Saya 30 thn tinggal di Italy, baru 1 thn saya pulang ke Indonesia. Slow living di kota Purwokerto ( menurut Kompas kota yg di minati untuk slow living setelah Solo dan Magelang. Kalau pagi bisa sepedaan di desa2 sekitar, suka jalan2 ke pasar tradisionil , saya kadang jalan2 nyari 2 buku bekas ke kota2 sep Solo, Yk, atau Bandung. Hidup saya serasa lebih adem ayem. Kalau pergi2 biasa pakai kreta, atau kalau dalam kota saya bisa naik bus trans atau go car. Waktu saya banyak saya isi dgn banyak membaca, menulis..ngurusi bunga2 di halaman rumah. Saya juga penganut slow food..jadi masak sendiri , saya masih sering masak alla mediterian lebih sehat dan gak banyak santan, atau di goreng. saya beli sayuran2 langsung dari petani di sekitar tempat saya tinggal. Hidup seperti ini membuat saya lebih fit. Tidak perlu lari2 ngejar bus, ngejar metro sampai ngos2 an seperti ketika tinggal di Italy😀 Tidak perlu mikirin outfit yg setiap musim harus ganti...bahkan misalnya ketika bulan September dah muncul baju2 untuk winter. Baru Winter slesai di toko2 dah di pajang koleksi untuk Spring/ Summer. Kita di dorong untuk blanja ..dan semakin konsumtif. Lah di Purwokerto..gak ada yg merhatiin outfit kita hehe.
Wow, Bu Tatik, Anda jauh lebih hebat dari saya. Ini gambaran slow life yang lebih benar. Thank you sudah menulis dikolom komentar. Kalau ada kesempatan bertemu ngobrol pasti asyik sekali.
Saya baru dapat video dr broo Gani, dan sy suka kehidupan spt itu, suatu saat aku mesti balik purwokerto u menikmati nya😊, salam kenal broo Gani , sy suka video anda❤
Saya pernah sibuk2 di Tanggerang.siang mlm kerja lembur.stlah cukup persiapan utk pulang kampung sya pulang.kbtuln PHK thn 1998.saya gak mau lagi merantau.saya mau tenang di desa.bisa kerja se sempat yg saya mau.dan alhmdulillh saya aman smpe skarang.di desa banyak peluang, sedikit saingan.
Disaat kebutuhan hidup di kota semakin tinggi ,daya saing semakin banyak ,hidup didesa menerapkan slowliving memang jalan terbaik,mks pak pencerahannya.
Dulu saya masih kerja, usia masih muda sering ditugaskan ke Singapura. Kalau pas makan di foodcourt, lihat nenek2 kumpulin piring kotor, botol air mineral dari meja2, hati saya tidak tersentuh rasa iba. Saya malah kagum diusia lanjut, mereka masih mau kerja. Tapi ketika saya tahu alasan mereka masih kerja, saya jadi pusing bukan sekedar kasihan 😢😢😢 So, setuju dengan Pak Gani kita di Indonesia sangat beruntung.
Sama dengan Hongkong, mental mereka bukan peminta minta , mereka kerja sampai tidak ada orang yang mau atau tidak kuat bekerja , kalau kuat mereka ambil kardus dan botol kosong kosong
@@AkmalAkmal-ut1ru klo genZ masa kini sepertinya perlu diberi motivasi karena lahan pertanian dijual karena tidak ada penerus, masih terlihat keren pengamen, manusia silver, badut, boneka mampang
Pendidikan tinggi dan karir bagus tidak menjamin high quality life. Mereka yg sy kagumi dan menginspirasi adalah yg mampu meyeimbangkan antara karir dan kehidupan pribadi. Buat apa bekerja keras seumur hidup, walaupun sukses, kaya dan terpandang, kalo tidak bisa menikmati hidup. Sy pernah liat video tentang seorang millioner dari US yg retired pada umur 40an tahun, di usia yg prime bagi seorang profesional dan pengusaha. Mayoritas orang akan menganggap dia gila, tp sy bener2 iri dan kagum dgn cara dia memandang hidup. Btw, di Indo kalo ga punya modal dan lahan masih bisa ikut program transmigrasi bisa dapat lahan gratis. Jadi tidak ada alasan sulit mencari pekerjaan. Yg sulit adalah mencari pekerjaan sesuai standar yg kita inginkan.
Salam kenal bro gani, video anda sangat menginspirasi untuk hidup yg minimalis, saya lahir di Magelang, besar di Klaten, dan kerja di Denpasar, bentar lagi saya pensiun, niat saya pingin slow living juga di Magelang atau Klaten.... terima kasih bro... anda keren bisa menginspirasi banyak orang GBU..🥰👍👍
3 thn lalu saya kerja dari ciaw kei depok berangkat pagi,pulang malam stres diperjalanan. Sekarang saya di rumah lebih santai dan bisa mengatur waktu sambil mengelola pemancingan dan pelihara ayam KUB. Hidup lebih simpel
Mas Gani keren sekali Chanel RUclips dengan Materi slow living, saya usia 45 tahun lagi belajar tentang slow living dimana semakin bertambahnya usia saya senang ketenangan Terima kasih banyak atas ilmu dan pengalamannya
Video ini sangat memotivasi sy, suatu saat akan sy terapkan di hari tua....Hidup sederhana tanpa harus memikirkan gaya²an yg akhirnya banyak cicilan❤❤❤❤❤❤
Hongkong juga bagus tempat tracking nya , air minum wc umum telpon darurat tiap bbrp ratus meter , bagus pemandangannya, ada lembah ada pantai ada hutan beton
hutan beton. Kalau lihat video tentang orang miskin yang tidur di tempat seperti kandang, miris sekali. Itu miskin dalam pikiran. Mestinya tidak perlu memaksakan hidup seperti itu. Toh, mereka kan sudah bisa ke China daratan. Bisa mengadu nasib di desa sana.
Yes. At the end, kita ingin hidup yang bebas tekanan. Yang bisa memberikan kemerdekaan waktu dan kebebasan beraktifitas. Semoga lancar menuju slow living.
bpk sya tinggal di desa hanya punya kebun kecil,sambil berkebun sambil piara ayam dan beberapa ekor sapi,kdg2ada org menyuruhnya krja harian di sawah org bpk sya ttp lakukan lumayan dapat sedikit upah ,sya melihat keseharian bpk sya sgt bahagia dgn hidup sederhana, orgnya jga lbh sehat walaupun umur dh hpr 80 msih gesit dn sehat,itulah dampak dri slow living yg sya lihat
Saya usia produktif,hidup di luar negri...suatu saat kalau sudah tua pulang ke Indo ingin punya rumah kecil,halaman luas buat nanam sayur mayur....buat hidup sehari hari.... Dimanapun saya berada,tetap ❤❤❤❤Indonesia
Dengan mengumpul dolar diluar negeri, sangat memungkinkan membangun rumah impian di Indonesia. Rumah asri dengan halaman luas masih bisa terjangkau di pinggiran kota atau desa.
Nah, ini setuju. Slow living di desa dengan pendapatan minim bakal gak slow living lg. slow living di desa kalo udeh ada tabungan mayan baru slow living di desa.
Sy lahir di sleman, sekolah dan bekerja di sleman..sampai akhirnya menikah dan merantau ke bekasi, krn ikut suami yg ditempatkan di bekasi, menetap di sana dengan fasilitas terbaik, tinggal di cluster,semua tertata rapi, kompleks agamis.. Kerja keras,semua terpenuhi, 20 negara dijelajahi.. tp takdir merubah semuanya, suami meninggal,belum genap 16th perkawinan,di usia sy 46 th. Saat itu pandemi.. bertahan di bekasi.. akhirnya setelah 4 th, aku putuskan kembali ke sleman, tinggal di rmh ortu yg sudah sy renov, kecil memang tp cukuplah u sy dan anak tunggal saya.. belajar slow living.. dg menyewakan asset di bekasi.. 😊 Nikmati, syukuri.. belajar menikmati yg ada.. 😊😊
Menginspirasi sekali. Thanx videonya. Saya sebetulnya dari dulu pengen memulai hidup slowliving, simple life, minimalist tapi masih khawatir di cap malas oleh orang2 sekitar. Setelah belajar dr video ini, agak tercerahkan = Slow living not lazyness. Apalagi setelah kegagalan usaha & efek pandemi kemaren yg masih terdampak pada beberapa bisnis lainnya. Saya mantab menerapkan slow living🙏. Thanx Bro....
Sya suka topik nya Bersyukur tinggal di Indonesia SDA melimpah Sekarang lgi ngumpul tabungan buat hari tua..sya juga belajar berkebun Sekarang lgu full biaya pendidikan anak
saat bisa mengendalikan konsumerisme semakin rendah. maka, kemungkinan slow living bisa jadi kenyataan. cuma kalau gak punya kesibukan malah jatuh dalam kebosanan akhirnya jadi konsumtif lagi..terima kaih banyak infonya pak👍
entah mengapa hidup seperti itu jdi impian saya sejak kecil, kira2 sejak SMP ingin sekali punya rumah kecil dengan halaman cukup,agar punya halaman untuk berkebun dan beternak untuk kebutuhan rumah.
Naturally, kita itu memang suka alam. Alam bisa memberikan energi sangat positif dalam hidup kita. Mungkin dibawah alam sadar kita, sudah rindu akan hal yang demikian. Semakin hari semakin mencuat dan menjadi mimpi. Semoga bisa terwujud ya.
@@GaniTheYong betul sekali pak, sedang di usahakan untuk mewujudkannya meskipun harus jadi buruh di negeri orang untuk sementara waktu. keterbatasan ekonomi keluarga memaksa kita harus mengusahakan semuanya sendiri dari nol.
@@GaniTheYong setuju pak, hidup lebih tenang tanpa hutang, dan saya memang lebih menghindari berurusan dengan hutang, apalagi kalau hanya untuk gaya hidup. Lahir dr keluarga sederhana, Benar2 harus berjuang merintis dari nol
Trima kasih pak, sudah meng inspirasi, saya trtarik , sering lihat gaya hidup seperti ini, namun msh blm berani extreme mencoba krn masih banyak tanggungan..
Beberapa bulan ini sedang bercita-cita kemudian berusaha mewujudkan,ingin hidup slow living dikampung, menikmati hidup dengan tenang.kemudian ketemu channel ini langsung subscribe..
