata juga banyak wanita blm benar2 aman atau bebas berpendapat

    • @sunnyandrea5892
      @sunnyandrea5892 Год назад +2

      semua pemimpin juga pake perasaan kali. lah penggusuran aja masih dibikinin rusun. pria itu juga manusia, seyogyanya ya punya perasaan. rada horor si kalo manusia memimpin tanpa perasaan, berarti kayak Hitler dong.

    • @dutasatu1
      @dutasatu1 7 месяцев назад

      ​​@@sunnyandrea5892lah nabi aja udah bilang perbedaan pria dan wanita... Dan terbukti kok wanita berfikir pake perasaan dan laki laki berfikir dengan logika...ingat ya bukan sepenuhnya tp secara dominan jadi masih pake perasaan karna manusia sudah jelas kodratnya punya perasaan baik wanita dan pria

  • @pelokuro5810
    @pelokuro5810 Год назад +69

    GITASAV : Human is Complex Creature
    also GITASAV : You Are Patriarchist

    • @Khann_2102
      @Khann_2102 Год назад +3

      Ironis

    • @nurkholis6975
      @nurkholis6975 Год назад +27

      opininya mentok ke patriarki, sama kek ormas yg kalo didebat nuduhnya wahabi

    • @emailkhusus8760
      @emailkhusus8760 Год назад +2

      Average who claim open minded 🤣

    • @gilangfauzan7748
      @gilangfauzan7748 Год назад

      @@nurkholis6975 HAHAHAHhahHHhH

    • @arifsudarsono3435
      @arifsudarsono3435 Год назад +2

      entah kenapa gua merasa kata "patriarki" itu semacam illuminati atau freemason bagi feminis

  • @victorianusmahendradalopez605
    @victorianusmahendradalopez605 Год назад +107

    Open minded bagi sebagian orang saat ini adalah seperti kacamata kuda dan merasa dirinya benar
    Terimakasih ilmunya bang!! 😎👍 Good content

    • @wawantaris4318
      @wawantaris4318 Год назад +2

      Ya termasuk kita

    • @oginrd2924
      @oginrd2924 Год назад +7

      Bener, mungkin kita sendiri pun ga sadar krn mgnkn isi kepala kita msh didominasi dng perspektif negatif/sempit.. yok krn kita sudah sadar akan pentingnya persepsi yg baik dng cara pandang yg luas dan positif thdp sesuatu, maka insyaallah akan lebih mudah open minded dng positif dan ekologis

    • @ilhamsdq7159
      @ilhamsdq7159 Год назад +1

      Yap Se7

  • @rahmatbahran
    @rahmatbahran Год назад +211

    1. Menangis walaupun itu adalah reaksi alamiah, tetapi dalam beberapa kasus cenderung dianggap lemah untuk laki laki. Ini terjadi karena kebudayaan yang terbentuk selama ratusan-ribuan tahun lalu menuntut laki laki untuk menjadi pelindung serta makhluk yang kuat guna menyesuaikan kondisi dengan alam. Laki laki yang menangis cenderung dianggap tidak dapat mengelola emosinya sendiri dengan baik dan akan merugikan kelompoknya sendiri ketika berhadapan dengan bahaya yang menuntut mereka harus berfikir logis dan tidak boleh membawa tendensi emosi. (Sudut pandang sosio-evolusi).
    2. Main hakim sendiri sejatinya adalah kegagalan dari berbagai macam aspek (masyarakat sampai pemerintahan). Masyarakat yang main hakim sendiri melakukannya karena mereka tidak percaya dengan sistem hukum yang berjalan di suatu negara, serta kegagalan proses berpikir yang membuat mereka tidak mampu berpikir jernih serta terbawa emosi. Sedangkan dari segi pemerintahan bersalah, karena mereka tidak dapat memberikan jaminan hukum yang ideal dan aman terhadap warganya. Hukum yang baik adalah yang dapat memberikan hukuman setimpal terhadap para pelaku kejahatan, dan ini sepertinya tidak tercermin dari hukum yang berlaku di kasus main hakim sendiri.
    3. Standar kecantikan dari sudut pandang evolusi dapat dilihat sebagai naluri manusia untuk melanjutkan gen mereka dengan hasil yang terbaik. Manusia yang berfisik ideal (cantik/ganteng) mencerminkan aspek kesehatan yang baik. Ini membuat gen yang diteruskan dapat bertahan hidup lebih lama dan menghasilkan keturunan yang tangguh dengan ancaman alam.

    • @audizul
      @audizul Год назад +22

      Jelas ada element of truth lah dari kenapa laki-laki dituntut secara umum menjadi pelindung along with its trait.
      Sederhananya ini dapat dinilai dari pada masa kecil yang lebih sering nangis adalah perempuan, dimanapun, di saat anak kecil ga terlalu peduli pressure sosial.
      .
      Maka, jawabannya adalah karena pengaruh hormon. Sesimpel itu. Prolactin banyak ditemuin di perempuan, sedang testosteron di laki.
      Kamu punya gelas, ya kamu pake buat minum. Faktor sosial apapun itu kalo ga sejalan dengan faktor biologis, ya nihil.
      Sekali lagi ini general rule. Doesnt mean you cant cry.

    • @dinovawildan2276
      @dinovawildan2276 Год назад

      @@audizul nais info

    • @notsoreasonable291
      @notsoreasonable291 Год назад

      @@audizul the best!

    • @arlivakrisnendi
      @arlivakrisnendi Год назад

      S2

    • @kuegue840
      @kuegue840 Год назад +2

      Kalo cewe2 di indo mah gapeduli perang di ukraina atau rusia , yg penting bagi cewe duit, duit, duit,duit, buat senang2,jalan2, masa bodoh dgn perang2, mau kapal perang kek,pesawat kek, senjata nato lah, senjata rahasia amerika kek, bodo amat bagi cewek2, yg penting bagi cewe adalah duit buat beli make up,baju bagus,tas bagus , sekaligus buat biaya perawatan jembutnya.

  • @mege_megs
    @mege_megs Год назад +153

    Nah permasalahan labeling ini sering bgt aku temuin tiap feminist ngedebat org2, ujungnya malah kebanyakan feminist ini yg ngebangun pola pikir aku bahwa selama ini yg mereka perjuangkan itu bukan kesetaraan gender melainkan women supremacy

    • @abitsourrrrsorry4885
      @abitsourrrrsorry4885 Год назад +20

      Semua gerakan itu selalu ada yg radikal. Termasuk feminisme. Tp feminisme yg sebenarnya ya gk gitu. Jangan dipukul rata. Gk enak toh kalau islam disama ratain jd agama anti perempuan cuma karena perempuan gk bisa jadi imam? 😶

    • @tsurugi8903
      @tsurugi8903 Год назад +5

      Contoh nyata nya udh ada dikorea,gerakan feminisme radikal korea (megalia) bnr2 udh melakukan sama spt yg km tulis di komen,bahkan di sana organisasi ini udh mcm sekte sesat yg dilarang ama pemerintah saking radikalnya

    • @Carameys
      @Carameys Год назад +6

      @@abitsourrrrsorry4885 komparasinya kurang apple to apple..

    • @moral3309
      @moral3309 Год назад +1

      Ujung-ujungnya memang supremasi perempuan

    • @quinbeeart
      @quinbeeart Год назад +13

      @@abitsourrrrsorry4885 perempuan bisa jadi imam kak, kata siapa ga boleh? imam bagi sesama perempuan, imam bagi anak-anak. adil itu tak berarti sama tapi sesuai tempat/sesuai takaran/sesuai kondisi

  • @HINOK8
    @HINOK8 Год назад +58

    At the end of the day, I think, what we believe has to do with our personal interpertation of our personal life experience... It is really really hard to be objective. I think everything is pretty much subjective. Thus, what we can do is respecting other's perspective...
    My sister and her husband desperately wanting to have a child and been trying since 10 years ago. To be honest, it is mentally and financially exhausting. Even so, no one in our family tell them to give up.
    My friend in college was raped and had abortion. She married another person and decided not to have a child. No one in her family, nor her husband, push her to have children. As a friend, I also never question her decision or try to change her mind.
    I am not my sister. I am not my friend. I can never walk in their shoes. What I can do is just being respectful, and wish the best for them.

    • @wasstudio6972
      @wasstudio6972 Год назад +1

      say it louder mbak. im stand with u

    • @MrPlatipusbiru
      @MrPlatipusbiru Год назад +5

      good, now imagine someday your friend tell you that having a kid is a bad decision. that's what gitasav did

    • @ninemaharani9214
      @ninemaharani9214 Год назад +7

      setujuuu... yg jadi masalah dikasusnya mba gitasav adalah mba gita dan netizen sama2 gampang ke trigger dan ga sensitive/ga punya empati dengan komen2 yg dibuat masing2. makanya heboh begini. jadi lingkaran setan aja.
      tapi saya juga ttp setuju sm video ini, kalau mau lihat masalah yang paling bener ya lihat dr segala sisi. kalau cuma dr satu sisi jadi gampang berprasangka buruk. ga perihal kasus ini aja, ya semua hal. mulai dari polarisasi politik sampai mungkin perihal saudara pergi haji tp kok saya sendiri ga dikasih oleh2.

    • @foralizatengku9071
      @foralizatengku9071 Год назад

      Point we got to remember is : You will congregate will the likes of you. I mean if your friend decided to childfree, that means your buddy "contaminated" With other people who make her take that decision...

  • @liancj9890
    @liancj9890 Год назад +8

    Punya keturunan itu adalah salah satu insting dasar manusia untuk bertahan hidup dan tidak punah. Namun karena perkembangan zaman, manusia modern mulai banyak pertimbangan dari sisi finansial, sosial, psikologis, dll. Pengalaman individu manusia tersebut yang akan mengubah instingnya untuk survive. Contohnya org yg sering melihat kdrt akan mempertimbangkan untuk tidak menikah, org yg banyak melihat susahnya mengasuh anak akan berpikir untuk childfree, org yg melihat punya anak sebagai investasi akan memutuskan nikah muda dan punya banyak anak, dsb. Semua pilihan itu kembali pada individu masing2 dan tidak seharusnya dipaksakan. Tidak ada yg salah dengan pilihan hidup seseorang. Yang salah jika pilihan itu tidak dipertanggungjawabkan. Yg salah adalah org yg mau pny anak tp tidak mau merawat anaknya, org yg mau nikah tp tdk mau berkomitmen atau berkompromi dgn pasangan, dll.

