Dalam Legenda berdirinya Kerajaan Buton, Ratu pertama kami adalah cucu dari Raja Melayu Palembang yg mnjadi satu2nya keturunan Sultan Delhi di India (Raja Suran/Sultan Iltutmish) yg beragama Islam. Dimana ibunya telah dinikahkan oleh kakeknya dgn Raja Cina yg sedang ingin memperluas kekuasaannya di sekitar Laut Perca dan Ujung Laduni. Setahun kemudian, anak dan cucu perempuan Raja Melayu dipulangkan kembali dan tinggal di Johor bersama para pedagang muslim dan orang2 pelarian dari cina. Di Johor, mereka ditugaskan Raja Cina utk melaporkan keadaan pelayaran dan perdagangan disekitar Laut Perca. Namun karna pernikahan itu, ditahun yg sama Raja Jawa Singasari yg bermusuhan dgn Raja Cina karena sama2 ingin menguasai daerah melayu kemudian mengirim pasukan besarnya ke Sumatera yg dipimpin oleh adik Raja Jawa sendiri yg bernama Raja Manyuba. Disana Raja Jawa telah memiliki sekutu Raja Malayu di Jambi. Sehingga Raja Melayu Palembang yg tdk memiliki pasukan besar kemudian bermigrasi ke Tanjungpura dan membangun kerajaan baru disana dan menjadikan putranya sebagai raja. Akan tetapi Raja Manyuba berhasil menyusul mereka. Utk menghindari perang yg tidak seimbang, Raja Jawa menikahkan putri bungsunya dengan Raja Manyuba dan menjadikan adik Raja Jawa tersebut sebagai raja Tanjungpura yg baru dengan gelar Raja Hyang Ta. (konon tokoh ini juga sempat mnjadi Raja di Luwuk/Sulawesi dengan gelar Raja Bhattara Lattu). Dari pernikahan ini kemudian lahir dua orang anak laki2. salah seorang diantaranya kelak akan menjadi Raja di Padang dan Jambi. Sedangkan seorang lagi menikahi sepupunya sendiri yg lari dari Johor akibat kekalahan Cina dalam menyerang Jawa. Mereka bertemu di Pulau Buton dimana anak Raja Cina tiba lebih dulu dengan dikawal oleh seorang dari tiga panglima perang Raja Cina bersama sisa pasukannya ketika berperang di Jawa. Sementara anak Raja Manyuba ditemukan secara tidak sengaja karena tersangkut dijaring seorang anak nelayan. Anak nelayan ini kemudian menjadi pelayan setianya sampai akhir hayat. Kedua cucu Raja Melayu Palembang ini kemudian dinikahkan dan menjadi Raja di Pulau Buton. Setelah menikahkan putri pertama mereka dan menjadikannya sbg Ratu Kedua, pasangan ini kemudian berangkat ke Jawa disaat Raja Majapayi meninggal. Di Jawa, Raja Buton tsb diangkat sbg Betara Tumapel oleh Raja Jawa yg baru. Dalam rombongan itu, ikut pula anak nelayan yg menemukan Raja Buton ketika hanyut di laut. Setelah Raja Jawa tersebut meninggal, ia kemudian menikahi adik perempuan Raja Jawa tsb, karena disaat diangkat mnjadi Raja menggantikan kakaknya, perempuan tsb belum bersuami. Sementara anak nelayan yg selalu setia menemaninya diangkat sbagai Mahapatih Gajahmada. Bagaimana dengan Ratu Buton yg dipoligami? Karena kecewa, tokoh ini kemudian kembali ke Palembang dan meninggal disana. Sang Ratu dikebumikan berdampingan dgn makam raja dan bangsawan Palembang yg lain. Di Buton, sang ratu disebut sebagai Wa Kaaka (kakak perempuan) berdasarkan panggilannya dari adik sepupunya yg menjadi suaminya. Namanya sendiri adalah Raden Galuh Sementara suaminya yg merupakan anak raja Tanjungpura disebut sebagai Si Batara. Namanya adalah Raden Inu. Disebut S Batara karna di Jawa ia pernah menjadi Betara di Tumapel. Sedangkan anak nelayan yg menjadi Mahapati Gajahmada kami sebut sebagai Sangariana yg sangat gemar menyadap Pohon aren utk dijadikan tuak. Sangariana berdarah Melayu asli karena neneknya berasal dari Padang sementara kakeknya berasal dari Pulau Liat (wilayah kekuasaan Palembang). Sementara ibunya adalah asli dari Buton sendiri. Raja Cina yg menjadi ayah kandung Ratu Buton adalah Raja Kubhilai Khan. Sayangnya, versi Buton ini sangat berbeda dgn Legenda Melayu yg mngatakan bahwa anak Raja Cina ini akan menjadi Raja2 Cina berikutnya. Padahal dalam Legenda Buton, anak Raja Cina trsebut adalah seorang perempuan yg akan berkuasa di Buton dan menjadi asal usul dari semua Bangsawan Kaomu Buton saat ini (pewaris monarki Kerajaan/Kesultanan). Sedangkan orang2 Melayu Padang dan Palembang yg pertama kali berdiam di Pulau Buton merupakan asal usul dari Bangsawan Walaka Buton (Penyelengara adat yg mendampingi Bangsawan Kaomu). Walaupun kami terkesan TIDAK diakui sebagai keturunan Raja Palembang oleh para sejarawan, tetapi kami tetap bangga menjadi Orang Buton yg merupakan keturunan dari 3 emperium besar dunia pada masanya, yaitu keturunan Turki dari Kesultanan Delhi, keturunan Mongol dari Dinasti Yuan serta keturunan Melayu dari Sriwijaya Palembang... 🙏🙏🙏
