Sedikit tambahan. Sebenarnya neymar tidak sekedar dibeli tapi release clouse. Setiap pemain profesional itu punya kontrak dg tim. Jika tim lain mau bli pemain tersebut, maka tim yg mau beli harus negosiasi dg tim pemilik pemain, dan tim pemain punua hak penuh untuk menolak pembelian. Cuman ada namanya klausul rilis, dimana kalau tim lain ngaktifin ini maka tim pemilik gal boleh nolak pembelian, mau gak mau harus jual. Nah, klausul ini biasanya harganya tinggi. Jauh duatas pasar. Anggap la oemain itu pasarnya 60 juta pound, maka klausul rilis bisa 3 kali lipat. Nah, si psg ini aktifin klausul rilis neymar yg 2 ratusan juta poundsterling. Efeknya harga pemain lain ikut naik dan harga klasul rilis ikut naik. Kayak benzema dan vinicius klausul rilisnya nyentuh 1 milyar poundsterling
Saya setuju dengan pendapat kang guru mengenai uang mempengaruhi sepak bola... Tapi jika diliat mengenai mancity. Mereka tidak membeli pemain mahal dengan langsung menjuarai kompetisi. Mereka memilih pemain yang terbaik dan mengasah pemain itu. Dan madrid dengan proyek besar sering kali dikalahkan oleh barca yang pemainnya kebanyakan lulusan akademi. Lalu PSG yang sering kali dikalahkan oleh tim yang lawan dengan pemain yang mungkin harga jual lebih rendah dari kebanykan pemain PSG. Uang mungkin bisa membeli sepak bola tapi semua itu juga melalui proses.
Dan lucunya di tahun 2017-2022 setelah neymar keluar. Barca menghabiskan jauh lebih banyak uang dari Madrid tapi kalah Madrid yg lebih berprestasi di waktu tersebut
tidak selalu seperti itu bung, psm makassar aja berhasil juara liga tahun ini, yang kita ketahui minim anggaran sponsor dan materi pemainnya berasal dari liga 2 dan akademi psm sendiri
@@anggangompolan4073 kenapa hitungannya dari 2016 bro? gak dari 2008 pas City dibeli Syekh Mansour? Atau dari 1990 sekalian? Apa karena tahun itu MU minim trofi sementara City mumpung sedang banyak trofi gitu? Tahun-tahun sebelumnya pas City belanja jor-joran tapi minim trofi, gak diitung?
Kalo uang mengubah ketidakadilan cristal palace ga mungkin juara kala itu ,jikalau mungkin club kaya akan menang newcastle sekarang bisa juara epl ,kalo uang bisa bica nih ye city sekarang bisa ngangkat piala champions
Ditengah gempuran sepakbola modern, ada satu tim dari La Liga Spanyol yg masih bertahan dengan tradisinya untuk memakai pemain2 asli daerah tersebut atau seminimal-minimalnya pemain yg punya keturunan dari daerah tersebut, yaitu Athletic Bilbao. Bahkan ketika ada wacana untuk merubah tradisi ini, mereka semua dari para elit sampai para fans kompak menolak dan lebih memilih prestasi pas-pasan tapi tradisi tetap kokoh
Kalau di lihat dr kacamata lain club ini memang orientasinya bisnis bukan prestasi, mrk hanya mengorbitkan pemain2 dr daerahnya dan menjualnya dgn harga mahal. Bilbao ni terkenal jago menjual pemain krn sering sekali menjual pemain dgn harga terlalu mahal di banding kualitas pemain nya (kasusnya mirip2 pemain Inggris yg selalu over price)
Bener. Ini klub keras kepala dalam memegang tradisi , prinsip, dan idealismenya (walaupun begitu, saya suka 😄 serta respect pada mereka), seperti jargon mereka: con cantera y afición, no hace falta importación (dalam bahasa Spanyol), artinya: dengan talenta lokal (homegrown) dan dukungan masyarakat lokal, pemain impor tidak dibutuhkan. Ini berlaku bukan hanya untuk tim utama Athletic Bilbao (di sektor putra) yang main di LaLiga, tapi juga di tim cadangannya (Athletic Bilbao B/Bilbao Athletic) pula serta kelompok umur, juga di tim wanitanya juga: Athletic Club Femenino (Spanyol juga memiliki liga sepakbola perempuan dan tim nasional perempuan). Penjelasannya: 1. Hanya mengandalkan pemain lokal, baik etnis Basque dan kelahiran Basque (terutama dari provinsi Bizkaia/Biscay, basis utama Athletic Bilbao; serta dari daerah di Basque Spanyol (yang secara administrasi terdiri dari wilayah otonomi Basque Country selain provinsi Bizkaia, yakni Alava dan Gipuzkoa; dan wilayah otonomi Navarra) dan Basque Prancis yang termasuk bagian wilayah kultural/budaya Greater Basque Country (Negeri Basque Raya)--dalam bahasa Basque: Euskal Herria); non etnis Basque tapi kelahiran kota-kota di Basque (terutama di Basque Spanyol seperti: Bilbao, San Sebastian, Vitoria-Gasteiz, Pamplona, Eibar, dll). Tapi dalam perkembangannya, pemain-pemain dari keluarga perantau Basque di luar Spanyol juga bisa dan berpeluang main untuk Athletic Bilbao, macam Fernando Amorebieta yang lahir di Venezuela (walaupun orangtuanya orang Basque asli serta memperkuat tim nasional Spanyol di level junior, tapi Amorebieta malah milih main untuk tim nasional Venezuela dan ikut pula dalam skuat Venezuela di Copa America 2015 Chile). Catatan: kata Basque ini dibaca: bask, karena istilah "Basque" ini berasal dari bahasa Prancis; dalam bahasa Spanyol: Vasco; dalam bahasa Basque/Euskera: Eusko. 2. Lebih-lebih binaan sendiri (baik dari akademi maupun klub yang terafiliasi dengan Athletic Bilbao). Walaupun begitu, Athletic Bilbao juga menyasar pula pemain-pemain dari klub-klub Basque lainnya, entah dari Real Sociedad (rival Basque terbesarnya Athletic Bilbao), Deportivo Alaves, CA Osasuna, SD Eibar, dll) serta pemain-pemain dari daerah tetangga Basque Country untuk dididik di Athletic Bilbao sejak level junior. Atau pemain-pemain kelahiran Basque yang main di klub-klub LaLiga lainnya (seperti Real Madrid, FC Barcelona, Atletico Madrid, Real Zaragoza, dll), contohnya Ander Herrera yang pernah main di Athletic Bilbao (dari 2011-2014) dan kembali ke Athletic Bilbao setelah melanglang buana di Manchester United/MU dan Paris Saint Germain/PSG (walaupun Ander lahir di Bilbao, tapi ia mengawali karir sepakbolanya di Real Zaragoza, alias Zaragoza lah klub pertama Ander sebagai pesepakbola profesional ). Mungkin bagi sebagian orang, rumit sih buat memahami tradisi dan prinsip yang dipegang oleh Athletic Bilbao ini, apalagi ada sedikit unsur politik yang melatarbelakanginya (terutama hubungan politisi lokal/daerah Basque dan pemerintah daerah Basque Country dengan pemerintah pusat Spanyol di ibukota (Madrid) sejak dulu kala (termasuk Spanyol era Francisco Franco yang fasis, militeristik, ultranasionalis Spanyol dan tentu saja anti dengan hal-hal yang berbau kedaerahan/regionalisme) sampai kini (era Spanyol yang demokratis namun mengakomodir semangat kedaerahan/regionalisme) dan Athletic Bilbao masuk pula ke dalamnya akibat campur tangan para politikus lokal Basque (di masa lalu) yang memanfaatkan keberadaan Athletic Bilbao untuk menyuarakan aspirasi dan pandangan politiknya: seperti anti Spanyol, pro kemerdekaan Basque (dari Spanyol dan Prancis) dan anti asing). Walapun semakin ke sini, Athletic Bilbao mulai berimprovisasi (alias cari dan manfaatkan celah/loophole dari tradisi dan prinsip mereka sendiri) agar bisa beradaptasi dengan sepakbola modern kekinian yang berorientasi industri dan berskala global, seperti dengan mengandalkan jaringan para pemandu bakat (talent scout) yang tersebar dimana-mana. Tapi tetap mempertahankan tradisi, prinsip, dan idealismenya yang sudah bertahan 100 tahun. Dan memunculkan sesuatu yang tidak biasa: adanya pemain kulit hitam yang bermain untuk Athletic, yakni Jonas Ramalho (pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk Athletic pada tahun 2011, sekarang main di Malaga), dan Iñaki Willams saat ini (Iñaki Williams tidak punya keturunan Basque sama sekali, bahkan ia lahir dari orang tua pengungsi dari Afrika, tapi ia lahir di Bilbao, makanya ia bisa main untuk Athletic Bilbao). Catatan: Untuk kasus pemain kulit hitam ini (sebelum era Jonas dan Williams pada 2010'an), Athletic pernah dituduh rasis dan diskriminatif karena tidak pernah sekalipun memainkan pemain kulit hitam, seperti kasus Miguel Jones (1938-2020) pada 1950' an-1960'an yang tidak jadi gabung ke Athletic dan disangka Athletic bersikap rasis, meskipun akhirnya sangkaan dan pemberitaan miring ini dibantah oleh Jones sendiri (Walaupun ia lahir di Guinea Khatulistiwa pada 1938-saat itu masih dikuasai Spanyol-,tapi ia sudah hidup di Basque sejak ia bersama orangtuanya pindah ke sana saat berusia 3 tahun). Padahal di saat yang sama, Athletic Bilbao terpaksa membatalkan perekrutan Jesus Maria "Chus" Pereda (1938-2011) (kelak menghabiskan karirnya di FC Barcelona dan jadi bagian dari skuat tim nasional Spanyol saat juara Piala Eropa 1964) dan Jose Eulogio Garate (1944- masih hidup) yang kemudian menghabiskan karirnya di Atletico Madrid (dua-duanya berkulit putih), padahal ketiga mengawali karir sepakbola juniornya di Basque. Dan alasan sebenarnya saat itu Athletic Bilbao tidak mengontrak mereka cuma satu, karena mereka tidak lahir di wilayah Basque: Jones lahir di Guinea Khatulistiwa; Chus Pereda lahir di Medina de Pomar, provinsi Burgos (wilayah otonomi Kastila dan Leon, Spanyol); dan Garate lahir di Sarandí, Argentina (walaupun orangtuanya asli Basque, tapi merantau ke Argentina). Serta (ini yang uniknya) memagari pemain-pemainnya dengan harga klausul buyout yang tinggi (di surat kontrak), agar tidak mudah dibeli dengan harga yang "murah" oleh klub-klub gede Eropa, dan manajemen klub pun keras kepala/ngotot agar klub-klub gede yang minat sama pemain-pemain Athletic "penuhi klausul" itu atau "silakan cari yang lain", hampir nggak ada tawar-menawar/negosiasi. Beberapa klub-klub besar Eropa jadi "korban" keras kepalanya Athletic, macam Bayern Munchen (saat membeli Javi Martinez pada 2013), Manchester United (saat membeli Ander Herrera pada 2014), Chelsea (saat membeli Kepa Arrizabalaga pada 2018), Manchester City (saat membeli Aymeric Laporte pada 2018 atau 2019). Padahal klub-klub besar asal Basque lainnya yang main di LaLiga seperti Real Sociedad (dari provinsi Gipuzkoa), Deportivo Alaves (dari provinsi Alava), Osasuna (dari Navarra) sudah meninggalkan tradisi ini (dalam artian mereka melonggarkan tradisi , tidak sesaklek/sekaku/sekeras Athletic Bilbao), mulai dari mendatangkan pemain-pemain non Basque (yang hampir tidak punya kaitan dengan Basque secara pribadi, misal bukan kelahiran Basque maupun tidak pernah main di tim cadangan klub maupun klub-klub lokal Basque di level junior): baik yang berasal dari daerah-daerah di Spanyol alias pemain Spanyol non Basque (entah dari Madrid, Andalusia, Catalonia/Catalunya, Valencia, Galicia, Aragon, Asturias, dll) maupun pemain-pemain dari luar Spanyol alias pemain internasional (seperti dari tetangga terdekat Basque dan Spanyol, yakni Prancis (tapi tidak termasuk pemain Prancis yang ada keturunan Basque-nya); Jerman; Italia; Inggris; Irlandia; Portugal; Argentina; Brasil; Uruguay; Chile (seperti kiper Claudio Bravo yang pernah direkrut Real Sociedad sebelum gabung ke Barcelona dan kemudian Manchester City); Rusia (seperti pelatih timnas Rusia saat ini, Valery Karpin yang pernah main di Real Sociedad dan jadi bagian dari skuat Sociedad kala hampir menjuarai La Liga pada musim 2002-2003) ; dll). Tapi klub-klub ini pernah terdegradasi dari LaLiga dan terlilit utang yang lumayan besar. Sedangkan Athletic Bilbao tetap berada di LaLiga (walaupun beberapa kali hampir terdegradasi) dan jadi salah satu klub yang tidak pernah terdegradasi dari LaLiga sejak kompetisi LaLiga (sebagai kompetisi sepakbola teratas di Spanyol) bergulir pertama kali pada musim 1928-1929, bersama Real Madrid dan FC Barcelona dan cukup berprestasi lah: 8 gelar LaLiga, 24 gelar Copa del Rey (Piala Raja Spanyol) dan beberapa kali runner-up, torehan yang tidak terlalu jelek untuk klub sesaklek Athletic Bilbao (walaupun dibandingkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona untuk ukuran sepakbola Spanyol, tentu secara raihan prestasi cukup jomplang alias terlalu jauh jaraknya). Serta kondisi finansial klub yang terhitung "sehat" dan minim utang. Tapi belum cukup kalau untuk bersaing di level regional Eropa (entah Liga Europa, Liga Konferensi Eropa (yang merupakan kompetisi baru), apalagi Liga Champions Eropa yang jarang dirasakan Athletic Bilbao). Mau manajemen, mau suporternya, sama-sama keras kepala. Bahkan lebih rela Athletic Bilbao degradasi dari LaLiga (dengan tetap mempertahankan tradisi mereka yang sudah berjalan lebih dari 100 tahun) daripada berprestasi dan tetap main di kompetisi teratas Spanyol yakni LaLiga (tapi mengkhianati (secara harfiah) tradisi yang sudah dipegang selama ini, seperti membeli pemain yang benar-benar "asing" dan tidak pernah main di klub-klub lokal Basque sejak junior (kalau si pemain bukan orang Basque asli)). Bahkan menurut Ernesto Valverde (legenda klub, dan sekarang melatih Athletic Bilbao untuk ketiga kalinya), pemain seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pun tidak akan bisa main untuk Athletic Bilbao, karena mereka bukan orang Basque.
@@JustMe-qs9mf Selain Bilbao, Sevilla juga memakai prinsip ini (jual pemain dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan saat si pemain itu dibeli), apalagi sejak sosok Monchi jadi direktur sepakbola klub dan bertanggung jawab atas segala kebijakan transfer Sevilla (termasuk soal pencarian bakat pemain).
Itulah liga2 di amerika utara dengan franchise leaguenya yang "katanya" Nggak fair play justru lebih fair play karena regulasinya jauh lebih ketat. Bahkan banyak yang bilang liga ala Amerika adalah liga sosialisasi di negara kapitalis.
Bukan pak guru, los galacticos itu cuma output dari industrialisasi sepakbola. Pun madrid bukan xang pertama karena sebelumnya Milan dimasa alm.Berlusconi- Fabio Capello jg melakukannya meskipun tak segila Madrid karena batasan jumlah pemain asing. Mereka sebatas mengumpulkan pesepakbola terbaik dan tentu saja mahal asal Italy plus 3 orang bintang non Italy. Tapi setidaknya ada 5 hal besar yang merevolusi industri sepakbola: 1. Adopsi teknologi enkripsi gelombang radio ke dunia pemyiaran. 2. Pak guru benar, penjualan hak siar 3, Aturan Bosman 4. Terbentukna Uni Eropa yg membuat klub bisa ambil pemain dari negara sesama anggota EU dgn jumlah tak terbatas, 5. Adopsi aturan dwi kewarganegaraan yg lazim diterapkan oleh negara2 eropa oleh federasi2 sepakbolanya sehingga pemain2 dari negara non EU dapat dianggap sebagai warga EU karena statusnya yg memegang kewarganegaraan ganda.