  • @indraabdulmajid7257
    @indraabdulmajid7257 Год назад +67

    Aku belum nonton video ka Cania yang bahas soal ini juga, tetapi dari video mas Hasan sudah ngasih gambaran bahwa "memandang pendapat/klaim seseorang tidak selalu menggunakan satu kacamata." Ini membuat aku lebih selektif lagi dalam beropini atau membantah opini seseorang. Thanks banget ka Hasan. Next minta tolong buat video cara beropini dengan bijak dan cerdas dong ka Hasan.. terima kasih 🙏

    • @drewh7176
      @drewh7176 Год назад +2

      Boleh dilirik juga kalo berkenan bahasan santai dari perspektif bang Pandji di Noice

    • @ainulyaqin2024
      @ainulyaqin2024 Год назад

      Kalo ada waktu gk ada salahnya dengerin pendapat dari berbagai konten kreator, itung2 nambah ilmu

    • @ayuseptiarahayu3095
      @ayuseptiarahayu3095 Год назад

      Coba deh kak nonton videonya Cania

    • @indraabdulmajid7257
      @indraabdulmajid7257 Год назад

      @@ayuseptiarahayu3095 udah ko 😃

  • @normagesita5464
    @normagesita5464 Год назад +92

    Persis banget ngebahas kalimat2 gitasav di storynya sama temen. Dan memang dari dulu dia selalu ngebahas soal patriarki seolah punya trauma atas patriarki tersebut. Mungkin kalau soal child free ini bisa dijelaskan dengan mudah dari kacamata biologis, bisa juga dijelaskan dengan mudah dari kacamata agama, seperti yang dilakukan kebanyakan orang Indonesia. Mengenai kodrat perempuan dan laki-laki dalam rumah tangga. Perempuan melahirkan dan laki-laki menafkahi. Dalam banyak kasus mungkin pada akhirnya terjadi ketidakadilan pada perempuan karena laki-laki bertindak terlalu jauh sebagai kepala rumah tangga. Tapi itu tidak berarti perempuan yang bahagia dengan melahirkan dan membesarkan anak adalah orang yang tunduk dan bersedia diinjak laki-laki seolah posisinya lebih rendah. Tampaknya gita memandang bahwa patriarki ini sangat mengekang karena pada akhirnya posisi perempuan selalu lebih rendah dari laki-laki karena kodratnya. Padahal nggak begitu jadinya kalau laki-laki sebagai kepala rumah tangga menjalankan perannya dengan baik dan melindungi perempuan yang mengemban tugas berat untuk melahirkan dan membesarkan anak.
    Anyway, good point soal perspektif dan contoh-contoh simple yang kita bisa ambil pelajaran 🙏

    • @wawantaris4318
      @wawantaris4318 Год назад

      Lalu kemana rasa sabar dan syukur itu pergi?

    • @TheKingofTheUniverse.
      @TheKingofTheUniverse. Год назад +11

      gw udah tau lama gitsav berpaham liberal tapi sekarang2 aja frontal. Berhijab belum berarti baik dalam beragama dan tentu saja Islam tidak sejalan dg liberal modern.

    • @indrasyafei2304
      @indrasyafei2304 Год назад +8

      Exactly. Abso fuck*ng lutely. Seakan-akan orang yang mau menjadi perempuan tradisional, yang bahagia dengan rolenya sebagai ibu dari beberapa anak MERUPAKAN Korban patriarki.

    • @sunnyandrea5892
      @sunnyandrea5892 Год назад +1

      emang patriarki itu sesuatu yang benar menurut kalian?
      kalo jadi ibu rumah tangga, mengurus rumah sendirian, menjamu suami sepenuh hati, mengurus anak penuh termasuk sesuatu yang membahagiakan, ya lanjutkan.
      manusia hidup kan emang ingin mengejar kebahagian versi mereka.
      dengan patriarki, kalian bisa menerima kebebasan, ya lanjutkan, bisa ke mall, ke pasar, ke manapun yang kalian mau tanpa banyak larangan.
      dengan patriarki, kalian bebas secara finansial, ya layak kalian lanjutkan si menurutku.

    • @TheKingofTheUniverse.
      @TheKingofTheUniverse. Год назад +4

      @@sunnyandrea5892 patriaki itu menempatkan laki-laki sebagai penguasa tunggal di dalam rumah tangga. Di Islam ga ada yg begituan, makanya orang barat sekarang lagi perang gender padahal di Islam udah jelas suami dan istri ada tugasnya. Dunia perlu Islam bukan feminis.
      Dalam Islam, peran seorang suami penting, karena dia bertanggung jawab untuk mengurus dan menafkahi keluarganya. Berikut adalah beberapa peran dan tanggung jawab utama seorang suami dalam Islam:
      1. Penyedia: Adalah tanggung jawab suami untuk menafkahi istri dan anak-anaknya secara finansial. Dia harus memastikan bahwa keluarganya memiliki semua kebutuhan dasar hidup, seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal.
      2. Pelindung: Seorang suami bertanggung jawab untuk melindungi keluarganya, baik secara fisik maupun emosional. Dia harus memastikan bahwa istri dan anak-anaknya aman dari bahaya dan kesejahteraan emosional mereka dijaga.
      3. Pendamping: Seorang suami juga merupakan pendamping bagi istrinya. Dia harus menghabiskan waktu berkualitas bersamanya dan memberinya dukungan emosional saat dibutuhkan.
      4. Pemimpin: Seorang suami dianggap sebagai kepala rumah tangga dan bertanggung jawab memimpin keluarganya ke arah yang benar. Dia harus membuat keputusan penting dengan berkonsultasi dengan istrinya dan meminta pendapatnya tentang hal-hal yang mempengaruhi keluarga.
      5. Pendidik: Seorang suami juga bertanggung jawab untuk mendidik keluarganya tentang Islam dan membekali mereka dengan pengetahuan Islam. Dia harus memastikan bahwa keluarganya dibesarkan sesuai dengan prinsip dan nilai Islam.
      6. Perawat: Seorang suami juga harus merawat istri dan anak-anaknya ketika mereka sakit atau membutuhkan perawatan. Dia harus bersedia membantu keluarganya dengan cara apa pun yang memungkinkan dan menjadi suami dan ayah yang penuh kasih dan perhatian.
      Secara keseluruhan, peran seorang suami dalam Islam merupakan salah satu tanggung jawab yang besar dan penting. Ia diharapkan menjadi pasangan yang peduli, penuh kasih, dan bertanggung jawab yang menafkahi dan melindungi keluarganya, sekaligus menjadi pemimpin, pendamping, dan pendidik yang baik.
      Dalam Islam, seorang istri memiliki berbagai peran dan tanggung jawab terhadap suaminya, keluarga, dan masyarakat. Berikut adalah beberapa peran utama seorang istri dalam Islam:
      1. Pendamping dan Pendukung: Istri adalah pendamping dan pendukung suaminya. Dia adalah pasangan hidupnya dan diharapkan memberikan dukungan emosional, moral, dan fisik kepada suaminya dalam semua aspek kehidupan.
      2. Pemelihara Rumah: Istri bertanggung jawab memelihara rumah dan menciptakan lingkungan yang damai dan nyaman bagi keluarga. Dia diharapkan untuk mengelola pekerjaan rumah tangga, mengurus anak-anak, dan menyiapkan makanan untuk keluarga.
      3. Pelindung Kehormatan Keluarga: Istri bertanggung jawab menjaga kehormatan dan nama baik keluarga. Dia diharapkan untuk menjaga kesopanan dan kesopanan dalam perilaku dan pakaiannya, dan untuk menghindari tindakan yang dapat membawa malu atau tidak menghormati keluarga.
      4. Pendidik Anak: Istri memegang peranan penting dalam pendidikan dan pengasuhan anak. Dia bertanggung jawab untuk menanamkan nilai-nilai dan ajaran Islam di dalamnya, dan memberikan mereka pendidikan moral dan agama yang baik.
      5. Penasehat: Istri adalah penasehat dan penasehat bagi suaminya. Dia diharapkan untuk memberikan nasihat yang bijak dan bijaksana kepada suaminya tentang berbagai hal, dan membantunya membuat keputusan penting dalam hidup.
      6. Pelindung Hak Pasangan: Istri bertanggung jawab untuk melindungi hak suaminya serta haknya sendiri. Dia tidak boleh mengungkapkan rahasia suami dan menghormati martabat dan privasinya.
      Secara keseluruhan, seorang istri dalam Islam memiliki peran penting dalam kehidupan suaminya, keluarga, dan masyarakat. Dia diharapkan untuk memenuhi peran ini dengan cinta, kasih sayang, dan pengabdian.

  • @avvastore551
    @avvastore551 Год назад +123

    Feminisme sering bias dengan pemikiran nya sendiri karena basis feminisme lebih condong pada sikap emosional yang jauh dari sikap rasional. Selama mereka tidak lintas batas dalam berbagai pandangan mereka justru terjebak hanya dalam satu perspektif. Dan apa yang dijelaskan bang Hasan sudah cukup membuka pikiran terutama pikiran feminisme.

    • @A05-x5e
      @A05-x5e Год назад +6

      ide yang muncul dari sifat emosional dan bukan berpikir mendalam apalagi cemerlang begini akhirnya.

    • @Anonym-xd7sz
      @Anonym-xd7sz Год назад

      Feminis feminis tai kucing ini pada akhirnya cuma pengen cari validasi doang bro bahwa cewe lebih superior dari cowo itu doang, padahal jaman makin modern cowo dan cewe pun setara kok haknya ya kan, malah kaum mereka ini yg takutan

    • @hilmaamalia582
      @hilmaamalia582 Год назад +11

      feminis sering kali merasa dirinya udah rasional. tapi balik lagi faktor biologis yang gak bisa dihindari bahwa cara berpikir perempuan memang akan selalu didominasi perasaannya

    • @iliaadamanthark8336
      @iliaadamanthark8336 Год назад +3

      Kalau mereka pada nggak mau punya anak juga gpp. Hitung2 ngurangi orang gila macam mereka

    • @MINUMLAGI
      @MINUMLAGI Год назад

      Kalo feminis bisa membuka pikirannya maka dia tidak akan jd feminis lagi .

  • @oliviaallyana7839
    @oliviaallyana7839 Год назад +19

    aku suka banget sama pendapat evolutionary psychology!!! jarang dibahas padahal itu menurut aku paling fundamental sih hahaa soalnya it's in our blood dan itu bikin semuanya lebih rasional

  • @alfatahyasin7383
    @alfatahyasin7383 Год назад +83

    Melihat fenomena isu "childfree", ijinkan saya menuliskan pandangan saya. Saya sudah merasakan sendiri seperti apa merawat dan membesarkan anak. Jadi menurut pemikiran saya, menikah dan punya anak adalah keputusan besar. Jika hanya menikah saja, kehidupan belum begitu berubah. Tapi ketika punya anak, kehidupan sudah berubah. Dunia udah gak sama lagi. Membesarkan anak itu butuh kesiapan mental dan finansial. Sekali lagi, KESIAPAN MENTAL DAN FINANSIAL. Itulah kenapa BABY BLUES itu nyata. Dan anak tidak minta dilahirkan. Kalau anak lahir, anak berhak untuk bahagia. Kalau mau hidup susah, ya susah aja sendiri jangan bawa-bawa anak. Anak tidak tahu apa-apa. Jadi buatku, childfree itu keputusan bijak, jika sekiranya tidak siap punya anak. Menikah dan punya anak adalah dua hal besar yang masing-masing perlu persiapan. Itu bukan mainan untuk anak kecil yang belum dewasa.
    Dari pemikiran itu saya juga seringkali melihat perbedaan pandangan mengenai pemahaman agama, termasuk urusan pernikahan yang diyakini juga dalam rangka ibadah. Saya beberapa kali mendengar orang mengucapkan "menikah dengan niat ibadah", tapi pada perjalanannya ketika ketidaksiapannya menjadikan anak dan istri terlantar menjadikan saya kembali bertanya "letak ibadahnya dimana? "
    Makin kesini saya makin meyakini bahwa pemahaman terhadap nilai-nilai agama harus disertai dengan kemampuan penalaran yang bagus karena beresiko salah arah jika kemampuan penalaran tidak seimbang dengan beratnya nilai materi keagamaan yang sedang dipelajari.
    Contoh, pelajaran tentang "adab dan tata cara berwudhu" yang berfokus pada konsep kebersihan akan lebih mudah dimengerti dan dipahami dengan level penalaran yang sederhana jika dibandingkan dengan konsep dan materi tentang "ilmu ikhlas" yang penalaran dan pemahamannya lebih berat karena sudah masuk ranah filsafat.
    Jika berbicara "menikah adalah ibadah", bagi saya itu baru sebatas judul dan konsep yang dalam penjabarannya masih akan butuh ratusan dan bahkan mungkin ribuan jam untuk membahasnya secara detail karena terkait dengan hidup mati dan nasib manusia.
    Dan akhirnya saya sekarang berkesimpulan, untuk diri saya pribadi,
    "Jika ego dan kebodohankuku dalam memahami agama membuatku menyakiti hati orang lain, maka lebih baik aku tidak beragama. Jika aku memutuskan memeluk agama, maka aku juga harus memperhatikan sesama."

