"ingat ya gaes , kemanapun kalian mendaki , tujuan utamanya bukan lah puncak , tapi rumah. kalau kalian tidak sanggup jangan gengsi buat minta berenti/balik, jangan paksa" aku selalu ngasih tau itu kalo pas lagi mendaki bareng temen²...
Kesalahan fatal mreka adalah memaksa diri sampe ke puncak meski sedang turun kabut dan baru terjadi badai. Kesalahan kedua, sepertinya gak bawa jaket tebal krn korban iis ditemukan cuma pake jas hujan. Kesalahan ketiga, gak melipatgandakan stok makanan. Sudah bgitu kompor dibawa oleh yg turun. Keempat, terpisah/berpencar. Ingat, pendakian resmi tercatat kapan naik kapan turunnya, bila ada masalah usahakan tetap bersama krn tim sar di basecamp pasti tau ada yg salah bila jadwal turun melenceng. Kecuali kalo darurat seperti serangan jantung, kalo hipotermia aja usahakan tetap bersama. Kelima, kalo anggota tim ada yg mulai menggigil meski ringan sbaiknya sgera kasi tau temannya, jangan diam aja. Jangan nunggu sampe kna hipotermia sedang atau berat. Trakhir, zaman skrg dijual bebas selimut darurat dan koyo pemanas. Wajib dibawa !!! Juga sleepingbag & jaket gunung jangan malas tuk dibawa. .......mohon maaf bukan sok mengajari, cuma mengingatkan supaya kita bisa memperkecil resiko saat pendakian. Sesiap apapun kita, resiko tetap ada, ga mungkin hilang 100 persen jd tetap waspada dan kecilin ego. Puncak bukan segala galanya, selalu ada hari esok tuk pendakian. Tujuan mendaki gunung adalah kembali ke rumah dalam kondisi selamat.
Saya setuju dengan jangan sekali2 memaksakan diri ke puncak, juga persiapan perlengkapan, apalagi mereka adalah mapala, saya yang tidak pernah ikut mapala, juga bawa koyo panas saat main ke ketinggian 4.130 mdpl karena memang semembutuhkan itu Dan memang berguna sekali. Puncak selalu menjadi tujuan, tapi bukan prioritas, biasakan pertimbangkan kondisi fisik, karena saat summit secara otomatis akan ada perhitungan "turun nya gimana? Kondisi Masih oke gak ya?" Bisa sampai puncak, tapi gak bisa turun, fatal. Namun untuk mencari pertolongan, Saya merasa itu juga sebuah perjuangan bertahan hidup di bandingkan harus menunggu bantuan Dan stay di tenda. Menurut saya, sebaliknya dalam mencari bantuan tidak satu2, itu sangat beresiko mengingat cuaca, medan, serta kondisi mental seperti itu. Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang kembali. Semoga almarhum almarhumah diberikan tempat terbaik.
Kejadian ini berbarengan dgn kelompok kami ketika kami di kawah ijen, memang pd waktu itu kondisi cuaca sangat ekstrim karena terjadi badai sub tropis yg ktnya itu adalah siklus 4 tahunan sekali. Waktu itu kami sepakat menahan diri utk nekat naik sampe ke kawah ijen karena malam sblm kami akan naik kami mendengar suara pohon besar bertumbangan. Sempat menunggu selama 2 hari tp badai tak mau berhenti akhirnya kami putuskan utk kembali pulang ke jogja dan memang sepanjang jalan aspal yg kami lalui butuh perjuangan ekstra keras karena bnyk sekali pohon yg tumbang. Inti dari ceritanya adalah jangan memaksakan diri ketika cuaca buruk, jgn merasa rugi materi dan waktu karena sdh dtg jauh2 tp gagal naik. Terbukti pd percobaan pendakian kedua setahun kemudian akhirnya kami berhasil naik sampe kawah ijen + puncak G. Merapi.
Turut berdukacita untuk para senior 🥀 semoga dosa dosa diampuni, dan tempatkan di tempat yg baik. Cuaca basah dan dingin, ditambah asupan makanan yg minim. Memang momok kita saat diatas. Dan Slamet emang dingin banget.. Apalagi klo basah2an gitu.. Sayang banget mereka milih tetep naik. Kalau gw disana, mungkin gw milih turun pelan-pelan atau klo nemu spot bagus untuk shelter dadakan, mending gw bikin aja dah, sambil nunggu mereka balik. Cara gw menikmati gunung bukan dengan nyampek ke puncaknya, tapi ketika gw bisa mensyukuri sejuknya alam pegunungan. Gunung bukan untuk ditaklukkan puncaknya kan? melainkan untuk dikagumi kebesaran Tuhan yg telah menciptakan. Ga ada cerita dong? Ya gapapa daripada cerita buruk yg kita sampaikan karena maksain 'keinginan' muncak.. Gw emang cemen sih, bukan hiker yg mesti summit, jadi klo disebut camper asal masih bisa balik dengan selamat aja gw ga masalah. 😅 bek bek bek..mundur boskuuu.. Mending buka shelter dadakan kita ngopdutbray sambil turun dikit-dikit pas udah ga begitu deras.. Summit kapan kapan ae, salah jadwal! 😁 Edit: gw emang tipe yg sdh puas dengan buka tenda walaupun ga di puncak. Asal ngabisin makanan bareng, seneng2 bareng (bersyukur, tadabbur alam), sukur-sukur klo bisa dpt pengalaman horror tapi ga membahayakan wkwk misal diliatin pocong atau rame2 liat kunti terbang dari pohon ke pohon.. Haha Gw happy asal bisa happy ama kawan2 meski ga pakai acara muncak. Tapi tetep, ngomongnya "UDAH PERNAH KE GUNUNG A", muncak ga? Ga 😂 yang penting pernah 😌
"Kali ini Aku harus turun. karena aku harus pulang ke rumah dan masih banyak gunung yg menunggu untuk ku daki"... begitulah seharusnya mental pendaki profesional maupun non profesional ketika menghadapi ketidak pastian di gunung... dan menjadi aneh ketika orang yg terluka justru di papah ke atas bukan ke bawah.. semoga semua amal ibadah mereka di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa ...
Nah ini herannya ... Jelas" Yg sudah gk memungkinkan naik knp mlah d papah k puncak, pdahal Slamet gunung yg lumayan jauh jarak dr batas vegetasi ke puncak.. Dan sngt extrim, intinya jgn memaksakan. Semoga jd pembelajaran buat kita para pandaki atas apa yg d alami teman" Pendaki dr UGM. Dan terimakasih Admin.dan semoga d terima di sisi Tuhan segala amal ibadahnya utk para korban .
Mungkin kalian blm tau trek yang mereka lalui setelah melewati batas vegetasi jalur kaliwadas... turun dengan memapah orang malah akan jauh lebih berbahaya. Itu knapa di sebut poit of no return. Itulah knapa jalur kaliwadas dan baturaden sangat jarang sangat tidak di sarankan untuk pendaki pendaki pemula. Kalaupun boleh naik tapi tidak di sarankan untuk muncak.
Sebagai anggota mapala, mereka malah terkesan melanggar prinsip-prinsip dasar keselamatan dan keamanan pendakian gunung. Alam sudah dua kali memberi peringatan lewat badai yg memaksa mereka dua kali gagal summit. Harusnya mereka memutuskan turun bukan malah menuruti Ruki dan Dodo yg terus memaksa naik meski kondisi membahayakan. Pelanggaran prinsip berikutnya, saat Ruki terserang hipotermia dan jatuh, harusnya malah dievakuasi turun bukan malah naik ke puncak yg suhunya makin ekstrim. Kengototan mencapai puncak tim UGM ini memberi kita pelajaran sangat penting untuk menanggalkan ego harus mencapai puncak. Alam begitu indah. Proses mendakilah yg harus dinikmati dan disyukuri, bukan prestasi mampu mencapai puncak. Jauh lebih penting bisa kembali turun dan pulang dengan selamat daripada memaksakan diri muncak dg risiko yg begith besar. Mohon maaf jika kurang berkenan.
Aku malah bayangin berapa banyak list cerita Yang masih ngantri Yang harus BicoStory buat, belum lagi ada kejadian2 besar Yang baru terjadi, semangat terus tim bico story😍😍😍
Memang gunung slamet dinginya ga ngotak, teringat tahun kemaren sekitar bulan september saya naik 5 orang, bahkan sampai siang pun masih terasa dingin entah di puncak ataupun di tengah hutanya, dan yang paling tidak saya lupakan ketika summit sudah melewati pelawangan, posisi saya saat itu dibelakang sendiri dan ingin memisahkan diri dengan rombongan, agak mlipir kekanan sampai kabut datang persis sama yang dialami mahasiswa UGM ini, hampir saya tak menemukan rombongan kembali, dalam hati saya sudah menangis, saya panggil kawan saya gada yang membalas, alhasil saya melipir ke jalur yang aslinya dengan merangkak hampir ketinggian 90% tebing bukan jalur kepuncak sebenarnya, alhasil saya kembali kejalur dan posisi saya sudah lebih dulu jauh dari teman-teman saya. Kalau mengingat saat itu rasanya uda seperti gak akan kembali alias tersesat.
