Bagai mana bisa mengampuni orang yang suka menghakimi kita....mulut bisa mengampuni tapi hati terngeangngeang. Terus... 🔥🔥🔥Faktanya memang begitu...jadi harus sempurna gmanacara ya....Bu 🙏
Ulangan 4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Yoh 21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu. 2 Tes 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis. 1 Tim 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
Spt sy (semua kakak2+adik2) , kali kita mati, diapain ya ? Kita semua bnyk nyakitin (melawan) ortu yg baik sekali ❤. Sy menyesal sekali stlh mereka meninggal. Sy juga sdh mulai berdoa sejak kira2 20 thnan. Skrng sy berdoa The Lord Prayer + Salam Maria dng tanda salib. Sy belum Catholic. Sy jaraaaang sekali ke greja. Sy bermula Protestan, dibabtis 2009, 59 thn. Sy bingung thdp iman sy. Skrng sy bisa menngerti ttng Maria sbg bunda Allah. Mmohon nasihatnya mas & mbak Tay. Tuhan Yesus memberkati.❤ 🙏🙏🙏
Syalom Murni Pancawati, Pertama-tama kita bersyukur atas rahmat yang bekerja dalam diri Anda sehingga timbul penyesalan atas dosa yang pernah diperbuat di masa lalu. Dalam Gereja Katolik, kita mengenal adanya tujuh sakramen sebagai tanda dan juga sarana kehadiran Allah di tengah umat-Nya untuk menguduskannya. Salah satunya adalah Sakramen Tobat, atau disebut juga Sakramen Pengakuan Dosa, atau Sakramen Rekonsiliasi, dimana kita dapat mengakukan dosa kita kepada seorang Imam, dan diperdamaikan dengan Allah, sesama dan diri sendiri. Tindakan Anda untuk berdoa dan mendoakan orangtua yang sudah berpulang adalah baik sekali, tentu tidak ada doa yang sia-sia. Gereja selalu mendoakan arwah semua orang beriman di dalam setiap perayaan Ekaristi, karena kita sadari kita ada dalam persekutuan dengan para kudus (baik yang ada di Surga maupun yang masih berada dalam Purgatorium). Kita juga syukuri, bahwa Anda memperoleh pengertian tentang Bunda Maria, yang telah diberikan Tuhan Yesus menjadi Ibu bagi semua umat beriman. Dengan pendampingan, teladan, dan doa-doa dari Bunda Maria, pastilah kita akan bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, dan kita akan selalu dibawa lebih dekat lagi pada Yesus Putranya. Akhir kata, kami turut mendoakan agar Anda tidak lagi mengalami kebingungan terhadap iman Anda, tetapi marilah terus haus dan mencari kebenaran, bahkan kepenuhan kebenaran yang ada dalam Gereja Katolik, Gereja yang satu dan sama yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri (bdk Mat 16 : 18-19). Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Natalia G.Y.
Shalom pak Stef dan ibu Inggrid saya pernah mendengarkan argumentasi Kitab suci tentang perkataan Nabi Yesaya "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."(Yes 64:6). Berdasarkan ayat ini ada yang memberikan interpretasi bahwa perbuatan kasih kitapun tidak dapat menyelamatkan, tetapi hanyalah iman saja pada Yesus pasti selamat(Yoh 10:28), saya mempertanyakan apakah ajaran ini menyangkali ajaran Iman Gereja Katolik bahwa iman harus disertai perbuatan?
Salam Rafael, Keselamatan, jika kita mengacu kepada keseluruhan ayat-ayat dalam Kitab Suci, adalah suatu proses, dan bukan hanya diberikan sesaat langsung dan final oleh Allah, tanpa melibatkan apapun dari pihak manusianya. Keselamatan sebagai tujuan yang diperoleh melalui proses, inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Nah, paham yang mengatakan bahwa hanya iman saja yang menyelamatkan, kebanyakan bertumpu pada pengertian bahwa keselamatan itu diberikan sesaat saja langsung oleh Allah, dan setelah itu, tak peduli apa yang dilakukan setelahnya, orang itu pasti selamat. Atau sering disebut rumusan: “sekali selamat pasti selamat” (once saved always saved). Nah, Gereja Katolik tidak mengajarkan demikian. Gereja Katolik mengajarkan bahwa rahmat untuk membawa kepada keselamatan itu memang diberikan atas inisiatif Allah, tetapi untuk sampai kepada keselamatan itu sendiri diperlukan kerjasama dari manusia yang menerimanya. Maka keselamatan itu tak diperoleh hanya karena rahmat Allah oleh iman (Ef 2:8), tetapi juga harus disertai dengan perbuatan kasih (Gal 5:6), agar iman itu tidak mati (Yak 2:26). Iman itu harus disertai dengan pertobatan dan Baptisan (Kis 2:38; Mrk 16:16); dan harus dipertahankan dengan setia sampai mati (Why 2:10). Kita menerima keselamatan dalam Kristus Yesus yang adalah kepala (2Tim2 :10) dan karena itu kita mesti tergabung menjadi anggota-anggota Tubuh-Nya, yaitu sebagai anggota jemaat yang ada dalam kesatuan dengan Kepalanya yaitu Kristus (Ef 5:22-33). Dan jemaatNya adalah jemaat yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus (Mat 16:18), yang sampai sekarang ada dalam Gereja Katolik. Nah sekarang bagaimana dengan interpretasi Yes 64:6? Ayat itu mesti dibaca dalam kaitan dengan ayat sebelumnya yaitu: “Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (Yes 64:5-6). Dari sini kita ketahui bahwa kesalehan menjadi seperti kain kotor, jika kita berdosa. Tetapi kalau kita “melakukan yang benar” (Yes 64:5) artinya: melakukan perbuatan baik di jalan yang ditunjukkan Allah, malah Allah akan menyongsong kita! Ini adalah yang eksplisit dikatakan di ayat 5, tepat sebelum ayat yang Anda tunjukkan itu. Maka artinya, iman tidak boleh dipisahkan dari pertobatan dan perbuatan baik/ benar. Inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Dan juga ini menunjukkan bahwa jika kita membaca kitab Suci, kita tidak boleh memisahkan satu ayat dari ayat lainnya. Atau kita berpegang pada suatu paham/ ide, lalu mencari ayat yang kira-kira cocok, dan bukannya memperoleh pengertian yang benar dengan memperhitungkan keterkaitan ayat yang satu dengan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci. Lalu bagaimana dengan ayat Yoh 10:28? Ayat itu mengatakan: “Dan Aku [Yesus] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Di sini tidak dikatakan secara eksplisit bahwa hanya dengan iman saja kita diselamatkan. Ayat ini ada dalam kesatuan dengan ayat sebelumnya (ay. 27), sehingga artinya, mereka yang diberi hidup kekal adalah mereka yang mendengarkan suara Tuhan Yesus dan mengikuti-Nya. Nah ini kan memang benar, sebab kalau kita sungguh mengikuti Yesus, maka kita menaati semua perintah-Nya, termasuk bertobat, dibaptis, berbuat baik/ kasih, beriman sampai akhir, bergabung penuh dalam Gereja-Nya, bersatu dengan Dia sebagai Kepala kita. Jika semua ini kita lakukan, tentu Yesus menggenapi janji-Nya, untuk memberikan hidup yang kekal kepada kita. Demikianlah Rafael, yang dapat kami tanggapi tentang pertanyaan Anda. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.
Terima kasih sama-sama, Christian. Puji syukur kepada Tuhan! Wah... Iya diadakan quiz supaya tambah semangat... Semoga Tuhan Yesus memberkati mu juga dan keluarga!
Shallom saya rindu mendapat jawaban dari pertanyaan saya, terutama mengenai surga, kelak saat kita masuk ke dalam kerajaan surga apakah saya melihat Allah saja (satu sosok), atau Allah dan Yesus Kristus (dua sosok). Mohon jawabannya.. Tuhan Yesus memberkati
Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa dengan tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketika memasuki Surga, maka jiwa-jiwa memandang Allah dari muka ke muka (beatific vision), dan bukan hanya Bapa saja atau Yesus saja.
@@corneliuspulung9426 terima kasih atas jawabannya Pak, namun sy belum begitu paham, krn selama ini saya melihat gambar atau lukisan ttg Allah dan disebelah kanan ada Yesus yg juga duduk di tahta.. Apakah kira2 seperti itu jika kita ada di kerajaan surga? Terima kasih
@@donachita5516 "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - (1 Kor 2:9). Surga itu adalah misteri dan sulit untuk digambarkan, karenanya deskripsi St. Paulus di atas juga berlaku untuk kehidupan yang dijalani di Surga. Gambar atau lukisan tentang Allah tidak lain adalah gambaran yang samar2 karena itu adalah upaya manusia memahami seperti apa Surga itu. Tentunya apa yang sungguh dijalani di Surga melampaui semua penggambaran itu. Namun yang lebih penting bagi kita adalah bagaimana kita menjalani kehidupan kita di dunia sehingga kita layak untuk berbahagia bersama Allah di Surga. Mari kita jalani hidup kudus semampu kita di dunia ini, sehingga kelak kita bisa bersama Allah dan para kudus di Surga.
