Explore Baduy. Urang Kanekes mengenal lebih dekat.

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 9 фев 2025
  • EXPLORE BADUY
    URANG KANEKES
    Mendengar nama "Kanekes"
    Sepertinya agak asing ditelinga kita
    Tapi kalau nama Baduy pasti kita sering mendengarnya.
    Sebelum nama Baduy dipopulerkan,
    Suku baduy awalnya dikenal dengan sebutan Orang Kanekes atau sering di sebut juga "Urang Kanekes"
    Suku Baduy atau orang kanekes adalah suku asli masyarakat Banten, komunitas suku ini tinggal didesa kanekes.
    Keberadaan suku Baduy, bisa dikatakan masih terisolasi dari masyarakat moderen, tapi meskipun demikian, mereka tidak menutup ruang untuk dapat dikunjungi oleh masyarakat moderen sekarang.
    Lokasi perkampungan Baduy sekitar 172 km sebelah barat ibu kota Jakarta dan sekitar 65 km sebelah selatan ibu kota serang Banten.
    Dengan jarak yang relatif dekat, sehingga berkunjung ke Baduy bisa dijadikan satu objek wisata.
    Masyarakat suku Baduy, kelompok terbesarnya disebut dengan Baduy luar atau "urang panamping" .
    Yang tinggal disebelah utara Kanekes.
    Suku Baduy berjumlah sekitar 11 ribu jiwa,
    Yang menempati 28 kampung dan 8 anak kampung dan ada rencana untuk perluasan area kampung.
    Suku Baduy luar diperkirakan berjumlah 10 ribu jiwa, sedangkan suku Baduy dalam diperkirakan seribu jiwa.
    Sampai saat ini, masyarakat Baduy dalam masih memegang kuat konsep" pikukuh "
    Atau aturan adat secara mutlak dalam kesehariannya, Sehingga banyak pantangan yang masih sangat ketat dipertahankan.
    Hal ini berbeda dengan cara hidup Masyarakat Baduy luar, yang secara garis besar sudah sedikit terkontaminasi dengan budaya maderen.
    Masyarakat Baduy luar sudah mengenali teknologi berupa alat alat elektronik
    Walaupun sesuai pantangan adat yang belaku tidak dibolehkan menggunkan dan menolak penggunaan listrik.
    Namun hingga saat ini masyarakat Baduy dalam tidak menggunakan transfortasi apapun
    Dan hanya berjalan kaki untuk berpergian.
    Mereka juga memilih tidak menggunakan alas kaki dan tidak berpergian lebih dari 7 hari keluar Baduy.
    Seperti yang saya sampaikan diatas,
    Suku Baduy dalam merupakan suku asli sunda Banten, yang masih terjaga tradisi anti modernisasi, baik cara perpakai maupun cara hidup lainnya.
    Asal muasal sebutan Baduy adalah pemberian dari para peneliti Belanda yang mempersamakan kelompok Arab Badawi, yang merupakan masyarakat yang berpindah pindah.
    Ada juga kemungkinan, asal sebutan Baduy adalah karna adanya sungai Baduy dan Gunung Baduy yg berada dibagian utara wilayah tersebut.
    Atau konon katanya, sebutan Baduy diberikan oleh pemerintahan kesultanan Banten yang enggan untuk menerima ajaran islam, atas sikap penolakan mereka terhadap islam, sehingga mereka diasingkan kedaerah pedalaman.
    Urang Kanekes merupakan kelompok etnis masyarakat adat suku Sunda Banten, diwilayah lebak Banten.
    mereka sendiri lebih suka disebut "Urang Kanekes" atau orang Kanekes sesuai nama wilayahnya.
    Suku Baduy terbagi dalam dua suku yakni
    suku Baduy luar dan suku Baduy dalam.
    secara penampilan suku Baduy dalam memakai baju dan ikat kepala serba putih sedangkan suku Baduy luar memakai pakaian hitam dn ikat kepala berwarna biru.
    dilihat dari jumlah penduduknya masyarakat Baduy luar atau "urang penamping" memiliki kelompok lebih besar berjumlah ribuan orang yang menempati puluhan kampung, dibagian utara Kanekes
    seperti daerah , kaduketuk , cikaju, Gajeboh, kadukolot, cisagu dan sebagainya.
    sementara dibagian selatan yang terletak dipedalaman hutan ditempati masyarakat
    Baduy dalam atau di sebut " Urang Dangka"
    yang hanya berpenduduk sekitar seribu jiwa, yang tersebar di tiga daerah, kampung Cibeo, cikeusik, dan cikartawana.
    suku Baduy pada umumnya menggunakan bahasa dengan dialek Sunda Banten yang digunakan sebagai komunitas dengan masyarakat luar.
    masyarakat Baduy umumnya mengerti bahasa Indonesia, walaupun mereka tidak dapat pengetahuan tersebut dari sekolah
    karna masyarakat Baduy tidak mengenal sekolah, sehingga mereka tidak mengenal
    budaya tulis dan membaca.
    usaha pemerintah untuk membangun fasilitas sekolah diwilayah tersebut ditolak
    keras oleh masyarakat Baduy, karna menurut mereka pendidikan sangat berlawanan dgn adat istiadat mereka.
    kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
    Baduy atau Urang Kanekes sering disebut "sunda wiwitan".
    salah satu tradisi dari warga Baduy dalam yg hingga kini masih terus dijalankan adalah tradisi "Kawalu"
    kawalu adalah puasa yg dijalankan oleh orang baduy dalam yg dirayakan tiga kali dalam tiga bulan.
    pada saat tradisi kawalu dijalankan, para wisatan dilarang masuk wilayah Baduy dalam.
    mata pencaharian Mereka pada umumnya
    petani, menjual buah buahan yg mereka dapat dan juga membuat kain serta cendra mata.
    selain itu sebagai tanda kepatuhan pada pemerintah, masyarakat Baduy secara rutin melakukan "Seba" setahun sekali
    dgn mengantar hasil bumi kepada pemerintah setempat yaitu Gubernur Banten.
    dari hal tersebut terciptanya interaksi yg erat, antara masyarakat baduy dengan penduduk luar.
    .
    *dari berbagai sumber
    Giok Eng Franta
    bulan april 2022
    #baduy
    #baduydalam
    #baduyluar

Комментарии • 55