@@zakirosterfarm7753 ya beda la bro dia mau menikmati alam dia juga udh bil resiko sebelum berangkat mendaki yang pasti Setiap mau mendaki Harus Ambil resiko gimanapun juga :)
Inget kata Dzawin, Mendaki itu bukan untuk mengejar puncak karna punya hanya BONUS, karna tujuan akhir kita kebali pulang ke rumag dengan selamat, kalau memang ke adaan tidak memungkinkan lbh baik puter balik karna alam takkan pernah bisa di prediksi
Pada tahun 2021, bersama dua teman dan dua orang dari Cirebon, saya mengalami pengalaman sedikit serupa ketika berusaha mencapai puncak Gunung Slamet. Saat perjalanan summit, badai angin dan kabut tebal melanda, mengurangi jarak pandang menjadi hanya 2-5 meter. Diskusi pun muncul di Pos Pelawangan (Pos 9) mengenai kelanjutan perjalanan menuju puncak. Meskipun menghadapi badai yang semakin parah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan beberapa pertimbangan. Kami berhenti berkali-kali di tengah jalan saat badai memburuk, namun akhirnya berhasil mencapai puncak Slamet. Sayangnya, plang puncak pun hilang diterpa angin. Setelah sekitar 15-20 menit di puncak, kami memutuskan untuk turun. Meski pandangan tetap terbatas pada 2-5 meter, di Pos 9 Pelawangan Bambangan, bendera Indonesia yang seharusnya menjadi patokan tidak terlihat akibat badai angin dan kabut tebal. Kami kemudian mengikuti tali penanda di jalur turun, dan ketika sampai dibatas vegetasi, Kami justru menemukan jalur turun ke Basecamp Gunung Malang. Kami sempat terpikir untuk naik kembali naik atau berbelok ke Pelawangan (Pos 9) Bambangan. Dengan pikiran yang jernih, akhirnya kami memutuskan untuk turun lewat jalur Gunung Malang, meninggalkan tenda yang masih berdiri di Pos 5 Jalur Bambangan. Perjalanan turun dilakukan dalam kondisi kehabisan air. Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kami kembali naik atau berbelok ke pos 9 Bambangan. Menurut orang basecamp, resiko hilang 95% jika kami memutuskan melakukan untuk naik kembali atau berbelok ke pos 9 bambangan. Bersyukur masih diberi keselamatan.
Saya tinggal di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga berjarak sekitar 7 KM dari Pos Pendakian Bambangan. Masih ingat sekali waktu itu saya masih kelas 1 SD melihat banyak aparat, dan ambulance yang berlalu lalang, diberita waktu itu Indosiar juga menayangkan kejadian ini. Banyak warga sekitar yang keluar rumah saat iring-iringan ambulance lewat membawa korban. Alfatihah untuk korban🤲
Minggu kemarin saya baru turun dari gunung slamet via kaliwadas. Gunung slamet memang banyak menyimpan cerita, perencanaan perjalanan yang sudah disusun secara matang kadang kala tidak sesuai ekspetasi dilapangan, ditambab lagi jalur yang diambil kaliwadas. Jalur yang kontroversial. Di Pos 3 saja cuaca sangat tidak stabil, apalagi naik dibulan basah. Suhu sering tiba2 turun, membuat panas tubuh berkurang dan rawan terkena hipotermia, belum lagi gejala sesak nafas. Di batas vegetasi belerang sangat menyengat apalagi jika disertai angin kencang, kerikil2 lepas bisa bertebaran dan kabut yang pekat membuat para pendaki tidak punya pilihan selain berusaha dan berdoa agar tetap selamat.
sebelum musibah , mahasiswa UGM tsb sempat berpapasan dgn saya sewaktu saya turun, dan setelah saya sampe rumah dpt kabar di tv tragedi mahasiswa UGM di Puncak Gunung Slamet
Puncak gunung tidak akan kemana².. jikau gagal menuju puncak krna cuaca jangan terlalu dipaksa..ada hari esok untuk mendaki.. tetap waspada dan utamakan selamat...semoga husnul khotimah untuk para korban. Aamiin
Pos 7 kalau mau camp rebutan klo pos 5 paling rame Saya dapet camp pos 7 jam 3 pagi lgsg berangkat ke puncak via Bambangan dingin bukan main coy hehehe
Dr pertama thn 95 smpai skrg pun kabut dan badai di puncak Jateng memang tdk bsa dpresiksi... Maaf dlu masih SAR / SR blm Basarnas dan seingat saya klo g slah bukan hari Sabtu tp hari Senin tgl 19 Feb 2001 trakhir korban dtemukan...itu pun jauh dtemukan dri tempat awal dtinggalkan...(pindah lokasi awal) #Alambukanuntukditaklukantetapibagaimanacarakitamensiasatialam
Sebelum kejadian ini, saya dan kawan2 yg waktu itu sedang kuliah di UMY baru aja turun, tp kami dengan rombongan 7 orng tidak sampai puncak, karena cuaca jg spt yg digambarkan ini, sempat terjadi persilihan antara kami, antara mau muncak atau endak, akhirnya kami sepakat untuk turun, walaupun puncak hanya berjarak setengah diatas batas vegetasi... Alhamdulillah Kita selamat sampai d bawah, beberapa jam kemudian baru 7 mhsiswa (dulu kabarnya 9 org) Mahasiswa UGM baru naik...
Turut berduka cita dari kami di lereng Slamet (Purbalingga), semoga Almarhum dan Almarhumah ditempatkan di tempat terindah oleh sang pencipta alam semesta..
permasalahnnya adalah meneruskan perjalanan ke atas, jika saya, saya lebih memilih untuk turun dengan alasan. mendaki membutuhkan tenaga yg lebih daripada turun, perjalanan turun juga lebih cepat, meskipun resiko cidera lebih besar. dengan badai yg datang tidak menjanjikan puncak tempat yg aman, suhu diatas lebih dingin, kemungkinan hipotermia lebih besar, dan ada resiko badai es, sambaran petir. alasan berikutnya aalah turun otomatis membuat kita semakin dekat dengan pemukiman, dampaknya evakuasi lebih cepat, respon tim penyelamat lebih cepat. kalaupun tersesat, di kaki gunung pasti ada pemukimaan, potong kompas saja dengan hati2. dan terakhir, kalau bisa jangan pergi sendiri untuk turun, mencari bantuan di kondisi badai dan kabut. resiko tersesat dan terperosok sangat besar, saran saya minimal 2 orang turun, kalau bisa ikatkan tali diantara kalian. dan jika keputusan turun, jangan ragu, jangan coba kembali ke atas lagi. terakhir pesan untuk para pendaki berkelompok. kalau kalian membagi barang bawaan seperti, A : peralatan masak, B : perlengkapan tidur, C logistik dst. tolong siapkan logistik sendiri untuk kalian sendiri. jaga2 jika tersesat, peluang kalian selamat masih besar. coba bayangin, kalau yg tersesat bagian logistik, dia masih bisa makan, buat tempat tidur dari alam masih bisa. sedangkan misal kalu yg tersesat bagian perlengkapan tidur? apakah hanya dengan itu dia bisa makan? okelah jika memiliki skill survival, tapi kalau tidak? jadi dari semua nya briefing dan membuat aturan kelompok itu penting, jangan takut bilang istirahat dan capek, maupun sakit kepada tim. itu lebih baik daripada hal yg lebih buruk akan terjadi. ingat kawan, tujuan akhir mendaki bukan puncak, melainkan sampai rumah dengan selamat. untuk korban semoga Husnul khotimah, ditempatkan di posisi terbaik oleh Sang Pencipta. semua sudah takdir nya, kita hanya bisa berusaha untuk menghindari maut, karena kalauu pasrah tanpa perjuangan sama saja bunuh diri.
Saya pernah ke gunung Slamet via bambangan, rencana awal 2 hari 1 malam. Ternyata cuca tak mendukung di pos 2 terguyur hujan + petir dan angin.. akhirnya memutuskan untuk istirahat di post 3. Dan melanjutkan esok pagi , namun cuaca sangat tidak bersahabat dan akhirnya 3 hari 2 malam di Gunung Slamet. Post 7 ke puncak itu sekitar 2 jam an, licin dominan batu dan kerikil, sampe puncak diserang badai lagi. Malam kedua dislamet badai menggoncang tenda sangat luar biasa sampe saya ketakutan dan menangis😢 pasrah karena stok makanan menipis juga
Untuk para pendaki jangan memaksakan jika cuaca buruk. Utamakan keselamatan karna keselamatan itu no 1, menuju puncak adalah bonus. Hindari mendaki di sore hari menjelang malam lebih baik pagi.. karena mendaki malam itu beresiko..
