Jejak Ulama Pewaris Rasul di Salemo Sulawesi Selatan
HTML-код
- Опубликовано: 1 дек 2024
- Jejak Ulama Pewaris Rasul di Sulawesi Selatan, salah satunya berada di Pulau Salemo, Kabupaten Pangkep. Pulau salemo tak terbantahkan memiliki andil besar. Salemo bisa disebut sebagai salah satu tonggak peradaban islam di Sulawesi Selatan. Salemo telah melahirkan ulama-ulama berpengaruh yang mewarnai jejak peradaban islam di daerah ini.
Di pulau inilah tercatat pusat pengajian pertama di Sulawesi Selatan. Jejaknya masih bisa dijumpai antara lain TPA KH.Abd Rasyid Puang Apala. Puluhan ulama pernah datang dan bermukim di pulau ini, baik menjadi santri maupun menjadi guru, menggelar pengajian kitab kuning dan memperdalam kajian tarekat.
#Ulama
#JejakRasul
#SulawesiSelatan
#PewarisNabi
Almarhum bapak sy pernah jadi santri disini, kemudian dipanggil pulang ke mangkoso untuk belajar sambil membantu ag.h.abdu Rahman ambo dalle
Alhamdulillah bertahun-tahun kami impikan bisa berkunjung dan bersiarah dipulau salemo karena izin Allah terwujud harapan indah dan diberi kesempatan bermalam dirumah cucu keturunan Beliau puang walli,....kami sangat berterima kasih dan bersyukur dari segala kemudahan dan pasilitas dari saudaraku pak.H.Syarip pimpinan tilawah Al Qur'an Mursyidin Al-Markaz makassar
Alhamdulillah sy bangga menjadi orang Bugis makassar
Alhamdulillah Aamiin
Ya Alloh
Lahumulfatihah para ulama yang pernah belajar dan mengajar di Pulau Salemo
Alhamdulillah Almarhum KAI H.Bilalu juga ada disini
Kami biasa kemari.. Tapi sdh 14 tahun tdk prnh lagi..
Alfaateha Buat Arwah Beliau ... Amin ...!
Menurut Cerita Nenek Pernah juga kesana Mengaji sebelum Ke Mekah
Dan Tarekat Beliau Rate 🙏🙏🙏
Salut atas upaya mengangkat kembali "pangngaji salemo"
Salemo adalah jejak Sang Wali
Sebenarnya masih bnyk kurang guru guru atau wali yang berjasa besar di pulau salemo
Apakh ada anak atw sodara beliau merantau ke tanah paser kaltim
Apakah ada yg masih hidup penerusx sekarang siap otw
Sayang beribu-ribu sayang!!
Sebagai aset daerah, bahkan di perpusda Kab. Pangkep buku yang ditulis oleh peneliti dari luar Sulswesi dan pernah diseminarkan sekira 2 tahun lalu hasil kerja sama STAI DDI Pangkep dgn pihak terkait, tetap tidak ditemukan di rak perpusda. Padahal jaringan ulama sul-sel masa kolonial terkoneksi dengan nama pulau bersejarah ini.