06:25 wow... grup musik ini masih ada toh... Tirto Nadi 😮 waktu saya SD tahun 79-85 sering lewat depan rumah ini dan pasti membaca tulisan Tirto Nadi. Kalau gak salah ada di belakang bioskop misbar Taman Senang. 😊
Dulu sebelum ada jalan trs pasir koja lokasi sawah, lewat jln babakan irigasi,kalau mau ke gang sukapakir, dulu di terkenal pembuatan benang gelasan buat layang. 2,sasudah ada jalan terusan sukapakir terbagi 2.kiri dan kanan. Kiri bisa tembus ke jln peta, kana ke pagarsih.
@@walkingstories sekitar tahun 70-80 an karna kluarga besar kakek buyut ibu orang pasir koja. (Pabaki) termasuk saya, jadi saya pernah merasakan masalalu daerah situ.
8:20 Tembok/ benteng sebelah kanan didalamnya ada bekas Bioskop terbuka alias misbar (gerimis bubar) yang bernama Bioskop Taman Senang Pagarsih Kota Bandung, katanya bioskop Taman Senang & Bioskop yang ada didaerah Cicadas pemiliknya adalah bersaudara.
@@walkingstories : Sudah tidak buka lagi bioskopnya, terakhir beroperasi kalau tak salah 1980-1985-an, saya juga tak mengalami nonton di bioskop, itu juga kata ibu saya & kakek saya pernah menjadi salah satu penjaganya/ security/ keamanan di bioskop taman senang.
Sekarang bekas lahan biskop menjadi ruko, dulu waktu kecil sebelum tinggal f GG H Satibi pernah nonton film.India diajak ibu saya, waktu itu jlm Pagarsih masih sempit. Sewaktu tinggal di Pagarsih. Kalau tidak salah tiap shustisan pernah ada nonton gratis di bioskop TD. Diujung gang Taman Senang dulu ada toko/ penyewaan buku/ komik, saya sering baca / nyewa buku di situ... Macam macam bukunya CH Anderson, kungfu. Silat ..superhero.. Gundala., Godam... , kopingho.. dll
sukapakir dg sukamiskin tidak ada hubungannya, lokasinya jg berjauhan. sukamiskin awalnya pasar wewangian/parfum di pesantren tertua di bandung. orang dulu menyebutnya shouk misk (pasar parfum) krn pelafalan jd sukamiskin. seru juga nih mengulas tempat bersejarah. apa pernah meliput masjid mungsolkanas? atau kawasan situ aksan ?
Wah menarik sekali pak. Barutahu asal sukamiskin. Selama ini heran mengapa dikasi nama sukamiskin, ngga mau kaya. Ternyata pasar parfum. Penggunaan nama tempat diawali kata suka, banyak di Bandung. Ada sukasenang, sukabahagia dll. Dipelopori oleh sukamiskin?
: mugidi urang shalawat ka kangjeng Nabi Salallahu Allaihi Wassalam dbangun thn 1869, lokasi masuk gang deket stba. kalau situ aksan danau tertua di bandung yg sudah jd perumahan. lokasi di jl suryani unung pagarsih barat.
SUKAPAKIR adalah nama kampung di zaman dahulu nya,,, yg sekarang di abadikan jd nama gang di daerah tersebut... alamat sy dulu di KARTU KELUARGA nama nya SUKAPAKIR TENGAH, sebelum diganti jd JLN TERUSAN PASIRKOJA
Wilayah sepadat ini, masuk kategori "Slum Area" (cenderung kumuh). Tata ruangnya tak terkendali, akibat kepadatan penduduk. Sanitasinya juga buruk. Komposisi penduduknya, ada kaum urban, bercampur penduduk lama yg membangun tambahan rumah menjadi tempat tinggal kontrakan. Problema timbul ketika musim hujan datang berkepanjangan, sampah terbawa luapan banjir, dari sertip tank yg kotor. Bertambah runyam lagi kepemilikan kendaraan bermotor warganya, yg memarkirnya didepan rumah, berdempetan dng warung2 milik penduduk yg membuka usaha sampingan. Volume penduduk cenderung bertambah setiap tahun, efek urbanisasi. Tak ada lagi tersisa lahan kosong, untuk keperluan insidental, se-waktu2 penduduk bikin acara hajatan, atau perayaan Agustusan, misalnya. Disisi lain, wilayah pendukung daerah semacam itu, terdapat pabrik2, unit2 UKM bertebaran. Khas, fenomena kota besar, dng segala problematika efek ketidak idealnya lingkungan pemukiman...
