Waalaikumussalam..perkongsian ilmu yang sangat bermanafaat..insyaAllah ganjarannya dunia akhirat..mantap,..semuga kita semua diberikan kekuatan dan istiqomah mengamalkan segala ilmu yang kita pelajari.Amin..semuga terus maju jaya aman sudah ya..terima kasih
Amin Amin... Terimakasih Amy Aidah atas dukungan n supportnya, semoga terus berjaya, dalam kebaikan dan berkah-Nya... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim...
Intinya kalo muncul sampah batin dibiarkan dan jangan dilayani ya Ustadz, kita tetap fokus ke dzikirnya? Kalo tetap fokus ke dzikirnya, itulah proses pembuangan sampahnya ya Ustadz
Latifah 7 dalam hal ini ya: qolbi, ruhi, sirri, khofi, akhfa, nafsi, dan qolab. Bila makin meningkat latifah, maka makin bersih pula hati kita. Karena, makin naik latifah, itu tanda dzikirnya semakin fokus, kesadaran semakin dekat dengan kekinian (hudhur al-qalb). Semakin hudhur, semakin fokus dzikirnya, itu tanda hati semakin bersih, akhlak semakin muncul dari kesucian jiwa. Bila awalnya di latifah qolbi, hati diliputi nafsu lawwamah (lawm [suka mencela], hawa nafsu, makr [anarkhis], ujub, ghibah, riya, zalim, kidzb [dusta], ghoflah [lupa dan lalai]), maka ketika naik ke latifah kedua (ruhi), dapat nafsu sawiyyah (jud [dermawan], tawakkal, taubat, ibadah, syukur, ridho, dan khosyyah [takut]). Begitu seterusnya... Alatnya dalah dzikir (jahr, khofi, sirr). Jadi, semakin hudhur dzikirnya, semakin naik latifah, semakin bersih hati, dan semakin mulia pula akhlak. Perubahan atau peningkatan ini sifatnya digital, otomatis, dan spiritual. Adapun kenapa nafsu ammarah diletakkan di latifah nafsi (latifah ke-6), kok tidak di awal, oleh Pangersa Abah Anom; yang di awal justeru nafsu lawwamah, maka ini berkenaan dengan dengan kebijaksanaan dan kasih sayang Syaikh Mursyid, dan ini sekaligus menunjukkan kesultanan Beliau. Mudahnya begini, jadi, kita sibuk aja di nafsu lawwamah, yang ringan. Adapun yang berat (ammarah), nanti Beliau akan membantu membersihkannya. Tugas kita hanya lawwamah, dan kita tidak perlu repot-repot memikirkan ammarah (bakhil, tamak, dengki, bodoh spiritual, sombong, syahwat, dan marah). Beliau akan berkerja dan membantu kita di wilayah terberat ini. Tugas kita adalah bagaimana meningkatkan latifah qolbi hingga akhfa, dari nafsu lawwamah hingga mardhiyyah, maka otomatis nanti, ketika sampai di latifah akhfa (nafsu mardhiyyah), diperoleh haqqul yaqin, maka setelah inilah akan terjadi ledakan latifah, maka nanti nafsu ammarah itu otomatis akan terbakar semuanya dengan sendirinya, dan otomatis seorang salik masuk ke latifah qolab (nafsu kamilah, insan kamil).
@@thepowerofdzikir termasuk juga saat zikir sirr di latifah ruhi yg fokus...kadang2 ngrasa aneh aja. apakah itu harus terus dilanjutkan tadz zikirnya atau gmna...?
