Semoga Kraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran Solo tetap LESTARI Baik Keseniannya, Kebudayaannya, Adat Istiadat juga Tradisinya Juga didukung oleh Masyarakat Solo bersama dgn Pemerintah Solo 🙏🏻🇮🇩
Menjaga & melestarikan budaya (Jawa) khususnya warisan yang berujud benda & tak benda, adalah kewajiban kita bersama sebagai masyarakat Indonesia (Jawa), karena hal itu merupakan identitas kita sendiri, yang ketika hilang maka kita bukan siapa2x lagi di kehidupan dunia ini. Contoh nyata yang aktual adalah kehebatan bangsa Jepang, Cina, India dll yang tetap maju & modern tanpa kehilangan identitas nya
Bedanya Keraton Mataram Surakarta dan Pura Kadipaten Mangkunegaran, sudah jelas bukan bahwa Keraton itu Pusat Kerajaan, kalau Pura Kadipaten itu bukan seperti Keraton, Pura Kadipaten Mangkunegaran itu pusat Pemerintahan Adipati dahulu Kadipaten itu dibawah Kerajaan, penguasa Kerajaan itu Raja, kalau penguasa Kadipaten itu Adipati, ini jelas beda, maka orang yang tidak mengerti ada pemberitaan Pura Mangkunegaran disebut Keraton, lalu Adipati yang baru diberitakan disebut Raja, ini jelas beda, lalu aturan Bangunan yang jelas juga beda antara Keraton dan Pura Kadipaten, Keraton bangunannya mempunyai Alun2 baik alun2 Utara maupun Selatan masing2 ada pohon beringin kembar pakai pagar kurungan, kalau Pura Kadipaten jelas tidak punya Alun2 dan tidak boleh pasang Pohon Beringin Kembar pakai pagar kurungan, ini jelas aturannya. Dari sini saja anda sudah bisa membedakan antara Keraton Mataram Surakarta ini sebutan yang benar dng Pura Kadipaten Mangkunegaran, perlu diketahui juga Keraton Surakarta itu Pusat Pemerintahan terakhir dari Kerajaan Mataram Islam Tanah Jawa, maka kalau mengebut Keraton Surakarta ifu yang benar KERATON MATARAM SURAKARTA HADININGRAT, berbeda juga dng Keraton Kasultanan Yogyakarta yang diawali oleh beliau Eyang Sultan HB I atau Eyang Pangeran Mangkubumi, sehingga kita tahu dan mengerti kasultanan Yogyakarta itu tugelannya Mataram Tanah Jawa Surakarta Hadiningrat, jadi yang Mataram terakhir itu justru di Surakarta ini, bisa dibaca Sejarahnya. Nuwun.
Salam hormat sembah sungkem keluarga besar keraton surakarta keraton solo keraton jogyakarta kami keluarga besar cangga selir raja yg terpisah karena situasi perang beberapa puluh tahun silam semoga keluarga besar keraton senantiasa diberikan anugera kesejahteraan dan kedamaian selalu
Yang sangat disayangkan di Keraton Surakarta adalah : 1. Halaman Sasana Sumewa/Pagelaran terlihat kusam, kotor dan jadi lahan parkir mobil/motor, sangat tidak elok kalau 'teras istana' tidak dijadikan area privasi yang steril dan bersih dari aktifitas warga, mestinya bersih dan rapi karena Sasana Sumewa adalah bagian dari komplek Keraton atau jendela dan pintu pertama Keraton itu sendiri. 2. Halaman Kemandungan lor masih dijadikan area/jalan umum lalu lalang kendaraan umum, padahal itu adalah area keramat/sakral dan merupakan halaman dari Keraton (wilayah komplek Kraton menuju inti kraton) miris melihatnya bagaikan Kraton yang tidak berharga dan 'ditranyak' oleh warga yang bebas lalu lalang, sederhananya kita mondar mandir masuk di halaman rumah orang saja tidak sopan, apalagi ini KERATON. Sangat berbeda dengan di Kraton Jogjakarta dimana kndaraan bermotor WAJIB MENUNTUN jika memasuki halaman kemandungan lor dan dengan membungkukkan badan ketika mlewati halaman keraton. 3. Tidak adanya empati/simpati warga Baluwerti kpada prajurit keraton yang sedang berbaris, seperti tidak mnghargai udah hilang unggah ungguhnya naik motor kencang hampir menabrak prajurit yang sedang berbaris, hal ini kontras terlihat di Keraton Jogjakarta berjalan di muka prajurit saja dilarang apalagi melewati dengan motor bisa langsung dikejar 'dikepruki'.
