Informasi menarik dan lengkap dari bu Herna dan bu Hilda bagaimana memulai perjalanan wisata halal untuk merasakan keindahan alam, kuliner autentik, dan menemukan pengalaman spiritual yang mendalam karena wisata halal bukan hanya sekadar liburan, tapi juga sebuah perjalanan spiritual
Bagus banget kontennya Bu Herna. Wisata halal bisa dimulai dari pelaku wisatanya, bagaimana mengedukasi, memfasilitasi tamu-tamu wisatanya. Semangat mewujudkan.... Sukses terus Bu Herna & Bu Hilda
Wisata halal bukan hanya tren, tetapi merupakan industri besar yang memiliki potensi luar biasa untuk memberdayakan ekonomi lokal. Ucapan bu Hilda memberikan semangat baru untuk mengoptimalkan peluang ini.
Pernyataan bu Hilda bahwa wisata halal adalah layanan tambahan yang esensial benar-benar menyentuh. Literasi ini sangat diperlukan agar masyarakat lebih memahami bahwa wisata halal adalah tentang inklusi, bukan eksklusi
Halal tourism is definitely a cool topic bu!! It can really help boost Indonesia’s economy and international reputation as a prime travel destination. Since Indonesia has the biggest Muslim population in the world 👏🏻👏🏻 This could definitely catch the attention of non-Muslim travelers as well! 😊
Upaya literasi yang dikemukakan bu Hilda penting untuk mengubah mindset masyarakat. Dengan pemahaman yang tepat, wisata halal dapat dipandang sebagai peluang, bukan sekadar konsep yang rumit.
dikorea, jepang, cina dan bbrp negara non aja udah mulai sedikit demi sedikit lho...karena emang potensinya besar secara bisnis jadi nggak usah ngrasa sensitif sama topik wisata halal karena pada dasarnya yg muslim nikmati, non Muslim jg bisa menikmati sedangkan muslim serba terbatas pilihannya jd emang kadang jadi bahan pertimbangan untuk berkunjung ato nggak ke suatu daerah klo nggak ramah sama muslim
Tantangan terbesar agar mewujudkan pariwisata halal di wilayah non muslim adalah komunikasi dengan warga setempat, karena gak semua wilayah Indonesia memiliki pengalaman dalam berinteraksi dengan budaya luar. Misalkan saja di wilayah Sumatera Utara terutama di wilayah pesisir yang dlunya d dominasi suku Melayu, kami sudah berinteraksi dengan berbagai macam ras, budaya dan bahasa. Mulai dari bule Belanda, orang Arab, orang Turki bahkan orang India. Itu membentuk pola pikir kami untuk lebih toleran terhadap budaya dan bahasa luar. Sedangkan d wilayah2 pedalaman seperti Tobasa, mereka gak punya pengalaman untuk berinteraksi dengan berbagai macam suku, ras dan agama. Sehingga saat wilayah itu mau d benah agar lebih ramah pada wisatawan muslim terutama dalam hal makanan, mereka menolak hal itu karena mereka belum punya kesadaran untuk lebih toleran terhadap perbedaan
Ini bukan masalah fobia, tapi ini terkesan berbeda dengan wisata umum. Malah terkesan eksklusif. Selain itu tidak ada promosinya. Malah mungkin membingungkan. Sebab orang bule kesini untuk berjemur, dengan wisata halal bisa menurunkan jumlah wisatawan.
Betul SX itu,….Klo Indonesia akan diadakan peg halal lan ,.. seperti kata Haisal di Bali akan di halalkan,..justru Indonesia akan lebih menurunkan pemasukan,..tdk akan ada wisata dari luar negeri,..gak mikir panjang,.. Indonesia bukan negara 100% muslim…
YANG INGIN BERWISATA HALLAL SILAHKAN.... BERKUNJUNGLAH KE ACEH. WARGA MUSLIM SILAHKAN MENDATANGI DAN MEMENUHI PROVINSI - PROVINSI YANG MEMILIKI WISATA HALLAL. JANGAN BERKUNJUNG KE BALI. JANGAN MERUBAH PULAU BALI MENJADI PULAU SYARIAH. UNTUK UMAT KRISTEN, KATOLIK, BHUDA, KONGHUCU, HINDU, PENGHAYAT KEPERCAYAAN DAN ORANG YANG TAK BERAGAMA, SILAHKAN BERKUNJUNG KE BALI, MAKAN BABI GULING DI BALI.... TES KRIUK KULIT BABI..... WADUH.... KULINERNYA UENAK... DAN NON HALLAL.