Salam mateussarmento690 Di dalam Kitab Suci, Neraka digambarkan sebagai tempat yang dipenuhi ratapan dan kertak gigi (Matius 8:12), serta api yang kekal (Matius 25:41) dan api ini menyiksa mereka (Wahyu 14:11) . Di Neraka inilah, orang-orang mengalami keterpisahan dari Allah untuk selamanya (2 Tesalonika 1:19). Dikatakan pula bahwa di Nerakalah tempat setan-setan dan iblis berada (2Petrus 2:4). Neraka adalah tempat bagi mereka yang sampai akhir hidupnya menolak untuk percaya dan bertobat. “Enyahlah daripada-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal” (Matius 25:41). Sementara itu, Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian. Pemurnian dalam Api Penyucian berbeda dengan siksa Neraka. Jiwa-jiwa ini kelak akan memasuki Surga, hanya saja perlu dimurnikan dahulu karena belum suci sepenuhnya. Sementara, jiwa-jiwa di Neraka terpisah dari Allah untuk selamanya, tidak akan memasuki Surga. Rasul Paulus mengajarkan bahwa pada akhirnya segala pekerjaan kita akan diuji oleh Tuhan. “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1Korintus 3:15) Api ini tidak mungkin merupakan api neraka, sebab dari api neraka tidak ada yang dapat diselamatkan. Api ini juga bukan surga, sebab di surga tidak ada yang ‘menderita kerugian’. Sehingga ‘api’ di sini menunjukkan adanya kondisi tengah-tengah, di mana jiwa-jiwa mengalami kerugian sementara untuk mencapai surga. Selengkapnya mengenai Neraka dapat dibaca di tautan berikut www.katolisitas.org/apa-yang-diajarkan-oleh-gereja-katolik-tentang-neraka/ Selengkapnya mengenai Api Penyucian dapat dibaca di tautan berikut www.katolisitas.org/bersyukurlah-ada-api-penyucian/ Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Theodora Xenia Sunjoto
Salah satu bentuk Kasih Karunia Allah = Pemurnian di Dunia = Ketika kita memikul Salib / Menderita bukan karena kesalahan kita, melainkan karena Kasih kita kepada Allah
Salam Felix, Ya, Gereja Katolik mengajarkan umatnya untuk mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal. Tidak ada batas waktunya, karena orang-orang yang sudah meninggal tidak lagi terikat oleh waktu seperti di bumi yang dibatas waktu yang dihitung dari peredaran bumi mengelilingi matahari, jadi ada waktu sekian hari, bulan, tahun dst. Mereka yang sudah ebralih dari dunia ini tidak terikat waktu lagi. Maka masa pemurnian mereka di Purgatorium/ Api Penyucian (seandainya jiwa tersebut belum dapat langsung masuk Surga), tergantung dari sejauh mana Allah sudah memandangnya siap untuk memandang Allah di Surga. Karena umumnya kita tidak dapat mengetahui tentang hal ini (kekecualian mungkin ada pada sejumlah orang kudus yang diberi rahmat khusus sehingga dapat mengetahui hal ini berkenaan dengan jiwa-jiwa tertentu), maka umat Katolik tetap mendoakan orangtua/ kerabat/ saudara/ sahabat nya yang telah meninggal dunia. Selanjutnya tentang mengapa kita mendoakan jiwa-jiwa orang-orang yang sudah meninggal dunia, silakan membaca artikel ini: www.katolisitas.org/mengapa-kita-mendoakan-jiwa-orang-orang-yang-sudah-meninggal/ Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas
Shalom @nicholasimbun7459, Ajaran iman mengenai Api Penyucian tidak secara eksplisit tercantum di dalam Kitab Suci. Namun ada cukup banyak ayat Kitab Suci yang memberikan dasar terhadap iman akan adanya Api Penyucian. Sebagaimana halnya istilah “Trinitas” juga tidak tercantum di Alkitab, namun kita mengimaninya secara penuh, dari banyak peristiwa, pengajaran, maupun kata-kata Yesus sendiri di dalam Kitab Suci, yang mendasari iman kita akan eksistensi Allah Tritunggal. Api Penyucian didasarkan pada iman yang ditopang oleh berbagai ayat dalam Kitab Suci, salah satunya dari Ibrani 12:14 "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan" dan dari Wahyu 21:27 "Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu." Jelasnya, dengan memelihara kekudusan sampai akhir, kita bisa memasuki Kerajaan Surga dan bersatu dengan Tuhan. Sementara dalam kehidupan ini seringkali kita belum sepenuhnya atau bahkan masih jauh dari jalan kekudusan. Kita masih sering berbuat dosa. Sementara Allah meminta kita untuk terus berjuang menjadi sempurna, dari Matius 5:48 "Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna". Memang kasih karunia Allah oleh penebusan Kristus akan menghapus dan mengampuni seluruh dosa yang kita akui dan sesali dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Namun setiap dosa ada konsekuensinya, sekalipun dosa itu sudah disesali dan sudah diampuni oleh Tuhan. Tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, mengalami konsekuensi dosa. Yang harus ditanggung sebagai akibat dari perbuatan mereka, misalnya dialami Adam dan Hawa (Kej 3), Kain yang membunuh Habel (Kej 4), Musa dan Harun (Bil 20), Raja Daud yang berzinah ( 2Sam 12-13), bangsa Yehuda yang tidak setia (2Taw 36). Api penyucian adalah suatu proses pemurnian yang terjadi karena ada konsekuensi dari dosa yang harus ditanggung, atau siksa dosa sementara. Siksa dosa sementara terjadi dari dosa-dosa ringan atau dari dosa-dosa berat yang sudah diampuni. Hal ini dapat terjadi selama masih hidup di dunia atau setelah kematian, di Api Penyucian. Dalam Matius 12:32 kita baca: “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak”. Dunia yang akan datang yang dimaksud di sini bukan surga, di mana tidak ada lagi dosa yang harus diampuni. Juga bukan neraka, di mana keterpisahan dengan Allah adalah keadaan yang tetap sehingga tidak ada pengampunan lagi. Dalam banyak ayat di Kitab Suci juga dijelaskan bahwa Allah menguji dan memurnikan kita dengan api dan penderitaan, dinyatakan dalam Mzm 66:10-12, Dan 11: 35 serta 12:10, Zak 13:9, Keb 3:6. Perbuatan kita akan diuji, dinyatakan lebih jelas dalam 1Kor3:11-15, 1 Ptr 1:7. Ini tidak terjadi di surga karena di surga, semua sudah lulus uji, dan tidak di neraka karena di sana tidak ada lagi kesempatan. Semoga penjelasan singkat ini menjawab pertanyaan Anda Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Caecilia Triastuti
@@KatolisitasAdmin jadi untuk apa *ALLAH DATANG SEBAGAI ANAK MANUSIA MENEBUS DOSA MANUSIA* kalau ternyata *manusia masih di SIKSA API* sia2 penebusan KRISTUS.
Kalo kita meninggal dunia apakah kita masih mengingat orang yg kita cintai didunia? Apakah kita akan dipertemukan oleh jodoh kita setelah meninggal dunia? Kalau tidak bertemu saat setelah meninggal, berarti cinta itu hanya berlaku utk manusia yg hidup ya
Salam Andros, Walau tak tertulis secara detail tentang keadaan kita kelak setelah beralih dari dunia ini, tetapi jika kita memasuki kehidupan kekal bersama Tuhan maka, kita akan menjadi seperti Kristus: “Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1Yoh 3:2) Nah, kalau kita menjadi sama seperti Kristus yang adalah Sang Kebijaksanaan Allah, dan “kebijaksanaan mengetahui dan memahami segala-galanya” (Keb 9:11), maka dari sini kita mempunyai pengharapan yang kuat, bahwa kita masih akan mengenal orang-orang yang kita cintai di dunia ini, termasuk dengan pasangan hidup kita (suami atau istri), orangtua dan anak cucu kita. Sebab Kristus mengenal kita semua baik di dunia maupun di Surga; maka jika kita menjadi “seperti” Dia, maka kita pun akan mengenal mereka. Hanya saja di Surga kelak, tidak lagi ada perkembangbiakan, sehingga tidak ada istilah “kawin dan dikawinkan” sebagaimana dipahami menurut pengertian duniawi, sebagai cara untuk memperoleh keturunan. Sebab di Surga semua sudah sempurna, maka tidak ada lagi pertumbuhan, dari bakal anak menjadi anak, dari bayi menjadi tua. Semua di Surga sudah mencapai kesempurnaannya, sehingga dikatakan “hidup seperti malaikat” (Mat 22:30). Maka kasih itu tidak hanya untuk orang-orang di dunia. Di Surga, kita malah akan semakin mengenal dan mengetahui segala sesuatu dan menjadi sempurna di dalam kasih, sebab dikatakan: “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.... Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1Kor 13:8-13) . Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas
@Andros cc, Kita tidak kehilangan memori kehidupan kita pada saat meninggal dunia. Namun, kebahagiaan kita yang utama di Surga adalah pada melihat Allah muka dengan muka, dan tentu saja berkumpul bersama Bunda Maria, para kudus dan para malaikat di Surga. Rasul Yohanes menuliskan, bahwa kita akan menjadi sama seperti Kristus, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (lih. 1Yoh 3:2). Mari bersama-sama kita mengarahkan hati pada hal-hal yang diatas, di mana Kristus ada (lih. Kol 3:1). Salam kasih dalam Kristus Tuhan, katolisitas
Syalom mau bertanya: apa di Katolik dosa itu terbagi dosa besar dan dosa kecil? Bukan nya dihadapan Tuhan Yesus semua dosa itu sama. Pertanyaan ini muncul karena saya membaca di google pak STEFANUS dan Bu Ingrid menjawab pertanyaan penanya
Shalom Felix, Adanya perbedaan dosa berat dan dosa ringan diajarkan dalam 1Yoh 5:16-17, yaitu, dosa berat adalah dosa yang mendatangkan maut, dan dosa ringan, tidak mendatangkan maut. Selanjutnya tentang hal tersebut, silakan membaca di artikel ini: www.katolisitas.org/apakah-dosa-berat-dan-dosa-ringan/ Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.org
@@katolisitas_official syalom juga . Ok mengenai dosa kecil dan dosa besar sy sudah mengerti Krn membaca artikel ibu Rita wahyu seperti ini ( hanya sebagain yg sy kutip. Tanya : Ada -dua ayat ini bikin saya bingung di Yohanes 5:16-17 Pertanyaannya: Apa sih yang dimaksudkan dengan: 1. Dosa yang tidak mendatangkan maut, dan 2. Dosa yang mendatangkan maut di kedua ayat ini? God bless! JAWAB : 1 Yohanes 5:16-17 5:16 LAI TB, Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa. KJV, If any man see his brother sin a sin which is not unto death, he shall ask, and he shall give him life for them that sin not unto death. There is a sin unto death: I do not say that he shall pray for it. TR, εαν τις ιδη τον αδελφον αυτου αμαρτανοντα αμαρτιαν μη προς θανατον αιτησει και δωσει αυτω ζωην τοις αμαρτανουσιν μη προς θανατον εστιν αμαρτια προς θανατον ου περι εκεινης λεγω ινα ερωτηση Translit, ean tis idê ton adelphon autou hamartanonta hamartian mê pros thanaton aitêsei kai dôsei autô zôên tois amartanousin mê pros thanaton estin hamartia pros thanaton ou peri ekeinês legô ina erôtêsê 5:17 LAI TB, Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut. KJV, All unrighteousness is sin: and there is a sin not unto death. TR, πασα αδικια αμαρτια εστιν και εστιν αμαρτια ου προς θανατον Translit, pasa adikia hamartia estin kai estin hamartia ou pros thanaton Sebelum menjawab pokok pertanyaan, agaknya ayat diatas "kontradiksi" dengan Roma 6:23a * Roma 6:23a Sebab upah dosa ialah maut; Memang upah dosa itu maut, dan pasti maut jikalau seseorang tidak menyambut tawaran keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekarang kita baca lebih lengkap Roma 6:23 sbb : * Roma 6:23 Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita. Roma 6:23 mengkontraskan "maut" vs "hidup kekal", hidup kekal terjadi karena dosa manusia terhapus oleh karya Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Didalamnya dapat kita tarik pengertian : Meski berdosa yang mendatangkan maut oleh karena iman kepada Kristus maut ini tergantikan dengan hidup yang kekal. ----- Nah apa yang dimaksud dengan "dosa yang tidak mendatangkan maut" dalam 1 Yohanes 5:16-17. Apalagi Rasul Yohanes dalam ayat-ayat diatas tidak memerincikan apa itu "dosa yang tidak mendatangkan maut". Namun hal tersebut dapat kita mengerti kalau kita sudah paham apa yang dimaksud Tuhan Yesus Kristus dalam ayat ini : * Matius 12 : 31-32 12:31 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. 12:32 Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak. Inilah dosa yang tak terampuni yaitu hujat terhadap Roh Kudus. Hujat/dosa terhadap Roh Kudus ini, tidak ada pengampunannya, inilah dosa yang pasti mendatangkan maut (kematian kekal) karena tidak ada pengampunannya.