@@walkingstories Mertua Saya pernah tinggal disana, beberapa thn yl. Saya sempat tinggal sementara, numpang dulu, tak lama setelah menikah, thn 1986. Pihak keluarga Mertua telah menjualnya, setelah kedua Ortu telah meninggal dunia, thn 2003. Rumah Saya sekarang, di Antapani. Barangkali sudah terlanjur sedemikian rupa, kondisi daerah tsb, akibat faktor demografi intens sifatnya. Tak ada alasan untuk mencegah setiap WNI untuk bertempat tinggal, dimanapun sejalan hak azasinya. Barangkali yg paling ideal mengurangi dampak sosialnya, cobalah tokoh2 masyarakat setempat didorong untuk menggerakan masyarakatnya, agar berswadaya bertahap agar cari solusi mencegah bahaya kebakaran, tertibkan cara membuang sampah, menjaga kebersihan wilayah, sekiranya ada upaya penghijauan agar lebih sehat, mengantisipasi bahaya epidemi penularan wabah penyakit musiman. Gerakan LSM/Karang Taruna setempat, tokoh2 agama, fungsikan dng benar struktur kepemimpinan RW/RT setempat, bergotong royong demi kepentingan kolektif. Mengandalkan Dinas2 Pemda di Bdg sudah kewalahan, didera persoalan2 akut. Bukankah ada contoh2nya diwilayah lain, di Bdg yg kondisinya sama, relatif "berhasil" menanggulangi masalah bersama. Kebon Manggu, Dago Pojok, toch bisa ditemukan jalan, mendorong inisiatif masyarakatnya ambil inisiatif. Ada perbaikan, dan berproses. Kira2 begitu..
@@walkingstories iya..Kang, waktu itu..seingat saya masih ada beberapa lahan terbuka..kebon kangkung / tegalan.... Seperti gang Pa Oyon, yang. Saat ini berdiri kantor Ke Jamika , SD. Beberapa rumah... Dulunya adalah kebon kangkung, yang pinggirnya pohon babadotan...yang bau daunnya.. ,,,😄, Paman Saya pernah menjadi Camat Bojongloa Kaler... Sekarang sudah pensiun...
@@dwiwahyanto302terima kasih informasi pak. Kapan2 mudah2an ada kesempatan ke Gang H. Satibi dan Gang Pa Oyon. Haji Satibi dan Pa Oyon leluhur di kawasan tersebut?
@@walkingstories saya tinggal di GG H Satibi sejak kelas 3 SD. Kls 1 & 3 di Jawa, thn' 86 saya pindah ke Caangkiang kulon, trsan Cibaduyut/sayuran. Banyak kenangan waktu kecil fisana. Dulu...masih banyak pohon sekitar GG H. satibi. Pohon kelapa masih banyak. Pohon mangga..dll. kalau naik pohon... Menars Madjid Agung kelihatan dari sini, menara yg dulu ya...😊 Dulu masih banyak lapang... Di GG Pa Oyon ada bekas gedung PB Setia. Sekarang jadi garasi. Dulunya adalah lapang dan kebun...kita sering main bila, uuci gan di lahan tersebut... Waktu saya di Sunat dulu. Maaf ya... Dikeretna dibawah pohon kelapa...😄😄😊😊, ayeuna mah teu Aya pohon kelapana...
