Untuk punya ilmu sekelas Gus baha dan adi hidayat dibutuhkan ilmu seperti di pesantren. Makanya jangan sampai ANTI KITAB TAFSIR artinya semua ilmu itu harus di pelajari BUKANNYA MERASA LEBIH PINTAR, LEBIH FAHAM , dan LEBIH TAHFID sehingga menolak al Quran Tafsir dari pengarang2 kitab tafsir
Saya merindukan hubungan Muhammadiyah-NU ketika masing-masing dipimpin tokoj karismatik yaitu Hamka dan Kyai H. Idham Kholid. Indah sekali saat itu. Dua tokoh besar saling menghormati.
Sejuk Gus......aku selalu ikuti pengajian Gus Baha.Aku MU tetapi juga menghormati/menghargai NU saudaraku.Marilah bersaing yg sehat dan berjalan masing2 menuju kebaikan n kemajuan umat lslam.
MasyAllah mudah"an dengan penjelasan Gus Baha umat Islam semakin paham dan tidak ada perselisihan selama ada syariatnya,dan menggapa Muhammadiyah memilih hisap karena pertimbangan nya Indonesia dari Sabang sampai Merauke biar bisa bebarengan lebaranya kalau lihat hilal pasti byk perbedaan antar wilayah dan kendala penglihatan.matur suwun Gus Baha pencerahannya🙏
Saya bangga kehadiran Muhammadiyah bisa mendirikan sekolah modern. Seperti MA Mts pesantren modern Kauman. Bersaing dengan sekolah barat. Mendirikan rumah sakit dan santunan kaum duafa, maju mencerahkan dan berkemajuan ❤️❤️
Puluhan tahun saya belajar di Muhammadiyah.....Saya suka ceramah beliau....Saya yakin beliau Ulama yang lurus dan berilmu yang tinggi....Beliau memang Ulama cerdas dan ceramahnya menambah ilmu dan tidak emosional.... Bahkan beliau sering diundang Muhammadiyah untuk sharing ilmu....
Gus baha sangat ilmiyah. Apa yg disampaikan beliau benar2 mencerdaskan umat, jauh dari politik identitas meski beliau sendiri orang nu. Beliau benar2 org 'alim yg menggunakan ilmunya.Barokallah gus baha.
Saya dari kecil dilahirkan dikalangan NU dan biasa amalan2 NU, dan istri saya dilahirkan dilingkungan MU, kami saling menghormati dan menghargai, Alhamdulillah keluarga jadi lebih harmonis
Tuhan kita sama, nabi kita sama, kitab kita sama, agama kita sama jgn kita saling menyalahkan, benar salah itu hanya Alloh yg tahu krn masing2 punya dalilnya. Saya sgt kagum dgn gus baha cara ngaji yg bijaksana. Semoga panjang umur, sehat dan mudah rezekinya utk gus baha.
Ana lahir di lingkungan Muhammadiyah orang tua saya pengurus Muhammadiyah bahkan saya trmasuk kader Muhammadiyah tapi saya di sekolahkan dilingkungan NU dan banyak belajar bersama dan mengambil hukum bersama Kyai NU dan jg dri Majelis Tarjih Muhammadiyah Alhamdulillah org tua saya gk qunut saya qunut org tua saya gk tahlilan saya tahlilan tapi ditiap ada acara Maulid orang tua saya kadang hadir bahkan menjadi panitia smpai saat ini dalam keluarga saya tdk prnh trjadi perselisihan ttg masalah hukum... Indahnya perbedaan pendapat sbg tanda bahwa Agama kita kaya akan ilmu pengetahuan
@Muhammad Wais Alqarni : Kebalikan dg saya bos. Saya lahir dan tumbuh besar di Kalangan NU. sedari kecil saya suka mengikuti pengajian2 apapun. Baik di NU , Muhammadiyah dsb. seiring dg bertambahnya usia, saya merasa lebih mantab dan lebih meyakini memilih Muhammadiyah dalam berorganisasi. saya dikucilkan oleh orangtua dan keluarga karena pilihan ini. Sampai2 demi Allah, bahkan urusan pembagian harta hibah ortupun saya sangat dibedakan.Tapi Alhamdulillah, saya, istri dan anak2 mengiklaskan itu semua. Harta benda tidak menggoyahkan saya. Yg penting, saya tidak durhaka, dan tetap hormat kpd saudara2 saya yg lain.justru hal ini lebih memantabkan keyakinan saya di Muhammadiyah.
Sy NU, punya saudara MD, kbetulan rmah kami berdekatan.. Ketka solat subuh bareng di masjid NU, sdr kami MD ikut meng amin kan do'a kunut, bgt jg sy sering safari ke masjid MD.. Swaktu orng tua sdr sy mninggal kami di suruh tahlilan dirumah sdr sy yg MD itu.. Slma tiga hari.. Indah nya kbersamaan..
saya Muhammadiyah, alhamdulillah menerima dengan baik dan mencintai keluarga saya yang NU. semoga hidup selalu rukun, Aamiin. ayo Muhammadiyah dan NU harus bersatu jangan berpecah belah, kita hadapi peradaban dunia dengan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. ALLAHU AKBAR!!
manusia di anugerahi Allah akal pikiran dan hati. utk memilih yg baik atau buruk dan memilih benar atau salah. Gus baha selalu mengingatkan atau menjelaskan sesuatu secara gamblang sesuai alasan logis, dan memakai hujjah ulama2 terdahulu yg sudah diakui dan dipakai rujukan fatwa dan keilmuannya oleh umat islam sampai sekarang. ini membuat gus baha bisa menjadi jembatan perbedaan diantara orang2 yg merasa berbeda. semoga Allah membalas keikhlasan Gus Baha dan ulama2 yg menghabiskan hidupnya utk menyebarkan ilmu Allah..aamin
Beliau kan berdasarkan keilmuan.... Kelebihan seorang ahli fiqih slh satu nya memahami pikiran dlm perbedaan pemahaman ttg suatu dalil.... Belum lgi beliau hafal Al-Qur'an & menguasai ilmu bahasa/kosakata,asbabul,kitab" karangan ulama dahulu... Dll
Masya Alloh gus baha adem rasanya denger penjelasannya Resep pokoknya kalau orang alim seperti beliau .pemersatu ummat dengan keilmuan gus baha ...sehat selalu gus
Setahuku dari dulu Muhammadiyah selalu konsisten dan gak banyak komentar dg ormas lain, yg penting melakukan dakwah islam amar makruf nahi munkar,lebih berorientasi ke pendidikan formal
Dakwa basa jawa nyangka ngarani . Baca surat taubat ayat 97, siapa yg munafik ? Yg menDzolimi Ahok ? Surat Taubat Ayat 84, siapa yg tdk mau berdiri dan berdoa diatas kubur orang tua , menganggap orang tua msti dalam keadaan fasik ?