Mari dukung Super League, memang udh saatnya Revolusi sepakbola. Jadikan murni entertainment tp professinal. Untuk apa ikutin bola tradisional lagi, klub gurem cuma bikin beban. Sekarang dibuat conference cup buat nyenengin klub medioker. Itu hanya solusi sesaat. Cocoknya pisah aja klub besar, kalau penonton mau liat barang tradisional baru nonton tuh liga uefa. Psst klub medioker jangan protes ya, kan keuntungan hak siar DARI KLUB BESAR SEMUA
para pemenang belum tentu yang terbaik, ini hanya pergiliran biasa dalam permainan duniawi, jadi nikmatilah selagi bisa, atau cari permainan duniawi yang lain
Semoga, melihat sekarang semenjak dimulai kembali setelah pembekuan sepakbola kita masih di sektor konsumsi, bukan industri. Di negara tetangga mereka sudah maju lebih jauh dimana mereka sudah melakukan afiliasi dengan liga negara maju dan orang sepakbola sudah dapat kepercayaan untuk ikut andil dalam even internasional.
@@temanbicara9455 Kalo hematku bang. Buat pendidikan mesti orang kayak beliau ini yg di up jadi Menterinya. Dan yg aku mau itu pendidikan itu murid bener bener di didik. Bukan hanya nyari amteri tapi di didik buat punya prinsip dan decition making yg bagus.
@@daffaaudreey1313 bukan gitu mksdnya bre, kn cenel ini umum, yg nonton umum, bukan cuma suka sepak bola, masa yg umum itu ngantri lama krna bahas bola terus
Pak guru, saya ingin bapak terus berkarya, oleh karena itu saya harap pak guru rajin berolahraga ya pak, kalau bapak nanti malah kurus karna berolahraga gapapa pak, semoga ilmu bapak yang makin gembul
Saya fans Arsenal dulu di EPL punya tim hebat yg lebih mempesona kek Man United dan Liverpool tapi ada sesuatu yg dimiliki Arsenal yg buat saya cinta. Dari dulu saya selalu kagum dengan filosofi Arsene wenger "Kami menciptakan bintang bukan membeli" ditambah permainan menghibur. Dan dijaman sekarang cuman beberapa klub yg mempertahankan tradisi tradisonal sepakbola itupun mereka di kanca eropa sering jadi badut (Ajax, Benfica dan Dortmund)
@@eska1696 itulah hebatnya wenger dengan tidak terlalu banyak keluar duit Arsenal konsisten terus di 4 besar pada era dia. Tapi ya di era sekarang kalau mau jadi pesaing juara harus keluar uang
Namun di era sekarang Karna memegang filosofi itu malah jadi lumbung uang oligarki luar. Padahal tiketnya mahal dan sumber pemasukan jg bagus jika ikut trend tim tim besar lain mungkin prestasinya jauh lebih bagus lagi. Tapi malah hemat belanja.
Club yang punya banyak uang belum tentu selalu juara pak Guru, uang tidak cukup untuk membawa sebuah club menjadi juara tapi harus dengan diimbangi dengan manajemen, staf, pelatih dan pemain yang mendukung. PSG, contoh klub kaya raya dengan kualitas pemain yang bagus dan mahal namun selalu gagal dalam kejuaraan tingkat eropa. Man city adalah contoh club kaya dengan didukung manajemen dan kepelatihan serta memiliki kualitas pemain yang baik sehingga sangat mendukung dalam maraih banyak gelar juara.
@@gurugembul secara sebuah club bisa membeli manajemen dengan harga, club tidak bisa membeli kinerja dari manajemen, artinya walapun dibayar mahal para direksinya belum tentu baik kinerja mereka yang dapat mempengaruhi kualitas pemainnya, disitulah ada peran staf dan kepelatihan bisa atau tidak mempengaruhi performa para pemain. Walaupun semua itu dibeli dengan uang tapi tidak dengan hasil dari kinerja mereka. Makanya ada banyak club yang kaya raya tapi belom bisa meraih juara seperti man city. Makasih replynya pak guru, sehat selalu 😁🙏
@@gurugembul tapi manajemen juga orang pak guru, misal iya dia manajer terbaik didunia dan harganya sangat mahal, trus tiba tiba pas udah dibeli dia terkena depresi, berarti masih ada ketidakpastian disitu
Tidak salah jika yang terlihat ke permukaan tentang kasus2 pelanggaran dari klub kaya selalu mengrucut pada man city Poin penting yang guru gembul agak terlewat adalah Bagaimana sebuah tim menggunakan uang yang banyak pada sasaran yang tepat dan perencanaan yang tepat ? Sebagai contoh anda memiliki uang 1 Triliun anda ingin berinvestasi, tetapi jika instrumen investasi yang anda pilih salah, yg akhirnya sampai rugi, lantas untuk apa ? Yang patut diperbincangkan dari segi bisnis adalah bagaimana strategi tim tim kaya ini menggunakan uangnya dengan tepat guna Sehingga ada hasil akhir yang terlihat berupa trophy atau bahkan gaya permainan Mohon maaf saya hanya berpikir terlalu keras 🙏
"KETIDAK PASTIAN & KEADILAN" sudah mulai memudar di dunia sepak bola karena uang dll, maka dari itu marilah kita semua fans bola di seluruh dunia mendukung untuk terjadinya LIGA SUPER EROPA. Yang mana nantinya liga ini akan berisikan tim tim papan atas dari seluruh eropa, jadi ketidakpastian itu perlahan akan muncul kembali, dan membuat sepakbola menjadi rame😂, untuk klub kecil? Ya nasib ae 😅
Super Team sepakbola modern pertama itu AC Milan mulai season 92-93 saat Serie A bolehin pemain asing lebih dari 3 orang. Awalnya AC Milan beli pemain dari tim yang ngalahin timnya. AC Milan beli Dejan Savicevic dari Red Star Belgrade (juara piala Champion 1991), dan berikutnya beli Desaily dan Papin dari Marseille (runner up Champion 1991 yang ngalahin AC Milan). Saat itu Serie A dianggap liga terbaik dunia, jadi pemain terbaik dunia awal 90-an biasanya nongol di Serie A. Gak cuma dari luar Italia, tahun 1992 AC Milan beli Gianluigi Lentini dari Torino, jadi rekor pemain termahal dunia. Sejak itu AC Milan lahap borong pemain-pemain terbaik dunia. Tahun 1997, saking banyak pemainnya saat itu AC Milan jadi salah satu dari sedikit klub Eropa yang bisa nurunin skuad yang sangat berbeda di liga domestiknya dan di liga champion seperti punya dua tim. Gak bisa semuanya pemainnya beda tapi bisa setengahnya bukan pemain inti (karena ada aturan gak boleh nurunin semuanya tim cadangan), tapi pemain cadangannya AC Milan itu biasanya pemain inti tim nasional di negara lain. Hal lain yang mendorong adalah semakin matangnya kerjasama regional antar negara Eropa dalam Uni Eropa semenjak awal 90-an, para pemain sepak bola bisa bebas cari kerja lintas negara dan sebaliknya klub-klub juga bisa comot-comot pemain yang ada di Eropa dengan admin yang lebih mudah.
banyak club yang lebih kaya ,belanja besar" an tapi tidak juga menunjukan prestasi ,sepakbola bukan hanya tentang uang ,tapi management dan struktur yang baik,manchester city membuktikan itu secara konsisten
Masih ada yg kurang pak Guru,... 1. Tod Boehly, mengakali FFP dengan mengontrak pemain sampe 7,5-8 tahun. Misal si Mudryk dibeli 100 jt. Nah si Tod ini, ngakalinya dengan transfer ke dengan nominal 100 jt : tahun kontrak (7-8 tahun) = artinya keluar uang pada musim ini untuk si Mudryk 12,5-15 jt. 2. Perihal uang segalanya ya pak, itu Chelsea musim sekarang keluar duit 600 jta. Tapi finish diperingkat ke 12. Memang betul, Uang itu faktor penting dalam kesuksesan sepakbola tpi jangan lupa faktor lain seperti pelatih kompeten, manajemen yg baik, infrastruktur yg menunjang, dll. Emang pak, betul ujung2nya duit. Bangun infrastruktur juga butuh duit. Tapi klo manajemen busuk bakal ambyarr Contoh : MU 10 tahun terakhir, keluar duit banyak tpi minim prestasi Musim ini Chelsea, keluar 600 jt. Tapi peringkat no 12 EPL
Itu hanya anomali,liat aja musim besok chelsea masih di pos 12 apa gak ? Sekarang gue tanya,siapa pelatih dengan gaji termahal di dunia ? Itu guardiola, Mancity menggaji para official klub nya dengan harga tinggi,mereka membeli orang orang terbaik di balik layar untuk bergabung bersama mancity. Lu mah tau nya beli pemain doang sih 😅
@@heru-y4-heruknapa mahal? Ya karna ada garansi untuk beberapa event dan target yg hrus di dapatkan bang!! Kalo pelatih mahal mah banyak tpi gak sebagus pep dan asisten²nya, jan lupa lagi pelatih bagus hrus di dukung dengan insfratuktur bagus pemain bagus dll kalo enggak ya bullshit!!! Ini era modern bung syeikh² timur tengah pada gencar investasi ke sepak bola karna cadangan minyak mereka mulai menipis 😂
Klaim bahwa Manchester City dapat menjadi treble winner (memenangkan tiga gelar utama dalam satu musim) karena memiliki "orang dalam" adalah spekulasi dan tidak didukung oleh bukti konkret. Untuk mencapai kesuksesan seperti itu, sebuah tim biasanya membutuhkan kombinasi dari faktor-faktor seperti kualitas pemain, manajemen yang baik, kerja keras, strategi yang efektif, keberuntungan, dan konsistensi performa yang baik sepanjang musim. Manchester City telah menjadi tim yang sangat sukses dalam beberapa tahun terakhir dengan meraih gelar-gelar seperti Liga Premier Inggris, Piala Liga, dan Piala FA. Kesuksesan mereka dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk investasi yang kuat dalam skuad pemain berkualitas, manajemen yang efektif, dan performa yang konsisten di lapangan. Namun, penting untuk diingat bahwa spekulasi tentang adanya "orang dalam" atau praktik yang tidak etis di dunia sepak bola harus didukung oleh bukti yang kuat sebelum dapat dipercaya. Jika Anda memiliki kecurigaan terkait hal tersebut, penting untuk mempertimbangkan sumber informasi yang dapat dipercaya dan menghindari menyebarkan klaim tanpa bukti yang jelas. Secara umum, kesuksesan sebuah tim dalam dunia olahraga seperti sepak bola melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Terlepas dari pandangan individu terhadap sebuah tim atau organisasi, penting untuk mengevaluasi dengan hati-hati dan secara objektif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan mereka.
Bahkan ketika kepemilikan mayoritas klub dimiliki oleh fans pun seperti di jerman dengan sistem 50+1, ketidakadilan terjadi, dimana bayern munchen yang telah membangun sumber kekayaannya sejak lama, menjadi klub yang secara finansial jauh diatas klub² di liganya, bahkan diawal laga di mulai kita sudah tahu juaranya
Anda MISS besar kenapa? Bayern itu sama sekali tidak instan. Tradisinya panjang dan benar benar mulai dari bawah menyusun strategi sampai sekarang. Ini ibarat elu Google, karena berjalan waktu produknya sangat baik dan banyak dipakai. Uang ya bakal terus masuk, Produk baik = Profit Melimpah. Kini saingannya Bing, Chatgpt lah mau masuk Susah sekali bisa menang. Gurgem mgkn gapaham bayern gimana, tapi dalam konteks Club Instan jadi Juara itu benar teori gurgem.
Hahaha saya sebagai fans mencit mengakui itu,sebab butuh 7 thun untuk mencit untuk dpat treb,dan menyusul tiga lagi😂 Salut untuk pak guru yg bisa meringkas semuanya dalam satu " wadah " tpi yg mendengar paham,menurut saya
Man. City mengajarkan kita kalau punya duit banyak aja gak cukup untuk jadi yang terbaik, perlu adanya manajemen, dirtek, komposisi pemain yang pas serta keberuntungan. Lihatlah PSG duit juga banyak tapi hancur-hancuran juga, liat Man. Utd keluarin duit lebih banyak dari man. City namun cuman bisa finish peringkat 2 di liga dalam 10 tahun terakhir. Contoh buruk lainnya adalah Chelsea yang keluarin 600 juta poundsterling tapi malah finish di posisi 12 liga inggris musim ini. Contoh bagus itu liverpool beberapa musin terkahir yang keluarin duit dikit namun masih bisa berprestasi karena punya pelatih yang hebat.
Maaf guru gembul. Menurut saya sekalipun club tersebut punya uang banyak bukan berarti dia bisa memenangkan pertandingan bola. Harus ada management dan pemain yang tepat. Tahun ini Man United, Chelsea mengeluarkan uang lebih banyak dari Man City tetapi bisa kita liat hasilnya berbeda. Jadi menurut saya faktornya tidak hanya uang 🙏🏻
Tetap harus seimbang meskipun club financial besar belum tentu club tersebut berprestasi, contoh chelsea pembelian jor jor an endingnya peringkat 12, perlu di ingat ketika chealsea juar ucl tahun 2012 mereka justru minim belanja apalagi sempat terjadi pergantian pelatih toh endingnya juara ucl. Harus ada keseimbangan antara financial club dengan manajemen, pelatih, serta pembelian pemain yang tepat sesuai kebutuhan club semua saling terintegrasi satu sama lain
Ya emang industri bung. Semua olahraga di dunia ini itu industri. Bukan hanya sepakbola dan itu dr dl. Sepakbola yg antum blg zaman dl masih menggunakan sistem "tradisional" itu jg industri jika diterjemahkan ke arti yg sesungguhnya. Ngapain mereka bentuk liga kalo gk ada "cuan" nya. Hanya saja, memang mengalami perkembangan yg sangat signifikan apalagi di era modern saat ini. Jd dari konten ini, khusus untuk saya pointnya gak ada. Terus lg dari penilaian saya tentang penyampaian anda soal dunia olahraga khususnya sepakbola pada kali ini maaf masih minim. Sekelas anda harus bisa mengambil angle yg "unik" bukan sesuatu yg bisa dikatakan "awam" apalagi untuk orang2 luar negeri. Sukses terus Gugel😉
Ada beberapa kesalahan informasi dalam vidio diatas. Seperti pernyataan Liga Spanyol dan Inggris lah yg pertama kali membuat sepak bola jadi sebuah brand. Liga Italia lah yg pertama melakukan hal itu, yg diawali era AC Milan. Lalu diikuti klub2 Italia lainnya. Lalu pernyataan AC Milan masih bertahan dengan metode pemain akademi. Ini juga salah, karena justru mereka lah pelopor klub pengumpul pemain bintang. Dan untungnya pemain akademi/asli Italia mereka juga bagus, jadi semakin komplit sebagai sebuah tim. Selain misinformasi diatas, saya sepakat dengan vidio ini. Walaupun secara pribadi saya lebih suka tim favorit saya juara (yg mana tim2 besar Eropa), tapi saya akui industri ini sudah merusak sepak bola itu sendiri. Investor kaya dalam sepak bola ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi menguatkan sepak bola lewat dana tak terbatas mereka. Di sisi lain merusak sportifitas sepak bola karena mengerucutkan probabilitas menjadi lebih kecil.
Masalahnya liga italia pada waktu itu tau kemapuan dirinya yg mampu menghilangkan miss konsepsi kalo liga italia itu pengekspor pemain luar. Betul tapi akademi lokalnya bagus da ga ngerusak timnas. Yg harus ada tahu itu tidak semua idiology club italia itu kalau impor dibilang impor massal. Contoh intermilan lahir melawa idiologi kiri rasis ac milan yg mau hanya orang lokal kelas pekerja yg jadi pemainnya. Makanya kalo dibilang impor pemain ya kurang tepat. Madrid yg idiologi kanan nasionalis radikal franco. Yg memang tujuan politiknya melegitimasi kekuasaan dia. Di salurin lewat proyek losgalaticosnya. Nah pertanyaannya city.. si mansyur ini kan pebisnis yg ga ngerti filosofi bola. Taunya cari untung dari club yg dia ga tau filosofinya sendiri. Tiba2 bawa uang bayar2. Itu kenapa dia bener2 rusak sepakbola. Belum lagi kasus PSG pemiliknya arab juga yg main belakang. Secara bisnis itu sah2 saja. Tapi secara attitude sepakbola apalagi holligan yg tau kultur itu jelas nolak..
