1425. CINTA TAPI NGGAK SELEVEL | | Riyaadhush Shaalihiin | Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 23 окт 2024

Комментарии • 12

  • @ahidamuhsin953
    @ahidamuhsin953 4 месяца назад +3

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
    بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
    Alhamdulillah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Rabbul A’lamiin atas segala nikmat dan karunia yang Allah berikan kepada kita sebagaimana yang kita ketahui bahwa nikmat Allah itu tidak pernah henti sebagaimana kehidupan kita, dimana bumi di pijak disana ada nikmat الله سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى. Sebagaimana shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada Rasul kita Nabi kita Muhammadin عليه الصلاة و السلام beserta para keluarga, para sahabat dan orang-orang yang istiqamah berjalan dibawah naungan Sunnah beliau sampai Hari Kiamat kelak. Dan semoga Allah merahmati Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى beserta keluarganya dan seluruh ulama kita dan semoga Allah merahmati Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri حفظه الله dan seluruh team juga orang-orang yang beriman dan umat Muslim dimanapun mereka berada, آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن.
    Pembelajaran Ke-1 hadits Ke-374 dari Ibnu Mas’ud رضي الله تَعَالَى عنه, di atas adalah sebagai berikut;
     Hadits keSebelas yang Al Imam An-Nawawi رحمه الله تَعَالَى bawakan dalam Bab tentang “Mengunjungi Orang-Orang Baik, Duduk Bersama, Menemani, Mencintai, Dan Mengundang Mereka, Meminta Dari Mereka Untuk Dido’akan, Dan Mengunjungi Tempat-Tempat Yang Memiliki Keutamaan”, yaitu hadits dari Ibnu Mas'ud رضي الله عنه beliau berkata, وعن ابنِ مسعودٍ رضي اللَّه عنه قال : جاءَ رَجُلٌ إِلى رسولِ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم فقال : يا رسول اللَّه كَيْفَ تَقُولُ في رَجُلٍ أَحبَّ قَوْماً وَلَمْ يلْحَقْ بِهِمْ ؟ فقال رسولُ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم : « المَرْءُ مَعَ مَنْ أَحَبَّ » متفقٌ عليه . Artinya, "Seorang laki-laki mendatangi Rasulullah ﷺ seraya bertanya, 'Wahai Rasulullah, bagaimana pendapat Anda tentang seseorang yang mencintai suatu kelompok (orang shalih), tetapi dia belum bisa mengejar amal mereka?’ Maka Rasulullah ﷺ bersabda, "Seseorang itu akan bersama orang yang dia cintai" (Muttafaq ‘alaih). Kembali Nabi ﷺ mengatakan bahwa "Seseorang itu akan bersama orang yang dia cintai". Hadits ini sebenarnya maknanya sama seperti yang kita bahas dalam dua hadits yang lalu atau dua riwayat hadits sebelumnya dan hadits ini penting untuk kita. Hadits ini tentang seseorang yang mencintai sebuah kaum, tetapi dia tidak bisa beramal di level kaum tersebut. Dijelaskan oleh para ulama maksudnya adalah orang itu mengikuti amal-amal kekasih mereka, mengikuti ibadah-ibadah orang-orang yang mereka cintai, tetapi tidak bisa di level mereka. Jadi ini pelajaran bagi kita, bukan orang yang hanya menclaim pintar tetapi tidak berbuat amal apa-apa, seperti tidak shalat, tidak puasa lalu zakat tidak di bayar, bukan itu. Karena kata para ulama dia mencintai mereka tetapi tidak bisa mengikuti amal seperti amal mereka namun berbaur dengan mereka dan tidak bisa di level atau tingkatan pihak tersebut. Dan contoh yang paling gamblang dalam masalah ini adalah hubungan Nabi ﷺ dengan Abu Thalib, padahal Abu Thalib paman beliau yang paling sayang, maka turunlah ayat dalam Al-Qur’an, Allah berfirman dalam QS Al-Qasas: 56 yang berbunyi;
    إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
    Yang artinya, “Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk”. (QS Al-Qasas: 56).
     Jadi mencintai dan mengikuti tetapi belum bisa di level mereka dan ingat unsur mengikuti. Sebagaimana yang sudah di sampaikan dari perkataan para ulama, لَوْ كانَ حُبُّكَ صَادِقاً لأَطَعْتَهُ إنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيعُ “Kalaulah cintamu jujur dan tulus, pastilah engkau akan menaati dirinya, karena sesungguhnya yang mencinta akan taat kepada yang ia cintai”. Jadi kalau kita mencintai Nabi ﷺ akan mengikuti tetapi kita tidak akan sama. Sebagaimana firman Allah dalam QS Ali-‘Imran: 31 yang berbunyi;
    قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
    Yang artinya, “Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu". Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS Ali-‘Imran: 31).
    Dan cinta itu melahirkan mentalitas ikut dan nurut, tetapi kalau tidak, dia itu hanya claim saja. Dan ketika sudah terbukti secara prinsip orang ini jatuh cinta dan sudah dibuktikan bahwa dia mengikuti, maka tidak bijak jika disyaratkan harus di level yang sama, karena Allah Ahkamul Hakimin yang memberikan potensi yang berbeda kepada setiap orang. Seperti kemampuan pisik, kecerdasan, daya analisa, kesempatan, bakat, kesempatan, rizki, maka kita tidak dituntut dengan level yang sama namun kita dituntut untuk mengikuti saja. Maka ayat ini dinobatkan oleh para ulama sebagai Ayatul Imtihan atau Ayat Ujian kepada setiap orang yang meng-claim cinta. Makanya Imam Syafi'i & Ibnu Mubarak berkata, لَوْ كانَ حُبُّكَ صَادِقاً لأَطَعْتَهُ إنَّ الْمُحِبَّ لِمَنْ يُحِبُّ مُطِيعُ “Kalaulah cintamu jujur dan tulus, pastilah engkau akan menaati dirinya, karena sesungguhnya yang mencinta akan taat kepada yang ia cintai”.
     Kalau hanya sekedar claim semua bisa claim, bahkan seringkali yang munafik, lisannya itu lebih manis daripada yang jujur mencintai kita. Makanya ketika Allah berbicara tentang orang Munafik di dalam QS Al-Munafiqun: 4 yang berbunyi;
    ۞ وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ ۖ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ ۖ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ ۖ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ ۚ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ ۚ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ ۖ أَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
    Yang artinya, “Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?”. (QS Al-Munafiqun: 4).
    Para ulama mengatakan, jika anda melihat mereka maka anda akan kagum dengan pisik mereka, fasih kata dalam berbicara dan kalau bicara retorikanya menyihir dan kita nikmat ketika dia bicara, jadi pisiknya, gesturnya, appearance-nya dan pembicaraannya dalam memilih kata membuat kita kagum dan bukan hanya percaya. Dan ternyata itu semua tidak ada gunanya dan ternyata dia musuh dan semoga Allah membinasakan mereka. Jadi kalau main claim atau kata-kata itu specialisasi orang munafik dan membuat kita terkagum-kagum, maka dia harus di uji, apakah dia nurut atau tidak. Makanya kita meremehkan nurut itu karena kita tidak mengerti hakikat dari cinta dan hakikat dari kehidupan, anda jangan melihat maksiat apa yang anda kerjakan tetapi siapa yang anda maksiati?.
     Jadi ini pelajaran mahal, kenapa kita dimasukan ke level mereka walaupun tidak bisa beribadah seperti mereka, karena orang itu berbeda-beda. Makanya لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا مَا آتَاهَا ۚ “Allah tidak memikulkan beban kepada seseorang melainkan sekedar apa yang Allah berikan kepadanya” (QS At-Talaq: 7). Jadi Allah itu Ahkamul Hakimin, Allah ar-Rahman, ar-Rahim, إن رحمتي سبقت غضبي “Sesungguhnya rahmat-Ku mendahului murka-Ku” dan ini yang membuat kita selalu punya harapan dan optimisme. Dan cintailah orang-orang shalih dan jangan salah mencintai karena anda akan mengikuti dia dan itu sudah fitrahnya seorang pencinta karena nanti anda akan dikumpulkan bersama dengan mereka.
    Mohon maaf dan juga koreksinya jika ada kekeliruan atau kesalahan karena keterbatasan dan kurangnya pemahaman ilmu yang saya miliki dalam merangkum, والله أعلم بالصواب
    اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ
    سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ، وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ
    Barakallahu fikum…
    Jakarta, Ahad, 18 Dzul Qa'dah 1445 AH/26 Mei 2024
    Ahida Muhsin

