Masjid Asal Penampaan Bukti Sejarah Islam di Kota Seribu Bukit
HTML-код
- Опубликовано: 5 дек 2024
- TRIBUN GAYO - Rekam jejak Islam masuk ke Provinsi Aceh, hingga kini masih ditemukan berbagai bukti-bukti sejarahnya.
Sebagaimana diketahui Islam masuk ke Aceh diperkirakan pada abad ke-7 masehi.
Dari banyak daerah di Nusantara ini, Aceh menjadi salah satu daerah yang istimewa jika kita membahas tentang sejarah islamnya bahkan paling tertua di Indonesia.
Siapa sih yang tidak tau bahwa Aceh merupakan tempat yang sangat kental budaya keislamannya bahkan disebut dengan Serambi Mekkah.
Selain itu, Islam berjaya di bumi Aceh lebih dari empat abad lamanya.
Berjaya pada tahun 1496 M menjadi regenerasi sejumlah kerajaan Islam yang telah tumbuh jauh sebelumnya.
Dari sekian banyak peninggalan sejarah Islam di bumi Aceh dan peninggalan-peninggalan lainya.
Gayo Lues menjadi salah salah satu peninggalan Islam yang juga memiliki banyak cerita di masa kejayaannya.
Datangnya Islam di Gayo Lues melalui pemerataan dakwah islam hingga sampai kesana, baik pendatang itu sebagai pedagang atau muballigh.
Salah peninggalan berupa masjid yang ternama disana yaitu Masjid Asal Penampaan.
Masjid Asal Penampaan sangat dikenal dengan sejarah islam berdiri di Gayo Lues, tepatnya di Blangkejeren.
Blangkejeren merupakan ibukota Kabupaten Gayo Lues, Provinsi Aceh, kota yang dijuluki seribu bukit.
Masjid Asal Penampaan ini terletak di pinggiran sungai di Blah Penampaan, tepatnya di dusun Muleng, Kampung Penampaan, Kecamatan Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues.
Masjid ini berada tepat di pusat kota Bangkejeren, untuk menuju lokasi dapat dijangkau dengan kendaraan bermotor dan kendaraan roda empat.
Masjid Asal Penampaan ini sejak awal didirikan difungsikan sebagai tempat umat Islam melaksanakan shalat lima waktu dan shalat Jumat.
Disamping itu masjid ini juga difungsikan sebagai kegiatan keagamaan seperti halnya pengertian fungsi masjid secara umumnya.
Masjid Asal Penampaan didirikan pada tahun 815 H/1412 M. Lainnya, Masjid ini didirikan dalam masa Kerajaan Pasai.
Dari penulusuran tim Tribungayo.com, sejalan dengan perkembangan zaman, penduduk semakin bertambah sehingga Masjid Asal Penampaan tidak memadai lagi untuk menampung jamaah shalat lima waktu.
Maka untuk menampung jamaah melaksanakan shalat lima waktu dibangun masjid baru di samping Masjid Asal Penampaan yang nampak terlihat menyatu dengan masjid sejarah itu.
Bangunan masjid bercorak modern “membungkus” Masjid Asal yang masih kokoh berdiri di salah satu sudut halaman kompleks tersebut.
Bentuk asli peninggalan sejarahnya masih dilestarikan, kecuali lantainya yang telah disemen.
Saat masuk ke dalam, suasana masjid terasa sejuk dan menenangkan.
Di dalam masjid ini juga terdapat dua buah kitab suci Alquran peninggalan sejarah yang diperkirakan berumur kurang lebih 800 tahun.
Pada halaman masjid terdapat sebuah sumur tua yang dahulu digunakan sebagai sumber air untuk berwudhu.
Sumur tersebut disebut “Telaga Nampak” yang keramat.
Dengan adanya pembangunan masjid baru yang menyatu dengan masjid Asal Penampaan maka pada awalnya sumur yang letaknya di sebelah utara masjid Asal Penampaan sekarang sudah berada dalam masjid baru.
Dari informasi yang didapat sumur tersebut tidak mempunyai mata air tetapi airnya menetes dari dinding sumur.
Dapat disimpulkan bahwa masjid ini telah berdiri jauh sebelum berdirinya kerajaan Aceh Darussalam.
Kerajaan Aceh Darussalam adalah kerajaan pertama yang menyatukan seluruh wilayah Aceh dalam satu kekuasaan. (*)
Naskah : Fachri Zikrillah
Video : Fachri Zikrillah