Untuk Menjawab Balesan sobat kontol semua : Mendaki aman dan ga beresiko kalo punya kelengkapan untuk mencegah hal hal yg tidak di inginkan, kalo gapunya ya cari mati mending gausah, mendaki malem juga aman kalo lo lengkap peralatan nya,jadi balik lagi ke diri masing2
Kuliah, terus lulus, kerja, nabung, nikah, punya anak cucu, tua, sakit, terus mati. Ini dipercepat naik gunung. Bukan tragedi, cuma kurang memadai hadapi tantangan buatan mereka sendiri. Alasan pendaki naik gunung, hiking, panjat tebih dll itu cuma 1, yaitu hobi mereka, kesenangan mereka, kasih mereka tantangan, dari gunung slamet sampe everest banyak yg udah bisa sampai puncaknya. Tapi yg miris itu orang2 yg anggep hobi ektrim ini keren tapi dia ga ngerti apa2, cuma sekedar ikut, jalan dari bawah ke atas, bawa perbekalan, bikin team atau group bawa guide, abis itu berangkat, banyak dari merrka ga perhatiin skill individu, ga ada yg ngerti hal medis, yg penting jalan, gimana kalo tergelincir ada yg patah tulang atau pendarahan, bahkan cara pake harness atau buat simpul pun ga ngerti, make alat protable dari tenda dan kompor, tapi ga ngerti baca arah mata angin atau tanda perubahan cuaca, modal andelin guide, bayangin bayar beberapa juta per orang buat dapet guide tapi lu ga ngerti apa2 soal bertahan hidup di alam liar, sok punua hobi keren sekolah aja belom lulus, bergantung sama guide, abis itu mati di gunung. Itu konyol.
Buat pemula yg ingin naik gunung seharusnya mereka lapor ke rekan senior . Dan meminta rekan senior utk gabung. Mendaki gunung tidak selalu mulus. Dibutuhkan bantuan org yg sudah berpengalaman.
Senior seharusnya sudah pengalaman dg ini. Seharusnya junior tidak dilepas sembarang. Makanya ada korban. Saya pribadi sudah beberapa kali naik gunung dg senior. Dlm perjalan dijelaskan mana yg boleh dan yg tidak. Serta hal2 tabu yg menjadi pantangan.
Story...baru sampai kaki gunung sdh ada pemberitahuan badai cuaca buruk diatas regu krn sdh berlatih dan kondisi fisik oke tetap lanjut perjalanan namun sebelum beberapa jauh singgah dahulu di warung buat beli minum saat itulah takdir berkata lain akhirnya kami semua ngopi disana sambil berbincang untuk kembali pulang kerumah ... ☕☕ Hikmahnya bisa ngopi dikaki gunung
gk ada capek2 nya selalu ngingetin next " critain tragedinya kecelakaan di TONGAS, PROBOLINGGO.. kecelakaan ibu2 dan anak kcil yg naik mobil bak terbuka menabrak truk dan sedih nya 14 meninggal ditempat, 4 orang lainya meninggal dirumah sakit, 13 orang kritis, denger2 semua penumpang meninggal semua + sama supirnya bnyak mayat berserakan di tengah jalan, pinggir jlan, ada yg kepalanya pecah karna terbentur sama aspal...
Mungkin admin belum dpt informasi mengenai kejadian tsb. Jd kalau dinarasikan tdk bs. Kr upload konten sperti ini hrs pakai data bukan asal nyeplos. Mungkin juga minta izin pd keluarga. Jd cukup saran bukan memerintah admin.
Lebih baik jika memang tidak berpengalaman, tidak usah sampai ke puncak, karena kalau terjadi hal yg tak diinginkan akan susah jadinya. Kalo emang Pengen naik coba aja cari yang lebih berpengalaman, Yg berpengalaman pasti Paham apa Jalur hrus digunakan dan Persiapan Yang semestinya dan Batas Mendaki sesuai Kondisi.
Pertama x naik gunung Slamet dengan satu teman yang sudah biasa naik gunung bareng kemana2, pas sampai palawangan ku liat keatas kabut tipis di sertai gerimis, ada beberapa pendaki lalu lalang, teman ku Tanya "gimana mbak? Mau summit gak? Kalau mau ayo aku udah bawa webbing juga " Ku tengok lagi keatas, tak ada apapun yang terlihat. " Kita turun lagi aja dek, kapan2 aja summitnya" pertimbangan ku, dia semalem ngeluh dada sakit Dan itu sekali2 nya seumur2 kami naik gunung bareng, gak bisa ku tanggung resiko kalau dia kenapa2 karena maksain ego ku yang belum pernah summit Slamet. Akhirnya kami turun Dan bercanda2 tanpa beban apapun. Semoga kita semua selalu di beri perlindungan Dan kekuatan
Resiko pendakian karena adanya badai dan kabut sehingga menimpa para pendaki semoga peristiwa ini dijadikan pelajaran agar kita berhati-hati dalam keadaan selamat
sangat penting nya memilih tempat pendakian dan slalu cek kondisi cuaca trlebih dahulu dikalau memang lokasi pendakian tergolong extrem lbih baik urungkan niat jgn sampai gara" niat yg keras malah bsa mengantarkan diri ke yg Maha Kuasa
Suka..suka..sukaa...dengerin suara admin, apa lagi 10 menit lebih pas bgt dijam mau tidur pasti langsung pules hehe..mksh Bico story smngat sukses sht sllu..💛
Th 2019 gw bersama temen temen mendaki gunung slamet lewat jalur pemalang,, dan itu merupakan pendakian pertama kita, kita semua masih awam belum ada pengalaman naik gunung, jalan dari bawah malam stelah isya, mana sehari sebelumnya habis begadang belum tidur sama sekali, di tengah perjalanan kita langsung disambut hujan dan aliranya cukup deras, dgn persiapan yg tidak memadai, bawa baterai cuman 3 biji dan itupun tidak bisa dipakai lama krn lowbet diatas, berbekal makanan & air yg seadanya kita tidak membawa tenda, kita tidak tidur, saat cape kita cuma istirahat sebentar krn jika istirahat terlalu lama maka badan kita akan langsung terasa sangat dingin & kedinginan, jadi kita harus terus bergerak agar menjaga tubuh tetap hangat, saat kita berada dipuncak beberapa menit hujan badai pun langsung datang kita memutuskan untuk langsung turun untuk mencari tempat berlindung dari hujan badai,, dgn jalan setapak yg berubah seperti aliran sungai deras krn hujan deras dari atas, dgn jalan yg tertatih tatih krn kaki kiri masih cedera belum lama kecelakaan motor, saat turun Kita bersyukur krn ketemu warung kelontong, warung makan penyelamat jadi kita bisa istirahat ngopi beli air minum dan makan dulu diatas gunung untuk mengisi energi yg terkuras habis, sungguh pengalaman indah yg tak akan pernah kami lupakan sampe kapanpun,,, !!!
Lah lu nyari kerjaan, udah naik malem, gabawa tenda, ngga liat cuaca, gw yakin gabayar retribusi nih. Udah tau ngga memadai, masih maksain, biar SAR ada kerjaan apa gmna. biar apasih🗿. Mau naik sendirian klo persiapan memadai juga pasti aman2 aja.
Pernah mendaki Slamet ktk masih mahasiswa, saat itu hanya berdua dengan guide dan sayangnya memang hanya sampe di batas vegetasi krn hujan & kabut yg sgt tebal. Walaupun saya sendiri pengen banget ke puncak saat itu, tp guide menyarankan agar dibatalkan saja, walaupun ia sendiri akan menemani saya jika tetap keukeuh. Well, mendaki gunung bukanlah tentang menaklukkan alam, tp yg terutama adalah bagaimana MENAKLUKKAN EGO.
Mirip dengan cerita gua saat ke gunung slamet via guci, Alhamdulillah kami selamat semua, karena kita gak memaksakan untuk mencapai puncak saat berada di batas vegetasi kita diterpa badai yg tak kunjung reda, kami memilih turun dikarenakan suhu tubuh yg mulai turun dan jarak pandangpun terbatas.
Alm. Barges tdk d temukan d batas vegetasi tp hanya skitar 500 m jaraknya dr posisi alm. iis, d sbuah kali kering, mrk brdua mncoba survive hingga d duga keduanya diduga mengalami hipotermia d mulai dr alm.barges kmudian, alm.iis mncoba survive bbrp meter namun trkena hipotermia akut, iis d temukan melepaskan smua pakaiannya dn bermain2 kubangan air kehilangan ksadaran krn mengalami mal fungsi hipotalamus yakni gejala paradox kepanasan saat otot tubuh trlalu lama berkonttraksi menggigil kedinginan, alm. Iis meninggal dalam pelukan bang sugi, SAR yg menemukannya, sesuai dgn penjelasan saksi hidup bang sugi, SAR yg mnemukan alm. Iis dn alm. Barges, semoga alm. Diterima d sisi allah
Saya sebagai orang awam dengan pendakian. Kenapa mereka memaksakan diri untuk naik ke puncak? Padahal Cuaca sedang tidak mendukung. Kenapa kompor lipat cuman 1 dan itu pun di berikan kepada mereka yang turun buat cari bantuan? Saya sebagai orang awam tidak paham sekali sama pola pikir pendaki ini. Kenapa harus seakan buru buru sekali dan seakan harus serta wajib hukum nya untuk sampai ke puncak padahal lagi badai begitu? Padahal menurut saya sangat berbahaya, dan nyawa itu cuman satu serta tidak ada ganti nya.