Klompok apa yg mengeluarkan Pariwisata Halal dan Haram, kan sdh jelas2 kl tdk sepaham sdh di haramkan dan di bilang Musrik, Agama diajarkan Panatik ini,,, pikir baik pak, INI BUKAN NEGARA AGAMA,,,,!!!
Pendekatan bu Hilda tentang wisata halal sangat menggugah. Ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga soal membangun ekosistem yang menghormati kebutuhan spiritual traveler muslim. Pandangan ini benar-benar menunjukkan bagaimana wisata dapat menjadi jembatan antara nilai budaya dan ekonomi lokal.
Bali , Toba diurus masyarakat asli setempat saja. Percuma sex tetap saja ada. Sex jugs hrs sertifikat halal. Kenapa masalah makanan diurus, hati dan pikiran mu halal gak.
Wacana halal haram tidak relevan dengan semangat merah putih , halal haram itu tradisinya arab , jadi sangat amat tidak tepat, wisata kok pakai embel embel halal, di mana letak semangat merah putih , bineka tunggal Ika , Pancasila , copot saja penggagasnya
Alhamdulillah tmpt parawisata kt , klo sdh halal semua . Jd tenang u mkn nya . Semangat trs b Herna u menggali nya .
Masya Allah..luar biasa Bu ..sangat bermanfaat untuk kita ketahui..
Perlu nih info begini
Mashaa Allah,, sukses selalu Bunda Herna.perbincangan yg luar biasa dan memberi banyak pengetahuan lagi tentang pariwisata...keren
mantaaaaaappppppp explore wisata indonesia sangat luar biasa
sukses ibu Herna 😍
🙏
Informasi menarik dan lengkap dari bu Herna dan bu Hilda bagaimana memulai perjalanan wisata halal untuk merasakan keindahan alam, kuliner autentik, dan menemukan pengalaman spiritual yang mendalam karena wisata halal bukan hanya sekadar liburan, tapi juga sebuah perjalanan spiritual
Mantep... .. Explore wisata Indonesia luar biasa 😊
🙏
Bagus banget kontennya Bu Herna. Wisata halal bisa dimulai dari pelaku wisatanya, bagaimana mengedukasi, memfasilitasi tamu-tamu wisatanya. Semangat mewujudkan.... Sukses terus Bu Herna & Bu Hilda
Wisata halal bukan hanya tren, tetapi merupakan industri besar yang memiliki potensi luar biasa untuk memberdayakan ekonomi lokal. Ucapan bu Hilda memberikan semangat baru untuk mengoptimalkan peluang ini.
Jual agama
Mantap Bu.... 1Step lagi mari urus sertifikasi halalnya ❤❤❤
Keren, gali terus untuk menjadi pilihan dalam berwisata, sukses Bu Herna
Mantap pencerahannya, bu Herna dan bu Hilda
Luar biasa bu Herna, semangat memajukan Pariwisata Indonesia
Pernyataan bu Hilda bahwa wisata halal adalah layanan tambahan yang esensial benar-benar menyentuh. Literasi ini sangat diperlukan agar masyarakat lebih memahami bahwa wisata halal adalah tentang inklusi, bukan eksklusi
Sy pastikn pngembangn wisata halal maksudx baik, hx mnurut hemat sy kbijakn ini rada2 diskriminatf krn hx mngatur ttg kpentingn/jaminn bg umat trtentu sj tp mnggunakn fasilits (lembaga & anggarn) negara.
