''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya.(QS.15:9)'' Allah memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Alquran selama-lamanya hingga akhir zaman dari pemalsuan dan penafsiran2 yg batil,.. diantaranya akan banyak Ulama2/ Asatidz yg berada di jalan yg lurus akan memperbaiki/ meluruskan penyimpangan2 yg ada. Wallahu ta'ala a'lam
@@pungkiwibowo237 Aamiin. Sebelum seorang Hamba Allah tutup usia kita tidak bisa memastikan. Taqdir di tangan Allah Semoga Adi Hidayat bertaubat dan menggunakan kecerdasan karunia Allah untuk membela Quran dan Sunnah
Barakallahu fiik ustadz. Mdh mdhn Allah berkahi umur dan ilmu ustadz,guru yang mengajarkan pentingnya bermanhaj dengan manhaj salafus shalih. Bekal yang sangat penting dalam zaman skrg dimana orang banyak mengkultuskan pribadi bukan lagi dalil yang dibawakan
Alhamdulillah, Ahsanallahu ilaikum yaa ustadzy… Jazakallahukhoir telah ikut membantah pemahaman yg sangat fatal telah beredar di masyarakat… Yang tetap pada pendiriannya meyakini dan menyatakan surat pemusik, persiapkan argumen antum di hadapan Allah kelak untuk bertanggung jawab…
Semoga Allah Merahmati Ustadz dan Keluarga Guru2 beliau,Seluruh Guru2 Kami dan Seluruh Umat dimanapun berada Jazakumullah khairan Ustadz Barakallah fiik
Baraakallahu fiik Ustadz Abdul Hakim..Semoga Allah senantiasa berikan ustadz dan keluarga kesehatan keselamatan perlindungan dan kemudahan serta kelancaran dalam segala hal..Aamiin
@@najwaabidin9573 yah selamat bergabung dengan KATA KUNCI " Bangsa NAJD " yang NABI Saw MENOLAK mendoakannya ! Yah selamat bergabung dengan keturunan terkutuk KATA KUNCI "bani Tamim " !!!
*TERBUKTI KEBENARAN* Sabda Nabi, tentang akan datang *DAI DAI PENYERU KE NERAKA JAHANNAM* : Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ : كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada Beliau tentang hal-hal yang *BURUK* agar jangan sampai menimpaku”. Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan *JAHILIYYAH* dan *KEJELEKAN* lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?” Beliau berkata : “Ya”. Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan ?” Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada *ASAP* ”. Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran *BUKAN dari AJARANKU,* dan menunjukkan (manusia) kepada *SELAIN PETUNJUKKU.* Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan *MEMUNGKIRI* nya”. Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?” Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) *Para DAI-DAI* yang menyeru ke *Neraka Jahannam* . Barangsiapa yang *MENERIMA* seruan mereka, maka merekapun akan MENJERUMUSKANNYA ke dalam *NERAKA* ”. Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami ?” Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”. Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini” Beliau menjawab : “Pegang erat-erat Jama’ah kaum Muslimin dan Imam Mereka”. Aku bertanya : “Bagaimana jika *TIDAK ADA* Imam dan Jama’ah kaum Muslimin ?” Beliau menjawab : " *TINGGALKAN* semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun engkau Menggigit Akar Pohon hingga *AJAL* mendatangimu ”. *‘Muttafaq ‘alaih’*
Musik memiliki irama, syair memiliki irama, maka musik sama dengan syair, maka musik adalah syair. Mobil punya roda, gerobak punya roda, maka mobil sama dengan gerobak, maka mobil adalah gerobak.
Kuncinya, para ustadz perlu banyak2 menjelaskan apa itu makna syahadat dan konsekuensinya.. serta apa itu hadits.. mengapa kita harus mematuhinya.. kebanyakan berpikir "itu kan cuma hadits".. sehingga mereka cuma mau mematuhi Alqur'an, sedangkan hadits disepelekan.. padahal hadits juga wahyu dr Allah.. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berkata2 sesuai hawa nafunya, melainkan semuanya mendapat pentunjuk dr Allah..
Setelah ana membaca bbrp komentar dalam konten Ust. Abdul hakim bin Amir Abdat disini ternyata para simpatisan AH yg nampak jelas membela AH bahkan cenderung tidak sopan...yang perlu antum2 ketahui bahwa bukan lagi masalah musiknya yg diperdebatkan, tapi AH sendiri dalam bbrp video klarifikasinya yg mengatakan sendiri bahwa Ulama2 terdahulu sudah faham kalo penyair juga pemusik..kalo jaman sekarang saya fahamkan kepada jama'ah... pertanyaannya Ulama mana dan sebutkan namanya siapa yg menyamakan penyair dengan pemusik..?? Makanya antum2 para pengikut AH jgn takliq buta atau antum2 blm nonton lagi ya klarifikasi terbaru dari AH..?? Cobalah antum buka mata dan telinga juga hati bahwa kami bukan menghujat AH dan mencela nya, tapi beliau yg gak mau koreksi diri dan berlapang dada kalo dia sebagai manusia biasa tentu ada khilaf dan bersedia meminta maaf kepada umat Islam Indonesia atas kekeliruan nya bahwa surat As Syu'ara itu adalah surat penyair bukan pemusik...clear deh...😊😊
Dua kubu punya jamaah taqlid buta, jangan memejamkan mata untuk tidak lihat gajah di depan mata, tapi pakai teropong untuk lihat semut di seberang pulau. Allahu Yahdik
Sy mengikuti ceramah AH, tp sy gak ngikutin perkembangan soal perdebatan isu ini. Benar sekali, sbg seorang pendakwah baiknya sll melakukan introspeksi diri, mana kala mngkn ad perkataan yg keliru. Smg kita semua dijauhkan dr sifat ujub dan arogan.
@@warnatiket6489jangan meneriakan bodoh diri anda sendiri.. Umat mana yg tak gusar mendengar surah penyair mjd surah pemusik,, Syair dan musik pada kamus bahasa arab dan bhs indonesia itu sdh ada perbedaan yg jelas antara syair dan musik.. Penyair itu pujangga, bukan penyanyi.. Kalo syair biasa identik dg pantun dan puisi, dikasih irama namanya menyanyi, kalo dikasih nada dr alat bermusik sdh jatuh pd haram... Tdk ada ulama salaf menganggap syair itu musik.. Makanya ulama salaf ga pernah tau ttg musik dan alat2nya,, Wkt ada mata pelajaran bahasa indonesia kmn pakde?? Sampek2 perkara yg mudah dbikin rumit malah jatuh sendiri
@@asy6394 , terima kasih orang bodoh yang tidak tahu kalau engkau bodoh, itu lah kebodohan anda, argumen itu dari anda yang bodoh pertama bodoh alat musik, bodoh jenis musik, bodoh tentang not nada musik. Kedua, bodoh tentang syair, bodoh jenis-jenis syair, dst. Ketiga, bodoh tentang pantun, tentang pantun saja bodoh, apalagi gurindam. Kelian anti Imam Mazhab Fiqh, makanya kalian seenaknya terjemah, dan kalau tafsir tidak sesuai dengan kalian, pasti kalian bid'ahkan, itu kelakuan bodoh.
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia. Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia. Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan. Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair. Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya. Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan. Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata: قال محمد، Pasti kata "Muhammadun" didhommah. Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu. Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah: فاعلات فعولن فاعلات Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan: "Thola'al Badru alaina..." padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait, "souttussafiril bulbuli" ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru. Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan. Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik. Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut. Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin. Wallahu A'lam ✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
seharusnya beginilah akhlaq seorang muslim dalam mengingatkan muslim lain jika menurutnya suadaranya tersebut telah keliru. tidak dengan kata kata provokatif
Mhn Izin ustadz, Kiranya izin saran, Silahkan dibawa ke forum resmi Ulama dengan dihadiri oleh moderator dan ahli Alim Ulama yg ditunjuk dengan menghadirkan ustadz2 maupun ulama yang sepemikiran dgn ustadz untuk berdialog dengan hati bersama UAH... Setelah itu silahkan diberikan pers konferen atas hasil diskusinya... Kiranya demikian akan lebih menyelesaikan polemik dan lebih sejuk... Wallahua'lam...
Semoga Allah selalu menjaga dan memuliakan ustadz adi hidyat, UAS, aa gym, buya yahya, habib riziek shihab, ust oemar mita dan ust sholeh al hadromi aamiin yaa Robbal aalamiin..
MUSIK ADALAH SALAH SATU CARA MEMBACA SYAIR Di Qur'an tidak ada ayat yang membahas tentang musik, senandung, irama, dan semacamnya. Tetapi ada ayat tentang syair. Musik adalah bunyi-bunyian dari benda-benda tertentu yang berirama. Syair adalah sekumpulan lirik (tulisan) untuk mengekspresikan atau menyatakan sesuatu dari penulisnya. Syair pada umumnya dibaca dengan intonasi tertentu, bahkan hingga dengan irama tertentu. Agar indah didengar dan mengena pada makna yang ingin si penyair sampaikan. Salah satu contoh; pada bagian Reff diulang beberapa kali. Pada awalnya syair-syair ini diiringI dengan bunyi-bunyian untuk menambah dramatikal dan nuansa tertentu, kemudian berkembang menjadi pembacaan syair (lirik) dengan diiringi bunyi-bunyian (musik). Inilah yang sekarang umum dikenal sebagai musik. Musik tanpa syair masih mungkin dilakukan namun umunnya melodi dapat didubbing dengan lirik-lirik bagi yang mau melakukannya. Sementara syair tanpa musik adalah bentuk awal musik sebelum berkembang lebih lanjut. Contoh irama tanpa musik seperti Azan, Mengaji dengan tilawah (MTQ). Jadi bicara tentang musik beararti bicara tentang syair, bagaimana syair itu dibacakan, yaitu membaca puisi, sajak, syair, lirik dengan irama dan intonasi tertentu (notasi). NOTE: Musyik tanpa syair dibuat berdasarkan pengalaman dalam bersyair, dalam rangka mencari notasi tertentu yang indah didengar.
Berarti membaca Al-Qur'an dengan irama adalah bermusik lah ya? Oke ngerti arahnya: Pembenaran. Al-Qur'an bersandingan dengan Musik. Mengerikan subhat yg telah ustadz AH sebarkan.
Berarti membaca Al-Qur'an dengan irama adalah bermusik. Dan Al-Qur'an sangat bisa bersandingan dengan Musik. Ini berdasarkan komentar atau pernyataan seperti dibawah ini: "... Musik adalah bunyi-bunyian dari benda-benda tertentu yang berirama. Syair adalah sekumpulan lirik (tulisan) untuk mengekspresikan atau menyatakan sesuatu dari penulisnya. syair tanpa musik adalah bentuk awal musik sebelum berkembang lebih lanjut. Contoh irama tanpa musik seperti Azan, Mengaji dengan tilawah (MTQ). Jadi bicara tentang musik beararti bicara tentang syair, bagaimana syair itu dibacakan, yaitu membaca puisi, sajak, syair, lirik dengan irama dan intonasi tertentu (notasi)... " Subhat mmg menjerumuskan manusia yang hatinya sudah terlalaikan dan nafsu sudah kadung memuncak.
Banyak yg menyebut UAH,padahal UAH sendiri sudaj mengklarifikasi dengan keilmuan,klo masih ad yg menghujat,jauh bener akhlak nya. Hendaknya dia tabayun,klo belum sempat tabayun,lihat vidio utuhnya,klo ngga sempat,mending diam,jangan dulu menilai.
Emang ngeselin itu pengamen.. lagi zhuhur yg sir jd kdng sampe kedengeran lagu2 musik2 nonstop jam sgitu ngamen pakai speaker. Yg mnghalalkan musik ikut dosanya.