    • @wahidbenjamaalwahid3317
      @wahidbenjamaalwahid3317 Год назад +3

      Lbh baik anda tdk beragama kl begitu

    • @alfatahyasin7383
      @alfatahyasin7383 Год назад +7

      @@wahidbenjamaalwahid3317 bagaimana pandangan anda mengenai poligami? Jangan bilang tidak ada hubungannya. Ini terkait pernikahan juga.

    • @udinnews2172
      @udinnews2172 Год назад +3

      Berarti anda nyesel punya anak. Astaghfirullah istighfar bu

    • @alfatahyasin7383
      @alfatahyasin7383 Год назад +21

      @@udinnews2172 berarti anda tidak bisa mencerna tulisan saya. Astaghfirullah bu. Saya ini laki-laki

    • @adriennash7326
      @adriennash7326 Год назад +29

      @@alfatahyasin7383 Lain kali tulisannya ngga usah terlalu panjang, Bang. Tau sendiri lah minimnya literasi dan kualitas SDM Wakanda dalam memahami suatu tulisan. 😅😂

  • @adityadyta5925
    @adityadyta5925 Год назад +18

    Sebenarnya jika berangkat sebagai akademisi atau paling tidak menggunakan nilai-nilai akademis maka sebenarnya sudah terbantu untuk memiliki multi persepektif. Misalnya orang yang kuliah psikologi di situ juga belajar/diajarkan tentang sosiologi dan aspek biologis (psikologi faal salah satunya), maka minimal orang tersebut sudah memiliki 3 persepektif

  • @gqurbani
    @gqurbani Год назад +17

    Kereeen pembahasannya 😍
    Banyak sudut pandang dalam melihat sesuatu, dan terkadang kita cenderung fokus ke salah satu sudut pandang saja (mungkin karena kita sering terpapar dengan sudut pandang tsb atau kurang melihat gambaran besar masalahnya).
    Sesimple cranky karena lapar. Ada pengalaman seorang anak laki-laki kelas 1 SD yang mudah emosi dan mood swing di kelas, guru mungkin akan cenderung melihat dari sisi parenting, "Mungkin ada masalah di rumah", "Orang tuanya mungkin salah asuh" atau hal lainnya, padahal bisa jadi dia seperti itu karena lapar 😁. Selesai makan, selesai masalah.
    Wah, terima kasih Pak Hasan.

  • @eviii6541
    @eviii6541 Год назад +30

    Izin menjawab Pak Dosen🙏🏻
    Standard kecantikan itu terbentuk dari persepsi menarik atau tidak menarik, yang terikat hukum evolusi.
    Berawal dari sebuah mekanisme biologis (mutasi/kombinasi), kemudian setelah melewati seleksi dari lingkungan, muncul selection pressure dari lingkungan yang membuat (orang yang dianggap tidak menarik) akan tereliminasi dan menyisakan (orang yang dianggap menarik)
    kemudian, organisme seksual akan kawin dan menurunkan gen-gennya. disinilah terjadi seleksi seksual. organisme yang tidak dikawini akan terseleksi dan tidak menurunkan gen-gennya.
    Dalam berkawin, setiap individu memiliki hak untuk memilih pasangan sesuai seleranya, dan seleranya akan dihadapkan pada seleksi alam.
    Laki-laki menyeleksi perempuan untuk dikawini, sedangkan perempuan menyeleksi perempuan lainnya untuk dieliminasi. Dari sini, tentu membuat standar kecantikan berbeda menurut pandangan perempuan dan laki-laki.
    Kalo di Indonesia, kulit putih itu dianggap lebih cantik, karena kita di negara tropis yang kulit orangnya cenderung sawo matang, jadi memiliki kulit putih itu agak jarang dan mungkin akan dianggap (berbeda) seperti ras kulit putih yang ada di negara beriklim dingin😂 (mungkin karena itu, banyak cewe-cewe yang bela-belain beli krim yang mengandung merkuri cuma demi putih🥲)
    Terus, kalo sekarang itu lagi trend masalah Body Positivity (kebalikan dari beauty standards, cenderung menentang) menurut gerakan sosial ini "gapapa badan gendut, tetep cantik" (padahal udah bisa disebut obesitas😭)
    "gapapa badan kurus, yang penting bahagia", "gapapa jerawatan, self love"😭
    saya jadi curiga Body positivity ujung2nya hanyalah justifikasi obesitas yg disponsori fast food companies🙏🏻🙃
    atau bisa juga jadi bahan untuk marketing brand-brand skincare/makeup hehehe
    kalo menurut Pak Hasan, gimana Pak?😅

    • @hasanaskari7
      @hasanaskari7  Год назад +22

      This is a very well written thoughts.
      Klo aku boleh nambahin, coba latih lagi untuk melihat dari lebih banyak perspektif, contohnya pada beauty standard di indonesia misal kulit putih diidentikkan dengan good-looking, kita bisa melihat dari sudut pandang sejarah juga, dimana sbg negara yg pernah mengalami kolonialisme, generasi2 di atas kita terbiasa melihat orang Belanda sebagai “bangsawan” dan berbagai label status tinggi lainnya untuk orang-orang caucasian (org kulit putih), sehingga itu jg memengaruhi masyarakat kita untuk meletakkan mereka sebagai pribadi / ras yg lebih unggul, dan itu diturun-menurunkan generasi ke generasi.
      Di sisi lain, dari sudut pandang kelas sosial, orang dari status sosial atas tidak banyak menghabiskan waktu bekerja dibawah terik matahari seperti masyarakat kelas pekerja / buruh, sehingga, kulit yg lebih terang (krn tidak terlalu sering terekspos matahari) dianggap sebagai kaum elit, dan kekayaan mereka yg membuat kita mengasosiasikan kulit putih dengan beauty.

    • @refkifernanda
      @refkifernanda Год назад +1

      informative

    • @eviii6541
      @eviii6541 Год назад +8

      @@hasanaskari7
      Thank you Pak Dosen for the compliment, but I don't deserve it🙏🏻
      Berarti selain dari sudut pandang evolusi, kita juga bisa melihat beauty standards dari perspektif histori ya, Pak. Saya jadi berpikir, sepertinya penjajahan Belanda juga ada kaitannya dg model pakaian dan gaya rambut Eropa yang diadopsi oleh orang indonesia pada zamannya, terutama oleh wanita kelas atas yang ingin menunjukkan status sosial mereka.
      Betul kata Pak Dosen, sepertinya saya harus terus belajar untuk melihat isu ini (dan isu-isu lain) dari lebih banyak perspektif lagi.
      Thank you buat responnya, Pak Dosen🙏🏻
      Keep up the great work and continue creating amazing content like this. Your content is definitely worth millions of viewers✨✨💯

    • @nada_azhar
      @nada_azhar Год назад +4

      Body positivity sering disalahartikan sebagai menerima diri apa adanya tanpa ada usaha berubah ke arah yg lebih baik. Menurutku, body positivity itu artinya kita harus tetap percaya diri walaupun secara penampilan kita tidak menarik, meskipun begitu kita tetap harus berusaha untuk jadi lebih baik karena berubah itu butuh proses, misalnya orang obesitas, masa dia harus mengurung diri sampai dia langsing? Yang mana kita tahu bahwa proses dari gemuk menjadi langsing itu butuh waktu berbulan2 bahkan bertahun2.

    • @learninginvestasi2092
      @learninginvestasi2092 Год назад +2

      @@eviii6541 menurut saya standar kecantikan itu tidak ada. yg ada tergantung bentuk wajah.

  • @mama-se3qc
    @mama-se3qc Год назад +32

    Sebelum menikah saya hanya ingin punya anak satu karena takut repot dan kebebasan akan terganggu. Tetapi setelah punya anak satu dan mengasuh sendiri, ada kebahagian tersendiri. Akhirnya ketika umur 39 tahun saya telah melahirkan empat orang anak. Dan saya merasakan kebahagian yang tidak pernah saya bayangkan ketika saya masih gadis.

  • @FMATheQuiet
    @FMATheQuiet Год назад +9

    Bang hasan secara gk langsung mengajarkan ku untuk belajar seperti polymath, belajar ttg suatu topik dari berbagai perspektif keilmuan. Makasih bang.

  • @MentarisChannel
    @MentarisChannel Год назад +11

    Tiap manusia harus melihat dari berbagai sudut pandang. Agar tau rasa tenggang rasa. Tapi kita juga harus bertanggung jawab atas tindakan dan ucapan yang kita keluarkan. Dan semua yang kita bingungkan antara baik dan benar hanya bisa kembali ke Allah dan berpegang pada Al-quran sebagai pedoman kita.

  • @mhdrianputra1051
    @mhdrianputra1051 Год назад +10

    1. Kembali ke konsep patriarki tadi, laki laki dilarang menangis karena dianggap lemah, rapuh, dan rentan, laki laki dituntut harus lebih kuat dan tegar dalam menghadapi sitkon apapun, laki laki kl menangis dia akan disudutkan oleh lingkungan tempat tinggalnya
    2. Main hakim sendiri dilakukan masyarakat karena sudah drop dan rendahnya kepercayaan akan sistem dan implementasi hukum di negeri ini, apalagi dengan maraknya suap yg bisa sangat meringankan tersangka dan ditambah remisi juga, belum lagi kasus yg sudah dilaporkan, dibuat berita acaranya namun hanya sampai di situ saja, tidak diproses lebih lanjut, dan juga memberikan contoh secara langsung dan nyata kepada masyarakat sekitar ataupun yg melihat aksi tersebut, bahwa jika kalian melakukan hal yg sama, maka hal itupun akan terjadi, sebagain peringatan keras tanpa kompromi
    3.Standar kecantikan jelas terbentuk, banyak budaya yg punya standarisasi kecantikannya sendiri, bisa dilihat di budaya di negara macam Thailand dan negara-negara di Afrika yg standarisasi nya jelas berbeda dengan yg ada di Amerika dan Eropa, sifatnya lebih subjektif

  • @futurepictures7005
    @futurepictures7005 Год назад +7

    Puas sih sumpah.. penjelasan nya ka hasan.. makin lama.. makin keren

  • @himurahaibara1459
    @himurahaibara1459 Год назад +188

    Gw sebagai perempuan capek ya kami selalu dibawa2 dalam setiap protes oleh segelintir perempuan untuk isu yg merupakan urusan pribadi mereka. Daripada protes harusnya diskusi sama pasangan. Protes nggak menghasilkan solusi. Setiap perempuan itu beda2 tujuan, cara berpikir, dan seleranya. Kalo anda mau b atau a atau c silahkan nggak usah membela argumen dg bawa2 perempuan lain padahal intinya cuma mau membenarkan keputusan anda dalam kehidupan pribadi. Yg bikin runyam adalah ketika satu orang mencari dukungan untuk pendapat pribadinya, menjadikan orang banyak sebagai alasan untuk membenarkan opininya. Padahal nggak ada yg mempermasalahkan childfree, palingan tante2 sekitar rumah doang, itupun bisa dicuekin aja. Perkataan mereka nggak signifikan buat hidup kita. Nggak perlu merasa harus memulai gerakan abcd untuk membenarkan situasi kamu. Jalani ajalah hidup tanpa harus membuktikan, memjustifikasi, dan semacamnya.