dulu sekitar tahun 2017-2018 saya pernah bermimpi bertemu seorang putri berpakaian seperti orang jaman dahulu seperti putri raja tapi wajahnya samar dalam mimpi itu dia hanya mengatakan nama dia putri kembang dadar dan mungkin secara kebetulan kamar tempat saya tidur itu tepatnya rumah nenek saya dinding kamarnya di temepelin koran-koran bekas dan saya iseng baca koran itu ada informasi soal putri kembang dadar itu wow apa kebetulan saja atau bagaimana dan saya searching di google ternyata benar adanya putri kembang dadar asal Sumatera Selatan dan sampai sekarang belum sempat ziarah ke sana saya sudah terlanjur merantau ke luar negeri pertanyaannya apa arti mimpi saya ini ?
Bagi yang membutuhkan penyembuhan medis , non medis & Pelatihan, Silahkan hub di no 08994215098
Terima kasih ibuk telah berkunjung ke makam
iya sama-sama, kebetulan lagi keliling palembang
Assalamualaikum Ibuk saya hadir buk
Iya terima kasih
ASSALAMUALAIKUM
Hadir mantap menambah ilmu sejarah bukit si guntang.penonton setia ARIADNA FAMILY.
ok deh thanks
gallery kya museum penuh catatan sejarah
iya sekalian merangkap
Dalam Legenda berdirinya Kerajaan Buton, Ratu pertama kami adalah cucu dari Raja Melayu Palembang yg mnjadi satu2nya keturunan Sultan Delhi di India (Raja Suran/Sultan Iltutmish) yg beragama Islam. Dimana ibunya telah dinikahkan oleh kakeknya dgn Raja Cina yg sedang ingin memperluas kekuasaannya di sekitar Laut Perca dan Ujung Laduni. Setahun kemudian, anak dan cucu perempuan Raja Melayu dipulangkan kembali dan tinggal di Johor bersama para pedagang muslim dan orang2 pelarian dari cina. Di Johor, mereka ditugaskan Raja Cina utk melaporkan keadaan pelayaran dan perdagangan disekitar Laut Perca. Namun karna pernikahan itu, ditahun yg sama Raja Jawa Singasari yg bermusuhan dgn Raja Cina karena sama2 ingin menguasai daerah melayu kemudian mengirim pasukan besarnya ke Sumatera yg dipimpin oleh adik Raja Jawa sendiri yg bernama Raja Manyuba. Disana Raja Jawa telah memiliki sekutu Raja Malayu di Jambi. Sehingga Raja Melayu Palembang yg tdk memiliki pasukan besar kemudian bermigrasi ke Tanjungpura dan membangun kerajaan baru disana dan menjadikan putranya sebagai raja. Akan tetapi Raja Manyuba berhasil menyusul mereka. Utk menghindari perang yg tidak seimbang, Raja Jawa menikahkan putri bungsunya dengan Raja Manyuba dan menjadikan adik Raja Jawa tersebut sebagai raja Tanjungpura yg baru dengan gelar Raja Hyang Ta. (konon tokoh ini juga sempat mnjadi Raja di Luwuk/Sulawesi dengan gelar Raja Bhattara Lattu). Dari pernikahan ini kemudian lahir dua orang anak laki2. salah seorang diantaranya kelak akan menjadi Raja di Padang dan Jambi. Sedangkan seorang lagi menikahi sepupunya sendiri yg lari dari Johor akibat kekalahan Cina dalam menyerang Jawa. Mereka bertemu di Pulau Buton dimana anak Raja Cina tiba lebih dulu dengan dikawal oleh seorang dari tiga panglima perang Raja Cina bersama sisa pasukannya ketika berperang di Jawa. Sementara anak Raja Manyuba ditemukan secara tidak sengaja karena tersangkut dijaring seorang anak nelayan. Anak nelayan ini kemudian menjadi pelayan setianya sampai akhir hayat. Kedua cucu Raja Melayu Palembang ini kemudian dinikahkan dan menjadi Raja di Pulau Buton. Setelah menikahkan putri pertama mereka dan menjadikannya sbg Ratu Kedua, pasangan ini kemudian berangkat ke Jawa disaat Raja Majapayi meninggal. Di Jawa, Raja Buton tsb diangkat sbg Betara Tumapel oleh Raja Jawa yg baru. Dalam rombongan itu, ikut pula anak nelayan yg menemukan Raja Buton ketika hanyut di laut. Setelah Raja Jawa tersebut meninggal, ia kemudian menikahi adik perempuan Raja Jawa tsb, karena disaat diangkat mnjadi Raja menggantikan kakaknya, perempuan tsb belum bersuami. Sementara anak nelayan yg selalu setia menemaninya diangkat sbagai Mahapatih Gajahmada.