  • @Latifahid4
    @Latifahid4 5 месяцев назад +5

    Jazakumullahu khayran Ustadz dan team.. Baarakallahu fiikum

  • @sumyatisumyati4244
    @sumyatisumyati4244 5 месяцев назад +2

    اللهم ارزقني رزقاً حلالاً وعلماً نافعاً وعملاً متقبلاً

  • @Nabila_marsy
    @Nabila_marsy 5 месяцев назад +1

    Alhamdulillahiladzi bini'matihi tatimush sholihaat
    Barakallahu Fiikum Ustadzuna dan team

  • @Khairul_Huda
    @Khairul_Huda 5 месяцев назад +1

    Alhamdulillah jazakumullahu khaira

  • @iwannri2550
    @iwannri2550 5 месяцев назад +1

    Allahumma sholli 'alaa sayyidinaa muhammad ❤️

  • @syaputrifebrinasari4840
    @syaputrifebrinasari4840 4 месяца назад

    Masya Allah Tabarakallah

  • @fijafaujiah25_
    @fijafaujiah25_ 5 месяцев назад +2

    jazakallahu khairan ustadz ilmunya, barakallahu fiikum

  • @dzikristore528
    @dzikristore528 5 месяцев назад +1

    Alhamdulilah

  • @herwanisarmansugianto9126
    @herwanisarmansugianto9126 5 месяцев назад +2

    🙏

  • @WantedEnak
    @WantedEnak 4 месяца назад

    🙏🏻