@@furqandarajat5588 Dzikir latifah 7 tidak mudah dilakukan bila fokus dzikir kita masih lemah. Maka, pertama sekali, kita harus menguatkan dan mendapatkan fokus dzikir di dzikir khofi di titik latifah qolbi. Ketika fokus dzikir khofi di latifah qolbi sudah kuat, kita bisa menembus duduk diam tawajjuh 1 jam, maka dzikir sirr baru lebih mudah untuk dilakukan. Dan memang di tingkat dzikir sirr itulah nanti kita semakin menguatkan dzikir latifah 7. Kemudian, bila kita merasakan ketika dzikir khofi di latifah qolbi masih susah untuk fokus, masih banyak gangguan, pikiran masih mudah menyimpang dari titik dzikir khofi, maka akan lebih susah bagi kita untuk dzikir 2 latifah, apalagi 7 latifah. Maka, yang terpenting, kita menguatkan dzikir khofi di titik latifah qolbi dulu. Di tingkat ini juga, bila kita mampu fokus 1 jam dalam duduk diam tawajjuh, sudah sangat luar biasa buahnya.
@@furqandarajat5588 Ia sama-sama... Semoga barokah dan karomah Guru Agung Pangersa Abah Anom yang mulia untuk para ikhwan di NTB... Amin ya Latif ya Arhamar Rohimin.... Al-Fatihah...
Wa'alaikumussalam Wrwb... Talqin itu milik siapapun yang punya batin. Karena dzikir itu pada hakikatnya adalah alat untuk melatih dan membina batin kita itu. Pikiran liar, ingatan bercabang, keinginan yang berlebihan, kekotoran memori bawah sadar, dan sebagainya, ini semua dibersihkan, dilatihkan, dibina, dan alatnya adalah dzikir itu. Untuk dzikir yang berkualitas, sekaligus terbimbing oleh seorang Ahli dzikir, Syaikh Mursyid, Guru Spiritual, makanya perlu talqin. Bila mau talqin kepada Pangersa Abah Anom, Syaikh Mursyid Ahmad shohibulwafa Tajul Arifin, kita bisa talqin melalui Wakil talqin Beliau yang tersebar di berbagai daerah. Informasi daftar Wakil talqin di berbagai daerah, kita bisa lihat di situs resmi Pondok Pesantren Suryalaya: suryalaya.org/wakil_talqin.html
assalamu'alaikum wr wb ustadz, mau bertanya ustadz, saya ketika dzikir jahr kadang masih takut dengan pandangan org sekitar, kadang dzikirnya masih memikirkan ini org nanti ngomong gmna? kadang saya merasa seperti pengecut ustadz, mohon bantuannya ustadz agar bisa mengilangkan rasa-rasa takut yang tidak perlu, sehingga hanya tersisa rasa takut kepada ALLAH SWT saja. terima kasih ustadz
Wa’alaikumussalam Wrwb... Prinsip dasarnya, kita tidak perlu pikirkan atau niatkan apakah kita memiliki rasa takut kepada Alloh atau tidak, karena ini tidak mudah, malahan bila kita memaksakan untuk merasakan takut kepada Alloh, bisa-bisa kita terkena tipudaya; biarkan rasa takut itu hadir sendiri, begitu saja, di dalam batin kita. Sama seperti kita dzikir mencari ketenangan, malahan kita jadi tak tenang-tenang karenanya; maka, biarkan ketenangan itu datang sendiri. Maka, ketakutan kita, atau kekhawatiran kita, atau kesedihan kita, akan pandangan orang lain, inilah yang benar-benar perlu mendapatkan perhatian kita. Kita harus pahami batin yang takut, khawatir, dan sedih ini. Tidak mungkin ada rasa khawatir, takut, atau sedih itu, melainkan di hati kita sendiri, hati yang masih menyimpan memori-memori yang tidak penting, yang mana memori di hati itulah yang merefleksikan ketakutan, kekhawatiran, atau kesedihan. Dengan kata lain, hati kita masih dikotori oleh kotoran-kotoran memori itu; hati kita masih belum bersih. Maka, inilah alasan utama kenapa kita dzikir. Kita dzikir bukan untuk kepentingan orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Bila ketakutan itu ibarat sampah, maka kita bersihkan sampah ketakutan itu dengan