    • @Jumalan_Miekka
      @Jumalan_Miekka Год назад +4

      Setan aja nyari temen dari golongan manusia untuk bisa masuk ke neraka bareng-bareng sama si setan.

    • @indrakarismadia
      @indrakarismadia Год назад +3

      Harus di pinned nih komen

    • @alimahfud9004
      @alimahfud9004 Год назад +3

      Maaf aku ga paham dengan komenan ini, ada yang bisa jelasin dia komentar buat video ini atau buat gitasav?

    • @indrakarismadia
      @indrakarismadia Год назад +1

      @@alimahfud9004 komen ini buat gitsav

    • @adlanaverroes
      @adlanaverroes Год назад +12

      Sama sis... Aku jg capek dg gerakan perempuan abcd. Terserah dan senyaman tiap individu masing2 dong. Kalo ada yg childfree yasudah, itu keputusannya dg pasangannya. Ada yg pengen pny anak banyak ya monggo. Ada yg milih jd wanita karir, irt, terserah masing2. Jgn saling merendahkan. Capeeek bgt sih

  • @ishakadriansyah8085
    @ishakadriansyah8085 Год назад +90

    gw rasa si gita itu uda sangat menikmati perannya sebagai villain/antagonis disini.... jd gini nih, ibarat lu punya temen pergaulan yg dimusuhin trus disebut pelakor... nah dia nih daripada berpura2, ngelawan ato gmana, dia lebi milih menikmati perannya, lebih memilih membakar smuanya, dibanding menjelaskan/pembelaan tentang diri dia

    • @CrystalAmanda7106
      @CrystalAmanda7106 Год назад +13

      Sepertinya iya, jadi seru sendiri dia, gw lagi bayangin dia ngetawain orang2 yg diserang pakai komentar kasar, gw pernah tipis2 di posisi itu, tapi gak lama, krn gw sadar orang level apa yg gw serang, gak worth it

    • @yunitawulandari9702
      @yunitawulandari9702 Год назад +11

      Berarti memang ada kelainan mental

    • @prabowo2446
      @prabowo2446 Год назад +15

      Terlanjur viral, nanti kalau berubah fikiran bakal malu sendiri. Intinya sudah kepalang basah.

    • @mrmog3833
      @mrmog3833 Год назад +4

      Drama queen?

    • @mguvron6604
      @mguvron6604 Год назад

      Emang bener sih dia bagusnya dicuekin aja

  • @iraamelia9526
    @iraamelia9526 Год назад +3

    Apapun pilihan perempuan dalam hidupnya, baik menjadi ibu atau tidak harusnya dibarengi dengan keputusan disusul kesiapan yang selaras dgn apa yg sudah menjadi keputusan. Kita masing2 punya panggilan dalam hidup ini. Tergantung apa tujuan kita. Ga jadi ibu ga masalah, kalau memang bukan pilihan hidup. Menjadi ibu ga masalah, jangan lupa dengan persiapan dan tanggung jawab yg matang. Kalau mau jadi gadis seumur hidup pun itu juga sebuah pilihan bijak. Yg terpenting adalah hidup kita otoritas kita pribadi. Jangan biarkan orang lain menyetir hidup kita, karna bahagia itu diri kita sendiri yg rasakan, bahagia harus karena diri sendiri bukan karena orang lain.

  • @wasigupitobudiarto7767
    @wasigupitobudiarto7767 Год назад +11

    Intinya apapun pilihan Gita Savitri Devi dan ideologisnya kita tidak berhak untuk memaksa dia, tapi jika kita memiliki pendapat yang berbeda dengan dia kita harus menyampaikan dengan baik beserta Alasan2 yang valid dan kuat
    kita jangan sampai terjebak dalam Dunning-Kruger Effect

    • @weasleydollie13467
      @weasleydollie13467 Год назад +1

      Intinya apa yg udah dimuntahin di internet sekalinya viral, ada dampak dan resikonya, kalo udah terlanjur ga perlu dipersalahkan si A atau si B, fokus benerin diri sendiri aja udah... Berguru kehidupan jangan dari content creator, dari kitab suci agama masing2 dan nabi2 , belajar agama buat nuntun jalan hidup masing2 dan membawa positif vibes buat orang Lain, bukan buat memaksakan kebenaran versi kita di orang lain

  • @dedikpurwanto9842
    @dedikpurwanto9842 Год назад +3

    Memahami banyak hal itu menurut saya sangat menyenangkan. Dan sangat bagus untuk memperkaya prespektif, melatih objektifitas dalam mencerna sesuatu serta membuat kita less judging.
    Dan output action nya adalah wisdom.
    Dan...mengerti, memahami & mendukung itu 3 hal yg berbeda.

  • @zuha_ihsanf
    @zuha_ihsanf Год назад +7

    Klo saya paling relate di pertanyaan pertama. Kenapa laki² gk boleh menangis. Mungkin biar keliatan maskulinnya, kejantanannya, emosional yg tinggi, dll. Kalaupun laki² itu menangis, pastinya dianggap lemah oleh masyarakat.
    Contoh kasusnya saya sendiri. Saya emang kadang suka nangis. Kalaupun saya berada di lingkungan seperti kampus, organisasi, atau dimanapun, itupun saya sebisa mungkin menahannya agar tidak loss nangisnya (biar pada gk tau klo saya nangis) Meskipun itu terasa baper, terharu, terbawa suasana, maupun hati tersentuh sampek keluar air mata.
    Sekuat²nya, se gentle²nya, setangguh²nya, se maskulinnya cowok, bakalan nangis juga. Toh itu sifat alamiah manusia juga.
    Sama halnya seperti sekelompok tawanan gangster, klitih (sebutan negatif warga Jogja), dan sejenisnya.
    Di jalanan mereka pemberani, sok jagoan. Tapi pas diinterogasi/dibentak² sama polisi, langsung keok, nangis histeris menjerit².

    • @nurkholis6975
      @nurkholis6975 Год назад +1

      semangat bang, mungkin nangisnya coba ke tempat yg sepi/private kek kamar mandi kampus gitu2

    • @Johnwickshhhj
      @Johnwickshhhj Год назад

      siapapun kalau motong bawang merah / brambang juga bisa nangis kok 😂

  • @theabsurd6791
    @theabsurd6791 Год назад +20

    1. laki-laki dilarang nangis, dari perspektif psikologi evolusi: karena di zaman perburuan, di saat laki-laki melawan mamoth lalu dia nangis ya mati, dan keluarga yg nunggu hasil buruan jadi pusing.

    • @lenovog40drasma
      @lenovog40drasma Год назад +1

      Jika kita kembali ke zaman perang seperti dulu, mungkin kebenaran akan semakin jelas terlihat, perdebatan antara feminis dan lawan-lawannya akan... (entahlah).

  • @teisarostiawati
    @teisarostiawati Год назад +11

    "kerendahan hati" jarang sekali terdengar dari para influecer , aku jadi #diingatkan thanks bro...

  • @Biruuuuuuuuuu3
    @Biruuuuuuuuuu3 Год назад +30

    Aku jujur sempat berpikir tidak mau punya anak dan menikah, why? Inilah pilihan ku. Awalnya aku berfikir seperti itu. Tapi makin kesini makin ketemu banyak orang dan ngelihat bagaimana itu menikah, bagaimana bahagianya seorang ibu tersenyum dipagi hari saat menggendong anaknya. Fikiran aku mulai sedikit berubah, aku sadar ada yang beda dengan diriku dan perempuan lainnya. Yaa trauma masa kecilku yang naasnya belum bisa aku sembuhkan. Aku dibesarkan dengan orang tua tunggal yaitu ibu aku, yang pahitnya terus mengalami kegagalan pernikahan (ibu aku nggak pernah cerita masalah ini tapi orang disekitar kami yang ngasih tau aku) disitu rasa ketidakpercayaan aku atas lelaki muncul dari SMP aku udah nggak respect tentang pernikahan, anak kecil yang beranjak remaja sudah bisa berfikir seperti itu, dan selalu ingat tentang masa kecil ku yang hidup selalu iri dengan anak anak lain "ngerasain di jemput ayah, dipeluk ayah, atau bahkan dimarahin ayah" adalah hal yang ingin aku lakukan. Btw mamahku nikah lagi, tapi ya pernikahan mereka atas permintaan keluarga. Mereka ngejalanin nya sekedar tanggung jawab atas pernikahan dan kami, tanpa adanya cinta. Apakah aku yang sudah memiliki ayah bisa ngerasain itu seperti anak lain? Tidak, selain di marahin aku selalu dituntut untuk ngelakuin pekerjaan bersih bersih, tanpa perdulikan masa main main ku. Setiap mau bermain sama teman ayahku selalu marah dan bilang "Malas banget sihh, main aja udah sana bersih bersih". Main nggak sampai 30 menit udah dijemput dan dimarahin. Hal ini yang buat aku berfikir "daripada aku nikah terus punya anak, tau nya suami aku nggak bisa bahagiakan kami mending nggak usah". Dulu berfikir mau nikah tapi nggak mau punya anak, tapi nggak mungkin ada cowok yang mau dengan komitmen ku seperti itu, ada mungkin tapi sulit carinya wkwk. Yaudah berfikiran untuk tidak menikah karena hal ini lah alasan aku nggak pernah mau perdulikan yang namanya penampilan, bahkan sampai obesitas hehehe, rasa ketidakpercayaan percayaan diri aku bukan karena penampilan tapi takut untuk menjalin hubungan. Sekarang aku kuliah, aku paham ada yang salah sama aku, dan yaahhh aku diem diem tanpa sepengetahuan keluarga aku, memilih untuk konseling ke psikiater. Berusaha untuk berdamai dengan diri sendiri. Untuk ayah kandungku, aku nggak tau apa yang kamu fikirkan saat tinggalin aku dan mamah ku disaat aku umur 10 bulan, tapi ayah apa pernah ayah tau kalau anakmu ini terluka parah? Ayah adalah patah hati terhebatku sebagai perempuan bahkan disaat aku belum paham dan bisa ngerasain apa itu Cinta Yah.

    • @nrl7284
      @nrl7284 Год назад

      🥲

    • @08bellashyntiamutleven15
      @08bellashyntiamutleven15 Год назад +1

      Masya Allah kakak hebat bisa melalui semuanya sampai sekarang. Semoga jalan kakak untuk berdamai dengan diri sendiri dilancarkan dan berakhir happy ending dengan seorang "prince" yang sangat sayang dan memahami Kakak. Semangat selalu ya kak🥰❤️

    • @wisnu_ace
      @wisnu_ace Год назад

      Waow, what a story. Semangat berjuang terus demi keadilan dirimu mbak🤝

  • @chenyt.8385
    @chenyt.8385 Год назад +4

    Point yang saya ambil adalah jangan mengambil kesimpulan dari satu persepsi

  • @TheDenbagus4usa
    @TheDenbagus4usa Год назад +4

    Saya hidup lama diluar negeri Amerika, Eropah, dan Jepang. Sewaktu saya masih muda, saya ingin sekali punya istri orang Indonesia. Dua kali saya trying to date Indonesian sewaktu di Eropah, tapi sewaktu sewaktu first date, mereka memilih restoran yang paling mahal, kemudian akhirnya saya pacaran dengan orang Jepang, first date saya di Burger King, what a difference. Sifat wanita Indonesia di luar negeri terlalu matre, nobody will try to date with Indonesian women. I am not upset, but sifat matre masih mendarah daging di kebudayaan kita. Sekarang wanita2 bule Amerika dan Eropah telah dipengaruhi oleh feminisme, dan menambah kesukaran pada cowok2 untuk dapat istri yang tradisionel. Thanks for your video, GBU.

