Perbedaan Penentuan Antara Hari Raya Idul Fithri dan Idul Adha
HTML-код
- Опубликовано: 13 окт 2024
- Perbedaan Penentuan Antara Hari Raya Idul Fithri dan Idul Adha
Sering terjadi perbedaan penentuan idul adha dan idul fithri, Hal tersebut dikarenakan perbedaan patokan antara hisab dan rukyah ketika idul fithri, antara wukuf di Arafah atau ikut pemerintah ketika Idul Adha. Hal ini juga berhubungan dengan puasa Arafah.
Simak penjelasan diatas sampai habis
#iduladha1444h #iduladha2023 #wukufarafah #puasaarafah #hisab #rukyatulhilal
Umpamanya dikatakan, “ayyamul bid” (hari-hari purnama) maksudnya adalah tanggal 13, 14, dan 15 setiap bulan; “yaum tarwiyah” artinya tanggal delapan Dzulhijah, “yaum tasyrik” artinya tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah, tidak peduli ia jatuh pada hari apa saja. Maka demikian juga jika dikatakan “shaum yaum ‘arofah” maksudnya puasa tanggal sembilan dzulhijah, tidak peduli jatuh pada hari senin, selasa, rabu, kamis, jum’at, sabtu, ataupun ahad.
Selain itu, cara pemahaman tersebut juga menyalahi dalil-dalil tentang shaum itu. Karena dalam berbagai hadis digunakan pula “sebutan hari/tanggal” tanpa menyebut Arafah
Dari sebagian istri Nabi saw., ia berkata, “Rasulullah saw. shaum tis’a Dzilhijjah, hari Asyura, tiga hari setiap bulan.”
Terima kasih atas partisipasinya. Bahwa hadits yang anda sebutkan jalurnya dari hunaidah min imratin. (Majhul). Terimakasih
Penyebutan istilah hari ‘Arofah pada asalnya adalah untuk tanggal, bukan pada tempat ataupun aktivitas tertentu. Hari ‘Arofah adalah tanggal sembilan Dzulhijah, baik ada yang wukuf ataupun tidak, baik ada yang puasa ataupun tidak. Karena penyebutan nama hari jika pada nama hari-hari dalam sepekan maka maksudnya adalah benar-benar nama hari tersebut secara hakiki. Umpamanya “yaum isnaen” artinya Hari Senin, tidak ada kaitannya dengan tanggal. Hari Senin bisa tanggal berapa saja. Tetapi jika disebut nama hari yang bukan kepada nama hari yang tujuh dalam seminggu itu maknanya adalah tanggal.
Bahwa perintah puasa ‘Arofah adalah “Shaum yaum ‘arofah”.
Artinya “puasa pada hari ‘Arofah” bukan puasa karena adanya perbuatan wukuf di ‘Arofah, bukan pula “puasa karena tempat ‘Arofah”.
Shum arafah sudah disyariatkan sejak tahun kedua hijriyah. Sedangkan haji pada masa nabi diwajibkan pada tahun ke enam atau sembilan hijriyah. Maka wuquf di arafah itu wajib pada tahun keenam. Maka nabi dan sahabat sdh melakukan puasa arafah sebelum adanya syariat wuquf di arafah. Coba cek lagi sejarahnya. Yaum arofah itu menunjukkan tanggal bukan tempat
Terimakasih atas partisipasinya. Keterangan tersebut riwayat siapa? Terimakasih
Mohon ijin urun komentar....Bukankah syariat hajji sudh ada semenjak Nabi Ibrahim....