dzikir. Bersamaan dengan bersihnya hati, maka setelah baru bisa kita komentar, baru bisa kita memahami dan mendapatkan apa yang dimaksud batin yang tenang, batin yang bebas dari sampah, batin yang bebas dari segala ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan. Dengan dzikir, kita juga yang akan beruntung. Kemudian, mungkin kita merasa tidak enak berdzikir karena orang-orang asing di sekitar lingkungan kita, maka timbul ketakutan akan fitnah. Di sini, kita bisa berdzikir jahar dengan gerakan kepala yang lembut dan suara dzikir yang pelan, cukup terdengar oleh telinga kita sendiri. memang, Guru kita Pangersa Abah Anom sangat menjaga betul agar kita berdzikir jangan malahan menimbulkan fitnah, terlebih bila dzikir di malam hari. Atau... kita memang sangat susah untuk dzikir jahar, ya dzikir jaharnya 3 kali aja... tetapi, kita menguatkan batin dengan dzikir yang lain, yaitu dzikir khofi (tawajjuh yang lama). Ini juga bisa menjadi alternatif. Jadi, kita dzikir bukan untuk kepentingan orang lain ya, tetapi untuk kepentingan diri kita sendiri, untuk ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup kita sendiri. Inilah prinsip dasar pendidikan tasawuf tarekat, yaitu “mengengal hakikat kemanusiaan diri kita yang sesungguhnya”. Dengan mengenal diri, dengan cara membersihkan batin itu terlebih dengan dzikir kepada Alloh, maka kita akan semakin mudah, dan tenang, dan bahagia di dalam kehidupan ini, zahir dan batin.
Oh ia... mohon maaf ya... Insya Alloh masalah audio ini akan semakin diperbaiki... Terimakasih telah memberikan dukungan yang positif untuk perkembangan Tpod ya... Baroka Alloh fikum...
Saat berzikir sebaiknya menutup mata atau membuka mata.? Saat berzikir sebaiknya mengucapkan dengan lisan atau dalam hati saja.? Saat berzikir sebaiknya menahan napas atau tidak.? Saat berzikir dihitung jumlahnya atau tidak.? Saat berzikir sebaiknya ditandai dijari atau dibiarkan dalam hati.?
Semuanya ada tahapan... Disuarakan dulu, baru nanti dirahasiakan... Dihitung dulu, baru nanti tanpa hitungan... Jari dulu, baru nanti tanpa jari... Lidah dulu, baru nanti mantap di hati.... Buka mata boleh, tutup mata lebih bagus dan maksimal hasilnya.
Alhamdulillah terima kasih banyak smoga Kita semua diberkati kesehatan Dan kebahagian Aamin Ya Rabbal allamin 🙏🙏
Amin Amin... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar Rohimin...
Channel terbaik
Alhamdulillah... Baroka Alloh fikum... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur Yar Rohim ya Arhamar Rohimin... Al-Fatihah...
Subhaanallah... Membuang sampah batin... Tabaarokallah bang...
Terimakasih Pak Kyai... udah mampir... barokalloh fik...
Wlkumsalam wr wb
Hatur nuhun ustadz
Ia Kang... sama-mama.... barokalloh fik...
Waalaikumussalam..perkongsian ilmu yang sangat bermanafaat..insyaAllah ganjarannya dunia akhirat..mantap,..semuga kita semua diberikan kekuatan dan istiqomah mengamalkan segala ilmu yang kita pelajari.Amin..semuga terus maju jaya aman sudah ya..terima kasih
Amin Amin... Terimakasih Amy Aidah atas dukungan n supportnya, semoga terus berjaya, dalam kebaikan dan berkah-Nya... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim...
Barokah guru agung Abah Anom dan tuan guru untuk mengamalkan ...🙏🙏🙏
Baroka Alloh fikum... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar Rohimin... Al-Fatihah...
Alhamdulillah
Alhamdulillah... semoga barokah ya...
Alhamdulillah terimakasih pak Ustad atas penjelasannya.
Alhamdulillah... Ia sama-sama ya... Baroka Alloh fikum...