@@felixgumuru2707 Salam Felix, Channel Katolisitas dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran-ajaran resmi Gereja Katolik. Tentang dosa berat dan dosa ringan sudah kami sampaikan di link ini: www.katolisitas.org/apakah-dosa-berat-dan-dosa-ringan/ Penjelasannya tidak sama dengan yang Anda kutip di atas. Dosa berat tidak identik dengan dosa menghujat Roh Kudus. Dosa menghujat Roh Kudus itu ada penjelasannya tersendiri, seperti sudah pernah kami sampaikan di video ini: ruclips.net/video/djH-mP9D3pY/видео.html Salam, Katolisitas
Pak STEFANUS saya menbac di google pak menjawab pertanyaan dengan mengatakan di neraka bisa lagi ke sorga setelah menerima penyucian dosa apa ajaran Katolik begitu atau?
Shallom pa Stef dan bu Ingrid ijin bertanya soal langit dan bumi yg baru. Seumpama kita sudah di surga sebelum akhir jaman, lalu terjadi akhir jaman. Artinya langit dan bumi yg baru ini suatu tempat atau keadaan yg berbeda lagi yang bukan surga apakah betul sperti itu?
Salam Nat", Keadaan langit dan bumi yang baru disebutkan dalam KGK 1042-1049. www.katolisitas.org/tentang-langit-dan-bumi-yang-baru/ Keadaan Surga (persatuan dengan Allah) nya itu baru, dalam artian, sekarang Surga yang baru itu melibatkan juga "semesta alam yang akan dibaharui" (KGK 1042) dan "semuanya baru (Why 21:5, KGK 1044), dimana tercapai "suatu persekutuan orang-orang tertebus sebagai kota suci Allah" (Why 21:2; KGK 1045); di mana terdapat keadilan, kebahagiaan yang melampaui segala kerinduan dalam hati manusia (KGK 1048). Seperti apakah itu wujud persisnya, hanya mungkin kita ketahui jika saatnya tiba. Kita sekarang ini hanya menerima janji-janji Allah, penggenapannya baru dapat kita ketahui kelak. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas
Mau bertamya... Ada kel yg memberi kesaksian, bahwa dia pernah mati suri. Mati sehari kmdn hidup lagi ( sudah pengumuman gereja segala) Lalu bercerita, bahwa saat mati, , dia diajak berkeliling surga😮 Mohon penjelasan nya cici koko, mungkin kah itu
Shalom Caroline, Dalam pemahaman Katolik, konsep "mati suri" tidak secara eksplisit dijelaskan dalam doktrin atau ajaran resmi Gereja Katolik yang bersumber dari Magisterium, yaitu otoritas pengajaran Gereja. Magisterium, yang terdiri dari Paus dan para uskup, bertugas menjelaskan dan menginterpretasikan ajaran-ajaran iman Katolik, termasuk Kitab Suci dan Tradisi Suci. Konsep mati suri, yang sering kali diartikan sebagai pengalaman mendekati kematian atau keadaan di mana seseorang tampaknya mati tetapi kemudian kembali ke kehidupan, lebih banyak dibahas dalam konteks medis atau pengalaman pribadi daripada sebagai bagian dari ajaran teologis Katolik resmi. Dalam ajaran iman Katolik, fokus utama terkait kematian dan kehidupan setelah kematian adalah pada kebangkitan dan kehidupan kekal, seperti yang diajarkan dalam Kredo dan ajaran-ajaran lainnya. Diskusi mengenai pengalaman mendekati kematian atau mati suri biasanya tidak termasuk dalam ajaran resmi Gereja tetapi lebih kepada pengalaman spiritual pribadi yang bisa bervariasi dan bersifat subjektif. Jadi, sementara Gereja Katolik menghormati pengalaman spiritual pribadi, termasuk mereka yang mungkin telah mengalami mati suri, tetapi konsep ini tidak dianggap sebagai bagian dari doktrin resmi Gereja. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Susan Aryanthi
Shalom pak Stef dan ibu Inggrid, KGK 1031 mengutip 1 Ptr 1:7 yang diinterpretasikan sebagai purgatorium, ada teman saya yang mengatakan bahwa interpretasi ini salah api yang memurnikan disini bukan api penyucian, berdasarkan ayat sebelumnya yaitu 6. Bagaimana tanggapan terhadap paparan ini?
Salam Rafael, Memang pemurnian jiwa kita dapat dialami sejak di dunia ini, tetapi jika pemurnian jiwa ini belum tuntas sepenuhnya, maka masa pemurnian ini akan dilanjutkan di Api Penyucian. Hal ini terjadi, karena setiap dosa membawa akibat buruk pada jiwa, dan seseorang harus 'membayar ganti rugi akibat dosa' ini sampai tuntas (lih. Luk 12:59). Ini mesti diperbaiki dengan melibatkan diri kita, dengan bantuan rahmat Allah. Contoh akibat dosa adalah pada orang yang ketagihan obat atau mabuk. Meski ia sudah bertobat dan dosanya sudah diampuni, masih ada akibat pada jiwa yang harus diperbaiki. Salah satunya, orang yang bersangkutan harus lebih tekun berdoa, menjauhi kemungkinan berbuat dosa (agar tidak jatuh dalam dosa itu lagi), melatih pengendalian diri dengan bermatiraga, atau memberikan diri untuk melayani orang lain, agar tidak berfokus pada diri sendiri. Nah, tapi kalau ini belum tuntas dilakukan di dunia atau tak lama setelah pertobatannya orang ini meninggal dunia, maka jiwanya masih perlu dimurnikan dari cinta diri berlebihan semasa hidupnya, yang membuatnya lebih menomorsatukan benda-benda ciptaan daripada Tuhan. Jiwa ini masih perlu disempurnakan dalam kasih, sehingga dapat bersatu dengan Sang Kasih yaitu Allah sendiri. Perlunya pemurnian dari akibat dosa ini juga berlaku pada dosa-dosa lainnya, bukan hanya dosa ketagihan atau mabuk. Gereja Katolik mengajarkan adanya Purgatorium tidak hanya dengan berdasarkan satu ayat, tetapi banyak ayat dalam Kitab Suci dan juga atas dasar Tradisi Suci sejak Gereja awal (bahkan sebelumnya, karena sudah dicatat di Kitab Makabe dalam Perjanjian Lama) dan Magisterium. Itulah sebabnya dasarnya cukup kuat, dan tidak berubah sampai sekarang. Ajaran yang menolak Purgatorium itu malah baru timbul di abad ke-16 (berdasarkan ajaran Martin Luther), atau malah baru sama sekali ditolak di abad ke 19, dengan dikeluarkannya Kitab Makabe dari Kitab Suci Kristen non Katolik, karena kitab tersebut paling jelas menunjukkan adanya pemurnian setelah kematian, sehingga jiwa-jiwa di sana perlu didoakan). Tetapi dari Gereja awal sampai abad 16 sebenarnya semua umat Kristiani mengimani adanya Purgatorium. Semoga Roh Kudus membimbing kita untuk dapat mengenali ajaran yang benar dan lengkap dan yang sebaliknya. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas.
