*DOA PARA PELAUT YANG TABAH* Sapardi Djoko Damono Kami telah berjanji kepada Sejarah, untuk pantang menyerah. Bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut. Selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami. Kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu Sriwijaya serta Majapahit, mengayuh perahu-perahu Makasar dan Bugis, sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan. Laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami pada-Mu. Barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya, yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini. Biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas di lautan.
Kami telah berjanji kepada Sejarah untuk pantang menyerah bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut. Selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis, sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan. laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu. barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya, yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini. biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas di lautan.
kami telah beriani kepada Seiarah untuk pantang menyerah bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami kamilah yang tela mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecan tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan
kami telah beriani kepada Seiarah untuk pantang menyerah bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau, dengan perahu yang semakin mengeras oleh air laut selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan, yang tetap mengayuh entah sejak kapan; barangkali akan segera memutih rambut kami ini, satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati, tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung serta kemudi menggantikan kami kamilah yang tela mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah untuk menundukkan lautan laut yang diam adalah sahabat kami, dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan adalah alasan yang paling baik untuk menguji kesetiaan dan bakti kami padaMu barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya yang lain pecan tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas dilautan
PLSSS BESOKK GUEE LOMBAAA PKEE PUISI INII, DOA'IN GESSS JUARAAA 😭😭😭😭
*DOA PARA PELAUT YANG TABAH*
Sapardi Djoko Damono
Kami telah berjanji kepada Sejarah,
untuk pantang menyerah.
Bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut.
Selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami.
Kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu Sriwijaya serta
Majapahit,
mengayuh perahu-perahu Makasar dan Bugis,
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan.
Laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
pada-Mu.
Barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya,
yang lain pecah tulang-tulangnya,
tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut,
dan melanjutkan perjalanan yang belum selesai ini.
Biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
di lautan.
Kami telah berjanji kepada Sejarah
untuk pantang menyerah
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut.
Selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami
kamilah yang telah mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis,
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan.
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
padaMu.
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya,
yang lain pecah tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan
perjalanan yang belum selesai ini.
biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya Tuhan, untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas di lautan.
kami telah beriani kepada Seiarah
untuk pantang menyerah
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut
selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami
kamilah yang tela mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta
majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
padaMu
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya
yang lain pecan tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan
perjalanan yang belum selesai ini
biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
dilautan
Suka banged...
Sangat Luar biasa
Wowwwwww😮
Keren 😊😊
Suaranya baguss bangettt
kaciwwww
Rinduuu~
Kerenn bangett
Musikalisasi Puisi 2:28
wow
kami telah beriani kepada Seiarah
untuk pantang menyerah
bukankah telah kami lalui pulau demi pulau, selaksa pulau,
dengan perahu yang semakin mengeras
oleh air laut
selalu bajakan otot-otot lengan kami, ya, Tuhan,
yang tetap mengayuh entah sejak kapan;
barangkali akan segera memutih rambut kami ini,
satu demi satu merasa letih, dan tersungkur mati,
tapi berlaksa anak-anak kami akan memegang dayung
serta kemudi
menggantikan kami
kamilah yang tela mengayuh perahu-perahu sriwijaya serta
majapahit
mengayuh perahu-perahu makasar dan bugis
sebab kami telah bersekutu dengan Sejarah
untuk menundukkan lautan
laut yang diam adalah sahabat kami,
dan laut yang memberontak dalam prahara dan topan
adalah alasan yang paling baik
untuk menguji kesetiaan dan bakti kami
padaMu
barangkali beberapa orang putus otot-otot lengannya
yang lain pecan tulang-tulangnya, tapi anak-anak kami yang setia
segera mengubur mereka di laut, dan melanjutkan
perjalanan yang belum selesai ini
biarlah kami bersumpah kepada Sejarah, ya, Tuhan,
untuk membuat bekas-bekas yang tak terbatas
dilautan