Intinya kalo muncul sampah batin dibiarkan dan jangan dilayani ya Ustadz, kita tetap fokus ke dzikirnya? Kalo tetap fokus ke dzikirnya, itulah proses pembuangan sampahnya ya Ustadz
Ya, di tahapan yang penting dzikir, yang penting diamalkan, insya Allah akan tetap membersihkan dan membuang kotoran batin.
Qoboltu
La haula wala quwwah illa bi Alloh... Baroka Alloh fikum... Amin yal Ilahar Robb yal Ghofur yar Rohim... al-Fatihah...
Kalo bisa mengamalkan ini, bisa jadi manusia lebih dari Malaikat ya Ustadz, merinding😭
Ya benar sekali... Baroka Alloh fikum... Al-Fatihah
Trma ksh gus ats ilmunya..
Sambung doanya gus
Amin Amin... sama-sama ya... Baroka Alloh fikum... Amin yal Ghofur yar Rohim ya Arhamar Rohimin...
Alhamdulillah,.. htrnuhun kang ustadz ilmunya, smoga sht slalu dan barokah
Ia sama-sama ya... semoga kita semua diberi sehat dan barokah... Amin yal Ghofur yar Rohim...
Terimakasih kang, sangat bermanfaat. Mudah2an kedepan sound nya bisa lebih baik lg 🙏
Alhamdulillah... Barokah ya...
Hatur nuhun ajengan
Ia sama-sama... Semoga barokah ya...
trimakasih ustz ilmunya, dan skalian mau bertanya kaitan perindahan latifah dengan kebersihan qalbu..?
Latifah 7 dalam hal ini ya: qolbi, ruhi, sirri, khofi, akhfa, nafsi, dan qolab. Bila makin meningkat latifah, maka makin bersih pula hati kita. Karena, makin naik latifah, itu tanda dzikirnya semakin fokus, kesadaran semakin dekat dengan kekinian (hudhur al-qalb). Semakin hudhur, semakin fokus dzikirnya, itu tanda hati semakin bersih, akhlak semakin muncul dari kesucian jiwa.
Bila awalnya di latifah qolbi, hati diliputi nafsu lawwamah (lawm [suka mencela], hawa nafsu, makr [anarkhis], ujub, ghibah, riya, zalim, kidzb [dusta], ghoflah [lupa dan lalai]), maka ketika naik ke latifah kedua (ruhi), dapat nafsu sawiyyah (jud [dermawan], tawakkal, taubat, ibadah, syukur, ridho, dan khosyyah [takut]). Begitu seterusnya...
Alatnya dalah dzikir (jahr, khofi, sirr). Jadi, semakin hudhur dzikirnya, semakin naik latifah, semakin bersih hati, dan semakin mulia pula akhlak. Perubahan atau peningkatan ini sifatnya digital, otomatis, dan spiritual.
Adapun kenapa nafsu ammarah diletakkan di latifah nafsi (latifah ke-6), kok tidak di awal, oleh Pangersa Abah Anom; yang di awal justeru nafsu lawwamah, maka ini berkenaan dengan dengan kebijaksanaan dan kasih sayang Syaikh Mursyid, dan ini sekaligus menunjukkan kesultanan Beliau. Mudahnya begini, jadi, kita sibuk aja di nafsu lawwamah, yang ringan. Adapun yang berat (ammarah), nanti Beliau akan membantu membersihkannya. Tugas kita hanya lawwamah, dan kita tidak perlu repot-repot memikirkan ammarah (bakhil, tamak, dengki, bodoh spiritual, sombong, syahwat, dan marah). Beliau akan berkerja dan membantu kita di wilayah terberat ini. Tugas kita adalah bagaimana meningkatkan latifah qolbi hingga akhfa, dari nafsu lawwamah hingga mardhiyyah, maka otomatis nanti, ketika sampai di latifah akhfa (nafsu mardhiyyah), diperoleh haqqul yaqin, maka setelah inilah akan terjadi ledakan latifah, maka nanti nafsu ammarah itu otomatis akan terbakar semuanya dengan sendirinya, dan otomatis seorang salik masuk ke latifah qolab (nafsu kamilah, insan kamil).