Saya. Memang bukan nu tapi akusuka ko denger kajian Gus baha..dia adem dengerin nya .beda dg lain nya.tapi ustad paporit ku ustad Adi .kahlid ustad hadromi .Zulkipli Safi .Omar mitta
Sy lupa judul pengajian Gus Baha, cuma yg sy ingat adalah wejangan beliau Gus Baha : "Orang yg MEMPERMASALAHKAN adalah orang yg tdk tahu MASALAH". Suwun Gus Baha...
@@rosyfury5395 ya ga juga, emang kenyataannya meneror kok. Apa pun agamanya kalo melakukan tindakan teror terhadap manusia lainnya ya namanya teroris IMO.
@@rosyfury5395kejahatan yg dilakukan atas nama agama itu teroris namanya apapun agamanya. jangan mudah bilang kafir apalagi mengkafirkan orang yg sdh melafadzkan la ilaha illallah
Para ulama memang kadang beda pemikiran. Saya pernah mengikuti pengajian yg kyai nya mengatakan : manusia itu memiliki dua kemampuan, kemampuan rohani dan jasmani , maka berdakwah pun jika memaksimalkan keduanya hasilnya akan luar biasa , artinya jika berdakwah selain berdakwah dg hujjah2 hendaknya juga di support dg do'a dan riyadoh2 . Saya percaya saja karena kenyataannya beliau yg mengaji itu saya tahu sendiri sudah banyak sekali menobatkan dan mengislamkan orang.
*NU & MUHAMMADIYAH* *Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru). Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman. “Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim. "Ahmad Dahlan” "Bagaimana ciri-cirinya?” Santri Basyir menggambarkannya. "Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim. Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_. Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya." Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan. Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya. Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.* Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak. *KH. ALI MAKSUM + KH. AZHAR BASYIR + AZIZ* Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib. Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum. Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak. Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah. Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut. “Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan. “Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali. Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali. Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…” “Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih sami’na wa atho’na dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi. Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?” Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya. Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak. “Ini Kiai Basyir, sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz. Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir. Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar. “Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?” Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu. Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh. Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya. “Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres). Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari. Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum. Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU. _Hairus Salim_ ...
Menurut hemat orang kecil seperti aku ini,tidak perlu ada perbedaan soal awal dan akhir puasa,lha yg sulit diprediksi soal gerhana matahari dan bulan saja tidak sulit lho,ya masing'harus menyamakan tekat bersatu demi kuatnya Islam di RI lah !🙏🙏🙏
Sebetulnya pada masa- masa awal berdirinya Muhammadiyah (zaman KH. Ahmad Dahlan) organisasi ini bisa dikatakan sama dengan NU. Sama-sama tarweh 20 rakaat, berqunut shubuh, baca niat pakai usholi, habis sholat baca wirid dl. Dengan kata lain, Muhammadiyah - NU itu sama-sama bermazhab Syafi'i, dulu-dulunya. Adapun tentang sumber dan pemaparan sejarah, sebetulnya antara lain bisa dilacak dari beberapa sumber primer, tentang ubudiah (cara beribadah) Muhammadiyah itu pada masa itu masih sama dengan NU. Bukankah keduanya (Kyai Dahlan dan Kyai Hasyim Asy`ari) juga selalu sama dalam keguruan ketika masih santri/mondok --- baik di tanah air maupun di Mekkah?. Dikatakan dari salah seorang cucu beliau, KH. Ahmad Dahlan kalau malam Jum`at biasa membaca Ratib Haddad (semacam wirid seperti tahlilan). Paparan diatas ilmiah dan akurat dari beberapa sumber primer yang bisa dilacak pada pelaku-pelaku sejarah langsung secara berantai yang hidup satu zaman dan generasi sesudahnya (semacam sahabat atau tabi`in kalau zaman Nabi). Termasuk informasi keluarga atau cucunyanya, dan tokoh-tokoh teras Muhammadiyah sendiri. Dari tokoh teras bahkan saya pertama kali mendengar langsung saat kuliah di UNY dan tidak tanggung-tanggung Prof. Dr. Ahmad Syafii Ma`arif yang dikenal sebagai sejarawan (ahli sejarah) dan juga orang kedua di Muhammadiyah (waktu itu ketua umumnya Dr. Amin Rais, wakilnya Pak Syafii Ma`arif itu) menyatakan kalau KH. Ahmad Dahlan itu shalat tarwehnya 20 rakaat seperti NU dll seperti sudah saya sebut diatas. Pak Syafii Maarif pada akhirnya juga menjadi ketua umum Muhammadiyah menggantikan Pak Amin. Sumber primer lain adalah kitab karangan KH. Ahmad Dahlan sendiri yang berjudul “Fikh Muhammadiyah“( 3 jilid) yang beberapa tahun lalu ditemukan dan tersimpan di Keraton Yogyakarta. Teks kopiannya juga bisa dilihat di internet. Sebetulnya yang membedakan NU-Muhammadiyah diawal berdirinya adalah sistem pendidikannya. Hal demikian karena KH. Ahmad Dahlan tertarik kepada pembaharuan Islam yang melanda di dunia Arab waktu itu dari ide-ide Syaikh Muhammad Abduh, Rosyid Ridho, dan Jamaluddin Al- Afghani yang menekankan pentingnya umat Islam belajar ilmu-ilmu modern dari Barat agar tidak tertinggal dengan mereka (Kristen?). Oleh karena itu KH. Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sistem madrasah (sekolahan-sekolahan) dengan memadukan ilmu agama dengan ilmu umum. Sementara NU model pendidikannya tetap mempertahankan pada tradisi lama (pesantren) dengan sistem Sorogan dan Bandongan. Sorogan adalah model mengaji seperti di surau-surau atau langgar di zaman dahulu dengan mengajari Alquran kemudian menirukannya. Adapun Bandongan dengan menyimak ketika seorang ulama/kyai membaca sebuah kitab kuning atau hadits. Dari sinilah yang membedakan dengan NU. Jadi dilihat dari sistem pendidikannya yang saling melengkapi. Muhammadiyah kemudian banyak belajar dari pendidikan modern, bahkan KH. Ahmad Dahlan juga tidak jarang melihat-lihat yayasan Katolik di Yogyakarta (di Kota Baru, sebelah timur Sungai Code atau sebelah barat Lapangan Kridosono) mengamati bagaimana berorganisasi pendidikan dan sosial (sekolahan, rumah sakit, gerakan kepanduan dll yang sudah lebih dahulu berdiri). Hasilnya juga bisa kita lihat sekolah-sekolahannya maju, rumah-rumah sakit (PKO) menjadi bersaing dengan RS Bethesda dari Yayasan Katolik yang dahulu dicontohnya. Pendirian sekolah-sekolah (dampak dari politik etis Belanda -- balas budi akibat sistem tanam paksa) dan rumah-rumah sakit sesungguhnya merupakan bagian dari kegiatan missionaris/zending kristenisasi. Tetapi KH. Ahmad Dahlam mengambil sisi positifnya sebagai bagian dari modernisasi agar umat Islam tidak tertinggal dengan dunia Barat. Sebetulnya yang pertama kali berdiri bukan Muhammadiyah, tetapi Jamiat Khoir pada tahun 1901 didirikan oleh para keturunan Arab khususnya para habib yaitu oleh Sayyid Aboebakar bin Alie bin Shahab, Sayyid Abdullah bin Hoesin Alaijdroes, Sayyid Alwi bin Abdulrachman Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Mohamad Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Abdullah Alatas, Sayyid Aijdroes bin Achmad bin Shahab dan dan lain-lain. Dan KH. Ahmad Dahlan sebagaimana kyai-kyai Jawa lain pada masanya dekat dengan kalangan para habib, bahkan nama Ahmad Dahlan sendiri adalah pemberian dari gurunya yang juga seorang habib ketika belajar di Mekkah yaitu Sayyid Abubakar Syatho (sebelumya Ahmad Dahlan itu bernama Darwis). Muhammadiyah sendiri ketika berdirinya (1912), tidak bisa dilupakan peran dari Jamiat Khoir (malah sebelumnya KH. Ahmad Dahlan adalah juga anggota Jamiat Khoir) terutama dorongan Sayyid Abdullah bin Alwi Alatas, beliau memberikan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah. Perkumpulan ini (Jamiat Khoir dan Muhammadiyah) didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di zaman Hindia Belanda khususnya di Jawa yang pada waktu itu tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena keterbelakangan umat dan kondisi pendidikan Islam yang dinilai sudah kuno, sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missionaris dan Zending (Katolik dan Protestan). Dua hal itulah tujuannya mengapa organisasi Jamiat Khoir dan Muhammadiyah didirikan (pada waktu itu).