@Rafael Kirimang, menurut saya memang benar penjelasan kawan bapak utk ayat 1Ptr1:7 itu identik dg 1Kor 3:12-15 dimana ayat2 tsb sebenarnya menjelaskan suatu saat keimanan umatNYA akan mendapat ujian dalam kehidupannya di dunia dan yg terbesar ujiannya di saat menjelang akhir jaman , dimana kekuatan keimanannya digambarkan spt kayu, ,jerami, emas dan perak. Karena kalau kita baca perkataan Yesus mengenai "Hal ber jaga2" di banyak ayat serta juga kalau kita baca Mat 16:27 dapat disimpulkan sesorang setelah mengalami kematian sudah tidak akan lagi mengalami pembersihan atas dosa2 yg dibawa mati, karena dia harus bertanggung jawab dg segala apa yg telah diperbuat selama hidupnya. Gbu 🙏
@@katolisitas_official Syalom, di dalam 1Kor 3: 12-15 firman Allah mengajarkan kpd kita bahwa jika umatNYA tahan uji (tidak terbakar) dalam situasi/kondisi sulit /kekurangan .....dia tetap dapat menjalani hidupnya dg damai sejahtera upah di dunia dan tentunya pasti mendapat upah surgawi yaitu Hidup Kekal (ayat 14), sedangkan di ayay 15 nya utk yg tidak tahan uji dia akan merasakan kehidupan di dunia tidak merasakan damai sejahtera dikiaskan spt orang kepanasan (cepat marah, kesal dsb ).... namun diapun tetap mendapat Hidup Kekal karena konteks perikop ini dasar imannya adalah Kristus (ayat 11) dan tentunya pahala mahkota yg didapatnya kelak pasti berbeda antara yg tahan uji dan yg tidak tahan uji. Allah dalam pengajaranNYA .....ujian/pencobaan selalu diumpamakan dg api yg membakar utk memurnikan ketaatan iman umatNYA spt halnya di kitab Zakaria 13 :9. Gbu🙏
@@martinuswinata3556 Shalom, Dituliskan "sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. *Karena hari Tuhan akan menyatakannya* , sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu" (1Kor 3:13) Kapan pekerjaan seseorang diuji, mendapat upah, kalau terbakar ia sendiri diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api? (1Kor 14-15) Semua ini dinyakan pada HARI TUHAN (1Kor 3:13). *Jadi apakah HARI TUHAN mengacu pada pemurnian di dunia ini atau pemurnian setelah kematian?* Salam kasih dalam Kristus Tuhan, katolisitas
Hi Bu Wiwik.. Sebagai umat katolik, kita wajib menjalankan apa yang diajarkan Kristus melalui GerejaNya. Dalam hal sakramen pengakuan dosa, Gereja mengajarkan bahwa kuasa melepas dan mengampuni diberikan Kristus kepada para rasul & penerusnya ( uskup & pembantu uskup / pastur),maka melalui mereka lah kita mengakukan dosa mereka. Walaupun demikian, KGK jg mengajarkan bahwa dalam hal tertentu ( tdk memungkinkan untuk menerima sakramen tobat di gereja), maka sikap tobat sempurna ( perfect act of contrition) bisa mendatangkan pengampunan bagi kita - walaupun Gereja mensyaratkan untuk tetap menerimakan sakramen tobat langsung sesaat setelah keadaan kembali memungkinkan.. Semoga membantu 🙏.. AMDG
Di mana Yesus berkata kalau semua hal harus ada tertulis eksplisit dalam Kitab Suci? Pembahasan lengkap tentang Api Penyucian, termasuk dasar biblisnya, dapat ditemukan dalam artikel berikut: www.katolisitas.org/bersyukurlah-ada-api-penyucian/
Kok dokma Katolik hampir mirip dan tetangga islam ya contoh yg pernah suatu baca tentang ajaran islam ; 1. Di islam mendoakan arwah orang orang -orang yg sudah meninggal di Katolik juga begitu menurut jawaban pak di google 2. Di islam ada ajaran mencuci dosa di neraka baru kersorga di Katolik juga begitu menurut jawaban pak di google. 3.di Islam hitam menghapus dosa di Katolik juga ada surat menghapus dosa tapi yg ini telah di hilangkan Krn penyalahgunakan wewenang aja pada masa itu
Lagi pengajaran yg sesat ttg api penyucian khatolik bagi arwah2 yg telah mati dalam dosa. Karena tdk memiliki dasar2 Alkitab yg jelas dan benar.....sebab kitab Makabe bukan masuk dlm 66 kitab2 Kanonik Alkitab. Dlm Alkitab, pengajaran Purgatori khatolik ini dikenal dgn Praktek Paham Nikolaus (Wahyu 2: 6) yang dibenci oleh Jesus Kristus sendiri. Karena penyucian bagi2 jiwa2 atau arwah2 yg berdosa hanya berlaku bagi orang2 yg masih hidup, sesuai Kitab Daniel 12: 10, Kitab Zakharia 13: 8-9; Maleakhi 3: 2-3; I Korintus 3: 10-15. Lagi2 Lukas 16: 19-31.....menyatakan bahwa yaitu sudah tidak ada hubungan antara jiwa2 yg sdh mati dlm dosa (yang telah ditampung sementara di Dunia Orang Mati atau Sheol) dgn orang2 yg masih hidup. Lagi pula anugrah Keselamatan bagi jiwa2 yg sdh mati dlm dosa....sdh tertutup anugrah keselamatan Allah (Kitab Yesaya 38: 28), Bahkan Paham purgatori khatolik adalah sesat.. sesat. ..dan sesat karena juga bertentangan dengan Wahyu 20: 12-15 dan Ibrani 9: 27.
Kan di Tuhan Yesus tidak mengajarkan hal-hal seperti itu kenapa dokma Katolik seperti itu contoh nya: ke neraka di suci kan dulu baru ke sorga . Bukannya sorga dan neraka itu bersifat kekal.. Berikut Tuhan Yesus tidak mengajarkan mendoakan arwah yg sudah meninggal kenapa dokma Katolik mengajarkan seperti itu.
Naaahhh begini dong para ahli imab ajaran Katolik jgn malu2 kucing muncul wartakan ajaran iman Katolik kpd by umat yg suam2 kuku dan bny mdh berubah haluan akibat godaan lingkungan dr kaum mayoritas (cari aman dr umat Katolik)
Salam Noor, Apakah maksud pertanyaan Anda: Kalau konsekuensi dosa berat adalah neraka, mengapa dikatakan Yesus di salib untuk menebus dosa umat? Ya, karena penebusan dosa itu melibatkan dua pihak. Yaitu dari pihak Allah yang menebus dosa, dan manusia yang ditebus dosanya. Dari pihak Allah, Allah telah menyediakan penebusannya, yaitu melalui Kristus yang telah wafat disalibkan; Ia mewakili umat manusia yang tak dapat menebus dosa mereka sendiri. Namun demikian, dari pihak manusia, untuk menerima rahmat penebusan itu, ia harus bertobat terlebih dahulu. Tobat itu dinyatakan dengan kesediaannya untuk menerima rahmat itu dengan iman dan dibaptis, hidup sesuai dengan imannya dengan perbuatan kasih, melakukan semua ajaran-Nya dan setia sampai wafat. Orang berdosa itu seperti “berhutang” pada Allah. Pengampunan sebagai “tebusan hutang” sudah disediakan Allah, tetapi dari pihak manusia, ia harus mau datang ke “bank” dan menjalankan syarat-syaratnya untuk dapat menerima tebusan itu. Demikianlah, penebusan dosa selalu melibatkan juga tanggapan manusia terhadap kasih karunia Allah yang telah ditunjukkan-Nya melalui kurban Kristus di salib sebagai “tebusan” bagi dosa-dosa umat manusia, sebab upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Allah mengutus Sabda-Nya untuk mengambil rupa manusia, yaitu Yesus Kristus, agar Ia dapat mengalami maut itu, dan bangkit mengalahkannya, agar dengan demikian manusia dapat beroleh penebusan/ pengampunan dosa. Namun pengampunan itu mesti diterima dengan hati yang bertobat, dengan iman, Baptisan, perbuatan kasih, ketaatan akan semua perintah-Nya, kesetiaan sampai akhir hayat seperti telah disebutkan di atas. Salam kasih dalam Kristus Tuhan, Katolisitas
Syalom mau bertanya: apa di Katolik dosa itu terbagi dosa besar dan dosa kecil? Bukan nya dihadapan Tuhan Yesus semua dosa itu sama. Pertanyaan ini muncul karena saya membaca di google pak STEFANUS dan Bu Ingrid menjawab pertanyaan penanya
Bagai mana bisa mengampuni orang yang suka menghakimi kita....mulut bisa mengampuni tapi hati terngeangngeang. Terus... 🔥🔥🔥Faktanya memang begitu...jadi harus sempurna gmanacara ya....Bu 🙏
Hidup kekal didalam Kristus Yesus saya Percaya .
Ulangan 4:2 Janganlah kamu menambahi apa yang kuperintahkan kepadamu dan janganlah kamu menguranginya, dengan demikian kamu berpegang pada perintah TUHAN, Allahmu, yang kusampaikan kepadamu.
Yoh 21:25 Masih banyak hal-hal lain lagi yang diperbuat oleh Yesus, tetapi jikalau semuanya itu harus dituliskan satu per satu, maka agaknya dunia ini tidak dapat memuat semua kitab yang harus ditulis itu.
2 Tes 2:15 Sebab itu, berdirilah teguh dan berpeganglah pada ajaran-ajaran yang kamu terima dari ajaran-ajaran yang kamu terima dari kami, baik secara lisan, maupun secara tertulis.
1 Tim 3:15 Jadi jika aku terlambat, sudahlah engkau tahu bagaimana orang harus hidup sebagai keluarga Allah, yakni jemaat dari Allah yang hidup, tiang penopang dan dasar kebenaran.
@@corneliuspulung9426 Mantap,jelas
Shalom Aleichem,... Saya seorang Kristen - GKJW,... Ikut Menyimak Pengajaran .... Tuhan Yesus Kristus memberkati. Haleluya Amen
Salam Citra, selamat datang. Semoga Tuhan Yesus memberkatimu juga.
Spt sy (semua kakak2+adik2) , kali kita mati, diapain ya ? Kita semua bnyk nyakitin (melawan) ortu yg baik sekali ❤. Sy menyesal sekali stlh mereka meninggal. Sy juga sdh mulai berdoa sejak kira2 20 thnan. Skrng sy berdoa The Lord Prayer + Salam Maria dng tanda salib. Sy belum Catholic. Sy jaraaaang sekali ke greja. Sy bermula Protestan, dibabtis 2009, 59 thn. Sy bingung thdp iman sy. Skrng sy bisa menngerti ttng Maria sbg bunda Allah. Mmohon nasihatnya mas & mbak Tay. Tuhan Yesus memberkati.❤ 🙏🙏🙏
Syalom Murni Pancawati,
Pertama-tama kita bersyukur atas rahmat yang bekerja dalam diri Anda sehingga timbul penyesalan atas dosa yang pernah diperbuat di masa lalu. Dalam Gereja Katolik, kita mengenal adanya tujuh sakramen sebagai tanda dan juga sarana kehadiran Allah di tengah umat-Nya untuk menguduskannya. Salah satunya adalah Sakramen Tobat, atau disebut juga Sakramen Pengakuan Dosa, atau Sakramen Rekonsiliasi, dimana kita dapat mengakukan dosa kita kepada seorang Imam, dan diperdamaikan dengan Allah, sesama dan diri sendiri.
Tindakan Anda untuk berdoa dan mendoakan orangtua yang sudah berpulang adalah baik sekali, tentu tidak ada doa yang sia-sia. Gereja selalu mendoakan arwah semua orang beriman di dalam setiap perayaan Ekaristi, karena kita sadari kita ada dalam persekutuan dengan para kudus (baik yang ada di Surga maupun yang masih berada dalam Purgatorium).