@@southeastasia8429 Milan saat itu belum melakukan bukan karena ideologi, tapi karena aturan pembatasan pemain asing masih sangat ketat. Ada batasan kepemilikan pemain Uni Eropa dan non UE, dan juga berapa yg dimainkan. Setelah ada perubahan kuota, semua klub liga Italia yg mampu ya jor-jor an. Nanti inilah yg jadi cikal bakal sepak bola bisa jadi sebuah industri. Perubahan pandangan tentang sepak bola bisa jadi brand inilah yg akhirnya diikuti oleh klub2 di negara lain. Jadi hal itu gak ada kaitannya sama ideologi, tapi murni bisnis. Begitu aturan berubah, ideologi ya cuma jadi sekedar prinsip usang yg bisa saja ditinggalkan.
@@sangali5123 kenapa pembatasan itu dilakukan? Jelas itu bukan sekdar pembatasan aturan formal tapi aturan tidak verbal dari "lu ga bisa pakai pemain asing lebih dari kuota seharusnya karena ini liga negara gue" ini bentuk halus ideology dan xenophobic milan sendiri( dan kebanyakan club italy). Cuman diperhalus dalam bentuk aturan aja. Adanya pembelian pemain bintang itu lebih karena desakan sponsor utk kapitalisasi liga itu sendiri. Tapi tetep dihalangi idiology club itu sendiri dan budaya ultras di italy yg memang notabenya kebanyakan fasis. Sangat beda dgn inggris yg pakai ekonomi kapitaisme liberal. Ini juga bentuk tanggung jawab moral inggris sendiri karena merasa punyatanggung jawab moral karena jadi bangsa penjajah. Sementara italia engga semasiv inggris. Makanya ultras italia itu selalu maki2 pemilik asing. Dulu erick thohir. Sekarang steven zhang. Kalau liat pemilik serie a sekarang hampir semua punya background italy. Cek saja kalau ga percaya. Makanya ga heran liga italia itu sarangnya rasis neo nazi itu sudah biasa.
@@southeastasia8429 Lho pembatasan itu bukan cuma ada di federasi sepak bola Italia, tapi hampir semua negara Eropa. Terbentuknya Uni Eropa nanti ikut mempengaruhi kebijakan kuota pemain non domestik. Dimana aturan untuk pemain dari UE diperlonggar, tapi non UE masih agak dibatasi. "Sangat beda dgn Inggris yg pakai ekonomi kapitaisme liberal..." Ini juga salah. Justru industri (kapitalisme) liga Inggris itu menjiplak dari kesuksesan liga Italia yg dipelopori oleh Milan. Soal rasisme juga gak benar. Kenapa investor besar lebih memilih liga Inggris dibanding Italia ? Ya karena secara hitungan bisnis lebih menjual, gak ada kaitannya sama orang Italia yg rasis. Misal ada orang ditawari beli MU atau Inter, kalo sama2 mampu ya beli MU lah. Karena secara hitungan bisnis lebih besar peluang meraup keuntungan. Ini logika sederhana dalam industri, gak ada kaitannya sama warna kulit.
Ini hal yg hrs dicontoh oleh club Indonesia adalah berdikarinya sebuah club melalui management sponsor dan hak siar televisi. Meminimalisir pemain naturalisasi dan luar wilayah club, seperti Tim Jawa hrs diisi mayoritas pemain lokal, sama dg Sumatra dan Kalimantan. Di luar daerah dibatasi, apalagi di luar negri. Nah, ini potensi untuk fokus karna tdk bisa dihindari pemain bola kita jg kdang ksulitan ekonomi sehingga bsa diatasi dg berdikarinya sbuah club. Tanda kutip terkait Man City, uang gak selalu jd jalan pintas, tpi tetap butuh proses panjang.
Fun fact pengeluaran MU 10 tahun terakhir jauh lebih banyak dr City, namun pd akhirnya tetep mlempem Jadi ini bukan soal uang Terlalu dangkal sekali kalau melihat faktor kemenangan hanya dari sisi financial Kalau memang teori guru benar Maka harusnya peringkat CHEALSEA sebagai salah satu club termahal tidak lebih rendah dari Newcastle yang masuk top 5.
Ya tetep soal uang, tapi ada faktor lain seperti alokasi uangnya gimana ngegunainnya, efektif apa engga Klo situ ngomong gk soal uang, emang situ berani megang club yg keuangannya medioker kek everton atau burnley buat juara dibandingkan club kaya kek man city? Buat leicester yg juara epl, itu anomali yg mungkin cuma terjadi 100 tahun sekali, yg klo di statistik itu disebut nilai ekstrim, jadi gk bisa dijadiin argumen klo sepak bola modern itu bukan soal uang
Pep itu pelatih terbaik saat ini, city juara bukan HANYA karena banyak uang, tapi adanya Pep lah yang membuat city bisa seperti saat ini, Pep bisa mengembangkan strategi permainan,Pep juga bisa mengembangkan pemain yang tadinya sebagai bek bisa dijadikan DM, Pep pelatih yg fleksibel dalam menggunakan strategi nya.
7 tahun lamanya menanti UCL ... 🤣 Untung manajemen sabar gagal berkali2 di UCL ttp dipke. Beda sama klub kaya lain, gagal 1x 2x "udah selesai lu kita pecat" Mungkin itu yg patut ditiru klub lain, bangun skuad gk gmpg jd bersabar dgn progres pelatih.
Sepakbola telah menjadi industri besar yang super masif. gaji per tahun Cristiano Ronaldo yang mencapai 3,5 trilliun, adalah bukti bagaimana industri ini mencengkram dunia. Kabar terbaru Manchester united akan dibeli oleh Qatar dengan nilai fantastis lebih dari 100 - 120 Trilliun.
Saya gk setuju pak guru untuk yang satu ini, persaingan sepak bola memang mengerucut tapi kemungkinan" yang gk terduga itu masih ada kayak keberuntungan inter milan yang melawan tim" yang setara dengannya hingga final liga champions, dan jangan lupa kemenangan leicester di tahun 2015 di liga inggris. Terdegradasinya genoa sebagai club tertua italia dengan fansnya yang gila. Itu menunjukan kesenjangan keuangan itu bisa digoyahkan
tapi efek dari berkurangnya ketidakpastian dalam sepak bola karena dirusak oleh uang, tim seperti leicester city juara aja itu akan dianggap mukjizat. menurutku sendiri efek tergerusnya ketidak pastian dalam sepak bola, bikin jadi lebih seru juga, nilai sebuah kemenangan/kekalahan akan semakin membesar karena kesenjangan semakin besar juga
City treble krg heboh krn dr segi financial skuad pelatih fasilitas mereka paling unggul..jd udh gk aneh dan mayoritas pecinta sepakbola sepakat bahkan gk akan heran city bisa treble
Selain oil money, city juga pinter beli pemain yang sesuai, bahkan pemain pelapisnya berkualitas. Jadi ga cuma uang doang tapi menggunakannya dengan bijak. (Ga kaya chelsi)
Dari konten ini jadi faham, ternyata guru gembul tidak secerdas yg kukira, ternyata ada sisi2 sok tau dan sok iye nya jg plus ngbual2 dikitlah, tapi semua tertutupi dng gaya ceritanya yg memang asyik
tapi lebih jauh dari uang yg akan berbicara, rasanya ada point2 yg terlewatkan pak guru, contohnya seperti manajemen yg baik, kebijakan transfer, pengembangan fasilitas klub, pembinaan pemain akademi, dsb. bila man city tidak memiliki hal itu saya percaya mereka tidak akan mendapatkan kesuksesannya dlm 1 dekade terakhir. chelsea dgn pemilik barunya menjadi bukti nyata kalau uang bukan lah satu satunya faktor untuk meraih kejayaan
Berarti sudut pandangmu uang hanya untuk belanja pemain. City juga menginvestasikan uangnya untuk membangun akademi, fasilitas, manajemen, pelatih, staff dan lain² dengan uang... tanpa uang mereka tidak akan bisa membangun itu semua. Dengan uang pula mereka bisa membangun fondasi finansial yang kuat dengan mendirikan city football group.
Sebetulnya transfer2 pemain luar udah terjadi dari dulu, contohnya sejarah pecahnya Milan, jadi AC Milan dan Inter Milan, karena Inter Milan penganut paham pemain luar boleh bermain di Liga italy, dan itu terjadi di 1908. di Madrid tahun 1950-1960an juga punya bintang dari luar Spanyol, Alfredo di stefano (Argentina), Ferenc Puskas(Hungaria). Inter yg dari italy punya Jair (Brazil), Luiz Suarez (Spanyol). Tahun 80an juga Diego Maradona, main di Eropa jadi bintang terkenal. Mungkin lebih tepat nya sebelum era 90an, Sepak bola sudah populer terutama di Eropa, hanya saja akses2 merata ke seluruh Dunia itu baru terjadi di 90an. Terutama dimulai Piala Dunia di USA di tahun 94.
Anda benar, transfer pemain dari luar negeri ke klub-klub di Eropa telah terjadi sejak lama. Contohnya, AC Milan dan Inter Milan telah memiliki pemain dari luar Italia sejak awal abad ke-20. Begitu juga dengan Real Madrid yang mendatangkan pemain seperti Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, dan beberapa pemain lainnya. Seiring perkembangan sepak bola dan meningkatnya popularitasnya di seluruh dunia, akses yang lebih luas terhadap pemain dari berbagai negara juga menjadi lebih mungkin. Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat memang menjadi salah satu momen penting yang membantu meningkatkan eksposur sepak bola di level global. Selain Piala Dunia, perkembangan teknologi dan media juga telah berkontribusi dalam memperluas penonton sepak bola di berbagai negara. Siaran televisi internasional, internet, dan platform digital memungkinkan penonton di seluruh dunia untuk mengikuti pertandingan dan pemain dari berbagai liga dan negara. Dengan demikian, perubahan dalam akses dan eksposur global terhadap sepak bola pada era 1990-an dan seterusnya telah memberikan dampak signifikan pada transfer pemain dan memungkinkan klub untuk mendatangkan bintang-bintang sepak bola dari berbagai belahan dunia.
Tambahan coach Gembul, sekarang klub bola Eropa pilihannya cuma dua biar bisa survive, jadi klub yang gelontorin duit banyak buat beli pemain dan dapet trophy tiap tahun macem City, Madrid, MU atauuu jadi tim menengah, tapi tiap musim jualin pemain dengan harga mahal macem Dortmund, Benfica, Brighton, Ajax. Artinya memang sekarang klub klub itu sudah punya peran mereka masing masing, dimana peran tersebut gak bakalan mereka rubah sebelum FIFA & UEFA turun tangan.
jadi klub yang main jual pemainnya itu sangat bertumpu pada hasil akademi sepak bolanya atau juga ikut beli beberapa pemain yang punya potensi tapi tidak dilirik?
@@bilidanmaku lebih ke tim scoutingnya sih bang, gedein pemain lewat akademi itu sekarang udah kek nunggu apel emas di satu pohon, susah, mahal, butuh waktu. Sedangkan kalo klub mau cari pemain yg "udah jadi" Di liga liga yg underrated kayak liga Afrika, Amerika Latin, chance mereka nemu pemain bagus dan terbukti lebih gede.
Gimana lagi caranya membeli tradisi, sejarah, prestasi, sistem yg sudah dibuat Klub yg sukses? Ya pasti dengan Uang, bahkan klub besar jg tetap butuh banyak uang untuk mempertahankan tradisi mereka. Apalgi modelan man city, psg, newcastle, chelsea yg dari dulu adalah tim gurem. Makanya ide Super League itu masuk akal bgt. Yaudah kita buat pure ini entertainment tp professional. Gausah deh ikutin Uefa, kalau mau bola traditional baru nonton tuh liga liha dibawah uefa 😅
Sekarang bolehlah waktunya sepakbola modern (baca: kekuatan modal), tapi semua akan kembali ke khittah sepakbola sesungguhnya (baca: Arsenal) pada waktunya...
banyak benernya tapi ada salah fatal nya. Kisaran menit 15:10 - 15:25 menurut sy opini GG relatif "pake logika aja" & kurang mendalami bidang tsb. Emang bener sejak 2009 ke sini City banyak duit, tapi bukan cuma ttg itu. Banyak proyek² strategis dari level akademi s/d football group yg digarap dengan serius & konsisten. Statement GG ini relevan kalo ditujukan ke PSG yg nyatanya s/d sekarang levelnya domestik aja. Closing statement ttg City di 16:15 juga termasuk disrespect ke pihak² yg sudah bekerja keras di balik kesuksesan tsb. Untung mbahas sepakbola, kalo mbahas ttg sejarah apalagi berkaitan ilmu/pengetahuan yg bersifat tuntunan jangan sampe mempelajari kulitnya aja & bikin statement setajem itu ya GG. *saling mengingatkan sesama muslim
Ya beginilah udh terkenal kualitasnya jauh menurun dari dahulu. Pasti nnti dijawab saya kan hanya memberi gambaran umum baraya, inti pesannya ada di akhir yg tentang pemenang menciptakan keadilan versi mereka. Pesannya sih benar, tapi perjalanan ngalor ngidulnya banyak yg meleset
@@manufactt ternyata demikian ya, baru tau sy (krn emng gak ngikutin konten² beliau) orng yg konten nya story telling itu rawan bikin mis, jadi ya perlu diingetin supaya menghindari kesalahan di pembahasan yg bobotnya berat 😊
@@manufactt ternyata demikian ya, baru tau sy (krn emng gak ngikutin konten² beliau) orng yg konten nya story telling itu rawan bikin mis, jadi ya perlu diingetin supaya menghindari kesalahan di pembahasan yg bobotnya berat 😊
Sebenarnya cabang olahraga Indonesia dapat bersinar hingga ke kancah internasional apabila bangsa Indonesia dipimpin oleh sosok Bapak Anies Baswedan di masa mendatang. Kemajuan suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan seorang pemimpin yang cerdas.
Ngga gitu juga kali. Klo mau dibilang salah juga ngga juga, belasan tahun lalu emang mancit bisa beli pemain2 sekaliber aguero, silva, yaya toure ? nggak kan, sejak arab datang mau nggak mau musti diakui itu mengubah kemampuan city paling ngga secara finansial untuk bisa membeli pemain berkualitas lebih baik daripada tim lain. Treble city itu adalah akumulasi owner (finansial) , manajemen, dan pelatih yang tepat.
@@Kisaragivenkgw lagi sarkas/satir mereka bro, yg bilang city bisa seperti ini karena duit .. padahal mereka juga beli pemain pake duit 🤣 bedanya city berhasil sedangkan tim lain enggak 🤣
Wawasa guru gembul dalam dunia sepak bola terlampau kurang dan sepertinya tidak cukup sumber .. Sebelum era los galacticos itu baru itu sekitar 2002 tepat setelah ronaldo botak membawa brazil juara dunia .. Tapi jauh sebelum itu pemain bintang timnas inggris sudah ada yg dibeli real madrid tepatnya tahun 70 an .. Jadi urusan transfer mentransfer pemain bukan setelah hak siar liga dibeli tahun 92 bukan , tapi jauh sebelum itu transfer mentransfer pemain sudah bukan hal yang aneh.
Sejarah membuktikan klo uang saja ga bisa membeli Prestasi, tp butuh perpaduan yg seimbang antara uang, manajemen, pelatih, pemain, dan mental juara, semua elemen itu sudah di miliki city skrg dan itu tidak di dapatkan scara Instan, butuh proses panjang belasan tahun untuk mencapai prestasi yg stabil hampir di tiap musimnya..
@Akmal Gulung manajemen bagus tanpa uang yg ada malah jualan pemain, kek Dortmund dan brighton kurang bagus apa coba 🤣🤣.. Uang banyak tanpa manajemen yg bagus ya nasibnya bakalan terpuruk kek Chelsea dan MU tuh, kurang banyak apa coba uangnya 🤣🤣 Semua dah ada contohnya kog..
keberuntungan juga berpengaruh buktinya leicester city bisa juara epl porto bisa juara ucl, sesuai dengan istilahnya bola itu bundar kadang di atas kadang bisa di bawah yang jelas pep itu pelatih yang berusaha biar skuadnya itu punya kesempatan yang gede biar juara.