Di awal awal terbentuknya muhammadiyaah..... Orang NU komplain karna muhamadyah belajar menggunakan meja...... Karna meja produk orang kafiir...... Trs di sanggah sangat sederhana...... Orang nu datang kemuhamadyah naik kereta juga yg produk orang kafiir....... Akhirnya orang NU mundur aloon aloon😀😀😀😀....... Coba lihat filmnya deeeh....
gus baha dan ustadz adi hidayat.. yg aq tau keduanya blm pernah mencela seseorang /suatu golongan..dan keduanya menjadi rujukan/referensi dlm menimba ilmu
Ini baru tokoh aswaja sejati mau mengakui rukyah&hisab sm2 pntng, mski sy warga muhammadiyah salut sm gus baha.,krn klo tdk prcy hisab brti tdk prcy hari2 besar yg ada di kalender termasuk thn baru.
Penjelasan yg sejuk..menyatukan perbedaan, sumber ilmu meruncing ke pada rujukan hadist nabi.memacu kita berfikir cerdas dan logis..🙏🙏semoga menyatukan perbedaan yg sdh ada.
Walaah.. jadinya saya ingat waktu kecil dulu 40 thn yg laluuu.. di rumahku hampir setiap malem ngumpul pemuda NU dan pemuda muhammadiyah, mereka kalao debat sampe pagi menjelang subuh, tpii mereka tetep akuuur, saya sendiri NU kultur.. muhammadiyah atau NU.. Berkah.. Aamiin
Gus baha kader terbaik NU dan ustadz Adi hidayat kader terbaik Muhammadiyah..dua duanya saya suka dan pantas di jadikan panutan
Ust adi hidayat bukan anggota muhammadiyah
@@nuznq23 ustadz adi hidayat muhammadiyah bro
@@MAkmal-kh1wh betul
Untuk punya ilmu sekelas Gus baha dan adi hidayat dibutuhkan ilmu seperti di pesantren. Makanya jangan sampai ANTI KITAB TAFSIR artinya semua ilmu itu harus di pelajari BUKANNYA MERASA LEBIH PINTAR, LEBIH FAHAM , dan LEBIH TAHFID sehingga menolak al Quran Tafsir dari pengarang2 kitab tafsir
Gus baha kader ????😂😂😂, Yo Ra level to cung Kyai sekaliber Gus baha kok padakno koyok Cak Imin
warga dan aktivis organisasi Muhammadiyah biasa ngaji Gus Baha dan semakin mantap pula dalam perjuangan dakwah nya 👍🏻
*Saya kemari karena Ustadz Adi Hidayat memuliakan Gus baha*
Saya jamaah muhammadiyah,tpi saya acungkan jempol sama gus baha,ceramahnya berdasarkan qur,an dan hadist
Saya merindukan hubungan Muhammadiyah-NU ketika masing-masing dipimpin tokoj karismatik yaitu Hamka dan Kyai H. Idham Kholid. Indah sekali saat itu. Dua tokoh besar saling menghormati.
Masha Allah,saya orang muhammadiyah dan dikalangan muhammadiyah gus baha memang sangat dikagumi ilmunya.
Sehat selalu gus.
Sejuk Gus......aku selalu ikuti pengajian Gus Baha.Aku MU tetapi juga menghormati/menghargai NU saudaraku.Marilah bersaing yg sehat dan berjalan masing2 menuju kebaikan n kemajuan umat lslam.
MasyAllah mudah"an dengan penjelasan Gus Baha umat Islam semakin paham dan tidak ada perselisihan selama ada syariatnya,dan menggapa Muhammadiyah memilih hisap karena pertimbangan nya Indonesia dari Sabang sampai Merauke biar bisa bebarengan lebaranya kalau lihat hilal pasti byk perbedaan antar wilayah dan kendala penglihatan.matur suwun Gus Baha pencerahannya🙏
Saya bangga kehadiran Muhammadiyah bisa mendirikan sekolah modern. Seperti MA Mts pesantren modern Kauman. Bersaing dengan sekolah barat. Mendirikan rumah sakit dan santunan kaum duafa, maju mencerahkan dan berkemajuan ❤️❤️
Puluhan tahun saya belajar di Muhammadiyah.....Saya suka ceramah beliau....Saya yakin beliau Ulama yang lurus dan berilmu yang tinggi....Beliau memang Ulama cerdas dan ceramahnya menambah ilmu dan tidak emosional.... Bahkan beliau sering diundang Muhammadiyah untuk sharing ilmu....
Orang yang benar2 alim akan selalu bijak dan panuh hikmah dalam penyampaian ilmu🙏 matur nuwun Gus Baha🙏
Saya Muhammadiyah, tp juga cinta NU.. Indahnya kita beriringan bersama membangun umat..
Yang penting aqidah kita sama yaitu LAA ILAAHA ILLALLAAH
Mantab... Kebersamaan
Betul mantap, dari dulu adem ayem, rukun damai
Aku ora Nu Nu nan… Md Md nan…
Saya Nu tapi cinta banget sama Muhammadiyah....
