Apakah negara mempunyai cukup anggaran untuk pemerataan dokter ke pelosok daerah? Dokter lokal dipaksa masuk desa, dokter asing dijamu masuk metropolitan?
Anak Indonesia sebenarnya banyak yg pintar,hanya saja tdk diberi kesempatan utk belajar. Negara Indonesia super kaya,mosok tdk mampu mrmbiayai anak pintar menjadi dokter....Perlu dicamkan baik2..
Pendidikan kedokteran di Indonesia memang sebagian besar dibiayai oleh orang tua mahasiswa sendiri. Selain itu, biaya pendidikan kedokteran cukup tinggi, yang membuat banyak calon dokter dan keluarganya harus berjuang keras untuk menutupi biaya tersebut. Argumen bahwa negara seharusnya ikut menanggung biaya pendidikan kedokteran jika ingin memiliki kontrol lebih terhadap penempatan dokter adalah logis. Jika pemerintah ingin mengatur penempatan dokter di berbagai wilayah, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, mungkin pendekatan yang lebih adil adalah dengan memberikan beasiswa atau ikatan dinas bagi mahasiswa kedokteran. Dalam skema ini, pemerintah bisa menawarkan pembiayaan penuh atau sebagian dari biaya pendidikan kedokteran dengan syarat bahwa lulusan tersebut akan bekerja di lokasi tertentu untuk jangka waktu tertentu. Di sisi lain, kebijakan penempatan dokter yang dilakukan oleh negara tanpa kontribusi finansial dalam pendidikan mereka bisa dianggap tidak adil, karena itu memaksakan kewajiban pada individu yang telah berinvestasi besar dalam pendidikan mereka sendiri. Secara keseluruhan, diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta kerjasama yang lebih baik antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa kebutuhan kesehatan publik terpenuhi tanpa merugikan pihak manapun. Kalau DPR ingin ikut mengatur mengapa tidak mencetak dokter sendiri saja membiayai pendidikan dokter dari nol sampai jadi. Dokter yang ada di Indonesia itu di didik oleh rakyat sendiri para orang tua membiayai anaknya utk jadi dokter, apa gak malu situ tak bermodal kebanyakan ngatur.
Tulisan anda benar2 mewakili dan tegas menyoroti isu ini. Sy bukan dri jurusan kedokteran tapi teman2 yg saya kenali mengalami dan merasakan hal ini. Tidak sedikit yg banting stir stelah lulus... sedih melihat kondisi sekarang... tidak sedikit juga kuliah kedokteran tp dtg dri latar belakang keluarga yg karirnya non-medis, habis amunisi finansial slama membiyayai anaknya, sedih mendgar curhatan mereka, antara lanjut atau berhenti...
ya mestinya pemerintah bikin ikatan dinas seperti polisi dan tni, dibiaya sekolah oleh negara ketika lulus siap ditempatkan dimana saja. Jangan udah pakai biaya sendiri terus dipaksa ke tempat terpencil, emang yg punya duit nenek moyanglu.
Tahun ini banyak fakultas kedokteran baru, belum diakreditasi tetapi sudah menerima mahasiswa. Ambil dosen dari luar universitas yang sudah ada fakultas kedokterannya. Belum lagi akreditasi fakultas yang akan turun jika ada mahasiswa yang tidak segera lulus. Kira2 bagaimana kualitas lulusan fakultas kedokteran 5 tahun lagi?
Pendidikan dokter semakin mahal. bagaimana bisa terkejar lulusannya. Yang bisa jadi dokter hanya yang punya banyak duit. Begitu kurang keluaran dokter, eh malah masukkan dokter dari china. Bukannya perbaiki SDM sendiri, malah menyalahkan SDM sendiri karena tidak mampu bayar biaya pendidikan.