  • @kyokushinfighter78
    @kyokushinfighter78 Год назад +7

    Very smart analysis! Kita butuh lebih banyak analisis seperti ini! Bagaimana memahami sesuatu dengan berbagai kacamata.
    Feminist kicep kalau debat sama orang yang ngerti evolutionary psychology. Saya sudah membaca banyak literatur terkait EP ini mulai dari Kanazawa hingga Dawkins.
    Apalagi dengan mengerti teori konformitas, biology, macroeconomy (supply-demand) dll. Wahh sulit sekali mendebat orang yang punya banyak perspektif seperti ini.

  • @oajaa
    @oajaa Год назад +3

    26:08
    Bagaimana dan mengapa standard kecantikan terbentuk atau di bentuk?
    Perspektif 1
    Bahwa manusia itu mengasosiasikan kecantikan dengan citra positif. Seperti anggun, mempesona, menawan, pintar, dll. masyarakat standar cantik itu membedakan muka yg biasa biasa dengan muka cantik.
    Perspektif 2
    Karena film atau tokoh masyarakat itu rata rata cantik. Tokoh Film menunjukkan bahwa yg layak untuk jadi karakter di film yaitu "orang orang cantik" sehingga pada saat kita menonton, bisa jadi kita merasa iri atau berbeda dengan wajah kita yg biasa biasa.
    Perspektif 3
    Karena orang cantik lebih enak aja dilihat atau dipandang. Kita bisa lebih betah melihat orang cantik (biasanya senyum senyum sendiri wkwk) daripada tampang orang biasa saja.
    Oh iya, disini aku berpandangan bahwa manusia itu ada yg jelek, biasa saja, dan cantik/ganteng ya. Jadi aku tidak setuju bahwa manusia itu semuanya ganteng/cantik.
    Kalo semua ganteng/cantik, untuk apa ada skincare wkwkw

  • @nayrinawijaya8480
    @nayrinawijaya8480 Год назад +2

    Saya setuju bngt ttg kita harus membuka hati dan pikiran kita untuk memahami ttg banyak hal dari berbagai perspektif, krn ilmu ini sangattt dibutuhkan dalam berkeluarga, hubngan dgn pasangan, parenting, ke orang tua dan berteman, alangkah lebih mudahnya dan gampang mendapatkan kebahagiaan jika kita paham ini semua.. dan saya menikmati hidup dengan cara memandang semua masalah dan kenyataan hidup dari bbrpa sudut yg saya anggap cocok,mudah, halal, sesuai tuntunan agama saya, dan bersepakat dengan pasangan bahwa kita mau melakukan upaya2 melihat semua dari berbagai macam perspektif yg tepat, kami bahagia dan nyaman,❤

  • @anandaafilinah5644
    @anandaafilinah5644 Год назад +3

    saya ga berpengaruh. alhamdulilah udah punya anak cowo yg ganteng dan hebat insyaAllah investasi akhirat. support dari suami yg sama sama membangun mendidik anak dengan baik. 🥰🤗🤗🤗❤️

  • @nengiyanimaulida6555
    @nengiyanimaulida6555 Год назад +2

    Betul banget. Manusia itu manusia. Harus pada nonton sih buat yang masih melihat sesuatu dari satu sisi saja.

  • @josephalcott2689
    @josephalcott2689 Год назад +3

    Pembahasan yang menarik dan banyak kebenaran di dalamnya. Penting sekali menilai sebuah fenomena dari berbagai perspektif. Tapi ada satu poin yang mengganjal. Saya rasa kurang tepat untuk menyimpulkan bahwa feminisme mempromosikan childfree. Yang diperjuangkan feminisme adalah hak setiap perempuan untuk memilih jalan hidupnya sendiri, terlepas dari norma atau ekspektasi masyarakat yang dipaksakan kepada dirinya.

  • @jejewid92
    @jejewid92 Год назад +1

    Sya menikmati bonding keluarga yg terbentuk oleh orang tua, saudara, kakek nenek dan keluarga besar, amaziinng luar biasaa cerita cerita di dalamnya, berkah dan karunia, rame, cerewet, amarah, jengkel, rasan2 🤣 seruuu poolll.. ku malah ingin meneruskan ikatan tsb tapi sewajarnya, bukan berarti saya pengen punya anak lebih dari 2 atau 5 atau 10... Bukan jg gak pengen beranak pinak & bukan berarti gakmau meniti karir... Ya semampunya batas kewajaran kami. 🥱 Pikiran tenang, ati adem ayem

  • @parkalhyung
    @parkalhyung Год назад +16

    mau ngejawab persoalan pertama :)
    karena dikebanyakan struktur sosial, laki² itu didoktrin untuk harus mempunyai jiwa maskulin, oleh sebab itu laki² dipaksa untuk tidak boleh menangis, curhat, dan hal² sebagainya yang bisa menunjukkan kelemahannya *dalam sisi psikis", berbeda dengan wanita yang didoktrin untuk menjadi feminim dikebanyakan struktur sosial

    • @deonist8047
      @deonist8047 Год назад +2

      Doktrin? Wkkwk di jaman purba udh ada doktrin?

    • @teguh71336
      @teguh71336 Год назад

      @@deonist8047 semakin kesini struktur sosial semakin berkembang dan berubah. Dan iya memang ada

    • @deonist8047
      @deonist8047 Год назад +2

      @@teguh71336 bagi gua itu bukan doktrin tapi lebih ke biological behavior kalo lelaki punya sifat maskulin bukan karna doktrin karna sejak dulu laki2 sudah maskulin dengan sendirinya sebaliknya perempuan menjadi feminis karna laki2 tidak bisa menyusui dan perempuan bisa secara langsung itu yang membuat perempuan bersifat penyayang dan keibuan bukan karna doktrin, hewan pun ga di doktrin tpi lebih ke biological behavior kita bisa ambil contoh dari hewan karna hewan gapunya akal dan pikiranya ga bisa di hasut beda dengan manusia yang bisa di doktrin atau di hasut seperti pria berpenampilan wanita atau berkelakuan seperti wanita dari jaman purba juga laki2 udah strong

    • @CrystalAmanda7106
      @CrystalAmanda7106 Год назад

      Mertua gw kaget pas pertama nonton drama Korea pemeran cowoknya nangis krn cinta, krn beliau selama ini nonton drama China blm pernah nemu laki2 nangis krn cinta 😂😂😂

  • @agustineeka9049
    @agustineeka9049 Год назад +1

    Sepakat,... Berdiri lebih tinggi itu bukan utk merendahkan yg lain, tp agar mampu melihat hal yg sama dg perpektif yg berbeda...

  • @afrynamjamahesa9604
    @afrynamjamahesa9604 Год назад +8

    Abis nonton konten kak cania, bahas child free(khusus nya komentar gistav dan anti anging) dari pandangan Domain selera dan doamain fakta.lalu liat konten bang Hasan, aku komen dulu sebelum nonton, kira kira gimana ya isinya di video ini hehehe, oke lanjut nonton

    • @hasanaskari7
      @hasanaskari7  Год назад +9

      di kelas membership, konten Cania soal itu termasuk konten yg wajib ditonton btw 🔥 salute to her!

    • @rio-bf9dh
      @rio-bf9dh Год назад

      @@hasanaskari7 Pak dosen, request konten ttg keterlambatan mental anak yg udh dewasa krn disfungsional family, ortu toxic Pak, hehe
      semoga direspon

  • @erawatinurdiana5694
    @erawatinurdiana5694 Год назад +1

    Intinya kerendahan hati atau pemakluman atas segala hal yg terjadi memang perlu dilakukan. Krn semua hal yg terjadi disekitar kita selalu ada sebab akibatnya. Dan semuanya tdk bisa dilihat dr satu sisi
    Istilahnya berempati untuk semua org. Posisikan diri kita di posisinya. Jd bisa lebih berempati hingga bisa memaklumi

  • @nuriariry6371
    @nuriariry6371 Год назад +7

    Huaaaaa kereeen bangettt kakk pola berpikirnyaaa bener2 ngajarin cara berpikir yang out of the box 😭

  • @umirokhayah608
    @umirokhayah608 Год назад +2

    Terimakasih banyak pak hasan . Atas semua konten yg penuh faedah ini. Saya orang awam miskin edukasi semavam beginian . 🙏🙏🙏

  • @muammarahmad
    @muammarahmad Год назад +16

    KLO katanya pak Faiz kita harus miliki banyak alat kalo yg kita miliki hanya palu maka setiap sesuatu kita pukuli krna dianngapnya paku

  • @songfromfilm7844
    @songfromfilm7844 Год назад +1

    Itulah kenapa kita dianjurkan untuk "berbaik sangka". Sebab ada begitu banyak perspektif, tidak ada yang salah antara aku dan kamu, yang ada hanya kamu benar dengan dan dalam perspektifmu, aku benar dengan dan dalam perspektifku, nah tugas kita selanjutnya adalah berbagi perspektif tsb.

  • @josephputra2987
    @josephputra2987 Год назад +3

    kenapa di Indonesia tingkat hakim sendiri masyarakat pada pelaku kriminalitas tinggi?
    -bisa jadi karena hukum yang lemah/ polisi tidak sigap/turun tangan
    -bisa jadi karena tingkat kepercayaan terhadap hukum yang rendah
    -bisa jadi karena merasa hukuman dari hukum terlalu ringan untuk kasus kejahatan tertentu
    -mungkin karena orangnya bar-bar
    -bisa jadi karena amarah/kepedulian terhadap orang yang dikenal
    -bisa jadi ada orang psikopat(yang suka melakukan kekerasan atau yang senang melihat orang disiksa), yang ikut mengambil kesempatan dalam hal tersebut.
    -bisa jadi karena pelampiasan
    -bisa jadi karena kebiasaan/sudah membudaya(kaarena di jaman dahulu sebelum hukum mampu mengatasi permasalahan sosial mereka harus dan sudah begitu)

  • @anaaceh4847
    @anaaceh4847 Год назад +1

    Memang benar dalam hidup ini ada faktor nature dan nurture ..ada faktor alami (seperti gen, bahkan perempuan punya rahim dan laki2 dg testis untuk memproduksi sperma, hormon2 yg berbeda, dll faktor internalnya) dan faktor bentukan/lingkungan seperti sistem/peraturan hidup, budaya, nilai2 (value dan mindset)dan tidak ada salahnya dengan faktor2 itu, bahkan untuk faktor nurture (bentukan/binaan) untuk membentuk peran dan fungsi, bahkan bagi orang2 yang beriman, misal bagi seorang Muslim bahkan peran-peran itu telah diatur oleh Tuhan, Allah Ta'ala untuk ciptaanNya, sebagai penyempurnaan penugasannya didunia ini sebagai hamba, memang Dia memberikan beda peran dan tugasnya bagi perempuan, perempuan juga sebagai Khalifah di muka bumi, tapi dalam konteks sebagai perempuan peran dan fungsi Khalifah (pengelola dan pengatur) bumi yang disematkan/ditugaskan kepadanya salah satunya adalah melanjutkan kehidupan manusia di muka bumi, dengan melahirkan dan mengasuh, dan Allah Ta'ala menetapkan pahala mujahid fii Sabilillah atas peran tersebut.
    Tapi memang Allah Ta'ala gak maksa kita mengambil peran itu, bagi yang mau memilih saja. Atau bahkan orang yg gak kenal Dia tapi menjalankan punya anak dan berketurunan karena fitrahnya (sunnatullah) atau bahkan kebetulan dan tanpa persiapan. Dan ada yg pengen banget punya anak tapi juga gak dikasih, sebagai ujianNya.
    Intinya semua yang kita tampaknya dan respon adalah tergantung value yang kita punyai di mindset/otak kita.
    Sekarang ada orang yang seperti GitaSav, yang merupakan agen2, dia agen pemikiran feminist-liberal. Kasihan, semoga dia menyadarinya kalau dia masih seorang muslim, ngapain ambil way of life orang barat penjajah. Pasti nanti akan ada dampak dan akibat yang merusak karena melanggar sunnatullah.
    Pemikiran dan nilai2 islam saja sudah sempurna dan menyeluruh serta keren dan berperadaban. Cukup.