Gus baha sangat ilmiyah. Apa yg disampaikan beliau benar2 mencerdaskan umat, jauh dari politik identitas meski beliau sendiri orang nu. Beliau benar2 org 'alim yg menggunakan ilmunya.Barokallah gus baha.
Salam Cinta Masjid
Mari Saling menguatkan dengan memadamkan merahnya dan juga senggol loncengnya Ya
Saya warga mu tapi saya suka gusbaha karna ceramah nya menyatukan umat
Saya bangga mendengarkan ceramah Gus baha, kajiannya berdasarkan Qur'an dan hadits yang shohih
Semoga lahir ulama ulama yg berpandangan seperti Gus baha. .JD muslim di Indonesia damai dalam persaudaraan....aamiin aamiin aamiin ya rabbal allamiin
Menyejukkan....mencerdaskan...
NU & MUHAMMADIYAH ~ I love you full ♡♡♡♡♡ saya warga NU secara kultural tetapi saya respect sama MUHAMMADIYAH.🙏
Semoga persaudaraan kiita semakin erat dan awet آمِيْنُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن اَمِيِنُ يَا رَبً العَالَمِين
Menyejukkan gus baha dlm berceramah smg NU - Muhammadiyah tetap jaya..
Saya dari kecil dilahirkan dikalangan NU dan biasa amalan2 NU, dan istri saya dilahirkan dilingkungan MU, kami saling menghormati dan menghargai, Alhamdulillah keluarga jadi lebih harmonis
pantas beliau disebut satu2nya kiyai ummat Islam di Indonesia yang smart ,otak beliau bagus dan encer,keluar dari batas batas pikiran orang biasa....!
Tuhan kita sama, nabi kita sama, kitab kita sama, agama kita sama jgn kita saling menyalahkan, benar salah itu hanya Alloh yg tahu krn masing2 punya dalilnya.
Saya sgt kagum dgn gus baha cara ngaji yg bijaksana. Semoga panjang umur, sehat dan mudah rezekinya utk gus baha.
No problem Gus.
Saya Tetap bangga berorganisasi Muhammadiyah bermanhaj Salaf
Cocog, Den. Karena Imam 4 hidup pada generasi Salaf ( abad ke 1, 2 , dan 3 H ).
ini baru baik ... mencerahkan dan membimbing ... bukan memprofokasi ...gus baha .. terima kasih
Ana lahir di lingkungan Muhammadiyah orang tua saya pengurus Muhammadiyah bahkan saya trmasuk kader Muhammadiyah tapi saya di sekolahkan dilingkungan NU dan banyak belajar bersama dan mengambil hukum bersama Kyai NU dan jg dri Majelis Tarjih Muhammadiyah Alhamdulillah org tua saya gk qunut saya qunut org tua saya gk tahlilan saya tahlilan tapi ditiap ada acara Maulid orang tua saya kadang hadir bahkan menjadi panitia smpai saat ini dalam keluarga saya tdk prnh trjadi perselisihan ttg masalah hukum... Indahnya perbedaan pendapat sbg tanda bahwa Agama kita kaya akan ilmu pengetahuan
S. FHHJV G
#;
TY
Fgf
@Muhammad Wais Alqarni : Kebalikan dg saya bos. Saya lahir dan tumbuh besar di Kalangan NU. sedari kecil saya suka mengikuti pengajian2 apapun. Baik di NU , Muhammadiyah dsb. seiring dg bertambahnya usia, saya merasa lebih mantab dan lebih meyakini memilih Muhammadiyah dalam berorganisasi. saya dikucilkan oleh orangtua dan keluarga karena pilihan ini. Sampai2 demi Allah, bahkan urusan pembagian harta hibah ortupun saya sangat dibedakan.Tapi Alhamdulillah, saya, istri dan anak2 mengiklaskan itu semua. Harta benda tidak menggoyahkan saya. Yg penting, saya tidak durhaka, dan tetap hormat kpd saudara2 saya yg lain.justru hal ini lebih memantabkan keyakinan saya di Muhammadiyah.
Sy NU, punya saudara MD, kbetulan rmah kami berdekatan.. Ketka solat subuh bareng di masjid NU, sdr kami MD ikut meng amin kan do'a kunut, bgt jg sy sering safari ke masjid MD.. Swaktu orng tua sdr sy mninggal kami di suruh tahlilan dirumah sdr sy yg MD itu.. Slma tiga hari.. Indah nya kbersamaan..
Ngaji Gus Baha sama UAH jadi luntur batas NU n Muhammadiyah.... Semua ilmu Allah
setuju
Ya gus baha netral kalau bicara Ilmu...semua dijelaskan dengan gamblang tanpa menyalahkan salah satu organisasi
nice
Beliau jelas keilmuan dan kecerdasan dlm tafsir...semoga 2 ulama ini slalu sehat aamiin
Siip👍👍👍
Inilah ulama' sejati pemersatu umat. Trimakasih gus semoga jadi ilmu yang bermanfaat.
Salam Cinta Masjid
Mari Saling menguatkan dengan memadamkan merahnya dan juga senggol loncengnya Ya
Saya Muhammadiyah, orang tua saya NU. berdampingan dalam kehidupan sehari tanpa ada masalah. Justru saling mengingatkan dalam kebaikan...
Saya yakin itu adalah hal yg wajar, namun orang orang suka fanatik terhadap golongannya dan mulai mengkotak- kotakkan Islam.
saya Muhammadiyah, alhamdulillah menerima dengan baik dan mencintai keluarga saya yang NU. semoga hidup selalu rukun, Aamiin. ayo Muhammadiyah dan NU harus bersatu jangan berpecah belah, kita hadapi peradaban dunia dengan Amar Ma'ruf Nahi Munkar. ALLAHU AKBAR!!
saya nu saya juga cinta istri saya yg Muhammadiyah
MasyaAllah dengan ilmu gus baha bisa menyatukan umat....
manusia di anugerahi Allah akal pikiran dan hati. utk memilih yg baik atau buruk dan memilih benar atau salah.
Gus baha selalu mengingatkan atau menjelaskan sesuatu secara gamblang sesuai alasan logis, dan memakai hujjah ulama2 terdahulu yg sudah diakui dan dipakai rujukan fatwa dan keilmuannya oleh umat islam sampai sekarang.
ini membuat gus baha bisa menjadi jembatan perbedaan diantara orang2 yg merasa berbeda.
semoga Allah membalas keikhlasan Gus Baha dan ulama2 yg menghabiskan hidupnya utk menyebarkan ilmu Allah..aamin
alkhamdulillaah...
asyhadu an laa ilaaha illallooh, wa mukhammadar rosuulullooh...
allohumma sholli ngalla sayyidinaa mukhammad.
lereng kelud blitar hadir
Ngaji sperti ini saya senang, walau aku Muhammadiyah. Insya Allah mengikuti serialnya
MaasyaAllah..mencerahkan gus..Baarakallahu fiik..mengingatkan kita pentingnya ilmu sehingga tidak terjebak dengan fanatisme identitas..
