Mohon camkan ini untuk semua guru di NKRI, TIDAK ADA GIRU BERPRESTASI DI DUNIA PENDISIKAN KECUALI MEREKA YG SELALU DAN TEKUN MENDAMPUNGI MEMFASILITASI DAN MOTIFATOR ANK DLM BELAJAR.
Itu benar guru badut ,guru penggerak tdk bergerak, pada saat pelatihan memang disiplin tapi setelah lulus mana buktinya ,molor waktu dan muncul aslinya.
@@wardiputra7200 ya itu makanya dilatih dalam pendidikan guru penggerak pak, supaya gak monoton, dan bisa melakukan perubahan baik paling tidak dari diri sendiri
Betuul...banget..baru sadar ya...pak.. Untungnya saya tetep jadi guru yg jadul.. Yg ptg moral dan prilaku anak tetep saya berikan unt anak didik saya.dsamping ilmu yg byk manfaatnya.
Sy generasi 80an. Bangga dengan guru2. Kami diajarkan bagaimana beradab dulu baru berilmu. Walaupun tidak secara langsung diajarkan namun guru2 kami dulu memberikan contoh. Maaf skr guru gak jelas tujuannya. Yg sy lihat hanya persaingan sosial saja. Dulu walaupun ke sekolah dengan sepeda atau berjalan kaki tp kami sangat menghargai guru, dan orang tua kamipun sangat menghargai guru. Skr dengan kemajuan dan taraf hidup yg sudah baik, malah SDM makin lemah dan moral, mentalpun makin rusak
Saya adalah guru penggerak, dan alhamdulillah tidak pernah bolos dengan alasan mengerjakan tugas, aturan dari BBGP sendiri adalah kami tidak diperbolehkan mengadakan zoom saat waktu efektif pembelajaran di sekolah sehingga zoom seringkali diadakan di malam hari. Banyak ilmu yang didapat dari program ini, dan sedikit banyaknya bisa saya terapkan di kelas dan diimbaskan juga ke rekan guru yang lain di sekolah. Status sebagai GP merupakan cambuk bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi siswa dan sekolah.
Jenengan TOP Bu, Saya malah pengen Guru Penggerak ini dijadikan SKS Matkul jurusan pendidikan atau SKS PPG Prajab dan seluruh Guru diwajibkan ikut program itu tanpa adanya seleksi tanpa tendensi apapun.
Saya ngajar dari tahun 2007 dalam pendirian saya saya lebih suka interaksi langsung terhadap siswa khususnya di pelatihan menemukan bakat pada bidang olahraga, hasilnya sangat memuaskan dan membanggakan melebihi yang saya lihat dari program pemerintah tentang guru penggerak, karena gp itu hanya sebuah titel aja yang didapat dengan cara mudah dan instan, jiwa seorang guru penggerak itu sebetulnya sudah tertanam pada semua guru ketika guru tersebut mempunyai itikad sebuah kegigihan, keuletan, kesabaran, semuanya dikorbankan hanya untuk kemajuan siswa dan sekolah, namun pemerintah membungkus kekhususan secara melegalkan pada guru yang mau ikut program gp padahal belum tentu guru tersebut memiliki jiwa guru penggerak ...
Maaf apakah anda gp badut seperti yg dibicarakan ini tidak? Jawaban anda diattas tidak mengiyakan tetapi juga tak membantah. Saya amati guru guru muda di sekolah saya berperilaku seperti itu.
Tugas guru dalam membuat siswa senang belajar harus lebih dari sekadar menghibur; jika tidak, guru hanya berperan seperti badut. Fokus utama harus pada memotivasi siswa untuk menyukai proses belajar. Hiburan mungkin menarik perhatian sementara, tetapi motivasi intrinsik adalah kunci untuk pembelajaran yang bermakna. Guru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, mengaitkan materi dengan kehidupan siswa, memberikan tantangan yang tepat, dan memberikan umpan balik konstruktif. Dengan cara ini, siswa tidak hanya terhibur, tetapi juga termotivasi untuk mencintai pengetahuan.
Ini ni.... baru tepAt harusnya bukan jadi badut atau mbadut...... tapi kadang demi tuntutan.... akhirnya DRaKor... ini yg mungkin gak benul..... ayooo ojo mbadut... Yang bener......
Setuju. Bicara soal "menarik", fokusnya hrs lebih pada design aktivitas pembelajaran, pemilihan materi, serta cara penyajiannya -- agar mendekati kebutuhan perkembangan intelektual, psikologis, dan sosial siswa di usianya. Membuat kelucuan boleh, tp sbg intermezzo saja.
Alhamdulillah masih ada tanggapan atas ketidak nyamanan kami sbg guru yg benar2 ingin mendidik akhlah, kecerdasan dan spiritual Siswa dgn cara bermartabat dan dpt memuaskan peserta didik dgn cr elegan
Pembelajaran di pandang sebagai proses pendidikan tak bisa untuk di ekspo ke sosial. Kerena proses peendidikan merupakan strategi khusus yg belum tentu di ketahui atau di pahami secara sosial.❤❤❤
Bahkan tidak ada satu strategi yg lebih unggul dr yg lain, beda guru, beda kemampuan, beda penerapan, Dan beda hasil..... Sejatinya mengajar itu Panggilan hati, ilmu bisa dipelajari tp naluri menjadi guru tdk semua orang memiliki....
Setuju prof. Sugianto dan rekan seprofesi Bpk. Imam. Kembali ke tugas dan tgg jwb guru yaitu, mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik menjadi warga negara Indonesia yg berprestasi, kreatif, inovatif, dan berakhlaq mulia. 👍👍💪💪
Semua yg pura pura memang bermasalah. Bukan cuma guru. Maka janganlah berpura pura. Mengajarlah sungguh sungguh dg hati, kedepankan karakter, terus tingkatkan kompetensi, dengan tanpa mengabaikan tuntutan zaman juga. Namun hindari eksploitasi murid dg cara yg kontraproduktif dg pendidikan karakter. Digitalisasi juga keniscayaan. Masih banyk juga guru konten kreator yang mengajar kesehariannya juga bagus.
Saya guru jadul, yg tetap memprioritas peserta didik dlm tugas dan amanah yg sy emban, tuk senantiasa,dan komitmen dlm tugas, membimbing dan mendidik peserta didik saya menjadi manusia yang berilmu namun berakhlaq mulia di masa depannya.
Bagaimana cara menyeimbangkan antara pengajaran materi akademik dan pembentukan karakter? Metode pembelajaran apa yang anda gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di era digital? Bagaimana guru dapat mengatasi tantangan dalam menghadapi keberagaman latar belakang siswa? Peran apa yang dapat dimainkan oleh guru dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti?
Kembalikan sistem penilaian seperti era 90an,. Ketika anak dapat 5, ya biar ditulis 5. Jangan sampai ada mark-up nilai demi diterimanya anak di sekolah tertentu. Berikan kekuatan independen pada guru, jangan sampai ada pihak yang berani mempengaruhi penilaian siswa, baik ortu, dinas, atau siapapun.
Hrsnya intruksinya dari kementrian lalu kebawah, krna dinas patuh kpda kemtrian. Sya stuju nilai apa adanya,mungkin klo kebijakan 2 rapot ,nilai rapot murni dan nilai rapot katrol, itu kembali lg kebijakan kementrian.
@@bamsedu2581 .jaman sekarang serba susah dan srba salah, mnrt kita benar blm tentu mnrt orang lain benar, cari aman dan nyaman sja, yg penting kewajiban sdh di laksanakan .
