Bukan seperti itu. Kalau jaman Pak Suharto = Pemeluk agama itu harus merasa bahwa agama yang benar adalah agama yang dipeluknya, tetapi jangan menjelekan agama lain, dan tidak boleh menyatukan 2 agama beribadah di satu tempat ibadah yang sama. ( Agama itu benar bagi pemeluknya ----> Era Pak Harto, SBY, Megawati ). Tetapi Menteri Agama di era pak Jokowi, pemeluk agama akan dibawa ke negara sekuler. Yaitu semua pemeluk agama harus menganggap semua agama itu benar, misalnya pemeluk agama Islam menganggap agama Kristen itu benar, begitu sebaliknya. Maka sekarang ada kejadian Sholawatan di Gereja. Jadi Agama dan pemeluknya itu seperti suami istri. Seorang suami harus merasa yang paling baik itu istrinya, tanpa menjelekkann istri orang lain. Begitu seorang istri itu harus merasa yang paling baiki itu suaminya, tanpa menjelekkan suami orang lain. Jadi kalau sholawatan di gereja, itu sama saja 2 pasang suami istri bermesraan di satU kamar. (Pantaskah ?.) Sebetulnya Muhammadiyah itu sangat mendukung pemerintah. Rumah Sakit Muhammadiyah tidak akan menagih hutang uang BBJS yg dikelola pemerintah. Muhammadiyah hanya ingin pemerintah menjaga LAKUM DINUKUM WALIYADIIN. Menegakkan Lakum dinukum waliyadin bukan Wahabi, tetapi mengamalkan Pancasila, sila ke 1 = Ke Tuhanan Yang Maha Esa.
mugo2 kiai AR Fachruddin pinaringan ampunan lan keberkahan Illahi
MashaaAllah bagus sekali 🥰😁🥰😊
Allohummaghfirlahum, warhamhum, wa'afihim, wafu'anhum utk semua Ketua umum PP Muhammadyah yg sdh meninggal dunia....
Alhamdulillah...ya Alloh...
Barokallah fiikum
ALLAHUAKBAR
Lanjutanny mana
Yang lahir kisar 1970 - 1999 insyaAlloh mengenal kiprah beliau.yai AR. fakhrudin.mohon maaf kalau keliru
P Syukri, mirip P AR
Barakallah u sukaryanto bermazhab itu mempersem pit bukan beda rahmatalami n islam bermazhab u kepas tian hukum lebih logika
Mubalig Asli..orangnya kurus badanya
Yg jelas Muhamadiyah rasa Wahabi...
Sejak Jokowi ...gk dpt Kursi ...haus ...
Bukan seperti itu. Kalau jaman Pak Suharto = Pemeluk agama itu harus merasa bahwa agama yang benar adalah agama yang dipeluknya, tetapi jangan menjelekan agama lain, dan tidak boleh menyatukan 2 agama beribadah di satu tempat ibadah yang sama. ( Agama itu benar bagi pemeluknya ----> Era Pak Harto, SBY, Megawati ).
Tetapi Menteri Agama di era pak Jokowi, pemeluk agama akan dibawa ke negara sekuler. Yaitu semua pemeluk agama harus menganggap semua agama itu benar, misalnya pemeluk agama Islam menganggap agama Kristen itu benar, begitu sebaliknya. Maka sekarang ada kejadian Sholawatan di Gereja.
Jadi Agama dan pemeluknya itu seperti suami istri. Seorang suami harus merasa yang paling baik itu istrinya, tanpa menjelekkann istri orang lain. Begitu seorang istri itu harus merasa yang paling baiki itu suaminya, tanpa menjelekkan suami orang lain.
Jadi kalau sholawatan di gereja, itu sama saja 2 pasang suami istri bermesraan di satU kamar. (Pantaskah ?.)
Sebetulnya Muhammadiyah itu sangat mendukung pemerintah. Rumah Sakit Muhammadiyah tidak akan menagih hutang uang BBJS yg dikelola pemerintah.
Muhammadiyah hanya ingin pemerintah menjaga LAKUM DINUKUM WALIYADIIN.
Menegakkan Lakum dinukum waliyadin bukan Wahabi, tetapi mengamalkan Pancasila, sila ke 1 = Ke Tuhanan Yang Maha Esa.