Mgkn akan lbh baik kl mau mngatur soal khalaln bg 5 agama/kpercayaan yg lainx jg, krn dlm kitab agama2 samawi/abrahamik (+ kristen & yudaism) jg mngajarkn ttg halal.. 😊🙏
Mantabb
Mantap pencerahannya,,,
Makasih Bu Herna dan Bu Hilda, Wisata Halal sangat2 dibutuhkan sekali di Indonesia
🙏🇮🇩
Mantap, podcastnya sangat mengedukasi 👍
🙏🇮🇩
Explore wisata Indonesia❤
Topik yg sangat menarik ❤❤
Keren bu Herna... sukses terus ya bu 🙏🏻
Bagus sekali kontenx Bu, sangat cocok untuk d terapkan d daerah kami. ☺️😊❤
🙏💪
Halal tourism is definitely a cool topic bu!! It can really help boost Indonesia’s economy and international reputation as a prime travel destination. Since Indonesia has the biggest Muslim population in the world 👏🏻👏🏻
This could definitely catch the attention of non-Muslim travelers as well! 😊
MasyaAllah kerenn banyak ilmu yang d dapat
😍
🙏
Mashaa Allah sukses selalu bunda herna, bagus sekali bahasannya tentang wisata halal❤
Terima kasih 🤗
Maju terus mbak herna. keren
Upaya literasi yang dikemukakan bu Hilda penting untuk mengubah mindset masyarakat. Dengan pemahaman yang tepat, wisata halal dapat dipandang sebagai peluang, bukan sekadar konsep yang rumit.
❤❤
🙏
wah.....wisata halal keren keren👍
Mantap Bu, Mari kita sama2 suarakan agar Project secepatnya berjalan
dikorea, jepang, cina dan bbrp negara non aja udah mulai sedikit demi sedikit lho...karena emang potensinya besar secara bisnis
jadi nggak usah ngrasa sensitif sama topik wisata halal
karena pada dasarnya yg muslim nikmati, non Muslim jg bisa menikmati sedangkan muslim serba terbatas pilihannya jd emang kadang jadi bahan pertimbangan untuk berkunjung ato nggak ke suatu daerah klo nggak ramah sama muslim
Tantangan terbesar agar mewujudkan pariwisata halal di wilayah non muslim adalah komunikasi dengan warga setempat, karena gak semua wilayah Indonesia memiliki pengalaman dalam berinteraksi dengan budaya luar. Misalkan saja di wilayah Sumatera Utara terutama di wilayah pesisir yang dlunya d dominasi suku Melayu, kami sudah berinteraksi dengan berbagai macam ras, budaya dan bahasa. Mulai dari bule Belanda, orang Arab, orang Turki bahkan orang India. Itu membentuk pola pikir kami untuk lebih toleran terhadap budaya dan bahasa luar. Sedangkan d wilayah2 pedalaman seperti Tobasa, mereka gak punya pengalaman untuk berinteraksi dengan berbagai macam suku, ras dan agama. Sehingga saat wilayah itu mau d benah agar lebih ramah pada wisatawan muslim terutama dalam hal makanan, mereka menolak hal itu karena mereka belum punya kesadaran untuk lebih toleran terhadap perbedaan
Mantap bu,trus upayakan agar smua menjadi wisata halal bu,,lanjutkan trus kembangkn bu,salut sama ibu❤
Ini bukan masalah fobia, tapi ini terkesan berbeda dengan wisata umum. Malah terkesan eksklusif. Selain itu tidak ada promosinya. Malah mungkin membingungkan. Sebab orang bule kesini untuk berjemur, dengan wisata halal bisa menurunkan jumlah wisatawan.