Dokter umum ada di setiap puskesmas. Dokter spesialis ada di setiap rumah sakit. Dokter sub-spesialis ada di rumah sakit rujukan, walaupun di sebagian rumahsakit besar sudah ada juga dokter sub-spesialis. Pada dasarnya setiap dokter umum sangat ingin jadi dokjter spesialis, tapi terkendala biaya. Begitu pun setiap dokter spesialis ingin jadi dokter sub-spesialis, tapi kendala biaya yg membuatnya menjadi sulit.
Untuk mengejar ketertinggalan kekurangan dokter termasuk spesialis kita bisa tergantung niatnya dan harus kompak antara lembaga2 terkait ( Kemenkes, IDI, Dikti, Kemendiknas, dsb ) tergantung niatnya, mari kesampingkan rasa ego diantara kita, contohlah Korsel sebuah negara yang tidak terlalu besar tetapi maju tehnologinya termasuk dibidang kesehatan bahkan merupakan gudangnya dokter spesialis dan rata2 masih muda dan genius, semoga pemerintahan kedepan mampu mewujutkan itu semua , ingat negara kita negara besar dengan 280 juta penduduk dan kita kaya akan sumber2 alam anugerah Tuhan, sem😅ga berhasil.
Klo menurut sy dpr ini hanya pinter dagelan didepan spy dilihat rakyat seolaholah bekerja bela rakyat...tpi sebenarnya hanya memikirkan perutnya sja....
Beli alkes aja banyak2 tapi orang yang kompeten untuk maintenence alat tidak ada, belum setahun alat sudah rusak hubungi vendor yg bawa alat tidak mau tanggungjawab karena sudah selesai proses jual beli, tunggu setahun belum juga proses. Dokternya jadi tidak bisa kerja, sama juga bohong,,jadi penunjang juga penting,,tenaga ahli alat2 medis
Dpr perlu mengkritisi termasuk pola yg mengarah pada monopoli perdagangan farmasih dan pola pengawasan obat makanan yg menyulitkan pedagan farmasih seperti apotek 2.. jgn sampai berdampak pada pengurangan karyawan karena tekanan 2.. bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi apa lagi sampai terjadi kebangkrutan akibat tak bisa membiayai gaji dan operasional
Untuk pemenuhan kekurangan dokter2 spesialis yang kurang lebih 29 ribu dokter perlu koordinasi yang kompak antara lembaga2 terkait ( Kemenkes, Idi, Dikti, Kemendiknas ) mari kita kesampingkan rasa ego diantara kita semua, coba kita lihat Korea Selatan sebuah negara yang tidak begitu besar tetapi merupakan gudangnya dokter2 spesialis dan rata2 masih muda dan genius, apa perlu kita berguru kesana, sebagai bangsa kita harus malu.
Mayoritas rakyat menginginkan kan dokter dari luar karena berharap pengobatan di lakukan dgn sungguh sungguh profesional dgn memberikan obat bermutu tapi murah, selama ini berobat ke dokter karena terpaksa tanpa pelayanan dgn sesungguh hati, bagi mereka pelayanan terbaik itu hanya bagi yg ber duit.
Apakah yakin dengan impor dokter asing Itu menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia? Akar masalahnya sepertinya bukan itu. Issue jumlah dokter kurang sudah lama, penerimaan mahasiswa baru FK di PTN dari era tahun 90an smp sekarang tidak bertambah. Yg makin banyak FK swasta. Belum lagi ditambah, sekarang fenomena FK dijadikan lahan cari cuan oleh PTN dan PTS. Bisa di cek sumbangan masuk, SPI, UKT kedokteran (swasta maupun negri) paling mahal diantara jurusan yg lain. Tidak seperti era 90an dimana SPP kedokteran negri tidak ada bedanya dg fakultas lain. Apa peran Pemerintah di dunia pendidikan kedokteran, dan pendidikan perguruan tinggi di Indonesia? Semakin kesini kok kebijakannya bukan makin baik, tapi malah makin bikin kacau dan ruwet..
bankir jadi menkes itu cuma untuk jadi tukang stempel proyek impor vaksin. dia aja ga tau kalau vaksin ada masa kadaluarsa sampai ada vaksin lewat expired date karena ga cepat dipakai 😂😂
Pendidikan dokter , sdh lama terhambat oleh aturan yang lebet oleh organisasi profesinya sendiri, apakah negara akan ters tdk berdaya dalam mengelola faskes secara efektif profesional di negara ini jalan ditempat.