Sy disetiap kls selalu rangking dan di th 1992 ada uasbn itu sj terbaik sekecmtn . Tp sy kok tdak setuju jika siswa di beri nilai ril kasian mereka sdh berusaha dan sudahkah panjenengan lihat dampak nilai trsbt anak tambah minder dan tidak lanjut sekolah
@@zumrotuzzakiah1203 . Justru yg sya heran anak sekarang itu tdk peduli tentang nilai,mau jelek mau bagus tdk masalah, yg kawatir berlebih justru gurunya, pa itu hnya di daerah sya sja,tp ga tau daerah lain anaknya sprti apa. Sya hrp UN thun bsok bukan hal yg segalanya.
Betul sekali,,, Namun yang terjadi di dunia pendidikan kita untuk bisa mengajar di lembaga pendidikan harus punya kenalan orang dalam. Walaupun yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan untuk mengajar. Namun yang dipikirkan adalah yang penting bisa jadi ASN...
Tidak selalu diisi dengan hiburan, ada sesi ice breaking untuk memulihkan energi dlm belajar, teori pendidikan dan penguasaan teknik mengajar yang lebih baik diberikan selama pendidikan CGP
Guru di depan kelas harus menyetting kelas menyenangkan. Dengan kondisi menyenangkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan mindfull. Menyenangkan tidak harus dengan lucu lucuan.. Walaupun ice breaking juga dalam saat tertentu perlu didemonstrasikan.
Saya guru penggerak. Tapi saya selalu dikelas Karena tugas guru penggerak itu..online. Ada ...sich yg offline tapi pasti dihari Sabtu Banyak ilmu yg bisa kita dapatkan....
@@ziesalsa517 Apa anda tdk memahami komentar saya. Saya sama sekali tdk membahas soal kualitas Guru penggerak. Saya mengomentari tulisan TS yg bilang dia selalu di kelas karena tugasnya sbg guru penggerak itu online. Nah klo di kelas tapi online menjalankan tugas guru penggerak, bagaimana dia bisa fokus mengajarkan siswanya. Itu poin saya. 😂
Guru penggerak di sekolah saya yang seharusnya bergerak terus terutama di dalam lingkungan sekolah saya untuk memajukan pendidikan di dalam lingkungan sekolah saya justru malas bergerak (mager). Pada akhirnya tidak ada perkembangan sama sekali di lingkungan sekolah saya. Oleh karena dia juga selain malas bergerak juga malas mengajar.
Mungkin karena mereka terlalu lelah mengikuti banyak pelatihan hanya ingin jadi guru penggerak, akhirnya setelah jadi guru penggerak malah banyak yang gak mau bergerak apalagi menggerakkan guru yang lain... Semoga saja yang sudah ikut guru penggerak benar-benar menggerakkan sesuai visi. Meski awalnya banyak yang lelah.. Semoga pendidikan negeri ini semakin membaik🤲
Saya setuju dengan pendapat spt ini... seandainya video pembelajaran yang menyenangkan itu fakta tanpa rekayasa, saya rasa ini merupakan inspirasi bagi guru lainnya... tapi yg terjadi adalah guru2 influencer ini hanya menciptakan pembelajaran inovatif tsb ketika akan diupload, sementara keseharian mereka sebetulnya jauh bertolak belakang dengan mereka upload 😔😔😔
Betul.Dan guru penggerak di sekolah saya bagus sih asli mengajarnya.Namun itu sebatas untuk dirinya sendiri, belum terdampak menggerakkan rekan guru lain. Mungkin tetap ada juga beberapa yang mampu menggerakkan guru lain di sekolahnya. Yang banyak ya bergerak sendiri, dan menyibukkan diri sendiri. Bisa jadi ada yang sebatas berpikir mengejar setoran pada Pengajar Praktiknya.Guru Penggeraknya khan dapat duit. Ada yang sependapat sama saya? Semoga masih banyak guru yang mengajar dengan hati.
Menurut saya penilaian yang berimbang akan lebih bijaksana. Kenapa hal baik dari PGP tidak dimunculkan. Kesannya menutup mata bahwa banyak ilmu yang di dapat dari PGP, menutup mata banyak mindset guru berubah ke arah yang lebih positif, menutup mata bahwa alumni PGP banyak yang berprestasi dan berkiprah secara aktif baik di ekosistem sekolah maupun lingkup yang lebih besar. Saya benar-benar gregetan dengan istilah yang bapak pakai. Sangat merendahkan profesi guru. Tolong penilaian yang berimbang.
Setuju, asumsi 1 orang menjadikan negatif secara keseluruhan, pdhl byk ilmu yg bermanfaat dr program GP. GP di sekolah saya selalu menggerakkan byk hal positif di sekolah. Knp dengan adanya konten ini semua GP jd seolah2 dianggap badut hiks 😢
Semua pihak mesti jujur,bekerja sesuai dgn profesi dengan baik dan bertanggung jawab demi kemajuan bangsa dan NKRI.Hentikan rekayasa,apalagi nilai ulangan/ ujian dan lain sebagainya krn akibatnya sangat buruk dan tidak mendidik.
Krn tuntutan politis dan juga ABK (Asal Bapak Senang). Sebenarnya guru menolak untuk menyulap nilai, tapi karena sistem yg mengharuskan anak naik, maka terjadilah manipulasi nilai.
Saya guru, mengajar 17 thn di dataran tinggi di Jateng, jarak dari rumah 80 km, mengajar siswa dengan kondisi ekonomi yang pas pasan, minat belajar yang rendah, kurang disiplin, kurang punya cita cita dll,. saya jalankan dengan tabah sabar dan ikhlas.
Semua manusia dalam proses belajar sepanjang hayat termasuk guru. Video pembelajaran menyenangkan adalah bagian dr perubahan yg sedang bergulir. Next adalah pembiasaan di kelas. Dan semoga tayangan ini yg merupakan bentuk kepedulian masyarakat akan menjadi katalis yg kuat bagi perubahan pendidikan
Seperti ini yg Mengedukasi Langsung di depan Siswa tapi Mereka Boleh Melatih Mental di dlm Kelas bersama Rekan Cinta Monyet mereka😅😅 ruclips.net/video/3AVyIjoEmrw/видео.htmlsi=g4j8SnjBpP9U2VT7
Dinamika dan problema jadi Guru zaman digital menjadi tantangan yang tetap harus sejalan dengan nilai nilai baik bangsa dan kemurnian , penghayatan dalam belajar. Tapi masalah utama guru zaman now adalah Kesejahteraannya minim. Sejahtera kan guru untuk Inovasi dalam belajar ☺🇮🇩. Maju terus pendidikan bangsa ini untuk menjadi negara hebat🤲
Kesejahteraan minim ? Guru mana dlu Pemprov DKI 27 Pemprov Jabar 18 Pemprov Jatim 19 Belum tfg, sertifikasi dll Yg gaji tinggi aja mutu nya ga jelas. Berati masalahnya bukan gaji tinggi
Guru Penggerak ,satu sisi bagus untuk berkembang biasanya jago IT , tapii dengan buanyaknya tugas dari GP sering sekali meninggalkan kelas .Padahal Guru itu tidak hanya mengajar tapi yg super penting adalah Mendidik ..bagaimana karakter baik Peserta Didik di bentuk. ..sebaik apa-pun program Modul Ajar yg dibuat ,Tapi jika tidak masuk kelas ,mendampingi Peserta Didik sama saja bohong...
ya gak wajar kalau keseringan, murid2nya sudah dikondisikan apa belum? atau membiarkan muridnya biar rekan2 guru yang mengisi kelas kosong yang ditinggalkan itu@@penyejukqalbu7769
Ada beberapa guru, di tiap kabupaten menjadi Nara sumber,dan di anggap guru top,sehingga sering diundang pada tiap kelompok mapel shg sering meninggalkan kelasnya ,dan pasti PBM di kelas nya jadi tDK maksimal.