Favourite dan Panutanku, Mas Gani The Jong. Baru mulai belajar Slow Living, dipercepat untuk stop Fast Living karena health issue. Semoga dengan slow living, semakin kesehatan semakin baik. Aamiiin
Semoga lebih sehat. Pikiran, tekanan, memang erat sekali dengan kesehatan tumbuh. Slow life akan membuat kecemasan hilang, kekhawatiran lesap, dan jiwa menjadi tenang. Dengan begitu, tumbuh akan berupaya self healing juga. Karena tumbuh kita sebenarnya punya daya untuk selfhealing kalau diberi kesempatan untuk tenang.
Salam kenal Pa Gani. sangat megispirasi, algoritma yt menuntun sy ke sini semoga jadi realita dlm pengalaman hidup saya slow living tenang dan damai,..
Berarti algoritma google sudah benar. Dia sudah memprofile bapak sebagai orang yang senang hidup tenang dan damai, dan sangat besar kemungkinan menyukai video kayak gini. Begitu kali ya algoritmanya. Salam kenal pak. Terima kasih sudah menonton.
Sy hidup di rantau hampir selama 27thn. Dan kini memutuskan utk pulang dan hidup di kampung di sebuah kota kecil di Sultra sjk ke 2 orang tua sy mninggal. Awalnya smpat bingung dan agk mulai stress, krn gk biasa hidup di kampung dan bingung mau bekerja apa. Sjk menonton video2 anda sy mulai terinspirasi utk berkebun dan memelihara ayam ,menanam beberapa jenis bunga,buah2an dan sayuran. Dan Alhamdulilah sjk 5 bulan lalu sy mulai terbiasa dgn rutinitas pagi dan sore hari sprti memberi makan ayam dan burung peliharaan serta menyiram tanaman. Luar biasa sy merasa memperoleh energi dan ketenangan dgn melakukan rutinitas itu setiap hari.apalagi melihat tanaman bunga,sayur dan buah yg saya tanam mulai bertumbuh ,sy sprti merasa bahagia sj..walau kadang bnyak tanaman yg sy tanam jg rusak krn hama atau tdk bertumbuh. Maklum sy gk ada keahlian bercocok tanam 😂. Sy bersyukur bisa menikmati ketenangan dan merasa bahagia dgn melakukan hal2 baru yg membuat sy senang dan menjauhkan sy dari stress walau dgn cara2 yg mngkin bagi orang lain merupakan hal yg biasa. Skrng sy lg membangun dapur outdoor dihalaman samping rumah sbgai t4 berkumpul kluarga ,sy membayangkan nantinya kita bisa ngobrol sambil menikmati jagung bakar atau aneka hidangan grilled..sy betul2 merasa bahagia.. hubungan dgn tetanggapun makin baik krn sy sering membagikan buah pisang ,pepaya,markisa ,atau singkong yg sy panen dihalaman blkang rumah.. Terimakasih..Channel anda sungguh menginpirasi.. sukses selalu...🎉 ❤
Wii, bisa saya bayangkan keseruannya kalau dapur outdoornya selesai. Bertambah lagi kenikmati bersama keluarga. saya suka dengan kalimat "mngkin bagi orang lain merupakan hal yg biasa" Betul sekali. Yang kita lakukan ini memang hanya biasanya saja, tapi karena bapak menikmatiknya, jadinya luar biasa. Apalagi kita berlatar belakang hidup di kota dengan kesibukan yang melelahkan fisik dan pikiran. Happy Slow Living pak.
Saya pernah kerja di singp selama 5 .saya ada kerja partime di mantan periseden wee kim betapa kanget bahwa beliu mantan presiden yg tinggal sangat sederhana bahkan mantan ibu negara memasak untuk makan siang buat saya .rumah nya juga tdk ada penjga .rumah anak" beliu juga sangat sederha .bahkan semua jenis tanaman ada sekililing rumahnya .rumah nya tdk bgt besar kemungkin hanya 200 persgi.jauh dri kata mewah daerah siglap bank perumah elit. Pengalaman yg sangat indah dalam hidup saya.
Wah, itu sungguh sungguh luar biasa. Kita patut menurut gaya hidup sederhana seperti itu. Beruntung sekali Anda pernah bersinggungan dengan keluarga mereka, dan mampu melihat hal baik untuk dicontoh. Luar biasa juga untuk Anda.
Kita nikmati,kita jalani dan kita syukuri smua yang ada .Dan saya sempatkan membantu orang lain apapun itu dan bagaimanpun kondisi kita.Satu yang membuat saya kadang saya "ngelus dodo" Anak saya mau saya belikan sepatu misalnya krn menurut saya sudah tipis sol nya .Eh dijawab kan masih bisa dipakai 😂. Allhamdullilah hidup apa adanya dan menerima smua yg sudah harus kita jalanin dengan iklas.(menurut saya)
@GaniTheYong aamiin.Wah pasti klo sekampung bisa berguru sama suhu Gani hehe. Btw,piano saya sudah saya jual wkwkkww. Anak kecil belum punya keinginan kok dipaksa ikutin kemauan mominya hahaha.
slow living dan traveling ke berbagai negara adalah cita-cita ketika anak-anak memasuki fase kuliah..jadi sekarang disiplin menabung dan investasi .. mumpung anak-anak masih sd
Salam kenal dari Taiwan pak Gani baru sekitar seminggu kenal Chanel ini dan langsung subscribe, saya single mom dengan 3 anak yg 1 cowok cuma lulus SMK nggak mau kuliah dan sudah nikah punya anak 2, yg 2 cewek lulus S1 belum nikah, nomer 3 lulus SMK dan mau kuliah, ini th ke 10 sy kerja di Taiwan umur hampir 50, kemarin sudah pulang dirumah 1 tahun coba usaha dirumah tapi gagal lagi dan berangkat ke Taiwan lagi, di Taiwan juga masih banyak orang2 tua sudah bongkok masih cari rongsokan, untuk kerja yg sekarang saya bener2 mau ngatur uang, jaga pola makan dan kesehatan.. pengin tua nanti udah nggak kerja bisa pulang kampung menikmati hidup punya tabungan badan sehat bisa ibadah kumpul keluarga.. terimakasih video2nya sangat menginspirasi memotivasi 🙏
@@GaniTheYong iya pak Gani suka kasihan ngeliatnya sudah tua banget bawa keranjang dorong cari rongsokan kayaknya di Indonesia nggak ada setua itu masih ngrongsok, klo saya punya rongsok Tek kasihkan dia sama saya kasih makanan, aamiin ya Robbal'alaamiin.. terimakasih 🙏
Saya mulai merencanakannya...kelak saya ingin pulang k kampung halaman saya di Bogor. Di lereng Gunung Salak yg di nyaman dan sejuk. Saya ingin menikmati hidup dan masa tua saya di sana.
Saya beserta anak istri akan kembali ke kampung,saya merantau sejak 2007.saya merasa RPM saya terlalu tinggi.kadang sering burn out karena kerjaan yang membeludak.saat inu saya berada di denpasar.saya akan kembali slow living di menoreh magelang.saya sudah mempersiapkan segenap fasilitas termasuk rumah,sepeda,kebun kecil dan apa saja yang akan menjadi bagian saya disana untuk tetap berslow living.
Pak Gani ini sangat meracuni (menginspirasi -red). 7:25 menyebut Jonggol pula 😄. Jadi ng-ide juga untuk tinggal di Tanjungsari, sebuah kecamatan setelah Kec Jonggol dan Kec Cariu. 7 tahun yg lalu iseng beli rumah kebun di perbukitan sana. Sangat sepi, jarak dengan rumah penduduk terdekat >300 meter. Siang bunyi tonggeret dan burung2. Malamnya suara kodok, burung hantu. Awal2 cukup uji nyali, lama2 terbiasa. Hingga saat ini nengokinnya paling 2-3 bulan sekali, sekarang kepikiran keras ikutan gaya hidup Pak Gani. Salam kenal Pak Gani.
saya perhatikan pekerjaan2 didesa yg walau nuansa sepi tapi tetap rame dan dgn waktu normal / tidak terlalu capek adalah berjualan sayur dipasar. start pagi jam 4 nanti ada mobil sayur langganan antar ke lapak. lalu jaga sampai habis. biasanya jam 10 pagi sudah sepi. setelah itu banyak waktu luang. namun ada resiko tidak laku sayur busuk. cuma skrg pasar2 sudah full pedagang. terimakasih pak gani memberikan view bagus yg sangat bermanfaat sehat selalu.
Membuka lapak di pasar juga menarik. perlu dipikirkan kalau sayurnya tidak habis itu dimanfaatkan untuk hal lain supaya tidak nol. Mungkin untuk makan ayam, atau diproses agar bisa ada nilai baru. Terima kasih sudah menonton.
Mmg enak tinggl di indonesia aplgi d propinsi yg mmg tnhnya subur psti biaya hidup plg murah tdk sprti jakarta yg lahannya sdh sumpek gk ada pekarsngan u.bercocok tanam
Minggu lalu saya ada ke Jakarta dan tinggal selama 3 hari disana. Ketika melewati jalan jalan sempit, perasaan menjadi sumpek. Padat, panas dan berdebu. Rumah dipinggir jalan tanpa pekarangan dan suara kendaraan mengauang tanpa henti. Sumpek memang.
Di Indonesia yang membuat kita merasa tidak nyaman adalah komentar mereka tentang hidup kita, eh Kamu kog belum punya kulkas, kog belum punya rumah, umur berapa? Kog masih gitu gitu aja. Kog belum nikah? Hadeeeh
he..he..he.. Itulah perlunya kita memahami konsep Stoa/Stoik yang mengajarkan kita untuk tidak perlu peduli omongan miring. Kita tidak boleh meletakkan kebahagian kita di sesuatu yang tak bisa kita kendalikan, yakni : pikiran orang lain itu.
Apalagi kalau sudah tua, sdh tdk butuh lainnya selain hidup sehat dg makanan sehat. Tentu saja yg dibutuhkan makanan, yaitu sayuran, buah, dan hewan. Kita bisa menanamnya dan memelihara hewan sendiri. Sederhana.
