Banteng (Bos Javanicus javanicus) di Taman Margasatwa Ragunan Jakarta

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 8 сен 2024
  • Video ini bercerita tentang banteng (Bos Javanicus javanicus) di Taman Margasatwa, Ragunan, Jakarta Selatan.
    Banteng merupakan spesies ruminansia besar liar Asia. Baik banteng jantan maupun betina memiliki tanduk. Tanduk jantan ke atas dan tumbuh hingga 75 cm, sedangkan tanduk betina lebih kecil.
    Ada tiga subspesies banteng, yaitu Bos Javanicus javanicus ditemukan di Jawa dan Bali, Bosa Javanicus lowi ditemukan di Kalimantan, dan Bos Javanicus birmanicus mendiami daratan Asia.
    Banteng jantan berwarna jauh lebih gelap, berpenampilan lebih besar, dan lebih berat dari betina. Pakannya herbivora, berat badan 600-800 kg, masa hamil 10 bulan, dan masa hidup sampai 20 tahun.
    Banteng digolongkan terancam punah oleh IUCN (International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources), yang berarti mereka berisiko sangat tinggi untuk punah di alam liar.
    Banteng diburu manusia untuk diambil dagingnya, obat-obatan tradisional, dan untuk olahraga. Habitatnya hilang karena kegiatan manusia seperti konversi pertanian.
    Sumber teks: papan penjelasan di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.
    Sumber visual: Hak cipta @BlusukanJabodetabek. Video diambil, Sabtu, 6 Agustus 2022 di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan.
    Terima kasih mendukung channel @BlusukanJabodetabek dengan watching, like, comment, share, subscribe, dan mengaktifkan tombol lonceng.
    #BlusukanJabodetabek #banteng #BosJavanicusjavanicus

Комментарии • 8

  • @NanaSupriatna-rm6se
    @NanaSupriatna-rm6se 9 месяцев назад

    Hadirrrr
    Sala 1 hobi

  • @indyreno2933
    @indyreno2933 Год назад +1

    You got its scientific name wrong, Bibos javanicus is its correct scientific name.

    • @BlusukanJakartaRaya
      @BlusukanJakartaRaya  Год назад

      Thank you. But scientific name from Taman Margasatwa Ragunan.

    • @indyreno2933
      @indyreno2933 Год назад +1

      @Blusukan Jabodetabek, the Bos genus is now regarded as polyphyletic as the yak, gaur, banteng, and kouprey do not belong to the Bos genus anymore, they are instead relocated to two separate genera, Poephagus for the Yak (Poephagus grunniens) and Bibos for the Gaur (Bibos gaurus (cladistically including the Gayal/Mithun (Bibos gaurus frontalis))), the Banteng (Bibos javanicus (cladistically including the Bali Cattle (Bibos javanicus domesticus))), and the Kouprey (Bibos sauveli), thus restricting the Bos genus to only the aurochsen, because of this reclassification, the Bos genus now contains only two extant species being the Paleotropical Aurochs (Bos namadicus (cladistically including the Zebu (Bos namadicus indicus))) and the Palearctic Aurochs (Bos primigenius (cladistically including the Domestic Cattle (Bos primigenius taurus))), the Yak (Poephagus grunniens) of the monotypic genus Poephagus is actually more closely related to the bison (genus Bison), whilst the Bibos genus that is constituted by the Gaur (Bibos gaurus), the Banteng (Bibos javanicus), and the Kouprey (Bibos sauveli) is classified as a more basal/primitive offshoot, all four genera Bibos (Gaur, Banteng, and Kouprey), Bos (Aurochsen), Poephagus (Yak Lineage), and Bison (Bison) constitute the subtribe Bovina (True Cattle).

  • @faktadunia8099
    @faktadunia8099 Год назад

    itu jelas" sapi bali