Khotbah Roma 12:1-8 | "Ibadah yang sejati"
HTML-код
- Опубликовано: 3 фев 2025
- Sebelumnya, kita perlu mengerti kenapa jemaat Roma diminta untuk mempersembahkan dirinya kepada Allah! Dalam pasal 11:25-36, Paulus menjelaskan bahwa hanya oleh karena kasih karunia Allah, jemaat Roma walaupun bukan berasal dari garis keturunan Yahudi, telah menjadi umat dan kekasih Allah. Nah, sebagai umat dan kekasih Allah, jemaat Roma sepatutnya mengarahkan hidup untuk Allah dan demi kemuliaan-Nya, dan wujud nyatanya adalah dengan “mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah”. Artinya, bahwa seluruh kehidupan kita diberikan untuk menyenangkan hati Allah, tubuh, jiwa dan roh kita dipersembahkan untuk kemuliaan Allah.
Pertanyaannya adalah? Bagaimana caranya agar Jemaat di Roma bisa mempersembahkan diri kepada Tuhan? Paulus mengatakan “janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini”. Rupanya Jemaat Roma adalah orang-orang yang telah mengenal dan mengikut Kristus, tetapi pengenalan mereka akan Kristus tidak membuat hidup mereka berbeda dengan orang sekitar. Jika orang lain di sekitar mereka suka korup, mereka juga melakukannya; Jika orang lain di sekitar mereka menganggap wajar percabulan, mereka juga melakukannya; Jika orang lain di sekitar mereka menganggap wajar kekerasan, mereka jangan melakukannya, dan lain sebagainya. Kepada mereka yang seperti itu, Paulus mengingatkan agar jangan menjadi sama dengan dunia. Nasihat Paulus ini juga tetap relevan dalam kehidupan kita sebagai umat dan kekasih Allah, sebagai orang percaya yang telah diselamatkan dan telah mengenakan hidup baru, kita tidak boleh sama dengan dunia, kita perlu berbeda dengan dunia. Kita bukan katak yang tidak peka dengan perubahan lingkungan, di dingin bisa hidup, di panas pun bisa hidup, lalu ternyata mati. Kita perlu belajar seperti ikan laut, yang walau pun hidup di air laut yang asin, tetapi tidak ikut menjadi asin. Kita pun demikian, hidup di dunia tetapi tidak duniawi. Kita harus menampakkan cara hidup yang berbeda, bagaimana? Tanggalkanlah hidup yang lama dengan hidup kudus. Kekudusan tersebut hanya mungkin terwujud, jika kita mau berubah, yaitu “berubah oleh pembaharuan budi…” artinya perubahan dari kehidupan sebelumnya menjadi hidup yang mempersembahkan diri untuk kemuliaan Allah. Kekudusan tersebut hanya mungkin terwujud, jika kita hidup dengan tidak mengikuti gaya hidup dunia, seperti mabuk-mabukan, dunia malam, pergaulan bebas, mementingkan diri sendiri, suka berbuat dosa, tidak takut Tuhan, dll yang tidak disukai oleh Tuhan. Dengan demikian, kendatipun kita tetap berada di dunia tetapi tidak menjadi serupa dengan dunia ini.
Paulus mengingatkan untuk tidak memegahkan atau menyombongkan diri, tetapi bagaimana saling melengkapi satu dengan yang lainnya. Apapun karunia yang Tuhan Allah beri, lakukanlah segala sesuatu dengan hati yang ikhlas, rajin dan penuh sukacita. Pergunakanlah semua karunia yang Tuhan Allah anugerahkan dengan baik dan benar untuk kemuliaan nama- Nya sebagai bentuk persembahan yang terbaik kita. Biarlah masing-masing kita merenungkan: Sudahkah kita memberi persembahan yang terbaik untuk Tuhan Allah melalui sikap dan perilaku hidup yang telah diperbaharui? Kiranya kita yang telah diperbaharui di dalam Tuhan mampu menunjukkan kualitas iman di hadapan Tuhan dan sesama kita manusia.
Didalam kehidupan kita sehari-hari, selalu banyak tantangan untuk menjalankan kehendak Tuhan! Mari kita selalu mau mengoreksi diri kita supaya kita memberi diri diperbaharui oleh Tuhan Yesus. Tentu ada yang selalu mempengaruhi hidup kita sehingga kita hidup seperti dunia ini, kadang kita tidak sadar bahwa kita sudah dipengaruhi oleh dunia ini, sehingga kita menjadi serupa dengan dunia ini. Baik di dalam pekerjaan, di kantor, di Gereja, dan di tengah-tengah masyarakat, kita dibawa arus agar serupa dengan dunia ini, ketidak jujuran, ketidak adilan, berbohong, korupsi dll, dengan tidak sengaja kadang kita sudah dipengaruhi oleh dunia ini. Marilah tetap menjaga hubungan dengan Allah, agar kita selalu di ingatkan untuk memperbaharui diri sesuai dengan kehendak Tuhan.
a. Ibadah kita yang sesungguhnya adalah pekerjaan kita, pergaulan kita, atau aktivitas keseharian kita dari bangun tidur hingga kita beristirahat di malam hari. Sebab di dalam kehidupan sehari-harilah, kita seharusnya menerapkan pola atau gaya hidup “membawa tubuh kita” kepada-Nya. Ibadah seharusnya menjadi gaya hidup kita!
b. Bagaimana agar kita dapat menerapkan ibadah yang sesungguhnya? Atau bagaimana agar dapat menjadikan ibadah sebagai gaya hidup? Untuk dapat menerapkan ibadah yang sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari, atau agar ibadah sejati menjadi gaya hidup, maka kita seharusnya: Mengalami pembaharuan budi; Memiliki penguasaan diri; Melayani dengan sungguh; dan Mengasihi dengan benar.
#khotbahroma12:1-8
#khotbah
#khotbahminggu
#khotbahkristen