Hadanallahu waiyyakum.. ulama dahulu sudah tau syair adalah musik. Oleh karena itu musik itu halal. Yg blm tau, org awam. Makanya dikasi paham. Namanya jg org awam, dijelasin muter2, iya2 aja. Intinya halal. Org awam subjektif halal2 aj, dg analogi retorika, kmerdekaan brpendapat, mngungkapkan prasaan (dg cara bermusik) di umum, ini baik mnurut saya, sy beriman dst sprti ayat asyuara akhir. Mulut jg alat musik krn bs mmainkan nada2. Jadi mnurutnya mulut ini alat musik, krn dia mlantunkn musik dimayoritas hari2nya yg mlàlaikan dr zikir kpd Allah. Jd Apa untungnya bg mereka para yg ktnya alim yg mngatakan halal klau di mayoritas hidupnya dia tdk memainkan musik? Kalau halalnya sdikit dibanding yg haram tdk pantas dikatakan halal. Seperti Nabi berkata Semua Bid'ah sesat. Krna mayoritas bid'ah dlm agama sesat dst.. Kecuali bid'ah scara bahasa sprti shalat tarawih dll yg dianggap baru dst. Diwanti2 Nabi agar tdk mngatakan tdk sesat dlm tiap khutbah jumatnya. Tp ada kcualinyakan? Namanya pngecualian itu jauh lbh sedikit. Jadi musik halal, tapi pengeculiannya lbh sdikit atau lbh bnyk? Itukan alat jadi netral, kalau netral, berati sama bs seimbang, antara boleh dan tdknya. Polisi itu baik atau buruk? ada oknum dan tdk, bnyakan siapa? Kalau lbh bnyk oknumnya, pantas dikatakan buruk. Kalau oknumnya jauh lbh sdikit dari mayoritasnya pantas dikatakan baik. Babi haram atau halal? APAkah bs dikatakan Halal krn BOLEH disaat darurat klaparan tdk makan mati. Musik apkh bs dikatakan halal, ktika yg dikcualikannya hnya di prnikahan, oleh wanita, alat musik tertentu saja dll. Maka Sungguh benar perkataan Nabi, alat2 musik diakhir zaman akan dianggap halal. Dimulai dari yg stngh2, ada yg halal ada yg ngga. sprti bola salju turun mnggelinding makin besar. Seperti kesyirikan di zaman nabi Nuh. Awalnya baik menghormati orang2 shalih, lama2 dibuat patung. Lalu disembah. Polanya sama dari yg sedikit2,mubah, lalai, ke makruh, lalu ke yg haram.. amal sayyiah jariyah para pelopornya sdikit atwpun bnyk... Allahul musta'an
Pada banyak yg melenceng. AH itu cuman dminta datangkan rujukan ulama yg ulama itu mnyebut surat Quran asySyu'ara sbg surat Para Pemusik. Dataangkan nama ulamanya rujukan si UAH.. BUKAN FOKUS PADA HUKUM MUSIK. Pada banyak yg ngegas tp gakpaham persoalan. Sengaja ubah topik ya biar orang pada lupa esensinya??
Aku berharap semua ulama tidak terseret pada saling membodohkan, mengejeck ingat njenengan tempat ilmu . Semoga ulama, tempat pandai selalu Istiqomah dalam ilmunya Saya kira semua ulama punya jamaahnya sendiri,.. Terus siapa paling benar...... Tanya nabi......
Padahal Ustadz Abdul Hakim tidak menyebut nama, bahkan Beliau khusnudzon dr perkataannya yg mengatakan "barangkali yang mengatakan (surat Asy syu'ara adl surat pemusik) adalah orang yg jahil (alias blm faham), maka jangan serta merta dikufurkan." Tapi tetep... aja, bagi yang blm membuka hatinya tidak mau menerima penjelasan Ustadz Abdul Hakim tsb... Dibilangnya malah mengejek... Subhanallah...
Emang ada kalimat Musik pada zaman Nabi Muhammad? Bagaimana Ust bisa menyingkronkan antara Musik dalam makna Ust sendiri dengan Musik dalam makna Rasulullah? Sudah dijelaskan oleh UAH mengenai perkataan Musik. Semoga Allah menyehatkan antum dan UAH.
Saran saya untuk Rodja TV agar pemateri jika akan menjelaskan hukum sesuatu agar dibangun dulu konstruksi hukumnya. Jelaskan definisi masalah yang akan dibahas, turunkan seluruh dalil-dalilnya baik dalil yang shahih sampai dalil yang palsu agar kami sebagai pemirsa faham sebab dha'if atau palsunnya suatu hadits. Siapa tahu diantara pemirsa ada yang mengetahui syahid suatu hadits dho'if sehingga menjadi hadits hasan lighoirihi. Kemudian nukilkan pendapat para ulama baik yang sependapat maupun yang tidak sependapat. Jadi ilmu itu bertambah faham. Ini nggak. Definisi kasusnya belum jelas sudah keluar pendapat hukum haram....haram... Bukankah hukum itu bersifat kondisional. Daging babi yang haram saja bisa jadi halal karena kondisi darurat.
Terlalu sibuk sikut sana sini smp lupa saudara disekitar msh byk yg lapar. Terlalu keras kelompok msng2 smp lupa saudara2 setanah air Papua masih banyak yg SE-NGAJA dimiskinkan. Tajam kesesama, TUMPUL, buta & tuli ke 4mer1ka ser1kat,Ade armando, B4nser & Permadi Abu Janda yg jls2 berusaha menghancurkan NKRI. Ingat wahai saudara2 ku. NKRI dibangun dr byk golongan, bkn hny 1 golongan. Bersatu & damai lah selalu para ulama lurus kami beserta pengikutnya Ust. Felix, Ustad Muflih Ust. Syafiq, Ust KHB, UAS,UAH dll.. Ust. Fadlan Garamatan jazakallah khair sdh jadi salah 1 frontliner pensyiar Islam di tanah Papua. Beliaunya berdakwah tdk diruangan ber AC seperti kita (maaf ya🙏). Tdk sibuk memecah belah umat. Tdk sibuk menjadi DAUN kering yg mudah dibakar. Makasih bang Bobon Santoso sdh bantu saudara2 Papua. Slh 1 saudara nonis kami yg pling peka kemanusiannya. Papua kami makmurlah disemua lini. Aamiin
Jika klian ingin tahu dari firqoh apa orang itu , tanyalah "dimana Alloh ?.." Rosullulloh dan sahabt berkeyakinan Alloh di atas arsy.. slain itu brarti bukan ahlus sunnah Asli...
Kalau alasannya musik sering dipakai maksiat. Baju dan Celana juga sering gunakan ke tempat maksiat, juga akan haram. Musik dalam Islam, HALAL. Yang ngotot HARAM, biarkan susah sendiri.
lucu sih pendapat beliau. dari zaman dulu sampe sekarang, dari mu'tazilah sampe liberal, dari pemabok sampe pezina, dari raja dangdut sampe ratu dangdut, gak ada yg nyebut surat asy-Syu'ara sebagai surat pemusik kecuali beliau.
Mohon maaf, bukankah kalau memang menurut golongan kalian beliau menghinakan Al Qur'an ada lembaga di Indonesia yang namanya MUI atau mungkin bisa ke Kemenag untuk mengadili beliau atas statmen yang terlontar tersebut. Sehingga kedua belah pihak dapat bertemu, saling beradu argument dan biar nanti MUI atau Kemenag yang memutuskan apakah beliau menghinakan Al Qur'an atau tidak. Kalau satu golongan dengan golongan lain saling menimpali tanpa adanya pertemuan sebagaimana disebutkan diatas, kasian umat yang malah banyak yang saling mencela. Jangan sampai kelak di akhirat amalan kita sia2 karena telah banyak mencela, menuduh beliau dengan hal-hal yang mungkin saja tidak seperti itu.
HUKUM MUSIK SAMA DENGAN BERSYAIR Kemungkinan 95% lebih musik yang diciptakan di dunia disertai dengan syair (lagu). Karena itulah sudah sewajarnya hukum musik disamakan dengan hukum bersyair. Apalagi lagu dan musik disatukan (diikat) dalam irama (notasi) yang sama, dan umumnya didistribusikan satu paket. SAYA BILANG, MUSIK TIDAK HARAM Bukan berarti lagu-lagu pemujaan syaitan halal dinyanyikan. Atau bukan berarti lagu yang liriknya jorok dan cabul, halal dinyanyikan. Atau bukan berarti lagu yang liriknya SARA, ngatain orang, penghujatan, halal dinyanyikan. Secara umum atau secara mendasar lagu dan musik tidak haram, tapi ibarat pistol, semuanya tergantung pada "The man behind the gun".
ingatlah ustadz itu juga manusia, dia bukan Tuhan, bukan Malaikat, dan bukan pula nabi, bahkan nabi Muhammad pun pernah salah. Apabila Ustadz kepeleset salah menyampaikan, apakah yg menghakimi lebih baik dari ustadz itu ? Biarlah ikhtilaf itu diselesaikan oleh para ulama/ustadz. Apakah tugas kita didunia yg fana ini untuk menghakimi orang bahkan seorang ulama ?? Kenapa yg menghakimi ustadz tidak mendatanginya secara langsung dan mendiskusikannya ?? kenapa harus di kontenin diadu pandangan dengan ustadz lain ?? subhanallah sungguh mengerikan kehidupan akhir zaman
@@intanpuspitasari2970 kmu klo makan rambutan suka makan isi apa cangkangnya ? Nama Surat ya sepenting itukah sampai di perdebatkan isinya malah ga di bahas sama sekali🤔
@@sunobit4139 : Jika itu Al-Quran, maka sama penting semuanya, bahkan sampai biji-bijinya. Bahkan Allah sendiri mengatakan yg akan menjaga kemurnian Al-Quran sampai akhir zaman. Kalau ente ga masalah Al-Quran ditafsirkan sesuai isi jidat, itu masalah ente, tapi bagi kami itu penting, dan harus diluruskan. Ente bilang orang lain yg menyampaikan kritikan sebagai orang yg memilih jalan syeitan dan berusaha mengadu domba, picik sekali anda menilai orang meluruskan ilmu yg dibengkokkan sebagai orang yg sesat.
Lebih bahaya lagi jika esok akan bermunculan orang orang jahil episode selanjutnya yang akan berkata surat adduhon adalah surat perokok, surat Al-Jin adalah surat genderuwo atau kuntilanak. Naudzu billahi min dzalik...
Padahal UAH mengkaji tentang ilmu musik dan Syair (AsSyura) dr sisi Bahasa dan ilmu. Syair jg bisa dikatakan nyanyian atau musik dr sisi pemgertian ilmu. Surat AsSyura hanya sekedar nama surat di Alquran bukan berarti menjelaskan tentang ilmu musik. Tentang isi Surat As Syura UAH tidak menjelaskan tentan ilmu musik dalam Alquran, hanya Beliu tdk mengharamkan atau menghalalkan musik dalam perspekstif hukum dlam Alquran. Musik bisa haram atau halal tergantung bagaiamana kita menggunakan musik atau Suara tsb. Jamgan sampai orang baca Alquran, adzan, sholawat yerus dianggap HARAM krn mengeluarkan suara atau Musik.
Jemaah nya bahlul emg, susah d jelasin lbh mendengar penjelasan lulusan teknik, klo ust amir beliau doktor dr madinah? Atau dr mana ya?... ust badrusalam aja jelasin syiir itu nyanyian.. musik adalah kata yg bkn dr bhs arab tp mrk keukeuh textual
berat menjadi islam , kecuali dirahasiakan saja kepada Tuhan mustahil menjadi islam bisa mengakomodir semuanya diantara yang bertentangan , banyak kekacaoan pemikiran didalam islam , maka mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian menjadi pilihan
AZ-ZUKHRUF (43) : 32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan. ruclips.net/video/tGXMFFd8nKM/видео.html
Setelah melihat video kajian Ustadz Adi Hidayat berjudul Musik Dalam Timbangan Al Qur'an & Sunnah saya jadi tahu bahwa makna Asy Syu'aro tidak sesempit hanya sebatas Penyair (pembaca puisi atau sajak) dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana perubahan arti kata SYA'IR yang arti asalnya dari bahasa Arab yaitu PENYAIR menjadi BAIT SYI'IR dalam bahasa Indonesia. Dan saya baru tahu bahwa kata 'musik' ternyata adalah kata serapan dari bahasa Yunani yang dikiaskan kedalam kata Syi'ir dalam Bahasa Arab. Dan ternyata Syi'ir itu banyak jenisnya dan setiap jenis Syi'ir memiliki ciri atau pola bait dan IRAMA. Seperti sastra Melayu ada yang namanya Pantun, Sya'ir, Gurindam, Karmina, Talibun, Seloka. Masing2 memiliki ciri atau pola bait dan IRAMA yang berbeda. Pola bait dan IRAMA ini sudah cukup disebut sebagai musik. Formula atau pola bait dan IRAMA yang menggambarkan :(1) Rasa ; (2) Fikiran atau Ide ; (3) Informasi yang ada disekitar; disebut sebagai SYI'IR. Orangnya disebut SYA'IR. Jama'nya disebut ASY SYU'ARO. Definisi musik itu tidak terbatas dan tidak harus disertai dengan IRAMA ALAT MUSIK. Jadi para ulama dulu dan orang-orang mempelajari kesusastraan Arab memahami SYI'IR itu adalah MUSIK dan orangnya disebut SYA'IR (Pemusik) yang bentuk jama'nya ASY SYU'ARO (Para Pemusik). Jadi tidak perlu lagi dijelaskan oleh mereka. Sementara Ustadz di video ini menggambarkan PENYAIR dalam versi bahasa Indonesia yang membaca Syi'ir nya seperi orang membaca sajak atau puisi. Ustadz ini mungkin tidak faham bahwa orang membaca sajak atau puisi itu juga ada pola iramanya. Bukan sembarangan membaca. Dan jangan lagi ditanya mana pendapat ulama mu'tabar yang mengatakan Asy Syu'aro itu PEMUSIK. Kalau seperti itu ibaratnya bukan orang Minang ngotot mengatakan rendang itu adalah jenis makanan karena yang dia tahu hanya rendang daging. Sementara seluruh orang Minang mengatakan bahwa rendang itu adalah jenis masakan. Ada rendang daging, rendang ayam, rendang telur, rendang kambing, rendang paru. Kalau kail panjang sejengkal jangan lautan hendak diduga. Allaahu yahdik...