  • @ltmatthewakj2466
    @ltmatthewakj2466 Год назад +93

    Feminisme awalnya sebagai gerakan biar wanita bisa vote, kerja, dan kesetaraan dalam society berubah menjadi anti laki-laki, berpikir dangkal, dan anti maskulinitas 😂😂😂

    • @MINUMLAGI
      @MINUMLAGI Год назад +9

      Itu yg dilakukan sama orang yang terjebak dalam definisi feminisme versi dia dan golongan nya . Seolah2 semua hal yg berhub dg laki2 adalah salah .

    • @ValadrienLeonhart
      @ValadrienLeonhart Год назад +13

      Tapi nyatanya Indonesia masih masyarakat dengan budaya patriarki yang cukup kental. Only a fool will deny it.

    • @baenari457
      @baenari457 Год назад +5

      Yupp betul saya juga pernah dulu bgt liat cewe yang naik angkot karena kursinya penuh dia minta org lain buat kasih kursinya ke dia, dan kalo ga dikasih bakal blg "ko cowo ga mau ngalah sama cewe" saya sendiri ga setuju sama pemikiran si cewe ini yg menggunakan kata feminist agar menjadi privilege nya, dan yang paling menyebalkan itu karena cewe cewe kyk dia skrg banyak yg salah kaprah soal feminist, justru org org yg benar benar membutuhkan bantuan jd dikatain "kaum feminist/pick me", kalo alasan kenapa skrg banyak misandri kyknya ada hubungannya y sama maraknya kaum misoginis yg secara terang-terangan menghina wanita misalnya skrg byk meme 'kopi' itu yg dipake buat menghina perempuan

    • @baenari457
      @baenari457 Год назад +8

      Awalnya saya agak aneh ko di korea & jepang banyak yg ga mau nikah dan pgn child free, eh pas liat komen para lelaki di chanel yt lain banyak kaum sexism sama misogyny, bahkan pernah liat cowo yg komen kalo cewe itu gunanya cmn buat ngelahirin, dan katanya kalo bukan karena para cowo yg menahan diri kami wanita sdh dijadikan s*x doll, dari situ saya tau kenapa banyak cewe yg gamau nikah, untungnya ga semua cowo kyk gitu ya masih ada yg normal kok. Btw saya sendiri bukan kaum feminist sih, nonton konten ini pun karena pgn liat tanggapan org org tntg budaya patriarki dan toxic feminist, sangat disayangkan sekarang ko jadi saling menyudutkan yah

    • @ltmatthewakj2466
      @ltmatthewakj2466 Год назад +7

      @@ValadrienLeonhart yes, aku juga anti yng toxic macam gituan dan gak deny sama toxic Patriarchy yang marak disini, tapi...mau cewek yng toxic dengan Queen Bee Syndrome ato cowok yng toxic dengan toxic Patriarchy, itu sama aja. Kesetaraan dan keadilan gk boleh dilakukan dengan merendahkan satu gender yng gk semuanya seperti itu. Aku menentang toxic masculinity yng menghajar cewek, merendahkan cewek, tpi aku gk suka juga cewek yng menstereotipkan apapun yng terjadi disini adalah salah laki-laki yang gk semuanya toxic Patriarchy dan justru merendahkan laki-laki yang menghargai wanita dan think them as their equal.

  • @syadzaafifah5895
    @syadzaafifah5895 Год назад +2

    3. Standar kecantikan terbentuk dari kurangnya kesadaran masyarakat akan value utama seorang manusia. Kurangnya penghargaan atas akal dan akhlak menyebabkan manusia diperlakukan menurut tingkat keindahan fisiknya. Orang yang cantik/ganteng mendapatkan perlakuan dan opportunity yang lebih baik sehingga terbentuk persepsi bahwa keindahan fisik merupakan faktor penting kesuksesan. Persepsi tersebut berkembang dan menjadi mindset yang menuntun manusia untuk memiliki standar kecantikan dengan contoh-contoh yang ada di lingkungan sekitarnya. Contoh tersebut merujuk pada selera dan ciri khas masing-masing daerah/negara yang bisa saja berbeda antara satu dengan lainnya. Maka muncul lah standar kecantikan yang menuntut manusia untuk memenuhinya agar bisa mendapatkan opportunity terbaik di masyarakat.

  • @rafaabdi8963
    @rafaabdi8963 Год назад +3

    Ternyata beliau ini sidoarjo pride, sukses terus cak

  • @a1zfa
    @a1zfa Год назад +1

    Lama gak liat channel Hasan, buset levelnya dah sampai gini sekarang, lanjut bang.

  • @acha3169
    @acha3169 Год назад +3

    1. laki-laki dipandang sebagai manusia pelindung atau manusia yang kuat, sedangkan menangis dianggap menunjukkan sisi seorang manusia dimana mereka 'lemah'. jadi kebanyakan struktur sosial menganggap laki-laki tidak boleh menangis karena kuat dan lemah tidak bisa dijalankan secara bersamaan.

  • @demomen4365
    @demomen4365 Год назад +1

    Tp terkadang org tdk sll ketika menodif motor atau memakai barang branded itu untuk mendapat validasi dr org sekitar melainkan untuk kepuasan diri sendiri aja, seperti ketika kamu melakukan hobby mu….

  • @nadaastr
    @nadaastr Год назад +3

    Tetap dukung namanya kesetaraan, karena baik pria atau wanita mempunyai hak yang sama ✊️

    • @nangkocong
      @nangkocong Год назад

      Siapp nanti mbak wajib militer ya, supaya adil, saya juga pengen jadi bapak rumah tangga dan dibiayai sama mbak, nanti kalau cerai jangan lupa harta gono gini ya... salam sayang mbak

    • @veiareeism
      @veiareeism Год назад +1

      @@nangkocong Kesetaraan itu bukan hal itu saja, kenapa kalau bahas kesetaraan yang selalu dibahas tentang perbedaan fisik antara laki-laki dan perempuan, misalnya: "oh kalau gitu kalian angkat galon ya", "kalau gitu kaum perempuan ikut wajib militer ya". Sudah jelas bahwa fisik laki-laki ditakdirkan lebih kuat daripada perempuan. Kesetaraan yang digaungkan Feminist maksudnya kesetaraan dalam penerimaan hak, banyak yang masih menganggap kaum perempuan derajatnya lebih rendah dari pada kaum laki-laki jadi mereka tidak memiliki banyak hak, seperti hak kebebasan berpendapat dan menjadi pemimpin. Tapi faham feminist itu rumit dan komplek, dari pada kita saling mengunggulkan dam merendahkan suatu kaum, kenapa kita ga saling kerja sama aja?
      Contohnya dalam urusan pekerjaan rumah tangga, daripada hanya mengandalkan ibu, ayah juga bisa membantu ibu sedikit dan membantu mengasuh anak. Untuk urusan mencari nafkah, banyak kaum laki-laki yang merasa bisa menafkahi keluarganya sendiri ada juga yang masih membutuhkan tambahan biaya, nah itu ibu/istri bisa membantu mencari nafkah seperti membuka usaha rumahan.

    • @bt21saryu60
      @bt21saryu60 Год назад

      @@nangkocong sempit banget otak loe, kesetaraan itu, bukan semua yang loe bikin, harus gue bikin juga.
      Tapi dimana.
      Antara elu dan gue, tidak ada yang no 1 tidak ada yang 2.
      Kita setara, sama2 di no 1, di bagian masing2.
      Saling menghargai, tidak ada yang merasa lebih, dibuhtuhkan, dan lebih mendominasi.

  • @chiquitalivia3652
    @chiquitalivia3652 Год назад +2

    izin kritik juga. aku masih mempertanyakan tentang childfree itu untuk anti aging alami, lebih baik waktunya untuk dipakai cari uang supaya kalau udh tua, udh saatnya kerutan kita muncul. kita punya uang untuk botox, biar ga keriput. Pertanyaan ku, buat apa kita seobsesi itu untuk menjaga menjaga kulit kita supaya ga keriput? ok, kita harus realistis, di dunia skrng walaupun look bukan segalanya, tapi yg pertama kali org liat pasti look nya dlu. Tapi pertanyaan aku lagi, apa cuma look yg bisa upgrade? Aku punya prinsip gini "Apa yg aku produksi hari ini lebih penting, dari pada apa yang aku tampilkan hari itu." semenjak aku ga pusing2 mikirin style, makeup dll. banyak bgt kegiatan dan pengalaman yg bisa aku ambil. So I have a lot of time untuk memikirkan, mengexplore, dan memproduksi hal lain. That's give me more achivement, karena waktu yg aku aku punya pasti aku isi dgn banyak hal yg aku produksi di hari itu. Kalau misalkan look kita untuk kita keep sendiri, aku akui itu adalah suatu kenaifan, karena aku jg ngalamin itu dlu. tapi setelah aku tanya ke diri aku, klo aku hidup dgn penampilan yg buruk, aku jerawatan, aku kusam, dsb. Apakah aku ga akan bahagia?. ya jawaban ku waktu itu ofc aku bakal nerima aku, tapii ujung2nya balik lg "apa org2 bakal nerima aku?" wich mean aku masih menggantungkan aku ke hal eksternal. Dan aku sadar klo saat itu aku senaif itu, aku sepercaya itu kalau penilainan org sgt berdambak besar ke kehidupan manusia. Sampai tanpa aku sadari kalau sebenernya aku menghabiskan seluruh waktu aku demi memenuhi standar ekspetasi dunia.

  • @lynbee2023
    @lynbee2023 Год назад +3

    Iya bang Hasan, ketika seseorang memutuskan mau punya anak atau tidak itu keputusan pribadi. Setiap org pasti punya alasannya masing2 bisa krn masalah kesehatan, faktor ekonomi, latar belakang keluarga, dll.

    • @ayumihamano5091
      @ayumihamano5091 Год назад

      Betul bgt mba
      Menikah atau tidak, punya anak atau tidak itu adalah keputusan yang sifatnya personal. Tiap orang beda2 case nya. Jadi tidak selayaknya dilabeli benar atau salah 👍

  • @redbrandycherries8037
    @redbrandycherries8037 Год назад +2

    Sejauh ini dari banyak influencer react masalah ini yang saya tonton cuma di video abang yang opininya terbaik tanpa bereaksi negatif, tanpa menjatuhkan satu sisi, betul-betul bijak. Contoh opini seperti ini yang dibutuhkan publik. Salut. 👍

  • @fazilarrahman7642
    @fazilarrahman7642 Год назад +4

    Perspektif andalan netizen, the only one Agama 😅😅 apapun itu topiknya

    • @yusufriza25
      @yusufriza25 Год назад

      Karena Dikti Agama adalah dikti yg paling dekat dengan orang-orang +62 pertama yg di ajarkan, di-implementasikan. Karena bagi pemeluk Agama sendiri, konsep dikti AGAMA itu sudah jadi tuntunan 'FINAL' dalam hidup. Padahal sebenarnya, yang sangat amat bisa di kritisi dari konsep dikti Agama adalah tentang Relevansi Culture dan Era (Masa) yang sangat Dinamis. Konsep agama khusunya (Samawi) Sudah Final di masa Lalu. Tuntunan yang disiarkan pun sebenarnya sangat sederhana, yaitu untuk memperbaiki masalalu dan menyempurnakan perjalanan Revelation Agama itu Sendiri. Sebenarnya, menurut saya ga ada yg salah juga tentang konsep Dikti Agama, hanya saja banyak sekali orang' KITA terlalu fokus terhadap hal kecil dan melupakan esensi dan GRAND SCHEME dari agama itu sendri yg memberi tuntunan dan Harapan Untuk Hidup-Menghidupi Dunia.