@@thepowerofdzikir termasuk juga saat zikir sirr di latifah ruhi yg fokus...kadang2 ngrasa aneh aja. apakah itu harus terus dilanjutkan tadz zikirnya atau gmna...?
@@furqandarajat5588 Dzikir latifah 7 tidak mudah dilakukan bila fokus dzikir kita masih lemah. Maka, pertama sekali, kita harus menguatkan dan mendapatkan fokus dzikir di dzikir khofi di titik latifah qolbi. Ketika fokus dzikir khofi di latifah qolbi sudah kuat, kita bisa menembus duduk diam tawajjuh 1 jam, maka dzikir sirr baru lebih mudah untuk dilakukan. Dan memang di tingkat dzikir sirr itulah nanti kita semakin menguatkan dzikir latifah 7.
Kemudian, bila kita merasakan ketika dzikir khofi di latifah qolbi masih susah untuk fokus, masih banyak gangguan, pikiran masih mudah menyimpang dari titik dzikir khofi, maka akan lebih susah bagi kita untuk dzikir 2 latifah, apalagi 7 latifah. Maka, yang terpenting, kita menguatkan dzikir khofi di titik latifah qolbi dulu. Di tingkat ini juga, bila kita mampu fokus 1 jam dalam duduk diam tawajjuh, sudah sangat luar biasa buahnya.
@@thepowerofdzikir trimakasih ilmunya ust. salam dari ikhwan di ntb.
@@furqandarajat5588 Ia sama-sama... Semoga barokah dan karomah Guru Agung Pangersa Abah Anom yang mulia untuk para ikhwan di NTB... Amin ya Latif ya Arhamar Rohimin.... Al-Fatihah...
Assalamualakum admin mau tanya apakah klo d talqin hrs keluaran pesantren apa bebas buat orang yg pengetahuan agama nya kurang seperti sy ini 🙏🙏🙏
Wa'alaikumussalam Wrwb... Talqin itu milik siapapun yang punya batin. Karena dzikir itu pada hakikatnya adalah alat untuk melatih dan membina batin kita itu. Pikiran liar, ingatan bercabang, keinginan yang berlebihan, kekotoran memori bawah sadar, dan sebagainya, ini semua dibersihkan, dilatihkan, dibina, dan alatnya adalah dzikir itu. Untuk dzikir yang berkualitas, sekaligus terbimbing oleh seorang Ahli dzikir, Syaikh Mursyid, Guru Spiritual, makanya perlu talqin.
Bila mau talqin kepada Pangersa Abah Anom, Syaikh Mursyid Ahmad shohibulwafa Tajul Arifin, kita bisa talqin melalui Wakil talqin Beliau yang tersebar di berbagai daerah. Informasi daftar Wakil talqin di berbagai daerah, kita bisa lihat di situs resmi Pondok Pesantren Suryalaya: suryalaya.org/wakil_talqin.html
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Mohon izin download video2 y Kyai.
Jazakallah Khoir 🙏🙏🙏
Waalaikumussalam wrwb... Oh ia mangga... Semoga barokah ya...
assalamu'alaikum wr wb ustadz, mau bertanya ustadz, saya ketika dzikir jahr kadang masih takut dengan pandangan org sekitar, kadang dzikirnya masih memikirkan ini org nanti ngomong gmna? kadang saya merasa seperti pengecut ustadz, mohon bantuannya ustadz agar bisa mengilangkan rasa-rasa takut yang tidak perlu, sehingga hanya tersisa rasa takut kepada ALLAH SWT saja. terima kasih ustadz
Wa’alaikumussalam Wrwb... Prinsip dasarnya, kita tidak perlu pikirkan atau niatkan apakah kita memiliki rasa takut kepada Alloh atau tidak, karena ini tidak mudah, malahan bila kita memaksakan untuk merasakan takut kepada Alloh, bisa-bisa kita terkena tipudaya; biarkan rasa takut itu hadir sendiri, begitu saja, di dalam batin kita. Sama seperti kita dzikir mencari ketenangan, malahan kita jadi tak tenang-tenang karenanya; maka, biarkan ketenangan itu datang sendiri.