Saya melihatnya banyak yang salah paham dengan apa yang disampaikan UAH, salah satunya mengenai kata-kata "Surat Pemusik". UAH sudah menyampaikan bisa ada perbedaan arti suatu kata antara bahasa arab dan bahasa indonesia. Sebagai contoh lain, kata "ulama" dalam bahasa arab dan indonesia itu beda diartikannya. "Ulama" dalam bahasa arab artinya orang berilmu /pakar, jadi guru matematika, guru olah raga, dll, bisa juga disebut ulama dalam bahasa arab. Namun dalam bahasa indonesia tidak demikian, dalam bahasa indonesia "ulama" adalah orang yang menguasai ilmu agama /penceramah agama. Begitu juga dengan kata "musik" / "Surat Pemusik", ada perbedaan, lebih khusus lagi sebagaimana yang disampaikan dalam ceramah UAH. Jadi kata-kata "Surat Pemusik" artinya tidaklah seperti yang ada dalam kebanyakan pikiran orang-orang Indonesia. Lalu apa artinya? Bisa disimak di video ceramah UAH. Ini sebagaimana yang saya tangkap dari ceramah UAH. Saya bukan pendukung buta UAH, namun saya berusaha agar tidak ada fitnah. CMIIW.
@@abusyakirah bukan prihal serapan atau bukan, sebagaimana yang ana sampaikan di komentar :"lebih khusus lagi sebagaimana yang disampaikan dalam ceramah UAH". Jadi untuk tahu maksud "surat pemusik", tidak cukup hanya lihat kamus, harus dipahami dari konteks / cerita yang UAH bawakan.
Intinya tonton secara full kajian terkait ini dari UAH, kosongkan gelas sebelum mengaji supaya tidak disetir syaitan akal dan pikirannya. Allahu Yahdik
Jika sudah berkasus begini, baiknya kita juga tidak memakai kacamata kuda dalam menelaah materi yg disampaikan UAH. Di kajian beliau yg berdurasi 1 jam 40 mnt itu ttg musik, beliau hampir semuanya mengambil pendapat dari kitab/buku yg dibuat oleh tokoh yg diyakini banyak ulama terafiliasi kepada syiah. Jadi tidak salah jika apa yg disampaikan beliau itu yg ditujukan sebagai klarifikasi pada kajian sebelumnya yg viral, membuat persoalan ini semakin runyam. Ditambah, dalam kajian terbaru ttg musik itu, UAH juga menyerang personal orang yg mengkritik beliau ttg surah Surah Asy-Asu'ara itu. Padahal dalam wkt yg sama beliau mengatakan tidak mau menanggapi pengkritik tersebut. Ini yg membuat UAH terlihat jahil dalam menyikapi masalah.
@@nandrapku Betul sangat disayangkan, sayapun tidak begitu setuju dengan bahas personalnya. Manusia pasti bisa emosi, apalagi disebut dipublik sebagai ustadz akidah rusak, sesat. 2017 pernah ditahdzir juga secara publik, banyak tulisan tahdzir yang dipublikasikan secara publik. Masyarakat kadung menelan bola liar, tapi yang mentahdzir malah minta diskusi tertutup katanya supaya aib tidak tersebar. Padahal mestinya memang harus terbuka, biar gak jadi bola liar lagi di masyarakat karena masing2 pihak punya statementnya masing-masing. Semoga cepat rukun kembali, bersatu lagi, karena saudara kita di palestina sedang menghadapi musuh yang sebenarnya.
Sy warga Muhammadiyah tapi nggak mau membela UAH yg mengaku warga Muhammadiyah juga..... karena menurut saya UAH itu memang agak jahil. Semoga anda dan UAH diberikan hidayah Islam diatas Sunnah........ Imam Syafi'i juga mengharamkan musik kok ada ustadz jahil membela musik menjadi halal..... Padahal banyak dalil-dalil nya yg mengatakan musik itu HARAM. .
MENGAPA "IRAMA" (MUSIK) DIHUKUMI HARAM Apa itu "Lagu" dan "Musik" ?. Lagu adalah syair (lirik, puisi, sajak) yang dibaca dengan irama tertentu. Dan Musik adalah bunyi-bunyian berirama yang biasanya digunakan mengiringi (pembacaan) lagu. Dari definisi tersebut ada istilah "Irama" yang terdapat pada lagu (pembacaan syair) dan musik (bunyi-bunyian). Dalam pembahasan "Pandangan Islam terhadap Bersyair", jelas ajaran Islam tidak mengharamkan bersyair. Sekarang pertanyaannya apakah Sya'ir yang dibaca secara berirama (lagu) haram? Bila ya, berarti iramanya yang haram. Bunyi-bunyian di dunia ini banyak sekali jenisnya, ada bunyi benda (klakson, siul, tepuk tangan, beduk, sirine, drum, dsb.), bunyi makhluk hidup (burung, jangkrik, kodok, dsb.), bunyi-bunyian di alam (angin, sungai, petir, dsb.), dsb.. Pertanyaannya apakah bunyi-bunyian tersebut haram ?, tentu saja tidak. Lagi-lagi irama lah biang keroknya di sini. Seluruh bunyi-bunyian halal selama tidak berirama, jika berirama akan termasuk disebut musik, dan musik hukumnya haram. Tentulah orang yang mengharamkan musik akan bilang begitu. Dalam kita berbicara sehari-hari disana ada intonasi yang juga merupakan bagian dari irama. Demikinan pula bunyi-bunyian kadang tidak sengaja menimbulkan irama. Apakah selama iramanya tidak disengaja maka tidak haram, sementara musik karena iramanya disengaja, maka itu hukumnya haram. Atau mereka akan bilang, terlebih lagi jika digunakan untuk mengiringi pembacaan sebuah syair (lagu), sangat haram. Keindahan grafis adalah seninya indra penglihatan. Kenikmatan makanan adalah seninya pengecap lidah. Wewangian adalah seninya penciuman (hidung). Kenyamanan (comfortable) adalah seninya indra peraba (kulit), dan Irama (musik) adalah seninya pendengaran. Lantas mengapa "Irama" harus dihukumi haram ?. NOTE : - Musik adalah kumpulan irama yang membentuk ritme tertentu; misalnya kumpulan dari drum, organ, gitar, bass, dll. - Seluruh hadist yang dijadikan hujjah untuk mengharamkan musik (dalam buku "Polemik seputar hukum lagu & musik") semuanya adalah HOAX, dan tidak ada dasar pengharamannya di Qur'an kecuali dikaitkan tentang bersyair.
Yang menjadi masalah, Al-Quran yg ditafsirkan begitu. Kalau tidak diluruskan, tentu akan bengkok, dan bengkok itu akan sulit diluruskan jika berlama-lama. Ini tentu bisa kita pahami saja sebagai cara Allah menjaga kemurnian AL-Quran itu sendiri. Wallahu'alam bishowab
Bagaimana dengan Lagu Indonesia Raya yg sering dinyanyikan di segala upacara dan acara acara resmi, apakah haram? Mohon pencerahan. Dan lagu lagu perjuangan lainnya
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia. Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia. Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan. Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair. Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya. Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan. Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata: قال محمد، Pasti kata "Muhammadun" didhommah. Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu. Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah: فاعلات فعولن فاعلات Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan: "Thola'al Badru alaina..." padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait, "souttussafiril bulbuli" ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru. Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan. Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik. Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut. Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin. Wallahu A'lam ✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
Saya bertanya? Anda tahu gak apa itu theos??? Kalau anda gak tahu,. Jawabannya sama. Begitu pula dengan kata musik. Dizaman dulu nyebutnya bukan musik. Tapi syirrr(musik) syair itu orangnya!! Syuara kelompok(lebih dari satu pemusik) !!! . Musik itu cuma sebuah sesuatu yang berbunyi dari suatu benda, bagaimana bisa dihukum haram/halal!!! Sama, seperti pisau. Hadist itu ada rangksian kejadian, kenapa Nabi SAW bilang haram/halal. Musik haram karna, ada kejadian mabuk, zona Tapi disisi lain nabi SAW diam, saat sahabat bilang disini ada suara setan(di hari pernikahan anshar). Apa, arti mencium menurut anda? Mencium pipi(mulut) atau mencium. bau(hidung)
@@Diah-AyuU09 dalam pernikahan dan 2 ied nabi ﷺ memang mengecualikan. Itupun syaratnya juga ketat. Jadi ttap hkum musik itu haram kecuali pada apa yg nabi ﷺ kecualikan
Silahkan gunakan cara yg lebih ahsan untuk tabayyun... Gunakan forum resmi ulama, musyawarahkan hasilnya untuk maslahat umat... Biarlah sesama ulama yang menyelesaikan... Setelah itu barulah hasilnya disampaikan ke publik berupa fatwa maupun sejenis... Apakah hasilnya permintaan maaf atau take down semua vidio terkait, baik yg pro maupun kontra... Tidak elok kiranya dibuka secara publik seperti ini dan tidak menyelesaikan... Kasian Saudara kita yg terlanjur berkomentar dan berujar kebencian... Sungguh Malang mereka yang mengunggah potongan2 vidio tanpa tahu seperti apa dampak nya... Ingatlah Firman Allah : "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk." (QS An Nahl : 125) Sungguh jalan yang penuh kesejukan dan penuh hikmah lebih disukai disisiNya... Wallahua'lam bishawab
Alhamdulillah, perselisihan antara pak muflih dan pak adi (salafiy vs. harokiy), sudah ditengahi oleh pak felix siauw di kanal beliau (selayaknya babi). 🤭
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia. Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia. Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan. Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair. Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya. Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan. Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata: قال محمد، Pasti kata "Muhammadun" didhommah. Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu. Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah: فاعلات فعولن فاعلات Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan: "Thola'al Badru alaina..." padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya. Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait, "souttussafiril bulbuli" ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru. Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan. Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik. Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut. Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin. Wallahu A'lam ✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
Bismillah. blokir aj user² dengan komentar tidak baik, cukup didoakan hidayah, bil ghaib. sia² berdebat di dunia maya, buang² waktu, mengotori hati. semua orang bisa menjadi "singa" di situ, padahal di dunia nyatanya adalah "kucing". alangkah lebih baik lagi kepada admin @RodjaTV, fitur komentar nya di nonaktifkan. حفظه الله، هداني الله وإياكم أجمعين.
Surah Asy-Syu'ara diartikan sebagai pemusik. Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disebut pemusik. Sifat Allah istiwa' ditakwil istawla. Ustadz Adi Hidayat Allahu yahdikum
@@alfanzain9031 hanya dgn bikin mengistilahkan assyuuara jadi pemusik, kaum sawah berisiknya minta ampun macam kodok lama nggak Nemu hujan. Berakhir dgn fitnahan seolah2 UAH menghalalkan musik. Momen seperti ini memang ditunggu kaum sawah karena UAH menjadi sandungan dakwah mereka. Padahal muhammadiyah dan kaum sawah memang paling dekat tatacara ibadahnya.
Kebanyakan gaul sama oma irama,Adi Hidayat jadi orang yang tersesat 😂 mungkin saking merasa pinternya orang ini, iyalah tau letak ayat bro ,,,jadi menafsirkan Alquran se enak jidatnya,,, tidak berpikir di bawahnya ada ribuan manusia yg atas ucapan nya itu menjdi kan dalil untuk menghalalkan musik, Semoga adi Hidayat menanggung dosa dosa nya,, fokus fokus ayo fokus😂😂
kalo dari istilah musik ya bener, tp kalo dari Istilah sya'ir SALAH sya'ir bahasa Indonesia nya Sya'ir Bahasa Inggris nya Poets 'aazif atau Musiqa bahasa Indonesia nya Musik, bahasa inggris nya music kamu cobain terjemahkan musik (surah pemusik) ke dalam bahasa Inggris, atau Indonesia, kemudian terjemahkan balek ke Bahasa Arab, cem ni : 1. Syu'aro=Musik (musik = 'aazif atau Musiqa) diterjemahkan balek jadi 'Aazif ke bahasa inggris syu'aro= music diterjemahkan balek jadi aazif au Musiqa 2. syu'aro = sya'ir diterjemahkan balek, Sya'ir = Syu'aro Syu'aro = Poets diterjemahkan balek Poets = Syu'aro
Td UAH jelasin d kajiannya.. afwan ust. Amir antum menarik arti syair ke dlm arti bhs indonesia, syair - syiir itu nyanyian..dlm literasi arab, jgn keukeuh narik2 arti syair ke dlm literatur bhs indonesia, sama sprt org berdebat kata Fitnah, jika yg satu menarik k bhs arab akan jauh beda artinya dgn fitnah dlm bhs indonesia.. dan beliau UAH hny menjelaskan pandangan2 ulama, ust badru mmberi istilah yg sama bhw syiir itu nyanyian...