Ujung2nya memang uang. Tapi seberapa bijakkah sebuah klub untuk memakai uangnya juga jadi faktor penting, ada yg jor-joran tapi prestasinya mentok aja. Ada yg jor-joran dengan manajemen yg apik seperti Man. City
Keren pak guru sering sering bahas bola gini dong Tapi satu hal yang seenggaknya masih berlaku adalah uang gak bener-bener bisa ngasih kejayaan ke tim secara instan. Man City bisa bagus memang karena uang jg jadi bisa beli pemain, tapi sejak era Pep mereka gak lagi beli jor joran, cuma beli peman yg dibutuhkan aja. Musim ini aja mereka gak sampe habis 100jt pounds. Sedangkan PSG yang bahkan bisa punya trio MNM tetep aja gak bisa juara UCL. Chelsea pun gitu, musim ini habis 600jt euro pun malah peringkat 12, jadi setidaknya sampai sekarang selain uang juga butuh hal lain seperti manajemen dan perencanaan
Maaf kang guru, saya agak kurang sependapat dengan kang guru. City memang klub kaya raya, namun hal yang mendasari City bisa menguasai liga dan kejuaraan eropa itu bukan hanya karena uang, tapi sistem menejemen yang bagus. PSG, man utd, madrid dll itu uangnya banyak juga. Tapi knapa city yang juara? Itu murni karena menejemen man City yang bagus. Mereka selalu berhati-hati dalam melakukan jual beli pemain. Man utd itu pengeluarannya lebih banyak dibandingkan man city, tapi untuk prestasi malah jauh tertinggal dari man city dalam beberapa tahun terakhir. Jadi uang memang salah satu faktornya, tapi bukan satu2nya faktor.
Dasarnya uang dulu bro. Memangnya untuk dapat manajemen yg bagus itu juga butuh uang. Mulai dari analisis dan seleksi orang-orangnya. Kalau lu punya manajemen bagus tapi gak punya duit untuk beli pemain yg sama aja bohong. Sedangkan city itu sudah diakuisisi dari 2008. Dengan waktu 15 tahun ya mereka mampu menyusun manajemen bagus dengan pembelian yg bagus...
@@yogaardilez9277 goblok banget luh lawan hukum alam industri itu udh bagian bonus sepakbola yang menjadi magnet bagi sponsor.jadi mau gk mau uang tetap akan menghampiri sepakbola .apa klub harus menolak uang wkwkwk udh lah sepak bola modern yh uang ffp mya aja diketatkan
Kali ini Pak Guru terpantau bukan bola mania. Kalau mengatakan di Premier League hanya 5 besar saja yang selalu dominan, nyatanya 10 besarnya cukup ngeri2 sedap dan bahkan club kasta bawah aja lazim mengalahkan tim2 besar. Keberhasilan Man City meraih treble winner pun bukan sekedar masalah uang tapi itu bisa disebut investasi jangka panjang, 2009-2018 mereka memang banyak membangun tim mereka tapi setelah itu belanja pemain mereka sudan mulai santai dan mulai memanfaatkan pemain dari akademi mereka dan bahkan 3 tahun terakhir justru nilai transfer pemain mereka surplus dan yang mengejuutkan lagi dalam 5 tahun terakhir belanja pemain Man City hanya separuh dari belanja Man Utd. Sedangkan prestasi Man City jauh lebih mentereng dibanding Man Utd dalam 10 tahun terakhir ( Fans Man Utd biasanya akan mendongeng kejayaan masa lampau). Dan jika ngomongin kenaikan transfer pemain menjadi gila-gilaan justru di mulai dari La Liga yang memang hanya didominasi oleh Real Madrid dan Bercelona pada saat itu tapi kini sudah mulai muncul beberpa tim yang terlihat bangkit melawan dominasi keduanya. Sepak bola memanglah sebuah bisnis hiburan yang harus memberikan hiburan kepada penontonnya, sehingga tidak harus menggunakan putra daerah sebagai pemain dari sebuah club yang bahkan di Indonesia saja yang hampir tiap pemain tidak mempunya nilai transfer yang besar saja jarang ada pemain asli daerah membela sebuah club dan bahkan kelas tarkam saja selalu menggunakan pemain dari luar kampungnya. Burnley dengan pemain seadanya nyatanya mampu promosi ke premier league, Arsenal dengan pendanaan yang minim pun nyatanya mampu senjadi runner up. Mohon kiranya pak guru sering2 nonton sepak bola lewat Vi**o yang gak sampai 100rb tiap bulan bisa nonton banyak pertandingan sepak bola, utamanya premier league yang nyatanya masih banyak ketidak pastian di dalamnya.
sampai FFP pun di bahas. kesannya kok kayak gak rela city dapet treble. 😂😂😂😂 sudahlah, mungkin ikut hype aja kali. dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada beliau pak guru, saya juga menyelesaikan nonton videonya. terlepas dari itu semua, saya yakin pemilik man city itu orang yang paham mengatur manajemen industri olahraga dan paham akan kecurangan.
Anda salah paka guru,bahwa Uang belum bisa menangkan trofi yang bergengsi contohnya psg, Chelsea dan Manchester united.sepak bola meliki banyak pengaruh seperti pelatih,dirtek , menejemen , fasilitas dan kekompakan.
Pak guru saya suka bahasan tapi saya koreksi beberapa 1. Juventus itu dikurangi 10 jadi ga menang² juga dan kemaren yang menang napoli yang udah lama ga juara. 2.City beli pemainnya lebih murah dari tetangga nya united cek aja bursa transfer kemaren. 3.yang punya City emang punya banyak club selain di inggris sama seperti red Bulls dll. 4.menang kalah masih tergantung pemain pak guru tergantung permainan di hari itu karena kemaren saat UCL bener² pemain city ga seperti biasanya sengit 1-0
Saya kurang setuju Pak Guru, uang memang menjadi faktor penting untuk meraih kesuksesan klub sepakbola, namun yang lebih penting adalah manajemen klub nya. Pengeluaran man city untuk transfer pemain nggak jauh beda dari MU 10 tahun terakhir (bisa dicek sendiri datanya). Tapi transfer pemain MU banyak yang flop. Itulah sebab trofi man city lebih banyak daripada MU 10 tahun terakhir. City juga menghire direktur teknis yang dan pelatih yang memiliki filosofi yang sejalan, yaitu bermain sepakbola menyerang dan juga berorientasi pada proses, filosofi itu juga diterapkan hingga level akademik. Karena perpaduan antara manajemen dan prinsip yang bagus dan juga uang untuk membeli pemain itulah yang menjadikan Man City klub terbaik di eropa saat ini.
Memang hasil pembelian, namun tanpa perencanaan yang matang dan pengambilan keputusan yang tepat dari yang membeli juga City nggak akan sebagus sekarang.
Pak guru mohon bahas fenomena yang terjadi di Mojokerto sekarang, anak berusia 15 tahun membunuh temannya, dan baru 1 bulan polisi bisa menemukan. Apakah itu awal tanda-tanda sifat psikopat
Gue bangga sih jadi fans inter milan, bisa masuk final UCL dengan squad apaadanya tidak di unggulan tapi bisa menahan cita tidak seperti yg di beritakan bakal di bantai.
@@timber333 setuju,, tapi berita meneritakan seramnya city yang bisa bantai madrid sampe inter bakal ga di kasih nafas.. Setidaknya saya bangga inter yang dari awal liga UCL tidak di favoritkan performa naik turun tapi bisa membuktikan bisa masuk final UCL,, kalahpun ga nyesek krna emang ga di favoritin.. Setidaknya inter kalah dengan terhormat dan bisa membungkam media yang menceritakan inter akan di habisi city..😀
@@tututoxic3671 kata siapa tim lawak,, di penyisihan grup ada barcelona ada bayer munchen sama slafia praha,, itu time besar sedangkan kapasitas pemain inter di bawah barca sama munchen.. Yang penting tetep bangga bisa masuk final walaupun kalah.. Santai aja bro teamnya kalah aja santai masa yg team yang ga kalah ga santai.. Wkwkwkk
Saya fans city dari era mancini, Kalau tim kecil mau bersaing dengan tim besar, Memang butuh uang banyak, Jujur city cuman sekelas westham kalau ga di beli sheikh mansour
Nuansa treble-nya Man City ini, sedikit berbeda, tidak se-mengagumkan treble-nya Barca, Inter atau MU sebelumnya. Salah satu penyebabnya ya karena efek industrialisasi dan kapitalisasi klub sepakbola saat ini. Barca, MU, Inter treble tidak sepenuhnya disokong dengan dana tak terbatas belanja habis-habisan pemain bintang. Tapi juga didukung dengan pemain lokal atau bahkan jebolan dari akademinya sendiri. Artinya, uang saat itu tidak sepenuhnya jadi faktor utama keberhasilan meraih banyak trofi. Semakin hasil pertandingan bola bisa ditebak pemenangnya, semakin tidak menarik lagi tontonan bola itu (untuk mayoritas orang). Sepakbola sempat sangat menggemparkan ketika FC Porto juara UCL, Inter Treble, atau yang paling mengejutkan saat klub "gurem" Leicester City juara EPL 2016. CMIIW
Yaelah basi banget argumennya, klo tim kuat ya kuat. Akuin aja, gak usah bawa2 past glory atau rekam jejak treble sebelumnya. Klo soal kapitalisasi per-duit-an? Ya namanya ada yg invest ke klab masa ditolak? Kan tujuannya biar memperkuat skuad. Lagian klo-pun kita ngomongin soal duit, biar gimanapun klo gak bisa me-manage/mengasah skuad tapi belanja pemain bintang ya sami mawon. Pep & City butuh waktu & proses lama untuk bisa sampe ke titik ini, makanya nuansa Treblenya SANGAT BERKESAN, ya karena penantian panjang itu.
Dan hal ini juga berpengaruh kepada liga-liga di game sepakbola hehe.. Tiap main PS pasti kita lebih memilih club" yang terkenal itu. Bahkan sampai ada yang rebutan wkwkwk..
Era 90 itu era keemasan liga italia bang. Memang bener yg mempopulerkan spkbola liga ingris dgn hak siar dan periklanan yg kala itu bener bener bisa d katakan berhasil..dan benar ada x team kuat bisa slalu juara krna di dukung keuangan yg tak terbatas oleh sponsor atau pemegang hak club.. Selain pengusaha Arab bandar judi kelas kakap ada di belakang team kuat tersebut
Membahas soal bola, aku malah slpok ke pemikiran atau perkataan Guru "apakah sepakbola adil,ya tidak adil, yg jelas kemenangan dutentukan oleh yang mempunyai uang paling besar,pada akhirnya kapitalisme menang " dan tentang sebuah keadilan
13:21 Gw ga setuju SM pendapat guru gembul, memenangkan sebuah trofi ga mesti dgn pemain bagus dan mahal liat aja Leicester bisa angkat piala musim 2015/2016 padahal mereka saat itu ga membeli pemain dgn harga mahal. Maka dari itu jika sebuah club kaya hanya bisa membeli pemain mahal dan hebat maka club-club "kecil" akan membuat academy agar pemain tsb dijual dgn harga tinggi
Sedikit tambahan. Sebenarnya neymar tidak sekedar dibeli tapi release clouse. Setiap pemain profesional itu punya kontrak dg tim. Jika tim lain mau bli pemain tersebut, maka tim yg mau beli harus negosiasi dg tim pemilik pemain, dan tim pemain punua hak penuh untuk menolak pembelian. Cuman ada namanya klausul rilis, dimana kalau tim lain ngaktifin ini maka tim pemilik gal boleh nolak pembelian, mau gak mau harus jual. Nah, klausul ini biasanya harganya tinggi. Jauh duatas pasar. Anggap la oemain itu pasarnya 60 juta pound, maka klausul rilis bisa 3 kali lipat. Nah, si psg ini aktifin klausul rilis neymar yg 2 ratusan juta poundsterling. Efeknya harga pemain lain ikut naik dan harga klasul rilis ikut naik. Kayak benzema dan vinicius klausul rilisnya nyentuh 1 milyar poundsterling
Pemerdagangan manusia ada legalnya.
@@raditazzaki750 itu kan jasa. Beda dengan human trafficking
@@Peredam123 hhe
@@Peredam123 kasarnya doang
@@Peredam123 human traficking mau pelacuran atau budak kan juga jasa,ente kadang kadang ente wkwkwk
"Ketika dunia dikendalikan oleh para pemenang, maka keadilan hanya tuntutan para pecundang" nice quote 👍👍
Yg menang merayakan..yg kalah menjelaskan 🤣
Salah bro
Saya setuju dengan pendapat kang guru mengenai uang mempengaruhi sepak bola... Tapi jika diliat mengenai mancity. Mereka tidak membeli pemain mahal dengan langsung menjuarai kompetisi. Mereka memilih pemain yang terbaik dan mengasah pemain itu. Dan madrid dengan proyek besar sering kali dikalahkan oleh barca yang pemainnya kebanyakan lulusan akademi. Lalu PSG yang sering kali dikalahkan oleh tim yang lawan dengan pemain yang mungkin harga jual lebih rendah dari kebanykan pemain PSG. Uang mungkin bisa membeli sepak bola tapi semua itu juga melalui proses.
Dan lucunya di tahun 2017-2022 setelah neymar keluar. Barca menghabiskan jauh lebih banyak uang dari Madrid tapi kalah Madrid yg lebih berprestasi di waktu tersebut
tidak selalu seperti itu bung, psm makassar aja berhasil juara liga tahun ini, yang kita ketahui minim anggaran sponsor dan materi pemainnya berasal dari liga 2 dan akademi psm sendiri
Nah pengeluaran man city sama mu aja dari 2016 banyak mu. Tapi piala yang dihasilkan juga lebih banyak city.
@@anggangompolan4073 kenapa hitungannya dari 2016 bro?
gak dari 2008 pas City dibeli Syekh Mansour?
Atau dari 1990 sekalian?
Apa karena tahun itu MU minim trofi sementara City mumpung sedang banyak trofi gitu?
Tahun-tahun sebelumnya pas City belanja jor-joran tapi minim trofi, gak diitung?
Kalo uang mengubah ketidakadilan cristal palace ga mungkin juara kala itu ,jikalau mungkin club kaya akan menang newcastle sekarang bisa juara epl ,kalo uang bisa bica nih ye city sekarang bisa ngangkat piala champions
Saya sebagai fans MU hanya bisa bersabar..
bersabar untuk beberapa dekade kedepan
Gua sbgai fans chelsea yg masih bersarang di gua cuma bisa jerit menchester is blueee..
@@yong1507 lhaaaa kok sama..😁🤣😂🤣😭
Fans MU selalu sabar🤝
Manchester is blue 💙
Manchester is red ❤️
Ditengah gempuran sepakbola modern, ada satu tim dari La Liga Spanyol yg masih bertahan dengan tradisinya untuk memakai pemain2 asli daerah tersebut atau seminimal-minimalnya pemain yg punya keturunan dari daerah tersebut, yaitu Athletic Bilbao. Bahkan ketika ada wacana untuk merubah tradisi ini, mereka semua dari para elit sampai para fans kompak menolak dan lebih memilih prestasi pas-pasan tapi tradisi tetap kokoh
Itu sih anomali wkwk, mungkin cuma club itu doang yg masih idealis seperti itu di top 5 liga eropa
Suku basque emang terkenal pride nya sekarang timnas spain banyak dari basque nya ,sayang musim ini peringkat 8 gk masuk zona eropa
Kalau di lihat dr kacamata lain club ini memang orientasinya bisnis bukan prestasi, mrk hanya mengorbitkan pemain2 dr daerahnya dan menjualnya dgn harga mahal. Bilbao ni terkenal jago menjual pemain krn sering sekali menjual pemain dgn harga terlalu mahal di banding kualitas pemain nya (kasusnya mirip2 pemain Inggris yg selalu over price)
Bener. Ini klub keras kepala dalam memegang tradisi , prinsip, dan idealismenya (walaupun begitu, saya suka 😄 serta respect pada mereka), seperti jargon mereka: con cantera y afición, no hace falta importación (dalam bahasa Spanyol), artinya: dengan talenta lokal (homegrown) dan dukungan masyarakat lokal, pemain impor tidak dibutuhkan. Ini berlaku bukan hanya untuk tim utama Athletic Bilbao (di sektor putra) yang main di LaLiga, tapi juga di tim cadangannya (Athletic Bilbao B/Bilbao Athletic) pula serta kelompok umur, juga di tim wanitanya juga: Athletic Club Femenino (Spanyol juga memiliki liga sepakbola perempuan dan tim nasional perempuan).
Penjelasannya:
1. Hanya mengandalkan pemain lokal, baik etnis Basque dan kelahiran Basque (terutama dari provinsi Bizkaia/Biscay, basis utama Athletic Bilbao; serta dari daerah di Basque Spanyol (yang secara administrasi terdiri dari wilayah otonomi Basque Country selain provinsi Bizkaia, yakni Alava dan Gipuzkoa; dan wilayah otonomi Navarra) dan Basque Prancis yang termasuk bagian wilayah kultural/budaya Greater Basque Country (Negeri Basque Raya)--dalam bahasa Basque: Euskal Herria); non etnis Basque tapi kelahiran kota-kota di Basque (terutama di Basque Spanyol seperti: Bilbao, San Sebastian, Vitoria-Gasteiz, Pamplona, Eibar, dll). Tapi dalam perkembangannya, pemain-pemain dari keluarga perantau Basque di luar Spanyol juga bisa dan berpeluang main untuk Athletic Bilbao, macam Fernando Amorebieta yang lahir di Venezuela (walaupun orangtuanya orang Basque asli serta memperkuat tim nasional Spanyol di level junior, tapi Amorebieta malah milih main untuk tim nasional Venezuela dan ikut pula dalam skuat Venezuela di Copa America 2015 Chile).
