The 5th Century Inscription of Jakarta near Kelapa Gading | Candrian Attahiyyat | TEDxJakarta
HTML-код
- Опубликовано: 11 янв 2024
- Do we really know the history of the place we live? Jakarta is an old city, spanning centuries of different kingdom and power governing and shapping the city. One of Indonesia's oldest kingdom, Tarumanagara, actually said to build its capital at the north western part of Java island, in the modern day provices of Jakarta, Banten, and West Java. In one of its inscription found in North Jakarta, in a place which now a residential area, it's stated that the river flowing in the area actually build by King Punawarman of Tarumanagara to mitigate the flood. Let's go in an adventure at Kelapa Gading area Jakarta with this talk to find the legendary river and inscription. Candrian Attahiyyat, is an Indonesian archaeologist specializing in the historical relics of Jakarta. Despite being more than 60 years of age, he remains dedicated to exploring historical sites in Indonesia, particularly Jakarta. His career, initially as a civil servant in the Jakarta Provincial Government's Museum and History Office, spanned until his retirement. A Jakarta native and a cultural enthusiast, Chandrian's love for archaeology was inspired by his grandfather's tales of life during World War II, motivating his lifelong dedication to the field, where currently, he enriches public knowledge of Jakarta's history through videos on RUclips, showcasing his research and and most recent explorations. Candrian's talk was recorded at Keong Emas Taman Mini Indonesia Indah, East Jakarta for TEDxJakarta-a 100% volunteer driven movement commited to ideas worth spreading, visit us at www.TEDxJakarta.org. This talk was given at a TEDx event using the TED conference format but independently organized by a local community. Learn more at www.ted.com/tedx
Lohhh baru tahu ada Pak Chand bersuara di TedX... Banyak penggemar beliau belum tahu sepertinya niii... Love it 🎉🎉🎉🎉🎉❤
Betul
Yuk ajak nonton! ✊🏼
Terima kasih banyak Pak Can sudah membawa kami jalan-jalan ke Kelapa Gading melihat lokasi Kerajaan tertua kedua di Indonesia, sayang sekali sekarang terpolusi parah dan peninggalan yang taken for granted :(
Jadi air itu sudah selalu menjadi tantangan kota Jakarta sejak jaman dahulu kala, sehingga sepertinya sudah begitu buanyak solusi yang dilakukan
Sungai Gomati jadi materi kajian saya dalam Lokakarya Film Tari yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Kemendikbud beberapa bulan yang lalu. Sungai buatan ini sekarang jadi Sungai Cakung Lama. Pada awalnya merupakan sodetan bagi Sungai Chandrabaga yang sudah mengancam Keraton Kerajaan Tarumanagara dengan banjir yang cukup merepotkan. Pasarean yang dimaksud Pak Can merupakan lokasi batu prasasti (Prasasti Tugu) yang memuat informasi tentang penggalian Sungai Gomati. Pada awal ditemukannya batu prasasti ini, bentuknya mirip batu yang tumbuh dari dalam tanah karena memang lokasi pasarean itu sudah tertimbun tanah dan ditumbuhi pohon dengan akar besar. Batu itu muncul dari sela-sela akar, sehingga orang menyebutnya dengan "batu tumbuh". Lokasi ditemukannya batu tumbuh itu menjadi nama kampung, yaitu Kampung Batu Tumbuh dengan jalan bernama Jln. Batu Tumbuh. Kampung Batu Tumbuh berada di Kelurahan Tugu Selatan, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara. Bravo, Pak Can.
Menurut Saya, pembicaraan terkait kondisi peninggalan kuno yang terbengkalai memberikan kesadaran atas urgensi pelestarian peninggalan tersebut. Penyampaiannya sangat jelas dan tegas membuat semuanya terlihat sempurna.
Walau belum pernah bertemu secara langsung, Pak Can adalah idola & guru saya untuk hal2 sejarah terutama sejarah Batavia, karena saya penggemar sejarah Batavia sejak era VOC abad 17-18. Konten2nya sangat mengedukasi dan divideokan dengan simple dan jelas. Sehat selalu pak Can.
Menurut catatan china dari abad ke 5 ; "ada kerajaan di Selatan bernama Tolomo (Taruma) Rumah Para Penduduknya Berdinding anyaman bambu (Bilik) dan atapnya memakai daun kelapa , singasana tempat duduk rajanya terbuat dari gading-gading gajah"
Dahsyaaat, saya pengikut channel Pak Candrian, sejarawan / arkeolog idola.