  • @eriyuspita8527
    @eriyuspita8527 Год назад +1

    Intinya jangan selalu beranggapan apa yang kita yakini sebagai patokan.
    Buka pemikiran tidak semua orang sama baik cara fikir , perilaku dan kebiasaan.

  • @adellianaura7910
    @adellianaura7910 Год назад +19

    Disclaimer: Saya masih murid SMA jadi pemikiran saya ada kemungkinan besar salah
    1. Karena secara biologis, Laki-laki memiliki banyak hormon testosteron yang membuat mereka sangat agresif dan kompetitif. Hal itu membuat mereka berpikir bahwa mereka harus selalu terlihat kuat dan berani. Dan secara budaya, Laki-laki dianggap sebagai pelindung keluarga, pada zaman dahulu mereka dituntut untuk berperang, oleh karena itu mereka dianggap tidak boleh menjadi lemah atau penakut. Sehingga perilaku cengeng, pengecut, atau maaf... ngondek dan menunjukkan kelemahan dianggap tidak cocok dengan Laki-laki.
    2. Kalo saya boleh mengutip dari pernyataan guru gembul (ini sepemahaman saya saja ya... mungkin bisa jadi tidak benar-benar sesuai dengan yg dimaksud Guru gembul) , kita sebagai manusia memang ada kecenderungan untuk julid dan bergosip karena itu bagian dari insting bertahan hidup. Mental kawanan lah kira-kira.
    Dan saya ingat di kontennya bang Hasan, kurang lebih seperti ini (boleh tolong dikoreksi). Tubuh kita cenderung tidak terima jika kita salah, makanya gengsi itu susah dihilangkan. Karena ketika kita salah dan terlihat rendah, antibodi/sistem kekebalan tubuh kita mendadak mogok bekerja. Makanya kita suka menyalahkan orang lain untuk membuktikan bahwa kita benar.
    Saya ingin bilang karena faktor pendidikan kita yg rendah tapi... Sebenarnya kalo kita lihat di Korea atau Amerika, masyarakatnya jg sama julidnya seperti kita. Padahal pendidikannya maju. Atau mungkin karena dari dulu budaya kita memang barbar (suka tawuran dll).
    3. Balik lagi kalo secara hewani dan biologis, Sesuai insting manusia untuk ber-keturunan... Kita pasti cenderung ingin memiliki "Bibit unggul" jadi kita pasti ingin mencari pasangan terbaik. Mulai dari penampilan, kecerdasan, karakter, dll.
    Bisa jg karena kita memang lebih mudah menikmati sesuatu yang indah, makanya kalo dalam bidang kuliner, ada yang dinamakan aspek "tampilan" (ini gara-gara nonton masterchef wkwkwk). Kalo kita pilih makanan, pasti kita pilih yg bentuknya bagus daripada yg bentuknya jelek dan amburadul meski sama-sama enak.

  • @egawardani6211
    @egawardani6211 Год назад +1

    Channel terbaik yg pernah aku subscribe 😭😭😭 kangen banget kuliah bgini nih

  • @iqball7
    @iqball7 Год назад +3

    Inilah kenapa kita memandang dunia harus pake kamera 'zoom-out'. Dengan scope yang lebih luas, akan sangat memungkinkan kita untuk mencoba MENGERTI sesuatu terlebih dahulu, jauh-jauh hari sebelum menilainya. 🤘

  • @marinayunita4410
    @marinayunita4410 Год назад +1

    "Perempuan adalah wadah spiritual. Tempat Tuhan menyematkan asma Nya pada sebuah organ dalam tubuh manusia. Rahim.
    Nuansa perempuan seolah kental dengan pengorbanan, karib dengan darah.
    Langkah panjang nya seolah harus terhenti sesaat untuk mengurus fisiknya, apa apa yang keluar dari fisiknya dan tumbuh dalam dirinya.
    Perempuan sumber kehidupan dari air susu yang mengalir dan rahim yang kokoh.
    Kelembutan seorang perempuan harus terjaga.
    Maka berkali kali ia akan dijegal, diingatkan untuk berhenti, ditarik sejenak untuk meneropong ke dalam dirinya. Diberi jeda agar ia tidak terjebak dalam rutinitas yang keras dan kaku, semata demi menjaga kelembutan nya.
    Demi fungsinya dalam menjaga dan merawat kelanjutan generasi manusia."
    Dian Noviyanthi

  • @Alchemist280
    @Alchemist280 Год назад +2

    Saya pernah punya pengalaman dgn predator humanis berkedok feminis najis. Jd dulu saya kuliah di fakultas seni. Di kampus ini ada genk. Sebut saja 'genk gelap'. Genk gelap dan kelompok feminis saling bekerja sama. Pd suatu hari pada sebuah event di kampus, ada seorang cowo aneh yg tiba2 mengajak saya ke suatu tempat. Hubungan saya dgn cowo aneh ini hanya sebatas kenal aja, jarang ngumpul apalagi ngobrol. Setibanya di suatu tempat, tdk lama kemudian, muncul seorang cowo berbadan besar yg dalam keadaan mabuk, tiba2 mengangkat badan saya lalu menciumi saya. Di tempat itu ada sekitar 6 org cowo, termasuk cowo aneh dan pacar aggota kelompok feminis najis. Pacar anggota kelompok feminis najis tsb memanggil pacarnya lalu memisahkan saya dr cowo berbadan besar tsb.
    Setelah kejadian itu, anggota kelompok feminis tsb memberi sugesti kpd saya; " apakah menurut lo kejadian itu halal?" (Pada saat ini pun saya sudah yakin bahwa kejadian ini hanya rekayasa saja). Usut punya usut, mereka mengedepankan consent kebebasan berseksual alias free sex. Mereka menopenginya dgn pergerakan feminis yg terlihat mulia. Saya tau hal ini. Saya tau krn sudah menyelidiki.

  • @DewiShanty
    @DewiShanty Год назад +1

    mudah2an gita segera dikaruniai banyak anak.. krn gak ada yg mustahil bagi Allah..

  • @liameiliana7899
    @liameiliana7899 Год назад +23

    hasan, izin share sebuah cerita kenyataan. Ibuku umur 74 tahun uban nya masih bs dihitung jari, tidak pernah cat rambut apalagi warna hitam, giginya masih 80% ada. Masih bisa traveling ke luar kota naik mobil travel. Dulu ngedosen sampe umur 70 tahun. Kalau mau dibilang awet muda, beliau sangat awet muda, anaknya 4 termasuk saya 😊 Jadi child free = awet muda, kayaknya tidak sesimple itu ya ❤ salam sehat.

    • @08bellashyntiamutleven15
      @08bellashyntiamutleven15 Год назад

      Hwaahh keren sekali ibunya 😍

    • @sunnyandrea5892
      @sunnyandrea5892 Год назад +1

      childfree bikin awet muda, aku percaya ko.
      lah banyak banget orang di sekitarku yang ga melahirkan anak, sekalipun menikah.
      mereka lebih awet muda ketimbang orang-orang seumuran mereka yang telah melahirkan beberapa anak.
      dengan taraf ekonomi yang ga jauh berbeda, mereka yang childfree lebih bisa save money, ga se-stress orang-orang yang memiliki anak.
      tapi aku lihatnya si, orang yang childfree ga pernah kehilangan unsur di dalam tubuhnya karena menyusui anak.
      aku juga lihat, orang yang memiliki beberapa anak, tapi ga menyusui anaknya, makan-makanan yang berserat dan bervitamin, juga awet muda.
      beliau tidak begitu merawat anak-anaknya, semua diserahkan ke pengasuh dari mereka bayi sampai beranjak dewasa.
      kalo ditarik kesimpulan si, emang stress si yang bikin engga awet muda.
      berarti mama anda emang dari ekonomi yang bagus, ga terlalu sulit masalah keuangan, kasih perhatian lebih ke kesehatan pribadi, jadi deh awet muda.
      balik lagi, mau sehat, mau cantik, mau awet muda, ya olahraga dan punya duit cukup sampe tua.

    • @analogman32
      @analogman32 2 месяца назад

      Mama kaya ya awet muda 😂

  • @opotoyem9942
    @opotoyem9942 Год назад +2

    Gilee.. Daging banget nih. Suka-suka.

  • @الوجودية̣̂̀̉
    @الوجودية̣̂̀̉ Год назад +11

    Sebelum ada ideologi childfree juga, secara "tersembunyi" bangsa ini juga sudah menerapkan childfree
    Dengan cara
    1. bikin anak tapi nggak diurus
    2. bikin anak, tapi masyarakat memberi asupan didikan/tontotan/teladan yang buruk
    3. bikin anak, habis itu dieksploitasi
    Dengan kata lain, pas bikin nya enak,, abis itu dibiarkan free...
    Childfree ala Konoha,,,,
    Mungkin 80% sudah menerapkan childfree secara "tersembunyi"
    Sekarang ada 1-2% yang menerapkan secara "gamblang"
    Jadi, nambah dikit jadi 82% hahaha

    • @Chindik
      @Chindik Год назад

      Sumber : trust me 😂

    • @fajrimahardhika8277
      @fajrimahardhika8277 Год назад

      @@Chindik 82%, wahh jadi teringat tragedi 8-2 nih wkwk

    • @Chindik
      @Chindik Год назад

      @@fajrimahardhika8277 wkwk kocak.

    • @CrystalAmanda7106
      @CrystalAmanda7106 Год назад

      Sarkasnya 👍👍👍👍👍

    • @Sriwijaya888
      @Sriwijaya888 Год назад +2

      Hehehe lucunya pelaku "childfree" ala konoha ini ngarep dirawat baik2 ama anaknya di hari tua, ibaratnya invest alakadar mau dpt return investny simsalabim gede, ujung2nya pada zonk dimasa tua gegara ditinggal anakny nyari nafkah di negri jiran, ya bukan salah anaknya wong anaknya gak disekolahin tinggi2 trus udah nikah punya keluarga susah cari kerja dgn gaji yg layak ada tawaran menggiurkan ya diambil

  • @winniewin9036
    @winniewin9036 Год назад

    Berhentilah menghujat orang siapapun itu, kita tak behak menghakimi orang tanpa tau apa yang dia alami. Mari memperbaiki diri, memperbaiki keluarga sendiri, mendidik anak dengan baik, jangan sampai mereka trauma dengan cara kita mendidik jangan lupa selalu meminta maaf terhadap anak bila kita memang salah mendidik tak ada orang tua yg sempurna. Do'akan siapapun itu karena hanya Allah yg akan mengubah hati seseorang itulah yg terbaik tanpa harus menghujat.

  • @haoren6867
    @haoren6867 Год назад +3

    "Jangan karena kamu membenci seseorang, kamu menganggap semua yang dikatakan orang itu salah. " Denger ini jadi keinget kontennya dia "kenapa kita membenci."