Pernah orang tua cerita anaknya ditanya tadi belajar apa disekolah? Jawab anaknya belajar bohong²an.dan kaget saya ini mmg terjadi benar krn guru harus menapload kegiatan belajar
saya dari dulu disuruh kepsek untuk ikut guru penggerak, tp saya tidak mau, coz terus didesak akhirnya saya daftar 2 kali dan alhamdulillah tidak lulus.jujur saya daftar tp kepsek tidak tahu kl saya hanya daftar namun tidak mengisi esai. Sebenarnya yg saya suka tidak GP adlh di sekolah kami ada 32 guru dan 2 Guru GP tp kepsek sering memuji GP di acara rapat sekolah dan tidak segan2 mengatakan bahwa guru penggerak yang telah mengangkat citra nama sekolah. Jadi seolah2 guru yang bukan guru penggerak hanya guru tidak prestasi.
Sama dg saya dari angkatan 1 saya tdk prmh hbs isi esay karena takut lulus, dari kepsek sampai kasi kependidikan nyuruh sungguh2x ngisi dan hbs lengkap, tp saya tdk berniat dan tdk kepingin utk lulus ya sampai skrg, tdk dipungkiri emang guru penggerak yg sellau dipuji tp tdk apa mngkn skrg emang mereka yg nampak menonjol dan diperioritaskan kemendikbud jadi ya wajar2x saja
padahal guru2 penggerak kegiatannya bikin video drama! siapa yg berani mengakui ! mereka minta guru lain bahkan siswa2 untuk melakukan skenario yg dia buat supaya terlihat bagus di kamera video.... hayoloh, siapa yg berani mengakui !! gak bakalan ada..... guru2 pengecut yg sembunyi di balik kata penggerak!
ilmu keguruan bs dilakukan secara otodidak...panggilan hati..motivasi diri tanpa semua harus dikonfirmasi n divalidasi...yg merasakan kualitas guru adalah siswa....
Nah, setuju banget, buat video pembelajaran yang terkesan direkayasa, sebenarnya yang mau diperbaiki kualitas pendidikan atau hanya citra sistem pendidikan yang selalu berubah-ubah?
Di tahun 2013 kebawah untuk jadi kepala sekolah hrs melalui beberapa tahab 1 membuat portopolio. 2.test akademis 3.psykhotes. 4.telemapping 5 . Wawancara 6. Paparan 7. Pembekalan setelah lulus Ini sekarang untuk jadi kepala sekolah cukup jadi guru penggerakdan mereka relatif usia muda .yg jadul bukan berarti usang
Sebetulnya simpel saja, untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia itu ada 2 hal antara lain 1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi agar lebih mudah diterima oleh peserta didik. 2. Berikan nilai sesuai fakta, jangan di katrol Kalau 2 hal ini dilakukan insyaa Allah karakter peserta didik akan terbentuk. Bukan nilai tanpa kompetensi. Banyak peserta didik saat ini nilainya 95 tetapi kompetensinya tidak sesuai🙏🙏🙏
Sudut pandang ada banyak titik. Setiap tindakan tidak ada yang sempurna dari semua sudut pandang. Kritikan/ulasan disertai kemungkinan solusi. Terima kasih support untuk guru nasional.
salut dengan program penggerak pak Nadiem, karena melalui aksi penggeraknya banyak guru2 tergerak, organisasi lebih tergerak menuju kemajuan pendidikan. ada dorongan dan motivasi sehingga pembelajaran tidak monoton, serta selalu dinamis mengikuti zamannya.
Rekayasa Pembelajaran Yang Menyenangkan...🫢🫢🫢 Alhamdulillah walaupun saya Bukan PNS/ P3K saya bahagia, dengan mengajar setulus hati di Kelompok Bermain tanpa ada rekayasa... Meskipun Honor 250rb/Bulan
Podcast ini seharusnya dilakukan ketika kementrian pendidikan sebelumnya agar menjadi evaluasi dan refleksi. Podcast ini tidak memberikan solusi bgmn seharusnya pendidikan yang terbaik. Namun sayang hanya asumsi semata memandang sebelah mata saja. Satu hal lagi, setiap kebijakan akan selalu ada kekurangannya dan kami alumni guru penggerak akan tetap terus mendukung dan terlibat program setiap kementrian
Saya ikut GP hanya ingin terus belajar untuk mengajar yg lebih baik. Setiap program saya sikapi dg positif thingking. Yang penting saya dapat tambahan ilmu dan bisa diimplementasikan di kelas saya.
Guru diwajibkan upload video pembelajaran yg sesuai standar merdeka belajar, dan muridnya dikondisikan untuk berekting sesuai arahan skenario sang guru. Jadi secara tidak langsung, akan tertanam di kepala sang murid bahwa dunia pendidikan itu sebuah kepura2an, yg semakin menjauhkan dunia pendidikan dari alam realitas. Ya Allah... rindu guru2 masa lalu😢
Yang penting kita tulus dan ikhlas untuk fokus mencerdaskan anak Bangsa saya merasa bangga dan puas apabila kita berhasil membuat anak yg tadinya tidak bisa dlm membaca dan memecahkan masalah matematika saya bener2 merasakan kepuasan tersendiri
Tidak selamanya menyenangkan jadi memotivasi terkadang siswa siswa perlu juga didik dan diajar dengan suasana tertekan sehingga siswa mau tak mau suka tak suka mampu mengontrol emosi karena belajar itu ada yang perlu dipaksakan tidak cuma disenangi saja. Karena dunia permasalahan hidup sangat komplek dengan begitu siswa mampu beradaptasi dan bijak dalam bersikap. Hidup itu terkadang tidak sesuai dengan kemauan kita namun kita tetap berusaha bijak untuk menjalaninya😊
Guru penggerak tidak mengajar siswa sampai beberapa bulan, zoom meeting terus, mau mengembangkan kompetensi tapi kewajiban ditinggalkan. Siswa rawan berantem karena di kelas tidak ada yang mengawasi, untunglah yang bukan guru penggerak bergantian mengawasi siswa yang kelasnya kosong ditinggal guru penggerak.
Conten2 seperti ini perlu di share biar para ortu dan para guru intropeksi diri dan memperbaiki cara mengajar....tinggalkan kurikulum buatan rezim mulyono yg merusak
Saya sering masuk kelas menggantikan guru yg ikut cgp yg sibuk bikin konten video dan mengisi konten you tube.saya 22 tahun mengajar dan saya tidak tertarik ikut cgp,saya memilih fokus Riel mendidik siswa.tapi saya tetap mengikuti sistem di cgp walau saya tidak daftar cgp.
Tergantung individunya, setau saya cgp tidak meninggalkan jam mengajar,kegiatannya disesuaikan untuk tidak mengganggu jam mengajar Krn SDH komitmen untuk lebih mementingkan KBM
Itu dari satu sisi saja, tidak semuanya pura-pura.. Karena memang karakter guru menjadi kunci apalagi setelah mendapatkan ilmu yang bagus tentang pemimpin pembelajaran maka guru bisa memahami sesuai minat dan bakat murid.
Jangan ada perpecahan diantara kita. Jangan lupa kita adalah pengemban cita- cita nasional "mencerdaskan kehidupan bangsa" dengan caranya masing-masing.
Guru zaman sekarang pikiranya julid suka syirik dengan kemajuan teman teman guru yang lain,tidak bisa mengelola emosi.mestinya kelebihan sesorang guru yang lain di jadikan penyemangat,menjadi pendukung sesama guru,saling bekerja sama ,bukanya malah julid dan saling menjelek jelekan
Kadang kadang kita merasa diri kita hebat padahal hanya hebat untuk diri kita sendiri, orang hebat adalah orang yang banyak memberi manfaat kepada banyak orang, apakah GP sudah memberi dampak kepada orang lain, karena prilakunya terjadi gep antara GP dan non GP.