Saya bapak dengan dua anak dan usia 35 tahun bekerja sebagai supir,tahun depan berniat menggundurkan diri dari kerjaan saya Untuk belajar menerapkan hidup slow living semoga berhasil Mohon doanya Trimakasih sudah menginspirasi seperti yoso farm
Saya tinggal 10 tahun di singapura dan 10 tahun di Eropa. Sudah melihat banyak tempat dan punya barang agak mewah. Tahun kemarin saya balik ke Indonesia karena mikir mikir buat apa hidup dan kerja sampai malam tapi uang tidak terlalu cukup buat hidup enak karena inflasi. Uang sudah cukup untuk slow living di Indonesia. Saya tak mencari kerja atau buat bisnis. Mungkin saya ingin pindah dari Jakarta ke pulau lain karena polusi jakarta sudah tidak mengenakan. Enak sekali hidup di Indonesia setelah 2 dekade di luar negeri.
wow, yang begini ini yang di impikan banyak orang. Tidak kerja lagi atua buat usaha untuk menopang hidupnya. Berkegiatan hanya untuk kesehatan dan menyenangkan diri. Ini adalah bayaran 20 tahun bekerja keras diluar. Keren sekali.
Menurut pengamatan Anda, apakah memang demikian orang orang tua di Singapore? Bahwa mereka harus tetap kerja karena biaya hidupnya mahal? Atau hanya mengisi waktu luang dihari tua?
Waktu itu saya kaget mendengar kabar dosen lama saya meninggal di usia 85 tahun lebih dikit. Lah kemaren baru saja memberikan kuliah umum (di usia segitu). Banyak orang tua yang tetap aktif seolah-olah meninggalkan dunia seperti keluar rumah, hanya begitu saja. Berbeda dengan yang sakit-sakitan lama dulu.
@@hitthedeck4115 wah, 85th. Itu seperti di okinawa, jepang. Di situ banyak yang sudah 80-100th tapi tetap aktif. Ada yang masih dosen di usia 80an. Ikigainya mengajar.
Singapura, negara super kecil tdk bisa hidup bertani dsb, satu satunya cara yg bisa ya Technology dan hidup kerja keras, lha mau gimana lg lahan terbatas, tp kl sdh tinggal lama di sgp ya nyaman saja, org tua sdh terjamin pensiunannya, ingat sgp no 5 terbaik didunia dlm urusan pensiunan, no 1 SD 4 dr negara Nordik, kl di indo ya nggak diurusi negara
Slow dan Simple Life saya banget sebelum menikah di usia 34 ..setelah itu keruwetan yang bertambah setiap hari dengan berbagai masalah hidup hanya bisa menerima saja alias ikhlas, banyak mengalah, bersyukur dikasih istri dan 2 anak yang hebat , masih bisa makan,anter anak sekolah, hidup dibdg utara yg masih dingin dan ibadah dengan lancar ......jadi Slow dan Simple Life adalah menikmati hidup dengan keadaan diri kita 😄
Saya hidup didesa dengan penghasilan 4 jt perbulan alhamdulilah rumah ada anak bisa kuliah insyaallah kebutuhan selalu dicukupkan. Terutama ibadah pun nyaman tdk terganggu oleh pekerjaan.
Asyik om goesnya..jadi pengen..tapi sepedanya masih tahap rakit,,saya sudah setahunan slow living dg merintis usaha budidaya tanaman hias di rumah,,memang kalau dari sisi pendapatan beda dg kita kerja aktif di perusahaan dg gaji pasti,tapi yg saya rasakan saat ini adalah lebih bisa menikmati waktu & men syukuri hidup,berapapun pendapatan saya saat ini.
Yang pasti lebih merdeka, lebih bahagia kan? Sepeda sebagai pilihan mengisi waktu, itu sangat tepat. Sepedanya murah, tahan belasan tahun, sehat, bisa kemana-mana dengan murah.
Saya slow living juga. Awalnya sih nggak pernah bercita-cita begitu, pengen jadi orang kota yg tinggal di apartemen, tapi nggak terwujud. Saya pernah coba berkebun, pengen tuh punya kebun sayur, tapi nggak terlalu bisa sih. Akhirnya cuma jualan di warung sama freelance. Kalau lihat orang kota yg pengen slow living, jujur sih heran ya, karena dulu saya berpikirnya kalau mau sukses itu punya uang banyak, kerja di kantor mentereng, dll. Tapi life lesson yg saya alami ternyata hidup tuh sesuai takaran masing2. Kalau sekarang jadi belajar bersyukur dengan slow living ini.
saya usia 0 - jelang 40th, hidup d kmpung lereng menoreh. rumah ada pekarangan cukup lah, tpi blm termanfaatkan. Klo amati orang² pada slow living begini, harusnya saya bnyak bersyukur. Tapi kadang ada bosen juga menjalani hidup begini 😄😄
kalau di desa terus mungkin terlalu biasa dan bosen, biasanya minimal 10 tahun merasakan kesibukan kota, nanti pas slow living di kampung baru terasa nikmatnya
iya, iya.. Rasa syukur dan nikmat itu perlu pembanding. Sesekali aja ke kota dan rasakan kemacetan dan keruwetan sore hari ketika pulang kerja. Biar berasa nikmatnya hidup didesa.
Mau sharing lagi, Pak Gani. Tiba-tiba teringat 1 lagi keberuntungan kita hidup di Indonesia dibandingkan Singapura. Disini, kalau orang tua kita punya rumah, ketika orang tua kita meninggal dunia, anak2nya otomatis langsung bisa masuk dan tinggal dirumah warisan orang tua kita tersebut. Yang saya mau sharing adalah casenya kolega saya di Singapura. Rumah dia berupa apartment dan di Orchard Road, status HGB 99 tahun. Tahun ini kolega saya berusia 60 tahun. Sekitar tahun 2018 atau 2019 saya agak lupa, dia cerita bahwa anaknya akan menikah dan sudah mulai ngantri untuk "beli" apartment. Karena orang tuanya tinggal di Orchard, anak itu kepingin di Orchard juga dan tentu saja aplikasinya sudah belasan kali ditolak mengingat usianya masih muda dan banyak sekali WN Singapura yang sudah lebih dulu antri. Saya tanya ke kolega saya kenapa anakmu nggak langsung tinggal di apartment mu saja? Kan suatu hari kamu juga akan meninggal. Ternyata undang2nya mengatur tidak begitu saja bisa dioper ke keturunannya 😢 Saya tidak tahu apakah aturan yang sama berlaku jika berupa landed house. Waktu itu saya tidak bertanya lebih jauh saking kagetnya 😂
Waduh, jadi bukan hal milik kali ya. Semacam sewa jangka panjang. Bisa dimaklumi kalau singapore itu harus buat aturan yang sangat aman agar kelak tidak repot. Terutama untuk warganya sendiri.
@GaniTheYong Iya, Pak. Hak pakai saja. Bukan hak milik. Padahal dari cerita dia, bayarnya juga mirip2 di Indonesia mengangsur KPR. Saya juga lupa 99 tahun itu masa HGB nya atau sampai dia berusia 99 tahun. Saya cuma ingat dia ketawa cekikikan sendiri sambil ngomong "but who is going to live for 99 years?"
Saya umur 66 th pensiunan pns tinggal di yogya yg bisa hidup.hemat dan cukup tenang.yg utama adalah sebagai muslimah saya jalani dg baik, setiap bulan dapat uang pensiun dari saya dan suami.jalan saja hidup dg tenang dan apa adanya alon alon waton kelakon.
@@GaniTheYongsaya punya Hobi nyanyi di starmaker ada 3900 rekaman.lagu lama dg pengikut 10000 orang lebih.sebelum suamiku stroke dia pemain orgen tunggal pagi siang kerja pns berdua malam dan hari libur job menghibur orang yg punya hajatan.skr aku lebih suka ngaji Al Qur'an .
Saya sdh berkata ingin sekali pindah ke pinggir kota, slow living, tp suami saya kurang setuju, krn katanya kita semakin tua tuh hrs dekat dgn Rumah Sakit / fasilitas kesehatan & juga Pasar /pusat makanan!😢
Tinggal didekat fasilitas kesehatan perlu. Bisa cari tempat di pinggiran kota kecil yang menuju RS nya mudah. Konsekuensi tidak hidup slow living juga ada. Hilangnya kesempatan hidup bahagia yang sehat. Yang tidak sedikit orang bicara “kalau tahu dari dulu hidup kayak gini nyaman, mestinya saya lakukan sedari dulu” he..he..he..
Gua belum maried..,tapi mungkin ini bagian dari anugerah..,cost living...pasti hematlah..,,pernah saat nggak ada kerjaan gua NYEPI dan Meditasi di kamar sampai 3 bulan (makan cuma 1 kali setiap pas jam 1 dini hari)..GUA VEGAN..,setelah JENUH...gua keliling jalan kaki dari Malang, Blitar, Kertosono,Magetan,Cemoro sewu, Karanganyar,Sragen,Madiun, Mojokerto,Surabaya, Pandaan dan balik lagi ke Malang kurang lebih selama 21 hari..., Pengalaman yang menyenangkan..,setelah pengalaman ini gua coba lagi jalan dari Gilimanuk hingga ke Denpasar..,di Denpasar gua kerja kurang lebih 3.5 bulan di rumah makan VEGAN VEGETARIAN Sariboga..
Wah, luar biasa sekali. Jalan kaki sejauh itu. Pasti banyak sekali yang didapat dari perjalanan “menyiksa” itu. Sekaligus mengngokohkan bahwa, hidup itu ya sangat sederhana. We need nothings much. Anda Hebat sekali!
@GaniTheYong bahkan di Denpasar saat bekerja di rumah makan VEGAN VEGETARIAN Sariboga..saya sempat bertemu dengan GOBIND VASDHEF..,anda tahu kan ..siapa dia
Saya hidup di kota, tapi slow living (sepertinya), beli baju 5 thn sekali, kantor 5 mnt jalan dari rumah. Makan sekadarnya 5T,I tahu tempe telor toge ikan. Gak punya televisi, waktu kosong : tidur tidur dan tidur (Olga tetep setiap pagi n sore)
Hem, menarik sekali. Bisa tinggal di sekitaran hutan lindung itu keberuntungan tiada tara. Dapat udara lebih segar. Apalagi kalau boleh hiking di hutan itu. Tinggal di kota mana pak?