Catatan: kata Basque ini dibaca: bask, karena istilah "Basque" ini berasal dari bahasa Prancis; dalam bahasa Spanyol: Vasco; dalam bahasa Basque/Euskera: Eusko.
2. Lebih-lebih binaan sendiri (baik dari akademi maupun klub yang terafiliasi dengan Athletic Bilbao). Walaupun begitu, Athletic Bilbao juga menyasar pula pemain-pemain dari klub-klub Basque lainnya, entah dari Real Sociedad (rival Basque terbesarnya Athletic Bilbao), Deportivo Alaves, CA Osasuna, SD Eibar, dll) serta pemain-pemain dari daerah tetangga Basque Country untuk dididik di Athletic Bilbao sejak level junior. Atau pemain-pemain kelahiran Basque yang main di klub-klub LaLiga lainnya (seperti Real Madrid, FC Barcelona, Atletico Madrid, Real Zaragoza, dll), contohnya Ander Herrera yang pernah main di Athletic Bilbao (dari 2011-2014) dan kembali ke Athletic Bilbao setelah melanglang buana di Manchester United/MU dan Paris Saint Germain/PSG (walaupun Ander lahir di Bilbao, tapi ia mengawali karir sepakbolanya di Real Zaragoza, alias Zaragoza lah klub pertama Ander sebagai pesepakbola profesional ).
Mungkin bagi sebagian orang, rumit sih buat memahami tradisi dan prinsip yang dipegang oleh Athletic Bilbao ini, apalagi ada sedikit unsur politik yang melatarbelakanginya (terutama hubungan politisi lokal/daerah Basque dan pemerintah daerah Basque Country dengan pemerintah pusat Spanyol di ibukota (Madrid) sejak dulu kala (termasuk Spanyol era Francisco Franco yang fasis, militeristik, ultranasionalis Spanyol dan tentu saja anti dengan hal-hal yang berbau kedaerahan/regionalisme) sampai kini (era Spanyol yang demokratis namun mengakomodir semangat kedaerahan/regionalisme) dan Athletic Bilbao masuk pula ke dalamnya akibat campur tangan para politikus lokal Basque (di masa lalu) yang memanfaatkan keberadaan Athletic Bilbao untuk menyuarakan aspirasi dan pandangan politiknya: seperti anti Spanyol, pro kemerdekaan Basque (dari Spanyol dan Prancis) dan anti asing).
Walapun semakin ke sini, Athletic Bilbao mulai berimprovisasi (alias cari dan manfaatkan celah/loophole dari tradisi dan prinsip mereka sendiri) agar bisa beradaptasi dengan sepakbola modern kekinian yang berorientasi industri dan berskala global, seperti dengan mengandalkan jaringan para pemandu bakat (talent scout) yang tersebar dimana-mana. Tapi tetap mempertahankan tradisi, prinsip, dan idealismenya yang sudah bertahan 100 tahun. Dan memunculkan sesuatu yang tidak biasa: adanya pemain kulit hitam yang bermain untuk Athletic, yakni Jonas Ramalho (pemain kulit hitam pertama yang bermain untuk Athletic pada tahun 2011, sekarang main di Malaga), dan Iñaki Willams saat ini (Iñaki Williams tidak punya keturunan Basque sama sekali, bahkan ia lahir dari orang tua pengungsi dari Afrika, tapi ia lahir di Bilbao, makanya ia bisa main untuk Athletic Bilbao).
Catatan: Untuk kasus pemain kulit hitam ini (sebelum era Jonas dan Williams pada 2010'an), Athletic pernah dituduh rasis dan diskriminatif karena tidak pernah sekalipun memainkan pemain kulit hitam, seperti kasus Miguel Jones (1938-2020) pada 1950' an-1960'an yang tidak jadi gabung ke Athletic dan disangka Athletic bersikap rasis, meskipun akhirnya sangkaan dan pemberitaan miring ini dibantah oleh Jones sendiri (Walaupun ia lahir di Guinea Khatulistiwa pada 1938-saat itu masih dikuasai Spanyol-,tapi ia sudah hidup di Basque sejak ia bersama orangtuanya pindah ke sana saat berusia 3 tahun). Padahal di saat yang sama, Athletic Bilbao terpaksa membatalkan perekrutan Jesus Maria "Chus" Pereda (1938-2011) (kelak menghabiskan karirnya di FC Barcelona dan jadi bagian dari skuat tim nasional Spanyol saat juara Piala Eropa 1964) dan Jose Eulogio Garate (1944- masih hidup) yang kemudian menghabiskan karirnya di Atletico Madrid (dua-duanya berkulit putih), padahal ketiga mengawali karir sepakbola juniornya di Basque. Dan alasan sebenarnya saat itu Athletic Bilbao tidak mengontrak mereka cuma satu, karena mereka tidak lahir di wilayah Basque: Jones lahir di Guinea Khatulistiwa; Chus Pereda lahir di Medina de Pomar, provinsi Burgos (wilayah otonomi Kastila dan Leon, Spanyol); dan Garate lahir di Sarandí, Argentina (walaupun orangtuanya asli Basque, tapi merantau ke Argentina).
Serta (ini yang uniknya) memagari pemain-pemainnya dengan harga klausul buyout yang tinggi (di surat kontrak), agar tidak mudah dibeli dengan harga yang "murah" oleh klub-klub gede Eropa, dan manajemen klub pun keras kepala/ngotot agar klub-klub gede yang minat sama pemain-pemain Athletic "penuhi klausul" itu atau "silakan cari yang lain", hampir nggak ada tawar-menawar/negosiasi. Beberapa klub-klub besar Eropa jadi "korban" keras kepalanya Athletic, macam Bayern Munchen (saat membeli Javi Martinez pada 2013), Manchester United (saat membeli Ander Herrera pada 2014), Chelsea (saat membeli Kepa Arrizabalaga pada 2018), Manchester City (saat membeli Aymeric Laporte pada 2018 atau 2019).
Padahal klub-klub besar asal Basque lainnya yang main di LaLiga seperti Real Sociedad (dari provinsi Gipuzkoa), Deportivo Alaves (dari provinsi Alava), Osasuna (dari Navarra) sudah meninggalkan tradisi ini (dalam artian mereka melonggarkan tradisi , tidak sesaklek/sekaku/sekeras Athletic Bilbao), mulai dari mendatangkan pemain-pemain non Basque (yang hampir tidak punya kaitan dengan Basque secara pribadi, misal bukan kelahiran Basque maupun tidak pernah main di tim cadangan klub maupun klub-klub lokal Basque di level junior): baik yang berasal dari daerah-daerah di Spanyol alias pemain Spanyol non Basque (entah dari Madrid, Andalusia, Catalonia/Catalunya, Valencia, Galicia, Aragon, Asturias, dll) maupun pemain-pemain dari luar Spanyol alias pemain internasional (seperti dari tetangga terdekat Basque dan Spanyol, yakni Prancis (tapi tidak termasuk pemain Prancis yang ada keturunan Basque-nya); Jerman; Italia; Inggris; Irlandia; Portugal; Argentina; Brasil; Uruguay; Chile (seperti kiper Claudio Bravo yang pernah direkrut Real Sociedad sebelum gabung ke Barcelona dan kemudian Manchester City); Rusia (seperti pelatih timnas Rusia saat ini, Valery Karpin yang pernah main di Real Sociedad dan jadi bagian dari skuat Sociedad kala hampir menjuarai La Liga pada musim 2002-2003) ; dll). Tapi klub-klub ini pernah terdegradasi dari LaLiga dan terlilit utang yang lumayan besar. Sedangkan Athletic Bilbao tetap berada di LaLiga (walaupun beberapa kali hampir terdegradasi) dan jadi salah satu klub yang tidak pernah terdegradasi dari LaLiga sejak kompetisi LaLiga (sebagai kompetisi sepakbola teratas di Spanyol) bergulir pertama kali pada musim 1928-1929, bersama Real Madrid dan FC Barcelona dan cukup berprestasi lah: 8 gelar LaLiga, 24 gelar Copa del Rey (Piala Raja Spanyol) dan beberapa kali runner-up, torehan yang tidak terlalu jelek untuk klub sesaklek Athletic Bilbao (walaupun dibandingkan dengan Real Madrid dan FC Barcelona untuk ukuran sepakbola Spanyol, tentu secara raihan prestasi cukup jomplang alias terlalu jauh jaraknya). Serta kondisi finansial klub yang terhitung "sehat" dan minim utang. Tapi belum cukup kalau untuk bersaing di level regional Eropa (entah Liga Europa, Liga Konferensi Eropa (yang merupakan kompetisi baru), apalagi Liga Champions Eropa yang jarang dirasakan Athletic Bilbao).
Mau manajemen, mau suporternya, sama-sama keras kepala. Bahkan lebih rela Athletic Bilbao degradasi dari LaLiga (dengan tetap mempertahankan tradisi mereka yang sudah berjalan lebih dari 100 tahun) daripada berprestasi dan tetap main di kompetisi teratas Spanyol yakni LaLiga (tapi mengkhianati (secara harfiah) tradisi yang sudah dipegang selama ini, seperti membeli pemain yang benar-benar "asing" dan tidak pernah main di klub-klub lokal Basque sejak junior (kalau si pemain bukan orang Basque asli)). Bahkan menurut Ernesto Valverde (legenda klub, dan sekarang melatih Athletic Bilbao untuk ketiga kalinya), pemain seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo pun tidak akan bisa main untuk Athletic Bilbao, karena mereka bukan orang Basque.
@@JustMe-qs9mf Selain Bilbao, Sevilla juga memakai prinsip ini (jual pemain dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan saat si pemain itu dibeli), apalagi sejak sosok Monchi jadi direktur sepakbola klub dan bertanggung jawab atas segala kebijakan transfer Sevilla (termasuk soal pencarian bakat pemain).
Itulah liga2 di amerika utara dengan franchise leaguenya yang "katanya" Nggak fair play justru lebih fair play karena regulasinya jauh lebih ketat. Bahkan banyak yang bilang liga ala Amerika adalah liga sosialisasi di negara kapitalis.
Bukan pak guru, los galacticos itu cuma output dari industrialisasi sepakbola. Pun madrid bukan xang pertama karena sebelumnya Milan dimasa alm.Berlusconi- Fabio Capello jg melakukannya meskipun tak segila Madrid karena batasan jumlah pemain asing. Mereka sebatas mengumpulkan pesepakbola terbaik dan tentu saja mahal asal Italy plus 3 orang bintang non Italy.
Tapi setidaknya ada 5 hal besar yang merevolusi industri sepakbola:
1. Adopsi teknologi enkripsi gelombang radio ke dunia pemyiaran.
2. Pak guru benar, penjualan hak siar
3, Aturan Bosman
4. Terbentukna Uni Eropa yg membuat klub bisa ambil pemain dari negara sesama anggota EU dgn jumlah tak terbatas,
5. Adopsi aturan dwi kewarganegaraan yg lazim diterapkan oleh negara2 eropa oleh federasi2 sepakbolanya sehingga pemain2 dari negara non EU dapat dianggap sebagai warga EU karena statusnya yg memegang kewarganegaraan ganda.
Super sekali
Juga Lazio dan Valencia ,,pernah d suntik Dana Besar sempat jaya tapi hanya sesaat.....
supra natural
Mari dukung Super League, memang udh saatnya Revolusi sepakbola. Jadikan murni entertainment tp professinal. Untuk apa ikutin bola tradisional lagi, klub gurem cuma bikin beban. Sekarang dibuat conference cup buat nyenengin klub medioker. Itu hanya solusi sesaat. Cocoknya pisah aja klub besar, kalau penonton mau liat barang tradisional baru nonton tuh liga uefa.
Psst klub medioker jangan protes ya, kan keuntungan hak siar DARI KLUB BESAR SEMUA
@@manufactt brarti cerita dongeng Cinderella Leicester juara Premier League gabisa dilakukan lagi di masa depan?
"ketika pada faktanya dunia ini dikendalikan oleh para pemenang, maka keadilan hanya akan dituntut oleh para pecundang"
- pak G.G.
cakep GGMC
@@RizalHarun ingatlah quotes.
"Hidup ini memang tidak adil maka biasakanlah dirimu."
"Patrick Star"
"kalo nggak keadilan maka kecurangan boleh digunakan"
"koruptor dan pedagang kaki lima nakal"
para pemenang belum tentu yang terbaik, ini hanya pergiliran biasa dalam permainan duniawi, jadi nikmatilah selagi bisa, atau cari permainan duniawi yang lain
Hahaha..
Banyak yang ngomongin bola tapi tidak melihat betapa maskulinnya pak guru di thumbnail. The man, the myth, the legend, Guru "the rizz" Gembul.
phil foden, cole palmer, rico lewis, bahkan jadon sacho adalah salah satu didikan akademi mancity.
Semua tidak ada artinya buat para pembenci bang 😅
@@74ijiro Yang bertahan di City selain Foden ada bro?
@@abidinzaenal4631 itu yg diatas selain sancho
@@abidinzaenal4631 Palmer deq.....tau bola g?
Orang2 ini pemain tekotok,game online sok bahas bola jdi bodoh wajar lah
PROUD TO BE INTERISTI
FORZA INTER NON MOLLARE MAI
Sepabola adalah Industri....semoga sepakbola indonesia menjadi indrustri yg kuat... dan profesional... disitu prestasi akan di dapat...
dulunya sepakbola dipakai untuk melatih prajurit di masa wangsa Han
Semoga, melihat sekarang semenjak dimulai kembali setelah pembekuan sepakbola kita masih di sektor konsumsi, bukan industri. Di negara tetangga mereka sudah maju lebih jauh dimana mereka sudah melakukan afiliasi dengan liga negara maju dan orang sepakbola sudah dapat kepercayaan untuk ikut andil dalam even internasional.
Ketika guru gembul membahas bola , disitu lah saya bisa mengukur kapasitas berfikir ny
Selalu menarik konten Pak Guru, Sehat" dan Sukses Selalu, Pak Guru 🙏🙏🙏
Pak Guru ini lah orang yg cocok jadi Menteri Pendidikan di next Rezim.
LBH cocok jd pengamat dan kritikus. Pemain dan penonton masing-masing punya tugas yg berbeda dan kemampuan berbeda
@@temanbicara9455 Kalo hematku bang. Buat pendidikan mesti orang kayak beliau ini yg di up jadi Menterinya. Dan yg aku mau itu pendidikan itu murid bener bener di didik. Bukan hanya nyari amteri tapi di didik buat punya prinsip dan decition making yg bagus.
Nah, sering2 Bahas industri ini pak guru. Bnyak story di belakang nya!
Sok tau ni org
👍
Tidak semua suka bola, contohnya saya
@@GinArgenttinggl tonton konten pa guru yang lain aja,apa susah..
@@daffaaudreey1313 bukan gitu mksdnya bre, kn cenel ini umum, yg nonton umum, bukan cuma suka sepak bola, masa yg umum itu ngantri lama krna bahas bola terus
Pak guru, saya ingin bapak terus berkarya, oleh karena itu saya harap pak guru rajin berolahraga ya pak, kalau bapak nanti malah kurus karna berolahraga gapapa pak, semoga ilmu bapak yang makin gembul
Kalau kurus nanti nama channelnya bukan guru gembul lagi dong 😂😂😂
@@handukgamers ilmunya yg makin gembul mass
Saya fans Arsenal dulu di EPL punya tim hebat yg lebih mempesona kek Man United dan Liverpool tapi ada sesuatu yg dimiliki Arsenal yg buat saya cinta. Dari dulu saya selalu kagum dengan filosofi Arsene wenger "Kami menciptakan bintang bukan membeli" ditambah permainan menghibur. Dan dijaman sekarang cuman beberapa klub yg mempertahankan tradisi tradisonal sepakbola itupun mereka di kanca eropa sering jadi badut (Ajax, Benfica dan Dortmund)
Makanya skrg Arsenal cuma nungguin bintang org doang diatas pohon..pas akhir musim..nyungsep dah kebawah tuh Arsenal..wkwk
Nyesek pas Thierry fabregas van persie dijual pas on fire akhirnya arsenal mlempem
@@faisalakbar5420 semua fans Arsenal udah biasa kek gini udah berulang kali di php😂 nikmati aja prosesnya wkwk
@@eska1696 itulah hebatnya wenger dengan tidak terlalu banyak keluar duit Arsenal konsisten terus di 4 besar pada era dia. Tapi ya di era sekarang kalau mau jadi pesaing juara harus keluar uang
Namun di era sekarang Karna memegang filosofi itu malah jadi lumbung uang oligarki luar. Padahal tiketnya mahal dan sumber pemasukan jg bagus jika ikut trend tim tim besar lain mungkin prestasinya jauh lebih bagus lagi.
