MEMPADU - MAX LIVE

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 15 сен 2024

Комментарии • 12

  • @hardrockhardrock2993
    @hardrockhardrock2993 3 месяца назад

    Lirik lagu itu macam aku rasa aku pon boleh buat 100 lirik lagu bro.muzis baik penyai baik namun kosong ikhlas aku ckp semua itu..

  • @muhammadadzhar7681
    @muhammadadzhar7681 3 месяца назад

    MAX...AG Vocallist..Lan Taro Lead Guitarist..Oney Guitarist..Din Bassist..Man Drummer(Ex Drummer MAY)

  • @Intergalactic_Traveler
    @Intergalactic_Traveler 3 месяца назад +2

    Sebab mngapa industri musik Mlysia hancur adlh karena para seniman musik Mlysia tdk mampu membuat karya lagu brkualitas yg berdaya saing terhadap musik luar trmasuk musik dari Indnsia.
    Para seniman musik Mlysia hanya trlihat keren tampilan luarnya saja, rambut panjang, rock 'n roll, tapi tidak pernah mendapat tawaran konser.🤣 Padahal mreka harus beli shampoo untuk mencuci rambut panjangnya.🤣
    Terlihat hebat gayanya tapi tak diimbangi karya lagu brkualitas. Lagu-lagu Mlysia kurang menjual artinya berat untuk dikomersilkan sehingga bnyk pnyanyi & band lokal jarang mendapat tawaran konser, tidak ada pendapatan lalu mreka pun tidak mampu bertahan lama, muncul tenggelam begitu saja.
    Contohnya band Melissa bubar ditinggal semua personilnya adalah dampak dari hancurnya pasar lagu-lagu Mlayu Mlysia di negaranya sendiri. Sangat miris ketika kita tahu fakta band Melissa sampai berjualan T-Shirt agar tetap bisa mnjalankan roda eksistensi band & roda ekonomi setiap personilnya, bahkan agar bisa untuk sekedar menyambung hidup/memberi makan keluarga personilnya. Dari peristiwa itu kita juga jadi tahu band Melissa ini dikelola asal jalan saja, sangat tidak profesional. Menunjuk manajer yang tidak kompeten, mudahnya mengajak orang masuk jadi anggota dan mudahnya anggota keluar band, seakan-akan band ini hanya main-main belaka. Selain Melissa ada band lain yg juga bernasib buruk yakni band May dan Babylon, mreka juga brjualan t-shirt dan gelas bertulis nama band. Sungguh miris.
    Lagu-lagu Mlysia yg baru pun selain tidak punya kualitas yg menjual juga kadang masih ber-taste/citarasa lagu era 80an.
    Padahal zaman berubah, musik berevolusi, selera pun berubah tapi musik Malysia seakan brhenti berevolusi.
    Selera pasar Mlysia pun akhirnya diracuni lagu-lagu Indnsia yg jauh lebih fresh & brkualitas bahkan sudah terjadi sejak tahun 60an. Lagu Indnsia membuat standar/selera musik publik Mlysia mnjdi tinggi, sehingga ktika orang Mlysia dengar lagu Indnsia lalu dgr lagu Mlysia sendiri mreka merasakan ada ketimpangan yg cukup jauh antarkeduanya, lagu Indnsia sgt bagus & menjual sedangkan lagu Mlysi terdengar jadi sangat jelek, sangat tidak menjual. Ibarat dengar lagu Indnsia sprti minum madu stelah itu dengar lagu Mlysia sndiri sperti minum air putih; hambar.
    Konser pnyanyi & band Indnsia bergantian di Mlysia, sebaliknya tidak ada penyanyi, band Mlysia konser di Indnsia.