Kita juga syukuri, bahwa Anda memperoleh pengertian tentang Bunda Maria, yang telah diberikan Tuhan Yesus menjadi Ibu bagi semua umat beriman. Dengan pendampingan, teladan, dan doa-doa dari Bunda Maria, pastilah kita akan bertumbuh dalam iman, pengharapan dan kasih, dan kita akan selalu dibawa lebih dekat lagi pada Yesus Putranya.
Akhir kata, kami turut mendoakan agar Anda tidak lagi mengalami kebingungan terhadap iman Anda, tetapi marilah terus haus dan mencari kebenaran, bahkan kepenuhan kebenaran yang ada dalam Gereja Katolik, Gereja yang satu dan sama yang didirikan oleh Yesus Kristus sendiri (bdk Mat 16 : 18-19).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Natalia G.Y.
Surga adalah hidup berbahagia bersama Allah
Shalom pak Stef dan ibu Inggrid saya pernah mendengarkan argumentasi Kitab suci tentang perkataan Nabi Yesaya "Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin."(Yes 64:6). Berdasarkan ayat ini ada yang memberikan interpretasi bahwa perbuatan kasih kitapun tidak dapat menyelamatkan, tetapi hanyalah iman saja pada Yesus pasti selamat(Yoh 10:28), saya mempertanyakan apakah ajaran ini menyangkali ajaran Iman Gereja Katolik bahwa iman harus disertai perbuatan?
Salam Rafael,
Keselamatan, jika kita mengacu kepada keseluruhan ayat-ayat dalam Kitab Suci, adalah suatu proses, dan bukan hanya diberikan sesaat langsung dan final oleh Allah, tanpa melibatkan apapun dari pihak manusianya. Keselamatan sebagai tujuan yang diperoleh melalui proses, inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Nah, paham yang mengatakan bahwa hanya iman saja yang menyelamatkan, kebanyakan bertumpu pada pengertian bahwa keselamatan itu diberikan sesaat saja langsung oleh Allah, dan setelah itu, tak peduli apa yang dilakukan setelahnya, orang itu pasti selamat. Atau sering disebut rumusan: “sekali selamat pasti selamat” (once saved always saved). Nah, Gereja Katolik tidak mengajarkan demikian. Gereja Katolik mengajarkan bahwa rahmat untuk membawa kepada keselamatan itu memang diberikan atas inisiatif Allah, tetapi untuk sampai kepada keselamatan itu sendiri diperlukan kerjasama dari manusia yang menerimanya. Maka keselamatan itu tak diperoleh hanya karena rahmat Allah oleh iman (Ef 2:8), tetapi juga harus disertai dengan perbuatan kasih (Gal 5:6), agar iman itu tidak mati (Yak 2:26). Iman itu harus disertai dengan pertobatan dan Baptisan (Kis 2:38; Mrk 16:16); dan harus dipertahankan dengan setia sampai mati (Why 2:10). Kita menerima keselamatan dalam Kristus Yesus yang adalah kepala (2Tim2 :10) dan karena itu kita mesti tergabung menjadi anggota-anggota Tubuh-Nya, yaitu sebagai anggota jemaat yang ada dalam kesatuan dengan Kepalanya yaitu Kristus (Ef 5:22-33). Dan jemaatNya adalah jemaat yang didirikan-Nya di atas Rasul Petrus (Mat 16:18), yang sampai sekarang ada dalam Gereja Katolik.
Nah sekarang bagaimana dengan interpretasi Yes 64:6? Ayat itu mesti dibaca dalam kaitan dengan ayat sebelumnya yaitu: “Engkau menyongsong mereka yang melakukan yang benar dan yang mengingat jalan yang Kautunjukkan! Sesungguhnya, Engkau ini murka, sebab kami berdosa; terhadap Engkau kami memberontak sejak dahulu kala. Demikianlah kami sekalian seperti seorang najis dan segala kesalehan kami seperti kain kotor; kami sekalian menjadi layu seperti daun dan kami lenyap oleh kejahatan kami seperti daun dilenyapkan oleh angin.” (Yes 64:5-6). Dari sini kita ketahui bahwa kesalehan menjadi seperti kain kotor, jika kita berdosa. Tetapi kalau kita “melakukan yang benar” (Yes 64:5) artinya: melakukan perbuatan baik di jalan yang ditunjukkan Allah, malah Allah akan menyongsong kita! Ini adalah yang eksplisit dikatakan di ayat 5, tepat sebelum ayat yang Anda tunjukkan itu. Maka artinya, iman tidak boleh dipisahkan dari pertobatan dan perbuatan baik/ benar. Inilah yang diajarkan oleh Gereja Katolik. Dan juga ini menunjukkan bahwa jika kita membaca kitab Suci, kita tidak boleh memisahkan satu ayat dari ayat lainnya. Atau kita berpegang pada suatu paham/ ide, lalu mencari ayat yang kira-kira cocok, dan bukannya memperoleh pengertian yang benar dengan memperhitungkan keterkaitan ayat yang satu dengan ayat-ayat lainnya dalam Kitab Suci.
Lalu bagaimana dengan ayat Yoh 10:28? Ayat itu mengatakan: “Dan Aku [Yesus] memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti tidak akan binasa sampai selama-lamanya, dan seorang pun tidak akan merebut mereka dari tangan-Ku.” Di sini tidak dikatakan secara eksplisit bahwa hanya dengan iman saja kita diselamatkan. Ayat ini ada dalam kesatuan dengan ayat sebelumnya (ay. 27), sehingga artinya, mereka yang diberi hidup kekal adalah mereka yang mendengarkan suara Tuhan Yesus dan mengikuti-Nya. Nah ini kan memang benar, sebab kalau kita sungguh mengikuti Yesus, maka kita menaati semua perintah-Nya, termasuk bertobat, dibaptis, berbuat baik/ kasih, beriman sampai akhir, bergabung penuh dalam Gereja-Nya, bersatu dengan Dia sebagai Kepala kita. Jika semua ini kita lakukan, tentu Yesus menggenapi janji-Nya, untuk memberikan hidup yang kekal kepada kita.
Demikianlah Rafael, yang dapat kami tanggapi tentang pertanyaan Anda.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas.
@@katolisitas_official Terima kasih jawabannya yang sangat meneguhkan iman Katolik saya😇🙏
Tks pak stef dan bu Inggrid. sangat bermanfaat pengajaran nya.
quiz nya jg sgt interactive..
Tuhan memberkati selalu
Terima kasih sama-sama, Christian. Puji syukur kepada Tuhan! Wah... Iya diadakan quiz supaya tambah semangat... Semoga Tuhan Yesus memberkati mu juga dan keluarga!
Mantap...katolisitas
Barangsiapa yang percaya Kitab Suci adalah Sabda Allah yang hidup , hendaknya mereka juga percaya bahwa Ada Sorga , Neraka dan Api Penyucian...
Shallom saya rindu mendapat jawaban dari pertanyaan saya, terutama mengenai surga, kelak saat kita masuk ke dalam kerajaan surga apakah saya melihat Allah saja (satu sosok), atau Allah dan Yesus Kristus (dua sosok). Mohon jawabannya.. Tuhan Yesus memberkati
Allah Tritunggal adalah Allah yang Esa dengan tiga pribadi: Bapa, Putra, dan Roh Kudus. Ketika memasuki Surga, maka jiwa-jiwa memandang Allah dari muka ke muka (beatific vision), dan bukan hanya Bapa saja atau Yesus saja.
@@corneliuspulung9426 terima kasih atas jawabannya Pak, namun sy belum begitu paham, krn selama ini saya melihat gambar atau lukisan ttg Allah dan disebelah kanan ada Yesus yg juga duduk di tahta.. Apakah kira2 seperti itu jika kita ada di kerajaan surga? Terima kasih
@@donachita5516 "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia: semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia." - (1 Kor 2:9).
Surga itu adalah misteri dan sulit untuk digambarkan, karenanya deskripsi St. Paulus di atas juga berlaku untuk kehidupan yang dijalani di Surga. Gambar atau lukisan tentang Allah tidak lain adalah gambaran yang samar2 karena itu adalah upaya manusia memahami seperti apa Surga itu. Tentunya apa yang sungguh dijalani di Surga melampaui semua penggambaran itu.
Namun yang lebih penting bagi kita adalah bagaimana kita menjalani kehidupan kita di dunia sehingga kita layak untuk berbahagia bersama Allah di Surga. Mari kita jalani hidup kudus semampu kita di dunia ini, sehingga kelak kita bisa bersama Allah dan para kudus di Surga.
Melihat Allah muka dengan muka
Neraka, api penyucian itu seperti apa? Tolong jelaskan mengunakan kitab cuci.
Salam mateussarmento690
Di dalam Kitab Suci, Neraka digambarkan sebagai tempat yang dipenuhi ratapan dan kertak gigi (Matius 8:12), serta api yang kekal (Matius 25:41) dan api ini menyiksa mereka (Wahyu 14:11) . Di Neraka inilah, orang-orang mengalami keterpisahan dari Allah untuk selamanya (2 Tesalonika 1:19). Dikatakan pula bahwa di Nerakalah tempat setan-setan dan iblis berada (2Petrus 2:4). Neraka adalah tempat bagi mereka yang sampai akhir hidupnya menolak untuk percaya dan bertobat. “Enyahlah daripada-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal” (Matius 25:41).
Sementara itu, Api Penyucian adalah suatu kondisi yang dialami oleh orang-orang yang meninggal dalam keadaan rahmat dan dalam persahabatan dengan Tuhan, namun belum suci sepenuhnya, sehingga memerlukan proses pemurnian selanjutnya setelah kematian. Pemurnian dalam Api Penyucian berbeda dengan siksa Neraka. Jiwa-jiwa ini kelak akan memasuki Surga, hanya saja perlu dimurnikan dahulu karena belum suci sepenuhnya. Sementara, jiwa-jiwa di Neraka terpisah dari Allah untuk selamanya, tidak akan memasuki Surga.
Rasul Paulus mengajarkan bahwa pada akhirnya segala pekerjaan kita akan diuji oleh Tuhan. “Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian, tetapi ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api.” (1Korintus 3:15) Api ini tidak mungkin merupakan api neraka, sebab dari api neraka tidak ada yang dapat diselamatkan. Api ini juga bukan surga, sebab di surga tidak ada yang ‘menderita kerugian’. Sehingga ‘api’ di sini menunjukkan adanya kondisi tengah-tengah, di mana jiwa-jiwa mengalami kerugian sementara untuk mencapai surga.