Maka, ketakutan kita, atau kekhawatiran kita, atau kesedihan kita, akan pandangan orang lain, inilah yang benar-benar perlu mendapatkan perhatian kita. Kita harus pahami batin yang takut, khawatir, dan sedih ini. Tidak mungkin ada rasa khawatir, takut, atau sedih itu, melainkan di hati kita sendiri, hati yang masih menyimpan memori-memori yang tidak penting, yang mana memori di hati itulah yang merefleksikan ketakutan, kekhawatiran, atau kesedihan. Dengan kata lain, hati kita masih dikotori oleh kotoran-kotoran memori itu; hati kita masih belum bersih.
Maka, inilah alasan utama kenapa kita dzikir. Kita dzikir bukan untuk kepentingan orang lain, tapi untuk diri kita sendiri. Bila ketakutan itu ibarat sampah, maka kita bersihkan sampah ketakutan itu dengan dzikir. Bersamaan dengan bersihnya hati, maka setelah baru bisa kita komentar, baru bisa kita memahami dan mendapatkan apa yang dimaksud batin yang tenang, batin yang bebas dari sampah, batin yang bebas dari segala ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan. Dengan dzikir, kita juga yang akan beruntung.
Kemudian, mungkin kita merasa tidak enak berdzikir karena orang-orang asing di sekitar lingkungan kita, maka timbul ketakutan akan fitnah. Di sini, kita bisa berdzikir jahar dengan gerakan kepala yang lembut dan suara dzikir yang pelan, cukup terdengar oleh telinga kita sendiri. memang, Guru kita Pangersa Abah Anom sangat menjaga betul agar kita berdzikir jangan malahan menimbulkan fitnah, terlebih bila dzikir di malam hari. Atau... kita memang sangat susah untuk dzikir jahar, ya dzikir jaharnya 3 kali aja... tetapi, kita menguatkan batin dengan dzikir yang lain, yaitu dzikir khofi (tawajjuh yang lama). Ini juga bisa menjadi alternatif.
Jadi, kita dzikir bukan untuk kepentingan orang lain ya, tetapi untuk kepentingan diri kita sendiri, untuk ketenangan, kebahagiaan, dan kesejahteraan hidup kita sendiri. Inilah prinsip dasar pendidikan tasawuf tarekat, yaitu “mengengal hakikat kemanusiaan diri kita yang sesungguhnya”. Dengan mengenal diri, dengan cara membersihkan batin itu terlebih dengan dzikir kepada Alloh, maka kita akan semakin mudah, dan tenang, dan bahagia di dalam kehidupan ini, zahir dan batin.
@@thepowerofdzikir Alhamdulillah, terimakasih banyak ustadz.
Suara nya kurang jelas
Oh ia... mohon maaf ya... Insya Alloh masalah audio ini akan semakin diperbaiki... Terimakasih telah memberikan dukungan yang positif untuk perkembangan Tpod ya... Baroka Alloh fikum...
Saat berzikir sebaiknya menutup mata atau membuka mata.?
Saat berzikir sebaiknya mengucapkan dengan lisan atau dalam hati saja.?
Saat berzikir sebaiknya menahan napas atau tidak.?
Saat berzikir dihitung jumlahnya atau tidak.?
Saat berzikir sebaiknya ditandai dijari atau dibiarkan dalam hati.?
Semuanya ada tahapan... Disuarakan dulu, baru nanti dirahasiakan... Dihitung dulu, baru nanti tanpa hitungan... Jari dulu, baru nanti tanpa jari... Lidah dulu, baru nanti mantap di hati....
Buka mata boleh, tutup mata lebih bagus dan maksimal hasilnya.
Punten ustadz Teten, ada Private Video di playlist, itu video Law of Attraction apa? Hehe
Oh ia, Law of Attraction Sufi... Insya Alloh nantilah klo udah dianggap selesai membahas ke-TQN-an, baru dikembangkan secara lebih luas... hehe....
Waahh siaaapp ustadz.