Apapun sebutannya baik penggerak Maupun non penggerak yg penting anak berhasil sesuai dgn tujuan yg hendak dicapai.sehari dua hari menyenangkan selanjutnya akan kembali sesuai dgn potensi guru masing masing dlm mengajar.
Betul sekali mas Iman, saya bahkan merasa banyak drama, kepura-puraan, pembohongan publik dan politisasi dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak fokus pada mutu tapi terpecah dangan konten untuk memenuhi permintaan yang berkepentingan. Mudah-mudahan kegiatan pembelajaran kembali ke marwahnya.
Profesi guru itu panggilan, saya sebagai pensiunan guru sudah mengajar 36 tahun, bangga melihat mantan anak didik yang sukses maupun yang belum, selalu menaruh hormat, tiap lebaran mereka berkunjung dan selalu diundang saat reuni, karena saya selalu menghargai kemampuan berfikir mereka, Jika kalian berusaha pasti ada jalan... Istilah Jawa " Yen ora obah yo ora mamah" jika tak bekerja ya tak bisa makan.
Bikin konten boleh asal: 1. Tidak merugikan siswa,teman sejahahwat dan instansi 2. kontennya positif dan menjaga martabat guru (tidak joget2 mengundang syahwat dan berpakaian sangat ketat) 3. Sebisa mungkin minim menampilkan wajah siswa. Jika ditampilkan sudah ijin kpd siswa dan wali siswa.
Saya Guru Honorer sekolah negeri selama 18 thn hingga skrng, Puji Tuhan saya bs tetap semangat dan enjoy menjalani proses berkat belajar dari Program Guru Penggerak... Luarbiasa konsep merdeka belajar by KHD, berkat video2 yg saya buat saya semakin mampu beradaptasi dengan kebutuhan2 murid zaman now... Kalau opini tentang guru badut ini hanyalah segelintir dari proses menuju sukses, merdeka belajar emang ok banget ... Yg blm ok itu saya blm diangkat jadi P3K aza 😂🤩 tapi lagi2 berkat GP saya menjadi bangga dengan pekerjaan saya sebagai guru sehingga saya harus menikmati proses utk mampu menghantarkan murid menuju keselamatan dan kebahagiaan di masa depan...
Walau saya tak ikut tp saya yakin mengikuti GP ada manfaatnya.
Mohon camkan ini untuk semua guru di NKRI, TIDAK ADA GIRU BERPRESTASI DI DUNIA PENDISIKAN KECUALI MEREKA YG SELALU DAN TEKUN MENDAMPUNGI MEMFASILITASI DAN MOTIFATOR ANK DLM BELAJAR.
Iya dan itu jarang ada di guru negri. Jngn jadikan alasan seolah olah yg bukan penggerak itu memotivasi anak
Absen masuk ngajar absen pulang iya
Itu benar guru badut ,guru penggerak tdk bergerak, pada saat pelatihan memang disiplin tapi setelah lulus mana buktinya ,molor waktu dan muncul aslinya.
GURU BADUT² SAAT NGAJAR DLM KELAS
INILAH PENDIDIKAN YG COCOK DG POLA PIKIR SISWA SPT GIBRAN RAKA BUMING 😅😅😅😅
Betul sekali......kreteria BERPRESTASI itu tdk jelas....
@@wardiputra7200 ya itu makanya dilatih dalam pendidikan guru penggerak pak, supaya gak monoton, dan bisa melakukan perubahan baik paling tidak dari diri sendiri
Betuul...banget..baru sadar ya...pak..
Untungnya saya tetep jadi guru yg jadul..
Yg ptg moral dan prilaku anak tetep saya berikan unt anak didik saya.dsamping ilmu yg byk manfaatnya.
@@mawarni0335 gak ada untungnya jd guru jadul, gak instropeksi diri. yg beruntung melatih perubahan dr diri sendiri dan bermanfaat untuk kelasnya
Untung ya bisa di zona nyaman
Harus tetap meningkatkan kompetensi diri, jangan jadul, dan harus tetap mengikuti perkembangan tekhnologi
Sama, saya juga
Pasti ngajar di kelas boring anak anaknya
Terima kasih Prof. Suyanto dan Mas Iman 🙏. Semangat para guru; teruslah belajar dan bekerja untuk anak2 didik kita🎉🎉🎉💪💪💪
Sy generasi 80an. Bangga dengan guru2. Kami diajarkan bagaimana beradab dulu baru berilmu. Walaupun tidak secara langsung diajarkan namun guru2 kami dulu memberikan contoh. Maaf skr guru gak jelas tujuannya. Yg sy lihat hanya persaingan sosial saja.
Dulu walaupun ke sekolah dengan sepeda atau berjalan kaki tp kami sangat menghargai guru, dan orang tua kamipun sangat menghargai guru. Skr dengan kemajuan dan taraf hidup yg sudah baik, malah SDM makin lemah dan moral, mentalpun makin rusak
Betul sekali pak
Guru sekarang cuma bikin konten. Pas gak bikin konten fak ngajar betul
Betu bangt guru era sekarang unggah ungguhnya kurang bangt mrk pinter di bidang IT tp sopan santun nya memprihatinkn
Indonesia gudangnya kepura-puraan di segala bidang,termasuk di dunia pendidikan.Prihatin
BETUL BANGET, KHUSUSNYA PADA PENILAIAN SISWA
Benar...utk apa pideo yg badut utk penilaian sja....setelh itu dia tdk lagi peduli...
Dunia pendidikan Indonesia sangat membutuhkan banyak figur guru seperti Mas Iman ini: masih muda tapi sudah sangat matang, cerdas dan berwawasan luas
Terimakasih sudah mewakili isi hati guru
Saya adalah guru penggerak, dan alhamdulillah tidak pernah bolos dengan alasan mengerjakan tugas, aturan dari BBGP sendiri adalah kami tidak diperbolehkan mengadakan zoom saat waktu efektif pembelajaran di sekolah sehingga zoom seringkali diadakan di malam hari. Banyak ilmu yang didapat dari program ini, dan sedikit banyaknya bisa saya terapkan di kelas dan diimbaskan juga ke rekan guru yang lain di sekolah. Status sebagai GP merupakan cambuk bagi saya untuk memberikan yang terbaik bagi siswa dan sekolah.
Jenengan TOP Bu, Saya malah pengen Guru Penggerak ini dijadikan SKS Matkul jurusan pendidikan atau SKS PPG Prajab dan seluruh Guru diwajibkan ikut program itu tanpa adanya seleksi tanpa tendensi apapun.
Guru yg gamau jadi GP itu banyakan bukan introspeksi diri. Mala nyinyir dan sok pahlawan . Padahal ngajar nya pn ala ala
Konten ini luar biasa banyak asumsi dan fitnahnya. Astagfirullah. Mengeneralisasi semaunya.
Saya ngajar dari tahun 2007 dalam pendirian saya saya lebih suka interaksi langsung terhadap siswa khususnya di pelatihan menemukan bakat pada bidang olahraga, hasilnya sangat memuaskan dan membanggakan melebihi yang saya lihat dari program pemerintah tentang guru penggerak, karena gp itu hanya sebuah titel aja yang didapat dengan cara mudah dan instan, jiwa seorang guru penggerak itu sebetulnya sudah tertanam pada semua guru ketika guru tersebut mempunyai itikad sebuah kegigihan, keuletan, kesabaran, semuanya dikorbankan hanya untuk kemajuan siswa dan sekolah, namun pemerintah membungkus kekhususan secara melegalkan pada guru yang mau ikut program gp padahal belum tentu guru tersebut memiliki jiwa guru penggerak ...
Maaf apakah anda gp badut seperti yg dibicarakan ini tidak? Jawaban anda diattas tidak mengiyakan tetapi juga tak membantah. Saya amati guru guru muda di sekolah saya berperilaku seperti itu.