    Knyataan pahit ini diperparah dgn rusaknya pasaran band-band lokal akibat rivalitas/persaingan tidak sehat antarband lokal memperebutkan pasar pendengar kalangan orang Mlayu Mlysia yg kecil. Pasar musik Mlayu Mlysia itu sangat kecil sebab lagu, penyanyi & band Mlayu Mlysia hanya bisa menyasar orang Mlayu. kita tahu rkyat Mlysia ada chinese & kturunan India tp mreka tidak bersatu, gagal membentuk satu bangsa Mlysia, mreka tidak mampu & tidak mau belajar brbahasa Mlayu, sehingga mreka tidak mndengarkan lagu Mlayu, mreka punya dunia musiknya sendiri.
    Segmen pasar orang melayu yg kecil ini pun masih dipecah lagi kebanyakan orang Mlayu Mlysia lebih suka lagu Indnsia, lagu Barat & USA. Misalkan ada dua konser berdampingan anatara band Indnesia & band Mlysia di KL aku yakin band Mlysia tidak ada yang menonton, semua pilih menonton band dr Indnsia.
    Pasar musik Mlayu Mlysia yg kecil itu diperebutkan banyak band lokal, mulai dari band baru sampai yg band lama macam Search, Wings, XPDC, Melisa & lainnya. Band lama tak mau mengalah dari band baru untuk mndaptkan job manggung, kalau mreka mengalah mreka tidak dapat duit, sebab pasar di Mlysia terlalu kecil untuk dibagi-bagi.
    Band-band lokal Mlysia ini saling beradu memperebutkan sisa-sisa market di bawah saja karena market di atas dikuasai pnyanyi & band Indnsia. Ibarat pnyanyi & band Indnsia ini adlah kawanan singa yg jadi raja & makan pasar empuk di Mlysia, penyanyi & band Mlysia itu kawanan Hyena yg makan tulang sisa saja.🤣
    Maka sebisa mungkin semua tawaran manggung dari panggung kecil fun market sampai panggung megah pun akan diambil segelintir band-band lama Mlysia, kalau perlu turunkan harga agar band-band lama ini laku terus & eksis, band-band muda layu sebelum berkembang. Itulah mngapa pasar musik Mlayu Mlysia rusak di negara sndiri. Sebab jika band lama pasang harga tinggi konsekuensinya pihak event orgenizer tentu cari band Mlysia lain yg berani harga murah, atau tetap dgn harga mahal tapi mengundang pnyanyi/band Indnsia yg memang bagus.
    Ini pula sebab tak banyak trjadi regenerasi di blantika musik Mlysia sehingga sampai saat ini orang Mlaysia dari zaman Kesultanan Malaka sampai sekarang yg dipuja-puji hanya Search, Wings, aAmy, Awie, Isabela, Search, Wings, Mmy, Awie, Isabela, itu terus. Bagi orang Indnsia mreka band kuno & nothing special, lagu-lagunya pun tak dikenal di indnsia selain hanya satu dua buah lagu saja. Jauh bila dibandingkan dengan Iwan Fals, grup Swami, super grup Kantata dgn lagu-lagunya seperti Bongkar, Kesaksian & banyak lagi lagu megah lainnya yg bertema kritik terhadap penguasa.
    Di Indnsia lagu-lagu lokal legend, lagu lawas & lagu kenangan slalu ever green, segmen pasarnya masih ada, lagu-lagu baru yg sesuai zaman pun terus bermunculan sebab orang Indnsia kreatif & pangsa pasarnya pun besar, 280 juta. lagu Indnsi jadi raja di negara sendiri.
    Mau sebanyak apapin lagu-lagu baru Mlysia bermunculan tapi jika tetap masih ber-taste seperti lagu 80an & brcitarasa Mlayu, selama itu pula musik Mlysia akan gagal di Mlysia sendiri kalah dgn musik barat, korea & Indnsia yg brcitarasa lebih universal tidak kental citarasa etnik tertentu.
    Lambatnya evolusi musik Mlysia juga disebabkan undangan-undang di negara Malaysia yg menerapkan nilai-nilai islam sehingga aturan di negara ini cenderung konservatif termasuk aturan pada sektor hiburan/entertainment sehingga membatasi proses kreatif orang Mlysia dalam berkesenian & menyalurkan ekspresinya melalui karya seni.