Tidak benar UAH mengatakan syair adalah nyanyian, tapi beliau mengatakan penyair sebagai pemusik. Dan yang menyesatkan bukan bagian itu, tapi mengatakan bahwa Surah Asy-Asu'ara adalah surah bagi pemusik di dalam Al-Quran. dan tidak benar musik artinya syair dalam bahasa Arab, karena dua kata itu punya dua kata dan makna berbeda dalam bahasa arab. Silahkan tonton dari yg punya bahasa: ruclips.net/video/i_SKF4M13x4/видео.html
@@nandrapku ente salah tangkap, syiir itu nyanyian.. org yg bersyair saat itu menguasai ilmu notasi yg mana jika d tarik ke era skrg itu sama dgn musisi/pemusik. Ust yahya badrusalam sejalan dgn apa yg d sampaikan UAH, syiir itu nyanyian. Ga usah framing2 lah, riyadh bajrey yg mnyelisihi manhaj pd diem, kan mmg sengaja melalukan framing keji,
@@Willsky13 : Makin ngaco ente. Kalau pun mau ditarik ke era sekarang, penyair dan pemusik itu dua profesi yg berbeda. Dan intinya, para ulama dan ahli tafsir dari dulu ga ada mengartikan Surah Asy-Asu'ara sebagai surah para pemusik. Jangan loncat ke mana-mana, dan menuduh orang yg mengkritik melakukan fitnah keji. Sama aja ente playing victim,. Nauzbillah
@@nandrapku ulama ahli tafsir dl krn blm mngenal kata musik bahlul! Kata musik itu kata serapan dr bhs yunani yg d pakai baru2 ini yg menggambarkan sesuatu bunyi yg memiliki notasi ,nada2, yg d hasilkan baik itu dgn alat yg menghasilkan bunyi maupun dgn suara dr mulut kita.. ust yahya badrusalam sgt jelas dia menjelaskan syiir itu nyanyian, maksa banget lu bahlul ama pendapat lu..org dulu d era tsb penyair itu ya sepaket ama ahli pembuat nada harmonis yg saat ini kita mengenalnya dgn kata musik.. klo lu nolak itu urusan lu bahlul! Selevel ust yahya badru salam aja jelasin syiir itu nyanyian, bahkan gua pny rekaman asli si riyadh bajrey mengemukakan hal serupa bahkan dia blg sendiri hukum musik blm ijma haram, dia tdk memutlakan haram dan ini urusan fiqih tdk se urgent aqidah.. tahdzir tu badrusalam dan bajrey!
@@Willsky13 : Terserah ente menafsirkan Al-Quran bagaimana, pertanggungjawaban masing-masing di akhirat kelak. Bahkan, syaikh yg emang berasal dari Arab saja tidak mengartikan syair sebagai musik. Mau ente bilang Ust Khalid pun yg mengartikan syair sama dg musik, ane ttp berpegang pada ahli tafsir, apalagi hanya satrawan bahasa arab yg suka ngarang bebas, apalagi sekalas yahya badru salam. Sorry ye... sorry
Jika sudah berkasus begini, baiknya kita juga tidak memakai kacamata kuda dalam menelaah materi yg disampaikan UAH. Di kajian beliau yg berdurasi 1 jam 40 mnt itu ttg musik, beliau hampir semuanya mengambil pendapat dari kitab/buku yg dibuat oleh tokoh yg diyakini banyak ulama terafiliasi kepada syiah. Jadi tidak salah jika apa yg disampaikan beliau itu yg ditujukan sebagai klarifikasi pada kajian sebelumnya yg viral, membuat persoalan ini semakin runyam. Ditambah, dalam kajian terbaru ttg musik itu, UAH juga menyerang personal orang yg mengkritik beliau ttg surah Surah Asy-Asu'ara itu. Padahal dalam wkt yg sama beliau mengatakan tidak mau menanggapi pengkritik tersebut. Ini yg membuat UAH terlihat jahil dalam menyikapi masalah.
''Sesungguhnya, Kami-lah yang menurunkan Alquran dan Kami pula yang menjaganya.(QS.15:9)''
Allah memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Alquran selama-lamanya hingga akhir zaman dari pemalsuan dan penafsiran2 yg batil,.. diantaranya akan banyak Ulama2/ Asatidz yg berada di jalan yg lurus akan memperbaiki/ meluruskan penyimpangan2 yg ada. Wallahu ta'ala a'lam
Saya mencintai UAH karena Allah
Dan saya sangat senang mengambil ilmu dari UAH
Ust Abdul Hakim hafidzhahullah
Jazakallah khairon katsiron ustad
Alhamdulillah dgn ramainya pemberitaan ini, orang2 yg awam dan masih blm tau hukum tentang musik, jadi tau lebih terang benderang.
Semoga Allah jaga UAH dan diberikan kesehatan selalu. UAH (Ustadz Abdul Hakim)
klu uah adi hidayat?...gak didoakan dpt hidayah?
@@pungkiwibowo237 Aamiin.
Sebelum seorang Hamba Allah tutup usia kita tidak bisa memastikan. Taqdir di tangan Allah
Semoga Adi Hidayat bertaubat dan menggunakan kecerdasan karunia Allah untuk membela Quran dan Sunnah
Barakallah Fiik UAH (Ustadz Abdul Hakim) Bin Amir Abdat🤲
Masya Allah. Terima kasih atas nasehat dan penjelasannya Ustadz. Semoga Ustadz sekeluarga selalu di dalam rahmat Allah SWT.
Barakallahu fiik ustadz. Mdh mdhn Allah berkahi umur dan ilmu ustadz,guru yang mengajarkan pentingnya bermanhaj dengan manhaj salafus shalih. Bekal yang sangat penting dalam zaman skrg dimana orang banyak mengkultuskan pribadi bukan lagi dalil yang dibawakan
Alhamdulillah, Ahsanallahu ilaikum yaa ustadzy… Jazakallahukhoir telah ikut membantah pemahaman yg sangat fatal telah beredar di masyarakat… Yang tetap pada pendiriannya meyakini dan menyatakan surat pemusik, persiapkan argumen antum di hadapan Allah kelak untuk bertanggung jawab…
Semoga ustadz panjang umurnya dan sehat selalu sangat bermanfaat ilmunya bagi kaum muslimin Indonesia sangat sangat bermanfaat ilmunya.
Baarakallaahu fiikum ustadzuna... Semoga Allaah Ta'ala menjaga antum dan berkahi usia antum.
Alhamdulillah Barakallahu fik pencerahannya ustadz 🙏🙏
Semoga Allah Subhanallahu Wata'ala memberikan Hidayah kpd Hidayat
Baarhokalloohu fiik Ustadz
Semoga Allah Merahmati Ustadz dan Keluarga Guru2 beliau,Seluruh Guru2 Kami dan Seluruh Umat dimanapun berada
Jazakumullah khairan Ustadz
Barakallah fiik
Baarakallah fiik Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat🤍🤲
Awas kaum wehebi masuk indonesia
Baraakallahu fiik Ustadz Abdul Hakim..Semoga Allah senantiasa berikan ustadz dan keluarga kesehatan keselamatan perlindungan dan kemudahan serta kelancaran dalam segala hal..Aamiin
Barakallahu fiikum jazakumullahu Khairan ustadz ❤❤❤
Baarakallahu fiik ustadz , semoga Allah Subhan'ahuwata'ala selalu melindungi dan menjaga antum serta memberikan ke'afiatan kpd antum ustadz.
Awas paham wehebi masuk indonesia
Smg Ustadz dan UAH selalu di berikan kesehatan , terimakasih atas ilmunya yg mengajarkan sesuai Alqur'an dan Hadits ❤❤
Alhamdulilah trimkasih pencerahan ny pak ustadz.
Barokallahufiikum ustadz dan kru rodja semuanya
بارك اللّٰه فيكم وفي RodjaTV بركة واسعة
Baarakallahu fyik ustdz Abdul hakim hafidzahullah
Allahu yubarik fiikum ✨💛
Barakallahu fiiq ustadz Yazid dan uploader
Semoga ummat Islam terhindar dari fai2 sesat yang menyatakan syuaraa artinya pemusik
Beliau ustadz Abdul Hakim hafidzahullah sahabat ustadz Yazid hafidzahullah
@@najwaabidin9573 yah selamat bergabung dengan KATA KUNCI " Bangsa NAJD " yang NABI Saw MENOLAK mendoakannya ! Yah selamat bergabung dengan keturunan terkutuk KATA KUNCI "bani Tamim " !!!
@@najwaabidin9573 Bani Tamim adalah bangsa NAJD a.l. Muh. bin WahabiBOY at TAMIMI ,,, Bin BAZ Wahaboy at Tamimi dll. !!!
@@najwaabidin9573 kaum perempuan MUDAH TERTIPU kaki tangan Ustadz wahabiBOY at Tamimi bangsa NAJD !!! Ingat cerita Si ATA Halilintar !!
@@najwaabidin9573 kata kunci keturunan terkutuk bani Tamim & bangsa Najd yang ditolak Nabi Saw mendoakannya !!!
بارك الله فيكم ya ustadzi Abdul Hakim
Astaghfirullah... ngeri sekali.. semoga Allah hentikan dakwah2 sesat itu.
Awas kaum wehebi masuk indonesia
*TERBUKTI KEBENARAN* Sabda Nabi, tentang akan datang *DAI DAI PENYERU KE NERAKA JAHANNAM* :
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata :
عَنْ حُذَيْفَةَ بْنِ الْيَمَان رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّهُ قَالَ :
كَانَ النَّاسُ يَسْأَلُوْنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنِ الْخَيْرِ وَ كُنْتُ أَسْأَلُهُ عَنِ الشَّرِّ مَخَافَةَ أَنْ يُدْرِكَنِي فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ أِنَّا كُنَّا فِي جَاهِلِيَّةٍ وَشَرِّ فَجَاءَنَااللَّهُ بِهَذَا الْخَيْرِ فَهَلْ بَعْدَ هَذَا الْخَيْرِ شَرِّ قَالَ نَعَمْ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الشَّرِّ مِنْ خَيْرِ قَالَ نَعَمْ وَفِيْهِ دَخَنٌ قَلْتُ وَمَادَخَنُهُ قَالَ قَوْمٌ يَسْتَنُّوْنَ بِغَيْرِ سُنَّتِي وَيَهْدُوْنَ بِغَيْرِ هَدْيِي تَعْرِفُ مِنْهُمْ وَتُنْكِرُ فَقُلْتُ هَلْ بَعْدَ ذَلِكَ الْخَيْرِ مِنْ شَرِّ قَالَ نَعَمْ دُعَاةٌ عَلَى أَبْوَابِ جَهَنَّمَ مَنْ أَجَابَهُمْ إِلَيْهَا قَذَفُوْهُ فِيْهَا فَقُلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ صِفْهُمْ لَنَا قَالَ نَعَمْ قَوْمٌ مِنْ جِلْدَتِنَا وَيَتَكَلَمُوْنَ بِأَلْسِنَتِنَا قثلْتُ يَا رَسُوْلُ اللهِ فَمَاتَرَى إِنْ أَدْرَكَنِي ذَلِكَ قَالَ تَلْزَمُ جَمَاعَةَ الْمُسْلِمِيْنَ وَإِمَامَهُمْ فَقُلْتُ فَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُمْ جَمَاعَةٌ وَلاَ إِمَامٌ قَالَ فَاعْتَزِلُ تِلكَ الْفِرَقَ كُلَّهَا وَلَوْ أَنْ تَعَضَّ عَلَى أَصْلِ شَجَرَةٍ حَتَّى يُدْرِكَكَ الْمَوْتُ وَأَنْتَ عَلَى ذَلِكَ
Dari Hudzaifah bin Al-Yaman Radhiyalahu ‘anhu beliau berkata : “Dahulu manusia bertanya kepada Rasulullah tentang hal-hal yang baik tapi aku bertanya kepada Beliau tentang hal-hal yang *BURUK* agar jangan sampai menimpaku”.
Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, dahulu kami berada dalam keadaan *JAHILIYYAH* dan *KEJELEKAN* lalu Allah mendatangkan kebaikan (Islam,-pent) ini, apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan ?”
Beliau berkata : “Ya”.
Aku bertanya : “Dan apakah setelah kejelekan ini akan datang kebaikan ?”
Beliau menjawab : “Ya, tetapi didalamnya ada *ASAP* ”.
Aku bertanya : “Apa asapnya itu ?” Beliau menjawab : “Suatu kaum yang membuat ajaran *BUKAN dari AJARANKU,* dan menunjukkan (manusia) kepada *SELAIN PETUNJUKKU.*
Engkau akan mengenal mereka dan engkau akan *MEMUNGKIRI* nya”.
Aku bertanya : “Apakah setelah kebaikan ini akan datang kejelekan lagi ?”
Beliau menjawab :”Ya, (akan muncul) *Para DAI-DAI* yang menyeru ke *Neraka Jahannam* .
Barangsiapa yang *MENERIMA* seruan mereka, maka merekapun akan MENJERUMUSKANNYA ke dalam *NERAKA* ”.