Walaupun kepengen banget naik gunung,tapi apalah daya aku yg alergi suhu dingin pasti langsung flu berat. Akhirnya cuma bisa dengerin story telling tetang pendakian,semoga alm/almh di terima disisiNya😢
Keputusan yg fatal menurutku, dimana mereka memilih lanjut mendaki ketimbang turun menuju basecamp, seandainya mereka memilih putar balik mungkin mereka semua selamat
Hati-hati badai di puncak gunung Slamet... Di tahun 2000 saya mengalami.nya saya berangkat 11 orang. Dan terpisah 1 km lebih gara-gara di terjang badai.hampir kita masuk jurang tanpa dasar.
Gunung itu bkn rmah kita. Kita itu cuma tamu. Ad yg menunggu d sana. Jd klo mmg dlm perjalanan sdah bnyak yg aneh hlang merintang. Itu bsa brrti yg pny rumah atw kampung sdg tidak bsa d kunjungi. Mrka sdg ad hajat. Manusia aj ngeblokir n mortal jalan klo ad hajatan kn. Dr pda memaksakan... N akhirnya melewati batasan. Lbih baik n bijak membatalkan. Krn ego n nafsu adl biang dr sgla mala petaka.
Gunung SLAMET adalah nama asli JAYADIPA. Orang tua dulu mengatakan bahwa gunung JAYADIPA dinamakan gunung SLAMET karna dulu ketika berkali kali mau erupsi selalu gagal. Maka dari itu dinamakan GUNUNG SLAMET ( gunung selamat )
Tahun 2001 adalah pengalaman pertama saya mendaki gunung.. dan Gunung pertama adalah gunung Slamet via jalur Bambangan..Selama Perjalanan betul" penuh perjuangan & banyak rintangan mulai dari kondisi medan yg sulit di tambah suhu dingin yg menusuk tulang karena saking dingin nya sampai jari jemari tangan pun tidak bisa di gerakan akhirnya setelah bermalam di pos 9 hari berikutnya saya melanjutkan perjalanan naik ke puncak, melihat sulit nya medan & bercampur dg perasaan ragu & takut akhirnya saya beranikan diri dan bulatkan tekad untuk sampai di puncak, saya merangkak naik di antara batu" merah yg tajam & hembusan angin kencang.. sesekali menoleh ke belakang ( ke bawah ) dan itu menciptakan perasaan takut di tambah lagi medan sebelah kanan adalah jurang yg terjal, dg rasa takut sepanjang perjalanan merangkak naik menuju puncak tak henti hentinya saya berdo'a dan kerap kali pejamkan mata dg tujuan mengalihkan rasa takut itu.. setelah kurang lebih selama 1 jam saya berjuang dg susah payah akhirnya saya sampai di puncak Gunung Slamet.. seketika saya bersujud syukur kpada Allah atas perlindungan nya membuat saya sampai di puncak Slamet dengan Selamat. # Turut berduka cita yg sedalam dalam nya semoga Almarhum/Almarhumah para korban di terima di sisi tuhan Yang Maha esa dan di tempatkan di tempat yg terbaik #
Jadi ingat waktu kerja di purwokerto pas kejadian ini...tiap hari beritanya ini terus ada yg mayatnya ga ketemu2 kayak ditutupin ternyata ada disitu udah dillewatin tim sar berkali2...sedih lah pokoknya, jadi kangen dgn purwokerto
yang harus ditaklukkan itu bukan Puncak, tapi ego dan nafsu / Diri sendiri, kalo sekiranya keadaan seperti itu lebih baik dari awal turun, karena kalo saya sudah menerimanya sebagai sinyal alam (badai terus menerus) bahwa ke Puncak bukanlah opsi terbaik. Salam dari Pendaki Tangerang Selatan.
"ingat ya gaes , kemanapun kalian mendaki , tujuan utamanya bukan lah puncak , tapi rumah. kalau kalian tidak sanggup jangan gengsi buat minta berenti/balik, jangan paksa" aku selalu ngasih tau itu kalo pas lagi mendaki bareng temen²...
Nah benar itu mas, yg sya heran ko ada orang yg ngerasa smpai ke puncak itu lebih berharga di banding nyawanya sendiri 🤦
@@wiwinariadis.a.k tidak ada pengalaman mendaki yg seharga nyawa, gunung ngga mungkin pindah tempat , bisa datang di lain waktu...
Setuju
Bener boss.. namanya cari penyakit klo memaksakan...
Namanya orang orang tolol, ngapain cari cari masalah naik ke gunung
Kesalahan fatal mreka adalah memaksa diri sampe ke puncak meski sedang turun kabut dan baru terjadi badai. Kesalahan kedua, sepertinya gak bawa jaket tebal krn korban iis ditemukan cuma pake jas hujan. Kesalahan ketiga, gak melipatgandakan stok makanan. Sudah bgitu kompor dibawa oleh yg turun. Keempat, terpisah/berpencar. Ingat, pendakian resmi tercatat kapan naik kapan turunnya, bila ada masalah usahakan tetap bersama krn tim sar di basecamp pasti tau ada yg salah bila jadwal turun melenceng. Kecuali kalo darurat seperti serangan jantung, kalo hipotermia aja usahakan tetap bersama. Kelima, kalo anggota tim ada yg mulai menggigil meski ringan sbaiknya sgera kasi tau temannya, jangan diam aja. Jangan nunggu sampe kna hipotermia sedang atau berat. Trakhir, zaman skrg dijual bebas selimut darurat dan koyo pemanas. Wajib dibawa !!! Juga sleepingbag & jaket gunung jangan malas tuk dibawa. .......mohon maaf bukan sok mengajari, cuma mengingatkan supaya kita bisa memperkecil resiko saat pendakian. Sesiap apapun kita, resiko tetap ada, ga mungkin hilang 100 persen jd tetap waspada dan kecilin ego. Puncak bukan segala galanya, selalu ada hari esok tuk pendakian. Tujuan mendaki gunung adalah kembali ke rumah dalam kondisi selamat.
kalo semua stay di tenda...
apakah gak malah beresiko semua org akan hipo dan tewas semua?
Bacot
Saya setuju dengan jangan sekali2 memaksakan diri ke puncak, juga persiapan perlengkapan, apalagi mereka adalah mapala, saya yang tidak pernah ikut mapala, juga bawa koyo panas saat main ke ketinggian 4.130 mdpl karena memang semembutuhkan itu Dan memang berguna sekali. Puncak selalu menjadi tujuan, tapi bukan prioritas, biasakan pertimbangkan kondisi fisik, karena saat summit secara otomatis akan ada perhitungan "turun nya gimana? Kondisi Masih oke gak ya?"
Bisa sampai puncak, tapi gak bisa turun, fatal.
Namun untuk mencari pertolongan,
Saya merasa itu juga sebuah perjuangan bertahan hidup di bandingkan harus menunggu bantuan Dan stay di tenda. Menurut saya, sebaliknya dalam mencari bantuan tidak satu2, itu sangat beresiko mengingat cuaca, medan, serta kondisi mental seperti itu.
Semoga kejadian seperti ini tidak pernah terulang kembali. Semoga almarhum almarhumah diberikan tempat terbaik.
Kejadian ini berbarengan dgn kelompok kami ketika kami di kawah ijen, memang pd waktu itu kondisi cuaca sangat ekstrim karena terjadi badai sub tropis yg ktnya itu adalah siklus 4 tahunan sekali. Waktu itu kami sepakat menahan diri utk nekat naik sampe ke kawah ijen karena malam sblm kami akan naik kami mendengar suara pohon besar bertumbangan. Sempat menunggu selama 2 hari tp badai tak mau berhenti akhirnya kami putuskan utk kembali pulang ke jogja dan memang sepanjang jalan aspal yg kami lalui butuh perjuangan ekstra keras karena bnyk sekali pohon yg tumbang. Inti dari ceritanya adalah jangan memaksakan diri ketika cuaca buruk, jgn merasa rugi materi dan waktu karena sdh dtg jauh2 tp gagal naik. Terbukti pd percobaan pendakian kedua setahun kemudian akhirnya kami berhasil naik sampe kawah ijen + puncak G. Merapi.
Turut berdukacita untuk para senior 🥀 semoga dosa dosa diampuni, dan tempatkan di tempat yg baik.
Cuaca basah dan dingin, ditambah asupan makanan yg minim. Memang momok kita saat diatas. Dan Slamet emang dingin banget.. Apalagi klo basah2an gitu..
Sayang banget mereka milih tetep naik. Kalau gw disana, mungkin gw milih turun pelan-pelan atau klo nemu spot bagus untuk shelter dadakan, mending gw bikin aja dah, sambil nunggu mereka balik. Cara gw menikmati gunung bukan dengan nyampek ke puncaknya, tapi ketika gw bisa mensyukuri sejuknya alam pegunungan. Gunung bukan untuk ditaklukkan puncaknya kan? melainkan untuk dikagumi kebesaran Tuhan yg telah menciptakan.