Bagus, dulu ..sebelum ada kantor Lura dan SD, di gang pa Oyon adalah Lapang Sepak Bola. Sering ada kompetisi, bolanya pake Bal plastik. Sebelum distotu..lapangnya ada di sekitar jl. Pasir Koja/terusan jln Jamika/ pasar Suka Haji lama... Sekarang sudah jadi jln terusan Jamika dsn banyak ruko. Yang paling terkenal saat itu adalah PS PADAM, PS ini sangat favorit, meanang wae...😄. D GG H Sati i, dulu juga ada grup Silat. Gurunya adalah salah satu tokoh d gang H Satibi waktu itu. Saya sempat ikut beberapa kali latihan...
sy gak lihat ada got got kecil untuk saluran pembuangan air dari kamar mandi rumah penduduk yang padat itu , rumah penduduk itu membuang air nya kemana ya 🤔
dahulu mah biasanya air kotor dibuang ke selokan, sekarang juga masih begitu kayaknya. Ada beberapa gang, seperti gg. Sukapakir yang terkena proyek BUTP (Bandung Urban Transportation Project) zamannya Walikota Ateng Wahyudi. Gang ditata menggunakan pavingblock dan ada saluran pembuangan air kotornya. Kalau masih berfungsi, pasti ada tutup bak kontrol di setiap perempatan/pertigaan gang.
Dari awal pembinaan rumah sudah tidak betul. Seharusnya jarak antara rumah perlu ada ruang untuk pembinaan jalan, longkang, kabel letrik, paip air, kabel komunikasi dll infrastruktur barulah kehidupan rakyat tertata baik.
ya, sudah telanjur terbentuk perkampungan seperti itu mau bagaimana lagi. Pemerintah waktu itu (dahulu kala dan sampai sekarang) tidak menerapkan pola/rencana pembangunan perumahan. Masyarakat bebas membangun rumah tanpa atura. Contoh adalah rumah orang tua saya di sekitar Babakan Tarogong. Dahulu tahun 1970 awal, bapak saya membeli tanah bekas kolam ikan. Rumah masih jarang, masih banyak lahan kosong, seperti kolam, kebun kangkung, dsb. lama-lama banyak penduduk yang membangun juga. Jarak antar rumah gak jadi pertimbangan, banyak juga bangunan rumah yang asal jadi. Akhirnya terbentuklah perkampungan "kumuh" seperti itu. Sisi baiknya adalah di sana masyarakat bercampur baur dengan akrab. banyak kegiatan/potensi ekonomi yang beragam. Sisi negatifnya sudah bisa dibayangkan. Alhamdulillah saya tumbuh di sana dari orok sampai SMA dan akhirnya pindah ke Bandung Timur (Cibiru) tahun 1990. Pernah tahun lalu (2024) saya lewat ke sana. Dalam pikiran saya, kok bisa ya saya dahulu hidup di daerah padat seperti ini. hehe...
06:25 wow... grup musik ini masih ada toh... Tirto Nadi 😮 waktu saya SD tahun 79-85 sering lewat depan rumah ini dan pasti membaca tulisan Tirto Nadi. Kalau gak salah ada di belakang bioskop misbar Taman Senang. 😊
Iya pak, masih ada tulisan Tirto Nadi. Tetapi rumahnya akan dijual.
Sama mas budi, waktu sd saya pasti lewat sini😂 tp kynya aku lebih tua
Alhamdulillah bisa tahu kecamatan terpadat penduduk di Bandung
Alhamdulillah.
7:20 rumah dengan gerbang warna coklat tempat kerja saya dulu itu tahun 2008, yg punya rumah nya pa haji udah almarhum
Kenangan indah ya. Selalu sehat kak.
Dulu sebelum ada jalan trs pasir koja lokasi sawah, lewat jln babakan irigasi,kalau mau ke gang sukapakir, dulu di terkenal pembuatan benang gelasan buat layang. 2,sasudah ada jalan terusan sukapakir terbagi 2.kiri dan kanan. Kiri bisa tembus ke jln peta, kana ke pagarsih.