Saya dulu bekerja mula umur 18....kumpul CPF...Spore...kerja rajin klu tak soru miss😂skrng usia 60an stay at home😂ank2 biaya...bill...rumah 🤲sudah habis byr...Amiinnn...ank2 kasi duit tiap2 bulan.tiap2 mereka dpt gaji bln...Aminnnnn...Syukur....duit tk bnyk simpan tapi lumayan juga....😂😂😂😂
@GaniTheYong Singapura CPF sngat2 membantu untuk beli rumah HDB...sebahagiannya...yg lain....klu mencukupi..jika tdk dipotong dari CPF tiap2 bulan belen rumahnya(rumah beli)..sewa rumah guna duit cash bulanan Tuan....Wang CPF juga akn kita dpt nanti di har tua cukup umur...panjang umur mudah2an Aminnn.....untuk besara biar tk meminta minta🤲
Ingat maksimal umur dalam kerja kemungkinan karena kebutuhan dan ketersedia'an pekerja. Negara singapura butuh pekerja dr luar, indo butuh lapangan pekerja'an.
Salam Kenal Pak , saya senang sekali liat Channel nya 👍 saya bisa merasa tenang , sesuai dgn harapan n keinginan saya , wkt jmn pandemic saya mulai srg liat channel2 minimalis, frugal living n slow living, akhirnya thn 2023 saya memutuskan utk hdp minimalis, berusaha memilah brg2 yg tdk dibutuhkan , udh bnyk sekali saya ksh ke org , ada yg saya buang dan ada yg diloakin 😁 tapi sampai skrg blm berhsl msh terlalu bnyk brg dan msh berjuang mengurangi. Saya pgn bertanya Pak kira2 org yg memutuskan slow living akan bertahan dgn slow living seterusnya atau suatu saat bisa berubah ya Pak? 😁
Salam kenal juga. Terima kasih sudah menyukai channel saya. Super sekali sudah mulai menjalani simple life. Melepas barang itu tidak mudah. Setelah melepas, rasanyapun akan lega. Korelasi tidak langsung, tapi berefek langsung. Saya sendiri belum lama memutuskan gaya hidup seperti ini. Rasanya, saya akan tetap seperti ini, dengan catatan, kita mulai mengekplorasi hal hal sederhana untuk kita kerjakan. Kita perlu mencari hobi positif untuk bisa mengisi waktu dari kebosonan, dan kekosong di saat saat tertentu. Kalau sudah membaca, itu yang paling bagus. Juga berkebun, merawat tanaman, dan menulis. Jika tidak, kita cari yang kita mau. Yang cocok dengan karakter kita.
@@GaniTheYongTerimakasih bnyk Pak utk Responnya 🙏 Nah cita2 yg blm terkabul saya pgn bisa menanam kcl2an dirumah utk dimakan sendiri 😃 tapi kpn bisa terwujud nya saya blm tau, semoga suatu hari bisa terkabul 😃 sekali lagi Terimakasih bnyk Pak 🙏
Pak Gani, Share link yang bahas tentang Pak Gani, Mendidik Anak, karena Ada Mental Block pada prang Tua yang akan Slow Living dengan Masa Depan Pendidikan Anak, karena Udah dogma di indonesia masa depan bagus harus Pendidikan Bagus, sedangkan pe didikan bagus biaya juga bagus, Aahh
Saya 30 thn tinggal di Italy, baru 1 thn saya pulang ke Indonesia. Slow living di kota Purwokerto ( menurut Kompas kota yg di minati untuk slow living setelah Solo dan Magelang. Kalau pagi bisa sepedaan di desa2 sekitar, suka jalan2 ke pasar tradisionil , saya kadang jalan2 nyari 2 buku bekas ke kota2 sep Solo, Yk, atau Bandung. Hidup saya serasa lebih adem ayem. Kalau pergi2 biasa pakai kreta, atau kalau dalam kota saya bisa naik bus trans atau go car. Waktu saya banyak saya isi dgn banyak membaca, menulis..ngurusi bunga2 di halaman rumah. Saya juga penganut slow food..jadi masak sendiri , saya masih sering masak alla mediterian lebih sehat dan gak banyak santan, atau di goreng. saya beli sayuran2 langsung dari petani di sekitar tempat saya tinggal.
Hidup seperti ini membuat saya lebih fit. Tidak perlu lari2 ngejar bus, ngejar metro sampai ngos2 an seperti ketika tinggal di Italy😀 Tidak perlu mikirin outfit yg setiap musim harus ganti...bahkan misalnya ketika bulan September dah muncul baju2 untuk winter. Baru Winter slesai di toko2 dah di pajang koleksi untuk Spring/ Summer. Kita di dorong untuk blanja ..dan semakin konsumtif. Lah di Purwokerto..gak ada yg merhatiin outfit kita hehe.
Wow, Bu Tatik, Anda jauh lebih hebat dari saya. Ini gambaran slow life yang lebih benar. Thank you sudah menulis dikolom komentar. Kalau ada kesempatan bertemu ngobrol pasti asyik sekali.
wah,,, sering nonton video orang beli abandoned cabin di eropa, lalu direnovasi dan ditinggali. Sepertinya seru.
sama. Senang juga ngeliatin yang begitu.
@tatik m , aku juga orang purwokerto, salam kenal ya😊
Saya baru dapat video dr broo Gani, dan sy suka kehidupan spt itu, suatu saat aku mesti balik purwokerto u menikmati nya😊, salam kenal broo Gani , sy suka video anda❤
Betul banget ....saya bwrsyukur walopun hidup di desa ...alhamdulillah
👍🏻🙏
Saya pernah sibuk2 di Tanggerang.siang mlm kerja lembur.stlah cukup persiapan utk pulang kampung sya pulang.kbtuln PHK thn 1998.saya gak mau lagi merantau.saya mau tenang di desa.bisa kerja se sempat yg saya mau.dan alhmdulillh saya aman smpe skarang.di desa banyak peluang, sedikit saingan.
Wah, keputusan hidup yang sudah tepat. Salam slow living. Sehat selalu.
Disaat kebutuhan hidup di kota semakin tinggi ,daya saing semakin banyak ,hidup didesa menerapkan slowliving memang jalan terbaik,mks pak pencerahannya.
Thank you so much 🙏
Dulu saya masih kerja, usia masih muda sering ditugaskan ke Singapura. Kalau pas makan di foodcourt, lihat nenek2 kumpulin piring kotor, botol air mineral dari meja2, hati saya tidak tersentuh rasa iba. Saya malah kagum diusia lanjut, mereka masih mau kerja. Tapi ketika saya tahu alasan mereka masih kerja, saya jadi pusing bukan sekedar kasihan 😢😢😢 So, setuju dengan Pak Gani kita di Indonesia sangat beruntung.
Ya, tidak semuanya hanya untuk mengisi waktu. Justru lebih banyak yang memang harus bekerja karena biaya hidup singapore yang memang tinggi.
@@GaniTheYongPak, usul: kalau boleh sharing pandangan Bapak keterkaitan slow living dengan ancaman krisis pangan. Terima kasih sebelumnya.
@ wow, menarik. Isa jadi suatu saat terjadi krisis pangan. Saya catat.
Sama dengan Hongkong, mental mereka bukan peminta minta , mereka kerja sampai tidak ada orang yang mau atau tidak kuat bekerja , kalau kuat mereka ambil kardus dan botol kosong kosong
@@AkmalAkmal-ut1ru klo genZ masa kini sepertinya perlu diberi motivasi karena lahan pertanian dijual karena tidak ada penerus, masih terlihat keren pengamen, manusia silver, badut, boneka mampang
Pendidikan tinggi dan karir bagus tidak menjamin high quality life. Mereka yg sy kagumi dan menginspirasi adalah yg mampu meyeimbangkan antara karir dan kehidupan pribadi. Buat apa bekerja keras seumur hidup, walaupun sukses, kaya dan terpandang, kalo tidak bisa menikmati hidup. Sy pernah liat video tentang seorang millioner dari US yg retired pada umur 40an tahun, di usia yg prime bagi seorang profesional dan pengusaha. Mayoritas orang akan menganggap dia gila, tp sy bener2 iri dan kagum dgn cara dia memandang hidup.
Btw, di Indo kalo ga punya modal dan lahan masih bisa ikut program transmigrasi bisa dapat lahan gratis. Jadi tidak ada alasan sulit mencari pekerjaan. Yg sulit adalah mencari pekerjaan sesuai standar yg kita inginkan.
Senang membaca paragraf terakhirnya. Thank you sudah ikut menulis komentar 🙏
betul jg dgn anda
Miliarder tersebut menerapkan sistem FIRE alias Financial Independent Retire Early
@@bielkrieger5917 pikiran tentang what is life nya sudah matang.
Salam kenal bro gani, video anda sangat menginspirasi untuk hidup yg minimalis, saya lahir di Magelang, besar di Klaten, dan kerja di Denpasar, bentar lagi saya pensiun, niat saya pingin slow living juga di Magelang atau Klaten.... terima kasih bro... anda keren bisa menginspirasi banyak orang GBU..🥰👍👍
Terima kasih sekali. Semoga planning balik kampung untuk slow livingnya terwujud tanpa kendala.
3 thn lalu saya kerja dari ciaw kei depok berangkat pagi,pulang malam stres diperjalanan. Sekarang saya di rumah lebih santai dan bisa mengatur waktu sambil mengelola pemancingan dan pelihara ayam KUB. Hidup lebih simpel
Wah, sudah nyaman. Sudah merdeka waktu. Keren!
Saya memutuskan Slow Living di Kabupaten Malang (tanah kelahiran) setelah 10 tahun merantau di Jakarta.
Selamat, sudah jauh dari stress kota Jakarta bikin hidup menjadi runyam!
Ngalame ndi sam
Mas Gani keren sekali Chanel RUclips dengan Materi slow living, saya usia 45 tahun lagi belajar tentang slow living dimana semakin bertambahnya usia saya senang ketenangan
Terima kasih banyak atas ilmu dan pengalamannya
Yes. Ketenangan adalah kata kuncinya. Kita ingin tenang, damai dan menikmati kesunyian. Semoga semakin slow life pak.
Video ini sangat memotivasi sy, suatu saat akan sy terapkan di hari tua....Hidup sederhana tanpa harus memikirkan gaya²an yg akhirnya banyak cicilan❤❤❤❤❤❤
Yes, begitu intinya.
Hongkong juga bagus tempat tracking nya , air minum wc umum telpon darurat tiap bbrp ratus meter , bagus pemandangannya, ada lembah ada pantai ada hutan beton
hutan beton.