@@solokita mungkin adakan kerjasama dan studi banding ke keraton jogja pkualaman dan mngkunegaran , justru lbih rapi dan bersih dibnding Kasunanan Surakarta
alasan yg mendasar krn faktor finansial shg proses pemeliharaan kurang baik, shg sebagian digunakan untuk lhn parkir sbg pemasukan...jd setelah kraton menyatakan bergabung dg RI..banyak aset2 kraton yg diambil pemerintah shg kraton nyaris tdk ada pemasukan
@@maspanji4794 sebenarnya sama dengan di Kraton Jogja maupun puro pakualaman, bedanya kalau di Kraton Jogja dan pakualaman penataan parkir lebih rapi dan ter-manajemen, misalkan di Kraton Jogja parkir motor ada di area mesjid agung, rotowijayan dan pekapalan, sedangkan area mobil di pratjimosono barat pagelaran, sedangkan bis bis besar di taman parkir bank indonesia dan ngabean, area jualan juga diatur hanya bisa jualan di luar pagar area pagelaran dan kemandungan lor. Sehingga area Kraton dari Pagelaran sampai siti hinggil kidul rapi, bersih, sakral agar auranya terpancar positif dan lebih sakral sehingga masyarakat akan lebih hormat sama keraton. Mungkin kerjasama dengan pemkot Solo lbih dibangun lagi.
Keraton Kasunanan Surakarta terlihat tidak terawat dan tidak terpelihara dengan baik dibandingkan Puro Mangkunegaran, apakah disebabkan oleh adanya konflik di internal keluarga keraton kasunanan surakarta, sehingga tidak ada yang memperhatikan kondisi dari keraton dan sekitarnya...
sebenarnya DIS ( Daerah Istimewa Surakarta ) lbh dahulu terbentuk ( bisa cari di google ) tp di Surakarta saat itu kondisi tdk stabil spt yoga yg saat itu sbg ibukota negara , dan di Surakarta timbul gerakan anti swapraja ol3h golongan kiri, yg berakibat kepatihan dibakar habis, pepatih dalem diculik dan dibunuh, shg DIS dibekukan..jd sebenarnya DIS tdk dibubarkan
Wah indah kratonya , siapa Rajanya pak ? , kok gak pernah dengar kalau di kraton Jogya Namanya jelas Sri Sultan H X, . Nggih matur nuwun keterangipun njih Pak , Salam saking Singosari Malang wilayah Ratu Kendedes Ibu raja raja Jawa termasuk 2 kraton Jogja dan Solo ,tapi kebnyakan lupa sama ibunya yang di Singosari Malang 😆😁😂
Njih leres ms ....ratu ken dedes meniko saged katelah ibu dri ratu tanah jowo.liripun menawi mboten salah makaten silsilahipun Singasari majapahit demak pajang mataram islam kartosuro kasunanan solo kasultanan yogyo meniko satu trah keturunan saking singosari /saking ken ddes.mekaten menawi mboten salah.meniko pamanggih kulo.menawi salah kl nyuwun pangapunten
Wonten sejarahipun trah Singosari wonten bukunipun Ronggowarsito kalian negara keragama catatan Empu Prapanca lan buku tokoh budaya Cina yang termashur pada zaman Majapahit dan setelahnya
karaton Surakarta adalah sebuah negara, sedangkan Mangkunegaran Kadipaten miji, Dahulu Pemimpin Mangkunegaran yg menobatkan Susuhunan Pakubuwono ( Raja Kraton Surakarta ) dan Mangkunegara punya kewajiban sowan ke Karaton Surakarta, scr fisik perbedaan a.l. Mangkunegaran tdk blh punya Alun alum, tdk blh punya ringin kembar, tdk ada sitihinggil , tidak ada singgasana dan tdk blh bermahkota, Mangkunegaran setara Kadipaten jd gelar yg dipakai KGPAA ( Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ) atau setara putra Raja
Semoga Kraton Surakarta dan Puro Mangkunegaran Solo tetap LESTARI
Baik Keseniannya, Kebudayaannya, Adat Istiadat juga Tradisinya
Juga didukung oleh Masyarakat Solo bersama dgn Pemerintah Solo 🙏🏻🇮🇩
Mantap.... Terima kasih.... 🙏
Menjaga & melestarikan budaya (Jawa) khususnya warisan yang berujud benda & tak benda, adalah kewajiban kita bersama sebagai masyarakat Indonesia (Jawa), karena hal itu merupakan identitas kita sendiri, yang ketika hilang maka kita bukan siapa2x lagi di kehidupan dunia ini.