Ga ada cerita dong?
Ya gapapa daripada cerita buruk yg kita sampaikan karena maksain 'keinginan' muncak..
Gw emang cemen sih, bukan hiker yg mesti summit, jadi klo disebut camper asal masih bisa balik dengan selamat aja gw ga masalah. 😅 bek bek bek..mundur boskuuu.. Mending buka shelter dadakan kita ngopdutbray sambil turun dikit-dikit pas udah ga begitu deras.. Summit kapan kapan ae, salah jadwal! 😁
Edit: gw emang tipe yg sdh puas dengan buka tenda walaupun ga di puncak. Asal ngabisin makanan bareng, seneng2 bareng (bersyukur, tadabbur alam), sukur-sukur klo bisa dpt pengalaman horror tapi ga membahayakan wkwk misal diliatin pocong atau rame2 liat kunti terbang dari pohon ke pohon.. Haha
Gw happy asal bisa happy ama kawan2 meski ga pakai acara muncak.
Tapi tetep, ngomongnya "UDAH PERNAH KE GUNUNG A", muncak ga? Ga 😂 yang penting pernah 😌
Keselamatan no.1, gunung tidak akan pernah kemana mana, kalaupun ga sampai puncak bisa dicoba lain kali
Bawa saya bersamamu bang😭 temen w gak ada yang gini soalnya
"Kali ini Aku harus turun. karena aku harus pulang ke rumah dan masih banyak gunung yg menunggu untuk ku daki"...
begitulah seharusnya mental pendaki profesional maupun non profesional ketika menghadapi ketidak pastian di gunung...
dan menjadi aneh ketika orang yg terluka justru di papah ke atas bukan ke bawah..
semoga semua amal ibadah mereka di terima di sisi Tuhan Yang Maha Esa ...
Nah ini herannya ... Jelas" Yg sudah gk memungkinkan naik knp mlah d papah k puncak, pdahal Slamet gunung yg lumayan jauh jarak dr batas vegetasi ke puncak.. Dan sngt extrim, intinya jgn memaksakan.
Semoga jd pembelajaran buat kita para pandaki atas apa yg d alami teman" Pendaki dr UGM. Dan terimakasih Admin.dan semoga d terima di sisi Tuhan segala amal ibadahnya utk para korban .
Mungkin kalian blm tau trek yang mereka lalui setelah melewati batas vegetasi jalur kaliwadas... turun dengan memapah orang malah akan jauh lebih berbahaya. Itu knapa di sebut poit of no return. Itulah knapa jalur kaliwadas dan baturaden sangat jarang sangat tidak di sarankan untuk pendaki pendaki pemula. Kalaupun boleh naik tapi tidak di sarankan untuk muncak.
Teman . Udah ada yg jatuh kok masih aja ke puncak,,, ego banget
Kenapa tidak bertahan di tenda aja ya sampai tim penyelamat datang..
Kembali lagi ke Ajal memang sudah jalan nya seperti itu
Sebagai anggota mapala, mereka malah terkesan melanggar prinsip-prinsip dasar keselamatan dan keamanan pendakian gunung. Alam sudah dua kali memberi peringatan lewat badai yg memaksa mereka dua kali gagal summit. Harusnya mereka memutuskan turun bukan malah menuruti Ruki dan Dodo yg terus memaksa naik meski kondisi membahayakan. Pelanggaran prinsip berikutnya, saat Ruki terserang hipotermia dan jatuh, harusnya malah dievakuasi turun bukan malah naik ke puncak yg suhunya makin ekstrim. Kengototan mencapai puncak tim UGM ini memberi kita pelajaran sangat penting untuk menanggalkan ego harus mencapai puncak. Alam begitu indah. Proses mendakilah yg harus dinikmati dan disyukuri, bukan prestasi mampu mencapai puncak. Jauh lebih penting bisa kembali turun dan pulang dengan selamat daripada memaksakan diri muncak dg risiko yg begith besar. Mohon maaf jika kurang berkenan.
Betul banget
Ini channel cerita bergambar yang paling saya suka . Intonasi jelas, bahasanya lugas dan juga alur yang disampaikan mudah dimengerti oleh viewers
Aku malah bayangin berapa banyak list cerita Yang masih ngantri Yang harus BicoStory buat, belum lagi ada kejadian2 besar Yang baru terjadi, semangat terus tim bico story😍😍😍
Memang gunung slamet dinginya ga ngotak, teringat tahun kemaren sekitar bulan september saya naik 5 orang, bahkan sampai siang pun masih terasa dingin entah di puncak ataupun di tengah hutanya, dan yang paling tidak saya lupakan ketika summit sudah melewati pelawangan, posisi saya saat itu dibelakang sendiri dan ingin memisahkan diri dengan rombongan, agak mlipir kekanan sampai kabut datang persis sama yang dialami mahasiswa UGM ini, hampir saya tak menemukan rombongan kembali, dalam hati saya sudah menangis, saya panggil kawan saya gada yang membalas, alhasil saya melipir ke jalur yang aslinya dengan merangkak hampir ketinggian 90% tebing bukan jalur kepuncak sebenarnya, alhasil saya kembali kejalur dan posisi saya sudah lebih dulu jauh dari teman-teman saya. Kalau mengingat saat itu rasanya uda seperti gak akan kembali alias tersesat.
Goblok sih memisahkan diri
Ngapin si lu nyusain diri sendiri pake mendaki segala.
Mending nonton TV sambil minum kopi
@@zakirosterfarm7753 ya beda la bro dia mau menikmati alam dia juga udh bil resiko sebelum berangkat mendaki yang pasti Setiap mau mendaki Harus Ambil resiko gimanapun juga :)
Kok malah ingin memisahkan diri dari rombongan?
@@zakirosterfarm7753 cobain mas minum kopi di puncak wkwk
Inget kata Dzawin, Mendaki itu bukan untuk mengejar puncak karna punya hanya BONUS, karna tujuan akhir kita kebali pulang ke rumag dengan selamat, kalau memang ke adaan tidak memungkinkan lbh baik puter balik karna alam takkan pernah bisa di prediksi
Pada tahun 2021, bersama dua teman dan dua orang dari Cirebon, saya mengalami pengalaman sedikit serupa ketika berusaha mencapai puncak Gunung Slamet. Saat perjalanan summit, badai angin dan kabut tebal melanda, mengurangi jarak pandang menjadi hanya 2-5 meter.
Diskusi pun muncul di Pos Pelawangan (Pos 9) mengenai kelanjutan perjalanan menuju puncak. Meskipun menghadapi badai yang semakin parah, kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dengan beberapa pertimbangan. Kami berhenti berkali-kali di tengah jalan saat badai memburuk, namun akhirnya berhasil mencapai puncak Slamet. Sayangnya, plang puncak pun hilang diterpa angin.
Setelah sekitar 15-20 menit di puncak, kami memutuskan untuk turun. Meski pandangan tetap terbatas pada 2-5 meter, di Pos 9 Pelawangan Bambangan, bendera Indonesia yang seharusnya menjadi patokan tidak terlihat akibat badai angin dan kabut tebal. Kami kemudian mengikuti tali penanda di jalur turun, dan ketika sampai dibatas vegetasi, Kami justru menemukan jalur turun ke Basecamp Gunung Malang.
Kami sempat terpikir untuk naik kembali naik atau berbelok ke Pelawangan (Pos 9) Bambangan. Dengan pikiran yang jernih, akhirnya kami memutuskan untuk turun lewat jalur Gunung Malang, meninggalkan tenda yang masih berdiri di Pos 5 Jalur Bambangan. Perjalanan turun dilakukan dalam kondisi kehabisan air.
Saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi jika kami kembali naik atau berbelok ke pos 9 Bambangan. Menurut orang basecamp, resiko hilang 95% jika kami memutuskan melakukan untuk naik kembali atau berbelok ke pos 9 bambangan. Bersyukur masih diberi keselamatan.
Saya tinggal di Desa Siwarak, Kabupaten Purbalingga berjarak sekitar 7 KM dari Pos Pendakian Bambangan. Masih ingat sekali waktu itu saya masih kelas 1 SD melihat banyak aparat, dan ambulance yang berlalu lalang, diberita waktu itu Indosiar juga menayangkan kejadian ini. Banyak warga sekitar yang keluar rumah saat iring-iringan ambulance lewat membawa korban.
Alfatihah untuk korban🤲
Salam sekang wong bocari om 🙏🙏🙏
@@mediahorisontal Salam juga Om😁🙏 semoga kita semua sehat selalu.
Salam skang wong mrebet bos🙏
Minggu kemarin saya baru turun dari gunung slamet via kaliwadas.
Gunung slamet memang banyak menyimpan cerita, perencanaan perjalanan yang sudah disusun secara matang kadang kala tidak sesuai ekspetasi dilapangan, ditambab lagi jalur yang diambil kaliwadas. Jalur yang kontroversial.
Di Pos 3 saja cuaca sangat tidak stabil, apalagi naik dibulan basah. Suhu sering tiba2 turun, membuat panas tubuh berkurang dan rawan terkena hipotermia, belum lagi gejala sesak nafas.