Mahasiswa kedokteran dan coass bukan anggota organisasi profesi, wong jadi dokter aja belum kok. Org profesi ga ngurusi mereka. Menyalahkan organisasi profesi sebagai biang kerok mahalnya pendidikan dokter itu salah alamat. penentu biaya pendidikan PTN itu rektorat, ya artinya dibawah kemendikbud, bukan organisasi profesi. Yang bikin mahal pemerintah itu sendiri. Lempar batu sembunyi tangan. Biaya FK PTN sekarang mahal karena PTN BLU, aturan ini pemerintah sendiri yang buat, negara hanya subsidi 30% operasional. You pikir 70% sisanya darimana? Ya dari mahasiswa. Jadi pertanyaannya, pendidikan dokter hambatan tersesarnya apa? Biaya mahal. Biaya mahal sebabnya apa? Jadi siapa penghambat utama pendidikan dokter? You jawab sendiri
![[FULL] Galak Rieke 'Oneng' Skak Bos Taspen di DPR, Tarik Urat Cecar Investasi Fiktif Rp1 Triliun](http://i.ytimg.com/vi/OnkpJwqZo3c/mqdefault.jpg)
![[FULL] Kick Andy - Tranformasi Pak Menteri](http://i.ytimg.com/vi/4NBXutEaD6M/mqdefault.jpg)
![[FULL] Jawaban Garang Mahfud di Akhir Rapat, Lawan Balik Tudingan Komisi III DPR](/img/1.gif)
Apakah negara mempunyai cukup anggaran untuk pemerataan dokter ke pelosok daerah?
Dokter lokal dipaksa masuk desa, dokter asing dijamu masuk metropolitan?
Sepertinya dokter luar lebih senang jika ditempatkan di pelosok, nyatanya di pedalaman negara2 afrika byk dokter2 asing
Anak Indonesia sebenarnya banyak yg pintar,hanya saja tdk diberi kesempatan utk belajar. Negara Indonesia super kaya,mosok tdk mampu mrmbiayai anak pintar menjadi dokter....Perlu dicamkan baik2..
Pendidikan kedokteran di Indonesia memang sebagian besar dibiayai oleh orang tua mahasiswa sendiri. Selain itu, biaya pendidikan kedokteran cukup tinggi, yang membuat banyak calon dokter dan keluarganya harus berjuang keras untuk menutupi biaya tersebut.
Argumen bahwa negara seharusnya ikut menanggung biaya pendidikan kedokteran jika ingin memiliki kontrol lebih terhadap penempatan dokter adalah logis. Jika pemerintah ingin mengatur penempatan dokter di berbagai wilayah, terutama di daerah terpencil atau kurang berkembang, mungkin pendekatan yang lebih adil adalah dengan memberikan beasiswa atau ikatan dinas bagi mahasiswa kedokteran. Dalam skema ini, pemerintah bisa menawarkan pembiayaan penuh atau sebagian dari biaya pendidikan kedokteran dengan syarat bahwa lulusan tersebut akan bekerja di lokasi tertentu untuk jangka waktu tertentu.
Di sisi lain, kebijakan penempatan dokter yang dilakukan oleh negara tanpa kontribusi finansial dalam pendidikan mereka bisa dianggap tidak adil, karena itu memaksakan kewajiban pada individu yang telah berinvestasi besar dalam pendidikan mereka sendiri.
