Metode Alokasi Kursi di Parlemen - Dr. J. Dharma Lesmono

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 11 дек 2019
  • Aplikasi matematika sangat banyak ditemukan di dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari permasalahan ekonomi, sosial, teknik, mipa bahkan di bidang olahraga.
    Dalam kesempatan kali ini saya ingin membahas salah satu penerapan matematika dalam suatu proses demokrasi di suatu negara, yaitu mengenai bagaimana alokasi/pembagian kursi parlemen di suatu negara sebagai hasil dari suatu pemilihan umum.
    Kita tahu dalam kehidupan sehari-hari membagi merupakan sesuatu yang sulit dibandingkan dengan menambah, mengurangi atau mengalikan. Ketika suatu pembagian dirasakan tidak adil, maka akan menimbulkan protes dari pihak-pihak yang merasa dirugikan.
    Di dalam hal pembagian kursi parlemen, pihak-pihak terkait adalah partai-partai politik dan dasar alokasinya adalah jumlah suara yang diperoleh masing-masing partai politik dan jumlah kursi yang tersedia. Yang akan kita bahas saat ini adalah metode pengalokasiannya.
    Pada paper Gallagher, M. Comparing Proportional Representation Electoral Systems: Quotas, Thresholds, Paradoxes and Majorities, B.J. Pol. S 22, 469-496. Terdapat berbagai metode di dalam alokasi ini yang secara umum bisa dibagi menjadi dua kelompok yaitu largest remainders method (metode sisa terbesar) dan highest averages method (metode rataan tertinggi).
    Pada largest remainders method, kursi dialokasikan berdasarkan suatu kuota, yaitu rasio antara jumlah suara dan jumlah kursi (jumlah kursi +1 atau +2). Kursi yang belum terisi dialokasikan ke partai dengan sisa suara terbesar. Metode yang biasa digunakan di dalam kelompok ini adalah kuota Hare, kuota Droop dan kuota Imperiali.
    Sedangkan pada highest averages method, kursi dialokasikan secara sekuensial kepada partai berdasarkan suatu bilangan pembagi. Metode yang digunakan di kelompok ini antara lain Imperali, d’Hondt, Modified Sainte Lague, Saint Lague, Equal proportions, Danish, Adam.
    Metode-metode di atas telah digunakan di banyak negara, terutama di negara-negara Eropa seperti Belanda, Jerman, Austria, Yunani, Denmark, Belgia, Spanyol dan Swiss, negara Asia seperti Filipina dan Korea Selatan dan di beberapa negara di benua Afrika.
    Bagaimana dengan Indonesia?
    Narasumber:
    Dr. J. Dharma Lesmono - Dosen Jurusan Matematika Fakultas Teknologi Informasi dan Sains
    Tim Produksi:
    Pusat Inovasi Pembelajaran UNPAR
    90's Studio

Комментарии •