Pembelajaran memang hrs menyenangkan supaya siswa semangat dan bisa paham, tapi bukan berarti dengan kepura - puraan
Tugas guru dalam membuat siswa senang belajar harus lebih dari sekadar menghibur; jika tidak, guru hanya berperan seperti badut. Fokus utama harus pada memotivasi siswa untuk menyukai proses belajar. Hiburan mungkin menarik perhatian sementara, tetapi motivasi intrinsik adalah kunci untuk pembelajaran yang bermakna. Guru perlu menciptakan lingkungan yang mendukung, mengaitkan materi dengan kehidupan siswa, memberikan tantangan yang tepat, dan memberikan umpan balik konstruktif. Dengan cara ini, siswa tidak hanya terhibur, tetapi juga termotivasi untuk mencintai pengetahuan.
Ini ni.... baru tepAt harusnya bukan jadi badut atau mbadut...... tapi kadang demi tuntutan.... akhirnya DRaKor... ini yg mungkin gak benul..... ayooo ojo mbadut...
Yang bener......
Setuju. Bicara soal "menarik", fokusnya hrs lebih pada design aktivitas pembelajaran, pemilihan materi, serta cara penyajiannya -- agar mendekati kebutuhan perkembangan intelektual, psikologis, dan sosial siswa di usianya. Membuat kelucuan boleh, tp sbg intermezzo saja.
Alhamdulillah masih ada tanggapan atas ketidak nyamanan kami sbg guru yg benar2 ingin mendidik akhlah, kecerdasan dan spiritual Siswa dgn cara bermartabat dan dpt memuaskan peserta didik dgn cr elegan
Jngn claim sendiri 😂
Alhamdulillah
banyak yang tidak suka dengan guru penggerak karena guru penggerak akan mendapatkan dua pilihan jabatan.....kepala sekolah dan pengawas (waktu itu)
Pendidikan bukanlah hanya konten yang direkasa untuk menimbulkan kesan pembelajaran yang luar biasa
Ngeri tapi ternjadi di negeri ini😅
Heleh. Absen, ngajar ala ala trus pulang aja trus macem uda paling bener aja ngajar. Budaya nyinyir
@@afrizal46162Ciaaah ada yang tersinggung 😂😂😂
Terima kasih sudah menyuarakan kegelisahan saya selama ini. Semoga ke depannya dunia pendidikan kita semakin baik.
Pembelajaran di pandang sebagai proses pendidikan tak bisa untuk di ekspo ke sosial. Kerena proses peendidikan merupakan strategi khusus yg belum tentu di ketahui atau di pahami secara sosial.❤❤❤
Bahkan tidak ada satu strategi yg lebih unggul dr yg lain, beda guru, beda kemampuan, beda penerapan, Dan beda hasil..... Sejatinya mengajar itu Panggilan hati, ilmu bisa dipelajari tp naluri menjadi guru tdk semua orang memiliki....
se7, jika dikonsumsi oleh yg tdk memahami krn latar belakang berbeda malahan akan menimbulkan sikap konprontatif.
@@noviayukristianadewi7251 benar sekali .....
Sangat Setuju
Stop panggung palsu pembelajaran
Stop kepura puraan drama dan sinetron di kelas ..
Inspiratif dan sekaligus koreksi bagi dunia pendidikan
Setuju prof. Sugianto dan rekan seprofesi Bpk. Imam. Kembali ke tugas dan tgg jwb guru yaitu, mengajar, mendidik, dan membimbing anak didik menjadi warga negara Indonesia yg berprestasi, kreatif, inovatif, dan berakhlaq mulia. 👍👍💪💪
Semua yg pura pura memang bermasalah. Bukan cuma guru. Maka janganlah berpura pura. Mengajarlah sungguh sungguh dg hati, kedepankan karakter, terus tingkatkan kompetensi, dengan tanpa mengabaikan tuntutan zaman juga. Namun hindari eksploitasi murid dg cara yg kontraproduktif dg pendidikan karakter. Digitalisasi juga keniscayaan. Masih banyk juga guru konten kreator yang mengajar kesehariannya juga bagus.
Banyak "daging" di dialog ini. Terimakasih prof dan mas Iman
Saya guru jadul, yg tetap memprioritas peserta didik dlm tugas dan amanah yg sy emban, tuk senantiasa,dan komitmen dlm tugas, membimbing dan mendidik peserta didik saya menjadi manusia yang berilmu namun berakhlaq mulia di masa depannya.
Sama
Wkwkw land
Hasilnya gmana pak guru
Apa murid anda ikut OSN ?
Klaim sendiri
Bagaimana cara menyeimbangkan antara pengajaran materi akademik dan pembentukan karakter?
Metode pembelajaran apa yang anda gunakan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa di era digital?
Bagaimana guru dapat mengatasi tantangan dalam menghadapi keberagaman latar belakang siswa?
Peran apa yang dapat dimainkan oleh guru dalam mempersiapkan siswa untuk menghadapi masa depan yang tidak pasti?
Benar, sudah mulai kita renungkan. untuk guru kembali sebagai pendidik
Setuju
Kembalikan sistem penilaian seperti era 90an,. Ketika anak dapat 5, ya biar ditulis 5. Jangan sampai ada mark-up nilai demi diterimanya anak di sekolah tertentu. Berikan kekuatan independen pada guru, jangan sampai ada pihak yang berani mempengaruhi penilaian siswa, baik ortu, dinas, atau siapapun.
Hrsnya intruksinya dari kementrian lalu kebawah, krna dinas patuh kpda kemtrian. Sya stuju nilai apa adanya,mungkin klo kebijakan 2 rapot ,nilai rapot murni dan nilai rapot katrol, itu kembali lg kebijakan kementrian.
@@pgsd-erikdwiprakoso2021memang susah guru memikirkan. Tekanan dari mana². Apalagi meningkatkan akreditasi.
@@bamsedu2581 .jaman sekarang serba susah dan srba salah, mnrt kita benar blm tentu mnrt orang lain benar, cari aman dan nyaman sja, yg penting kewajiban sdh di laksanakan .
Sy disetiap kls selalu rangking dan di th 1992 ada uasbn itu sj terbaik sekecmtn . Tp sy kok tdak setuju jika siswa di beri nilai ril kasian mereka sdh berusaha dan sudahkah panjenengan lihat dampak nilai trsbt anak tambah minder dan tidak lanjut sekolah
@@zumrotuzzakiah1203 . Justru yg sya heran anak sekarang itu tdk peduli tentang nilai,mau jelek mau bagus tdk masalah, yg kawatir berlebih justru gurunya, pa itu hnya di daerah sya sja,tp ga tau daerah lain anaknya sprti apa. Sya hrp UN thun bsok bukan hal yg segalanya.
Yang natural itu adalah guru tk/PAUD.....karena memang yang dihadapi anak usia dini yang menyenangkan.....
Betul jadi badut untuk siswa, bukan untuk viewers
Kelas 1 dan 2 juga
Guru mestinya pinter, waktu sekolah pinter dan berprestasi, sehingga menghasilkan generasi berkwalitas
Betul sekali,,, Namun yang terjadi di dunia pendidikan kita untuk bisa mengajar di lembaga pendidikan harus punya kenalan orang dalam. Walaupun yang bersangkutan tidak memiliki kemampuan untuk mengajar. Namun yang dipikirkan adalah yang penting bisa jadi ASN...
Tidak selalu diisi dengan hiburan, ada sesi ice breaking untuk memulihkan energi dlm belajar, teori pendidikan dan penguasaan teknik mengajar yang lebih baik diberikan selama pendidikan CGP
Guru di depan kelas harus menyetting kelas menyenangkan. Dengan kondisi menyenangkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan mindfull. Menyenangkan tidak harus dengan lucu lucuan..