Kalau lihat video tentang orang miskin yang tidur di tempat seperti kandang, miris sekali. Itu miskin dalam pikiran. Mestinya tidak perlu memaksakan hidup seperti itu. Toh, mereka kan sudah bisa ke China daratan. Bisa mengadu nasib di desa sana.
Alasan slow living inilah,yang membuat saya,tetap ingin menua di kampung halaman,walau sudah 30 tahun hidup diLN,di banyak negara
Yes. At the end, kita ingin hidup yang bebas tekanan. Yang bisa memberikan kemerdekaan waktu dan kebebasan beraktifitas. Semoga lancar menuju slow living.
bpk sya tinggal di desa hanya punya kebun kecil,sambil berkebun sambil piara ayam dan beberapa ekor sapi,kdg2ada org menyuruhnya krja harian di sawah org bpk sya ttp lakukan lumayan dapat sedikit upah ,sya melihat keseharian bpk sya sgt bahagia dgn hidup sederhana, orgnya jga lbh sehat walaupun umur dh hpr 80 msih gesit dn sehat,itulah dampak dri slow living yg sya lihat
Wah, itu slow living sesungguhnya. Begitulah seharusnya hidup. Masih bisa santai, sehat dan tanpa tekanan.
@GaniTheYong minta ijin share vidionya apa boleh ya pak,terimakasih tlh meng idukasi
Silahkan. Saya yang terima kasih.
aamiin,sehat trus ya
@@GaniTheYongterimakasih atas video ini
kehidupan di desa begini banget...
👍🏻🙏
Saya usia produktif,hidup di luar negri...suatu saat kalau sudah tua pulang ke Indo ingin punya rumah kecil,halaman luas buat nanam sayur mayur....buat hidup sehari hari....
Dimanapun saya berada,tetap ❤❤❤❤Indonesia
Dengan mengumpul dolar diluar negeri, sangat memungkinkan membangun rumah impian di Indonesia. Rumah asri dengan halaman luas masih bisa terjangkau di pinggiran kota atau desa.
@GaniTheYong amin🤲🤲🤲
Nah, ini setuju. Slow living di desa dengan pendapatan minim bakal gak slow living lg. slow living di desa kalo udeh ada tabungan mayan baru slow living di desa.
Keren..di usia saya yg sdh di atas 50 rasanya sangat menyenangkan bisa bersepeda seperti ini..
Kalau ada kesempatan, wujudkan.
Sy lahir di sleman, sekolah dan bekerja di sleman..sampai akhirnya menikah dan merantau ke bekasi, krn ikut suami yg ditempatkan di bekasi, menetap di sana dengan fasilitas terbaik, tinggal di cluster,semua tertata rapi, kompleks agamis..
Kerja keras,semua terpenuhi, 20 negara dijelajahi.. tp takdir merubah semuanya, suami meninggal,belum genap 16th perkawinan,di usia sy 46 th.
Saat itu pandemi.. bertahan di bekasi.. akhirnya setelah 4 th, aku putuskan kembali ke sleman, tinggal di rmh ortu yg sudah sy renov, kecil memang tp cukuplah u sy dan anak tunggal saya.. belajar slow living.. dg menyewakan asset di bekasi.. 😊
Nikmati, syukuri.. belajar menikmati yg ada..
😊😊
Wow. Hebat. Bisa move on dengan kembali ke desa. Itu keputusan cerdas. Selamat menikmati hidup dengan versi baru : Slow Living.
MasyaAllah, sehat dn bahagia sllu ibu❤
Pilihan ibu kembali ke Sleman adalah tepat.
Keputusan yg cerdas
Akuben
Cccii
Slemanpadahal akulahir disana
Karena orangyangjahadpadakudan membuatku strresada disana..
Terimakasih om videonya, sangat menginspirasi...
Terima kasih juga ya.
Suka sekali edukasinya .
Trima kasih . Sehat selalu .
Terima kasih juga ya.
Menginspirasi sekali. Thanx videonya. Saya sebetulnya dari dulu pengen memulai hidup slowliving, simple life, minimalist tapi masih khawatir di cap malas oleh orang2 sekitar. Setelah belajar dr video ini, agak tercerahkan = Slow living not lazyness. Apalagi setelah kegagalan usaha & efek pandemi kemaren yg masih terdampak pada beberapa bisnis lainnya. Saya mantab menerapkan slow living🙏. Thanx Bro....
Senang sekali bisa bantu menguatkan niat berSlow Living. Terima kasih!
@GaniTheYong Klo ingin berkorespondensi boleh OmBro? Via apa ya🙏😁. Untuk belajar lebih jauh
Bisa wa saya di 081372273980
Sya suka topik nya
Bersyukur tinggal di Indonesia
SDA melimpah
Sekarang lgi ngumpul tabungan buat hari tua..sya juga belajar berkebun
Sekarang lgu full biaya pendidikan anak
Terima kasih.
Pak Gani sm ibu ini keren bgt strateginya patut dicontoh....❤semoga sehat selalu ya pak en bu Gani..
Terima kasiiih..
saat bisa mengendalikan konsumerisme semakin rendah. maka, kemungkinan slow living bisa jadi kenyataan. cuma kalau gak punya kesibukan malah jatuh dalam kebosanan akhirnya jadi konsumtif lagi..terima kaih banyak infonya pak👍
Yup, kebosanan juga akan muncul di slow life. Kita harus pintar mengisi hari dan mencari kegiatan positif.
entah mengapa hidup seperti itu jdi impian saya sejak kecil, kira2 sejak SMP ingin sekali punya rumah kecil dengan halaman cukup,agar punya halaman untuk berkebun dan beternak untuk kebutuhan rumah.
Naturally, kita itu memang suka alam. Alam bisa memberikan energi sangat positif dalam hidup kita. Mungkin dibawah alam sadar kita, sudah rindu akan hal yang demikian. Semakin hari semakin mencuat dan menjadi mimpi. Semoga bisa terwujud ya.
@@GaniTheYong betul sekali pak, sedang di usahakan untuk mewujudkannya meskipun harus jadi buruh di negeri orang untuk sementara waktu. keterbatasan ekonomi keluarga memaksa kita harus mengusahakan semuanya sendiri dari nol.
@@bayupermana7101 dari nol lebih baik daripada dari minus alias banyak hutang.
@@GaniTheYong setuju pak, hidup lebih tenang tanpa hutang, dan saya memang lebih menghindari berurusan dengan hutang, apalagi kalau hanya untuk gaya hidup.
Lahir dr keluarga sederhana, Benar2 harus berjuang merintis dari nol
aku jg punya impian seperti itu
Videonya sangat menyejukkan. Terima kasih sudah berbagi 🙏🏻
Terima kasih ya.
Trima kasih pak, sudah meng inspirasi, saya trtarik , sering lihat gaya hidup seperti ini, namun msh blm berani extreme mencoba krn masih banyak tanggungan..
Mulai dulu dari mempelajari, perlahan diterapkan di tempat sekarang. Suatu hari nanti saatnya tiba untuk extrem, sudah siap lahir batin.
Selalu menyimak channel bapa semoga saatnya saya bisa hidup slow livin dengan skill dan ketrampilan saya..terimah kasih sangat terinspirasi...
Terima kasih juga.
Singapore memang negara kecil yang bersih dan indah. Keren
Yup. Menarik untuj jalan jalan. Kalau utk tinggal lama, hem.. belum tentu.
@@GaniTheYong betul, seperti Bali kalau untuk tempat tinggal kurang nyaman. Nyamanan Salatiga, di Jawa Tengah
@@mirasusanto8167 i see. Bali banyak bule yang digital Nomad disana. Sudah ramai juga di daerah tertentu.
Beberapa bulan ini sedang bercita-cita kemudian berusaha mewujudkan,ingin hidup slow living dikampung, menikmati hidup dengan tenang.kemudian ketemu channel ini langsung subscribe..
Thank you 🙏
Itu kerinduan alami. Rindu ketenang bathin.
Nyimaak semoga bisa menikmati hidup yg lebih baik....
Sip, terima kasih..
KERENNNN BANGETTTT ❤❤
Terima kasih 🙏
Terima kasih bro Gani...videonya keren.
Terima kasih juga.
Favourite dan Panutanku, Mas Gani The Jong. Baru mulai belajar Slow Living, dipercepat untuk stop Fast Living karena health issue. Semoga dengan slow living, semakin kesehatan semakin baik. Aamiiin
Semoga lebih sehat.
Pikiran, tekanan, memang erat sekali dengan kesehatan tumbuh. Slow life akan membuat kecemasan hilang, kekhawatiran lesap, dan jiwa menjadi tenang. Dengan begitu, tumbuh akan berupaya self healing juga. Karena tumbuh kita sebenarnya punya daya untuk selfhealing kalau diberi kesempatan untuk tenang.
Senangnya menua bersama dengan satu visi. Keep inspiring!
Ya bu Ratna. Thank you so much ya.
great
Salam kenal Pa Gani. sangat megispirasi, algoritma yt menuntun sy ke sini semoga jadi realita dlm pengalaman hidup saya slow living tenang dan damai,..
Berarti algoritma google sudah benar. Dia sudah memprofile bapak sebagai orang yang senang hidup tenang dan damai, dan sangat besar kemungkinan menyukai video kayak gini.
Begitu kali ya algoritmanya.
Salam kenal pak. Terima kasih sudah menonton.