Aku bertanya : “Ya Rasulullah, sebutkan ciri-ciri mereka kepada kami ?”
Beliau menjawab : “Mereka dari kulit-kulit/golongan kita, dan berbicara dengan bahasa kita”.
Aku bertanya : “Apa yang anda perintahkan kepadaku jika aku temui keadaan seperti ini”
Beliau menjawab : “Pegang erat-erat Jama’ah kaum Muslimin dan Imam Mereka”.
Aku bertanya : “Bagaimana jika *TIDAK ADA* Imam dan Jama’ah kaum Muslimin ?”
Beliau menjawab : " *TINGGALKAN* semua kelompok-kelompok sempalan itu, walaupun engkau Menggigit Akar Pohon hingga *AJAL* mendatangimu ”.
*‘Muttafaq ‘alaih’*
❤❤الحمد لله ، جزاك الله خيرا ،بارك الله فيكم
barakallahu fiikum jami’an
Musik memiliki irama, syair memiliki irama, maka musik sama dengan syair, maka musik adalah syair.
Mobil punya roda, gerobak punya roda, maka mobil sama dengan gerobak, maka mobil adalah gerobak.
Kuncinya, para ustadz perlu banyak2 menjelaskan apa itu makna syahadat dan konsekuensinya.. serta apa itu hadits.. mengapa kita harus mematuhinya.. kebanyakan berpikir "itu kan cuma hadits".. sehingga mereka cuma mau mematuhi Alqur'an, sedangkan hadits disepelekan.. padahal hadits juga wahyu dr Allah.. Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah berkata2 sesuai hawa nafunya, melainkan semuanya mendapat pentunjuk dr Allah..
Setelah ana membaca bbrp komentar dalam konten Ust. Abdul hakim bin Amir Abdat disini ternyata para simpatisan AH yg nampak jelas membela AH bahkan cenderung tidak sopan...yang perlu antum2 ketahui bahwa bukan lagi masalah musiknya yg diperdebatkan, tapi AH sendiri dalam bbrp video klarifikasinya yg mengatakan sendiri bahwa Ulama2 terdahulu sudah faham kalo penyair juga pemusik..kalo jaman sekarang saya fahamkan kepada jama'ah... pertanyaannya Ulama mana dan sebutkan namanya siapa yg menyamakan penyair dengan pemusik..?? Makanya antum2 para pengikut AH jgn takliq buta atau antum2 blm nonton lagi ya klarifikasi terbaru dari AH..?? Cobalah antum buka mata dan telinga juga hati bahwa kami bukan menghujat AH dan mencela nya, tapi beliau yg gak mau koreksi diri dan berlapang dada kalo dia sebagai manusia biasa tentu ada khilaf dan bersedia meminta maaf kepada umat Islam Indonesia atas kekeliruan nya bahwa surat As Syu'ara itu adalah surat penyair bukan pemusik...clear deh...😊😊
Akhlak yg jelek dari para pembelanya tsb justru makin menunjukkah ada yg salah dengan ajaranya...
Dua kubu punya jamaah taqlid buta, jangan memejamkan mata untuk tidak lihat gajah di depan mata, tapi pakai teropong untuk lihat semut di seberang pulau.
Allahu Yahdik
Sy mengikuti ceramah AH, tp sy gak ngikutin perkembangan soal perdebatan isu ini. Benar sekali, sbg seorang pendakwah baiknya sll melakukan introspeksi diri, mana kala mngkn ad perkataan yg keliru. Smg kita semua dijauhkan dr sifat ujub dan arogan.
@@warnatiket6489jangan meneriakan bodoh diri anda sendiri..
Umat mana yg tak gusar mendengar surah penyair mjd surah pemusik,,
Syair dan musik pada kamus bahasa arab dan bhs indonesia itu sdh ada perbedaan yg jelas antara syair dan musik..
Penyair itu pujangga, bukan penyanyi..
Kalo syair biasa identik dg pantun dan puisi, dikasih irama namanya menyanyi, kalo dikasih nada dr alat bermusik sdh jatuh pd haram...
Tdk ada ulama salaf menganggap syair itu musik..
Makanya ulama salaf ga pernah tau ttg musik dan alat2nya,,
Wkt ada mata pelajaran bahasa indonesia kmn pakde?? Sampek2 perkara yg mudah dbikin rumit malah jatuh sendiri
@@asy6394 , terima kasih orang bodoh yang tidak tahu kalau engkau bodoh, itu lah kebodohan anda, argumen itu dari anda yang bodoh pertama bodoh alat musik, bodoh jenis musik, bodoh tentang not nada musik. Kedua, bodoh tentang syair, bodoh jenis-jenis syair, dst. Ketiga, bodoh tentang pantun, tentang pantun saja bodoh, apalagi gurindam.
Kelian anti Imam Mazhab Fiqh, makanya kalian seenaknya terjemah, dan kalau tafsir tidak sesuai dengan kalian, pasti kalian bid'ahkan, itu kelakuan bodoh.
Baarakallahu fiikum
Barakallah
Tegal hadir.
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat
Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah
Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia.
Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia.
Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan.
Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair.
Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya.
Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan.
Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata:
قال محمد،
Pasti kata "Muhammadun" didhommah.
Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu.
Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah:
فاعلات فعولن فاعلات
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan:
"Thola'al Badru alaina..."
padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait,
"souttussafiril bulbuli"
ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru.
Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan.
Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik.
Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut.
Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin.
Wallahu A'lam
✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
seharusnya beginilah akhlaq seorang muslim dalam mengingatkan muslim lain jika menurutnya suadaranya tersebut telah keliru. tidak dengan kata kata provokatif
Mhn Izin ustadz,
Kiranya izin saran,
Silahkan dibawa ke forum resmi Ulama dengan dihadiri oleh moderator dan ahli Alim Ulama yg ditunjuk
dengan menghadirkan ustadz2 maupun ulama yang sepemikiran dgn ustadz untuk berdialog dengan hati bersama UAH...
Setelah itu silahkan diberikan pers konferen atas hasil diskusinya...
Kiranya demikian akan lebih menyelesaikan polemik dan lebih sejuk...
Wallahua'lam...
ruclips.net/video/kEEutywdbYs/видео.htmlsi=ZBvHNmKCfXFCrGKH
Sudah dijelaskan ya ustadz.
Barokallahu fiikum uah ❤
Semoga Allah selalu menjaga dan memuliakan ustadz adi hidyat, UAS, aa gym, buya yahya, habib riziek shihab, ust oemar mita dan ust sholeh al hadromi aamiin yaa Robbal aalamiin..
Doakan supaya dapat hidayah dan tobat dari menyesatkan umat
@@Pribumi_IDNumat yg mana doel??
Ngakunya ideologi salaf . Patokan nya m.bin abd wahab.
@@muhammadmansur3753 lah silahkan cek ustad2 salafi kalau membahas fiqih hampir gak pernah make pendapat ibn wahab
UAS aagym Buya Yahya Habib Rizieq dan yg lain nya mereka tidak ada yg mengatakan surat tsb sebagai surat para pemusik
barakallah
Untuk uah, Allahuyahdikum
Semoga UAH diberi Sehat wal afiyat, tetap dalam lindungan allah ,,,,,
Dan semoga di beri hidayah aamiin
semoga UAH dapat taufik
Di beri hidayah lebih tepatnya
Mungkin kayak gini ya,,, ulama ulama terdahulu, saling bañtah bantahan juga.ini Untuk meluruskan sebuah pendapat agar Umat tak tersesat...
...Laki bersyair sesuai dengan sifatnya GAGAH KEREN... 👍😎
sya'ir + Puisi + gubahan + lirick + sastra + balaghoh dan biasanya ada musiknya walau tak selalulu ada musik
Ibarat orang bodoh tidak bisa bedain antara beras, nasi, bubur, rengginang dan miras sake dari beras yg di.
MUSIK ADALAH SALAH SATU CARA MEMBACA SYAIR
Di Qur'an tidak ada ayat yang membahas tentang musik, senandung, irama, dan semacamnya. Tetapi ada ayat tentang syair.
Musik adalah bunyi-bunyian dari benda-benda tertentu yang berirama. Syair adalah sekumpulan lirik (tulisan) untuk mengekspresikan atau menyatakan sesuatu dari penulisnya.
Syair pada umumnya dibaca dengan intonasi tertentu, bahkan hingga dengan irama tertentu. Agar indah didengar dan mengena pada makna yang ingin si penyair sampaikan. Salah satu contoh; pada bagian Reff diulang beberapa kali.
Pada awalnya syair-syair ini diiringI dengan bunyi-bunyian untuk menambah dramatikal dan nuansa tertentu, kemudian berkembang menjadi pembacaan syair (lirik) dengan diiringi bunyi-bunyian (musik). Inilah yang sekarang umum dikenal sebagai musik.
Musik tanpa syair masih mungkin dilakukan namun umunnya melodi dapat didubbing dengan lirik-lirik bagi yang mau melakukannya. Sementara syair tanpa musik adalah bentuk awal musik sebelum berkembang lebih lanjut.
Contoh irama tanpa musik seperti Azan, Mengaji dengan tilawah (MTQ).
Jadi bicara tentang musik beararti bicara tentang syair, bagaimana syair itu dibacakan, yaitu membaca puisi, sajak, syair, lirik dengan irama dan intonasi tertentu (notasi).
NOTE: Musyik tanpa syair dibuat berdasarkan pengalaman dalam bersyair, dalam rangka mencari notasi tertentu yang indah didengar.
Berarti membaca Al-Qur'an dengan irama adalah bermusik lah ya? Oke ngerti arahnya: Pembenaran.
Al-Qur'an bersandingan dengan Musik. Mengerikan subhat yg telah ustadz AH sebarkan.
@@IsmailFahmiNeo Musik itu pasti berirama, tapi Irama belum tentu musik.
Saya lagi nungguin album terbaru Rhoma Irama featuring Adi Hidayat
Berarti membaca Al-Qur'an dengan irama adalah bermusik. Dan Al-Qur'an sangat bisa bersandingan dengan Musik. Ini berdasarkan komentar atau pernyataan seperti dibawah ini:
"... Musik adalah bunyi-bunyian dari benda-benda tertentu yang berirama. Syair adalah sekumpulan lirik (tulisan) untuk mengekspresikan atau menyatakan sesuatu dari penulisnya. syair tanpa musik adalah bentuk awal musik sebelum berkembang lebih lanjut. Contoh irama tanpa musik seperti Azan, Mengaji dengan tilawah (MTQ). Jadi bicara tentang musik beararti bicara tentang syair, bagaimana syair itu dibacakan, yaitu membaca puisi, sajak, syair, lirik dengan irama dan intonasi tertentu (notasi)... "
Subhat mmg menjerumuskan manusia yang hatinya sudah terlalaikan dan nafsu sudah kadung memuncak.
Banyak yg menyebut UAH,padahal UAH sendiri sudaj mengklarifikasi dengan keilmuan,klo masih ad yg menghujat,jauh bener akhlak nya. Hendaknya dia tabayun,klo belum sempat tabayun,lihat vidio utuhnya,klo ngga sempat,mending diam,jangan dulu menilai.
Emang ngeselin itu pengamen.. lagi zhuhur yg sir jd kdng sampe kedengeran lagu2 musik2 nonstop jam sgitu ngamen pakai speaker. Yg mnghalalkan musik ikut dosanya.
Yg model begitu haram hukumnya bro, antum g bs menghakimi semua org, smg antum selalu diberikan hidayah
Hadanallahu waiyyakum.. ulama dahulu sudah tau syair adalah musik. Oleh karena itu musik itu halal. Yg blm tau, org awam. Makanya dikasi paham. Namanya jg org awam, dijelasin muter2, iya2 aja. Intinya halal. Org awam subjektif halal2 aj, dg analogi retorika, kmerdekaan brpendapat, mngungkapkan prasaan (dg cara bermusik) di umum, ini baik mnurut saya, sy beriman dst sprti ayat asyuara akhir. Mulut jg alat musik krn bs mmainkan nada2. Jadi mnurutnya mulut ini alat musik, krn dia mlantunkn musik dimayoritas hari2nya yg mlàlaikan dr zikir kpd Allah. Jd Apa untungnya bg mereka para yg ktnya alim yg mngatakan halal klau di mayoritas hidupnya dia tdk memainkan musik? Kalau halalnya sdikit dibanding yg haram tdk pantas dikatakan halal. Seperti Nabi berkata Semua Bid'ah sesat. Krna mayoritas bid'ah dlm agama sesat dst.. Kecuali bid'ah scara bahasa sprti shalat tarawih dll yg dianggap baru dst. Diwanti2 Nabi agar tdk mngatakan tdk sesat dlm tiap khutbah jumatnya. Tp ada kcualinyakan? Namanya pngecualian itu jauh lbh sedikit. Jadi musik halal, tapi pengeculiannya lbh sdikit atau lbh bnyk? Itukan alat jadi netral, kalau netral, berati sama bs seimbang, antara boleh dan tdknya. Polisi itu baik atau buruk? ada oknum dan tdk, bnyakan siapa? Kalau lbh bnyk oknumnya, pantas dikatakan buruk. Kalau oknumnya jauh lbh sdikit dari mayoritasnya pantas dikatakan baik. Babi haram atau halal? APAkah bs dikatakan Halal krn BOLEH disaat darurat klaparan tdk makan mati. Musik apkh bs dikatakan halal, ktika yg dikcualikannya hnya di prnikahan, oleh wanita, alat musik tertentu saja dll. Maka Sungguh benar perkataan Nabi, alat2 musik diakhir zaman akan dianggap halal. Dimulai dari yg stngh2, ada yg halal ada yg ngga. sprti bola salju turun mnggelinding makin besar. Seperti kesyirikan di zaman nabi Nuh. Awalnya baik menghormati orang2 shalih, lama2 dibuat patung. Lalu disembah. Polanya sama dari yg sedikit2,mubah, lalai, ke makruh, lalu ke yg haram.. amal sayyiah jariyah para pelopornya sdikit atwpun bnyk... Allahul musta'an
Pada banyak yg melenceng. AH itu cuman dminta datangkan rujukan ulama yg ulama itu mnyebut surat Quran asySyu'ara sbg surat Para Pemusik. Dataangkan nama ulamanya rujukan si UAH.. BUKAN FOKUS PADA HUKUM MUSIK. Pada banyak yg ngegas tp gakpaham persoalan. Sengaja ubah topik ya biar orang pada lupa esensinya??