Jazakallaah gus... Smg segera tercipta krukunan dan persatuan umat. Insyaallah pelan2 umat tercerdaskan
Saya Muhammadiyah tapi sangat senang karena kedalaman ilmunya Gus Baha tidak fanatik dan bisa menjadi perekat ummat 🙏Suwun Gus
tidak fanatik menurut anda itu berarti FASIK menurut agama !!!
lebih parah lagi MUNAFIK !!!
Madhab Syafi'i ( juga 4 Madhab ) itu jelas ibn Taimiyyah TIDAK BERSAMBUNG dengan SALAFUS SHALIHIN !!!
Gaya bahasa penyampaian beliau sangat simpel dan mudah dipahami, sehingga tidak menyinggung kelompok manapun
Beliau kan berdasarkan keilmuan....
Kelebihan seorang ahli fiqih slh satu nya memahami pikiran dlm perbedaan pemahaman ttg suatu dalil.... Belum lgi beliau hafal Al-Qur'an & menguasai ilmu bahasa/kosakata,asbabul,kitab" karangan ulama dahulu... Dll
Alhamdulillah kita punya gus baha
Subhanallah. Gus Baha keren. Penjelasannya sejuk tdk mengkonfrontasi NU-Muhammadiyah. Prototype kyai pemersatu ummat. Tidak menjustifikasi kelompok tertentu. Keren Gus.
Ibu saya berasal dr keluarga besar NU, bapak berasal dr keluarga Muhammadiyah... Alhamdulilah sdh terbiasa dg "perbedaan"
Mencerdaskan, jujur, adil dan meyakinkan, argumentatif menyejukkan .....matur nuwun gus🤝
Gus Baha sangat bijaksana karena didukung oleh ilmu agama yg luas. Ilmu sgt berpengaruh terhadap sikap bijak
Masya Alloh gus baha adem rasanya denger penjelasannya
Resep pokoknya kalau orang alim seperti beliau .pemersatu ummat dengan keilmuan gus baha ...sehat selalu gus
Gus baha ULAMA' cerdas, berwawasan luas, berkemajuan, saya warga MU sangat senang
MU : Manchester United atau Madura United?
@@raf8744 jangan mempertontonkan ketololan
Ini baru namanya orang alim. Tunduk pada ilmu, bukan fanatik golongan
Subhanallah
Allah humma shullu Alan Nabi Muhammad Sallahu Aalaihi Wasallam
Banyuwangi nderek ngaji gus baha
Andai para ulama di Indonesia sperti gus baha semua inshallah Indonesia akan lebih damai lagi dan lebih indah
Sya hidup & berkembang dng 2 hal itu, Muh. & NU.
Suka bgt ngaji gus baha'
Setahuku dari dulu Muhammadiyah selalu konsisten dan gak banyak komentar dg ormas lain, yg penting melakukan dakwah islam amar makruf nahi munkar,lebih berorientasi ke pendidikan formal
Dakwa basa jawa nyangka ngarani .
Baca surat taubat ayat 97, siapa yg munafik ? Yg menDzolimi Ahok ?
Surat Taubat Ayat 84, siapa yg tdk mau berdiri dan berdoa diatas kubur orang tua , menganggap orang tua msti dalam keadaan fasik ?
Ciak bo cuwo,cuwek cuwel gan tio cui lan seng....😭😭
@@irgautama7318,Komentar nyimpang brow ,tdk ada kaitannya dengan ceramah Gus Baha
@@irgautama7318 : Ngomong apa sih bro?
@@irgautama7318 dungu
Terimakasih ilmunya Gus, nikmatnya hidup jika selalu berada disamping Gus Baha
Saya. Memang bukan nu tapi akusuka ko denger kajian Gus baha..dia adem dengerin nya .beda dg lain nya.tapi ustad paporit ku ustad Adi .kahlid ustad hadromi .Zulkipli Safi .Omar mitta
Sy lupa judul pengajian Gus Baha, cuma yg sy ingat adalah wejangan beliau Gus Baha : "Orang yg MEMPERMASALAHKAN adalah orang yg tdk tahu MASALAH".
Suwun Gus Baha...
Begitulah kira2 .
Kyai Baha, ulama pemersatu dg ilmu amal dan analisa obyektif
Kereeen ini ngaji ulama, jadi lurus hati ini Islam Luar biasa ,Gus Baha ,alhamdulilah
Jelas dan gamblang penjelasn Gus Baha....
Yang salah bukan Organisasi nya tapi Orang nya....
Islam bukan teroris hanya orangnya salah
@@kalimantan56598 teroris sebutan dari orang2 kafir, untuk melecehkan umat Islam..
@@rosyfury5395 ya ga juga, emang kenyataannya meneror kok. Apa pun agamanya kalo melakukan tindakan teror terhadap manusia lainnya ya namanya teroris IMO.
@@rosyfury5395kejahatan yg dilakukan atas nama agama itu teroris namanya apapun agamanya. jangan mudah bilang kafir apalagi mengkafirkan orang yg sdh melafadzkan la ilaha illallah
@@ameisolee220 setuju, normal nya begitu ..
Tapi beberapa media berkata lain, yg dicap teroris hanya umat Islam ketika ada kejadian bom...
semoga semakin banyak ulama yg menceeahkan agar kita semua adeem bersama membangun bangsa agar semakin maju dan berjaya ....
Membangun kecerdasan bersama gus baha
Dengan penjelasan gamblang dari Syaikhona Baha uddin ini semoga khilaf yg selama ini membinggungkan umat Islam nenjadi jelas dan gambkang👍
Semoga Gus Baha senantiasa sehat....Beliau betul betul Ulama Pencerah.
Senatiasa sehat, berkah dan istiqamah....Gus...
Menyejukan
Saya suka ngikutin Gus Baha dan Ustadz Adi Hidayat. Beliau sungguh menyejukkan jiwa.
Gudang ilmu,enak penyampaiannya gampang dicerna.Mantap Gus.
Masya Allah gus pancen top
Para ulama memang kadang beda pemikiran.
Saya pernah mengikuti pengajian yg kyai nya mengatakan : manusia itu memiliki dua kemampuan, kemampuan rohani dan jasmani , maka berdakwah pun jika memaksimalkan keduanya hasilnya akan luar biasa , artinya jika berdakwah selain berdakwah dg hujjah2 hendaknya juga di support dg do'a dan riyadoh2 .
Saya percaya saja karena kenyataannya beliau yg mengaji itu saya tahu sendiri sudah banyak sekali menobatkan dan mengislamkan orang.
Belajar dan berfikir isfiqomah itu juga riyadhoh kang. Klo soal doa kan tiap 5 waktu.
Cuma cara riyadhohnya berbeda.. sm kyk toriqoh itu. Ada toriqoh dengan ilmu, ad yg dzikir.
Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah....
Alhamdulillah, mantab sekali sahabat
اَلْحَمْدُلِلّهِ
Byk Ilmu dari Beliau
Smoga sehat Selalu & Barokah
*NU & MUHAMMADIYAH*
*Kyai Hasyim* (Hasyim Asy'ari) adalah pendiri NU. Pondoknya di Tebu Ireng, Jombang Jawa Timur. Hampir semua kyai pendiri pondok pesantren di Jawa umumnya adalah pernah belajar kepadanya sehingga diberi gelar *Hadratusy Syaikh* (Maha guru).
Ada kisah menarik. Waktu itu belum ada Muhammadiyah, belum ada NU. Kedua ormas terbesar di Indonesia itu belum didirikan. Suatu saat ada santri dari Kauman Jogja bernama *Basyir* mengadu menjelek-jelekkan *KH. Ahmad Dahlan* dihadapan Kyai Hasyim gurunya. KH. Ahmad Dahlan adalah tetangga Basyir yang baru pulang dari Makkah, dan diangap membuat _odo-odo_ baru, sehingga memancing keresahan antara masyarakat kampungnya di Kauman.
“Siapa namanya?” tanya Kyai Hasyim.
"Ahmad Dahlan”
"Bagaimana ciri-cirinya?”
Santri Basyir menggambarkannya.
"Itu Kang Dahlan!” Kata Kyai Hasyim.
Kyai Hasyim dan Kyai Dahlan adalah teman satu pondokan dalam mengaji di pondok Kyai Saleh Darat Semarang dan ketika ngaji di Mekkah. “Tidak apa-apa”, kata Kyai Hasyim, “yang dia lakukan itu _ndalan_. Kamu jangan ikut-ikutan memusuhinya."
Pada akhirnya Basyir justru mendapat _dawuh_ amanat membantu perjuangan KH. Ahmad Dahlan.
Tidak hanya Basyir tetapi juga santri Kyai Hasyim Asy'ari lain yang dari Kauman Jogja yaitu *Fahruddin* juga mendapat _dawuh_ yang sama. Satu tahun kemudian ketika Kiai Ahmad Dahlan medirikan Muhammadiyah, Kiai Basyir adalah salah seorang tangan kanan utamanya.
Yang menarik kedua santri KH. Hasyim Asy'ari diatas -- putra-putranya akhirnya pernah menjadi orang nomor satu di Muhammadiyah semua. Kyai Fahruddin berputera *Pak A.R Fahruddin* pernah menjabat ketua umum di Muhammadiyah. Setelah itu diganti puteranya Kyai Basyir yaitu *Ahmad Azhar Basyir, M.A.*
Kyai Basyir beliau juga titipkan anaknya Ahmad Azhar Basyir kepada kyai NU Kiai Abdul Qodir Munawwir (kakak ipar Kiai Ali Ma’shum) di Krapyak, Yogyakarta, untuk memperoleh pendidikan al-Quran dan ilmu-ilmu agama lainnya. Bahkan bisa dikatakan, Ahmad Azhar Basyir hampir tak pernah ketinggalan mengikuti pengajian Kiai Ali Ma’shum ketika di Krapyak.
*KH. ALI MAKSUM + KH. AZHAR BASYIR + AZIZ*
Senja kala itu, santri dari Pati bernama Aziz tiba di Pesantren Krapyak usai menempuh perjalanan beratus kilo dari kediamannya di bagian utara Jawa Tengah. Merasa letih, Aziz kemudian mencari tempat teduh di celah pesantren sekedar untuk beristirahat sembari menunggu jeda Magrib.
Maksud dan tujuan ia datang ke Krapyak adalah untuk mendalami keilmuan KH Ali Maksum.
Selepas berjamaah, Aziz sowan ke ndalem (rumah) Mbah Ali, memohon restu mengangsuh-kaweruh di Pesantren Krapyak. Ia memperkenalkan diri, bertukar kabar, sampai berkisah mengenai perjalanannya dari Pati hingga sampai di Krapyak.
Alih-alih langsung direstui, Mbah Ali malah menguji Aziz. Ia diperintah Mbah Ali meneruskan bait di nazam Alfiyah.
Mulanya, Aziz ketar-ketir mendapat tantangan tersebut.
“Ayo coba, teruskan nazam ini..” Mbah Ali melantunkan sebait nazam dan dengan lanyah Aziz meneruskan.
“Baik, sekarang dibalik. Dibaca dari belakang..” perintah Mbah Ali.
Seperti tantangan pertama, Aziz lanyah, tangkas, meneruskan bait-bait yang diucapkan Mbah Ali.
Merasa terkagum, Mbah Ali lantas berujar, “Yo wés Ziz, koe wés ra usah sinau agomo nang aku. Besok pagi selepas subuh ikut aku yaaa…”
“Nggih, Kiai.” Aziz menjawab gugup. Namun jiwa santrinya menuntun Aziz memilih sami’na wa atho’na dan segera pamit untuk menyudahi sowan yang begitu menggetarkan tadi.
Sembari keluar dari ndalem Mbah Ali, Aziz gusar dan terus bertanya-tanya kepada dirinya sendiri, “Kira-kira besok pagi Mbah Ali mau ngajak ke mana ya?”
Keesokan harinya, Aziz diajak Mbah Ali pergi. Berdua mereka berboncengan menaiki vespa. Sementara Mbah Ali menyetir di depan, Aziz yang di belakang semakin gusar. Pertanyaan malam terus menggeliat dalam pikirannya.
Hingga vespa Mbah Ali berhenti di depan sebuah rumah. Mbah Ali berucap salam sembari tangan kanannya mengetok pintu rumah. Tak berselang lama seorang membukakan pintu. Yang tampak adalah sosok orang tua gagah, berkaca mata dan berpenampilan rapih. Mbah Ali lalu beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya.
Mereka bertiga duduk di ruang tamu. Teh hangat dan hidangan ringan terpapar di meja. Aziz mendapati di sekeliling ruang tamu buku-buku tertata sangat rapih di rak.
“Ini Kiai Basyir, sekarang kamu kutitipkan di sini. Belajarlah kepadanya, habiskan buku bacaannya,” pesan Mbah Ali pada Aziz.
Seketika perasaan Aziz kalut. Ekspestasi kepergiannya ke Krapyak untuk menimba ilmu ke KH. Ali Maksum, tapi seperti ada “takdir” lain. Ia diperintahkan supaya belajar pengetahuan umum ke tokoh Muhammadiyah, KH. Basyir.
Selang beberapa tahun kemudian, Mbah Ali berniat mengambil Aziz di kediaman Kiai Azhar Basyir untuk diboyong kembali ke Krapyak. Sendiri beliau mengendarai vespanya. Sesampainya di kediaman Kiai Azhar, Mbah Ali terkekeh ketika mendapati Aziz sedang membaca buku di pelataran rumah Kiai Azhar.