Di batas vegetasi belerang sangat menyengat apalagi jika disertai angin kencang, kerikil2 lepas bisa bertebaran dan kabut yang pekat membuat para pendaki tidak punya pilihan selain berusaha dan berdoa agar tetap selamat.
Kurang kerjaan
Kurang kerjaan
Kurang kerjaan
Kurang kerjaan
@@bumblebee21officialchannel28 tololl urusin aja hidup mu sendiri
Semoga mereka yang menjadi korban tragedi pendakian gunung Slamet diterima oleh Allah SWT dan diampuni dosa dosanya
mendaki gunung harus sudah profesional, ketahanan fisik dan mental. semoga ini jadi pembelajaran buat para pendaki💪
sebelum musibah , mahasiswa UGM tsb sempat berpapasan dgn saya sewaktu saya turun, dan setelah saya sampe rumah dpt kabar di tv tragedi mahasiswa UGM di Puncak Gunung Slamet
Kehendak mereka sendiri kok disebut musibah
Terimakasih bico story, gw request ini 1 tahun lalu, hebatnya bico story membaca walaupun baru bisa upload di tahun ini❤
Sama, gw jg request ini hampir 1 tahun yg lalu... Akhirnya dibuatkan jg ya
@@brownbaschannel136 ini kejadian di kampung gw waktu itu, gw masih SD pas denger berita ini.
Puncak itu bonus, pulang selamat itu (setidaknya) harus.
Al-Fatehah untuk para korban
Puncak gunung tidak akan kemana².. jikau gagal menuju puncak krna cuaca jangan terlalu dipaksa..ada hari esok untuk mendaki.. tetap waspada dan utamakan selamat...semoga husnul khotimah untuk para korban. Aamiin
Puncak bukanlah Tujuan. Gw cuma mentok di Pos 7 ga mau maksain ke Puncak..
Pos 7 kalau mau camp rebutan klo pos 5 paling rame
Saya dapet camp pos 7 jam 3 pagi lgsg berangkat ke puncak via Bambangan dingin bukan main coy hehehe
Kadang kadang gk habis pikir aku sama orang yg seneng nantang bahaya gini, padahal udah banyak kejadian pendaki hilang, meninggal dll
Dr pertama thn 95 smpai skrg pun kabut dan badai di puncak Jateng memang tdk bsa dpresiksi...
Maaf dlu masih SAR / SR blm Basarnas dan seingat saya klo g slah bukan hari Sabtu tp hari Senin tgl 19 Feb 2001 trakhir korban dtemukan...itu pun jauh dtemukan dri tempat awal dtinggalkan...(pindah lokasi awal)
#Alambukanuntukditaklukantetapibagaimanacarakitamensiasatialam
Sebelum kejadian ini, saya dan kawan2 yg waktu itu sedang kuliah di UMY baru aja turun, tp kami dengan rombongan 7 orng tidak sampai puncak, karena cuaca jg spt yg digambarkan ini, sempat terjadi persilihan antara kami, antara mau muncak atau endak, akhirnya kami sepakat untuk turun, walaupun puncak hanya berjarak setengah diatas batas vegetasi... Alhamdulillah Kita selamat sampai d bawah, beberapa jam kemudian baru 7 mhsiswa (dulu kabarnya 9 org) Mahasiswa UGM baru naik...
Keputusan yg cerdas
Turut berduka cita dari kami di lereng Slamet (Purbalingga), semoga Almarhum dan Almarhumah ditempatkan di tempat terindah oleh sang pencipta alam semesta..
permasalahnnya adalah meneruskan perjalanan ke atas, jika saya, saya lebih memilih untuk turun dengan alasan.
mendaki membutuhkan tenaga yg lebih daripada turun, perjalanan turun juga lebih cepat, meskipun resiko cidera lebih besar. dengan badai yg datang tidak menjanjikan puncak tempat yg aman, suhu diatas lebih dingin, kemungkinan hipotermia lebih besar, dan ada resiko badai es, sambaran petir.
alasan berikutnya aalah turun otomatis membuat kita semakin dekat dengan pemukiman, dampaknya evakuasi lebih cepat, respon tim penyelamat lebih cepat. kalaupun tersesat, di kaki gunung pasti ada pemukimaan, potong kompas saja dengan hati2.
dan terakhir, kalau bisa jangan pergi sendiri untuk turun, mencari bantuan di kondisi badai dan kabut. resiko tersesat dan terperosok sangat besar, saran saya minimal 2 orang turun, kalau bisa ikatkan tali diantara kalian. dan jika keputusan turun, jangan ragu, jangan coba kembali ke atas lagi.
terakhir pesan untuk para pendaki berkelompok. kalau kalian membagi barang bawaan seperti, A : peralatan masak, B : perlengkapan tidur, C logistik dst.
tolong siapkan logistik sendiri untuk kalian sendiri. jaga2 jika tersesat, peluang kalian selamat masih besar.
coba bayangin, kalau yg tersesat bagian logistik, dia masih bisa makan, buat tempat tidur dari alam masih bisa. sedangkan misal kalu yg tersesat bagian perlengkapan tidur? apakah hanya dengan itu dia bisa makan? okelah jika memiliki skill survival, tapi kalau tidak?
jadi dari semua nya briefing dan membuat aturan kelompok itu penting, jangan takut bilang istirahat dan capek, maupun sakit kepada tim. itu lebih baik daripada hal yg lebih buruk akan terjadi. ingat kawan, tujuan akhir mendaki bukan puncak, melainkan sampai rumah dengan selamat.
untuk korban semoga Husnul khotimah, ditempatkan di posisi terbaik oleh Sang Pencipta. semua sudah takdir nya, kita hanya bisa berusaha untuk menghindari maut, karena kalauu pasrah tanpa perjuangan sama saja bunuh diri.
Ralat ya, Husnul khotimah bukan Khusnul karena beda arti🙏
@@nurjannahadiyaksa291 ah iya, maaf saya ganti.
Keyword typo. Terimakasih banyak, udah ngingetin dengan baik
Sama-sama..
Saya pernah ke gunung Slamet via bambangan, rencana awal 2 hari 1 malam. Ternyata cuca tak mendukung di pos 2 terguyur hujan + petir dan angin.. akhirnya memutuskan untuk istirahat di post 3. Dan melanjutkan esok pagi , namun cuaca sangat tidak bersahabat dan akhirnya 3 hari 2 malam di Gunung Slamet.
Post 7 ke puncak itu sekitar 2 jam an, licin dominan batu dan kerikil, sampe puncak diserang badai lagi.
Malam kedua dislamet badai menggoncang tenda sangat luar biasa sampe saya ketakutan dan menangis😢 pasrah karena stok makanan menipis juga
Untuk para pendaki jangan memaksakan jika cuaca buruk. Utamakan keselamatan karna keselamatan itu no 1, menuju puncak adalah bonus. Hindari mendaki di sore hari menjelang malam lebih baik pagi.. karena mendaki malam itu beresiko..
Banyak omong kamu bro
@@warungrr1166 goblok
@@warungrr1166 Pengen rasanya ku hukum bapakmu hormat bendera 7 hari 7 malam tanpa istirahat.
@@warungrr1166 minimal otak di pakai ya adick
Untuk Menjawab Balesan sobat kontol semua :
Mendaki aman dan ga beresiko kalo punya kelengkapan untuk mencegah hal hal yg tidak di inginkan, kalo gapunya ya cari mati mending gausah, mendaki malem juga aman kalo lo lengkap peralatan nya,jadi balik lagi ke diri masing2
Kuliah, terus lulus, kerja, nabung, nikah, punya anak cucu, tua, sakit, terus mati. Ini dipercepat naik gunung. Bukan tragedi, cuma kurang memadai hadapi tantangan buatan mereka sendiri. Alasan pendaki naik gunung, hiking, panjat tebih dll itu cuma 1, yaitu hobi mereka, kesenangan mereka, kasih mereka tantangan, dari gunung slamet sampe everest banyak yg udah bisa sampai puncaknya. Tapi yg miris itu orang2 yg anggep hobi ektrim ini keren tapi dia ga ngerti apa2, cuma sekedar ikut, jalan dari bawah ke atas, bawa perbekalan, bikin team atau group bawa guide, abis itu berangkat, banyak dari merrka ga perhatiin skill individu, ga ada yg ngerti hal medis, yg penting jalan, gimana kalo tergelincir ada yg patah tulang atau pendarahan, bahkan cara pake harness atau buat simpul pun ga ngerti, make alat protable dari tenda dan kompor, tapi ga ngerti baca arah mata angin atau tanda perubahan cuaca, modal andelin guide, bayangin bayar beberapa juta per orang buat dapet guide tapi lu ga ngerti apa2 soal bertahan hidup di alam liar, sok punua hobi keren sekolah aja belom lulus, bergantung sama guide, abis itu mati di gunung. Itu konyol.
Buat pemula yg ingin naik gunung seharusnya mereka lapor ke rekan senior . Dan meminta rekan senior utk gabung. Mendaki gunung tidak selalu mulus. Dibutuhkan bantuan org yg sudah berpengalaman.