Wahh keren pak, saya pribumi di JL batu tumbuh, dan prasasti nya sekarang memang ada di lantai atas museum nasional 👏🏻
Karena warga sekitar ga tau sejarahnya sungai tsb Pak Can., makanya mereka ga peduli dgn membuang kotoran di sungai tsb ditambah kurang pedulinya thdp lingkungan. Seandainya dari Pemprov ada edukasi sejarah di tiap2 tempat yg bersejarah n ada pelestarian situs bersejarah, mngkin masyarakat bisa diajak kerjasama utk menjaga kebersihannya n juga perlu dibuat peraturan ketat utk menjaga kebersihan sungai..
Wah keren sih ada Pak Can, sudah lama sekali follow beliau untuk mengenal lebih dalam jejak historis batavia era kolonial hindia belanda. Sukses teruss Pak Can
Kebetulan waktu saya ke museum nasional di jln merdeka dekat monas, saya memang pernah liat prasasti batu ini,.. dan dijelaskan disitu tulisan Palawa abad ke 5 Masehi,… luar biasa ,.. ternyata bangsa kita sudah mengenal huruf sejak abad ke 5 M
Luar biasa presentasi Pak Chandrian Attahiyat, saya pengikut setia channel beliau. Semoga penda DKI merevitalisasi bekas jejak peradaban masa lalu dr nenek moyang kita, bukan kota tua yg bekas peninggalan penjajah.
Penyampaian yang luar biasa atas edukasi mengenai makna sejarah dan budaya sebuah prasasti kekayaan warisan Jakarta, membuat saya sebagai anak muda lebih kenal dengan Jakarta itu sendiri.
Buseeeeeet ada Pak Can !
Pak Chan is the best .we need more people like Pak Chan in this world
Wow. Keren banget bapak ini
Sehat selalu pak Can
Teruskan berkarya Pak Can, saya lahir di jakarta 70 th lalu senang mendengar sejarah kota ku jakarta, saya doakan p. Can selalu sehat dan terus bisa menyampaikan kisah-kisah indah dimasa lalu, Amin Yra.
I wish there were English subs.
Indonesia is such an interesting area.
Cilincing pride kali cakung lama dahulu gomati.
Terima kasih infonya pak 👍👍🌿💥
Pembahasannya sangat menarik dan insightful. Banyak informasi penting dan pesan yang terkandung memberikan kesadaran untuk terus menjaga peninggalan budaya Indonesia.
pak Chan ❤🎉 salam dari Rahmat Tj priok
trims pak chandd
Pak can , panutan saya dlm membuat konten
Saya berterima ke pd pak can yg sudah memberikan informasi tentang sejarah Batavia.. Setiap hr senin tayangannya saya mengikuti nya.. Semoga menjadi keberkahan buat kami yg kurang paham sejarah Batavia.. Sehat selalu pak can.. 🙏🙏🙏
Pak Can, mantap Pak
Kereennn pak,pembawaannya slow tetapi sangat jelas dan tegass 🙏🏻🤩
Krn nonton channel beliau sy udh datang ke kali ini pas sekali dng lokasi di video
Assalamualaikum, wah keren pak Can bicara di TedX👍👍👍
Keren abiz pak Can❤
Mantep si bapak masuk sini 😄
Video yang disampaikan sangat menarik dan memberikan informasi baru yang sangat penting.
National heritages....Dept h of wealth...
baru nonggol nih video pak chand sudah 1 bulan video
Idola ini, pak Can banyak membuka wawasan bagi saya ttg sejarah dan tempat2 menarik yang punya cerita..sehat terus pak Can👍
Huurraa pak Chand!!!
Apa yang disampaikan pak Chan memang kurang lebihnya seperti itu
Kebanyakan yang tinggal di daerah situ adalah masyarakat pendatang, dengan beragam macam latar suku, agama, budaya dan lain lainnya
Hebat Pak Can👍
Bagus sekali Pak Chan🙏🏻🙏🏻👍👍
Menambahkan info sebagai penduduk yang lahir dan tinggal disekitar area tersebut dari tahun 70-an, pada tahun 60-70-an sebenarnya sungai atau kali tersebut masih dapat dilewati, lalu pelan-pelan terjadi pendangkalan dan banyak digunakan oleh penduduk untuk menanam kangkung. Hingga awal 80-an ketika dibuat konstruksi gereja Katolik yang berada paralel dengan gereja Portugis dan letaknya persis di pinggir sungai atau kali gomati, ketika digali untuk pondasi banyak ditemukan benda-benda kuno seperti sendok kuningan dan pecahan piring yang diduga digunakan oleh pemukim Mardjiker atau kerap disebut orang Portugis yang melahirkan musik keroncong Tugu. Namun karena sungai atau kali tersebut tidak pernah dipelihara dengan baik oleh pemerintah lambat laun semakin sempit dan nasibnya seperti yang ditampilkan oleh videonya pak Candrian Attahiyat. Saya yakin kalau digali disekitar sungai tersebut maka akan makin banyak peninggalan yang dapat ditemukan. Termasuk pondasi tembok yang mengelilingi pemukiman Mardjiker yang seperti benteng.