Betul saudaraku,,pdhl sesederhana itu yg ditanyakan ke UAH,,namun slalu di alihkan ke yg lain..smoga beliau diberikan hidayah,,sblm ajal menjemput,,
Aku berharap semua ulama tidak terseret pada saling membodohkan, mengejeck ingat njenengan tempat ilmu .
Semoga ulama, tempat pandai selalu Istiqomah dalam ilmunya
Saya kira semua ulama punya jamaahnya sendiri,..
Terus siapa paling benar......
Tanya nabi......
Sudah untung ustadz abdul hakim menjelaskan ilmu secara umum tidak secara langsung nama
Padahal Ustadz Abdul Hakim tidak menyebut nama, bahkan Beliau khusnudzon dr perkataannya yg mengatakan "barangkali yang mengatakan (surat Asy syu'ara adl surat pemusik) adalah orang yg jahil (alias blm faham), maka jangan serta merta dikufurkan."
Tapi tetep... aja, bagi yang blm membuka hatinya tidak mau menerima penjelasan Ustadz Abdul Hakim tsb... Dibilangnya malah mengejek... Subhanallah...
Emang ada kalimat Musik pada zaman Nabi Muhammad? Bagaimana Ust bisa menyingkronkan antara Musik dalam makna Ust sendiri dengan Musik dalam makna Rasulullah?
Sudah dijelaskan oleh UAH mengenai perkataan Musik.
Semoga Allah menyehatkan antum dan UAH.
No Debat, memang perlu IQ tinggi utk memahami penjelasan UAH
Saran saya untuk Rodja TV agar pemateri jika akan menjelaskan hukum sesuatu agar dibangun dulu konstruksi hukumnya. Jelaskan definisi masalah yang akan dibahas, turunkan seluruh dalil-dalilnya baik dalil yang shahih sampai dalil yang palsu agar kami sebagai pemirsa faham sebab dha'if atau palsunnya suatu hadits. Siapa tahu diantara pemirsa ada yang mengetahui syahid suatu hadits dho'if sehingga menjadi hadits hasan lighoirihi. Kemudian nukilkan pendapat para ulama baik yang sependapat maupun yang tidak sependapat.
Jadi ilmu itu bertambah faham. Ini nggak. Definisi kasusnya belum jelas sudah keluar pendapat hukum haram....haram...
Bukankah hukum itu bersifat kondisional. Daging babi yang haram saja bisa jadi halal karena kondisi darurat.
Terlalu sibuk sikut sana sini smp lupa saudara disekitar msh byk yg lapar. Terlalu keras kelompok msng2 smp lupa saudara2 setanah air Papua masih banyak yg SE-NGAJA dimiskinkan. Tajam kesesama, TUMPUL, buta & tuli ke 4mer1ka ser1kat,Ade armando, B4nser & Permadi Abu Janda yg jls2 berusaha menghancurkan NKRI. Ingat wahai saudara2 ku. NKRI dibangun dr byk golongan, bkn hny 1 golongan. Bersatu & damai lah selalu para ulama lurus kami beserta pengikutnya Ust. Felix, Ustad Muflih Ust. Syafiq, Ust KHB, UAS,UAH dll.. Ust. Fadlan Garamatan jazakallah khair sdh jadi salah 1 frontliner pensyiar Islam di tanah Papua. Beliaunya berdakwah tdk diruangan ber AC seperti kita (maaf ya🙏). Tdk sibuk memecah belah umat. Tdk sibuk menjadi DAUN kering yg mudah dibakar. Makasih bang Bobon Santoso sdh bantu saudara2 Papua. Slh 1 saudara nonis kami yg pling peka kemanusiannya. Papua kami makmurlah disemua lini. Aamiin
Pak, ustad2 salaf ini sedang berjihad membela alquran.. coba dgn bismillah anda dengar baik2 penjelasan videonya agar hidayah masuk
Jika klian ingin tahu dari firqoh apa orang itu , tanyalah "dimana Alloh ?.." Rosullulloh dan sahabt berkeyakinan Alloh di atas arsy.. slain itu brarti bukan ahlus sunnah Asli...
Sudah nampak sekarang kaum2 yg membangkang pada Nabi, orang2 yang menghalalkan yg haram tapi pinter ngeles..
Ahli hukum juga banyak yg mempermainkan hukum, artikan sendiri!
Kalau alasannya musik sering dipakai maksiat. Baju dan Celana juga sering gunakan ke tempat maksiat, juga akan haram.
Musik dalam Islam, HALAL. Yang ngotot HARAM, biarkan susah sendiri.
lucu sih pendapat beliau. dari zaman dulu sampe sekarang, dari mu'tazilah sampe liberal, dari pemabok sampe pezina, dari raja dangdut sampe ratu dangdut, gak ada yg nyebut surat asy-Syu'ara sebagai surat pemusik kecuali beliau.
Mohon maaf, bukankah kalau memang menurut golongan kalian beliau menghinakan Al Qur'an ada lembaga di Indonesia yang namanya MUI atau mungkin bisa ke Kemenag untuk mengadili beliau atas statmen yang terlontar tersebut. Sehingga kedua belah pihak dapat bertemu, saling beradu argument dan biar nanti MUI atau Kemenag yang memutuskan apakah beliau menghinakan Al Qur'an atau tidak.
Kalau satu golongan dengan golongan lain saling menimpali tanpa adanya pertemuan sebagaimana disebutkan diatas, kasian umat yang malah banyak yang saling mencela.
Jangan sampai kelak di akhirat amalan kita sia2 karena telah banyak mencela, menuduh beliau dengan hal-hal yang mungkin saja tidak seperti itu.
HUKUM MUSIK SAMA DENGAN BERSYAIR
Kemungkinan 95% lebih musik yang diciptakan di dunia disertai dengan syair (lagu). Karena itulah sudah sewajarnya hukum musik disamakan dengan hukum bersyair. Apalagi lagu dan musik disatukan (diikat) dalam irama (notasi) yang sama, dan umumnya didistribusikan satu paket.
SAYA BILANG, MUSIK TIDAK HARAM
Bukan berarti lagu-lagu pemujaan syaitan halal dinyanyikan. Atau bukan berarti lagu yang liriknya jorok dan cabul, halal dinyanyikan. Atau bukan berarti lagu yang liriknya SARA, ngatain orang, penghujatan, halal dinyanyikan.
Secara umum atau secara mendasar lagu dan musik tidak haram, tapi ibarat pistol, semuanya tergantung pada "The man behind the gun".
ingatlah ustadz itu juga manusia, dia bukan Tuhan, bukan Malaikat, dan bukan pula nabi, bahkan nabi Muhammad pun pernah salah. Apabila Ustadz kepeleset salah menyampaikan, apakah yg menghakimi lebih baik dari ustadz itu ? Biarlah ikhtilaf itu diselesaikan oleh para ulama/ustadz. Apakah tugas kita didunia yg fana ini untuk menghakimi orang bahkan seorang ulama ?? Kenapa yg menghakimi ustadz tidak mendatanginya secara langsung dan mendiskusikannya ?? kenapa harus di kontenin diadu pandangan dengan ustadz lain ?? subhanallah sungguh mengerikan kehidupan akhir zaman
Jalan syetan kan mengadu domba
karena beliau sendiri kepeleset tersebut di forum publik dan sepertinya tidak ada niat baik untuk klarifikasi
@@intanpuspitasari2970 kmu klo makan rambutan suka makan isi apa cangkangnya ? Nama Surat ya sepenting itukah sampai di perdebatkan isinya malah ga di bahas sama sekali🤔
@@sunobit4139 : Jika itu Al-Quran, maka sama penting semuanya, bahkan sampai biji-bijinya. Bahkan Allah sendiri mengatakan yg akan menjaga kemurnian Al-Quran sampai akhir zaman. Kalau ente ga masalah Al-Quran ditafsirkan sesuai isi jidat, itu masalah ente, tapi bagi kami itu penting, dan harus diluruskan.
Ente bilang orang lain yg menyampaikan kritikan sebagai orang yg memilih jalan syeitan dan berusaha mengadu domba, picik sekali anda menilai orang meluruskan ilmu yg dibengkokkan sebagai orang yg sesat.
@@nandrapku ente pakar sejarah atw sastra islam bukan ? Syair yg mana yg ente bahas Syair Indonesia Apa Syair Arab ?
Lebih bahaya lagi jika esok akan bermunculan orang orang jahil episode selanjutnya yang akan berkata surat adduhon adalah surat perokok, surat Al-Jin adalah surat genderuwo atau kuntilanak.
Naudzu billahi min dzalik...
Padahal UAH mengkaji tentang ilmu musik dan Syair (AsSyura) dr sisi Bahasa dan ilmu.
Syair jg bisa dikatakan nyanyian atau musik dr sisi pemgertian ilmu.
Surat AsSyura hanya sekedar nama surat di Alquran bukan berarti menjelaskan tentang ilmu musik. Tentang isi Surat As Syura UAH tidak menjelaskan tentan ilmu musik dalam Alquran, hanya Beliu tdk mengharamkan atau menghalalkan musik dalam perspekstif hukum dlam Alquran.
Musik bisa haram atau halal tergantung bagaiamana kita menggunakan musik atau Suara tsb.
Jamgan sampai orang baca Alquran, adzan, sholawat yerus dianggap HARAM krn mengeluarkan suara atau Musik.
Jemaah nya bahlul emg, susah d jelasin lbh mendengar penjelasan lulusan teknik, klo ust amir beliau doktor dr madinah? Atau dr mana ya?... ust badrusalam aja jelasin syiir itu nyanyian.. musik adalah kata yg bkn dr bhs arab tp mrk keukeuh textual
Coba ente setel musik dangdut di dalam masjid pake toa. Pasti di gebukin sama warga walaupun warga awam agama gk pernah solat.
Lakum dinnukum waliyaddin
Emang apa arti dan maksud nya ayat tsb
Banyak perselisihan di mana mana...tanda akhir jaman...semua ustad saling berselisih....inilah tanda akhir zaman....
Bukan berselisih tapi meluruskan kesalahan
Kiamat sudah dekat
☝
ijin bertanya ustad,,jika memang surat asyuara itu bukan ttg musik lalu surat apa dlm al quran yg menyinggung soal musik? bantu di jwb ustad
Pemusik = Pengamen
Penyair terhormat
Lagu Indonesia Raya .. Halal apa Haram dg musiknya juga !? Wahaber cerdas silahkan komen ❤🙏
berat menjadi islam , kecuali dirahasiakan saja kepada Tuhan mustahil menjadi islam bisa mengakomodir semuanya diantara yang bertentangan , banyak kekacaoan pemikiran didalam islam , maka mengambil sebagian dan meninggalkan sebagian menjadi pilihan
AZ-ZUKHRUF (43) : 32. Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebahagian mereka atas sebagian yang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapat mempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.
ruclips.net/video/tGXMFFd8nKM/видео.html
Surah Asy-Syu'ara diartikan sebagai surah pemusik
Setelah melihat video kajian Ustadz Adi Hidayat berjudul Musik Dalam Timbangan Al Qur'an & Sunnah saya jadi tahu bahwa makna Asy Syu'aro tidak sesempit hanya sebatas Penyair (pembaca puisi atau sajak) dalam bahasa Indonesia. Sebagaimana perubahan arti kata SYA'IR yang arti asalnya dari bahasa Arab yaitu PENYAIR menjadi BAIT SYI'IR dalam bahasa Indonesia. Dan saya baru tahu bahwa kata 'musik' ternyata adalah kata serapan dari bahasa Yunani yang dikiaskan kedalam kata Syi'ir dalam Bahasa Arab. Dan ternyata Syi'ir itu banyak jenisnya dan setiap jenis Syi'ir memiliki ciri atau pola bait dan IRAMA. Seperti sastra Melayu ada yang namanya Pantun, Sya'ir, Gurindam, Karmina, Talibun, Seloka. Masing2 memiliki ciri atau pola bait dan IRAMA yang berbeda.