Secara keseluruhan, diperlukan keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta kerjasama yang lebih baik antara pemerintah, institusi pendidikan, dan masyarakat untuk memastikan bahwa kebutuhan kesehatan publik terpenuhi tanpa merugikan pihak manapun.
Kalau DPR ingin ikut mengatur mengapa tidak mencetak dokter sendiri saja membiayai pendidikan dokter dari nol sampai jadi. Dokter yang ada di Indonesia itu di didik oleh rakyat sendiri para orang tua membiayai anaknya utk jadi dokter, apa gak malu situ tak bermodal kebanyakan ngatur.
Dengar Program RI7dan TIm 🇮🇩💕
#DocterSpecialis&
Dokter based.pada
#HospitalGround👍🙏
Tulisan anda benar2 mewakili dan tegas menyoroti isu ini. Sy bukan dri jurusan kedokteran tapi teman2 yg saya kenali mengalami dan merasakan hal ini. Tidak sedikit yg banting stir stelah lulus... sedih melihat kondisi sekarang... tidak sedikit juga kuliah kedokteran tp dtg dri latar belakang keluarga yg karirnya non-medis, habis amunisi finansial slama membiyayai anaknya, sedih mendgar curhatan mereka, antara lanjut atau berhenti...
Setuju pendapat anda.
ya mestinya pemerintah bikin ikatan dinas seperti polisi dan tni, dibiaya sekolah oleh negara ketika lulus siap ditempatkan dimana saja. Jangan udah pakai biaya sendiri terus dipaksa ke tempat terpencil, emang yg punya duit nenek moyanglu.
@@georgeherland3199 👻
#AdadrafdiDPRNumpuk
#230ProlegnasMangkrak
251 Proleg baru 22,5 thn
#BcKajiaKinerjaDPR😊
#Bungkam1000bahasa
Menkes nya ga sekolah di Fak kedokteran bu..kuliah di ITB..kerja lama di perbankan..
Ya gini jdnya buu
Mantab ibu cerdas🎉
❤❤❤❤ ibu cerdas mantabb🎉
Tahun ini banyak fakultas kedokteran baru, belum diakreditasi tetapi sudah menerima mahasiswa. Ambil dosen dari luar universitas yang sudah ada fakultas kedokterannya.
Belum lagi akreditasi fakultas yang akan turun jika ada mahasiswa yang tidak segera lulus.
Kira2 bagaimana kualitas lulusan fakultas kedokteran 5 tahun lagi?
Yg penting proyek alkes buat bancaan ... Saweran rame2..alat2 intubasi, Defibtilator Dc shock masih dibungkus plastik waktu saya kkn di puskesmas.
Pendidikan dokter semakin mahal. bagaimana bisa terkejar lulusannya. Yang bisa jadi dokter hanya yang punya banyak duit. Begitu kurang keluaran dokter, eh malah masukkan dokter dari china. Bukannya perbaiki SDM sendiri, malah menyalahkan SDM sendiri karena tidak mampu bayar biaya pendidikan.
Dokter umum ada di setiap puskesmas. Dokter spesialis ada di setiap rumah sakit. Dokter sub-spesialis ada di rumah sakit rujukan, walaupun di sebagian rumahsakit besar sudah ada juga dokter sub-spesialis.
Pada dasarnya setiap dokter umum sangat ingin jadi dokjter spesialis, tapi terkendala biaya.
Begitu pun setiap dokter spesialis ingin jadi dokter sub-spesialis, tapi kendala biaya yg membuatnya menjadi sulit.