Tapi malah hemat belanja.
Yg dituju itu kemenangan,, filosofi apapun ga ada harganya....
Club yang punya banyak uang belum tentu selalu juara pak Guru, uang tidak cukup untuk membawa sebuah club menjadi juara tapi harus dengan diimbangi dengan manajemen, staf, pelatih dan pemain yang mendukung. PSG, contoh klub kaya raya dengan kualitas pemain yang bagus dan mahal namun selalu gagal dalam kejuaraan tingkat eropa. Man city adalah contoh club kaya dengan didukung manajemen dan kepelatihan serta memiliki kualitas pemain yang baik sehingga sangat mendukung dalam maraih banyak gelar juara.
menejemen tu hasil beli baraya
Garis besarnya merujuk ke uang, semua tentang uang
@@gurugembul secara sebuah club bisa membeli manajemen dengan harga, club tidak bisa membeli kinerja dari manajemen, artinya walapun dibayar mahal para direksinya belum tentu baik kinerja mereka yang dapat mempengaruhi kualitas pemainnya, disitulah ada peran staf dan kepelatihan bisa atau tidak mempengaruhi performa para pemain. Walaupun semua itu dibeli dengan uang tapi tidak dengan hasil dari kinerja mereka. Makanya ada banyak club yang kaya raya tapi belom bisa meraih juara seperti man city. Makasih replynya pak guru, sehat selalu 😁🙏
@@avengedstargame7085 bukankah mereka itu dibeli mahal oleh Man. City karena hasil kinerja mereka sebelumnya terbukti bagus gitu bro...
@@gurugembul tapi manajemen juga orang pak guru, misal iya dia manajer terbaik didunia dan harganya sangat mahal, trus tiba tiba pas udah dibeli dia terkena depresi, berarti masih ada ketidakpastian disitu
... Dgn adanya uang apapun bisa di kalahkan... Uang bisa mengalahkan segalanya...Itu lah kehidupan
Sepertinya pak guru gembul adlh fans united sejati...selamat sdh menjadi tetangga berisik yg baru 😅
Tidak salah jika yang terlihat ke permukaan tentang kasus2 pelanggaran dari klub kaya selalu mengrucut pada man city
Poin penting yang guru gembul agak terlewat adalah
Bagaimana sebuah tim menggunakan uang yang banyak pada sasaran yang tepat dan perencanaan yang tepat ?
Sebagai contoh anda memiliki uang 1 Triliun anda ingin berinvestasi, tetapi jika instrumen investasi yang anda pilih salah, yg akhirnya sampai rugi, lantas untuk apa ?
Yang patut diperbincangkan dari segi bisnis adalah bagaimana strategi tim tim kaya ini menggunakan uangnya dengan tepat guna
Sehingga ada hasil akhir yang terlihat berupa trophy atau bahkan gaya permainan
Mohon maaf saya hanya berpikir terlalu keras 🙏
"KETIDAK PASTIAN & KEADILAN" sudah mulai memudar di dunia sepak bola karena uang dll, maka dari itu marilah kita semua fans bola di seluruh dunia mendukung untuk terjadinya LIGA SUPER EROPA. Yang mana nantinya liga ini akan berisikan tim tim papan atas dari seluruh eropa, jadi ketidakpastian itu perlahan akan muncul kembali, dan membuat sepakbola menjadi rame😂, untuk klub kecil? Ya nasib ae 😅
Super Team sepakbola modern pertama itu AC Milan mulai season 92-93 saat Serie A bolehin pemain asing lebih dari 3 orang. Awalnya AC Milan beli pemain dari tim yang ngalahin timnya. AC Milan beli Dejan Savicevic dari Red Star Belgrade (juara piala Champion 1991), dan berikutnya beli Desaily dan Papin dari Marseille (runner up Champion 1991 yang ngalahin AC Milan). Saat itu Serie A dianggap liga terbaik dunia, jadi pemain terbaik dunia awal 90-an biasanya nongol di Serie A. Gak cuma dari luar Italia, tahun 1992 AC Milan beli Gianluigi Lentini dari Torino, jadi rekor pemain termahal dunia. Sejak itu AC Milan lahap borong pemain-pemain terbaik dunia. Tahun 1997, saking banyak pemainnya saat itu AC Milan jadi salah satu dari sedikit klub Eropa yang bisa nurunin skuad yang sangat berbeda di liga domestiknya dan di liga champion seperti punya dua tim. Gak bisa semuanya pemainnya beda tapi bisa setengahnya bukan pemain inti (karena ada aturan gak boleh nurunin semuanya tim cadangan), tapi pemain cadangannya AC Milan itu biasanya pemain inti tim nasional di negara lain. Hal lain yang mendorong adalah semakin matangnya kerjasama regional antar negara Eropa dalam Uni Eropa semenjak awal 90-an, para pemain sepak bola bisa bebas cari kerja lintas negara dan sebaliknya klub-klub juga bisa comot-comot pemain yang ada di Eropa dengan admin yang lebih mudah.
Mantabs..setuju
Kalo sudah jadi industri siap2 tukang sulap masuk..😂
banyak club yang lebih kaya ,belanja besar" an tapi tidak juga menunjukan prestasi ,sepakbola bukan hanya tentang uang ,tapi management dan struktur yang baik,manchester city membuktikan itu secara konsisten
Tapi manajemen dan struktur yg bagus disuntik dengan uang yg bagus hehe. Sebua lingkaran juga akhirnya
I😊😊oo
Ingat sebelum sultan Arab datang man city Hanya klub medioker 😂😂😂
Masih ada yg kurang pak Guru,...
1. Tod Boehly, mengakali FFP dengan mengontrak pemain sampe 7,5-8 tahun. Misal si Mudryk dibeli 100 jt. Nah si Tod ini, ngakalinya dengan transfer ke dengan nominal 100 jt : tahun kontrak (7-8 tahun) = artinya keluar uang pada musim ini untuk si Mudryk 12,5-15 jt.
2. Perihal uang segalanya ya pak, itu Chelsea musim sekarang keluar duit 600 jta. Tapi finish diperingkat ke 12.
Memang betul, Uang itu faktor penting dalam kesuksesan sepakbola tpi jangan lupa faktor lain seperti pelatih kompeten, manajemen yg baik, infrastruktur yg menunjang, dll.
Emang pak, betul ujung2nya duit. Bangun infrastruktur juga butuh duit. Tapi klo manajemen busuk bakal ambyarr
Contoh :
MU 10 tahun terakhir, keluar duit banyak tpi minim prestasi
Musim ini Chelsea, keluar 600 jt. Tapi peringkat no 12 EPL
Itu hanya anomali,liat aja musim besok chelsea masih di pos 12 apa gak ?
Sekarang gue tanya,siapa pelatih dengan gaji termahal di dunia ?
Itu guardiola,
Mancity menggaji para official klub nya dengan harga tinggi,mereka membeli orang orang terbaik di balik layar untuk bergabung bersama mancity.
Lu mah tau nya beli pemain doang sih 😅
@@heru-y4-heru iya si paling tau segalanya tentang sepakbola 😂🙏
@@morella404 yang jelas gue lebih tau daripada orang yang berhitung uang muter di transfer doang 😆
@@heru-y4-heruknapa mahal? Ya karna ada garansi untuk beberapa event dan target yg hrus di dapatkan bang!! Kalo pelatih mahal mah banyak tpi gak sebagus pep dan asisten²nya, jan lupa lagi pelatih bagus hrus di dukung dengan insfratuktur bagus pemain bagus dll kalo enggak ya bullshit!!! Ini era modern bung syeikh² timur tengah pada gencar investasi ke sepak bola karna cadangan minyak mereka mulai menipis 😂
Harga kontrak & gajinya Guardiola yang sundul langit gak kamu hitung bro?
Klaim bahwa Manchester City dapat menjadi treble winner (memenangkan tiga gelar utama dalam satu musim) karena memiliki "orang dalam" adalah spekulasi dan tidak didukung oleh bukti konkret. Untuk mencapai kesuksesan seperti itu, sebuah tim biasanya membutuhkan kombinasi dari faktor-faktor seperti kualitas pemain, manajemen yang baik, kerja keras, strategi yang efektif, keberuntungan, dan konsistensi performa yang baik sepanjang musim.
Manchester City telah menjadi tim yang sangat sukses dalam beberapa tahun terakhir dengan meraih gelar-gelar seperti Liga Premier Inggris, Piala Liga, dan Piala FA. Kesuksesan mereka dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk investasi yang kuat dalam skuad pemain berkualitas, manajemen yang efektif, dan performa yang konsisten di lapangan.
Namun, penting untuk diingat bahwa spekulasi tentang adanya "orang dalam" atau praktik yang tidak etis di dunia sepak bola harus didukung oleh bukti yang kuat sebelum dapat dipercaya. Jika Anda memiliki kecurigaan terkait hal tersebut, penting untuk mempertimbangkan sumber informasi yang dapat dipercaya dan menghindari menyebarkan klaim tanpa bukti yang jelas.
Secara umum, kesuksesan sebuah tim dalam dunia olahraga seperti sepak bola melibatkan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Terlepas dari pandangan individu terhadap sebuah tim atau organisasi, penting untuk mengevaluasi dengan hati-hati dan secara objektif untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang berkontribusi pada kesuksesan mereka.
Wkwk iya lucu aja semua dikomentari padahal si doi bukan ahlinya dibidang ini kan LOL
Istimewa enak ditonton + seimbang bahas dunia dan akhirat. The real ulama_
Bahkan ketika kepemilikan mayoritas klub dimiliki oleh fans pun seperti di jerman dengan sistem 50+1, ketidakadilan terjadi, dimana bayern munchen yang telah membangun sumber kekayaannya sejak lama, menjadi klub yang secara finansial jauh diatas klub² di liganya, bahkan diawal laga di mulai kita sudah tahu juaranya
iya
Besok besok kalo udah yakin tau, dipasangin, biar jackpot gan
kalau bukan tim merah, ya tim kuning 😅
@@ofresh333kuning dh 10 thun puasa
Anda MISS besar kenapa? Bayern itu sama sekali tidak instan. Tradisinya panjang dan benar benar mulai dari bawah menyusun strategi sampai sekarang. Ini ibarat elu Google, karena berjalan waktu produknya sangat baik dan banyak dipakai. Uang ya bakal terus masuk, Produk baik = Profit Melimpah. Kini saingannya Bing, Chatgpt lah mau masuk Susah sekali bisa menang.
Gurgem mgkn gapaham bayern gimana, tapi dalam konteks Club Instan jadi Juara itu benar teori gurgem.
Dengan Hormat guru gembul jangan bahas bola demi adsnse. Beliau hebat dibidang nya🙏🙏
Hahaha saya sebagai fans mencit mengakui itu,sebab butuh 7 thun untuk mencit untuk dpat treb,dan menyusul tiga lagi😂
Salut untuk pak guru yg bisa meringkas semuanya dalam satu " wadah " tpi yg mendengar paham,menurut saya
Dunia memang tidak adil tapi fair... Selamat buat MC dari saya yang MU...
Man. City mengajarkan kita kalau punya duit banyak aja gak cukup untuk jadi yang terbaik, perlu adanya manajemen, dirtek, komposisi pemain yang pas serta keberuntungan. Lihatlah PSG duit juga banyak tapi hancur-hancuran juga, liat Man. Utd keluarin duit lebih banyak dari man. City namun cuman bisa finish peringkat 2 di liga dalam 10 tahun terakhir. Contoh buruk lainnya adalah Chelsea yang keluarin 600 juta poundsterling tapi malah finish di posisi 12 liga inggris musim ini. Contoh bagus itu liverpool beberapa musin terkahir yang keluarin duit dikit namun masih bisa berprestasi karena punya pelatih yang hebat.
Kata siapa psg juara liga cok udh banyak noh trofi liga nya
Keadilan itu harus diperjuangkan dan di apresiasi bukan malah di sebut pecundang #viral guru gembul
Maaf guru gembul. Menurut saya sekalipun club tersebut punya uang banyak bukan berarti dia bisa memenangkan pertandingan bola. Harus ada management dan pemain yang tepat. Tahun ini Man United, Chelsea mengeluarkan uang lebih banyak dari Man City tetapi bisa kita liat hasilnya berbeda. Jadi menurut saya faktornya tidak hanya uang 🙏🏻
Faktor utama dek gara2 uang itu intinya
Kalo diskusi dengan coach Justin kayanya bakal seru
Tetap harus seimbang meskipun club financial besar belum tentu club tersebut berprestasi, contoh chelsea pembelian jor jor an endingnya peringkat 12, perlu di ingat ketika chealsea juar ucl tahun 2012 mereka justru minim belanja apalagi sempat terjadi pergantian pelatih toh endingnya juara ucl. Harus ada keseimbangan antara financial club dengan manajemen, pelatih, serta pembelian pemain yang tepat sesuai kebutuhan club semua saling terintegrasi satu sama lain
Contoh lainnya PSG, pemain udh elite semua, tpi UCL cuma di situ" aja
@@zaidan.444 betul sekali
Ya emang industri bung. Semua olahraga di dunia ini itu industri. Bukan hanya sepakbola dan itu dr dl. Sepakbola yg antum blg zaman dl masih menggunakan sistem "tradisional" itu jg industri jika diterjemahkan ke arti yg sesungguhnya. Ngapain mereka bentuk liga kalo gk ada "cuan" nya. Hanya saja, memang mengalami perkembangan yg sangat signifikan apalagi di era modern saat ini. Jd dari konten ini, khusus untuk saya pointnya gak ada. Terus lg dari penilaian saya tentang penyampaian anda soal dunia olahraga khususnya sepakbola pada kali ini maaf masih minim. Sekelas anda harus bisa mengambil angle yg "unik" bukan sesuatu yg bisa dikatakan "awam" apalagi untuk orang2 luar negeri. Sukses terus Gugel😉
Ada beberapa kesalahan informasi dalam vidio diatas.
Seperti pernyataan Liga Spanyol dan Inggris lah yg pertama kali membuat sepak bola jadi sebuah brand.
Liga Italia lah yg pertama melakukan hal itu, yg diawali era AC Milan. Lalu diikuti klub2 Italia lainnya.
Lalu pernyataan AC Milan masih bertahan dengan metode pemain akademi. Ini juga salah, karena justru mereka lah pelopor klub pengumpul pemain bintang. Dan untungnya pemain akademi/asli Italia mereka juga bagus, jadi semakin komplit sebagai sebuah tim.
Selain misinformasi diatas, saya sepakat dengan vidio ini. Walaupun secara pribadi saya lebih suka tim favorit saya juara (yg mana tim2 besar Eropa), tapi saya akui industri ini sudah merusak sepak bola itu sendiri.
Investor kaya dalam sepak bola ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi menguatkan sepak bola lewat dana tak terbatas mereka. Di sisi lain merusak sportifitas sepak bola karena mengerucutkan probabilitas menjadi lebih kecil.
nah ini baru bnr...
Masalahnya liga italia pada waktu itu tau kemapuan dirinya yg mampu menghilangkan miss konsepsi kalo liga italia itu pengekspor pemain luar. Betul tapi akademi lokalnya bagus da ga ngerusak timnas.
Yg harus ada tahu itu tidak semua idiology club italia itu kalau impor dibilang impor massal. Contoh intermilan lahir melawa idiologi kiri rasis ac milan yg mau hanya orang lokal kelas pekerja yg jadi pemainnya. Makanya kalo dibilang impor pemain ya kurang tepat.
Madrid yg idiologi kanan nasionalis radikal franco. Yg memang tujuan politiknya melegitimasi kekuasaan dia.
Di salurin lewat proyek losgalaticosnya.
Nah pertanyaannya city.. si mansyur ini kan pebisnis yg ga ngerti filosofi bola. Taunya cari untung dari club yg dia ga tau filosofinya sendiri. Tiba2 bawa uang bayar2.
Itu kenapa dia bener2 rusak sepakbola. Belum lagi kasus PSG pemiliknya arab juga yg main belakang.
Secara bisnis itu sah2 saja. Tapi secara attitude sepakbola apalagi holligan yg tau kultur itu jelas nolak..