Selengkapnya mengenai Neraka dapat dibaca di tautan berikut www.katolisitas.org/apa-yang-diajarkan-oleh-gereja-katolik-tentang-neraka/
Selengkapnya mengenai Api Penyucian dapat dibaca di tautan berikut www.katolisitas.org/bersyukurlah-ada-api-penyucian/
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Theodora Xenia Sunjoto
Salah satu bentuk Kasih Karunia Allah = Pemurnian di Dunia =
Ketika kita memikul Salib / Menderita bukan karena kesalahan kita, melainkan karena Kasih kita kepada Allah
Innaddiinai'dallaahilislam
Syalom pak STEFANUS dan Bu Ingrid, saya mau bertanya apakah di Katolik orang yg sudah meninggal arwah terus di doakan?
Salam Felix,
Ya, Gereja Katolik mengajarkan umatnya untuk mendoakan jiwa-jiwa orang yang sudah meninggal. Tidak ada batas waktunya, karena orang-orang yang sudah meninggal tidak lagi terikat oleh waktu seperti di bumi yang dibatas waktu yang dihitung dari peredaran bumi mengelilingi matahari, jadi ada waktu sekian hari, bulan, tahun dst. Mereka yang sudah ebralih dari dunia ini tidak terikat waktu lagi. Maka masa pemurnian mereka di Purgatorium/ Api Penyucian (seandainya jiwa tersebut belum dapat langsung masuk Surga), tergantung dari sejauh mana Allah sudah memandangnya siap untuk memandang Allah di Surga. Karena umumnya kita tidak dapat mengetahui tentang hal ini (kekecualian mungkin ada pada sejumlah orang kudus yang diberi rahmat khusus sehingga dapat mengetahui hal ini berkenaan dengan jiwa-jiwa tertentu), maka umat Katolik tetap mendoakan orangtua/ kerabat/ saudara/ sahabat nya yang telah meninggal dunia.
Selanjutnya tentang mengapa kita mendoakan jiwa-jiwa orang-orang yang sudah meninggal dunia, silakan membaca artikel ini:
www.katolisitas.org/mengapa-kita-mendoakan-jiwa-orang-orang-yang-sudah-meninggal/
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas
Tolong dong pak dan ibu menjawab pertanyaan saya ini soal saya membaca jawaban -jawaban pak dan ibu atas pertanyaan orang-orang yg saya lihat google
Dimana dalam alkitab petikan mengenai api penyucian,saya ingin tahu?
Shalom @nicholasimbun7459,
Ajaran iman mengenai Api Penyucian tidak secara eksplisit tercantum di dalam Kitab Suci. Namun ada cukup banyak ayat Kitab Suci yang memberikan dasar terhadap iman akan adanya Api Penyucian. Sebagaimana halnya istilah “Trinitas” juga tidak tercantum di Alkitab, namun kita mengimaninya secara penuh, dari banyak peristiwa, pengajaran, maupun kata-kata Yesus sendiri di dalam Kitab Suci, yang mendasari iman kita akan eksistensi Allah Tritunggal.
Api Penyucian didasarkan pada iman yang ditopang oleh berbagai ayat dalam Kitab Suci, salah satunya dari Ibrani 12:14 "Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorang pun akan melihat Tuhan" dan dari Wahyu 21:27 "Tetapi tidak akan masuk ke dalamnya sesuatu yang najis, atau orang yang melakukan kekejian atau dusta, tetapi hanya mereka yang namanya tertulis di dalam kitab kehidupan Anak Domba itu."
Jelasnya, dengan memelihara kekudusan sampai akhir, kita bisa memasuki Kerajaan Surga dan bersatu dengan Tuhan. Sementara dalam kehidupan ini seringkali kita belum sepenuhnya atau bahkan masih jauh dari jalan kekudusan. Kita masih sering berbuat dosa. Sementara Allah meminta kita untuk terus berjuang menjadi sempurna, dari Matius 5:48 "Karena itu haruslah kamu sempurna sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna".
Memang kasih karunia Allah oleh penebusan Kristus akan menghapus dan mengampuni seluruh dosa yang kita akui dan sesali dalam Sakramen Pengakuan Dosa. Namun setiap dosa ada konsekuensinya, sekalipun dosa itu sudah disesali dan sudah diampuni oleh Tuhan. Tokoh-tokoh dalam Kitab Suci, mengalami konsekuensi dosa. Yang harus ditanggung sebagai akibat dari perbuatan mereka, misalnya dialami Adam dan Hawa (Kej 3), Kain yang membunuh Habel (Kej 4), Musa dan Harun (Bil 20), Raja Daud yang berzinah ( 2Sam 12-13), bangsa Yehuda yang tidak setia (2Taw 36).
Api penyucian adalah suatu proses pemurnian yang terjadi karena ada konsekuensi dari dosa yang harus ditanggung, atau siksa dosa sementara. Siksa dosa sementara terjadi dari dosa-dosa ringan atau dari dosa-dosa berat yang sudah diampuni. Hal ini dapat terjadi selama masih hidup di dunia atau setelah kematian, di Api Penyucian. Dalam Matius 12:32 kita baca: “Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak”. Dunia yang akan datang yang dimaksud di sini bukan surga, di mana tidak ada lagi dosa yang harus diampuni. Juga bukan neraka, di mana keterpisahan dengan Allah adalah keadaan yang tetap sehingga tidak ada pengampunan lagi.
Dalam banyak ayat di Kitab Suci juga dijelaskan bahwa Allah menguji dan memurnikan kita dengan api dan penderitaan, dinyatakan dalam Mzm 66:10-12, Dan 11: 35 serta 12:10, Zak 13:9, Keb 3:6. Perbuatan kita akan diuji, dinyatakan lebih jelas dalam 1Kor3:11-15, 1 Ptr 1:7. Ini tidak terjadi di surga karena di surga, semua sudah lulus uji, dan tidak di neraka karena di sana tidak ada lagi kesempatan.
Semoga penjelasan singkat ini menjawab pertanyaan Anda
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Caecilia Triastuti
@@KatolisitasAdmin
jadi untuk apa *ALLAH DATANG SEBAGAI ANAK MANUSIA MENEBUS DOSA MANUSIA*
kalau ternyata *manusia masih di SIKSA API*
sia2 penebusan KRISTUS.
Kalo kita meninggal dunia apakah kita masih mengingat orang yg kita cintai didunia? Apakah kita akan dipertemukan oleh jodoh kita setelah meninggal dunia? Kalau tidak bertemu saat setelah meninggal, berarti cinta itu hanya berlaku utk manusia yg hidup ya
Salam Andros,
Walau tak tertulis secara detail tentang keadaan kita kelak setelah beralih dari dunia ini, tetapi jika kita memasuki kehidupan kekal bersama Tuhan maka, kita akan menjadi seperti Kristus:
“Saudara-saudaraku yang kekasih, sekarang kita adalah anak-anak Allah, tetapi belum nyata apa keadaan kita kelak; akan tetapi kita tahu, bahwa apabila Kristus menyatakan diri-Nya, kita akan menjadi sama seperti Dia, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya.” (1Yoh 3:2)
Nah, kalau kita menjadi sama seperti Kristus yang adalah Sang Kebijaksanaan Allah, dan “kebijaksanaan mengetahui dan memahami segala-galanya” (Keb 9:11), maka dari sini kita mempunyai pengharapan yang kuat, bahwa kita masih akan mengenal orang-orang yang kita cintai di dunia ini, termasuk dengan pasangan hidup kita (suami atau istri), orangtua dan anak cucu kita. Sebab Kristus mengenal kita semua baik di dunia maupun di Surga; maka jika kita menjadi “seperti” Dia, maka kita pun akan mengenal mereka. Hanya saja di Surga kelak, tidak lagi ada perkembangbiakan, sehingga tidak ada istilah “kawin dan dikawinkan” sebagaimana dipahami menurut pengertian duniawi, sebagai cara untuk memperoleh keturunan. Sebab di Surga semua sudah sempurna, maka tidak ada lagi pertumbuhan, dari bakal anak menjadi anak, dari bayi menjadi tua. Semua di Surga sudah mencapai kesempurnaannya, sehingga dikatakan “hidup seperti malaikat” (Mat 22:30).
Maka kasih itu tidak hanya untuk orang-orang di dunia. Di Surga, kita malah akan semakin mengenal dan mengetahui segala sesuatu dan menjadi sempurna di dalam kasih, sebab dikatakan: “Kasih tidak berkesudahan; nubuat akan berakhir; bahasa roh akan berhenti; pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, maka yang tidak sempurna itu akan lenyap.... Sekarang aku hanya mengenal dengan tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, seperti aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih” (1Kor 13:8-13)
.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas
@Andros cc,
Kita tidak kehilangan memori kehidupan kita pada saat meninggal dunia. Namun, kebahagiaan kita yang utama di Surga adalah pada melihat Allah muka dengan muka, dan tentu saja berkumpul bersama Bunda Maria, para kudus dan para malaikat di Surga. Rasul Yohanes menuliskan, bahwa kita akan menjadi sama seperti Kristus, sebab kita akan melihat Dia dalam keadaan-Nya yang sebenarnya (lih. 1Yoh 3:2).
Mari bersama-sama kita mengarahkan hati pada hal-hal yang diatas, di mana Kristus ada (lih. Kol 3:1).
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
katolisitas
Terimakasih banyak atas penjelasan yg melegakan hati saya
Syalom mau bertanya: apa di Katolik dosa itu terbagi dosa besar dan dosa kecil?
Bukan nya dihadapan Tuhan Yesus semua dosa itu sama.
Pertanyaan ini muncul karena saya membaca di google pak STEFANUS dan Bu Ingrid menjawab pertanyaan penanya
Shalom Felix,
Adanya perbedaan dosa berat dan dosa ringan diajarkan dalam 1Yoh 5:16-17, yaitu, dosa berat adalah dosa yang mendatangkan maut, dan dosa ringan, tidak mendatangkan maut.
Selanjutnya tentang hal tersebut, silakan membaca di artikel ini:
www.katolisitas.org/apakah-dosa-berat-dan-dosa-ringan/
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas.org
@@katolisitas_official syalom juga .