Wah terima kasih informasi kang. Sangat bermanfaat. Kawasan itu masih ada sawah sampai tahun berapaka?
@@walkingstories sekitar tahun 70-80 an karna kluarga besar kakek buyut ibu orang pasir koja. (Pabaki) termasuk saya, jadi saya pernah merasakan masalalu daerah situ.
@@dickygunawan1857 wah luar biasa. Memori masa lalu.
iya benar terkenal dengan gelasan layangan...
@@ronygendut3789 Sekarang apakah masih ada? Sekarang main layangan di mana?
Mbah sukapakir ,makam nya ada di kalau ga salah gang Satibi pagarsih
Sukapakir nama leluhur di sana ya. Beliau wafat tahun berapakah?
Kumuh sm parkir gerobak nya jikin sareukseuk.
@aguseffendy4915 Habis mau bagaimana lagi, gerobak-gerobak itu kan sarana untuk berdagangnya.
Mungkin ngga ada pilihan tempat utk memarkir gerobak. Hidup menyediakan banyak pilihan bagi sekelompok orang. Pilihan terbatas bagi orang lainnya.
9:50 Ralat Pak, seharusnya Jl. Pagarsih ya alias bukan Jl. Terusan Pasirkoja.
Iya betul. Jalan Pagarsih. Makasih ya.
Rumah masa kecilku sampai kelas 5 SD,kali aja ada yg masih kenal sama aku,aku punya teman namanya Pipih,Uwi,Erwin,Dede(anak tukang warung)
Kelas 5 SD tahun berapakah?
@@walkingstoriesmungkin tahun 1998/1999 kak,
@@althasukmana4688 24-25 tahun lalu ya. Teman2 yg tinggal di sana skrng umur 35-36 ya.
Ada lagi bang daerah yg lebih padat dari itu bang hehehhee namanya juga terkenal di kota bandung
Di manakah?
@@walkingstories isial S bang hehehe
@@herigundul2908 makasih informasi.
8:20 Tembok/ benteng sebelah kanan didalamnya ada bekas Bioskop terbuka alias misbar (gerimis bubar) yang bernama Bioskop Taman Senang Pagarsih Kota Bandung, katanya bioskop Taman Senang & Bioskop yang ada didaerah Cicadas pemiliknya adalah bersaudara.
Wah terima kasih informasi. Apakah bioskop tsb masih buka?
@@walkingstories : Sudah tidak buka lagi bioskopnya, terakhir beroperasi kalau tak salah 1980-1985-an, saya juga tak mengalami nonton di bioskop, itu juga kata ibu saya & kakek saya pernah menjadi salah satu penjaganya/ security/ keamanan di bioskop taman senang.
@@iuztea wah sejarah penting ya. Terima kasih informasi.
Sekarang bekas lahan biskop menjadi ruko, dulu waktu kecil sebelum tinggal f GG H Satibi pernah nonton film.India diajak ibu saya, waktu itu jlm Pagarsih masih sempit. Sewaktu tinggal di Pagarsih. Kalau tidak salah tiap shustisan pernah ada nonton gratis di bioskop TD. Diujung gang Taman Senang dulu ada toko/ penyewaan buku/ komik, saya sering baca / nyewa buku di situ... Macam macam bukunya CH Anderson, kungfu. Silat ..superhero.. Gundala., Godam... , kopingho.. dll
@@dwiwahyanto302 wah catatan sejarah yang penting pak. Terima kasih informasi. Zaman baca/sewa buku ya. Zaman jadul yang menyenangkan.
Mas pake kamera apa kinclong bangey
DJI Pocket
sukapakir dg sukamiskin tidak ada hubungannya, lokasinya jg berjauhan. sukamiskin awalnya pasar wewangian/parfum di pesantren tertua di bandung. orang dulu menyebutnya shouk misk (pasar parfum) krn pelafalan jd sukamiskin. seru juga nih mengulas tempat bersejarah. apa pernah meliput masjid mungsolkanas? atau kawasan situ aksan ?