@@southeastasia8429
Milan saat itu belum melakukan bukan karena ideologi, tapi karena aturan pembatasan pemain asing masih sangat ketat. Ada batasan kepemilikan pemain Uni Eropa dan non UE, dan juga berapa yg dimainkan. Setelah ada perubahan kuota, semua klub liga Italia yg mampu ya jor-jor an. Nanti inilah yg jadi cikal bakal sepak bola bisa jadi sebuah industri.
Perubahan pandangan tentang sepak bola bisa jadi brand inilah yg akhirnya diikuti oleh klub2 di negara lain.
Jadi hal itu gak ada kaitannya sama ideologi, tapi murni bisnis. Begitu aturan berubah, ideologi ya cuma jadi sekedar prinsip usang yg bisa saja ditinggalkan.
@@sangali5123 kenapa pembatasan itu dilakukan? Jelas itu bukan sekdar pembatasan aturan formal tapi aturan tidak verbal dari "lu ga bisa pakai pemain asing lebih dari kuota seharusnya karena ini liga negara gue" ini bentuk halus ideology dan xenophobic milan sendiri( dan kebanyakan club italy).
Cuman diperhalus dalam bentuk aturan aja.
Adanya pembelian pemain bintang itu lebih karena desakan sponsor utk kapitalisasi liga itu sendiri. Tapi tetep dihalangi idiology club itu sendiri dan budaya ultras di italy yg memang notabenya kebanyakan fasis.
Sangat beda dgn inggris yg pakai ekonomi kapitaisme liberal. Ini juga bentuk tanggung jawab moral inggris sendiri karena merasa punyatanggung jawab moral karena jadi bangsa penjajah. Sementara italia engga semasiv inggris.
Makanya ultras italia itu selalu maki2 pemilik asing. Dulu erick thohir. Sekarang steven zhang.
Kalau liat pemilik serie a sekarang hampir semua punya background italy. Cek saja kalau ga percaya. Makanya ga heran liga italia itu sarangnya rasis neo nazi itu sudah biasa.
@@southeastasia8429
Lho pembatasan itu bukan cuma ada di federasi sepak bola Italia, tapi hampir semua negara Eropa. Terbentuknya Uni Eropa nanti ikut mempengaruhi kebijakan kuota pemain non domestik. Dimana aturan untuk pemain dari UE diperlonggar, tapi non UE masih agak dibatasi.
"Sangat beda dgn Inggris yg pakai ekonomi kapitaisme liberal..."
Ini juga salah. Justru industri (kapitalisme) liga Inggris itu menjiplak dari kesuksesan liga Italia yg dipelopori oleh Milan.
Soal rasisme juga gak benar. Kenapa investor besar lebih memilih liga Inggris dibanding Italia ? Ya karena secara hitungan bisnis lebih menjual, gak ada kaitannya sama orang Italia yg rasis.
Misal ada orang ditawari beli MU atau Inter, kalo sama2 mampu ya beli MU lah. Karena secara hitungan bisnis lebih besar peluang meraup keuntungan. Ini logika sederhana dalam industri, gak ada kaitannya sama warna kulit.
Ini hal yg hrs dicontoh oleh club Indonesia adalah berdikarinya sebuah club melalui management sponsor dan hak siar televisi. Meminimalisir pemain naturalisasi dan luar wilayah club, seperti Tim Jawa hrs diisi mayoritas pemain lokal, sama dg Sumatra dan Kalimantan. Di luar daerah dibatasi, apalagi di luar negri. Nah, ini potensi untuk fokus karna tdk bisa dihindari pemain bola kita jg kdang ksulitan ekonomi sehingga bsa diatasi dg berdikarinya sbuah club. Tanda kutip terkait Man City, uang gak selalu jd jalan pintas, tpi tetap butuh proses panjang.
Fun fact pengeluaran MU 10 tahun terakhir jauh lebih banyak dr City, namun pd akhirnya tetep mlempem
Jadi ini bukan soal uang
Terlalu dangkal sekali kalau melihat faktor kemenangan hanya dari sisi financial
Kalau memang teori guru benar
Maka harusnya peringkat CHEALSEA sebagai salah satu club termahal tidak lebih rendah dari Newcastle yang masuk top 5.
bUkAn sOaL UaNg
Mungkin karena salah beli.
racikan pemain dan strateginya kureng, Pep emang terbukti bertangan dingin
betul.. semua butuh proses... MC juga pernah kalah juga..
Ya tetep soal uang, tapi ada faktor lain seperti alokasi uangnya gimana ngegunainnya, efektif apa engga
Klo situ ngomong gk soal uang, emang situ berani megang club yg keuangannya medioker kek everton atau burnley buat juara dibandingkan club kaya kek man city?
Buat leicester yg juara epl, itu anomali yg mungkin cuma terjadi 100 tahun sekali, yg klo di statistik itu disebut nilai ekstrim, jadi gk bisa dijadiin argumen klo sepak bola modern itu bukan soal uang
Baru kali ini gw tau guru gembul komenin bola juga!! 😅😅
ada yg sama??
Pep itu pelatih terbaik saat ini, city juara bukan HANYA karena banyak uang, tapi adanya Pep lah yang membuat city bisa seperti saat ini, Pep bisa mengembangkan strategi permainan,Pep juga bisa mengembangkan pemain yang tadinya sebagai bek bisa dijadikan DM, Pep pelatih yg fleksibel dalam menggunakan strategi nya.
Tonton videonya
7 tahun lamanya menanti UCL ... 🤣
Untung manajemen sabar gagal berkali2 di UCL ttp dipke.
Beda sama klub kaya lain, gagal 1x 2x "udah selesai lu kita pecat"
Mungkin itu yg patut ditiru klub lain, bangun skuad gk gmpg jd bersabar dgn progres pelatih.
iya pep ini tidak ragu jual pemain "Bintang" kalau tidak sesuai dengan skema permainannya
Siap
@@vultolu kenapa di pertahanin walau baru sekarang juara ucl, ya karena pep di epl selalu konsisten ngasih prestasi tau sendiri epl liga nya keras
Sepakbola telah menjadi industri besar yang super masif. gaji per tahun Cristiano Ronaldo yang mencapai 3,5 trilliun, adalah bukti bagaimana industri ini mencengkram dunia. Kabar terbaru Manchester united akan dibeli oleh Qatar dengan nilai fantastis lebih dari 100 - 120 Trilliun.
Saya gk setuju pak guru untuk yang satu ini, persaingan sepak bola memang mengerucut tapi kemungkinan" yang gk terduga itu masih ada kayak keberuntungan inter milan yang melawan tim" yang setara dengannya hingga final liga champions, dan jangan lupa kemenangan leicester di tahun 2015 di liga inggris. Terdegradasinya genoa sebagai club tertua italia dengan fansnya yang gila. Itu menunjukan kesenjangan keuangan itu bisa digoyahkan
tapi efek dari berkurangnya ketidakpastian dalam sepak bola karena dirusak oleh uang, tim seperti leicester city juara aja itu akan dianggap mukjizat. menurutku sendiri efek tergerusnya ketidak pastian dalam sepak bola, bikin jadi lebih seru juga, nilai sebuah kemenangan/kekalahan akan semakin membesar karena kesenjangan semakin besar juga
City treble krg heboh krn dr segi financial skuad pelatih fasilitas mereka paling unggul..jd udh gk aneh dan mayoritas pecinta sepakbola sepakat bahkan gk akan heran city bisa treble
Selain oil money, city juga pinter beli pemain yang sesuai, bahkan pemain pelapisnya berkualitas.
Jadi ga cuma uang doang tapi menggunakannya dengan bijak. (Ga kaya chelsi)
tul
city beli haaland cuma 60 juta
MU beli maguire 80 juta dan anthony 100 juta
bandingin dampaknya buat tim masing2
Celsi kalo ga kena korban politik pasti ga turun perform, seenggaknya ga seburuk sekarang
oil money+management+pelatih+pemain = nunggu waktu buat juara
Dari konten ini jadi faham, ternyata guru gembul tidak secerdas yg kukira, ternyata ada sisi2 sok tau dan sok iye nya jg plus ngbual2 dikitlah, tapi semua tertutupi dng gaya ceritanya yg memang asyik
Man city sekarang academy nya lagi bagus. Bahkan legend emyu memasukan anaknya ke academy man city
gugem tetap inovatif truss berkarya apa saja berikan info2 yg terbaik bwt kami...
tapi lebih jauh dari uang yg akan berbicara, rasanya ada point2 yg terlewatkan pak guru, contohnya seperti manajemen yg baik, kebijakan transfer, pengembangan fasilitas klub, pembinaan pemain akademi, dsb.
bila man city tidak memiliki hal itu saya percaya mereka tidak akan mendapatkan kesuksesannya dlm 1 dekade terakhir.
chelsea dgn pemilik barunya menjadi bukti nyata kalau uang bukan lah satu satunya faktor untuk meraih kejayaan
Berarti sudut pandangmu uang hanya untuk belanja pemain. City juga menginvestasikan uangnya untuk membangun akademi, fasilitas, manajemen, pelatih, staff dan lain² dengan uang... tanpa uang mereka tidak akan bisa membangun itu semua. Dengan uang pula mereka bisa membangun fondasi finansial yang kuat dengan mendirikan city football group.
@@roadfood8608 sebaiknya pernyataan orang dicerna & dipahami dulu sblm di komen :)
multifaktorial..financial menjadi persentase yang besar dalam menentukan.. namun bukan segalanya
Gw ga terlalu ikutin bola, tapi yg gw tau oasis katanya mau reunion kalo city treble
Saya baru mengerti apa yg tersirat dlm video ini pak guru. Sungguh diluar nurul😁 sehat selalu pak guru gembul
Sebetulnya transfer2 pemain luar udah terjadi dari dulu, contohnya sejarah pecahnya Milan, jadi AC Milan dan Inter Milan, karena Inter Milan penganut paham pemain luar boleh bermain di Liga italy, dan itu terjadi di 1908. di Madrid tahun 1950-1960an juga punya bintang dari luar Spanyol, Alfredo di stefano (Argentina), Ferenc Puskas(Hungaria). Inter yg dari italy punya Jair (Brazil), Luiz Suarez (Spanyol). Tahun 80an juga Diego Maradona, main di Eropa jadi bintang terkenal.
Mungkin lebih tepat nya sebelum era 90an, Sepak bola sudah populer terutama di Eropa, hanya saja akses2 merata ke seluruh Dunia itu baru terjadi di 90an. Terutama dimulai Piala Dunia di USA di tahun 94.
Anda benar, transfer pemain dari luar negeri ke klub-klub di Eropa telah terjadi sejak lama. Contohnya, AC Milan dan Inter Milan telah memiliki pemain dari luar Italia sejak awal abad ke-20. Begitu juga dengan Real Madrid yang mendatangkan pemain seperti Alfredo Di Stefano, Ferenc Puskas, dan beberapa pemain lainnya.
Seiring perkembangan sepak bola dan meningkatnya popularitasnya di seluruh dunia, akses yang lebih luas terhadap pemain dari berbagai negara juga menjadi lebih mungkin. Piala Dunia FIFA 1994 di Amerika Serikat memang menjadi salah satu momen penting yang membantu meningkatkan eksposur sepak bola di level global.
Selain Piala Dunia, perkembangan teknologi dan media juga telah berkontribusi dalam memperluas penonton sepak bola di berbagai negara. Siaran televisi internasional, internet, dan platform digital memungkinkan penonton di seluruh dunia untuk mengikuti pertandingan dan pemain dari berbagai liga dan negara.
Dengan demikian, perubahan dalam akses dan eksposur global terhadap sepak bola pada era 1990-an dan seterusnya telah memberikan dampak signifikan pada transfer pemain dan memungkinkan klub untuk mendatangkan bintang-bintang sepak bola dari berbagai belahan dunia.
Seolah olah guru gembul ini menguasai semua yang ada di dunia,apa yang dia tak tau??? Semuanya sia tau
Sepemikiran.... Up komen kaya gini biar tidak berlanjut ke bidang2 yg lain ni guru gembul😂
Tambahan coach Gembul, sekarang klub bola Eropa pilihannya cuma dua biar bisa survive, jadi klub yang gelontorin duit banyak buat beli pemain dan dapet trophy tiap tahun macem City, Madrid, MU atauuu jadi tim menengah, tapi tiap musim jualin pemain dengan harga mahal macem Dortmund, Benfica, Brighton, Ajax.
Artinya memang sekarang klub klub itu sudah punya peran mereka masing masing, dimana peran tersebut gak bakalan mereka rubah sebelum FIFA & UEFA turun tangan.
fifa dan uefanya yg malah di ubah kalau berani melawan club besar
jadi klub yang main jual pemainnya itu sangat bertumpu pada hasil akademi sepak bolanya atau juga ikut beli beberapa pemain yang punya potensi tapi tidak dilirik?
@@bilidanmaku lebih ke tim scoutingnya sih bang, gedein pemain lewat akademi itu sekarang udah kek nunggu apel emas di satu pohon, susah, mahal, butuh waktu. Sedangkan kalo klub mau cari pemain yg "udah jadi" Di liga liga yg underrated kayak liga Afrika, Amerika Latin, chance mereka nemu pemain bagus dan terbukti lebih gede.
fifa dan uefa gabakal berani 🤭 , isinya koruptor yg gabisa dikontrol pihak manapun kcuali yg berhubungan sm sepakbola itu sendiri
Gimana lagi caranya membeli tradisi, sejarah, prestasi, sistem yg sudah dibuat Klub yg sukses? Ya pasti dengan Uang, bahkan klub besar jg tetap butuh banyak uang untuk mempertahankan tradisi mereka. Apalgi modelan man city, psg, newcastle, chelsea yg dari dulu adalah tim gurem.
Makanya ide Super League itu masuk akal bgt. Yaudah kita buat pure ini entertainment tp professional. Gausah deh ikutin Uefa, kalau mau bola traditional baru nonton tuh liga liha dibawah uefa 😅
Sekarang bolehlah waktunya sepakbola modern (baca: kekuatan modal), tapi semua akan kembali ke khittah sepakbola sesungguhnya (baca: Arsenal) pada waktunya...
banyak benernya tapi ada salah fatal nya. Kisaran menit 15:10 - 15:25 menurut sy opini GG relatif "pake logika aja" & kurang mendalami bidang tsb. Emang bener sejak 2009 ke sini City banyak duit, tapi bukan cuma ttg itu. Banyak proyek² strategis dari level akademi s/d football group yg digarap dengan serius & konsisten. Statement GG ini relevan kalo ditujukan ke PSG yg nyatanya s/d sekarang levelnya domestik aja. Closing statement ttg City di 16:15 juga termasuk disrespect ke pihak² yg sudah bekerja keras di balik kesuksesan tsb.
Untung mbahas sepakbola, kalo mbahas ttg sejarah apalagi berkaitan ilmu/pengetahuan yg bersifat tuntunan jangan sampe mempelajari kulitnya aja & bikin statement setajem itu ya GG.
*saling mengingatkan sesama muslim
😂 bagus,, sangat mewakili apa yg saya renungkan
Ya beginilah udh terkenal kualitasnya jauh menurun dari dahulu. Pasti nnti dijawab saya kan hanya memberi gambaran umum baraya, inti pesannya ada di akhir yg tentang pemenang menciptakan keadilan versi mereka.
Pesannya sih benar, tapi perjalanan ngalor ngidulnya banyak yg meleset
@@manufactt ternyata demikian ya, baru tau sy (krn emng gak ngikutin konten² beliau)
orng yg konten nya story telling itu rawan bikin mis, jadi ya perlu diingetin supaya menghindari kesalahan di pembahasan yg bobotnya berat 😊
@@manufactt ternyata demikian ya, baru tau sy (krn emng gak ngikutin konten² beliau)
orng yg konten nya story telling itu rawan bikin mis, jadi ya perlu diingetin supaya menghindari kesalahan di pembahasan yg bobotnya berat 😊
mungkin kebelet konten jadi risetnya ga dalem, mungkin...
mantap pak guru
seringlah bahas² mafia bola eropa
1:31
COME ON CITY 🔵🔵🔵
Sebenarnya cabang olahraga Indonesia dapat bersinar hingga ke kancah internasional apabila bangsa Indonesia dipimpin oleh sosok Bapak Anies Baswedan di masa mendatang. Kemajuan suatu negara tidak bisa lepas dari keterlibatan seorang pemimpin yang cerdas.
Setuju pak guru, soalnya tim tim lain beli pemain pake daun .. cuma man city yg pake duit 😎
Ngga gitu juga kali. Klo mau dibilang salah juga ngga juga, belasan tahun lalu emang mancit bisa beli pemain2 sekaliber aguero, silva, yaya toure ? nggak kan, sejak arab datang mau nggak mau musti diakui itu mengubah kemampuan city paling ngga secara finansial untuk bisa membeli pemain berkualitas lebih baik daripada tim lain. Treble city itu adalah akumulasi owner (finansial) , manajemen, dan pelatih yang tepat.