Ok mengenai dosa kecil dan dosa besar sy sudah mengerti Krn membaca artikel ibu Rita wahyu seperti ini ( hanya sebagain yg sy kutip.
Tanya :
Ada -dua ayat ini bikin saya bingung di Yohanes 5:16-17
Pertanyaannya:
Apa sih yang dimaksudkan dengan:
1. Dosa yang tidak mendatangkan maut, dan
2. Dosa yang mendatangkan maut
di kedua ayat ini?
God bless!
JAWAB :
1 Yohanes 5:16-17
5:16 LAI TB, Kalau ada seorang melihat saudaranya berbuat dosa, yaitu dosa yang tidak mendatangkan maut, hendaklah ia berdoa kepada Allah dan Dia akan memberikan hidup kepadanya, yaitu mereka, yang berbuat dosa yang tidak mendatangkan maut. Ada dosa yang mendatangkan maut: tentang itu tidak kukatakan, bahwa ia harus berdoa.
KJV, If any man see his brother sin a sin which is not unto death, he shall ask, and he shall give him life for them that sin not unto death. There is a sin unto death: I do not say that he shall pray for it.
TR, εαν τις ιδη τον αδελφον αυτου αμαρτανοντα αμαρτιαν μη προς θανατον αιτησει και δωσει αυτω ζωην τοις αμαρτανουσιν μη προς θανατον εστιν αμαρτια προς θανατον ου περι εκεινης λεγω ινα ερωτηση
Translit, ean tis idê ton adelphon autou hamartanonta hamartian mê pros thanaton aitêsei kai dôsei autô zôên tois amartanousin mê pros thanaton estin hamartia pros thanaton ou peri ekeinês legô ina erôtêsê
5:17 LAI TB, Semua kejahatan adalah dosa, tetapi ada dosa yang tidak mendatangkan maut.
KJV, All unrighteousness is sin: and there is a sin not unto death.
TR, πασα αδικια αμαρτια εστιν και εστιν αμαρτια ου προς θανατον
Translit, pasa adikia hamartia estin kai estin hamartia ou pros thanaton
Sebelum menjawab pokok pertanyaan, agaknya ayat diatas "kontradiksi" dengan Roma 6:23a
* Roma 6:23a
Sebab upah dosa ialah maut;
Memang upah dosa itu maut, dan pasti maut jikalau seseorang tidak menyambut tawaran keselamatan di dalam Yesus Kristus, sekarang kita baca lebih lengkap Roma 6:23 sbb :
* Roma 6:23
Sebab upah dosa ialah maut; tetapi karunia Allah ialah hidup yang kekal dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.
Roma 6:23 mengkontraskan "maut" vs "hidup kekal", hidup kekal terjadi karena dosa manusia terhapus oleh karya Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Didalamnya dapat kita tarik pengertian : Meski berdosa yang mendatangkan maut oleh karena iman kepada Kristus maut ini tergantikan dengan hidup yang kekal.
-----
Nah apa yang dimaksud dengan "dosa yang tidak mendatangkan maut" dalam 1 Yohanes 5:16-17. Apalagi Rasul Yohanes dalam ayat-ayat diatas tidak memerincikan apa itu "dosa yang tidak mendatangkan maut". Namun hal tersebut dapat kita mengerti kalau kita sudah paham apa yang dimaksud Tuhan Yesus Kristus dalam ayat ini :
* Matius 12 : 31-32
12:31 Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni.
12:32 Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datangpun tidak.
Inilah dosa yang tak terampuni yaitu hujat terhadap Roh Kudus.
Hujat/dosa terhadap Roh Kudus ini, tidak ada pengampunannya, inilah dosa yang pasti mendatangkan maut (kematian kekal) karena tidak ada pengampunannya.
@@felixgumuru2707 Salam Felix,
Channel Katolisitas dimaksudkan untuk menyampaikan ajaran-ajaran resmi Gereja Katolik. Tentang dosa berat dan dosa ringan sudah kami sampaikan di link ini:
www.katolisitas.org/apakah-dosa-berat-dan-dosa-ringan/
Penjelasannya tidak sama dengan yang Anda kutip di atas. Dosa berat tidak identik dengan dosa menghujat Roh Kudus. Dosa menghujat Roh Kudus itu ada penjelasannya tersendiri, seperti sudah pernah kami sampaikan di video ini:
ruclips.net/video/djH-mP9D3pY/видео.html
Salam,
Katolisitas
1:39:17 🙏
Pak STEFANUS saya menbac di google pak menjawab pertanyaan dengan mengatakan di neraka bisa lagi ke sorga setelah menerima penyucian dosa apa ajaran Katolik begitu atau?
Shallom pa Stef dan bu Ingrid ijin bertanya soal langit dan bumi yg baru. Seumpama kita sudah di surga sebelum akhir jaman, lalu terjadi akhir jaman. Artinya langit dan bumi yg baru ini suatu tempat atau keadaan yg berbeda lagi yang bukan surga apakah betul sperti itu?
Salam Nat",
Keadaan langit dan bumi yang baru disebutkan dalam KGK 1042-1049.
www.katolisitas.org/tentang-langit-dan-bumi-yang-baru/
Keadaan Surga (persatuan dengan Allah) nya itu baru, dalam artian, sekarang Surga yang baru itu melibatkan juga "semesta alam yang akan dibaharui" (KGK 1042) dan "semuanya baru (Why 21:5, KGK 1044), dimana tercapai "suatu persekutuan orang-orang tertebus sebagai kota suci Allah" (Why 21:2; KGK 1045); di mana terdapat keadilan, kebahagiaan yang melampaui segala kerinduan dalam hati manusia (KGK 1048).
Seperti apakah itu wujud persisnya, hanya mungkin kita ketahui jika saatnya tiba. Kita sekarang ini hanya menerima janji-janji Allah, penggenapannya baru dapat kita ketahui kelak.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas
@@katolisitas_official terimakasih sudah jelas pa Stef dan bu Ingrid. Tuhan memberkati
Mau bertamya... Ada kel yg memberi kesaksian, bahwa dia pernah mati suri. Mati sehari kmdn hidup lagi ( sudah pengumuman gereja segala)
Lalu bercerita, bahwa saat mati, , dia diajak berkeliling surga😮
Mohon penjelasan nya cici koko, mungkin kah itu
Shalom Caroline,
Dalam pemahaman Katolik, konsep "mati suri" tidak secara eksplisit dijelaskan dalam doktrin atau ajaran resmi Gereja Katolik yang bersumber dari Magisterium, yaitu otoritas pengajaran Gereja. Magisterium, yang terdiri dari Paus dan para uskup, bertugas menjelaskan dan menginterpretasikan ajaran-ajaran iman Katolik, termasuk Kitab Suci dan Tradisi Suci.
Konsep mati suri, yang sering kali diartikan sebagai pengalaman mendekati kematian atau keadaan di mana seseorang tampaknya mati tetapi kemudian kembali ke kehidupan, lebih banyak dibahas dalam konteks medis atau pengalaman pribadi daripada sebagai bagian dari ajaran teologis Katolik resmi.
Dalam ajaran iman Katolik, fokus utama terkait kematian dan kehidupan setelah kematian adalah pada kebangkitan dan kehidupan kekal, seperti yang diajarkan dalam Kredo dan ajaran-ajaran lainnya. Diskusi mengenai pengalaman mendekati kematian atau mati suri biasanya tidak termasuk dalam ajaran resmi Gereja tetapi lebih kepada pengalaman spiritual pribadi yang bisa bervariasi dan bersifat subjektif.
Jadi, sementara Gereja Katolik menghormati pengalaman spiritual pribadi, termasuk mereka yang mungkin telah mengalami mati suri, tetapi konsep ini tidak dianggap sebagai bagian dari doktrin resmi Gereja.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Susan Aryanthi
Shalom pak Stef dan ibu Inggrid, KGK 1031 mengutip 1 Ptr 1:7 yang diinterpretasikan sebagai purgatorium, ada teman saya yang mengatakan bahwa interpretasi ini salah api yang memurnikan disini bukan api penyucian, berdasarkan ayat sebelumnya yaitu 6. Bagaimana tanggapan terhadap paparan ini?
Salam Rafael,
Memang pemurnian jiwa kita dapat dialami sejak di dunia ini, tetapi jika pemurnian jiwa ini belum tuntas sepenuhnya, maka masa pemurnian ini akan dilanjutkan di Api Penyucian. Hal ini terjadi, karena setiap dosa membawa akibat buruk pada jiwa, dan seseorang harus 'membayar ganti rugi akibat dosa' ini sampai tuntas (lih. Luk 12:59). Ini mesti diperbaiki dengan melibatkan diri kita, dengan bantuan rahmat Allah. Contoh akibat dosa adalah pada orang yang ketagihan obat atau mabuk. Meski ia sudah bertobat dan dosanya sudah diampuni, masih ada akibat pada jiwa yang harus diperbaiki. Salah satunya, orang yang bersangkutan harus lebih tekun berdoa, menjauhi kemungkinan berbuat dosa (agar tidak jatuh dalam dosa itu lagi), melatih pengendalian diri dengan bermatiraga, atau memberikan diri untuk melayani orang lain, agar tidak berfokus pada diri sendiri. Nah, tapi kalau ini belum tuntas dilakukan di dunia atau tak lama setelah pertobatannya orang ini meninggal dunia, maka jiwanya masih perlu dimurnikan dari cinta diri berlebihan semasa hidupnya, yang membuatnya lebih menomorsatukan benda-benda ciptaan daripada Tuhan. Jiwa ini masih perlu disempurnakan dalam kasih, sehingga dapat bersatu dengan Sang Kasih yaitu Allah sendiri. Perlunya pemurnian dari akibat dosa ini juga berlaku pada dosa-dosa lainnya, bukan hanya dosa ketagihan atau mabuk.
