Это видео недоступно.
Сожалеем об этом.

MUROQOBAH (KH ZEZEN ZAINAL ABIDIN BAZUL ASYHAB)

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 22 май 2023
  • "TUJUAN NGAJI AL HIKAM"
    Karena ada beberapa ikhwan/akhwat yang merasa belum percaya diri atau salah arah (tujuan) dalam belajar al Hikam, maka kami angkat uraian pangersa uwa seputar tujuan dan manfaat kajian al Hikam. semoga bermanfaat :
    Apa sih tujuannya ngaji al hikam?
    Tujuan ngaji al hikam, bukan ingin disebut kyai hebat tapi INGIN BELAJAR IBADAH, karena ternyata ibadah itu sulit. Kita ambil contoh, salah satunya sholat. Kalau sekedar bacaaan dan gerakan dalam sholat tidak terlalu sulit, yang sulit itu awal waktunya, berjamahnya, khusyu nya, istiqomah awal waktu dan berjamaah di mesjid, ayoo siapa yang bilang mudah?
    selama kurang lebih 700 tahun islam di Indonesia, dalam bidang ibadah negeri ini belum berhasil. Kabupaten sukabumi saja jumlah masjid jami’nya sekitar 5020, apabila mencari mesjid yang berjamaah subuhnya seperti sholat jum’at, sulit sekali. Melihat kondisi ini siapa yang berani nepuk dada, aku ilmuwan hebat, aku kyai hebat. Kalau dalam ranah pengetahuan mungkin iya, dalam hal orasi, ceramah mungkin oke, tapi dalam pengamalannya lemah, buktinya indonesia subur tapi belum makmur, kaya tapi masih sengsara, penyebab utamanya lemah taqwa. Kenapa lemah taqwa?, karena kalah oleh nafsu, kalah oleh setan. Nah ngaji hikam itu mengkaji kunci-kunci, teknis melawan nafsu dan setan. Jadi jangan mnganggap kitab al hikam hanya untuk para wali atau ulama khos saja.
    Al Hikam itu kitab kumpulan hikmah-hikmah (hikmah adalah pengetahuan yang mendalam tentang sesuatu) yang disusun oleh syekh ibn ‘Athoillah Assakandari, yang merupakan pengalaman beliau didalam mengolah diri. Kemudian dibaca, difahami dan diamalkan oleh jutaan umat islam didunia dari dulu sampai sekarang, ternyata berhasil.
    Persepsi “hikam kitab anti dunia”, mengajak manusia hidup miskin, menyebabkan islam mundur, harus kita perbaiki. Benarkah itu pak Zezen? Ya benar, memang ada dari kelompok kami, ulama, yang kalau ngaji hikam itu pembahasannya jadi anti dunia, menjelek-jelekkan kekayaan. Padahal saya baca dari hikmah nomor 1 - 295 tidak ada hikmah yang menjelekkan dunia, jadi bukan kitabnya (pengarangnya) yang menjelekkan, tapi ustadz yang membahasnya, mungkin karena kesal kepada orang kaya yang tidak suka memberi kepadanya.
    Katanya hikam itu kitab yang sangat sulit difahami?
    Kata siapa? Bukankah tadi sudah disebutkan bahwa hikam adalah pengalaman yang lahir dari pengamalan seorang manusia yakni syekh ibnu athoillah, apakah kita ini manusia? Kalau pekerjaan/pengamalan malaikat dikejar oleh kita tentu akan sulit. Al hikam jangan dipersulit.
    Penyebab munculnya anggapan hikam sulit adalah BOMAS (Bodo, Malas, Sombong). Bodoh bukan tak punya ilmu samasekali, tapi kurang ilmu. Jika begitu, siapa yang mengaku pintar? Toh kita serba kekurangan ilmu. Kedua malas; malas mempelajari, memahami dan mengamalkan. Ketika mendapatkan kesulitan, langsung menyerah. Ketiga sombong, tidak mau mencari guru, tidak mau mengakui kelebihan orang lain. Maunya kita diatas orang lain terus, "hayang jadi pang amangna wae". Buang sifat-sifat seperti itu. Islam tidak akan maju kalau umatnya digerogoti sifat-sifat tadi.
    Hikmah-hikmah dalam kitab al hikam ini ibarat kunci satu peti, seseorang yang mau membengkel mobilnya/ motornya, punya satu peti kunci, mau buka baut 12, ambil kunci 12, membuka baut 10, ambil kunci 10 dst. seperti itu pula Implementasi al hikam dalam kehidupan, ketika menghadapi masalah begini, pakai hikmah nomor sekian, masalah yang ini, hadapi dengan hikmah ke sekian. Karena itu kajian kitab al hikam ini bukan hanya untuk ulama, tapi untuk semua; kyai, santri, petani, pedagang, seniman, dosen, pelajar, pekerja pabrik, semuanya yang merasa manusia, silahkan !. Karena yang namanya manusia pasti akan menghadapi masalah, dan hikam ini kunci-kunci menghadapi masalah.
    Semoga bermanfaat aamin 🤲

Комментарии • 4