Sy hidup di rantau hampir selama 27thn. Dan kini memutuskan utk pulang dan hidup di kampung di sebuah kota kecil di Sultra sjk ke 2 orang tua sy mninggal. Awalnya smpat bingung dan agk mulai stress, krn gk biasa hidup di kampung dan bingung mau bekerja apa. Sjk menonton video2 anda sy mulai terinspirasi utk berkebun dan memelihara ayam ,menanam beberapa jenis bunga,buah2an dan sayuran. Dan Alhamdulilah sjk 5 bulan lalu sy mulai terbiasa dgn rutinitas pagi dan sore hari sprti memberi makan ayam dan burung peliharaan serta menyiram tanaman. Luar biasa sy merasa memperoleh energi dan ketenangan dgn melakukan rutinitas itu setiap hari.apalagi melihat tanaman bunga,sayur dan buah yg saya tanam mulai bertumbuh ,sy sprti merasa bahagia sj..walau kadang bnyak tanaman yg sy tanam jg rusak krn hama atau tdk bertumbuh. Maklum sy gk ada keahlian bercocok tanam 😂. Sy bersyukur bisa menikmati ketenangan dan merasa bahagia dgn melakukan hal2 baru yg membuat sy senang dan menjauhkan sy dari stress walau dgn cara2 yg mngkin bagi orang lain merupakan hal yg biasa. Skrng sy lg membangun dapur outdoor dihalaman samping rumah sbgai t4 berkumpul kluarga ,sy membayangkan nantinya kita bisa ngobrol sambil menikmati jagung bakar atau aneka hidangan grilled..sy betul2 merasa bahagia.. hubungan dgn tetanggapun makin baik krn sy sering membagikan buah pisang ,pepaya,markisa ,atau singkong yg sy panen dihalaman blkang rumah.. Terimakasih..Channel anda sungguh menginpirasi.. sukses selalu...🎉 ❤
Wii, bisa saya bayangkan keseruannya kalau dapur outdoornya selesai. Bertambah lagi kenikmati bersama keluarga.
saya suka dengan kalimat "mngkin bagi orang lain merupakan hal yg biasa"
Betul sekali. Yang kita lakukan ini memang hanya biasanya saja, tapi karena bapak menikmatiknya, jadinya luar biasa. Apalagi kita berlatar belakang hidup di kota dengan kesibukan yang melelahkan fisik dan pikiran.
Happy Slow Living pak.
Alhamdulillah 🤲 hidup didesa walau hidup sederhana.
Hidup sederhana tanpa mengeluh itulah yang membuat kita bahagia.
@@GaniTheYongbetull sekali, tambah syukur saya 🙏
Begitu mencerahkan menenangkan
Terima kasih banyak..
Devinisi Menikmati hidup 😊
Thank you 🙏
keren bro sangat bermanfaat filosofi hidup nya
GBU
Terima kasih bro Benny.
Saya pernah kerja di singp selama 5 .saya ada kerja partime di mantan periseden wee kim betapa kanget bahwa beliu mantan presiden yg tinggal sangat sederhana bahkan mantan ibu negara memasak untuk makan siang buat saya .rumah nya juga tdk ada penjga .rumah anak" beliu juga sangat sederha .bahkan semua jenis tanaman ada sekililing rumahnya .rumah nya tdk bgt besar kemungkin hanya 200 persgi.jauh dri kata mewah daerah siglap bank perumah elit. Pengalaman yg sangat indah dalam hidup saya.
Wah, itu sungguh sungguh luar biasa. Kita patut menurut gaya hidup sederhana seperti itu. Beruntung sekali Anda pernah bersinggungan dengan keluarga mereka, dan mampu melihat hal baik untuk dicontoh.
Luar biasa juga untuk Anda.
Terimakasih pak . Sy jadi ingat lagi harus lebih slow living dalam hidup saya
Senang sekali video ini bisa bermanfaat menjadi reminder he..he..he.. .
Keren pak. Dan asik. Sehat selalu ya bapak & ibu ❤
Terima kasih 🙏
Aku sangat menunggu video anda selanjutnya,, 😊 untuk slow living
Terima kasih ya 🙏
Saya sedang berkomitmen upload video setiap jam 1 di hari jumat.
Ini jawaban yang ku tunggu2...
Thank you sudah bermanfaat.
Kita nikmati,kita jalani dan kita syukuri smua yang ada .Dan saya sempatkan membantu orang lain apapun itu dan bagaimanpun kondisi kita.Satu yang membuat saya kadang saya "ngelus dodo" Anak saya mau saya belikan sepatu misalnya krn menurut saya sudah tipis sol nya .Eh dijawab kan masih bisa dipakai 😂.
Allhamdullilah hidup apa adanya dan menerima smua yg sudah harus kita jalanin dengan iklas.(menurut saya)
Wah, anaknya hebat! Sudah terlihat dia sangat rasional dalam berfikir. Kedepan, dia pasti bertumbuh dengan baik.
@GaniTheYong aamiin.Wah pasti klo sekampung bisa berguru sama suhu Gani hehe.
Btw,piano saya sudah saya jual wkwkkww. Anak kecil belum punya keinginan kok dipaksa ikutin kemauan mominya hahaha.
wkwkwkwk iya, kita ini kadang sok tahu terhadap anak. Sayapun berencana menjualnya. Biar ruangan lebih plong dan agak lega.
slow living dan traveling ke berbagai negara adalah cita-cita ketika anak-anak memasuki fase kuliah..jadi sekarang disiplin menabung dan investasi .. mumpung anak-anak masih sd
Semoga cita cita nya terwujud. Travelling bisa membuka wawasan dan cara pandang yang lebih baik terhadap kehidupan.
Bahkan saat ini sudah banyak speda disewakan cuma scand barkod. Ciayoooo
Yup. Bisa palao hello ride
Mantabzz
Thank you 🙏
Salam kenal dari Taiwan pak Gani baru sekitar seminggu kenal Chanel ini dan langsung subscribe, saya single mom dengan 3 anak yg 1 cowok cuma lulus SMK nggak mau kuliah dan sudah nikah punya anak 2, yg 2 cewek lulus S1 belum nikah, nomer 3 lulus SMK dan mau kuliah, ini th ke 10 sy kerja di Taiwan umur hampir 50, kemarin sudah pulang dirumah 1 tahun coba usaha dirumah tapi gagal lagi dan berangkat ke Taiwan lagi, di Taiwan juga masih banyak orang2 tua sudah bongkok masih cari rongsokan, untuk kerja yg sekarang saya bener2 mau ngatur uang, jaga pola makan dan kesehatan.. pengin tua nanti udah nggak kerja bisa pulang kampung menikmati hidup punya tabungan badan sehat bisa ibadah kumpul keluarga.. terimakasih video2nya sangat menginspirasi memotivasi 🙏
Hem, Taiwan juga seperti singapore ya.
Semoga bisa pensiun dengan slow life di Desa.
Salam kenal juga ya.
@@GaniTheYong iya pak Gani suka kasihan ngeliatnya sudah tua banget bawa keranjang dorong cari rongsokan kayaknya di Indonesia nggak ada setua itu masih ngrongsok, klo saya punya rongsok Tek kasihkan dia sama saya kasih makanan, aamiin ya Robbal'alaamiin.. terimakasih 🙏
Super sekali. Bisa melihat orang tua itu sebagai pelajaran. Betapa kita masih punya banyak pilihan cara hidup agar lebih bahagia.
Terima kasih info bagus .
@BunHamster sama2
Slow living di Australia juga asik.
Di Australia, penduduknya sudah lebih menikmati hidup dibanding Indonesia. Apalagi New Zealand. Pasti asyik jika bisa berSlow Living disana.
Di country ya
@@ellalestiana2103 ga. kurang dari 10km dari perth city
Saya mulai merencanakannya...kelak saya ingin pulang k kampung halaman saya di Bogor. Di lereng Gunung Salak yg di nyaman dan sejuk. Saya ingin menikmati hidup dan masa tua saya di sana.
Itu planning yang bagus sekali. Semoga terwujud demikian nanti.
@GaniTheYong Aamiin...terima kasih. Salam kenal, saya Arifin. Asal Bogor-Jabar.
Salam kenal pak Arifin.
Menyederhanakan keinginan spy ngg jd beban ketika menjalani glamornya dunia
Yes. Keinginan liar itu sumber malapetaka dari hidup bahagia.
Masih berjuang biar anak sekolah bisa bagus nih.. bismillah
Yup, anak sekolah itu perioritas. Kita perlu mengantarkan mereka sampai ke titik mandiri.
WOW favorit nya sama spt aku....Jon Jadai ....
wah, ada yang kenal beliau. Mantap!
282.thanks ya luar biasa
Terima kasih mas Andra.
@@GaniTheYongterimakasih jg ilmunya ya anda luar biasa
@@GaniTheYongterimakasih udh mau membalas koment saya
Waduh....beruntung sekali ketemu Chanel yg keinginan ini...😅😅😅
Terima kasih banyak sudah mampir ke sini.
Saya beserta anak istri akan kembali ke kampung,saya merantau sejak 2007.saya merasa RPM saya terlalu tinggi.kadang sering burn out karena kerjaan yang membeludak.saat inu saya berada di denpasar.saya akan kembali slow living di menoreh magelang.saya sudah mempersiapkan segenap fasilitas termasuk rumah,sepeda,kebun kecil dan apa saja yang akan menjadi bagian saya disana untuk tetap berslow living.
Wah, persiapannya matang sekali. Hebat. Happy Slow Living.
Pak Gani ini sangat meracuni (menginspirasi -red). 7:25 menyebut Jonggol pula 😄. Jadi ng-ide juga untuk tinggal di Tanjungsari, sebuah kecamatan setelah Kec Jonggol dan Kec Cariu. 7 tahun yg lalu iseng beli rumah kebun di perbukitan sana. Sangat sepi, jarak dengan rumah penduduk terdekat >300 meter. Siang bunyi tonggeret dan burung2. Malamnya suara kodok, burung hantu. Awal2 cukup uji nyali, lama2 terbiasa. Hingga saat ini nengokinnya paling 2-3 bulan sekali, sekarang kepikiran keras ikutan gaya hidup Pak Gani. Salam kenal Pak Gani.
ha..ha..ha..ha.. contoh tepat! kalau ada kesempatan, mau dong mampir ke Jonggol untuk di kontenin he..he..he..
thanks ya.
@@GaniTheYong mangga Pak, Gani... siap, more than happy to host. Nanti kontenin burung puyuh karena kebetulan piara burung puyuh biar ramai 😂
@ asyik!
@@NarjoDaily this is my wa 081372273980
saya perhatikan pekerjaan2 didesa yg walau nuansa sepi tapi tetap rame dan dgn waktu normal / tidak terlalu capek adalah berjualan sayur dipasar. start pagi jam 4 nanti ada mobil sayur langganan antar ke lapak. lalu jaga sampai habis. biasanya jam 10 pagi sudah sepi. setelah itu banyak waktu luang. namun ada resiko tidak laku sayur busuk.
cuma skrg pasar2 sudah full pedagang.
terimakasih pak gani memberikan view bagus yg sangat bermanfaat sehat selalu.
Membuka lapak di pasar juga menarik. perlu dipikirkan kalau sayurnya tidak habis itu dimanfaatkan untuk hal lain supaya tidak nol. Mungkin untuk makan ayam, atau diproses agar bisa ada nilai baru.