Wah menarik sekali pak. Barutahu asal sukamiskin. Selama ini heran mengapa dikasi nama sukamiskin, ngga mau kaya. Ternyata pasar parfum. Penggunaan nama tempat diawali kata suka, banyak di Bandung. Ada sukasenang, sukabahagia dll. Dipelopori oleh sukamiskin?
Belum pernah menelusuri masjid Mungsolkanas dan kawasan Situ Aksan. Sejarahnya bgm pak? Kapan2 akan ke sana. Terima kasih rekomendasi.
: mugidi urang shalawat ka kangjeng Nabi Salallahu Allaihi Wassalam dbangun thn 1869, lokasi masuk gang deket stba. kalau situ aksan danau tertua di bandung yg sudah jd perumahan. lokasi di jl suryani unung pagarsih barat.
@@hardisetiawan4393 terima kasih informasi pak.
kh raden muhammad alwi RA(mamah eyang sukapakir)wali alloh yang tetap sedarah sareng syech abdul manaf(mahmud) dan mama eyang cibabat
Terima kasih informasi pak. Catatan sejarah yang sangat penting.
@@walkingstories muhung kang sami sami
Selain yang ada di jalan sunda, kira2 perkampungan pinggir rel kereta di mana lagi ya kang? Saya seneng liatnya kalau jalan2 deket rel kereta gitu
Yang ini kang
ruclips.net/video/eW8CfpgUVT0/видео.html
#BANDUNG
Iya di Bandung.
@@walkingstories
Request Lurd..
coba vlog😍 di Cimindi arah Lewui gajah, tepatnya pabrik matahari hujungkaler+hujungkiduL+Lembur sawah🙏 makasih sebelumnya.
#BanyakKenangan
Ih yang tadi temen aku aku juga rumah nya di situ
Wah. Ngga kelihatan di video?
SUKAPAKIR adalah nama kampung di zaman dahulu nya,,, yg sekarang di abadikan jd nama gang di daerah tersebut... alamat sy dulu di KARTU KELUARGA nama nya SUKAPAKIR TENGAH, sebelum diganti jd JLN TERUSAN PASIRKOJA
Terima kasih informasi pak. Sangat bermanfaat.
Wilayah sepadat ini, masuk kategori "Slum Area" (cenderung kumuh). Tata ruangnya tak terkendali, akibat kepadatan penduduk. Sanitasinya juga buruk. Komposisi penduduknya, ada kaum urban, bercampur penduduk lama yg membangun tambahan rumah menjadi tempat tinggal kontrakan. Problema timbul ketika musim hujan datang berkepanjangan, sampah terbawa luapan banjir, dari sertip tank yg kotor. Bertambah runyam lagi kepemilikan kendaraan bermotor warganya, yg memarkirnya didepan rumah, berdempetan dng warung2 milik penduduk yg membuka usaha sampingan. Volume penduduk cenderung bertambah setiap tahun, efek urbanisasi. Tak ada lagi tersisa lahan kosong, untuk keperluan insidental, se-waktu2 penduduk bikin acara hajatan, atau perayaan Agustusan, misalnya. Disisi lain, wilayah pendukung daerah semacam itu, terdapat pabrik2, unit2 UKM bertebaran. Khas, fenomena kota besar, dng segala problematika efek ketidak idealnya lingkungan pemukiman...
Banyak PR yang perlu dipikirkan bersama ya pak. Bapak tinggal di daerah tersebut? Ada saran sebaiknya bagaimana?