“Loh. Sekarang kamu sudah bisa pakai celana, Ziz?”
Aziz diam tak membalas. Kepalanya merunduk tersenyum malu.
Mbah Ali masih mengamatinya dari ujung kaki sampai pucuk rambut. Terkekeh.
Tak berselang lama, Kiai Azhar Basyir mengenali tawa tersebut dan keluar rumah. Kembali mereka berdua beruluk salam, bertukar sapa, hingga berpelukan erat sekali seperti bertemu sahabat yang lama tidak ditemuinya.
“Ngéné yo Syir, sekarang anakku, Aziz mau kubawa kembali ke Krapyak. Kiranya sudah cukup ia dua tahun belajar di sini. Nanti kalau terlalu lama, takutnya ia jadi Muhammadiyah.” Mereka berdua tertawa. Aziz tidak ikut tertawa, merasa belum maqamnya mengikuti tertawa para ulama unggul dari NU dan Muhammadiyah ini. Masih dalam kondisi tertawa, Mbah Ali berujar, “Lihat saja”, telunjuk Mbah Ali tertuju ke celana Aziz, “sekarang dia sudah pakai celana, padahal sewaktu pertama kali ke sini ia masih memakai sarung.” Gelak tawa kembali memenuhi ruang tamu, kecuali Aziz yang hanya mesem. Menurut Shohibul Hikayat, santri bernama Aziz dari Pati ini adalah ayahanda dari M. Imam Aziz (ketua PBNU dan staf khusus wapres).
Belakangan diketahui jika Azhar Basyir ketika muda, ia dititipkan kepada KH Abdul Qodir Munawwir oleh ayahnya sendiri, Kiai Basyir-untuk belajar Alquran. Ayah KH Azhar Basyir, yakni Kiai Basyir, pernah mengenyam pendidikan pesantren di Tebuireng Hadrastusy Syaikh KH Hasyim Asy’ari.
Tidak hanya itu, Azhar muda juga tidak pernah absen mengikuti pengajian kitab kuning yang diampu oleh KH Ali Maksum.
Setelah belajar di Krapyak, Azhar melanjutkan ke Tremas-Pacitan dan lalu Kairo. Di Kairo Azhar berjumpa dan berkarib dengan Gus Dur. Sekembalinya dari Kairo, Kiai Azhar Basyir menjadi Ketua PP Muhammadiyah dan Gus Dur menjadi Ketua PBNU.
_Hairus Salim_ ...
Menurut hemat orang kecil seperti aku ini,tidak perlu ada perbedaan soal awal dan akhir puasa,lha yg sulit diprediksi soal gerhana matahari dan bulan saja tidak sulit lho,ya masing'harus menyamakan tekat bersatu demi kuatnya Islam di RI lah !🙏🙏🙏
Ya Allah knapa baru sekarng ustad seperti ini munculnya....alhamdullilah
Sebetulnya pada masa- masa awal berdirinya Muhammadiyah (zaman KH. Ahmad Dahlan) organisasi ini bisa dikatakan sama dengan NU. Sama-sama tarweh 20 rakaat, berqunut shubuh, baca niat pakai usholi, habis sholat baca wirid dl. Dengan kata lain, Muhammadiyah - NU itu sama-sama bermazhab Syafi'i, dulu-dulunya.
Adapun tentang sumber dan pemaparan sejarah, sebetulnya antara lain bisa dilacak dari beberapa sumber primer, tentang ubudiah (cara beribadah) Muhammadiyah itu pada masa itu masih sama dengan NU. Bukankah keduanya (Kyai Dahlan dan Kyai Hasyim Asy`ari) juga selalu sama dalam keguruan ketika masih santri/mondok --- baik di tanah air maupun di Mekkah?.
Dikatakan dari salah seorang cucu beliau, KH. Ahmad Dahlan kalau malam Jum`at biasa membaca Ratib Haddad (semacam wirid seperti tahlilan). Paparan diatas ilmiah dan akurat dari beberapa sumber primer yang bisa dilacak pada pelaku-pelaku sejarah langsung secara berantai yang hidup satu zaman dan generasi sesudahnya (semacam sahabat atau tabi`in kalau zaman Nabi). Termasuk informasi keluarga atau cucunyanya, dan tokoh-tokoh teras Muhammadiyah sendiri. Dari tokoh teras bahkan saya pertama kali mendengar langsung saat kuliah di UNY dan tidak tanggung-tanggung Prof. Dr. Ahmad Syafii Ma`arif yang dikenal sebagai sejarawan (ahli sejarah) dan juga orang kedua di Muhammadiyah (waktu itu ketua umumnya Dr. Amin Rais, wakilnya Pak Syafii Ma`arif itu) menyatakan kalau KH. Ahmad Dahlan itu shalat tarwehnya 20 rakaat seperti NU dll seperti sudah saya sebut diatas. Pak Syafii Maarif pada akhirnya juga menjadi ketua umum Muhammadiyah menggantikan Pak Amin. Sumber primer lain adalah kitab karangan KH. Ahmad Dahlan sendiri yang berjudul “Fikh Muhammadiyah“( 3 jilid) yang beberapa tahun lalu ditemukan dan tersimpan di Keraton Yogyakarta. Teks kopiannya juga bisa dilihat di internet.
Sebetulnya yang membedakan NU-Muhammadiyah diawal berdirinya adalah sistem pendidikannya. Hal demikian karena KH. Ahmad Dahlan tertarik kepada pembaharuan Islam yang melanda di dunia Arab waktu itu dari ide-ide Syaikh Muhammad Abduh, Rosyid Ridho, dan Jamaluddin Al- Afghani yang menekankan pentingnya umat Islam belajar ilmu-ilmu modern dari Barat agar tidak tertinggal dengan mereka (Kristen?). Oleh karena itu KH. Ahmad Dahlan kemudian mendirikan sistem madrasah (sekolahan-sekolahan) dengan memadukan ilmu agama dengan ilmu umum. Sementara NU model pendidikannya tetap mempertahankan pada tradisi lama (pesantren) dengan sistem Sorogan dan Bandongan. Sorogan adalah model mengaji seperti di surau-surau atau langgar di zaman dahulu dengan mengajari Alquran kemudian menirukannya. Adapun Bandongan dengan menyimak ketika seorang ulama/kyai membaca sebuah kitab kuning atau hadits.
Dari sinilah yang membedakan dengan NU. Jadi dilihat dari sistem pendidikannya yang saling melengkapi. Muhammadiyah kemudian banyak belajar dari pendidikan modern, bahkan KH. Ahmad Dahlan juga tidak jarang melihat-lihat yayasan Katolik di Yogyakarta (di Kota Baru, sebelah timur Sungai Code atau sebelah barat Lapangan Kridosono) mengamati bagaimana berorganisasi pendidikan dan sosial (sekolahan, rumah sakit, gerakan kepanduan dll yang sudah lebih dahulu berdiri). Hasilnya juga bisa kita lihat sekolah-sekolahannya maju, rumah-rumah sakit (PKO) menjadi bersaing dengan RS Bethesda dari Yayasan Katolik yang dahulu dicontohnya.