Betul SX itu,….Klo Indonesia akan diadakan peg halal lan ,.. seperti kata Haisal di Bali akan di halalkan,..justru Indonesia akan lebih menurunkan pemasukan,..tdk akan ada wisata dari luar negeri,..gak mikir panjang,.. Indonesia bukan negara 100% muslim…
Di Bali tidak perlu.. Wisata halal.. Buk.. Bali sudah istimewa.. Trmk
Mantap...👍👍👍...Explore Wisata Indonesia...❤❤❤...Maju Wisata Indonesia, Menuju Wisata Dunia..🫶❤️
🔥🇮🇩
Manusia punya budi dan akal... Sdh tau mana halal dan haram...
Ngk usah pake label halal, yg tujuanya cuma mgumpulin cuan dari label tersebut... 😂😂😂😂
Indonesia butuh pariwisata halal untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan.
Wisata halal baiknya di Jawa Barat. .. Baru mantap, kalo di bali ngk cocok
Wisata halal di Indonesia diperlukan supaya memberi kenyamanan bagi wisatawan luar maupun lokal
Krn di lndonesia mayoritas muslim,apa yg mrk mau pasti jadi,itulah keangkuhannya,yg jelas koar koarlah ttng halal,asal bukan bali.
Di bali sekarang kalo berjemur dipantai harus pakaian jilbab, beda kalau di arab saudi tdk pake halal
YANG INGIN BERWISATA HALLAL SILAHKAN.... BERKUNJUNGLAH KE ACEH.
WARGA MUSLIM SILAHKAN MENDATANGI DAN MEMENUHI PROVINSI - PROVINSI YANG MEMILIKI WISATA HALLAL.
JANGAN BERKUNJUNG KE BALI.
JANGAN MERUBAH PULAU BALI MENJADI PULAU SYARIAH.
UNTUK UMAT KRISTEN, KATOLIK, BHUDA, KONGHUCU, HINDU, PENGHAYAT KEPERCAYAAN DAN ORANG YANG TAK BERAGAMA, SILAHKAN BERKUNJUNG KE BALI, MAKAN BABI GULING DI BALI.... TES KRIUK KULIT BABI..... WADUH.... KULINERNYA UENAK... DAN NON HALLAL.
Klompok apa yg mengeluarkan Pariwisata Halal dan Haram, kan sdh jelas2 kl tdk sepaham sdh di haramkan dan di bilang Musrik, Agama diajarkan Panatik ini,,, pikir baik pak, INI BUKAN NEGARA AGAMA,,,,!!!
Toba, bali tdk usah pake halal2, banyak aturan, negara ini bukan syariat islam.
Kalau pariwisata halal omongnya di ACEH bukan untuk BALI, bikin ribut saja ! 😆😆... 😆. Khilafah tujuannya ? 😂😂... 😂.
Bali tidak butuh halal halalan, kalau tidak suka jangan ke Bali
Baru jadi Mentri sdh bikin ricuh, Dirimu blm tentu Halal bikin beda pendapat Mayoritas ,
Yg jelas Halal Haram orang 100 %, Manusianya Beragama panatik,,,, itu oknum,,,
Pendekatan bu Hilda tentang wisata halal sangat menggugah. Ini bukan hanya soal fasilitas, tetapi juga soal membangun ekosistem yang menghormati kebutuhan spiritual traveler muslim. Pandangan ini benar-benar menunjukkan bagaimana wisata dapat menjadi jembatan antara nilai budaya dan ekonomi lokal.
Tapi bali jangan diberi label halal ya....kalau gak mau jangan datang ke bali kita gak butuh kok yg merasa paling benar datang ke bali.
Repot banget mendingan tidak menargetkan wisatawan muslim terutama Bali, wisata halal hanya untuk agama bukan semua orang
Bali , Toba diurus masyarakat asli setempat saja. Percuma sex tetap saja ada. Sex jugs hrs sertifikat halal. Kenapa masalah makanan diurus, hati dan pikiran mu halal gak.
Wacana halal haram tidak relevan dengan semangat merah putih , halal haram itu tradisinya arab , jadi sangat amat tidak tepat, wisata kok pakai embel embel halal, di mana letak semangat merah putih , bineka tunggal Ika , Pancasila , copot saja penggagasnya