Infonya di cerita ini lengkapnya ada 2 orang senior mapala.
Senior seharusnya sudah pengalaman dg ini. Seharusnya junior tidak dilepas sembarang. Makanya ada korban. Saya pribadi sudah beberapa kali naik gunung dg senior. Dlm perjalan dijelaskan mana yg boleh dan yg tidak. Serta hal2 tabu yg menjadi pantangan.
@@edblacksrodger5493 mungkin lagi khilaf bang. Tapi waktu itu denger kisah lengkapnya merinding dengan perjuangannya salah satu temennya yang selamat.
Story...baru sampai kaki gunung sdh ada pemberitahuan badai cuaca buruk diatas regu krn sdh berlatih dan kondisi fisik oke tetap lanjut perjalanan namun sebelum beberapa jauh singgah dahulu di warung buat beli minum saat itulah takdir berkata lain akhirnya kami semua ngopi disana sambil berbincang untuk kembali pulang kerumah ... ☕☕ Hikmahnya bisa ngopi dikaki gunung
gk ada capek2 nya selalu ngingetin next " critain tragedinya kecelakaan di TONGAS, PROBOLINGGO.. kecelakaan ibu2 dan anak kcil yg naik mobil bak terbuka menabrak truk dan sedih nya 14 meninggal ditempat, 4 orang lainya meninggal dirumah sakit, 13 orang kritis, denger2 semua penumpang meninggal semua + sama supirnya bnyak mayat berserakan di tengah jalan, pinggir jlan, ada yg kepalanya pecah karna terbentur sama aspal...
Ngeri bangettt si😌 semoga semua korban diampuni segala dosanya
Up
Alfatihah buat korban
amiin yrb
Up
Mungkin admin belum dpt informasi mengenai kejadian tsb. Jd kalau dinarasikan tdk bs. Kr upload konten sperti ini hrs pakai data bukan asal nyeplos. Mungkin juga minta izin pd keluarga. Jd cukup saran bukan memerintah admin.
ternyata orang yg selamat adlah orang yg berjiwa penolong, dan brani mengambil resiko lebih dulu
Lebih baik jika memang tidak berpengalaman, tidak usah sampai ke puncak, karena kalau terjadi hal yg tak diinginkan akan susah jadinya. Kalo emang Pengen naik coba aja cari yang lebih berpengalaman, Yg berpengalaman pasti Paham apa Jalur hrus digunakan dan Persiapan Yang semestinya dan Batas Mendaki sesuai Kondisi.
saya naik pertama tidak berpengalaman bersama 5 teman yang lain, Alhamdulillah sampai puncak via bambangan..
Pertama x naik gunung Slamet dengan satu teman yang sudah biasa naik gunung bareng kemana2, pas sampai palawangan ku liat keatas kabut tipis di sertai gerimis, ada beberapa pendaki lalu lalang, teman ku Tanya "gimana mbak? Mau summit gak? Kalau mau ayo aku udah bawa webbing juga "
Ku tengok lagi keatas, tak ada apapun yang terlihat. " Kita turun lagi aja dek, kapan2 aja summitnya" pertimbangan ku, dia semalem ngeluh dada sakit Dan itu sekali2 nya seumur2 kami naik gunung bareng, gak bisa ku tanggung resiko kalau dia kenapa2 karena maksain ego ku yang belum pernah summit Slamet. Akhirnya kami turun Dan bercanda2 tanpa beban apapun.
Semoga kita semua selalu di beri perlindungan Dan kekuatan
2001 aku masih bayi dan sekarang aku menjadi salah satu anggota pencinta alam, lihat konten ini rasanya sedih banget
al fatihah untuk para korban
Yuk naik gunung ..
Menikmati ke indahan yang di ciptakan oleh Tuhan(sang pencipta) bukan hanya mendaki gunung yang tingkat resikonya sangatlah tinggi..
Lebih nikmat mendaki gunung kembar
@@Dailyspingaming kurang nikmat gunung kembarnya doang mah kalo kaga sama goa nya
Resiko pendakian karena adanya badai dan kabut sehingga menimpa para pendaki semoga peristiwa ini dijadikan pelajaran agar kita berhati-hati dalam keadaan selamat
sangat penting nya memilih tempat pendakian dan slalu cek kondisi cuaca trlebih dahulu
dikalau memang lokasi pendakian tergolong extrem
lbih baik urungkan niat
jgn sampai gara" niat yg keras malah bsa mengantarkan diri ke yg Maha Kuasa
Dari Bico Story banyak kejadian yang sebelumnya saya lupa atau tidak mengetahuinya jadi lebih mengetahuinya😃
Dua kali naik ke gng Slamet thn 97/99, lewat Bambangan, ketua kadus masih ada namanya alm pak djafar
Allhamdulliah 4 kali solo hiking mt slamet aman dan pulang dengan selamat ...jdi kngen mt slamet
Akhirnya Requestku yang dulu dibahas jg hari ini
Thanks Bico Story
Kyknya aku prnh dngr cerita ini, tpi di chenel siapa yah lupa ,🥲
Terima Kasih Bang Atas Waktu ,, Tenaga dan Fikirannya Demi Para Subscriber. 💪💪💪
Suka..suka..sukaa...dengerin suara admin, apa lagi 10 menit lebih pas bgt dijam mau tidur pasti langsung pules hehe..mksh Bico story smngat sukses sht sllu..💛
Th 2019 gw bersama temen temen mendaki gunung slamet lewat jalur pemalang,, dan itu merupakan pendakian pertama kita, kita semua masih awam belum ada pengalaman naik gunung, jalan dari bawah malam stelah isya, mana sehari sebelumnya habis begadang belum tidur sama sekali, di tengah perjalanan kita langsung disambut hujan dan aliranya cukup deras, dgn persiapan yg tidak memadai, bawa baterai cuman 3 biji dan itupun tidak bisa dipakai lama krn lowbet diatas, berbekal makanan & air yg seadanya kita tidak membawa tenda, kita tidak tidur, saat cape kita cuma istirahat sebentar krn jika istirahat terlalu lama maka badan kita akan langsung terasa sangat dingin & kedinginan, jadi kita harus terus bergerak agar menjaga tubuh tetap hangat, saat kita berada dipuncak beberapa menit hujan badai pun langsung datang kita memutuskan untuk langsung turun untuk mencari tempat berlindung dari hujan badai,, dgn jalan setapak yg berubah seperti aliran sungai deras krn hujan deras dari atas, dgn jalan yg tertatih tatih krn kaki kiri masih cedera belum lama kecelakaan motor, saat turun Kita bersyukur krn ketemu warung kelontong, warung makan penyelamat jadi kita bisa istirahat ngopi beli air minum dan makan dulu diatas gunung untuk mengisi energi yg terkuras habis, sungguh pengalaman indah yg tak akan pernah kami lupakan sampe kapanpun,,, !!!
Bodoh anda. Alat tidak lengkap naik
Lah lu nyari kerjaan, udah naik malem, gabawa tenda, ngga liat cuaca, gw yakin gabayar retribusi nih. Udah tau ngga memadai, masih maksain, biar SAR ada kerjaan apa gmna. biar apasih🗿. Mau naik sendirian klo persiapan memadai juga pasti aman2 aja.
Kurang kerjaan koplak
@@cs_muhammadamin264 kita bayar retribusi ke warga yg berwenang disekitar kampung disana
Tujuannya apa sih kok naik saat kondisi badan abis begadang, ga bawa tenda, perbekalan Dan peralatan yg minim ? 🤔
Itulah kenapa kita harus selalu berbuat baik, karena mati ga ada yang tahu..
Mksih mas Sugi dkk yg menemukan Iis dll d sungai air tejun
yeeayyy😘langsung nontong dong dapet notif
Semangat untuk tim bico story semoga di berikan kesehatan jasmani dan rohaninya amiin😁🙏🏻❤️
Pernah mendaki Slamet ktk masih mahasiswa, saat itu hanya berdua dengan guide dan sayangnya memang hanya sampe di batas vegetasi krn hujan & kabut yg sgt tebal. Walaupun saya sendiri pengen banget ke puncak saat itu, tp guide menyarankan agar dibatalkan saja, walaupun ia sendiri akan menemani saya jika tetap keukeuh. Well, mendaki gunung bukanlah tentang menaklukkan alam, tp yg terutama adalah bagaimana MENAKLUKKAN EGO.
Mirip dengan cerita gua saat ke gunung slamet via guci, Alhamdulillah kami selamat semua, karena kita gak memaksakan untuk mencapai puncak saat berada di batas vegetasi kita diterpa badai yg tak kunjung reda, kami memilih turun dikarenakan suhu tubuh yg mulai turun dan jarak pandangpun terbatas.
Tahun 2001. Ikutan ngeSAR ke sini. Padahal udah 20an tahun. Tapi masih inget teriak2 manggili nama Dodo..dodo..
Yg pernah ikutan pasti paham lah.
Chanel yg sangat bermanfaat.
Cara menerangkanya sangat mudah di pahami n detil.
Ttp smangat bico story.