Contoh nyata yang aktual adalah kehebatan bangsa Jepang, Cina, India dll yang tetap maju & modern tanpa kehilangan identitas nya
Mantap
Rahayu kang sarwa.tinemu.
Kumuh sekali keraton solo
Saat ini proses revitalisasi
Bedanya Keraton Mataram Surakarta dan Pura Kadipaten Mangkunegaran, sudah jelas bukan bahwa Keraton itu Pusat Kerajaan, kalau Pura Kadipaten itu bukan seperti Keraton, Pura Kadipaten Mangkunegaran itu pusat Pemerintahan Adipati dahulu Kadipaten itu dibawah Kerajaan, penguasa Kerajaan itu Raja, kalau penguasa Kadipaten itu Adipati, ini jelas beda, maka orang yang tidak mengerti ada pemberitaan Pura Mangkunegaran disebut Keraton, lalu Adipati yang baru diberitakan disebut Raja, ini jelas beda, lalu aturan Bangunan yang jelas juga beda antara Keraton dan Pura Kadipaten, Keraton bangunannya mempunyai Alun2 baik alun2 Utara maupun Selatan masing2 ada pohon beringin kembar pakai pagar kurungan, kalau Pura Kadipaten jelas tidak punya Alun2 dan tidak boleh pasang Pohon Beringin Kembar pakai pagar kurungan, ini jelas aturannya. Dari sini saja anda sudah bisa membedakan antara Keraton Mataram Surakarta ini sebutan yang benar dng Pura Kadipaten Mangkunegaran, perlu diketahui juga Keraton Surakarta itu Pusat Pemerintahan terakhir dari Kerajaan Mataram Islam Tanah Jawa, maka kalau mengebut Keraton Surakarta ifu yang benar KERATON MATARAM SURAKARTA HADININGRAT, berbeda juga dng Keraton Kasultanan Yogyakarta yang diawali oleh beliau Eyang Sultan HB I atau Eyang Pangeran Mangkubumi, sehingga kita tahu dan mengerti kasultanan Yogyakarta itu tugelannya Mataram Tanah Jawa Surakarta Hadiningrat, jadi yang Mataram terakhir itu justru di Surakarta ini, bisa dibaca Sejarahnya. Nuwun.
Terima kasih
88888888888888
Mantap
Salam hormat sembah sungkem keluarga besar keraton surakarta keraton solo keraton jogyakarta kami keluarga besar cangga selir raja yg terpisah karena situasi perang beberapa puluh tahun silam semoga keluarga besar keraton senantiasa diberikan anugera kesejahteraan dan kedamaian selalu
Aamiin.....