Gereja Katolik mengajarkan adanya Purgatorium tidak hanya dengan berdasarkan satu ayat, tetapi banyak ayat dalam Kitab Suci dan juga atas dasar Tradisi Suci sejak Gereja awal (bahkan sebelumnya, karena sudah dicatat di Kitab Makabe dalam Perjanjian Lama) dan Magisterium. Itulah sebabnya dasarnya cukup kuat, dan tidak berubah sampai sekarang. Ajaran yang menolak Purgatorium itu malah baru timbul di abad ke-16 (berdasarkan ajaran Martin Luther), atau malah baru sama sekali ditolak di abad ke 19, dengan dikeluarkannya Kitab Makabe dari Kitab Suci Kristen non Katolik, karena kitab tersebut paling jelas menunjukkan adanya pemurnian setelah kematian, sehingga jiwa-jiwa di sana perlu didoakan). Tetapi dari Gereja awal sampai abad 16 sebenarnya semua umat Kristiani mengimani adanya Purgatorium.
Semoga Roh Kudus membimbing kita untuk dapat mengenali ajaran yang benar dan lengkap dan yang sebaliknya.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas.
@Rafael Kirimang, menurut saya memang benar penjelasan kawan bapak utk ayat 1Ptr1:7 itu identik dg 1Kor 3:12-15 dimana ayat2 tsb sebenarnya menjelaskan suatu saat keimanan umatNYA akan mendapat ujian dalam kehidupannya di dunia dan yg terbesar ujiannya di saat menjelang akhir jaman , dimana kekuatan keimanannya digambarkan spt kayu, ,jerami, emas dan perak. Karena kalau kita baca perkataan Yesus mengenai "Hal ber jaga2" di banyak ayat serta juga kalau kita baca Mat 16:27 dapat disimpulkan sesorang setelah mengalami kematian sudah tidak akan lagi mengalami pembersihan atas dosa2 yg dibawa mati, karena dia harus bertanggung jawab dg segala apa yg telah diperbuat selama hidupnya. Gbu 🙏
@@martinuswinata3556
Bagaimana menjelaskan kaitan 1Kor 3:13 "Hari Tuhan" dengan ujian di 1Kor 3:14-15?
@@katolisitas_official Syalom, di dalam 1Kor 3: 12-15 firman Allah mengajarkan kpd kita bahwa jika umatNYA tahan uji (tidak terbakar) dalam situasi/kondisi sulit /kekurangan .....dia tetap dapat menjalani hidupnya dg damai sejahtera upah di dunia dan tentunya pasti mendapat upah surgawi yaitu Hidup Kekal (ayat 14), sedangkan di ayay 15 nya utk yg tidak tahan uji dia akan merasakan kehidupan di dunia tidak merasakan damai sejahtera dikiaskan spt orang kepanasan (cepat marah, kesal dsb ).... namun diapun tetap mendapat Hidup Kekal karena konteks perikop ini dasar imannya adalah Kristus (ayat 11) dan tentunya pahala mahkota yg didapatnya kelak pasti berbeda antara yg tahan uji dan yg tidak tahan uji. Allah dalam pengajaranNYA .....ujian/pencobaan selalu diumpamakan dg api yg membakar utk memurnikan ketaatan iman umatNYA spt halnya di kitab Zakaria 13 :9. Gbu🙏
@@martinuswinata3556
Shalom,
Dituliskan "sekali kelak pekerjaan masing-masing orang akan nampak. *Karena hari Tuhan akan menyatakannya* , sebab ia akan nampak dengan api dan bagaimana pekerjaan masing-masing orang akan diuji oleh api itu" (1Kor 3:13)
Kapan pekerjaan seseorang diuji, mendapat upah, kalau terbakar ia sendiri diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api? (1Kor 14-15) Semua ini dinyakan pada HARI TUHAN (1Kor 3:13).
*Jadi apakah HARI TUHAN mengacu pada pemurnian di dunia ini atau pemurnian setelah kematian?*
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
katolisitas
Klo mengaku dosa langsung kepada yesus ,apakah menurut katolik dosa bisa diampuni??
Hi Bu Wiwik.. Sebagai umat katolik, kita wajib menjalankan apa yang diajarkan Kristus melalui GerejaNya. Dalam hal sakramen pengakuan dosa, Gereja mengajarkan bahwa kuasa melepas dan mengampuni diberikan Kristus kepada para rasul & penerusnya ( uskup & pembantu uskup / pastur),maka melalui mereka lah kita mengakukan dosa mereka.
Walaupun demikian, KGK jg mengajarkan bahwa dalam hal tertentu ( tdk memungkinkan untuk menerima sakramen tobat di gereja), maka sikap tobat sempurna ( perfect act of contrition) bisa mendatangkan pengampunan bagi kita - walaupun Gereja mensyaratkan untuk tetap menerimakan sakramen tobat langsung sesaat setelah keadaan kembali memungkinkan.. Semoga membantu 🙏.. AMDG
Dimana yesus berkata tentang api penyucian ???
Di mana Yesus berkata kalau semua hal harus ada tertulis eksplisit dalam Kitab Suci?
Pembahasan lengkap tentang Api Penyucian, termasuk dasar biblisnya, dapat ditemukan dalam artikel berikut: www.katolisitas.org/bersyukurlah-ada-api-penyucian/
Pengadilan umum
Kok dokma Katolik hampir mirip dan tetangga islam ya contoh yg pernah suatu baca tentang ajaran islam ; 1.
Di islam mendoakan arwah orang orang -orang yg sudah meninggal di Katolik juga begitu menurut jawaban pak di google
2. Di islam ada ajaran mencuci dosa di neraka baru kersorga di Katolik juga begitu menurut jawaban pak di google.
3.di Islam hitam menghapus dosa di Katolik juga ada surat menghapus dosa tapi yg ini telah di hilangkan Krn penyalahgunakan wewenang aja pada masa itu
Lagi pengajaran yg sesat ttg api penyucian khatolik bagi arwah2 yg telah mati dalam dosa. Karena tdk memiliki dasar2 Alkitab yg jelas dan benar.....sebab kitab Makabe bukan masuk dlm 66 kitab2 Kanonik Alkitab. Dlm Alkitab, pengajaran Purgatori khatolik ini dikenal dgn Praktek Paham Nikolaus (Wahyu 2: 6) yang dibenci oleh Jesus Kristus sendiri. Karena penyucian bagi2 jiwa2 atau arwah2 yg berdosa hanya berlaku bagi orang2 yg masih hidup, sesuai Kitab Daniel 12: 10, Kitab Zakharia 13: 8-9; Maleakhi 3: 2-3; I Korintus 3: 10-15. Lagi2 Lukas 16: 19-31.....menyatakan bahwa yaitu sudah tidak ada hubungan antara jiwa2 yg sdh mati dlm dosa (yang telah ditampung sementara di Dunia Orang Mati atau Sheol) dgn orang2 yg masih hidup. Lagi pula anugrah Keselamatan bagi jiwa2 yg sdh mati dlm dosa....sdh tertutup anugrah keselamatan Allah (Kitab Yesaya 38: 28), Bahkan Paham purgatori khatolik adalah sesat.. sesat. ..dan sesat karena juga bertentangan dengan Wahyu 20: 12-15 dan Ibrani 9: 27.
Kan di Tuhan Yesus tidak mengajarkan hal-hal seperti itu kenapa dokma Katolik seperti itu contoh nya: ke neraka di suci kan dulu baru ke sorga . Bukannya sorga dan neraka itu bersifat kekal..
Berikut Tuhan Yesus tidak mengajarkan mendoakan arwah yg sudah meninggal kenapa dokma Katolik mengajarkan seperti itu.
Naaahhh begini dong para ahli imab ajaran Katolik jgn malu2 kucing muncul wartakan ajaran iman Katolik kpd by umat yg suam2 kuku dan bny mdh berubah haluan akibat godaan lingkungan dr kaum mayoritas (cari aman dr umat Katolik)
Kalau harus masuk neraka, lalu mengapa yesus di salib dengan dalih menembus dosa umat?.
Noor ini sama dengan dapat siksa kubur dulu baru masuk surga.😁😁
Anda bertanya menganai neraka. Anda degar baik2 yg mereka sampaikn . Tu menurut kelakuan masing2.
Salam Noor,
Apakah maksud pertanyaan Anda: Kalau konsekuensi dosa berat adalah neraka, mengapa dikatakan Yesus di salib untuk menebus dosa umat?
Ya, karena penebusan dosa itu melibatkan dua pihak. Yaitu dari pihak Allah yang menebus dosa, dan manusia yang ditebus dosanya. Dari pihak Allah, Allah telah menyediakan penebusannya, yaitu melalui Kristus yang telah wafat disalibkan; Ia mewakili umat manusia yang tak dapat menebus dosa mereka sendiri. Namun demikian, dari pihak manusia, untuk menerima rahmat penebusan itu, ia harus bertobat terlebih dahulu. Tobat itu dinyatakan dengan kesediaannya untuk menerima rahmat itu dengan iman dan dibaptis, hidup sesuai dengan imannya dengan perbuatan kasih, melakukan semua ajaran-Nya dan setia sampai wafat.
Orang berdosa itu seperti “berhutang” pada Allah. Pengampunan sebagai “tebusan hutang” sudah disediakan Allah, tetapi dari pihak manusia, ia harus mau datang ke “bank” dan menjalankan syarat-syaratnya untuk dapat menerima tebusan itu. Demikianlah, penebusan dosa selalu melibatkan juga tanggapan manusia terhadap kasih karunia Allah yang telah ditunjukkan-Nya melalui kurban Kristus di salib sebagai “tebusan” bagi dosa-dosa umat manusia, sebab upah dosa adalah maut (Rm 6:23). Allah mengutus Sabda-Nya untuk mengambil rupa manusia, yaitu Yesus Kristus, agar Ia dapat mengalami maut itu, dan bangkit mengalahkannya, agar dengan demikian manusia dapat beroleh penebusan/ pengampunan dosa. Namun pengampunan itu mesti diterima dengan hati yang bertobat, dengan iman, Baptisan, perbuatan kasih, ketaatan akan semua perintah-Nya, kesetiaan sampai akhir hayat seperti telah disebutkan di atas.
Salam kasih dalam Kristus Tuhan,
Katolisitas
Syalom mau bertanya: apa di Katolik dosa itu terbagi dosa besar dan dosa kecil?
Bukan nya dihadapan Tuhan Yesus semua dosa itu sama.
Pertanyaan ini muncul karena saya membaca di google pak STEFANUS dan Bu Ingrid menjawab pertanyaan penanya
Silakan membaca artikel berikut: www.katolisitas.org/apakah-dosa-berat-dan-dosa-ringan/
Pengadilan khusus