Sya tunggu video slanjutnya.
Alhamdulillah maju terus channel bico story
Akhirnya dibuatin jg ini cerita paling ngeri di gn slamet
Alm. Barges tdk d temukan d batas vegetasi tp hanya skitar 500 m jaraknya dr posisi alm. iis, d sbuah kali kering, mrk brdua mncoba survive hingga d duga keduanya diduga mengalami hipotermia d mulai dr alm.barges kmudian, alm.iis mncoba survive bbrp meter namun trkena hipotermia akut, iis d temukan melepaskan smua pakaiannya dn bermain2 kubangan air kehilangan ksadaran krn mengalami mal fungsi hipotalamus yakni gejala paradox kepanasan saat otot tubuh trlalu lama berkonttraksi menggigil kedinginan, alm. Iis meninggal dalam pelukan bang sugi, SAR yg menemukannya, sesuai dgn penjelasan saksi hidup bang sugi, SAR yg mnemukan alm. Iis dn alm. Barges, semoga alm. Diterima d sisi allah
Iis sahabatku smp, pisah kelas 3 smp krn aku pindah ke jawa, baru sempat ketemu 1x di yogya, ke yogya ke2xnya cuma bisa ketemu keluarganya.
Saya sebagai orang awam dengan pendakian.
Kenapa mereka memaksakan diri untuk naik ke puncak? Padahal Cuaca sedang tidak mendukung.
Kenapa kompor lipat cuman 1 dan itu pun di berikan kepada mereka yang turun buat cari bantuan?
Saya sebagai orang awam tidak paham sekali sama pola pikir pendaki ini.
Kenapa harus seakan buru buru sekali dan seakan harus serta wajib hukum nya untuk sampai ke puncak padahal lagi badai begitu? Padahal menurut saya sangat berbahaya, dan nyawa itu cuman satu serta tidak ada ganti nya.
Paling suka banget channle ini cerita gambar nya mantap luar biasa
Pada mei 2003 saya masih melihat bivak evakuasi berlumut, dilembah dekata jalur bambangan.... saat kami selamat dr salah jalur pendakian...
Walaupun kepengen banget naik gunung,tapi apalah daya aku yg alergi suhu dingin pasti langsung flu berat. Akhirnya cuma bisa dengerin story telling tetang pendakian,semoga alm/almh di terima disisiNya😢
Cobain mbak minimal sekali seumur hidup..jangan kegunung yang terlalu tinggi,,bisa ke gunung Prau dll..
@@wahyudijayadi8275 andong
Legend ini cerita "dekapan maut gunung slamet" dulu bgt baca di kaskus nih
Alhamdulillah pernah muncak kesana dari awal muncak sampe pulang ga terjadi apa2.
Alhamdulilah dah up lg bico,,sukses selalu
Ini yg di tunggu " Cerita tentang pendakian..
Bulan Februari memang rawan badai di gunung..
Pendakian paling pas akhir Mei-September pas cuaca bagus..
Keputusan yg fatal menurutku, dimana mereka memilih lanjut mendaki ketimbang turun menuju basecamp, seandainya mereka memilih putar balik mungkin mereka semua selamat
Takdir ga ada yg tau mba Wallahu a'lam
Hati-hati badai di puncak gunung Slamet...
Di tahun 2000 saya mengalami.nya saya berangkat 11 orang. Dan terpisah 1 km lebih gara-gara di terjang badai.hampir kita masuk jurang tanpa dasar.
Maaf baru liat lagi Bang,lagi sibuk nugas soalnya😅.
Bakal maraton sih ini kayanya😂
Gunung itu bkn rmah kita. Kita itu cuma tamu. Ad yg menunggu d sana. Jd klo mmg dlm perjalanan sdah bnyak yg aneh hlang merintang. Itu bsa brrti yg pny rumah atw kampung sdg tidak bsa d kunjungi. Mrka sdg ad hajat. Manusia aj ngeblokir n mortal jalan klo ad hajatan kn.
Dr pda memaksakan... N akhirnya melewati batasan. Lbih baik n bijak membatalkan.
Krn ego n nafsu adl biang dr sgla mala petaka.
Ngga pernah telat liat cerita bico story bahkan sampe tak ulang2i ... Sering2 up ya min
Menurut bang sugi dari tim sar yg menemukan iis pertama kali di dekat air terjun ,meninggalnya dtempat itu juga skitar jm 00:30
Aku dah subscribe loh pake 5 akun heheh .makin sukses channel nya bang .bagus cerita gambar nya
Gunung SLAMET adalah nama asli JAYADIPA.
Orang tua dulu mengatakan bahwa gunung JAYADIPA dinamakan gunung SLAMET karna dulu ketika berkali kali mau erupsi selalu gagal.
Maka dari itu dinamakan GUNUNG SLAMET ( gunung selamat )
Alfatihah buat para korban
Pass banget hujan2 nonton bico story
Gue hadir bang penonton setia mu I ❤️ BICO STORY salam dari Sulawesi Selatan
hujan dimana?
@@bangjoker4637 iya bang
Mangkanya kalo mau mendaki bawa alat2 yg mumpuni ..kalo alat pas”an gausah main2 sama alam apalagi ngeremehin puncak
Lereng gunung Slamet hadir mas
makasih loh min udah mau nayangin request saya dan mungkin yang lain juga request cerita ini
Penentuan tanggal itu juga penting, bulan yang bagus untuk muncak itu dibulan Juli-Agustus, jika selain itu rawan badai di gunung
Anak kaki gunung slamet dawuhan brebes hadir bang😁🙏
Org Bumiayu hadir🥲
Salam dari anak purwokerto. Bawah gunung slamet. Ini kasus aku baru denger malah
Mantap kak semangat terus ni
Semoga Kaka sehat terus ni
Salam dari Gombong ya kak
PASURUAN selalu hadir bank,Good luck.
Tahun 2001 adalah pengalaman pertama saya mendaki gunung.. dan Gunung pertama adalah gunung Slamet via jalur Bambangan..Selama Perjalanan betul" penuh perjuangan & banyak rintangan mulai dari kondisi medan yg sulit di tambah suhu dingin yg menusuk tulang karena saking dingin nya sampai jari jemari tangan pun tidak bisa di gerakan akhirnya setelah bermalam di pos 9 hari berikutnya saya melanjutkan perjalanan naik ke puncak, melihat sulit nya medan & bercampur dg perasaan ragu & takut akhirnya saya beranikan diri dan bulatkan tekad untuk sampai di puncak, saya merangkak naik di antara batu" merah yg tajam & hembusan angin kencang.. sesekali menoleh ke belakang ( ke bawah ) dan itu menciptakan perasaan takut di tambah lagi medan sebelah kanan adalah jurang yg terjal, dg rasa takut sepanjang perjalanan merangkak naik menuju puncak tak henti hentinya saya berdo'a dan kerap kali pejamkan mata dg tujuan mengalihkan rasa takut itu.. setelah kurang lebih selama 1 jam saya berjuang dg susah payah akhirnya saya sampai di puncak Gunung Slamet.. seketika saya bersujud syukur kpada Allah atas perlindungan nya membuat saya sampai di puncak Slamet dengan Selamat.
# Turut berduka cita yg sedalam dalam nya semoga Almarhum/Almarhumah para korban di terima di sisi tuhan Yang Maha esa dan di tempatkan di tempat yg terbaik #
Jadi ingat waktu kerja di purwokerto pas kejadian ini...tiap hari beritanya ini terus ada yg mayatnya ga ketemu2 kayak ditutupin ternyata ada disitu udah dillewatin tim sar berkali2...sedih lah pokoknya, jadi kangen dgn purwokerto
GUCI hadir dibawah kaki gunung slamet
Bulan depan rencana mau muncak perdana ke merbabu... Mohon doanya.....
Semua video di channel ini sudah aku tonton.luar biasa bagus min
Thanks kepada channel Bico Story, dan semoga korban diterima di sisi Tuhan YME. 🕊️🥀
Absen Dari purbalingga deket gunung slamet persis
yang harus ditaklukkan itu bukan Puncak, tapi ego dan nafsu / Diri sendiri, kalo sekiranya keadaan seperti itu lebih baik dari awal turun, karena kalo saya sudah menerimanya sebagai sinyal alam (badai terus menerus) bahwa ke Puncak bukanlah opsi terbaik.
Salam dari Pendaki Tangerang Selatan.
Bahas tentang pendaki gunung rinjani yg meninggal pada tahun 2007 bang,yg meninggal ada banyak..waktu itu sempet heboh pada masanya
Hadir min....sehat dan sehat sllu min
Puncak bukan tujuan.. hanyalah bonus semata..
Salam lestari..
naik gunung itu tujuannya bukan hanya mencapai puncak,puncak hanya bonus,utamakan keselamatan
Faktor cuaca yg buruk, ditambah berkali kali bongkar pasang tenda, itu menurut saya sangat menghabiskan tenaga.
Iklan gk skip .bagus saya suka banget nonton nya .
Langsung sajaaa 😁
nyimak om bico dulu
Bahas tragedi kecelakaan Tongas Probolinggo