Alhamdulillah semoga bermanfaat dan berkah bersama keluarga Semuanya untuk Jawa Tengah Indonesia 🙏🇮🇩 Ok serius terimakasih
Terima kasih atas dukungannya semoga berkah untuk kita semua
Ò
Yang sangat disayangkan di Keraton Surakarta adalah :
1. Halaman Sasana Sumewa/Pagelaran terlihat kusam, kotor dan jadi lahan parkir mobil/motor, sangat tidak elok kalau 'teras istana' tidak dijadikan area privasi yang steril dan bersih dari aktifitas warga, mestinya bersih dan rapi karena Sasana Sumewa adalah bagian dari komplek Keraton atau jendela dan pintu pertama Keraton itu sendiri.
2. Halaman Kemandungan lor masih dijadikan area/jalan umum lalu lalang kendaraan umum, padahal itu adalah area keramat/sakral dan merupakan halaman dari Keraton (wilayah komplek Kraton menuju inti kraton) miris melihatnya bagaikan Kraton yang tidak berharga dan 'ditranyak' oleh warga yang bebas lalu lalang, sederhananya kita mondar mandir masuk di halaman rumah orang saja tidak sopan, apalagi ini KERATON. Sangat berbeda dengan di Kraton Jogjakarta dimana kndaraan bermotor WAJIB MENUNTUN jika memasuki halaman kemandungan lor dan dengan membungkukkan badan ketika mlewati halaman keraton.
3. Tidak adanya empati/simpati warga Baluwerti kpada prajurit keraton yang sedang berbaris, seperti tidak mnghargai udah hilang unggah ungguhnya naik motor kencang hampir menabrak prajurit yang sedang berbaris, hal ini kontras terlihat di Keraton Jogjakarta berjalan di muka prajurit saja dilarang apalagi melewati dengan motor bisa langsung dikejar 'dikepruki'.
Semoga kedepan ada pembenahan-pembenahan kembali sehingga makin baik lagi
@@solokita mungkin adakan kerjasama dan studi banding ke keraton jogja pkualaman dan mngkunegaran , justru lbih rapi dan bersih dibnding Kasunanan Surakarta
alasan yg mendasar krn faktor finansial shg proses pemeliharaan kurang baik, shg sebagian digunakan untuk lhn parkir sbg pemasukan...jd setelah kraton menyatakan bergabung dg RI..banyak aset2 kraton yg diambil pemerintah shg kraton nyaris tdk ada pemasukan
@@maspanji4794 sebenarnya sama dengan di Kraton Jogja maupun puro pakualaman, bedanya kalau di Kraton Jogja dan pakualaman penataan parkir lebih rapi dan ter-manajemen, misalkan di Kraton Jogja parkir motor ada di area mesjid agung, rotowijayan dan pekapalan, sedangkan area mobil di pratjimosono barat pagelaran, sedangkan bis bis besar di taman parkir bank indonesia dan ngabean, area jualan juga diatur hanya bisa jualan di luar pagar area pagelaran dan kemandungan lor. Sehingga area Kraton dari Pagelaran sampai siti hinggil kidul rapi, bersih, sakral agar auranya terpancar positif dan lebih sakral sehingga masyarakat akan lebih hormat sama keraton. Mungkin kerjasama dengan pemkot Solo lbih dibangun lagi.
mungkin kedepan bisa dibenahi stlh revitalisasi terealisasi, krn dibutuhkan dana yg tidak sedikit, semrntara yogya ada dana keistimewaan
Ternyata alun" nya juga di pager
Dulu tidak dipagar... karena banyak pedagang yang tidak tertib menggunakan alun-alun utara akhirnya terpaksa dipagar
Kirain diperlihatkan sampai dalam ternyata cuma luarnya saja, hadeh
Iya... dari sisi luar
Keraton Kasunanan Surakarta terlihat tidak terawat dan tidak terpelihara dengan baik dibandingkan Puro Mangkunegaran, apakah disebabkan oleh adanya konflik di internal keluarga keraton kasunanan surakarta, sehingga tidak ada yang memperhatikan kondisi dari keraton dan sekitarnya...
Perenungan untuk kita semua
Mengapa kasunanan/mangkunegaran surakarta tidak menjadi daerah istimewa seperti jogjakarta alias menjadi sebuah propinsi DIY
Pertanyaan yang bagus dan menarik. Dan saya juga belum menemukan jawaban nya. Teman-teman yang tahu ditunggu jawabannya ya...