Untuk mengejar ketertinggalan kekurangan dokter termasuk spesialis kita bisa tergantung niatnya dan harus kompak antara lembaga2 terkait ( Kemenkes, IDI, Dikti, Kemendiknas, dsb ) tergantung niatnya, mari kesampingkan rasa ego diantara kita, contohlah Korsel sebuah negara yang tidak terlalu besar tetapi maju tehnologinya termasuk dibidang kesehatan bahkan merupakan gudangnya dokter spesialis dan rata2 masih muda dan genius, semoga pemerintahan kedepan mampu mewujutkan itu semua , ingat negara kita negara besar dengan 280 juta penduduk dan kita kaya akan sumber2 alam anugerah Tuhan, sem😅ga berhasil.
Korsel negara yg pisah dari agama. Indo bisa nggak??? Mabok terus kok wkkwkwkw
Dpr ngomong gak holistic.....gaji dan jasa dokter sudah dievaluasi belum? Sudah standart apa belum?
Klaim bpjs aja kecil bnget
Klo menurut sy dpr ini hanya pinter dagelan didepan spy dilihat rakyat seolaholah bekerja bela rakyat...tpi sebenarnya hanya memikirkan perutnya sja....
Beli alkes aja banyak2 tapi orang yang kompeten untuk maintenence alat tidak ada, belum setahun alat sudah rusak hubungi vendor yg bawa alat tidak mau tanggungjawab karena sudah selesai proses jual beli, tunggu setahun belum juga proses. Dokternya jadi tidak bisa kerja, sama juga bohong,,jadi penunjang juga penting,,tenaga ahli alat2 medis
Dpr perlu mengkritisi termasuk pola yg mengarah pada monopoli perdagangan farmasih dan pola pengawasan obat makanan yg menyulitkan pedagan farmasih seperti apotek 2.. jgn sampai berdampak pada pengurangan karyawan karena tekanan 2.. bisa melambatkan pertumbuhan ekonomi apa lagi sampai terjadi kebangkrutan akibat tak bisa membiayai gaji dan operasional
Para anggota dewan yg terhormat...kalian kritisnya terlambat...tinggal bbrapa bulan distu...dari awal kritisnya.
Hai DPR waras kah?
Kalian kinerja buruk
251 Proleg hanya 22
Selama 5 th only 10%
#Taukah230Proleg?
Soriti#KajianKinerja
biaya kesehatan di indo terlalu mahal dengan kualitas yg jauh dibawah malaysia dan singapore.
Pajak alat kesehatan masuk pajak barang mewah
Untuk pemenuhan kekurangan dokter2 spesialis yang kurang lebih 29 ribu dokter perlu koordinasi yang kompak antara lembaga2 terkait ( Kemenkes, Idi, Dikti, Kemendiknas ) mari kita kesampingkan rasa ego diantara kita semua, coba kita lihat Korea Selatan sebuah negara yang tidak begitu besar tetapi merupakan gudangnya dokter2 spesialis dan rata2 masih muda dan genius, apa perlu kita berguru kesana, sebagai bangsa kita harus malu.
Emang ada ya yang mikirin rakyat
Iya...harus tunjek point.....bahasa bunga biasa digunakan oleh para penjilat....utk menutupi kebusukannya....dikira negara ini baik baik saja....
Mayoritas rakyat menginginkan kan dokter dari luar karena berharap pengobatan di lakukan dgn sungguh sungguh profesional dgn memberikan obat bermutu tapi murah, selama ini berobat ke dokter karena terpaksa tanpa pelayanan dgn sesungguh hati, bagi mereka pelayanan terbaik itu hanya bagi yg ber duit.
emang lu mampu bayar pake rate dollar ke dr asing ?? hahahaha
Cerdas kalau gak ada modal nampaknya percumah di negara ini..,😂.
dia teman saya dulu...