Pola bait dan IRAMA ini sudah cukup disebut sebagai musik. Formula atau pola bait dan IRAMA yang menggambarkan :(1) Rasa ; (2) Fikiran atau Ide ; (3) Informasi yang ada disekitar; disebut sebagai SYI'IR. Orangnya disebut SYA'IR. Jama'nya disebut ASY SYU'ARO. Definisi musik itu tidak terbatas dan tidak harus disertai dengan IRAMA ALAT MUSIK.
Jadi para ulama dulu dan orang-orang mempelajari kesusastraan Arab memahami SYI'IR itu adalah MUSIK dan orangnya disebut SYA'IR (Pemusik) yang bentuk jama'nya ASY SYU'ARO (Para Pemusik). Jadi tidak perlu lagi dijelaskan oleh mereka.
Sementara Ustadz di video ini menggambarkan PENYAIR dalam versi bahasa Indonesia yang membaca Syi'ir nya seperi orang membaca sajak atau puisi. Ustadz ini mungkin tidak faham bahwa orang membaca sajak atau puisi itu juga ada pola iramanya. Bukan sembarangan membaca.
Dan jangan lagi ditanya mana pendapat ulama mu'tabar yang mengatakan Asy Syu'aro itu PEMUSIK.
Kalau seperti itu ibaratnya bukan orang Minang ngotot mengatakan rendang itu adalah jenis makanan karena yang dia tahu hanya rendang daging. Sementara seluruh orang Minang mengatakan bahwa rendang itu adalah jenis masakan. Ada rendang daging, rendang ayam, rendang telur, rendang kambing, rendang paru.
Kalau kail panjang sejengkal jangan lautan hendak diduga.
Allaahu yahdik...
Saya melihatnya banyak yang salah paham dengan apa yang disampaikan UAH, salah satunya mengenai kata-kata "Surat Pemusik".
UAH sudah menyampaikan bisa ada perbedaan arti suatu kata antara bahasa arab dan bahasa indonesia.
Sebagai contoh lain, kata "ulama" dalam bahasa arab dan indonesia itu beda diartikannya. "Ulama" dalam bahasa arab artinya orang berilmu /pakar, jadi guru matematika, guru olah raga, dll, bisa juga disebut ulama dalam bahasa arab. Namun dalam bahasa indonesia tidak demikian, dalam bahasa indonesia "ulama" adalah orang yang menguasai ilmu agama /penceramah agama.
Begitu juga dengan kata "musik" / "Surat Pemusik", ada perbedaan, lebih khusus lagi sebagaimana yang disampaikan dalam ceramah UAH. Jadi kata-kata "Surat Pemusik" artinya tidaklah seperti yang ada dalam kebanyakan pikiran orang-orang Indonesia. Lalu apa artinya? Bisa disimak di video ceramah UAH.
Ini sebagaimana yang saya tangkap dari ceramah UAH. Saya bukan pendukung buta UAH, namun saya berusaha agar tidak ada fitnah.
CMIIW.
@@abusyakirah bukan prihal serapan atau bukan, sebagaimana yang ana sampaikan di komentar :"lebih khusus lagi sebagaimana yang disampaikan dalam ceramah UAH".
Jadi untuk tahu maksud "surat pemusik", tidak cukup hanya lihat kamus, harus dipahami dari konteks / cerita yang UAH bawakan.
@@abusyakirahantum coba cek lagi, ma'azif itu alat musik bukan musik.
Intinya tonton secara full kajian terkait ini dari UAH, kosongkan gelas sebelum mengaji supaya tidak disetir syaitan akal dan pikirannya.
Allahu Yahdik
Jika sudah berkasus begini, baiknya kita juga tidak memakai kacamata kuda dalam menelaah materi yg disampaikan UAH. Di kajian beliau yg berdurasi 1 jam 40 mnt itu ttg musik, beliau hampir semuanya mengambil pendapat dari kitab/buku yg dibuat oleh tokoh yg diyakini banyak ulama terafiliasi kepada syiah.
Jadi tidak salah jika apa yg disampaikan beliau itu yg ditujukan sebagai klarifikasi pada kajian sebelumnya yg viral, membuat persoalan ini semakin runyam. Ditambah, dalam kajian terbaru ttg musik itu, UAH juga menyerang personal orang yg mengkritik beliau ttg surah Surah Asy-Asu'ara itu. Padahal dalam wkt yg sama beliau mengatakan tidak mau menanggapi pengkritik tersebut. Ini yg membuat UAH terlihat jahil dalam menyikapi masalah.
@@nandrapku Betul sangat disayangkan, sayapun tidak begitu setuju dengan bahas personalnya. Manusia pasti bisa emosi, apalagi disebut dipublik sebagai ustadz akidah rusak, sesat. 2017 pernah ditahdzir juga secara publik, banyak tulisan tahdzir yang dipublikasikan secara publik. Masyarakat kadung menelan bola liar, tapi yang mentahdzir malah minta diskusi tertutup katanya supaya aib tidak tersebar. Padahal mestinya memang harus terbuka, biar gak jadi bola liar lagi di masyarakat karena masing2 pihak punya statementnya masing-masing.
Semoga cepat rukun kembali, bersatu lagi, karena saudara kita di palestina sedang menghadapi musuh yang sebenarnya.
@AdiHidayatOfficial tanggung jawab ustadz, jangan bodohi ummat, katakan lah kebenaran
Anda aja yg merasa dibodohi 😅
Sy warga Muhammadiyah tapi nggak mau membela UAH yg mengaku warga Muhammadiyah juga..... karena menurut saya UAH itu memang agak jahil.
Semoga anda dan UAH diberikan hidayah Islam diatas Sunnah........ Imam Syafi'i juga mengharamkan musik kok ada ustadz jahil membela musik menjadi halal..... Padahal banyak dalil-dalil nya yg mengatakan musik itu HARAM. .
@@Sblmercon-6hdku52 lah yg di bodohi itu pengikut nya wkwkwk, saya mah gak ngikutin uah
Ini buzzer..seribu akun
@@anggiatsaragih-se3cw nggak usah ngaku warga muhammadiyah kalo masih doyan fitnah. Kapan UAH menghalalkan musik????
Tabayun....!!!
Setelah dilihat kajiannya masing2 maka kita bisa mana kajian Lebih banyak caci makinya daripada ilmu nya ya
😂😂😂
MENGAPA "IRAMA" (MUSIK) DIHUKUMI HARAM
Apa itu "Lagu" dan "Musik" ?. Lagu adalah syair (lirik, puisi, sajak) yang dibaca dengan irama tertentu. Dan Musik adalah bunyi-bunyian berirama yang biasanya digunakan mengiringi (pembacaan) lagu.
Dari definisi tersebut ada istilah "Irama" yang terdapat pada lagu (pembacaan syair) dan musik (bunyi-bunyian). Dalam pembahasan "Pandangan Islam terhadap Bersyair", jelas ajaran Islam tidak mengharamkan bersyair. Sekarang pertanyaannya apakah Sya'ir yang dibaca secara berirama (lagu) haram? Bila ya, berarti iramanya yang haram.
Bunyi-bunyian di dunia ini banyak sekali jenisnya, ada bunyi benda (klakson, siul, tepuk tangan, beduk, sirine, drum, dsb.), bunyi makhluk hidup (burung, jangkrik, kodok, dsb.), bunyi-bunyian di alam (angin, sungai, petir, dsb.), dsb.. Pertanyaannya apakah bunyi-bunyian tersebut haram ?, tentu saja tidak. Lagi-lagi irama lah biang keroknya di sini.
Seluruh bunyi-bunyian halal selama tidak berirama, jika berirama akan termasuk disebut musik, dan musik hukumnya haram. Tentulah orang yang mengharamkan musik akan bilang begitu.
Dalam kita berbicara sehari-hari disana ada intonasi yang juga merupakan bagian dari irama. Demikinan pula bunyi-bunyian kadang tidak sengaja menimbulkan irama. Apakah selama iramanya tidak disengaja maka tidak haram, sementara musik karena iramanya disengaja, maka itu hukumnya haram. Atau mereka akan bilang, terlebih lagi jika digunakan untuk mengiringi pembacaan sebuah syair (lagu), sangat haram.
Keindahan grafis adalah seninya indra penglihatan. Kenikmatan makanan adalah seninya pengecap lidah. Wewangian adalah seninya penciuman (hidung). Kenyamanan (comfortable) adalah seninya indra peraba (kulit), dan Irama (musik) adalah seninya pendengaran. Lantas mengapa "Irama" harus dihukumi haram ?.
NOTE :
- Musik adalah kumpulan irama yang membentuk ritme tertentu; misalnya kumpulan dari drum, organ, gitar, bass, dll.
- Seluruh hadist yang dijadikan hujjah untuk mengharamkan musik (dalam buku "Polemik seputar hukum lagu & musik") semuanya adalah HOAX, dan tidak ada dasar pengharamannya di Qur'an kecuali dikaitkan tentang bersyair.
mantul UAH dikeroyok ustadz sunnah
Syair bagian dari musik/syair bukan bagian musik,sebaiknya tak perlu diributkan,ini hanya pendapat tntang bahasa dan sastra.
Yang menjadi masalah, Al-Quran yg ditafsirkan begitu. Kalau tidak diluruskan, tentu akan bengkok, dan bengkok itu akan sulit diluruskan jika berlama-lama. Ini tentu bisa kita pahami saja sebagai cara Allah menjaga kemurnian AL-Quran itu sendiri. Wallahu'alam bishowab
Bagaimana dengan Lagu Indonesia Raya yg sering dinyanyikan di segala upacara dan acara acara resmi, apakah haram? Mohon pencerahan. Dan lagu lagu perjuangan lainnya
Bisa dinyanyikan tanpa iringan musik
Musik dalam Islam, HALAL. Yang ngotot HARAM, biarkan susah sendiri.
Sudan dijelaskan Oleg ustadz adil udaya Bedard pengertian stair sekarang Dan Duluth masih ngeyel..
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat
Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah
Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia.
Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia.
Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan.
Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair.
Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya.
Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan.
Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata:
قال محمد،
Pasti kata "Muhammadun" didhommah.
Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu.
Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah:
فاعلات فعولن فاعلات
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan:
"Thola'al Badru alaina..."
padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait,
"souttussafiril bulbuli"
ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru.
Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan.
Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik.
Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut.
Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin.
Wallahu A'lam
✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
Saya bertanya? Anda tahu gak apa itu theos???
Kalau anda gak tahu,. Jawabannya sama. Begitu pula dengan kata musik. Dizaman dulu nyebutnya bukan musik. Tapi syirrr(musik) syair itu orangnya!! Syuara kelompok(lebih dari satu pemusik) !!! .
Musik itu cuma sebuah sesuatu yang berbunyi dari suatu benda, bagaimana bisa dihukum haram/halal!!!
Sama, seperti pisau.
Hadist itu ada rangksian kejadian, kenapa Nabi SAW bilang haram/halal.
Musik haram karna, ada kejadian mabuk, zona
Tapi disisi lain nabi SAW diam, saat sahabat bilang disini ada suara setan(di hari pernikahan anshar).
Apa, arti mencium menurut anda?
Mencium pipi(mulut) atau mencium. bau(hidung)
@@Diah-AyuU09 dalam pernikahan dan 2 ied nabi ﷺ memang mengecualikan. Itupun syaratnya juga ketat. Jadi ttap hkum musik itu haram kecuali pada apa yg nabi ﷺ kecualikan
@@BZsyuh ha.. Ha.. Lucu
@@Diah-AyuU09 makanya ngaji yg bener biar paham yg lagi dibahas. Ngegas doang anak TK juga bisa
Silahkan gunakan cara yg lebih ahsan untuk tabayyun...
Gunakan forum resmi ulama, musyawarahkan hasilnya untuk maslahat umat...
Biarlah sesama ulama yang menyelesaikan...
Setelah itu barulah hasilnya disampaikan ke publik berupa fatwa maupun sejenis...
Apakah hasilnya permintaan maaf atau take down semua vidio terkait, baik yg pro maupun kontra...
Tidak elok kiranya dibuka secara publik seperti ini dan tidak menyelesaikan...
Kasian Saudara kita yg terlanjur berkomentar dan berujar kebencian...
Sungguh Malang mereka yang mengunggah potongan2 vidio tanpa tahu seperti apa dampak nya...
Ingatlah Firman Allah :
"Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk."
(QS An Nahl : 125)
Sungguh jalan yang penuh kesejukan dan penuh hikmah lebih disukai disisiNya...