@@solokita Semoga chanel/konten ini sebentar lagi bisa mencari dan memgetahui jawabannya terimakasih
@@solokita Darimana anggaran untuk perawatan keraton maupun beaya untuk menggaji para punggawanya... terimakasih
sebenarnya DIS ( Daerah Istimewa Surakarta ) lbh dahulu terbentuk ( bisa cari di google ) tp di Surakarta saat itu kondisi tdk stabil spt yoga yg saat itu sbg ibukota negara , dan di Surakarta timbul gerakan anti swapraja ol3h golongan kiri, yg berakibat kepatihan dibakar habis, pepatih dalem diculik dan dibunuh, shg DIS dibekukan..jd sebenarnya DIS tdk dibubarkan
@@maspanji4794 Waduh eman... golongan kiri apa komunis yg memang anti monarchi.... andai seperti jogya Insya Allah pariwisatanya akan ramai
Itu sepatu yg di pake prajuritnya apa jg sudah ada pd zaman keraton dulu?
Saya kurang perhatikan mas bro
Wah indah kratonya , siapa Rajanya pak ? , kok gak pernah dengar kalau di kraton Jogya Namanya jelas Sri Sultan H X, . Nggih matur nuwun keterangipun njih Pak , Salam saking Singosari Malang wilayah Ratu Kendedes Ibu raja raja Jawa termasuk 2 kraton Jogja dan Solo ,tapi kebnyakan lupa sama ibunya yang di Singosari Malang 😆😁😂
Di Solo namanya Sunan Pakubuwana
Njih leres ms ....ratu ken dedes meniko saged katelah ibu dri ratu tanah jowo.liripun menawi mboten salah makaten silsilahipun
Singasari majapahit demak pajang mataram islam kartosuro kasunanan solo kasultanan yogyo meniko satu trah keturunan saking singosari /saking ken ddes.mekaten menawi mboten salah.meniko pamanggih kulo.menawi salah kl nyuwun pangapunten
Wonten sejarahipun trah Singosari wonten bukunipun Ronggowarsito kalian negara keragama catatan Empu Prapanca lan buku tokoh budaya Cina yang termashur pada zaman Majapahit dan setelahnya
karaton Surakarta adalah sebuah negara, sedangkan Mangkunegaran Kadipaten miji, Dahulu Pemimpin Mangkunegaran yg menobatkan Susuhunan Pakubuwono ( Raja Kraton Surakarta ) dan Mangkunegara punya kewajiban sowan ke Karaton Surakarta, scr fisik perbedaan a.l.
Mangkunegaran tdk blh punya Alun alum, tdk blh punya ringin kembar, tdk ada sitihinggil , tidak ada singgasana dan tdk blh bermahkota, Mangkunegaran setara Kadipaten jd gelar yg dipakai KGPAA ( Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya ) atau setara putra Raja
Terima kasih telah berkunjung ke channel mengenal kota Solo
Prajuritnya yg pakai keris kebalik ya itu
Ya mas untuk prajurit memang cara pakai kerisnya sudah benar seperti itu. Berbeda dengan pemasangan atau pemakaian keris untuk hajatan atau resepsi
MANTAP SALAM BUDAYA NUSANTARA DAMAI BHINNEKA TUNGGAL IKA NKRI GUSTI ALLAH AMBERKAHI KITA SAMI🤝👍👍👍👍😗😗💖💖💪💪🇮🇩🌏
Semoga sukses selalu untuk Kota Solo dan kita semua
@@solokita AMIN HALLELUYA PUJI GUSTI AMBERKAHI KITA SAMI🤝👍👍👍👍😗😗💖💖💪💪🇮🇩🌏
GAJI ABDI DALEM KRATON SDH TDK SESUAI ZAMAN ?? DI KRATON JUGA ADA KORUPSI FAKTA BKN FITNAH
Terimakasih telah berkunjung ke channel Mengenal Kota Solo
kalau mmng dikorupsi laporkan saja...