@@walkingstories Mertua Saya pernah tinggal disana, beberapa thn yl. Saya sempat tinggal sementara, numpang dulu, tak lama setelah menikah, thn 1986. Pihak keluarga Mertua telah menjualnya, setelah kedua Ortu telah meninggal dunia, thn 2003. Rumah Saya sekarang, di Antapani. Barangkali sudah terlanjur sedemikian rupa, kondisi daerah tsb, akibat faktor demografi intens sifatnya. Tak ada alasan untuk mencegah setiap WNI untuk bertempat tinggal, dimanapun sejalan hak azasinya. Barangkali yg paling ideal mengurangi dampak sosialnya, cobalah tokoh2 masyarakat setempat didorong untuk menggerakan masyarakatnya, agar berswadaya bertahap agar cari solusi mencegah bahaya kebakaran, tertibkan cara membuang sampah, menjaga kebersihan wilayah, sekiranya ada upaya penghijauan agar lebih sehat, mengantisipasi bahaya epidemi penularan wabah penyakit musiman. Gerakan LSM/Karang Taruna setempat, tokoh2 agama, fungsikan dng benar struktur kepemimpinan RW/RT setempat, bergotong royong demi kepentingan kolektif. Mengandalkan Dinas2 Pemda di Bdg sudah kewalahan, didera persoalan2 akut. Bukankah ada contoh2nya diwilayah lain, di Bdg yg kondisinya sama, relatif "berhasil" menanggulangi masalah bersama. Kebon Manggu, Dago Pojok, toch bisa ditemukan jalan, mendorong inisiatif masyarakatnya ambil inisiatif. Ada perbaikan, dan berproses. Kira2 begitu..
Itu daerah padet, dulu saya tinggal di GG. h. Satibi/ GG. pa Oyon, sampai tahun 1985... Saya sekolah d SD D Amanat...
Wah memori indah masa lalu ya pak.
@@walkingstories iya..Kang, waktu itu..seingat saya masih ada beberapa lahan terbuka..kebon kangkung / tegalan.... Seperti gang Pa Oyon, yang. Saat ini berdiri kantor Ke Jamika , SD. Beberapa rumah... Dulunya adalah kebon kangkung, yang pinggirnya pohon babadotan...yang bau daunnya.. ,,,😄, Paman Saya pernah menjadi Camat Bojongloa Kaler... Sekarang sudah pensiun...
@@dwiwahyanto302terima kasih informasi pak. Kapan2 mudah2an ada kesempatan ke Gang H. Satibi dan Gang Pa Oyon. Haji Satibi dan Pa Oyon leluhur di kawasan tersebut?
@@walkingstories saya tinggal di GG H Satibi sejak kelas 3 SD. Kls 1 & 3 di Jawa, thn' 86 saya pindah ke Caangkiang kulon, trsan Cibaduyut/sayuran. Banyak kenangan waktu kecil fisana. Dulu...masih banyak pohon sekitar GG H. satibi. Pohon kelapa masih banyak. Pohon mangga..dll. kalau naik pohon... Menars Madjid Agung kelihatan dari sini, menara yg dulu ya...😊 Dulu masih banyak lapang... Di GG Pa Oyon ada bekas gedung PB Setia. Sekarang jadi garasi. Dulunya adalah lapang dan kebun...kita sering main bila, uuci gan di lahan tersebut... Waktu saya di Sunat dulu. Maaf ya... Dikeretna dibawah pohon kelapa...😄😄😊😊, ayeuna mah teu Aya pohon kelapana...
Bagus, dulu ..sebelum ada kantor Lura dan SD, di gang pa Oyon adalah Lapang Sepak Bola. Sering ada kompetisi, bolanya pake Bal plastik. Sebelum distotu..lapangnya ada di sekitar jl. Pasir Koja/terusan jln Jamika/ pasar Suka Haji lama... Sekarang sudah jadi jln terusan Jamika dsn banyak ruko. Yang paling terkenal saat itu adalah PS PADAM, PS ini sangat favorit, meanang wae...😄. D GG H Sati i, dulu juga ada grup Silat. Gurunya adalah salah satu tokoh d gang H Satibi waktu itu. Saya sempat ikut beberapa kali latihan...
Sangat sumpek, tidak nyaman, sesak nafas
Waktu jalan di sana merasa terlindungi. Skala akrab.
