CARA BACA PUISI “DOA PARA PELAUT YANG TABAH” KARYA SAPARDI DJOKO DAMONO

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 27 дек 2024

Комментарии • 15

  • @dwikemudayanti7720
    @dwikemudayanti7720 10 месяцев назад +20

    Sapasrdi Djoko Damono
    DOA PARA PELAUT YANG TABAH
    kami telah berjanji kepada Sejarah untuk pantang menyerah
    bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
    dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut
    selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
    yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
    barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
    tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami
    kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit
    mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
    sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
    untuk menundukkan lautan
    laut yang diam adalah sahabat kami,
    dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu
    barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
    segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini
    biariah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
    untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan

  • @chalensmpn1katingantengah443
    @chalensmpn1katingantengah443 7 месяцев назад +1

    Luar biasa
    Sangat menginspirasi cara membaca puisinya

  • @chelsyeputrimargaretha7526
    @chelsyeputrimargaretha7526 8 месяцев назад +2

    Minta bantuan bagaiman Cara membaca puisi "dunia kita,dunia yang terbakar matahari" karya aspar paturusi untuk inspirasi pak,jika bapak berkenan terimakasih 🙏

  • @adelrahmawati2342
    @adelrahmawati2342 8 месяцев назад

    Terim kasih ilmunya pak😊 bermanfaat

  • @mohdyusof5510
    @mohdyusof5510 10 месяцев назад +1

    🌿🙏 pembacaan yg bagus n mnarik dri Bapak Mashalim membuka jendela fikiran kami dgn jelas puisi bagus dri Bapak SJD Taniah muga sihat n sases slalu berian lllah pd anda smua. Slm rahyu dri kami dri k.kangsar perak 🇲🇾 🌿🙏🙏🙏🌿🍮🍮🏖️🏝️ Bapak Mashalim mgopi dulu. biar seger. 🌿🍮🏖️🏝️🌄🌴🦋🌿
    🌿🙏. Khilaf lllah spatutnya lllahi. 🏝️

  • @aliya8065
    @aliya8065 10 месяцев назад +1

    terima kasih bang

  • @amriadiamri5020
    @amriadiamri5020 10 месяцев назад

    TERIMAKASIH BANG ATAS PEMBELAJARANNYA

  • @andimarlontambunan4487
    @andimarlontambunan4487 9 месяцев назад +8

    Pembacaannya sangat baik dan bagus sekali pak... sangat menginspirasi..hanya saja mengapa tidak menggunakan teks/kertas puisi? Seolah jadi deklamasi. Maaf sekedar diskusi

  • @adigunawan6097
    @adigunawan6097 8 месяцев назад +1

    Maaf pak tinggal daerah mana , saya boleh minta kontaknya untuk sekali aja melatih murid saya baca puisi

  • @WafikaNailaRafiq
    @WafikaNailaRafiq 7 месяцев назад

    pak izin bertanya apakah ada link untuk backsound lagu videonya? terima kasih

  • @JonBlitar
    @JonBlitar 10 месяцев назад

    Waalaikumsalam Wr Wb bang
    Ikut belajar

  • @nathanakun2210
    @nathanakun2210 10 месяцев назад

    Pertama❤

  • @yuyundari1277
    @yuyundari1277 9 месяцев назад +3

    assalamualaikum bang, maaf izin bertanya, waktu kemarin saya lomba puisi banyak sekali peserta dan saya lihat ada salah satu mahasiswa saat membacakan puisi pada bait tertentu dan menghentakkan kaki beberapa kali dan menang, itu bagaimana ya bang?

    • @privatebos1993
      @privatebos1993 7 месяцев назад

      Liat puisi jantearkidam yang di bawa sama iman sholeh

  • @ibrivibriv4452
    @ibrivibriv4452 9 месяцев назад +1

    Sapasrdi Djoko Damono
    DOA PARA PELAUT YANG TABAH
    kami telah berjanji kepada Sejarah
    untuk pantang menyerah
    bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
    dengan perahu yang semakin mengeras
    oleh air laut
    selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
    yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
    barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
    satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
    tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
    serta kemudi
    menggantikan kami
    kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta
    majapahit
    mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
    sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
    untuk menundukkan lautan
    laut yang diam adalah sahabat kami,
    dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
    adalah alasan yang paling baik
    untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
    padaMu
    barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya
    yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
    segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini
    biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
    untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
    dilautan