Terima kasih sudah menonton.
Mmg enak tinggl di indonesia aplgi d propinsi yg mmg tnhnya subur psti biaya hidup plg murah tdk sprti jakarta yg lahannya sdh sumpek gk ada pekarsngan u.bercocok tanam
Minggu lalu saya ada ke Jakarta dan tinggal selama 3 hari disana. Ketika melewati jalan jalan sempit, perasaan menjadi sumpek. Padat, panas dan berdebu. Rumah dipinggir jalan tanpa pekarangan dan suara kendaraan mengauang tanpa henti. Sumpek memang.
Saya juga tinggal di pinggiran Jakarta, Cibubur jauh sebelum Jonggol
Sudah dijalan yang benar he..he..he..
Di Indonesia yang membuat kita merasa tidak nyaman adalah komentar mereka tentang hidup kita, eh Kamu kog belum punya kulkas, kog belum punya rumah, umur berapa? Kog masih gitu gitu aja. Kog belum nikah? Hadeeeh
he..he..he..
Itulah perlunya kita memahami konsep Stoa/Stoik yang mengajarkan kita untuk tidak perlu peduli omongan miring.
Kita tidak boleh meletakkan kebahagian kita di sesuatu yang tak bisa kita kendalikan, yakni : pikiran orang lain itu.
Betul Mas Gani... kadang prinsip.. Emannya Gue Pikirin.. Cocok
@@GaniTheYong terima kasih saya akan belajar
Tutup kuping mu
Apalagi kalau sudah tua, sdh tdk butuh lainnya selain hidup sehat dg makanan sehat. Tentu saja yg dibutuhkan makanan, yaitu sayuran, buah, dan hewan. Kita bisa menanamnya dan memelihara hewan sendiri. Sederhana.
Yes, tepat sekali.
Saya bapak dengan dua anak dan usia 35 tahun bekerja sebagai supir,tahun depan berniat menggundurkan diri dari kerjaan saya
Untuk belajar menerapkan hidup slow living semoga berhasil
Mohon doanya
Trimakasih sudah menginspirasi seperti yoso farm
Keputusan yang sangat berani. Hebat. Semoga terwujud ya pak Agus.
Saya tinggal 10 tahun di singapura dan 10 tahun di Eropa. Sudah melihat banyak tempat dan punya barang agak mewah. Tahun kemarin saya balik ke Indonesia karena mikir mikir buat apa hidup dan kerja sampai malam tapi uang tidak terlalu cukup buat hidup enak karena inflasi. Uang sudah cukup untuk slow living di Indonesia. Saya tak mencari kerja atau buat bisnis. Mungkin saya ingin pindah dari Jakarta ke pulau lain karena polusi jakarta sudah tidak mengenakan. Enak sekali hidup di Indonesia setelah 2 dekade di luar negeri.
wow, yang begini ini yang di impikan banyak orang. Tidak kerja lagi atua buat usaha untuk menopang hidupnya. Berkegiatan hanya untuk kesehatan dan menyenangkan diri.
Ini adalah bayaran 20 tahun bekerja keras diluar. Keren sekali.
Saya Rakyat Malaysia yang pernah berulang alik Johor Bahru - Singapura untuk bekerja.
Menurut pengamatan Anda, apakah memang demikian orang orang tua di Singapore? Bahwa mereka harus tetap kerja karena biaya hidupnya mahal? Atau hanya mengisi waktu luang dihari tua?
Di bandara Changi banyak orang2 tua yg bekerja jadi petugas kebersihan
Ya. Betul. Hidupnya cukup berat.
Tapi justru untuk lansia itu memang harus beraktivitas.dan kalau bisa harus berkomunikasi dengan sekitar.maka bekerja adalah pilihan terbaik
Ya. Tetap harus aktif, kerja yang tidak menimbulkan stress. Ikigai.
Waktu itu saya kaget mendengar kabar dosen lama saya meninggal di usia 85 tahun lebih dikit. Lah kemaren baru saja memberikan kuliah umum (di usia segitu). Banyak orang tua yang tetap aktif seolah-olah meninggalkan dunia seperti keluar rumah, hanya begitu saja. Berbeda dengan yang sakit-sakitan lama dulu.
@@hitthedeck4115 wah, 85th. Itu seperti di okinawa, jepang. Di situ banyak yang sudah 80-100th tapi tetap aktif. Ada yang masih dosen di usia 80an. Ikigainya mengajar.
Singkat cerita mulailah slow living ketika kita sudah siap secara finansial, mental dan ada dukungan keluarga --> Agung Bandung 2025
Mental yang utama. Finance, bisa sambil slow living sambil bisnis kecil.
@GaniTheYong kalau saya amati om start slow living ketika semuanya sdh settle ya, I mean sdh selesai tanggung jawab finansial ke keluarga, right?
@ ya. Momentnya seperti itu. Pun karena di desak kondisi covid. Kebetulan yang pas sekali.
@@GaniTheYong momennya tepat, seperti pepatah, there might no better chance than this
Singapura mayoritas very fast living capital oriented
Ya. Very fast living.
Singapura, negara super kecil tdk bisa hidup bertani dsb, satu satunya cara yg bisa ya Technology dan hidup kerja keras, lha mau gimana lg lahan terbatas, tp kl sdh tinggal lama di sgp ya nyaman saja, org tua sdh terjamin pensiunannya, ingat sgp no 5 terbaik didunia dlm urusan pensiunan, no 1 SD 4 dr negara Nordik, kl di indo ya nggak diurusi negara
@ yup. Tidak salah.
Saya slow living pindah ke sawangan depok..lumayan bisa berkebun dan ngurus ikan koi..kalo ada keperluan ke jakarta tidak begitu jauh perjalanan
Hem.., ya. Dipinggiran kota tapi masih connected ke jkt.
Slow dan Simple Life saya banget sebelum menikah di usia 34 ..setelah itu keruwetan yang bertambah setiap hari dengan berbagai masalah hidup hanya bisa menerima saja alias ikhlas, banyak mengalah, bersyukur dikasih istri dan 2 anak yang hebat , masih bisa makan,anter anak sekolah, hidup dibdg utara yg masih dingin dan ibadah dengan lancar ......jadi Slow dan Simple Life adalah menikmati hidup dengan keadaan diri kita 😄
Wah, asyik ya, tinggal di daerah dingin. Yes, bersyukur dengan hidup yang sedang kita jalani, itu menjadi nikmat. Menjadi lebih mudah bahagia.
Saya hidup didesa dengan penghasilan 4 jt perbulan alhamdulilah rumah ada anak bisa kuliah insyaallah kebutuhan selalu dicukupkan. Terutama ibadah pun nyaman tdk terganggu oleh pekerjaan.
Terima kasih dengan testimoninya ini. Real dari pelaku slow living yang bisa hidup nyaman dengan 4jt aebulan. Thank you 🙏
Pingin hidup seperti slow living tapi bkm bisa
Suatu hari nanti.
@@GaniTheYong karena saya tinggal sendiri
Asyik om goesnya..jadi pengen..tapi sepedanya masih tahap rakit,,saya sudah setahunan slow living dg merintis usaha budidaya tanaman hias di rumah,,memang kalau dari sisi pendapatan beda dg kita kerja aktif di perusahaan dg gaji pasti,tapi yg saya rasakan saat ini adalah lebih bisa menikmati waktu & men syukuri hidup,berapapun pendapatan saya saat ini.
Yang pasti lebih merdeka, lebih bahagia kan?
Sepeda sebagai pilihan mengisi waktu, itu sangat tepat. Sepedanya murah, tahan belasan tahun, sehat, bisa kemana-mana dengan murah.
@GaniTheYong betul om..merdeka & bahagia adalah pilihan..
Saya slow living juga. Awalnya sih nggak pernah bercita-cita begitu, pengen jadi orang kota yg tinggal di apartemen, tapi nggak terwujud. Saya pernah coba berkebun, pengen tuh punya kebun sayur, tapi nggak terlalu bisa sih. Akhirnya cuma jualan di warung sama freelance. Kalau lihat orang kota yg pengen slow living, jujur sih heran ya, karena dulu saya berpikirnya kalau mau sukses itu punya uang banyak, kerja di kantor mentereng, dll. Tapi life lesson yg saya alami ternyata hidup tuh sesuai takaran masing2. Kalau sekarang jadi belajar bersyukur dengan slow living ini.
Yup, ternyata slow life yang tanpa banyak tekanan dan stress itu yang dicari orang. Slow Living menjadi trend kembali.
Mau ke Singapore
👍🏻
TUL MANTUL RANCAK BANAA...
Terima kasih ya.
Singapura tidak terlalu luas. Jumlah penduduk pun tak terlalu banyak..jd bisa mempersiapkan good governance dgn baik.
Pemimpinya juga bagus dari generasi ke genarasi.
saya usia 0 - jelang 40th,
hidup d kmpung lereng menoreh.
rumah ada pekarangan cukup lah, tpi blm termanfaatkan.
Klo amati orang² pada slow living begini,
harusnya saya bnyak bersyukur.
Tapi kadang ada bosen juga menjalani hidup begini 😄😄
kalau di desa terus mungkin terlalu biasa dan bosen, biasanya minimal 10 tahun merasakan kesibukan kota, nanti pas slow living di kampung baru terasa nikmatnya
iya, iya..
Rasa syukur dan nikmat itu perlu pembanding. Sesekali aja ke kota dan rasakan kemacetan dan keruwetan sore hari ketika pulang kerja. Biar berasa nikmatnya hidup didesa.
@@GaniTheYong betul sekali, saya merasakannya, cukup 8 tahun di kota
Mau sharing lagi, Pak Gani. Tiba-tiba teringat 1 lagi keberuntungan kita hidup di Indonesia dibandingkan Singapura.
Disini, kalau orang tua kita punya rumah, ketika orang tua kita meninggal dunia, anak2nya otomatis langsung bisa masuk dan tinggal dirumah warisan orang tua kita tersebut. Yang saya mau sharing adalah casenya kolega saya di Singapura.
Rumah dia berupa apartment dan di Orchard Road, status HGB 99 tahun.
Tahun ini kolega saya berusia 60 tahun. Sekitar tahun 2018 atau 2019 saya agak lupa, dia cerita bahwa anaknya akan menikah dan sudah mulai ngantri untuk "beli" apartment. Karena orang tuanya tinggal di Orchard, anak itu kepingin di Orchard juga dan tentu saja aplikasinya sudah belasan kali ditolak mengingat usianya masih muda dan banyak sekali WN Singapura yang sudah lebih dulu antri.