Bagaimana dengan Ratu Buton yg dipoligami?
Karena kecewa, tokoh ini kemudian kembali ke Palembang dan meninggal disana. Sang Ratu dikebumikan berdampingan dgn makam raja dan bangsawan Palembang yg lain.
Di Buton, sang ratu disebut sebagai Wa Kaaka (kakak perempuan) berdasarkan panggilannya dari adik sepupunya yg menjadi suaminya. Namanya sendiri adalah Raden Galuh Sementara suaminya yg merupakan anak raja Tanjungpura disebut sebagai Si Batara. Namanya adalah Raden Inu. Disebut S Batara karna di Jawa ia pernah menjadi Betara di Tumapel. Sedangkan anak nelayan yg menjadi Mahapati Gajahmada kami sebut sebagai Sangariana yg sangat gemar menyadap Pohon aren utk dijadikan tuak. Sangariana berdarah Melayu asli karena neneknya berasal dari Padang sementara kakeknya berasal dari Pulau Liat (wilayah kekuasaan Palembang). Sementara ibunya adalah asli dari Buton sendiri. Raja Cina yg menjadi ayah kandung Ratu Buton adalah Raja Kubhilai Khan. Sayangnya, versi Buton ini sangat berbeda dgn Legenda Melayu yg mngatakan bahwa anak Raja Cina ini akan menjadi Raja2 Cina berikutnya. Padahal dalam Legenda Buton, anak Raja Cina trsebut adalah seorang perempuan yg akan berkuasa di Buton dan menjadi asal usul dari semua Bangsawan Kaomu Buton saat ini (pewaris monarki Kerajaan/Kesultanan). Sedangkan orang2 Melayu Padang dan Palembang yg pertama kali berdiam di Pulau Buton merupakan asal usul dari Bangsawan Walaka Buton (Penyelengara adat yg mendampingi Bangsawan Kaomu).
Walaupun kami terkesan TIDAK diakui sebagai keturunan Raja Palembang oleh para sejarawan, tetapi kami tetap bangga menjadi Orang Buton yg merupakan keturunan dari 3 emperium besar dunia pada masanya, yaitu keturunan Turki dari Kesultanan Delhi, keturunan Mongol dari Dinasti Yuan serta keturunan Melayu dari Sriwijaya Palembang... 🙏🙏🙏
terima kasih atas informasi, tetap semangat
view nya bagus bagus2
yup betul
Ikut Nyimak ka...
ok sip
dulu sekitar tahun 2017-2018 saya pernah bermimpi bertemu seorang putri berpakaian seperti orang jaman dahulu seperti putri raja tapi wajahnya samar dalam mimpi itu dia hanya mengatakan nama dia putri kembang dadar dan mungkin secara kebetulan kamar tempat saya tidur itu tepatnya rumah nenek saya dinding kamarnya di temepelin koran-koran bekas dan saya iseng baca koran itu ada informasi soal putri kembang dadar itu wow apa kebetulan saja atau bagaimana dan saya searching di google ternyata benar adanya putri kembang dadar asal Sumatera Selatan dan sampai sekarang belum sempat ziarah ke sana saya sudah terlanjur merantau ke luar negeri pertanyaannya apa arti mimpi saya ini ?
Buka chanel sapu lidi, beliau putri kembang dadar nampak hadir & wujud putri wanita cantik
Asalmk
Mba siapanya kh. Amiruddin syah
muridnya
Maaf saya tanya buk khodamnya putri kembang dadar ada dirangga siapa ibuk Kun fa yskun atas izin Allah SWT istilah zaman sekarang Paranormalnya