DITUKER SAMA APA PAK MENKESSSSSSS????? beraninya masukkin dokter asing
Apakah yakin dengan impor dokter asing Itu menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia? Akar masalahnya sepertinya bukan itu. Issue jumlah dokter kurang sudah lama, penerimaan mahasiswa baru FK di PTN dari era tahun 90an smp sekarang tidak bertambah. Yg makin banyak FK swasta. Belum lagi ditambah, sekarang fenomena FK dijadikan lahan cari cuan oleh PTN dan PTS. Bisa di cek sumbangan masuk, SPI, UKT kedokteran (swasta maupun negri) paling mahal diantara jurusan yg lain. Tidak seperti era 90an dimana SPP kedokteran negri tidak ada bedanya dg fakultas lain. Apa peran Pemerintah di dunia pendidikan kedokteran, dan pendidikan perguruan tinggi di Indonesia? Semakin kesini kok kebijakannya bukan makin baik, tapi malah makin bikin kacau dan ruwet..
Ini sukolilo booosss....kkkeeeeekkkk.....😂😂😂😂😂!!!!
bankir jadi menkes itu cuma untuk jadi tukang stempel proyek impor vaksin. dia aja ga tau kalau vaksin ada masa kadaluarsa sampai ada vaksin lewat expired date karena ga cepat dipakai
😂😂
Dpr kalo ada masalah nongolnya telat macam ladusing
Wahai DPR isi polo👻
#DocterSpecialisand
Docter Based. Program
Hospital Ground🙋♂️🙋♀️🙆♂️
Kerjasama dg 5 Neg
Faham coii. Mikir
NKRI RI17 Tim🇮🇩💕
Indonesia Digital Test House.MOU 5.Neg+
#CampusTernamaLN
Maaf#DPRsooPintar
DPR#JadiJaksa yaa👻
DPR#JadiHakim🤣🤣
Lohh jawabannya kok ga ditampilinnom
menkes bankir kan bankir yg ahli bunga bank, tentunya banyak bahasa bunga (bank) alias riba haram, sehingga isi otaknya haram melulu😅😅😅😅😅
Lidah baaal kilu why?
Maaf #Olesapaan?🙉
Manajemen makhluk halus wk wk
Pendidikan dokter , sdh lama terhambat oleh aturan yang lebet oleh organisasi profesinya sendiri, apakah negara akan ters tdk berdaya dalam mengelola faskes secara efektif profesional di negara ini jalan ditempat.
Mahasiswa kedokteran dan coass bukan anggota organisasi profesi, wong jadi dokter aja belum kok. Org profesi ga ngurusi mereka.
Menyalahkan organisasi profesi sebagai biang kerok mahalnya pendidikan dokter itu salah alamat. penentu biaya pendidikan PTN itu rektorat, ya artinya dibawah kemendikbud, bukan organisasi profesi. Yang bikin mahal pemerintah itu sendiri. Lempar batu sembunyi tangan.
Biaya FK PTN sekarang mahal karena PTN BLU, aturan ini pemerintah sendiri yang buat, negara hanya subsidi 30% operasional. You pikir 70% sisanya darimana? Ya dari mahasiswa.
Jadi pertanyaannya, pendidikan dokter hambatan tersesarnya apa? Biaya mahal.
Biaya mahal sebabnya apa?
Jadi siapa penghambat utama pendidikan dokter?
You jawab sendiri
Mungkin perlu pelajaran PMP kayak jaman dulu, biar ada rasa NASIONALISME ...
Bukan orang kesehatan diangkat jadi Menkes, rusak negeri ini.
sama kelasnya sama yang ngangkat nya
Yg dibutuhkan kemampuan management nya karena menjadi menteri tdk harus dokter emang menteri kesehatan mau ikut praktek
Se 7, yang penting staf stafnya orang yg ahli pada bidangnya....
@@supriatikno6244ya okelah kalo memang fokus di manajemen kesehatan, tapi ini malah sampai berkomentar stetoskop itu tdk ilmiah?
Hampir semua pemilik dan juga kepala rumah sakit adalah pengusaha non medis
Merdekadotcom☠️☠️
Hoby comot2 copet2
File#Horor🙆♂️🙆♂️🙆♂️🙆♂️
Lanjut#Ngemeng🤣🤣