Pendirian sekolah-sekolah (dampak dari politik etis Belanda -- balas budi akibat sistem tanam paksa) dan rumah-rumah sakit sesungguhnya merupakan bagian dari kegiatan missionaris/zending kristenisasi. Tetapi KH. Ahmad Dahlam mengambil sisi positifnya sebagai bagian dari modernisasi agar umat Islam tidak tertinggal dengan dunia Barat.
Sebetulnya yang pertama kali berdiri bukan Muhammadiyah, tetapi Jamiat Khoir pada tahun 1901 didirikan oleh para keturunan Arab khususnya para habib yaitu oleh Sayyid Aboebakar bin Alie bin Shahab, Sayyid Abdullah bin Hoesin Alaijdroes, Sayyid Alwi bin Abdulrachman Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Mohamad Alhabsi, Sayyid Aboebakar bin Abdullah Alatas, Sayyid Aijdroes bin Achmad bin Shahab dan dan lain-lain. Dan KH. Ahmad Dahlan sebagaimana kyai-kyai Jawa lain pada masanya dekat dengan kalangan para habib, bahkan nama Ahmad Dahlan sendiri adalah pemberian dari gurunya yang juga seorang habib ketika belajar di Mekkah yaitu Sayyid Abubakar Syatho (sebelumya Ahmad Dahlan itu bernama Darwis).
Muhammadiyah sendiri ketika berdirinya (1912), tidak bisa dilupakan peran dari Jamiat Khoir (malah sebelumnya KH. Ahmad Dahlan adalah juga anggota Jamiat Khoir) terutama dorongan Sayyid Abdullah bin Alwi Alatas, beliau memberikan keuangan untuk berdirinya perkumpulan Muhammadiyah. Perkumpulan ini (Jamiat Khoir dan Muhammadiyah) didirikan sebagai reaksi terhadap kondisi umat Islam di zaman Hindia Belanda khususnya di Jawa yang pada waktu itu tidak mampu menghadapi tantangan zaman karena keterbelakangan umat dan kondisi pendidikan Islam yang dinilai sudah kuno, sehingga tidak mampu mengantisipasi dan bersaing dengan sekolah-sekolah Missionaris dan Zending (Katolik dan Protestan). Dua hal itulah tujuannya mengapa organisasi Jamiat Khoir dan Muhammadiyah didirikan (pada waktu itu).
Ada ratusan mazhab didunia ini, tetapi ada empat mazhab yg terkenal. Dan semua mazhab itu mengikuti ajaran nabi Muhammad
Poin penting Gus baha di menit 8:50
Penjelasan yg bagus
sangat lengkap...berimbang....rinci...dan traceable.Alhamdulullah..mnambah informasi dan wawasan kami.
Di awal awal terbentuknya muhammadiyaah..... Orang NU komplain karna muhamadyah belajar menggunakan meja...... Karna meja produk orang kafiir...... Trs di sanggah sangat sederhana...... Orang nu datang kemuhamadyah naik kereta juga yg produk orang kafiir....... Akhirnya orang NU mundur aloon aloon😀😀😀😀....... Coba lihat filmnya deeeh....
Salam silaturrohmi hadir menyimak smg ilmunya bermanfaat Amiin
Alhamdulillah Derek mirengne Gus Baha mkasih min sdh share semoga ALLAH MEROHMATI
gus baha dan ustadz adi hidayat.. yg aq tau keduanya blm pernah mencela seseorang /suatu golongan..dan keduanya menjadi rujukan/referensi dlm menimba ilmu
Sangat menyejukan hati..
Barakallah gus 🙏
Sy muhammadiyah tp rajin ngaji di ustadz Gus Baha, ustadz UAH.
H h h....ngapusssi
Alhamdulillah...
Umat diajari bersikap kritis,terbuka, dan dewasa.
Jangan mencari perbedaan cari lah persamaan. Jd kan agama Islam yg rohmatan lilalamin.
Mantap tentang penjlasnnya .
Alhamdulillah, ikut nyimak kajian Gus Baha, smg manfaat dan dapat berkah, nambah ilmu wawasan , aamiin.
Mas saling subscribe yuk
Ini baru tokoh aswaja sejati mau mengakui rukyah&hisab sm2 pntng, mski sy warga muhammadiyah salut sm gus baha.,krn klo tdk prcy hisab brti tdk prcy hari2 besar yg ada di kalender termasuk thn baru.
Penjelasan yg sejuk..menyatukan perbedaan, sumber ilmu meruncing ke pada rujukan hadist nabi.memacu kita berfikir cerdas dan logis..🙏🙏semoga menyatukan perbedaan yg sdh ada.
Saya sangat mencintai Gus Baha, semoga Allah pertemukan saya dengan beliau
Alhamdulillah tmbh ilmu barokallah gus
Luar biasa. ulamak pemersatu ummat. smuga panjang umur pak kyai.
Di keluargaku kakek NU deles Nenek Muhamadiyah tulen.. Perpaduan yg sangat harmonis.... Rahmatan lil alamin n..
gus baha,,, bagai mutiara di antara kerikil-kerikil
Salam Cinta Masjid
Mari Saling menguatkan dengan memadamkan merahnya dan juga senggol loncengnya Ya
Nyimak.gus baha mengajak muslim berfikir luas.toleran dg perbedaan pendapat
Untung yang jelasin Gus Baha.. 😊 love Gus
Apa kalo selain Gus Baha menerangkannya beda?
Gus baha ceramahnya menyejukkan hati semua orang
مَا شَاءَ اللَّهُ
Inilah pencerahan untuk umat
Walaah.. jadinya saya ingat waktu kecil dulu 40 thn yg laluuu.. di rumahku hampir setiap malem ngumpul pemuda NU dan pemuda muhammadiyah, mereka kalao debat sampe pagi menjelang subuh, tpii mereka tetep akuuur, saya sendiri NU kultur.. muhammadiyah atau NU.. Berkah.. Aamiin
wah mantap bisa diceritakan lagi pak
Sehat dan berkah manfaat untuk semuanya
Subhanalloh luar biasa ilmu dan pandangan gus bahaudin,, 👍👍👍👍
Mencerahkan
Terimakasih Kyai atas ilmunya
Alhamdulillah
Adem rasane... Mksh ustad gus baha untuk pembelajaran ilmunya
Salam Cinta Masjid
Mari Saling menguatkan dengan memadamkan merahnya dan juga senggol loncengnya Ya
Sangat menyejukkan hati...Barokallah Gus.
aq NU tulen....fans berat kh Ali majsum krapyak