    Ini dapat dilihat dari hal-hal sederhana dalam dunia musik Mlysia, paling berani yg dilakukan musisi rock laki-laki Mlysia hanya memanjangkan rambut, itu batas maksimal ekspresi mereka. Tidak bertindik, tidak bertato, kalem-kalem saja tidak ada yg minum alkohol, tidak ada vokalis laki-laki telanjang dada saat brnyanyi di panggung. memang ada positifnya aturan konservatif itu tapi juga membuat seni di Mlysia mnjadi monoton, kurang progresif & ekspresif.
    Sedangkan di indonesia semua itu adalah hal biasa. bebas mengekspresikan diri, bebas mengkritik melalui seni bahkan ketika Indnsia di bawah rezim otorter Soeharto para seniman Indnsia tidak takut melakukan perlawanan melalui seni meskipun terjadi pembatasan berekspresi, sabotase, pencekalan karya seni & para seniman, bahkan penahanan, pemenjaraan seperti yg dialami Iwan Fals & WS Rendra hingga penculikan terhadap seniman Widji Thukul.
    Dunia seni mlysia itu kalau boleh saya bilang sesuai dgn perkataan sastrawan besar Indonesia WS Rendra yaitu hanya berbicara tentang madu dan rembulan, lagu-lagu cinta omong kosong yg jauh dari realita kehidupan. Lagu-lagu cinta yg hanya meninabobokan rakyat Mlysia. melanggengkan jiwa pengecut orang Mlayu Mlysia.
    Memang orang Melayu semenanjung dari dulu terkenal pengecut!
    maka tidak heran jika para senimannya juga pengecut.
    Apakah ada lagu yang mengkritik jalannya pemerintahan di Mlysia?
    di Indnsia musik bukan hanya sekedar hiburan, tapi juga menjadi api kesadaran, menjadi corong protes anak-anak muda, menjadi potret sejarah dinamika bangsa, potret tragedi kehidupan manusia dan alam.
    Slank, Sawung Jabo, Setiawan Djody, Superman is Death, Iwan Fals, Swami, Kantata, adalah beberapa contoh musisi dan grup musik yg bnyk kritik lewat karya lagunya.
    Lagu-lagu Indnsia bertema kritik sosial dgn musikalitas tinggi bisa kau dengar dari grup musik Swami & super grup Kantata. Kamu akan dengar hebatnya musik Indnesia &merasa kerdilnya musik Mlysia.
    Aku yakin dunia permusikan Mlysia tidak akan mampu sampai pada level itu!
    Seniman Mlysia memang tidak revolusioner, takut berekspresi.

    • @hardrockhardrock2993
      @hardrockhardrock2993 3 месяца назад

      Aku ingat aku je rasa kau dah macam karangan.itu namanya rock terbaru.namanya rock rokok 2024

    • @RizalTaslim
      @RizalTaslim 3 месяца назад

      Lukis kan senang...

    • @Intergalactic_Traveler
      @Intergalactic_Traveler 3 месяца назад

      @@RizalTaslim
      Kamu senang melukis? Kamu melukis di kanvas atau di kertas? Kau melukis pemandangan alam atau melukis hewan atau manusia?

    • @Intergalactic_Traveler
      @Intergalactic_Traveler 3 месяца назад

      @@hardrockhardrock2993 Aku tidak paham bahasamu. Bahasamu terdengar seperti bahasa kampung dan kuno.

  • @SafSAFRI
    @SafSAFRI 3 месяца назад

    Dont stop may from Rock n roll

  • @zamreemdzin5839
    @zamreemdzin5839 3 месяца назад

    Terbaik lah max💪👍

  • @afiqzidey3403
    @afiqzidey3403 3 месяца назад

    Kerass

  • @Intergalactic_Traveler
    @Intergalactic_Traveler 3 месяца назад

    Musik Malaysia terdengar dan terlihat kuno