Keren banget talk nya Pak Chand.
Jadi di DKI sekarang ini ternyata m/ penjelasan pak Chan, dahulunya adalah Kerajaan tertua di Indonesia yakni pada abad ke 5 masehi sekitar th 500-600 Masehi bernama kerajaan TARUMA NEGARA dgn Raja bernama Purnawarman yg m/sejarah yg baca adalah adi
PK Chan, jika berkenan, mohon juga di eksplorasi sodetan kali Ciliwung buatan Belanda di lokasi dekat jembatan kereta sekitar kebon pala, jl permata ( kalau tdk salah nama) dimana sodetan tsb menuju /melewati jl bunga, terus ke jl.ahmad Dahlan,/solitude. Pokoknya diseputaran itulah( jl.Matraman Raya ) sudi mampir dsbnya. Sekarang kondisinya bagaimana ya, apakah masih berfungsi?.trims sebelumnya.
org jaman dulu bisa merawat lingkungan, yg katanya org moderen malah merusak fasiltas air
Penasaran kira2 proyek sodetan S. Candrabaga / Kali Cakung di abad ke-5M itu apakah krn ibukota Tarumanegara mengalami masalah drainase (pembuangan limbah atau tergenang banjir), karena kebutuhan air (mandi, cuci, industri), atau untuk membuka jalur transportasi ke pantai (perdagangan, perikanan, pertahanan)?
Air adalah sumber kehidupan yang harus selalu di hargai dan di hormati,ketika manusia mengindahkan bahkan menghina dan merendahkan sebagai tempat pembuangan kotoran,sampah dll maka fungsi air itu tidak lagi jadi sumber kehidupan tapi akan menimbulkan bala dan air akan murka dengan membajiri sekitarnya
Dulu Batu prasasti itu ada disebuah bangunan (Saung) dibawah pohon dikeramatkan dan batu itu tenggelam dalam tanah ..hingga menonjol sebagian hingga disebut batu tumbuh.. lazimnya dikerajaan sunda batu prasasti ditempatkan dikabuyutan..seperti di batu tulis Bogor atau pasarean karang kamulyan Ciamis..itulah yang pernah baca di majalah Intisari.. sayang tempat bersejarah tak ada lagi..padahal bagi masyarakat Sunda kabuyutan dan pasarean ibarat candi bagi orang jawa.
Lah gw tinggal di batu tumbuh. Sejarahnya keren juga.
Sehat selalu pak Chan..😅❤
penyampian yang sangat tegas dan penjelasan yang menarik membuat kita terinspirasi untuk menjaga kelestarian peninggalan sejarah
Siaaap... nenek moyang capek2 gali sungai (bayangin cara galinya jaman itu.. capek bngt) eh penduduknya sekarang malah buangin sampah kesitu.. boro2 ngerawat. Salah siapa? Salah pemerintah ga pernah kasih informasi sejarah... boro2 penyuluhan
Monas harusnya di kampung Batu Tumbuh ya Pak Can ... Lebih historis.
Purnawarman adalah sdr dari Mulawarman yg di Kutai Kaltim. Jadi lebih tua dari Majapahit, Singosari, Sriwijaya, borobudur dll.
Selamat siang pak Can, mengupas kanal buatan itu ya pak Can,
Kali itu yg mengarah ke Jl.Kramat Jaya sudah tak ada lagi, sedangkan yg mengarah ke cilincing melewati areal TPU Semper dikenal dg nama Sungai Begog (berliku liku tak mengalir), jadi prasasti Batu Tumbuh ada di Museum Nasional
?
Bikin video dokumenternya pak
ada di kanal RUclipsnya pak Can
hebatnya belanda terhadap negara jajahan, prassati saja diselamatkan untuk masa depan
Pak Can, mungkin prajurit dan rakyat Tarumanegara yg dibawa ke jkt di masa lalu adalah sebagai cikal bakal warga betawi selain orang2 yg dibawa dari berbagai daerah ke jkt sebagai tenaga kerja dan prajurit untuk melwan penjajah.
Eh....ada si babe di sini....
Save kali gomati
Keep on exploring..our national heritage...😂
channel apa ini pak can?
Sayangnya video ini tidak ada terjemahan teks bahasa inggrisnya jadi tidak bisa dimengerti dunia internasional... PR untuk yg buat video ini yah...
Sehat selalu Pak Can