Walaupun ice breaking juga dalam saat tertentu perlu didemonstrasikan.
Saya guru penggerak. Tapi saya selalu dikelas
Karena tugas guru penggerak itu..online.
Ada ...sich yg offline tapi pasti dihari Sabtu
Banyak ilmu yg bisa kita dapatkan....
Pasti lah akan ad Banyak ilmu Baru dg Konotasi Negatif..
ruclips.net/user/shortsKVLpvVKpKHA?si=QmFvwEAyGADWvHZV
Massaak
Gimana mau fokus ngajar klo di kelas sering online. 😂
Mungkin memang banyak oknum. Tapi banyak guru penggerak yang benar benar berkualitas😊@@rezzaryan
@@ziesalsa517 Apa anda tdk memahami komentar saya. Saya sama sekali tdk membahas soal kualitas Guru penggerak. Saya mengomentari tulisan TS yg bilang dia selalu di kelas karena tugasnya sbg guru penggerak itu online. Nah klo di kelas tapi online menjalankan tugas guru penggerak, bagaimana dia bisa fokus mengajarkan siswanya. Itu poin saya. 😂
Yang paling pentjng adalah berusaha terbaik untuk mendidik peserta didik sehingga bisa menyelamatkan bangsa
Sepakat...auto kritik untuk para pelaku pendidikan, bahwa memahami pembelajaran menyenangkan itu bukan mengajak siswa dengan berjoget ria.
Guru penggerak di sekolah saya yang seharusnya bergerak terus terutama di dalam lingkungan sekolah saya untuk memajukan pendidikan di dalam lingkungan sekolah saya justru malas bergerak (mager). Pada akhirnya tidak ada perkembangan sama sekali di lingkungan sekolah saya. Oleh karena dia juga selain malas bergerak juga malas mengajar.
Mungkin karena mereka terlalu lelah mengikuti banyak pelatihan hanya ingin jadi guru penggerak, akhirnya setelah jadi guru penggerak malah banyak yang gak mau bergerak apalagi menggerakkan guru yang lain... Semoga saja yang sudah ikut guru penggerak benar-benar menggerakkan sesuai visi. Meski awalnya banyak yang lelah.. Semoga pendidikan negeri ini semakin membaik🤲
Saya setuju dengan pendapat spt ini... seandainya video pembelajaran yang menyenangkan itu fakta tanpa rekayasa, saya rasa ini merupakan inspirasi bagi guru lainnya... tapi yg terjadi adalah guru2 influencer ini hanya menciptakan pembelajaran inovatif tsb ketika akan diupload, sementara keseharian mereka sebetulnya jauh bertolak belakang dengan mereka upload 😔😔😔
Pengalaman mengalahkan segalanya kalo dibandingkan dengan IT
😂😂😂
Betul100% mereka hanya berkonten spt itu, Aslinya jauh dari sebenarnya.....tidak seperti ketika di kelas.
Ya harus berbenah
Di tata lagi
Yg penting yg zona nyaman . Malas . Jngn nyinyir sma gp
Betul.Dan guru penggerak di sekolah saya bagus sih asli mengajarnya.Namun itu sebatas untuk dirinya sendiri, belum terdampak menggerakkan rekan guru lain.
Mungkin tetap ada juga beberapa yang mampu menggerakkan guru lain di sekolahnya.
Yang banyak ya bergerak sendiri, dan menyibukkan diri sendiri. Bisa jadi ada yang sebatas berpikir mengejar setoran pada Pengajar Praktiknya.Guru Penggeraknya khan dapat duit.
Ada yang sependapat sama saya?
Semoga masih banyak guru yang mengajar dengan hati.
Menurut saya penilaian yang berimbang akan lebih bijaksana. Kenapa hal baik dari PGP tidak dimunculkan. Kesannya menutup mata bahwa banyak ilmu yang di dapat dari PGP, menutup mata banyak mindset guru berubah ke arah yang lebih positif, menutup mata bahwa alumni PGP banyak yang berprestasi dan berkiprah secara aktif baik di ekosistem sekolah maupun lingkup yang lebih besar. Saya benar-benar gregetan dengan istilah yang bapak pakai. Sangat merendahkan profesi guru. Tolong penilaian yang berimbang.
Setuju, asumsi 1 orang menjadikan negatif secara keseluruhan, pdhl byk ilmu yg bermanfaat dr program GP. GP di sekolah saya selalu menggerakkan byk hal positif di sekolah. Knp dengan adanya konten ini semua GP jd seolah2 dianggap badut hiks 😢
Saya setuju program ini berefek pembadutan, untuk kepentingan nongol di medsos 😂😂😂😂😂
Semua pihak mesti jujur,bekerja sesuai dgn profesi dengan baik dan bertanggung jawab demi kemajuan bangsa dan NKRI.Hentikan rekayasa,apalagi nilai ulangan/ ujian dan lain sebagainya krn akibatnya sangat buruk dan tidak mendidik.
Masalah yang harus segera diatasi adalah OBRAL NILAI DI RAPOR. Hemat saya, kita meracuni mental belajar siswa jika hal ini terus berlanjut.
Hapus itu KKM..
Setuju hentikan obral nilai..., benar benar merusak mental siswA...
Setuju
Setuju.ini lh penyebab awal hancurnya mental anak2 indonesia
Krn tuntutan politis dan juga ABK (Asal Bapak Senang). Sebenarnya guru menolak untuk menyulap nilai, tapi karena sistem yg mengharuskan anak naik, maka terjadilah manipulasi nilai.
Saya guru, mengajar 17 thn di dataran tinggi di Jateng, jarak dari rumah 80 km, mengajar siswa dengan kondisi ekonomi yang pas pasan, minat belajar yang rendah, kurang disiplin, kurang punya cita cita dll,. saya jalankan dengan tabah sabar dan ikhlas.
terima kasih atas pencerahan yang LUAR BIASA buat saya khususnya👍
Sebagai guru, kita dituntut untuk istiqomah tidak mudah tergiur dengan lainnya. Menjadi guru memang sebuah pilihan.
Semua manusia dalam proses belajar sepanjang hayat termasuk guru.
Video pembelajaran menyenangkan adalah bagian dr perubahan yg sedang bergulir. Next adalah pembiasaan di kelas. Dan semoga tayangan ini yg merupakan bentuk kepedulian masyarakat akan menjadi katalis yg kuat bagi perubahan pendidikan
Kita dukung guru guru kreatif tetapi tetap harus siap mendampingi siswa waktu jam mengajar dikelas serta tambahamya.
Seperti ini yg Mengedukasi Langsung di depan Siswa tapi Mereka Boleh Melatih Mental di dlm Kelas bersama Rekan Cinta Monyet mereka😅😅
ruclips.net/video/3AVyIjoEmrw/видео.htmlsi=g4j8SnjBpP9U2VT7
Dinamika dan problema jadi Guru zaman digital menjadi tantangan yang tetap harus sejalan dengan nilai nilai baik bangsa dan kemurnian , penghayatan dalam belajar. Tapi masalah utama guru zaman now adalah Kesejahteraannya minim. Sejahtera kan guru untuk Inovasi dalam belajar ☺🇮🇩. Maju terus pendidikan bangsa ini untuk menjadi negara hebat🤲
Kesejahteraan minim ?
Guru mana dlu
Pemprov DKI 27
Pemprov Jabar 18
Pemprov Jatim 19
Belum tfg, sertifikasi dll
Yg gaji tinggi aja mutu nya ga jelas. Berati masalahnya bukan gaji tinggi
Virus
Jika guru berhenti belajar, maka berhentilah mengajar.
Sy senang ada pertarungan wacana diantara para guru artinya ada dialog diantara mereka. Sehingga ada dinamika dalam berlogika.
mantap, aku suka, lanjut
setuju banget ini... memang tdk semua... tapi banyak... 😁😁✌️...