  • @diegopasha5607
    @diegopasha5607 Год назад

    Akhirnya, aku gak sendirian pada akhirnya yang punya sudut pandang begini.

  • @yogayunarto6684
    @yogayunarto6684 Год назад +3

    Hakim ziyech jadi yutuber sekarang saking gabutnya di chelsea

  • @OveQProject
    @OveQProject Год назад +1

    Open minded adalah close minded yang baru..
    Dan
    Liberalisme adalah konservatif yang baru...
    Dewasa ini

  • @neferur
    @neferur Год назад +24

    Jangan meng-cancel Gita, walaupun terkadang opininya kontroversial, tapi banyak opini dan ilmu bagus yang bisa diambil dari dia,, ambil yg baik buang yang buruk

    • @hasanaskari7
      @hasanaskari7  Год назад +7

      💯

    • @learninginvestasi2092
      @learninginvestasi2092 Год назад +2

      bukan terkadang sih kak, sering, kalau 1,2,3 kali kan biasa, kalau gita sav itu sering, kalau anda mengidolakannya mungkin udh bnyak kali tau.

  • @yunnapertiwi6583
    @yunnapertiwi6583 Год назад +1

    12:07 - 13:10
    People need to understand why we shouldn't blame anyone for the sake of our own perspectives and expectations. Both Dr. Ryu and Gita have their own expertise and perspectives, there is no problem if you are not agree with their thought, but if because of that you put your anger and hatred on them, thinking you have the right to spread insult and offend, aren't YOU the problem?

  • @unyuunyu5831
    @unyuunyu5831 Год назад +7

    Lah kalau Gita Sav aja yg katanya open minded dan sekolah di Jerman cm bs melihat dr satu perspektif, ya wajarlah netizen yg pastinya memiliki latar belakang sosial, ekonomi, budaya yg beragam jg menilai dr perspektif masing2. Ketika Gita Sav mengatakan maternal instinct adalah produk tekanan patriarki, bagaimana dia menjelaskan maternal instinct yg kuat pd hewan mamalia ataupun umumnya vertebrata? Menurutku semua produk pemikiran manusia itu terbatas sih. Cuma utk Gita Sav menurutku dia simply merespon masalah dgn masalah. Makanya ribett

  • @berbersaljoker3497
    @berbersaljoker3497 Год назад +1

    1.kenapa di kebanyakan struktur sosial, laki-laki di larang untuk menangis?
    1. karena dari zaman dahulu laki2 sudah di paksa untuk bertahan hidup dengan berburu hingga sekarang bekerja dengan pada segala medan yang cocok dan tak cocok dengan tujuan bertahan hidup, sangat bagi jarang untuk melepaskan emosi mereka dengan perasaan berkebalikan dengan perempuan.
    2. kenapa di indonesia tingkat main hakim sendiri masyarakat pada pelaku kriminal sangat tinggi?
    2. karena hukum di mata masyarakat bisa di beli, kok bisa? melihat perilaku pemerintah yang sangat mudah keluar masuk sel menjara seperti mall, dengan kesadaran itu masyarakat tidak menganggap hukum itu ketat dan dengan mudah mengambil peran menjadi algojonya.
    3. bagaimana dan mengapa standar kecantikan terbentuk?
    3. karena manusia makhluk sosial namun juga makhluk berpikir dengan tujuan bertahan hidup pada suatu tempat atau masa itu dengan mereka menitik beratkan suatu kelebihannya sebagai standar untuk bisa bergabung ke kelompoknya

  • @MinoritasProfesional
    @MinoritasProfesional Год назад +4

    Wkwkwk jadi keinget pas makan di suatu tempat, emg lapar adalah sumber kemarahan mas hasan😂liat ekspresi mas hasan ketika lapar itu udah menandakan kalau jangan banyak tanya dulu/jangan ajak ngobrol dulu😂 untung saya bisa lari dari situasi itu ketika mas hasan lapar😂😂pas mau nanya dan kemudian ekspresi mas hasan jadi api, kemudian gajadi nanya tapi aku bilang MAS HASAN LAPAR YA🤣🤣dan kak nana ketawa🤣🤣

  • @xian2224
    @xian2224 Год назад +2

    1. Untuk mempertahankan kesan maskulin nya , krn berperan sebagai pelindung jd didokrin jangan menangis agar ga kelihatan sisi lemahnya
    2. Di satu sisi solidaritas kelompoknya tinggi jd kalau ada yg mengganggu anggota kelompoknya.. otomatis membela . Di satu sisi kepercayaan pada sistem yg ada masih kurang jd lebih percaya hukum kelompok drpd hukum negara.
    3. Normalnya sesuai fungsi biologi seperti payudara besar ( untuk menyusui) atau pinggang besar ( untuk melahirkan normal) mengenai standard kecantikan muka umumnya di indonesia jaman skrg ( putih, mancung, kurus , dll) krn inferior kpd orang ras kulit putih atau skrg korea selatan.. jd menganggap standard mrk lebih unggul .

  • @yani993
    @yani993 Год назад +10

    Terima kasih mas hasan atas ilmunya yang bisa saya dapatkan secara gratis 🙏

    • @hasanaskari7
      @hasanaskari7  Год назад +5

      Hei thankyou very much for your support! Appreciate it so much.

  • @astahariyanto
    @astahariyanto Год назад

    Masing-masing akan mendapatkan apa yang telah dia usahakan, jangan salahkan orang lain jika menjadi orang tua tidak dihormati atau bahkan ditelantarkan, karena kita memandang bahwa melahirkan dan mengasuh anak adalah sebuah beban yang menguras energi dan waktu kita.

  • @achmadfauzi20
    @achmadfauzi20 Год назад +3

    Aku ibu seorang anak (ini akun yutub pak suami). Walaupun jadi ibu, aku tetap bisa mengajar di sekolah dan punya usaha kecil2an. Maksud dia ibu mana sih yg less focus career hanya utk ngurus anak. Buka kacamata anda lebih lebar Bu gitaa. Kamu aja yg belum merasakan jd ibu, jadi seolah gak mungkin seorang ibu punya karir. Lagian banyak kok, perempuan2 hebat disana yg juga seorang ibu. Let's see Bu Susi Pudjiastuti, Bu Sri Mulyani, dan masih banyak lagi

  • @annisakesumaningrum22
    @annisakesumaningrum22 Год назад +1

    Thank you so much mas Hasan. Sudah mewakilkan keresahan saya. Pandangan feminism seperti Gita tidak multidimensi, dan tidak melihat suatu permasalahan dengan pendekatan holistik. Bahkan menihilkan pendekatan biologis dan psikologis manusia.
    Selain itu, alasan yang disampaikan oleh dia, menurut saya terlalu mengada-ada, dan bukan akar sebab dia memilih childfree. Why?
    Pada kondisi aman, kecukupan resources, seluruh makhluk hidup akan mengikuti instingnya, terutama berkembang biak. Tapi, ketika makhluk hidup merasa di kondisi terancam (stres, sakit, dan tidak mampu mendapatkan resource yang cukup), otak akan restrain makhluk hidup untuk berkembang biak. Why? Because by instinct we know, kalau bayi itu lemah, dan kondisi kehamilan membuat makhluk hidup menjadi lemah. Makanya butuh tempat aman dan resource yang cukup.
    Contoh realnya adalah Ken Zhu F4, dia penganut childfree juga, karena dia menderita penyakit genetis. Makanya dia gak mau punya anak, karena ada ketakutan akan menurunkan penyakit ke anaknya dan membuat anaknya menderita. Contoh lain adalah perilaku orang-orang di korea dan jepang yang saat ini mengalami minus demografi. Kenapa? Karena mereka mengalami stres yang luar biasa untuk bertahan hidup, mereka harus bekerja keras untuk mendapatkan resource.

  • @LineClip
    @LineClip Год назад +7

    Terima kasih atas ilmunya mas hasan🙏

  • @nimawati9948
    @nimawati9948 Год назад +1

    Terimakasih atas penjelasannya
    Sebagai perempuan yang pro terhadap feminis memehami dengan baik maksud baik pembicaraan. Intinya tetap feminis dan tetap open minded

  • @tiaraputri66
    @tiaraputri66 Год назад +2

    Saya juga punya trauma sampai saya sempat berpikir, apa semua laki-laki itu sama? Jika memang iya, aku mau tumbuh besar sendiri dan tidak mau menikah, aku ingin segera besar agar bisa keluar dari sini dan membahagiakan diriku dengan uangku sendiri lalu hidup tenang. Masa kecil saya sangat burukkk sekali tidak hanya sekedar tidak dekat dengan bapak ya, jauh lebih parah, atau ini juga bukan soal ibu yang narsistik meskipun sama, ibu saya juga seperti itu mengatur saya dari A-Z hingga pada masalah jodoh. Ini lebih ke masalah pribadi diri sendiri sih soal bagaimana menyikapi trauma itu. Bisa menjadi orang yang sama seperti orangtuanya, atau bisa jadi belajar dari kesalahan orangtuanya kemudian memperbaiki untuk kebaikan kehidupannya sendiri. Tapi saya rasa, apa yang dilakukan dg mbak gita ini, "dengan perkataannya", itu tidak etis. "Anak itu beban", katanya. Mengingat dia punya agama, yang mana agama itu pondasi dalam menjalankan kehidupan. Jadi kalo ada org bilang, kenapa si lu bawa² agama. Ya jawabannya simpel, kan punya agama toh, punya kitab, itu untuk pedoman dalam menjalankan hidup yang utama.

    • @ekarinalamtim8003
      @ekarinalamtim8003 Год назад +1

      Usia Sy 34th,saya punya pengalaman yg sma ky mbak nya ,bahkan bapak melakukan pelecehan trhdp anak nya,ibu suka minggat2an,sringkali ortu blg klo gk inget dosa udh dibunuh nya aku dr bayi,Sy cuma berani jawab dlm hati "lu yg enak ngewe Kok aku di Kata beban"
      Saya berjanji gmau jd sperti ortu saya,Sy memutuskan untuk tdk mnikah,sampai2 Saya tahu klw anak itu mmg beban,jgn Beranak klo gk siap.
      Sy gpernah berpikir semua laki2 TU sama,95% berbanding 5% lah beda nya,95 nya bobrok otak selangkangan mikir nya wanita itu Babu,contoh cerita diatas klo dy cranky dy lapar bini nya ambilkan makan🔨🔨🔨
      ,sisa nya yg 5% ya laki2 baik.
      tp sayang nya laki2 baik hanya untuk wanita2 Baik dn beruntung,aku cuma wanita sial.
      Solusi yg aku lakukan saat ini,jgn nikah cepat dn jgn punya anak klo mental gk siap.
      Misal TUHAN kasih sy umur 40th,Sy ingin nikah di usia 35th supaya menderita nya 5th aja.

    • @tiaraputri66
      @tiaraputri66 Год назад

      @@ekarinalamtim8003 semangat kak, saya yakin kakak akan dipertemukan dengan laki² yang menerima kakak sepenuhnya. Yukk berjuang bangkit dari masa lalu untuk masa depan yang lebih cerahh ❤️❤️❤️ peluk jauh dari akuu 🥰🤗

    • @ekarinalamtim8003
      @ekarinalamtim8003 Год назад +1

      @@tiaraputri66 mgkin bner anak mmg beban bagi org yg ekonomi nya kekurangan,Masa kecil ku luka pertama yg kurasakan hingga berkepanjangan sampai saat ini. Aku hanya ingin kembali ke pencipta ku dgn keadaan baik dan membawa amal yg banyak. Dunia bukan tempat yg menyenangkan 🙃🤗