SYEKH BEJAGUNG: PASUKAN GAJAH MADA TAK MAMPU MELUMPUHKAN SYEKH BEJAGUNG

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 15 сен 2024
  • Follow Us Our Social Media
    Instagram : / amanahsyurg. .
    TikTok. : / amanahsyurgap. .
    Website. : www.visual-generation.com
    =====================================================================
    Nama Sunan Bejagung agaknya terdengar asing bagi masyarakat di Luar Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Cerita mengenai sosoknya sedikit sekali dibahas dalam buku sejarah. Bisa jadi hanya menjadi arsip lokal saja yang diketahui oleh segelintir orang yang sudah mendatangi pasarean (makam)-nya langsung di Desa Bejagung, Kecamatan Semanding, Kabupaten Tuban.
    Makam Sunan Bejagung ini ada dua lokasi. Yaitu Sunan Bejagung Lor dan Sunan Bejagung Kidul. Menurut keterangan juru kunci makam, Bapak Mudri yang sudah empat belas tahun menjaga makam, Sunan Bejagung Lor ini memiliki nama asli Sayyid Abdullah Asy’ari bin Sayyid Jamaluddin Kubro yang merupakan adik dari Sayyid Ibrahim Asmorokondi atau ayah dari Sunan Ampel.
    Sedangkan Sunan Bejagung Kidul adalah menantu dari Sunan Bejagung Lor yang memiliki banyak nama dari berbagai macam versi, yaitu Aryo Hadi Kusumodiningrat sebagai nama Jawanya dan beberapa Laqab Arab seperti Syekh Atturrahman, Syekh Hasyim Alamuddin, Raden Syukur dan lain-lain.
    Sunan Bejagung Kidul sebelumnya adalah murid dari Sunan Bejagung Lor yang kemudian dinikahkan dengan puterinya yang bernama Nyai Faiqoh yang makamnya terletak di dekat suaminya. Sedangkan semasa hidupnya, lokasi tersebut adalah tempat tinggal Sunan Bejagung Lor bersama putera-puterinya.
    Berdasarkan cerita, Sunan Bejagung Kidul adalah putera dari Raja Majapahit yang lari dari kerajaan dan bertemu dengan Sunan Bejagung Lor. Ia bersikeras untuk tinggal dan belajar dengan sang wali serta mendalami agama Islam. Tentu saja sang romo tidak terima dan terus mencari puteranya itu dengan mendatangkan pasukan bergajah.
    Akhirnya, untuk mengelabuhi pasukan dari Majapahit tersebut, Sunan Bejagung Lor menggunakan ajiannya berupa pagar gaib yang diberi nama ‘Siti Garit’. Sehingga yang mereka cari tidak akan bisa terlihat meskipun pada kenyataannya ada di hadapan mereka. Kemudian, atas izin Allah Swt. pasukan tersebut berubah menjadi batu yang disebut ‘Watu Gajah’. Batu tersebut sampai sekarang masih ada dan terletak tidak jauh dari lokasi pemakaman.
    =====================================================================
    Copyright 2024, AMANAH SYURGA PRODUCTION

Комментарии •