@@Kisaragivenkgw lagi sarkas/satir mereka bro, yg bilang city bisa seperti ini karena duit .. padahal mereka juga beli pemain pake duit 🤣 bedanya city berhasil sedangkan tim lain enggak 🤣
Wah backgroundya fresh pak, mantap!
Wawasa guru gembul dalam dunia sepak bola terlampau kurang dan sepertinya tidak cukup sumber .. Sebelum era los galacticos itu baru itu sekitar 2002 tepat setelah ronaldo botak membawa brazil juara dunia .. Tapi jauh sebelum itu pemain bintang timnas inggris sudah ada yg dibeli real madrid tepatnya tahun 70 an .. Jadi urusan transfer mentransfer pemain bukan setelah hak siar liga dibeli tahun 92 bukan , tapi jauh sebelum itu transfer mentransfer pemain sudah bukan hal yang aneh.
siapa baraya? tahun 70 an yg dimaksud? dan berapa nilai tfnya?
Pak guru tolong bahas lagi tentang kesuksesan, untuk bisa lebih memotivasi baraya2 yang ada disini
Sejarah membuktikan klo uang saja ga bisa membeli Prestasi, tp butuh perpaduan yg seimbang antara uang, manajemen, pelatih, pemain, dan mental juara, semua elemen itu sudah di miliki city skrg dan itu tidak di dapatkan scara Instan, butuh proses panjang belasan tahun untuk mencapai prestasi yg stabil hampir di tiap musimnya..
Betul sekali, uang bukan jaminan kalo manajemen tidak bisa memanfaatkan dgn bnr
Tapi fakta kalo ga ada uang city juga ga bisa apa²
@akmalgulung2967 wkwk emg ada manajemen bgus bisa di beli pake daun
@Akmal Gulung manajemen bagus tanpa uang yg ada malah jualan pemain, kek Dortmund dan brighton kurang bagus apa coba 🤣🤣..
Uang banyak tanpa manajemen yg bagus ya nasibnya bakalan terpuruk kek Chelsea dan MU tuh, kurang banyak apa coba uangnya 🤣🤣
Semua dah ada contohnya kog..
keberuntungan juga berpengaruh buktinya leicester city bisa juara epl porto bisa juara ucl, sesuai dengan istilahnya bola itu bundar kadang di atas kadang bisa di bawah yang jelas pep itu pelatih yang berusaha biar skuadnya itu punya kesempatan yang gede biar juara.
Ujung2nya memang uang. Tapi seberapa bijakkah sebuah klub untuk memakai uangnya juga jadi faktor penting, ada yg jor-joran tapi prestasinya mentok aja. Ada yg jor-joran dengan manajemen yg apik seperti Man. City
Keren pak guru sering sering bahas bola gini dong
Tapi satu hal yang seenggaknya masih berlaku adalah uang gak bener-bener bisa ngasih kejayaan ke tim secara instan. Man City bisa bagus memang karena uang jg jadi bisa beli pemain, tapi sejak era Pep mereka gak lagi beli jor joran, cuma beli peman yg dibutuhkan aja. Musim ini aja mereka gak sampe habis 100jt pounds. Sedangkan PSG yang bahkan bisa punya trio MNM tetep aja gak bisa juara UCL. Chelsea pun gitu, musim ini habis 600jt euro pun malah peringkat 12, jadi setidaknya sampai sekarang selain uang juga butuh hal lain seperti manajemen dan perencanaan
fans juventus hadir hehee
Maaf kang guru, saya agak kurang sependapat dengan kang guru. City memang klub kaya raya, namun hal yang mendasari City bisa menguasai liga dan kejuaraan eropa itu bukan hanya karena uang, tapi sistem menejemen yang bagus.
PSG, man utd, madrid dll itu uangnya banyak juga. Tapi knapa city yang juara? Itu murni karena menejemen man City yang bagus. Mereka selalu berhati-hati dalam melakukan jual beli pemain.
Man utd itu pengeluarannya lebih banyak dibandingkan man city, tapi untuk prestasi malah jauh tertinggal dari man city dalam beberapa tahun terakhir.
Jadi uang memang salah satu faktornya, tapi bukan satu2nya faktor.
Sepak bola modern HILIRnya tetap pada UANG bang.. itu point/kesimpulan di video ini #AgainstModernFootball
Dasarnya uang dulu bro. Memangnya untuk dapat manajemen yg bagus itu juga butuh uang. Mulai dari analisis dan seleksi orang-orangnya. Kalau lu punya manajemen bagus tapi gak punya duit untuk beli pemain yg sama aja bohong. Sedangkan city itu sudah diakuisisi dari 2008. Dengan waktu 15 tahun ya mereka mampu menyusun manajemen bagus dengan pembelian yg bagus...
@@yogaardilez9277so lu
@@yogaardilez9277 goblok banget luh lawan hukum alam industri itu udh bagian bonus sepakbola yang menjadi magnet bagi sponsor.jadi mau gk mau uang tetap akan menghampiri sepakbola .apa klub harus menolak uang wkwkwk udh lah sepak bola modern yh uang ffp mya aja diketatkan
menejemen yg bagus karena city beli menejer yang mahal
Pep Gembuldiola 🤩😍
Pep Gembul-idola
Kali ini Pak Guru terpantau bukan bola mania. Kalau mengatakan di Premier League hanya 5 besar saja yang selalu dominan, nyatanya 10 besarnya cukup ngeri2 sedap dan bahkan club kasta bawah aja lazim mengalahkan tim2 besar. Keberhasilan Man City meraih treble winner pun bukan sekedar masalah uang tapi itu bisa disebut investasi jangka panjang, 2009-2018 mereka memang banyak membangun tim mereka tapi setelah itu belanja pemain mereka sudan mulai santai dan mulai memanfaatkan pemain dari akademi mereka dan bahkan 3 tahun terakhir justru nilai transfer pemain mereka surplus dan yang mengejuutkan lagi dalam 5 tahun terakhir belanja pemain Man City hanya separuh dari belanja Man Utd. Sedangkan prestasi Man City jauh lebih mentereng dibanding Man Utd dalam 10 tahun terakhir ( Fans Man Utd biasanya akan mendongeng kejayaan masa lampau). Dan jika ngomongin kenaikan transfer pemain menjadi gila-gilaan justru di mulai dari La Liga yang memang hanya didominasi oleh Real Madrid dan Bercelona pada saat itu tapi kini sudah mulai muncul beberpa tim yang terlihat bangkit melawan dominasi keduanya. Sepak bola memanglah sebuah bisnis hiburan yang harus memberikan hiburan kepada penontonnya, sehingga tidak harus menggunakan putra daerah sebagai pemain dari sebuah club yang bahkan di Indonesia saja yang hampir tiap pemain tidak mempunya nilai transfer yang besar saja jarang ada pemain asli daerah membela sebuah club dan bahkan kelas tarkam saja selalu menggunakan pemain dari luar kampungnya. Burnley dengan pemain seadanya nyatanya mampu promosi ke premier league, Arsenal dengan pendanaan yang minim pun nyatanya mampu senjadi runner up. Mohon kiranya pak guru sering2 nonton sepak bola lewat Vi**o yang gak sampai 100rb tiap bulan bisa nonton banyak pertandingan sepak bola, utamanya premier league yang nyatanya masih banyak ketidak pastian di dalamnya.
sampai FFP pun di bahas.
kesannya kok kayak gak rela city dapet treble.
😂😂😂😂
sudahlah, mungkin ikut hype aja kali.
dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada beliau pak guru, saya juga menyelesaikan nonton videonya.
terlepas dari itu semua, saya yakin pemilik man city itu orang yang paham mengatur manajemen industri olahraga dan paham akan kecurangan.
@@semutfarm0248kalo paham, gamungkin sampe kena ffp dong
@@mooner2103 selama masih belum terbukti.
Ffp tuh apa?
@@agateslate7939 financial fair play
"Pemenang membuat keadilan, pecundang menuntut keadilan"........
~pak GG~
Fans MU hadir...
Manchester City Tsunami Trofi😉🤟
Manchester is Blue bruh 💀
Pemenang dan berkuasa yg akan bisa mengendalikan di setiap peetarungan 🤸🤸🤸
tapi kenapa fans city tidak nambah signifikan ya guru
Belom aja. Nanti jamannya anak2 kita, kita harus legowo kalau mereka jadi fans city
Bola itu bundar, kemungkinan itu ada, dan ketidak pastian itu adalah pasti. -Guru Gembul
GGMU pak guru
Indonesia punya olahraga bergengsi : berenang, memanah, berkuda
Anda salah paka guru,bahwa Uang belum bisa menangkan trofi yang bergengsi contohnya psg, Chelsea dan Manchester united.sepak bola meliki banyak pengaruh seperti pelatih,dirtek , menejemen , fasilitas dan kekompakan.
Pak guru saya suka bahasan tapi saya koreksi beberapa 1. Juventus itu dikurangi 10 jadi ga menang² juga dan kemaren yang menang napoli yang udah lama ga juara.
2.City beli pemainnya lebih murah dari tetangga nya united cek aja bursa transfer kemaren.
3.yang punya City emang punya banyak club selain di inggris sama seperti red Bulls dll.
4.menang kalah masih tergantung pemain pak guru tergantung permainan di hari itu karena kemaren saat UCL bener² pemain city ga seperti biasanya sengit 1-0
Saya kurang setuju Pak Guru, uang memang menjadi faktor penting untuk meraih kesuksesan klub sepakbola, namun yang lebih penting adalah manajemen klub nya.
Pengeluaran man city untuk transfer pemain nggak jauh beda dari MU 10 tahun terakhir (bisa dicek sendiri datanya). Tapi transfer pemain MU banyak yang flop. Itulah sebab trofi man city lebih banyak daripada MU 10 tahun terakhir.
City juga menghire direktur teknis yang dan pelatih yang memiliki filosofi yang sejalan, yaitu bermain sepakbola menyerang dan juga berorientasi pada proses, filosofi itu juga diterapkan hingga level akademik.
Karena perpaduan antara manajemen dan prinsip yang bagus dan juga uang untuk membeli pemain itulah yang menjadikan Man City klub terbaik di eropa saat ini.
NAH INI, FACTS.
Mungkin guru gembul fans MU😅
Nah
menejemen yg baraya sebut sebagai kunci juara juga hasil pembelian baraya. menejemen city yang daei dalam udah lama di pecat
Memang hasil pembelian, namun tanpa perencanaan yang matang dan pengambilan keputusan yang tepat dari yang membeli juga City nggak akan sebagus sekarang.
Pak guru mohon bahas fenomena yang terjadi di Mojokerto sekarang, anak berusia 15 tahun membunuh temannya, dan baru 1 bulan polisi bisa menemukan.
Apakah itu awal tanda-tanda sifat psikopat
Gue bangga sih jadi fans inter milan, bisa masuk final UCL dengan squad apaadanya tidak di unggulan tapi bisa menahan cita tidak seperti yg di beritakan bakal di bantai.
kalah ya kalah, mau dibantai mau kaga :)
@@timber333 setuju,, tapi berita meneritakan seramnya city yang bisa bantai madrid sampe inter bakal ga di kasih nafas.. Setidaknya saya bangga inter yang dari awal liga UCL tidak di favoritkan performa naik turun tapi bisa membuktikan bisa masuk final UCL,, kalahpun ga nyesek krna emang ga di favoritin.. Setidaknya inter kalah dengan terhormat dan bisa membungkam media yang menceritakan inter akan di habisi city..😀
Sayang sekali lukaku menghentikan bola yg disundul ke gawang city dan berpotensi gol
masuk final gara2 hoki ketemunya tim lawak semua di 16 besar smpe semifinal, coba inter di bagan satunya 🤭
@@tututoxic3671 kata siapa tim lawak,, di penyisihan grup ada barcelona ada bayer munchen sama slafia praha,, itu time besar sedangkan kapasitas pemain inter di bawah barca sama munchen.. Yang penting tetep bangga bisa masuk final walaupun kalah.. Santai aja bro teamnya kalah aja santai masa yg team yang ga kalah ga santai.. Wkwkwkk
Saya fans city dari era mancini,
Kalau tim kecil mau bersaing dengan tim besar,
Memang butuh uang banyak,
Jujur city cuman sekelas westham kalau ga di beli sheikh mansour
Bukan.sekelas westham.tapi burnley
Nuansa treble-nya Man City ini, sedikit berbeda, tidak se-mengagumkan treble-nya Barca, Inter atau MU sebelumnya.
Salah satu penyebabnya ya karena efek industrialisasi dan kapitalisasi klub sepakbola saat ini.
Barca, MU, Inter treble tidak sepenuhnya disokong dengan dana tak terbatas belanja habis-habisan pemain bintang. Tapi juga didukung dengan pemain lokal atau bahkan jebolan dari akademinya sendiri. Artinya, uang saat itu tidak sepenuhnya jadi faktor utama keberhasilan meraih banyak trofi.
Semakin hasil pertandingan bola bisa ditebak pemenangnya, semakin tidak menarik lagi tontonan bola itu (untuk mayoritas orang).
Sepakbola sempat sangat menggemparkan ketika FC Porto juara UCL, Inter Treble, atau yang paling mengejutkan saat klub "gurem" Leicester City juara EPL 2016.
CMIIW
Yaelah MU pas treble juga beli pemain mahal-mahal. Barcelona juga mecahin transfer record terus
Iyalah vibesnya kurang di indo, la wong fans city dikit 😂
@@MrRdlv benerrr, tidak bisa disangkal kalau modal yg besar untuk pembelian pemain² mahal salah satu faktor utama mereka dapet treble winner
@@andrafareza5093
Leganya ManCity Treble Winners Sama Seperti Argentina Juara Dunia di Qatar 2022.
Yaelah basi banget argumennya, klo tim kuat ya kuat. Akuin aja, gak usah bawa2 past glory atau rekam jejak treble sebelumnya. Klo soal kapitalisasi per-duit-an? Ya namanya ada yg invest ke klab masa ditolak? Kan tujuannya biar memperkuat skuad. Lagian klo-pun kita ngomongin soal duit, biar gimanapun klo gak bisa me-manage/mengasah skuad tapi belanja pemain bintang ya sami mawon. Pep & City butuh waktu & proses lama untuk bisa sampe ke titik ini, makanya nuansa Treblenya SANGAT BERKESAN, ya karena penantian panjang itu.
Pembahasan yang menarik, walau saya gak hobi dengan persepakbolaan
Membaca kolom komentar di video guru gembul adalah hiburan ku.
Request bahas Liga 1 pak guru, saya mau tau respon orang2 😌
Uang bisa mengatur segalanya 15:34
Wah keren nih, lanjut bahas sepakbola dunia kedepannya Guru🎉🎉🎉🎉🎉🎉
Dan hal ini juga berpengaruh kepada liga-liga di game sepakbola hehe..
Tiap main PS pasti kita lebih memilih club" yang terkenal itu. Bahkan sampai ada yang rebutan wkwkwk..
Era 90 itu era keemasan liga italia bang. Memang bener yg mempopulerkan spkbola liga ingris dgn hak siar dan periklanan yg kala itu bener bener bisa d katakan berhasil..dan benar ada x team kuat bisa slalu juara krna di dukung keuangan yg tak terbatas oleh sponsor atau pemegang hak club.. Selain pengusaha Arab bandar judi kelas kakap ada di belakang team kuat tersebut
Membahas soal bola, aku malah slpok ke pemikiran atau perkataan Guru "apakah sepakbola adil,ya tidak adil, yg jelas kemenangan dutentukan oleh yang mempunyai uang paling besar,pada akhirnya kapitalisme menang " dan tentang sebuah keadilan
13:21
Gw ga setuju SM pendapat guru gembul, memenangkan sebuah trofi ga mesti dgn pemain bagus dan mahal liat aja Leicester bisa angkat piala musim 2015/2016 padahal mereka saat itu ga membeli pemain dgn harga mahal.
Maka dari itu jika sebuah club kaya hanya bisa membeli pemain mahal dan hebat maka club-club "kecil" akan membuat academy agar pemain tsb dijual dgn harga tinggi
Setelah bertahun-tahun menelan pil pahit di kompetisi eropa, akhirnya City juara juga (T_T)
Sdikit lagi Baraya gasss Pollll 1 JT subscribe 👍👍👍👍
Pelatih dan pemain yang pas akan perlahan mendatangkan tropi apalagi ditambah dana yang besar. Bukan faktor uang saja, semuanya terkoneksi