Jamasan Lar Gangsir

Поделиться
HTML-код
  • Опубликовано: 10 окт 2024
  • Lar Gangsir_Bagi mereka yang tidak memahami kultur Jawa, termasuk anak-anak muda Jawa generasi sekarang sekali pun jamasan pusaka mungkin tak lagi dipahami maknanya. Menurut berbagai literatur, jamasan dari kata jamas yang artinya cuci, membersihkan, mandi. Jamas adalah bahasa Jawa kromo inggil (tingkatan paling tinggi/halus), sementara bahasa ngoko-nya (paling kasar) adalah kumbah. Sehingga, jamasan bisa diartikan sebagai kegiatan mencuci, membersihkan, atau memandikan. atau ngumbah. Sedangkan pusaka adalah berbagai benda yang dikeramatkan atau dipercayai mempunyai kekuatan tertentu, seperti gong, keris, tombak, kereta pusaka, dan berbagai macam jenis pusaka lainnya. Dengan demikian, jamasan pusaka lalu diartikan sebagai kegiatan mencuci senjata, yang biasanya dilakukan di bulan Suro. Suro adalah bulan pertama dalam penanggalan Jawa yang diyakini sebagai bulan keramat, penuh larangan dan pantangan.
    Dalam bukunya “Fungsi dan Makna Siraman Pusaka Mangkunegaran di Selogiri Kabupaten Wonogiri”, maksud dan tujuan jamasan pusaka untuk mendapatkan keselamatan, perlindungan, dan ketentraman. Sebab, bagi sebagian masyarakat Jawa, benda-benda pusaka tersebut dianggap mempunyai kekuataan yang akan mendatangkan berkah apabila dirawat dengan cara dibersihkan atau dimandikan. Apabila tidak dirawat, mereka percaya "isi" yang ada di dalam benda pusaka tersebut akan pudar atau akan hilang sama sekali, dan hanya berfungi sebagai senjata biasa.
    Upacara jamasan ini sendiri bila dicermati lebih dalam mengandung nilai-nilai budaya yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam kehidupan sehari-hari. Antara lain: kebersamaan, ketelitian, gotong royong, dan religius. Nilai kebersamaan tercemin dari berkumpulnya sebagian besar anggota masyarakat dalam suatu tempat, doa bersama demi keselamatan bersama pula. Sedangkan nilai ketelitian tercermin dari proses upacara iitu sendiri. Sebagai suatu proses, upacara memerlukan persiapan, baik sebelum upacara, pada saat prosesi, maupun sesudahnnya. Persiapan itu tidak hanya menyangkut peralatan upacara, tetapi juga tempat, waktu, pemimpin, dan peserta. Semua harus dipersiapkan dengan baik dan seksama, sehingga upacara dapat berjalan lancar. Untuk itu dibutuhkan ketelitian. Nilai kegotongroyongan tercemin dari berbagai pihak dalam penyelenggaraan upacara. Mereka saling membantu demi terlaksananya upacara.
    Dalam hal ini ada yang membantu menyiapkan makanan dan minuman, menjadi pemimpin upacara. Nilai religius tercermin dalam doa bersama yang ditujukan kepada Tuhan agar mendapat perlindungan, keselamatan, dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. Melalui kegiatan jamasan ini, Lar Gangsir ingin mensosialisasikan jamasan dan maknanya kepada generasi muda dan masyarakat secara umum, yang dilaksanakan di Omah Kalang, Kotegede Yogyakarta.

Комментарии • 3