Gunanya Cinta Kepada Allah

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 15 окт 2024
  • #PiwelingMaiyah
    Berikut ini hanya sekedar ulasan untuk sekedar menambah refresi saja sebagai pembelajaran bersama"
    Ulasan yang pertama dari alm. Kyai Muzzammil.
    Sholawat badar adalah sholawat asli indonesia,
    Yang ditulis oleh Kyai Ali Mansyur As-Shidiqi di tahun 1962
    Kyai Ali Mansyur berasal dari Banyuwangi-Jawa Timur-Indonesia.
    Dan Kurang lebih begini Sejarah terciptanya sholawat badar;
    Pada suatu hari kyai Ali Mansyur bermimpi didatangi oleh orang-orang yang berjubah putih-putih serta bersorban hijau berbondong-bodong datang kerumahnya.
    Lantas ia pun menceritakanya kepada istrinya dan tak disangka ternyata malam itu istrinya juga bermimpi didatangi Radulullah.
    Selanjutnya keesokan harinya ia datang ke rumah Habib Hadi al-Haddar Banyuwangi.
    Untuk menanyakan perihal mimpi itu kepadanya.
    Kemudian
    Habib Hadi menjawab, “mereka itu Ahli Badar!”
    Namun Tak sampai disitu saja keheranan dan kebingungan yang beliau alami.
    Sesampainya beliau dirumah kemudian
    Keheranan muncul kembali.
    karena banyak tetangga yang datang ke rumahnya sembari membawa beras, daging dan lain sebagainya, tetangganya berbondong-bondong mendatangi rumahnya layaknya mendatangi orang yang akan punya hajat mantu.
    Mereka bercerita, bahwa pada pagi-pagi buta pintu rumah mereka diketuk orang berjubah putih
    yang memberitahukan bahwa esok hari di rumah Kiai Ali Mansur akan ada kegiatan besar.
    Dan Mereka diminta membatu sesuai dengan kemampuan mereka.
    Semakin bingung lah Kyai Ali Mansyur.
    “Siapa orang yang berjubah putih itu?” pertanyaan itu terus mengiang dalam benak Kiai Ali tanpa jawab.
    Kemudian pada malam itu banyak orang yang sibuk bekerja di dapur rumahnya untuk menyambut kedatangan tamu, yang mereka sendiri tidak tahu siapa, dari mana dan untuk apa.
    Ditengah sibuknya dapur di rumahnya pada malam itu,
    Kyai Ali Mansyur merenung di dalam kamarnya,
    Kemudian tiba-tiba seolah ada yang membisikan showat badar dari belakang punggungya kemudian iya pun mengambil bulpoin dan secarik kertas kemudian menulisnya.
    Selanjutnya Pagi-pagi sekali menjelang matahari terbit, serombongan habaib berjubah putih-hijau dipimpin Habib Ali bin Abdurrrahman al-Habysi dari Kwitang, Jakarta, datang ke rumah Kiai Ali Mansur.
    “Alhamdulillah” ucap Kiai Ali melihat rombongan yang datang.
    Setelah berbincang basa-basi sebagai pengantar membahas tentangPKI,
    Ali bin Abdurrahman al-Habsyi selanjutnya menanyakan topik lain yang seketika itu membuat kyai Ali Mansyur terdiam sejenak.
    “Ya Akhiy, mana syair yang Ente buat kemarin?
    Tolong Ente bacakan dan lagukan di hadapan kami-kami ini!”
    Tentu saja Kiai Ali terkejut, sebab Habib Ali bagaimana bisa beliau tahu apa yang dikerjakannya semalam.
    Namun ia memaklumi, mungkin itulah karomah yang diberikan Allah kepadanya. Sebab dalam dunia kewalian, pemandangan seperti itu bukanlah perkara yang aneh dan bukan pula hal yang mustahil.
    Pointer selanjutnya alm kyai Muzammil ngendiko bahwa; sholawat itu ditulis oleh Kyai Ali Mansyur pada tahun 62 yang sebentar lagi akan meletus G30SPKI.
    Jadi ulama-ulama itu akan mendapat isyarat langit.
    Jadi ketika akan ada sesuatu, maka tamengnya itu oleh Allah sudah disiapkan.
    pointer selanjutnya;
    Setelah alm kyai muzammil
    Kemudian mbah nun sedikit menambahi tenatang kisah perang badar.
    Mbah nun ngendiko bahwa perang badar jika dimaknai dengan keadaan sekarang itu sangat tepat.
    Selanjutnya Mbah nun ngendiko bahwa sekarang anda diperdaya seolah anda itu mayoritas.
    sehingga isunya hak-hak minoritas.
    Kemudian mbah nun menggaris bawahi;ITU KALO ANDA BERFIKIRNYA KUANTITATIF
    Karena pada kenyataanya yang terjadi di Indonesia adalah justruh mereka lah yang mayoritas dan kita minoritas.
    Maksudnya kurang lebih begini;
    Coba tengok gedung-gedung tinggi, hotel, mall, ruko, siapa kah pemiliknya?
    Bahkan hingga hukum, penguasaan modal dan seterusnya itu siapakah mayoritasnya.
    Mungkin itu gambaranya saja.
    Selanjutnya jika kita tarik garis lurus kepada yang mbah nun sampaikan tadi,
    "bahwa perang badar sangat lah tepat jika dimaknai didalam keadaan sekarang."
    maka akan sampai kepada garis lurus yang faktanya adalah kita minoritas seperti para ahlul badar.
    Dimana pasukan islam saat itu hanyalah 313 sedangkan pasukan kafir berjumplah ribuan.
    Mereka Tidak hanya kalah jumplah,
    namun juga kalah dalam persenjataan, kalah kesiapan, bahkan kalah tenaga.
    Karena memang para ahlul badar telah menempuh perjalanan kaki yang jauh untuk menuju lembah badar.
    Namun faktanya saat itu mereka menang oleh karena pertolongan dan cinta dari Allah.
    •••••••••••••••••••••••••••••••
    • TENTANG VIDEO
    Video Fottage : Dok Record by Piweling Maiyah
    Date of Video : 12 April 2022
    Lokasi : Karanggede, Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia
    • TENTANG AUDIO
    Audio Vokal : Cak Nun & Piweling Maiyah
    Music Audio : After Rain - Original Music And Video By Piweling Maiyah
    •••••••••••••••••••••••••••••••
    Contact Us :
    Email : piwelingmaiyahofficial@gmail.com
    Instagram : @piweling.maiyah

Комментарии • 35