Guru Penggerak ,satu sisi bagus untuk berkembang biasanya jago IT , tapii dengan buanyaknya tugas dari GP sering sekali meninggalkan kelas .Padahal Guru itu tidak hanya mengajar tapi yg super penting adalah Mendidik ..bagaimana karakter baik Peserta Didik di bentuk. ..sebaik apa-pun program Modul Ajar yg dibuat ,Tapi jika tidak masuk kelas ,mendampingi Peserta Didik sama saja bohong...
Meninggalkan kelas karena apa? Kalau untuk pengembangan kompetensi ya wajar
ya gak wajar kalau keseringan, murid2nya sudah dikondisikan apa belum? atau membiarkan muridnya biar rekan2 guru yang mengisi kelas kosong yang ditinggalkan itu@@penyejukqalbu7769
Ada beberapa guru, di tiap kabupaten menjadi Nara sumber,dan di anggap guru top,sehingga sering diundang pada tiap kelompok mapel shg sering meninggalkan kelasnya ,dan pasti PBM di kelas nya jadi tDK maksimal.
Maaf, saya guru penggerak namun tidak pernah meninggalkan kelas, Krn pembelajaran dilaksanakan setelah jam mengajar
@@IkaChannel-1 kalau pas loka gimana? meninggalkan kelas apa tidak??
Judulnya menarik dan menggelitik, dialog yang sangat mencerahkan prof. Sehat dan sukses selalu
Mksh mas
Pernah orang tua cerita anaknya ditanya tadi belajar apa disekolah?
Jawab anaknya belajar bohong²an.dan kaget saya ini mmg terjadi benar krn guru harus menapload kegiatan belajar
Ilmu semua.. terimakasih sudah berbagi ilmu Prof. !!
Baru pertama kali nyimak channelnya, langsung saya subscribe Prof.!!
Mantap ❤❤❤
Terimakasih sangat mewakili guru yg merasa terbebani dg cara mengajar yg penuh tuntutan..semoga kurikulum ke dpn lbih baik
Semua bidang ada tuntunannya
saya dari dulu disuruh kepsek untuk ikut guru penggerak, tp saya tidak mau, coz terus didesak akhirnya saya daftar 2 kali dan alhamdulillah tidak lulus.jujur saya daftar tp kepsek tidak tahu kl saya hanya daftar namun tidak mengisi esai. Sebenarnya yg saya suka tidak GP adlh di sekolah kami ada 32 guru dan 2 Guru GP tp kepsek sering memuji GP di acara rapat sekolah dan tidak segan2 mengatakan bahwa guru penggerak yang telah mengangkat citra nama sekolah. Jadi seolah2 guru yang bukan guru penggerak hanya guru tidak prestasi.
Sama dg saya dari angkatan 1 saya tdk prmh hbs isi esay karena takut lulus, dari kepsek sampai kasi kependidikan nyuruh sungguh2x ngisi dan hbs lengkap, tp saya tdk berniat dan tdk kepingin utk lulus ya sampai skrg, tdk dipungkiri emang guru penggerak yg sellau dipuji tp tdk apa mngkn skrg emang mereka yg nampak menonjol dan diperioritaskan kemendikbud jadi ya wajar2x saja
padahal guru2 penggerak kegiatannya bikin video drama! siapa yg berani mengakui !
mereka minta guru lain bahkan siswa2 untuk melakukan skenario yg dia buat supaya terlihat bagus di kamera video....
hayoloh, siapa yg berani mengakui !! gak bakalan ada..... guru2 pengecut yg sembunyi di balik kata penggerak!
ilmu keguruan bs dilakukan secara otodidak...panggilan hati..motivasi diri tanpa semua harus dikonfirmasi n divalidasi...yg merasakan kualitas guru adalah siswa....
Sama Kak 😂😂😂
Beda kepala sekolah beda pandangan soal guru penggerak. Ada yg suka ada yang tidak.
Nah, setuju banget, buat video pembelajaran yang terkesan direkayasa, sebenarnya yang mau diperbaiki kualitas pendidikan atau hanya citra sistem pendidikan yang selalu berubah-ubah?
Pelan pelan berbenah
Yg bukan GP gamau belajar it dll jngn nyinyir
setuju dengan pendapat mas imam..
Di tahun 2013 kebawah untuk jadi kepala sekolah hrs melalui beberapa tahab
1 membuat portopolio.
2.test akademis
3.psykhotes.
4.telemapping
5 . Wawancara
6. Paparan
7. Pembekalan setelah lulus
Ini sekarang untuk jadi kepala sekolah cukup jadi guru penggerakdan mereka relatif usia muda .yg jadul bukan berarti usang
Harus mensukseskan calon kepala daerah.
Buka menu seleksi Kepala Sekolah di aplikasi PMM, biar tidak salah kaprah dengan Guru Penggerak.
Gak bisa NYAKEP, kok nyalahin Guru Penggerak.
PPG daljab maupun prajab juga buat vidio pembelajaran dikelas sebagai pemenuhan tugas
terkesan guru hebat dengan framing dan konten
Sebetulnya simpel saja, untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia itu ada 2 hal antara lain 1. Meningkatkan kemampuan guru dalam menyampaikan materi agar lebih mudah diterima oleh peserta didik.
2. Berikan nilai sesuai fakta, jangan di katrol
Kalau 2 hal ini dilakukan insyaa Allah karakter peserta didik akan terbentuk. Bukan nilai tanpa kompetensi. Banyak peserta didik saat ini nilainya 95 tetapi kompetensinya tidak sesuai🙏🙏🙏
Benar sekali
Cara menghormati badut adalah dengan mentertawakannya.
RG
😂😂😂
Hehehe
Baru tahu kalau Prof Suyanto ada channel YT. Terimakasih Prof sharingnya... Sy mahasiswa UNY 2004 dan merasakan kepemimpinan panjenengan.
Faktanya... sama saja dlm keseharian jg tidak banyak perbedaan dgn sebelum adanya GP ... Tidak banyak pengaruhnya di bidang pendidikan di sekolah
Karena yg bukan GP Mala menyinyirkan GP.
@@afrizal46162Ciaaah ini lagi muncul. Anda tersinggung ya? Itulah maksudnya 😂😂😂
Apakah pernah dilakukan penelitian...?
Negara berkembang macam Indonesia sangat cocok pengajaran jadul untuk meningkatkan LITERASI dan NUMERASI.
Sudut pandang ada banyak titik. Setiap tindakan tidak ada yang sempurna dari semua sudut pandang. Kritikan/ulasan disertai kemungkinan solusi.
Terima kasih support untuk guru nasional.
Terimakasih, sudut pandang yg berbeda. Guru badut istilah yg menyedihkan sebenanya...tp itulah keadaannya dan menjadi keresahan saya juga.
Inspiring Mas Iman & Prof Yanto....
Yg penting anak2 muridnya berakhlak Karimah, memiliki imtaq dan iptek yang baik, agar bisa membangun negri ini
salut dengan program penggerak pak Nadiem, karena melalui aksi penggeraknya banyak guru2 tergerak, organisasi lebih tergerak menuju kemajuan pendidikan. ada dorongan dan motivasi sehingga pembelajaran tidak monoton, serta selalu dinamis mengikuti zamannya.
Preett
Saya pensiunan guru sangat sangat setuju ada istilah guru badut.ini semua ulah nadim makarim yang merusak anak. Memang itu tujusnnya
Rekayasa Pembelajaran Yang Menyenangkan...🫢🫢🫢
Alhamdulillah walaupun saya Bukan PNS/ P3K saya bahagia, dengan mengajar setulus hati di Kelompok Bermain tanpa ada rekayasa...
Meskipun Honor 250rb/Bulan
Podcast ini seharusnya dilakukan ketika kementrian pendidikan sebelumnya agar menjadi evaluasi dan refleksi.
