Dosa akibat kesalahan nenek moyang kita yang namanya Adam dan dan hawa, karena melanggar hukum Allah Roma 5:12 jadi kita berdosa makanya setiap manusia pasti mati?
@AltwayId sudah..belum nemu jawabannya 😀😀 hanya konsep buah pemikiran seseorang. Tapi baguslah sampai sekarang menjadi perdebatan, biar tetap mencari kebenaran
@@drumminded7353ya dimana2 setiap bangunan filsafat punya jawaban sendiri dong 😂 aneh pertanyaan mu seakan kaya ada jawaban final, ya kalo kata konten ini ya dosa dan kejahatan berasal dari kehendak bebas yg ngarahin manusia atau setiap individu menjauh dari "terang" ilahi. terlepas benar secara mutlak atau tidak ya itu entar di bantah filsuf lain 😂
@@BelloRecife Perbedaan Platonis dan Neo-Platonis dapat dipahami melalui dua aspek utama: fokus pemikiran dan perkembangan konsep. Platonisme adalah filsafat asli yang dirumuskan oleh Plato, yang menekankan realitas dunia ide (dunia yang sempurna dan abadi) dibandingkan dunia materi yang dianggap tidak sempurna dan sementara. Dalam Platonisme, dunia ide adalah sumber kebenaran tertinggi, sementara dunia fisik hanyalah bayangan atau tiruan dari dunia tersebut. Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh eksplorasi logika, etika, dan epistemologi, terutama dalam dialog-dialognya seperti "Republik" dan "Phaedrus". Neo-Platonisme, yang muncul pada abad ke-3 Masehi melalui tokoh seperti Plotinus, merupakan pengembangan dari Platonisme yang lebih religius dan spiritual. Neo-Platonisme mencoba menyelaraskan pemikiran Plato dengan kepercayaan mistis, khususnya tentang "Yang Satu" (The One) sebagai sumber tertinggi dari segala sesuatu. Dalam filsafat ini, realitas dianggap berlapis-lapis, mulai dari Yang Satu, pikiran (nous), jiwa (psyche), hingga dunia materi. Neo-Platonisme lebih menekankan pada perjalanan rohani manusia untuk kembali kepada Yang Satu melalui kontemplasi dan penyucian jiwa. Dalam sejarah Filsafat, Platonisme dan Neo-Platonisme ibarat dua babak dalam cerita besar tentang pencarian kebenaran. Plato, filsuf besar Yunani, memperkenalkan gagasan bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari dunia ide yang sempurna. Bagi Plato, ada dimensi yang lebih tinggi, di mana kebenaran sejati berada-seperti seni rupa yang selalu berusaha meniru keindahan absolut. Namun, berabad-abad kemudian, muncul Plotinus yang memperdalam cerita ini dengan menambahkan elemen spiritual. Ia menciptakan Neo-Platonisme, sebuah filsafat yang menggabungkan logika Plato dengan rasa mistis akan "Yang Satu," sumber segala realitas. Dalam pandangan Neo-Platonis, hidup adalah perjalanan pulang, sebuah usaha manusia untuk kembali menyatu dengan Yang Satu melalui penyucian jiwa dan kontemplasi mendalam. Dengan demikian, jika Platonisme adalah peta intelektual, Neo-Platonisme adalah peta rohani.
Sederhana, kesabaran and kasih = belajar, latihan and praktek utk tdk membenci ❤❤❤❤❤
Karma baik = berkah,berkat,/blessings,& karma buruk = dosa ,sial,petaka,musibah,maut dll yg buruk 2 / busuk juga❤
Menyimak
Koncep ke tuhan an= hukum alam semesta, supplier oxygen gratis kpd 8 milliard manusia di bumi,planet no3,tanpa pamrih ❤❤❤❤
Selain Allah adalah Ciptaan Allah.
Kenapa bang di video kan ga bahas ciptaan 😮
Dosa akibat kesalahan nenek moyang kita yang namanya Adam dan dan hawa, karena melanggar hukum Allah Roma 5:12 jadi kita berdosa makanya setiap manusia pasti mati?
bingung
Kejahatan asalnya dari mana?
@@drumminded7353 tonton sampai habis
@AltwayId sudah..belum nemu jawabannya 😀😀 hanya konsep buah pemikiran seseorang. Tapi baguslah sampai sekarang menjadi perdebatan, biar tetap mencari kebenaran
@@drumminded7353ya dimana2 setiap bangunan filsafat punya jawaban sendiri dong 😂 aneh pertanyaan mu seakan kaya ada jawaban final, ya kalo kata konten ini ya dosa dan kejahatan berasal dari kehendak bebas yg ngarahin manusia atau setiap individu menjauh dari "terang" ilahi. terlepas benar secara mutlak atau tidak ya itu entar di bantah filsuf lain 😂
@@annelarasati 😂
neoplatonis sm platonis apa bedanya?
@@BelloRecife Perbedaan Platonis dan Neo-Platonis dapat dipahami melalui dua aspek utama: fokus pemikiran dan perkembangan konsep. Platonisme adalah filsafat asli yang dirumuskan oleh Plato, yang menekankan realitas dunia ide (dunia yang sempurna dan abadi) dibandingkan dunia materi yang dianggap tidak sempurna dan sementara. Dalam Platonisme, dunia ide adalah sumber kebenaran tertinggi, sementara dunia fisik hanyalah bayangan atau tiruan dari dunia tersebut. Pemikiran Plato banyak dipengaruhi oleh eksplorasi logika, etika, dan epistemologi, terutama dalam dialog-dialognya seperti "Republik" dan "Phaedrus".
Neo-Platonisme, yang muncul pada abad ke-3 Masehi melalui tokoh seperti Plotinus, merupakan pengembangan dari Platonisme yang lebih religius dan spiritual. Neo-Platonisme mencoba menyelaraskan pemikiran Plato dengan kepercayaan mistis, khususnya tentang "Yang Satu" (The One) sebagai sumber tertinggi dari segala sesuatu. Dalam filsafat ini, realitas dianggap berlapis-lapis, mulai dari Yang Satu, pikiran (nous), jiwa (psyche), hingga dunia materi. Neo-Platonisme lebih menekankan pada perjalanan rohani manusia untuk kembali kepada Yang Satu melalui kontemplasi dan penyucian jiwa.
Dalam sejarah Filsafat, Platonisme dan Neo-Platonisme ibarat dua babak dalam cerita besar tentang pencarian kebenaran. Plato, filsuf besar Yunani, memperkenalkan gagasan bahwa dunia yang kita lihat hanyalah bayangan dari dunia ide yang sempurna. Bagi Plato, ada dimensi yang lebih tinggi, di mana kebenaran sejati berada-seperti seni rupa yang selalu berusaha meniru keindahan absolut. Namun, berabad-abad kemudian, muncul Plotinus yang memperdalam cerita ini dengan menambahkan elemen spiritual. Ia menciptakan Neo-Platonisme, sebuah filsafat yang menggabungkan logika Plato dengan rasa mistis akan "Yang Satu," sumber segala realitas. Dalam pandangan Neo-Platonis, hidup adalah perjalanan pulang, sebuah usaha manusia untuk kembali menyatu dengan Yang Satu melalui penyucian jiwa dan kontemplasi mendalam. Dengan demikian, jika Platonisme adalah peta intelektual, Neo-Platonisme adalah peta rohani.