Kematian Akan Datang Tiba-Tiba || Inilah Tiga Persiapan Bekal || Untuk Menghadapi Kematian

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 21 окт 2024
  • Dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala pada Surah Ali ‘Imran ayat 185, jelas disebutkan bahwa setiap jiwa pasti akan merasakan kematian:
    *كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ*
    "Setiap jiwa pasti merasakan mati."
    Kematian adalah hal yang tak dapat dihindari oleh siapa pun. Tidak memandang usia, kondisi, ataupun status, saat ajal tiba, tidak ada satu pun yang dapat menolaknya. Kematian menjadi jembatan yang menghubungkan antara kehidupan di dunia yang fana dan kehidupan di akhirat yang kekal. Dunia adalah tempat kita menanam amal sebagai bekal untuk kehidupan setelah mati, dan hasil dari apa yang kita tanam di dunia akan dipanen di akhirat..
    Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam menyebutkan dalam sebuah hadis bahwa orang yang bijaksana adalah mereka yang mempersiapkan dirinya untuk kehidupan setelah mati. Sebaliknya, orang yang lemah adalah mereka yang hanya tenggelam dalam kesenangan duniawi tanpa memikirkan akhirat.
    *الكَيِّسُ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ، وَالعَاجِزُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وَتَمَنَّى عَلَى اللهِ*
    "Orang cerdas adalah orang yang rendah diri dan beramal untuk kehidupan setelah kematian, dan orang lemah adalah orang yang mengikuti hawa nafsunya dan berangan-angan atas Allah."
    (Hadits Riwayat Tirmidzi dan Ibnu Majah).
    *Persiapan Menghadapi Kematian*
    1. *Mengerjakan Amal Saleh*
    Amal saleh adalah salah satu bekal terbaik untuk kehidupan setelah kematian. Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan untuk beramal saleh dan tidak menyekutukan-Nya dalam firman-Nya:
    *فَمَنْ كانَ يَرْجُوا لِقاءَ رَبِّهِ فَلْيَعْمَلْ عَمَلًا صالِحاً وَلا يُشْرِكْ بِعِبادَةِ رَبِّهِ أَحَداً*
    "Barang siapa yang mengharapkan bertemu dengan Tuhannya maka hendaklah ia melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan Tuhannya dengan sesuatu apa pun."
    (QS. Al-Kahfi: 110)
    Amal saleh adalah perbuatan baik yang dilakukan dengan niat ikhlas tanpa riya, sesuai dengan tuntunan syariat. Para ulama seperti Syekh Mu’adz dan Syekh Sahl al-Tustari menyebutkan bahwa amal saleh harus memenuhi empat syarat: ilmu, niat, kesabaran, dan keikhlasan. Penting untuk diingat, bahwa meski amal saleh sangatlah penting, masuknya seseorang ke surga bukan hanya karena amalnya, tetapi karena anugerah dan rahmat Allah.
    Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menegaskan:
    *لَنْ يُدْخِلَ أَحَدًا عَمَلُهُ الجَنَّةَ*
    "Tidak seorang pun akan masuk surga karena amalnya."
    (Sahih Bukhari)
    2. *Menjauhi Perbuatan Tercela*
    Selain beramal saleh, menjauhi perbuatan tercela juga sangat penting. Ini mencakup meninggalkan segala hal yang haram dan makruh. Para ulama salaf sangat berhati-hati dalam hal ini. Mereka menjaga diri dari perkara haram, makruh, bahkan hal-hal mubah yang tidak bermanfaat. Mereka menjalani berbagai bentuk ibadah yang berat seperti puasa dan menjaga makanan yang dikonsumsi untuk menjaga kejernihan hati.
    3. *Segera bertaubat*
    Tidak ada manusia yang bersih dari kesalahan dan dosa. Kesalahan adalah hal yang wajar bagi manusia. Yang bermasalah adalah membiarkan diri berlarut-larut dalam perbuatan dosa. Kematian yang tidak dapat diprediksi kapan datangnya, menuntut seorang manusia agar segera bertobat setiap kali melakukan dosa, untuk menghindari akhir yang buruk dalam perjalanan hidupnya (su’ul khatimah). Agama menekankan untuk senantiasa memperbarui tobat dari segala perbuatan maksiat.
    Syekh Ahmad al-Dardir berkata:
    وَجَدِّدِ التَّوْبَةَ لِلْأَوْزَارِ * لَا تَيْأَسَنْ عَنْ رَحْمَةِ الْغَفَّارِ
    “Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,” (Syekh Ahmad al-Dardiri, Manzhumah al-Kharidah al-Bahiyyah).
    Sumber:
    islam.nu.or.id...
    #AmalShalih #PersiapanKematian #IngatMati #AmalDanIkhlas #BekalAkhirat #RahmatAllah ‪@pejalansunyi91‬

Комментарии •