Wallahua'lam bishawab
Lelaki yg keren adalah lelaki menjadi petani, mencari nafkah di panas terik, bukannya menyanyi dg suara yg indah, banci emang lelaki penyanyi 😂
Kalau surat Alquran aja di belokkan..apalagi hukum2 yg lain.
Alhamdulillah, perselisihan antara pak muflih dan pak adi (salafiy vs. harokiy), sudah ditengahi oleh pak felix siauw di kanal beliau (selayaknya babi). 🤭
Ini versi antum tadz, mnrt pemahaman antum
Kritikan Untuk Ustadz Adi Hidayat
Oleh : Al Ustadz Irfandi Makku, Lc Hafidzahullah
Dalam ceramah yang disampaikan oleh ustadz Adi Hidayat, Lc. MA dengan judul "Musik dalam Timbangan Al-Qur'an dan Sunnah" pada tanggal 4 Mei 2024, terlihat bahwa beliau menyamakan antara syair dan musik. Beliau memaparkan bahwa syair yang dimaksudkan berbeda dengan syair dalam bahasa Indonesia. Dan memang berbeda antara syair di dalam Bahasa Arab dan syair di dalam bahasa Indonesia.
Di antara perbedaan mendasar dari keduanya, syair di dalam bahasa Arab memiliki aturan timbangan dari sisi panjang pendek, sukun dan harakat, dan ini tidak ada di dalam bahasa Indonesia.
Namun, beliau terjatuh dalam kekeliruan karena menganggap bahwa syair harus memiliki iqo' atau irama. Padahal syair itu bukan iqo', tapi timbangan atau wazan.
Mulai sekitar menit ke 28 sampai 30-an beliau membahas tentang ilmu syair atau ilmu 'arudh, tapi beliau terjatuh dalam beberapa kesalahan dan berbeda dengan aturan baku yang ada dalam ilmu 'arudh atau ilmu tentang syair.
Perlu diketahui bahwa syair dalam bahasa Arab jika didefinisikan secara bebas, yaitu susunan kata yang diucapkan oleh orang Arab dengan tujuan tertentu dan secara tabiat atau spontanitas, orang Arab berucap dengannya sesuai dengan timbangan atau wazannya. Jika salah ucap atau mensukun yang berharokat, atau sebaliknya, pasti akan ketahuan, karena tidak sesuai dengan timbangannya.
Lalu timbangan syair-syair tersebut diteliti oleh Al-Kholil Al-Farohidi, dan beliau menyimpulkan bahwa timbangan syair-syair dalam bahasa Arab tidak keluar dari 15 wazan yang dikenal dengan Bahar Syi'ir. Kemudian diteliti lagi oleh murid beliau, yaitu Al-Akhfasy Al-Ausath lalu mendapati bahwa masih ada satu wazan yang belum ditemukan oleh guru beliau, sehingga jumlahnya semuanya ada 16 wazan.
Ini sama dengan ilmu nahwu, dimana orang Arab dahulu ketika mengucapkan kalimat, maka pasti sesuai dengan kaidah, misalnya fail pasti marfu', tapi mereka tidak memahami bahwa itu namanya fail. Artinya secara tabiat orang Arab pasti berucap seperti itu dan tidak salah harakat. Ketika mereka berkata:
قال محمد،
Pasti kata "Muhammadun" didhommah.
Lalu setelahnya disimpulkan kaidah tersebut oleh Abul Aswad Ad-Duali (menurut salah satu pendapat), sehingga dikenal lah ilmu yang disebut dengan ilmu Nahwu.
Kesalahan lain dari beliau, ketika menyebutkan Bahar Madid, beliau salah dalam menyebutkan timbangannya, padahal tidak ada timbangan yang seperti itu, yang benar bahwa timbangan madid adalah:
فاعلات فعولن فاعلات
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan bahar Madid dengan:
"Thola'al Badru alaina..."
padahal itu bukan Madid, tapi Bahar Romal majzu'.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika menyebutkan Rojaz, yang dicontohkan adalah rojaz majzu', padahal seharusnya disebutkan secara jelas karena perbedaan antara keduanya.
Kesalahan beliau yang lain adalah ketika mencontohkan Rojaz, beliau keliru dalam menyebutkan awal bait,
"souttussafiril bulbuli"
ditasydid pada shoutusshofiri, padahal tidak di tasydid. Mungkin kita akan menganggap bahwa hal itu wajar, tapi dalam ilmu Arudh dianggap tidak wajar dan itu mempengaruhi wazan, karena orang yang paham ilmu Arudh ketika mendengarnya akan mengetahui bahwa ternyata ada yang keliru.
Kesalahan lain ketika menyebutkan bait syair tersebut (bait shoutu sofiril bulbuli), ada sebagian bait yang dilangkahi, walaupun itu bersifat manusiawi kalau salah dari sisi hafalan.
Masih banyak kekeliruan lain yang bisa dikritik secara ilmiah, tapi saya hanya fokus pada substansi permasalahan yaitu ilmu tentang syair Arab yang menyebabkan beliau menyamakan antara syair dan musik.
Jika ada kekeliruan dalam tulisan ini, silakan dikritik secara ilmiah, dan saya sangat bersyukur jika ada yang mengingatkan kekeliruan tersebut.
Semoga Allah memberikan Taufik-Nya kepada kita semua. Amin.
Wallahu A'lam
✍ Al Ustadz Irfandi Makku, LC Hafidzahullah
Versi Allah dan rasulnya dan para sahabat nabi Muhammad
Hidup diakhir jaman
Bismillah.
blokir aj user² dengan komentar tidak baik, cukup didoakan hidayah, bil ghaib.
sia² berdebat di dunia maya, buang² waktu, mengotori hati.
semua orang bisa menjadi "singa" di situ, padahal di dunia nyatanya adalah "kucing".
alangkah lebih baik lagi kepada admin @RodjaTV, fitur komentar nya di nonaktifkan.
حفظه الله، هداني الله وإياكم أجمعين.
Dengar berita sepotong, tapi seolah2 paling paham ujung2nya keluar kata2 jimat 'syubhat'.
Surah Asy-Syu'ara diartikan sebagai pemusik. Sahabat Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam disebut pemusik.
Sifat Allah istiwa' ditakwil istawla. Ustadz Adi Hidayat Allahu yahdikum
@@Abu-Ukasyah orang ini salah satunya yg dengar sepotong tapi merasa lebih Islam🤣🤣🤣
emang syubhat mau dikate ape bos?
@@basing9876 jadi menurut ente yg nonton video KOMPLIT, kesimpulannya si Adi mengartikan Surah Asy-Syu'ara sebagai pemusik atau tidak?
@@alfanzain9031 hanya dgn bikin mengistilahkan assyuuara jadi pemusik, kaum sawah berisiknya minta ampun macam kodok lama nggak Nemu hujan. Berakhir dgn fitnahan seolah2 UAH menghalalkan musik. Momen seperti ini memang ditunggu kaum sawah karena UAH menjadi sandungan dakwah mereka. Padahal muhammadiyah dan kaum sawah memang paling dekat tatacara ibadahnya.
Kebanyakan gaul sama oma irama,Adi Hidayat jadi orang yang tersesat 😂 mungkin saking merasa pinternya orang ini, iyalah tau letak ayat bro ,,,jadi menafsirkan Alquran se enak jidatnya,,, tidak berpikir di bawahnya ada ribuan manusia yg atas ucapan nya itu menjdi kan dalil untuk menghalalkan musik, Semoga adi Hidayat menanggung dosa dosa nya,, fokus fokus ayo fokus😂😂
Debat pake istilah musik yg bukan dr Islam. Pengertian musik dr asal katanya sesuai dgn yg dejelaskan UAH
kalo dari istilah musik ya bener, tp kalo dari Istilah sya'ir SALAH
sya'ir bahasa Indonesia nya Sya'ir Bahasa Inggris nya Poets
'aazif atau Musiqa bahasa Indonesia nya Musik, bahasa inggris nya music
kamu cobain terjemahkan musik (surah pemusik) ke dalam bahasa Inggris, atau Indonesia, kemudian terjemahkan balek ke Bahasa Arab, cem ni :
1. Syu'aro=Musik
(musik = 'aazif atau Musiqa)
diterjemahkan balek jadi 'Aazif
ke bahasa inggris
syu'aro= music diterjemahkan balek jadi aazif au Musiqa
2. syu'aro = sya'ir
diterjemahkan balek, Sya'ir = Syu'aro
Syu'aro = Poets
diterjemahkan balek Poets = Syu'aro
Td UAH jelasin d kajiannya.. afwan ust. Amir antum menarik arti syair ke dlm arti bhs indonesia, syair - syiir itu nyanyian..dlm literasi arab, jgn keukeuh narik2 arti syair ke dlm literatur bhs indonesia, sama sprt org berdebat kata Fitnah, jika yg satu menarik k bhs arab akan jauh beda artinya dgn fitnah dlm bhs indonesia.. dan beliau UAH hny menjelaskan pandangan2 ulama, ust badru mmberi istilah yg sama bhw syiir itu nyanyian...
Tidak benar UAH mengatakan syair adalah nyanyian, tapi beliau mengatakan penyair sebagai pemusik. Dan yang menyesatkan bukan bagian itu, tapi mengatakan bahwa Surah Asy-Asu'ara adalah surah bagi pemusik di dalam Al-Quran. dan tidak benar musik artinya syair dalam bahasa Arab, karena dua kata itu punya dua kata dan makna berbeda dalam bahasa arab.
Silahkan tonton dari yg punya bahasa:
ruclips.net/video/i_SKF4M13x4/видео.html
@@nandrapku ente salah tangkap, syiir itu nyanyian.. org yg bersyair saat itu menguasai ilmu notasi yg mana jika d tarik ke era skrg itu sama dgn musisi/pemusik. Ust yahya badrusalam sejalan dgn apa yg d sampaikan UAH, syiir itu nyanyian. Ga usah framing2 lah, riyadh bajrey yg mnyelisihi manhaj pd diem, kan mmg sengaja melalukan framing keji,
@@Willsky13 : Makin ngaco ente. Kalau pun mau ditarik ke era sekarang, penyair dan pemusik itu dua profesi yg berbeda. Dan intinya, para ulama dan ahli tafsir dari dulu ga ada mengartikan Surah Asy-Asu'ara sebagai surah para pemusik. Jangan loncat ke mana-mana, dan menuduh orang yg mengkritik melakukan fitnah keji. Sama aja ente playing victim,. Nauzbillah
@@nandrapku ulama ahli tafsir dl krn blm mngenal kata musik bahlul! Kata musik itu kata serapan dr bhs yunani yg d pakai baru2 ini yg menggambarkan sesuatu bunyi yg memiliki notasi ,nada2, yg d hasilkan baik itu dgn alat yg menghasilkan bunyi maupun dgn suara dr mulut kita.. ust yahya badrusalam sgt jelas dia menjelaskan syiir itu nyanyian, maksa banget lu bahlul ama pendapat lu..org dulu d era tsb penyair itu ya sepaket ama ahli pembuat nada harmonis yg saat ini kita mengenalnya dgn kata musik.. klo lu nolak itu urusan lu bahlul! Selevel ust yahya badru salam aja jelasin syiir itu nyanyian, bahkan gua pny rekaman asli si riyadh bajrey mengemukakan hal serupa bahkan dia blg sendiri hukum musik blm ijma haram, dia tdk memutlakan haram dan ini urusan fiqih tdk se urgent aqidah.. tahdzir tu badrusalam dan bajrey!
@@Willsky13 : Terserah ente menafsirkan Al-Quran bagaimana, pertanggungjawaban masing-masing di akhirat kelak. Bahkan, syaikh yg emang berasal dari Arab saja tidak mengartikan syair sebagai musik. Mau ente bilang Ust Khalid pun yg mengartikan syair sama dg musik, ane ttp berpegang pada ahli tafsir, apalagi hanya satrawan bahasa arab yg suka ngarang bebas, apalagi sekalas yahya badru salam. Sorry ye... sorry
Jika sudah berkasus begini, baiknya kita juga tidak memakai kacamata kuda dalam menelaah materi yg disampaikan UAH. Di kajian beliau yg berdurasi 1 jam 40 mnt itu ttg musik, beliau hampir semuanya mengambil pendapat dari kitab/buku yg dibuat oleh tokoh yg diyakini banyak ulama terafiliasi kepada syiah.
Jadi tidak salah jika apa yg disampaikan beliau itu yg ditujukan sebagai klarifikasi pada kajian sebelumnya yg viral, membuat persoalan ini semakin runyam. Ditambah, dalam kajian terbaru ttg musik itu, UAH juga menyerang personal orang yg mengkritik beliau ttg surah Surah Asy-Asu'ara itu. Padahal dalam wkt yg sama beliau mengatakan tidak mau menanggapi pengkritik tersebut. Ini yg membuat UAH terlihat jahil dalam menyikapi masalah.
Berarti musik.haram yah?
Ribet amat hidup kalian di medsos..
Padahal kalian tinggal ngomong ke pasukan drum band TNI kalo musik itu haram kan bisa, langsung beres.. ☕