Saya tanya ke kolega saya kenapa anakmu nggak langsung tinggal di apartment mu saja? Kan suatu hari kamu juga akan meninggal.
Ternyata undang2nya mengatur tidak begitu saja bisa dioper ke keturunannya 😢
Saya tidak tahu apakah aturan yang sama berlaku jika berupa landed house. Waktu itu saya tidak bertanya lebih jauh saking kagetnya 😂
Waduh, jadi bukan hal milik kali ya. Semacam sewa jangka panjang. Bisa dimaklumi kalau singapore itu harus buat aturan yang sangat aman agar kelak tidak repot. Terutama untuk warganya sendiri.
@GaniTheYong Iya, Pak. Hak pakai saja. Bukan hak milik. Padahal dari cerita dia, bayarnya juga mirip2 di Indonesia mengangsur KPR. Saya juga lupa 99 tahun itu masa HGB nya atau sampai dia berusia 99 tahun. Saya cuma ingat dia ketawa cekikikan sendiri sambil ngomong "but who is going to live for 99 years?"
he..he..he..
Apalagi soal pemakaman...dimana lahan pemakaman disana terbatas
@ kalau disana di kremasi. Simpan abu saja.
Saya umur 66 th pensiunan pns tinggal di yogya yg bisa hidup.hemat dan cukup tenang.yg utama adalah sebagai muslimah saya jalani dg baik, setiap bulan dapat uang pensiun dari saya dan suami.jalan saja hidup dg tenang dan apa adanya alon alon waton kelakon.
alon alon waton kelakon, slow life. Asyik! Jangan lupa senyum, dan nikmati hari.
@@GaniTheYongsaya punya Hobi nyanyi di starmaker ada 3900 rekaman.lagu lama dg pengikut 10000 orang lebih.sebelum suamiku stroke dia pemain orgen tunggal pagi siang kerja pns berdua malam dan hari libur job menghibur orang yg punya hajatan.skr aku lebih suka ngaji Al Qur'an .
super sekali!
bapak gw very slow living, hidup santai, tapi dpt rejeki aja ada tamu yg datang berobat dll
Orang yang datang antar rejeki ya? asyik..
@ bisa dibilang begitu
Saya sdh berkata ingin sekali pindah ke pinggir kota, slow living, tp suami saya kurang setuju, krn katanya kita semakin tua tuh hrs dekat dgn Rumah Sakit / fasilitas kesehatan & juga Pasar /pusat makanan!😢
Tinggal didekat fasilitas kesehatan perlu. Bisa cari tempat di pinggiran kota kecil yang menuju RS nya mudah.
Konsekuensi tidak hidup slow living juga ada. Hilangnya kesempatan hidup bahagia yang sehat. Yang tidak sedikit orang bicara “kalau tahu dari dulu hidup kayak gini nyaman, mestinya saya lakukan sedari dulu” he..he..he..
TK subscribe pak..saya orang nya slow soalny wkwk...
Thank you!!
Pakdhe.. ini ada video rumah pakdhe tidak?ak pengen liat desain dalam rumahnya...
Belum saya buat video rumah. Ini permintaan ke 9 di kolom komentar. Nantibsaya buatkan. Thank you 🙏
Boleh pakde, pengen lihat tertarik
Gua belum maried..,tapi mungkin ini bagian dari anugerah..,cost living...pasti hematlah..,,pernah saat nggak ada kerjaan gua NYEPI dan Meditasi di kamar sampai 3 bulan (makan cuma 1 kali setiap pas jam 1 dini hari)..GUA VEGAN..,setelah JENUH...gua keliling jalan kaki dari Malang, Blitar, Kertosono,Magetan,Cemoro sewu, Karanganyar,Sragen,Madiun, Mojokerto,Surabaya, Pandaan dan balik lagi ke Malang kurang lebih selama 21 hari..., Pengalaman yang menyenangkan..,setelah pengalaman ini gua coba lagi jalan dari Gilimanuk hingga ke Denpasar..,di Denpasar gua kerja kurang lebih 3.5 bulan di rumah makan VEGAN VEGETARIAN Sariboga..
Wah, luar biasa sekali. Jalan kaki sejauh itu. Pasti banyak sekali yang didapat dari perjalanan “menyiksa” itu. Sekaligus mengngokohkan bahwa, hidup itu ya sangat sederhana. We need nothings much.
Anda Hebat sekali!
@GaniTheYong bahkan di Denpasar saat bekerja di rumah makan VEGAN VEGETARIAN Sariboga..saya sempat bertemu dengan GOBIND VASDHEF..,anda tahu kan ..siapa dia
@ yang nggak pakai sendal selama belasan tahun itu? 👍🏻
luar biasa
Slow l8ving utk introvert spt saya, adalah hal yg jauh lbh mudah & menyenangkan utk dijalani dibanding bagi kaum ekstrovert.
iya, ya. Lebih mudah mengisi hari dengan kesendirian. Bisa lebih menikmati.
Saya hidup di kota, tapi slow living (sepertinya), beli baju 5 thn sekali, kantor 5 mnt jalan dari rumah. Makan sekadarnya 5T,I tahu tempe telor toge ikan. Gak punya televisi, waktu kosong : tidur tidur dan tidur (Olga tetep setiap pagi n sore)
Hem, menarik sekali. Bisa tinggal di sekitaran hutan lindung itu keberuntungan tiada tara. Dapat udara lebih segar. Apalagi kalau boleh hiking di hutan itu.
Tinggal di kota mana pak?
Iyaa bnerr kaka.. Dimana mana yg kerja ortu banyak sekali di sing
Yup. Ada yang kerja untuk mengisi waktu, tak sedikit memang karena untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Saya dulu bekerja mula umur 18....kumpul CPF...Spore...kerja rajin klu tak soru miss😂skrng usia 60an stay at home😂ank2 biaya...bill...rumah 🤲sudah habis byr...Amiinnn...ank2 kasi duit tiap2 bulan.tiap2 mereka dpt gaji bln...Aminnnnn...Syukur....duit tk bnyk simpan tapi lumayan juga....😂😂😂😂
Anak anak yang hebat!
Kalau boleh tanya: Apakah CPF bisa mencukupi biayabsewa rumah bagi yang tak punya rumah, dan untuk makan sebulan?
@GaniTheYong Singapura CPF sngat2 membantu untuk beli rumah HDB...sebahagiannya...yg lain....klu mencukupi..jika tdk dipotong dari CPF tiap2 bulan belen rumahnya(rumah beli)..sewa rumah guna duit cash bulanan Tuan....Wang CPF juga akn kita dpt nanti di har tua cukup umur...panjang umur mudah2an Aminnn.....untuk besara biar tk meminta minta🤲
Terima kasih sudah mau berbagi informasi.
Sehat selalu bu Siti Haisah. Happy Slow Life.
@GaniTheYong Aminnnnn
pengen th rumahnya 😊
Hem, baik. Sudah banyak kali yang minta tentang rumah. Akan saya buatkkan videonya nanti.
Keren koh☕️
Terima kasih pak Yudi
Ingat maksimal umur dalam kerja kemungkinan karena kebutuhan dan ketersedia'an pekerja. Negara singapura butuh pekerja dr luar, indo butuh lapangan pekerja'an.
Yup. Saling membutuhkan.
Salam Kenal Pak , saya senang sekali liat Channel nya 👍 saya bisa merasa tenang , sesuai dgn harapan n keinginan saya , wkt jmn pandemic saya mulai srg liat channel2 minimalis, frugal living n slow living, akhirnya thn 2023 saya memutuskan utk hdp minimalis, berusaha memilah brg2 yg tdk dibutuhkan , udh bnyk sekali saya ksh ke org , ada yg saya buang dan ada yg diloakin 😁 tapi sampai skrg blm berhsl msh terlalu bnyk brg dan msh berjuang mengurangi. Saya pgn bertanya Pak kira2 org yg memutuskan slow living akan bertahan dgn slow living seterusnya atau suatu saat bisa berubah ya Pak? 😁
Salam kenal juga. Terima kasih sudah menyukai channel saya. Super sekali sudah mulai menjalani simple life. Melepas barang itu tidak mudah. Setelah melepas, rasanyapun akan lega. Korelasi tidak langsung, tapi berefek langsung.
Saya sendiri belum lama memutuskan gaya hidup seperti ini. Rasanya, saya akan tetap seperti ini, dengan catatan, kita mulai mengekplorasi hal hal sederhana untuk kita kerjakan. Kita perlu mencari hobi positif untuk bisa mengisi waktu dari kebosonan, dan kekosong di saat saat tertentu.
Kalau sudah membaca, itu yang paling bagus. Juga berkebun, merawat tanaman, dan menulis. Jika tidak, kita cari yang kita mau. Yang cocok dengan karakter kita.
@@GaniTheYongTerimakasih bnyk Pak utk Responnya 🙏
Nah cita2 yg blm terkabul saya pgn bisa menanam kcl2an dirumah utk dimakan sendiri 😃 tapi kpn bisa terwujud nya saya blm tau, semoga suatu hari bisa terkabul 😃 sekali lagi Terimakasih bnyk Pak 🙏
👍
Thank you 🙏
Slow livving ku simpulkan hidup sederhana., tidak fomo..bahkan temen ku bilang slow living, high giving..ahhh
Betul sekali.
Pak Gani, Share link yang bahas tentang Pak Gani, Mendidik Anak, karena Ada Mental Block pada prang Tua yang akan Slow Living dengan Masa Depan Pendidikan Anak, karena Udah dogma di indonesia masa depan bagus harus Pendidikan Bagus, sedangkan pe didikan bagus biaya juga bagus, Aahh
@ video ini ? Kebebasan, Kemerdekaan Waktu Kerja (Syarat Slow Living?)
ruclips.net/video/EfefF640ass/видео.html
@@GaniTheYong Ahh iya..sip sip..makasih Pak Gani
Pa gani, mungkin bisa di bahas, orang tua yang memang harus bekerja untuk menjaga keaktifan tubuhnya namun tidak tergese gesa Lagi lagu.
Itulah yang slow life. Tetap bergerak, tidak terburu buru (Nggak ada yang ngejar he..he..he.. ).
Saya catat usulanya. Thank you