Saya bingung dgn saudaraku dimadura! Disanalah tempatnya para mukibin dan disana pula munculnya para penentang habaib yg sangat berkualitas! Sepertinya disana sangat beresiko konflik dibanding ditempat saya di bandung yg nyaris mayoritas tdk tahu menahu soal habaib! Saya faham soal habaib itu karena saya punya banyak kawan yg keturunan madura!
Lompat kemenit 1:11:00 memang agak mencurigakan klo ngliat silsilah yg disampaikan salim bin jindan itu. Bukan saja tak berdata silsilahnya, juga mirip ke: pemaksaan pengakuan silsilah yg dirangkainya sendiri. Kita liat, berapa kiyai yg dia dekati untuk mempromokan silsilah yg dia buat itu. Namun setelah di kroscek, ternyata semua silsilah yg di sodorkan itu zonk tong kosong al mbacoti. Maap maap bukan maksud saya kasar, tapi tingkahlakunya yang membodohi para kiyai dulu itu, bagi saya sebuah kesengajaan untuk glorifikasi klanya sendiri. Setelah diungkap oleh banyak putra putri Nusantara sekarang, ternyata dari klanya sendiri yang mengatakan bahwa salim bin jindan itu mengidap penyakit "malikhuliyah". Sebuah penyakit halusinasi yang di tulis. Lalu, bagaimana mungkin kita bisa terima, lalu bagaimana mungkin kita juga tidak marah. Atas efek yg ditimbulkanya hingga sekarang. Kita liat, berapa plank silsilah yg di pampang di makbaroh walisongo itu, berapa banyak buku yg mengutip pendapatnya, dan berapa banyak kiyai yg hingga kini belum tau atas keaslianya. Suka tidak suka, terima tidak terima, klan baalwi itu juga harus mau untuk kenyataan ini dan tidak lagi melanjutkan apa yg leluhurnya lakukan itu. Kalaulah leluhurmu itu tidak seindah angan anganmu, setidaknya engkau ukir hal yg baik bagi Nusantara ini. Itu kalau kalian menganggap Nusantara ini adalah Negaramu. Namun jika lagi lagi tarim yg dipuja puji, lalu buat apalagi Nusantara mengijinkanmu menginjak tanah ini. Sekarang, giliran kami mengembalikan ke posisi semula. Lalu kami amati gerak gerikmu. Berani mengobok ngobok kesejarahan Nusantara, kami juga bisa membuatmu dan seluruh turunanmu terkatung katung di semua negara di dunia. Kami stempel "warning" klanmu mulai kini
Kaltim (Kukar)nyimak Gus,,,asli Purwodadi Grobogan jateng
Karawaci Tangerang nyimak Gus, *kita umat Islam akan selalu mencintai Duriyah Nabi SAW tapi bukan Duriyah Palsu*
Alhamdulillah, untunglah kita punya ulama muda, yg pernah belajar di tarim dan ttp mencintai negeri sendiri.
Banyuwangi nyimak kang ?
Tangerang Selatan hadir
Assalamualaikum guusss hadir nyimak pencereahan nya 🙏
Alhamdulillah saudarakitamasihbanyak yg.fahamkitab termasuk gusjazuli.
Sidoarjo nyimak❤
Dari Bangkalan Madura ikutan nyimak.
Saya bingung dgn saudaraku dimadura! Disanalah tempatnya para mukibin dan disana pula munculnya para penentang habaib yg sangat berkualitas! Sepertinya disana sangat beresiko konflik dibanding ditempat saya di bandung yg nyaris mayoritas tdk tahu menahu soal habaib!
Saya faham soal habaib itu karena saya punya banyak kawan yg keturunan madura!
gelar ALMUHAJIR nya tuh PALSU. jangan disematin PAK ke AHMAD bin ISA
👍 Mantab
Lompat kemenit 1:11:00 memang agak mencurigakan klo ngliat silsilah yg disampaikan salim bin jindan itu. Bukan saja tak berdata silsilahnya, juga mirip ke: pemaksaan pengakuan silsilah yg dirangkainya sendiri.
Kita liat, berapa kiyai yg dia dekati untuk mempromokan silsilah yg dia buat itu. Namun setelah di kroscek, ternyata semua silsilah yg di sodorkan itu zonk tong kosong al mbacoti.
Maap maap bukan maksud saya kasar, tapi tingkahlakunya yang membodohi para kiyai dulu itu, bagi saya sebuah kesengajaan untuk glorifikasi klanya sendiri.
Setelah diungkap oleh banyak putra putri Nusantara sekarang, ternyata dari klanya sendiri yang mengatakan bahwa salim bin jindan itu mengidap penyakit "malikhuliyah". Sebuah penyakit halusinasi yang di tulis.
Lalu, bagaimana mungkin kita bisa terima, lalu bagaimana mungkin kita juga tidak marah. Atas efek yg ditimbulkanya hingga sekarang. Kita liat, berapa plank silsilah yg di pampang di makbaroh walisongo itu, berapa banyak buku yg mengutip pendapatnya, dan berapa banyak kiyai yg hingga kini belum tau atas keaslianya.
Suka tidak suka, terima tidak terima, klan baalwi itu juga harus mau untuk kenyataan ini dan tidak lagi melanjutkan apa yg leluhurnya lakukan itu. Kalaulah leluhurmu itu tidak seindah angan anganmu, setidaknya engkau ukir hal yg baik bagi Nusantara ini. Itu kalau kalian menganggap Nusantara ini adalah Negaramu. Namun jika lagi lagi tarim yg dipuja puji, lalu buat apalagi Nusantara mengijinkanmu menginjak tanah ini.
Sekarang, giliran kami mengembalikan ke posisi semula. Lalu kami amati gerak gerikmu.
Berani mengobok ngobok kesejarahan Nusantara, kami juga bisa membuatmu dan seluruh turunanmu terkatung katung di semua negara di dunia.
Kami stempel "warning" klanmu mulai kini
Wah telat gak nonton
Di pulau Jawa, tepatnya purwodadi, tepate, brati, he he he,,,,,
Gus komik karangan kabib kok akehe ngapusi jane doso rak si gus.
Novel baswedan
Ahmad bin isa tidak mungkin menamai anaknya dengan nama ubaedilah pembunuh leluhurnya al husen...jelas palsu..ubeidilah itu fiktif.
Banten hadir