Podcast ini tidak memberikan solusi bgmn seharusnya pendidikan yang terbaik. Namun sayang hanya asumsi semata memandang sebelah mata saja. Satu hal lagi, setiap kebijakan akan selalu ada kekurangannya dan kami alumni guru penggerak akan tetap terus mendukung dan terlibat program setiap kementrian
Saya ikut GP hanya ingin terus belajar untuk mengajar yg lebih baik. Setiap program saya sikapi dg positif thingking. Yang penting saya dapat tambahan ilmu dan bisa diimplementasikan di kelas saya.
Guru diwajibkan upload video pembelajaran yg sesuai standar merdeka belajar, dan muridnya dikondisikan untuk berekting sesuai arahan skenario sang guru. Jadi secara tidak langsung, akan tertanam di kepala sang murid bahwa dunia pendidikan itu sebuah kepura2an, yg semakin menjauhkan dunia pendidikan dari alam realitas.
Ya Allah... rindu guru2 masa lalu😢
Yang penting kita tulus dan ikhlas untuk fokus mencerdaskan anak Bangsa saya merasa bangga dan puas apabila kita berhasil membuat anak yg tadinya tidak bisa dlm membaca dan memecahkan masalah matematika saya bener2 merasakan kepuasan tersendiri
Benar sekali mas Iman fenomena guru badut ini meresahkan dunia pendidikan
Tidak selamanya menyenangkan jadi memotivasi terkadang siswa siswa perlu juga didik dan diajar dengan suasana tertekan sehingga siswa mau tak mau suka tak suka mampu mengontrol emosi karena belajar itu ada yang perlu dipaksakan tidak cuma disenangi saja. Karena dunia permasalahan hidup sangat komplek dengan begitu siswa mampu beradaptasi dan bijak dalam bersikap. Hidup itu terkadang tidak sesuai dengan kemauan kita namun kita tetap berusaha bijak untuk menjalaninya😊
Guru penggerak tidak mengajar siswa sampai beberapa bulan, zoom meeting terus, mau mengembangkan kompetensi tapi kewajiban ditinggalkan. Siswa rawan berantem karena di kelas tidak ada yang mengawasi, untunglah yang bukan guru penggerak bergantian mengawasi siswa yang kelasnya kosong ditinggal guru penggerak.
Kembalikan guru pada posisinya
Bener banget. Sesuai yg ku alamii
Conten2 seperti ini perlu di share biar para ortu dan para guru intropeksi diri dan memperbaiki cara mengajar....tinggalkan kurikulum buatan rezim mulyono yg merusak
Saya sering masuk kelas menggantikan guru yg ikut cgp yg sibuk bikin konten video dan mengisi konten you tube.saya 22 tahun mengajar dan saya tidak tertarik ikut cgp,saya memilih fokus Riel mendidik siswa.tapi saya tetap mengikuti sistem di cgp walau saya tidak daftar cgp.
Tergantung individunya, setau saya cgp tidak meninggalkan jam mengajar,kegiatannya disesuaikan untuk tidak mengganggu jam mengajar Krn SDH komitmen untuk lebih mementingkan KBM
luarrr biasaaaa...
Itu dari satu sisi saja, tidak semuanya pura-pura.. Karena memang karakter guru menjadi kunci apalagi setelah mendapatkan ilmu yang bagus tentang pemimpin pembelajaran maka guru bisa memahami sesuai minat dan bakat murid.
Jangan ada perpecahan diantara kita. Jangan lupa kita adalah pengemban cita- cita nasional "mencerdaskan kehidupan bangsa" dengan caranya masing-masing.
Guru zaman sekarang pikiranya julid suka syirik dengan kemajuan teman teman guru yang lain,tidak bisa mengelola emosi.mestinya kelebihan sesorang guru yang lain di jadikan penyemangat,menjadi pendukung sesama guru,saling bekerja sama ,bukanya malah julid dan saling menjelek jelekan
Kadang kadang kita merasa diri kita hebat padahal hanya hebat untuk diri kita sendiri, orang hebat adalah orang yang banyak memberi manfaat kepada banyak orang, apakah GP sudah memberi dampak kepada orang lain, karena prilakunya terjadi gep antara GP dan non GP.
Oto kritik yg luar biasa.. mari kita sama sama bermuhasabah
Apapun sebutannya baik penggerak Maupun non penggerak yg penting anak berhasil sesuai dgn tujuan yg hendak dicapai.sehari dua hari menyenangkan selanjutnya akan kembali sesuai dgn potensi guru masing masing dlm mengajar.
Saya setuju tentang tema ini, ada pencerahan dan solusi yang terbaik untuk guru di Indonesia
Guru badut itu ya guru penggerak boz , mantab judulnya nilai 100
Iriiiii bilang Bos !!!
Terima kasih, Mas Iman
Ini efek menjadi seorang guru tidak dari HATI, tidak sepenuh HATI, tidak HATI HATI sehingga kerja semau HATI..
Guru guru nyasar guru bayar ..
Tks pak pof suyanto...luar biasa
Sekarang sekolah itu pasti naik kelas sampai SLTA, bodoh pinter sama aja..
@@supriyantopri1525msh seperti itu ya? saya sdh 2 thn pensiun dari guru SMA, dulu setiap kenaikan kelas kadang hrs meluluskan siswa yg jarang sekolah
Pendidikan sangat memprihatinkan...
Keinginan untuk disukai siswa. Mungkin harus ada batasannya juga. Karena guru akan ditiru siswa.
Betul sekali mas Iman, saya bahkan merasa banyak drama, kepura-puraan, pembohongan publik dan politisasi dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran tidak fokus pada mutu tapi terpecah dangan konten untuk memenuhi permintaan yang berkepentingan.
Mudah-mudahan kegiatan pembelajaran kembali ke marwahnya.
Teaching is not only Knowledge But also Value.
Profesi guru itu panggilan, saya sebagai pensiunan guru sudah mengajar 36 tahun, bangga melihat mantan anak didik yang sukses maupun yang belum, selalu menaruh hormat, tiap lebaran mereka berkunjung dan selalu diundang saat reuni, karena saya selalu menghargai kemampuan berfikir mereka, Jika kalian berusaha pasti ada jalan... Istilah Jawa " Yen ora obah yo ora mamah" jika tak bekerja ya tak bisa makan.
Obrolan dikemas secara ringan namun tidak kehilangan esensinya. Sangat berbobot dan mencerahkan.
Itulah kalau Menteri Pendidikan bukan ahli pendidikan. Tanpa disadari, Pemerintah merusak pendidikan bangsa.
👍🏻👍🏻👍🏻
Bikin konten boleh asal:
1. Tidak merugikan siswa,teman sejahahwat dan instansi
2. kontennya positif dan menjaga martabat guru (tidak joget2 mengundang syahwat dan berpakaian sangat ketat)
3. Sebisa mungkin minim menampilkan wajah siswa. Jika ditampilkan sudah ijin kpd siswa dan wali siswa.
Saya Guru Honorer sekolah negeri selama 18 thn hingga skrng, Puji Tuhan saya bs tetap semangat dan enjoy menjalani proses berkat belajar dari Program Guru Penggerak... Luarbiasa konsep merdeka belajar by KHD, berkat video2 yg saya buat saya semakin mampu beradaptasi dengan kebutuhan2 murid zaman now... Kalau opini tentang guru badut ini hanyalah segelintir dari proses menuju sukses, merdeka belajar emang ok banget ... Yg blm ok itu saya blm diangkat jadi P3K aza 😂🤩 tapi lagi2 berkat GP saya menjadi bangga dengan pekerjaan saya sebagai guru sehingga saya harus menikmati proses utk mampu menghantarkan murid menuju keselamatan dan kebahagiaan di masa depan...