Masih lebih padat gg babakan sawah, situgunting pasko
Haturnuhun informasi kang.
sy gak lihat ada got got kecil untuk saluran pembuangan air dari kamar mandi rumah penduduk yang padat itu , rumah penduduk itu membuang air nya kemana ya 🤔
Wah iya pak. Ngga sempat mengamati hal itu.
Di gang terlihat tutup selokan. Terlihat juga tutup bak kontrol selokan. Mungkin dibuang ke selokan di sepanjang gang tsb.
dahulu mah biasanya air kotor dibuang ke selokan, sekarang juga masih begitu kayaknya. Ada beberapa gang, seperti gg. Sukapakir yang terkena proyek BUTP (Bandung Urban Transportation Project) zamannya Walikota Ateng Wahyudi. Gang ditata menggunakan pavingblock dan ada saluran pembuangan air kotornya. Kalau masih berfungsi, pasti ada tutup bak kontrol di setiap perempatan/pertigaan gang.
Ciri khas...ada di bioskop
MISBAR..😊(TAMAN SENANG)....BISA NYAMBUNG KE GG SASTRA JUGA- SUNDAWA-PS RAMETUK,..GG PASANTREN, GG MASKARDI...😢😢🙏...
Taman Senang terkenal ya. Beberapa mengatakan tentang bioskop tsb.
Sedih... Banyak kenangan di gang sukapakir.... Masa kecil ku disana.. Sekolah SD juga disana di dwi amanat
@@susanarrizky9622 sekarang tinggal di mana kak?
Mudik gak bang
Engga bang. Di Bandung aja. Ada rekomendasi tempat yang seru saat lebaran.
@@walkingstories kapan pembuatan vidio nya ini
@@Zia-rama-s hari minggu kemarin. 7 April.
Dari awal pembinaan rumah sudah tidak betul. Seharusnya jarak antara rumah perlu ada ruang untuk pembinaan jalan, longkang, kabel letrik, paip air, kabel komunikasi dll infrastruktur barulah kehidupan rakyat tertata baik.
Terima kasih catatan. Dari Malaysia?
ya, sudah telanjur terbentuk perkampungan seperti itu mau bagaimana lagi. Pemerintah waktu itu (dahulu kala dan sampai sekarang) tidak menerapkan pola/rencana pembangunan perumahan. Masyarakat bebas membangun rumah tanpa atura. Contoh adalah rumah orang tua saya di sekitar Babakan Tarogong. Dahulu tahun 1970 awal, bapak saya membeli tanah bekas kolam ikan. Rumah masih jarang, masih banyak lahan kosong, seperti kolam, kebun kangkung, dsb. lama-lama banyak penduduk yang membangun juga. Jarak antar rumah gak jadi pertimbangan, banyak juga bangunan rumah yang asal jadi. Akhirnya terbentuklah perkampungan "kumuh" seperti itu. Sisi baiknya adalah di sana masyarakat bercampur baur dengan akrab. banyak kegiatan/potensi ekonomi yang beragam. Sisi negatifnya sudah bisa dibayangkan. Alhamdulillah saya tumbuh di sana dari orok sampai SMA dan akhirnya pindah ke Bandung Timur (Cibiru) tahun 1990. Pernah tahun lalu (2024) saya lewat ke sana. Dalam pikiran saya, kok bisa ya saya dahulu hidup di daerah padat seperti ini. hehe...
Sayang... Prempuan yg sdang drong stroller mnghilang gara² ada anak kcil naik motor ibunya.... 🤣🤭
Wkwk. Iya pak. Dia cakep.
Saya lagi fokus ngikutin teteh itu padahal wkwkwkkwkw
@@Zia-rama-s
Lama² kontennya bkan pnelusuran gang² d Bandung lgi,,, tpi cwe² d Bandung... 🤣😂
@@asepjapati3265 wkwk sayangnya di gang lebih sering ketemu ibu2 ... atau nenek2
Koq sama dengan saya?😂😂
anjay daerah kelahiran wkwkwkwk
Masih tinggal di situ?
Gak terlalu padat segitumah..
Wkwkwk
Gang yg lebih padat di Bandung di mana?