Sapasrdi Djoko Damono DOA PARA PELAUT YANG TABAH kami telah berjanji kepada Sejarah untuk pantang menyerah bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini biariah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan
Minta bantuan bagaiman Cara membaca puisi "dunia kita,dunia yang terbakar matahari" karya aspar paturusi untuk inspirasi pak,jika bapak berkenan terimakasih 🙏
Pembacaannya sangat baik dan bagus sekali pak... sangat menginspirasi..hanya saja mengapa tidak menggunakan teks/kertas puisi? Seolah jadi deklamasi. Maaf sekedar diskusi
assalamualaikum bang, maaf izin bertanya, waktu kemarin saya lomba puisi banyak sekali peserta dan saya lihat ada salah satu mahasiswa saat membacakan puisi pada bait tertentu dan menghentakkan kaki beberapa kali dan menang, itu bagaimana ya bang?
Sapasrdi Djoko Damono DOA PARA PELAUT YANG TABAH kami telah berjanji kepada Sejarah untuk pantang menyerah bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan
Sapasrdi Djoko Damono
DOA PARA PELAUT YANG TABAH
kami telah berjanji kepada Sejarah untuk pantang menyerah
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut
selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami
kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini
biariah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan
Luar biasa
Sangat menginspirasi cara membaca puisinya
Minta bantuan bagaiman Cara membaca puisi "dunia kita,dunia yang terbakar matahari" karya aspar paturusi untuk inspirasi pak,jika bapak berkenan terimakasih 🙏
Terim kasih ilmunya pak😊 bermanfaat
🌿🙏 pembacaan yg bagus n mnarik dri Bapak Mashalim membuka jendela fikiran kami dgn jelas puisi bagus dri Bapak SJD Taniah muga sihat n sases slalu berian lllah pd anda smua. Slm rahyu dri kami dri k.kangsar perak 🇲🇾 🌿🙏🙏🙏🌿🍮🍮🏖️🏝️ Bapak Mashalim mgopi dulu. biar seger. 🌿🍮🏖️🏝️🌄🌴🦋🌿
🌿🙏. Khilaf lllah spatutnya lllahi. 🏝️
terima kasih bang
TERIMAKASIH BANG ATAS PEMBELAJARANNYA
Pembacaannya sangat baik dan bagus sekali pak... sangat menginspirasi..hanya saja mengapa tidak menggunakan teks/kertas puisi? Seolah jadi deklamasi. Maaf sekedar diskusi
Maaf pak tinggal daerah mana , saya boleh minta kontaknya untuk sekali aja melatih murid saya baca puisi
pak izin bertanya apakah ada link untuk backsound lagu videonya? terima kasih
Waalaikumsalam Wr Wb bang
Ikut belajar
Pertama❤
assalamualaikum bang, maaf izin bertanya, waktu kemarin saya lomba puisi banyak sekali peserta dan saya lihat ada salah satu mahasiswa saat membacakan puisi pada bait tertentu dan menghentakkan kaki beberapa kali dan menang, itu bagaimana ya bang?
Liat puisi jantearkidam yang di bawa sama iman sholeh
Sapasrdi Djoko Damono
DOA PARA PELAUT YANG TABAH
kami telah berjanji kepada Sejarah
untuk pantang menyerah
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut
selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami
kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta
majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
padaMu
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya
yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini
biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
dilautan