Kenapa tertawa aku kasih ning nikmatiya 😂😂0😂😂😂😂😂😂😂😂2😅9l Hdm th7tk..7ir6rm4yeDG 6umyy5u6i2l6ietu5e57l5pdprxr ypx6rrpyxp46p46dxlp6rxp74d74drypdrytupt6fprxyugpcpgcyguut😂😂tcy0😂0t7c😂7ygy😂cy😂yiv😂gy😂gv😂igv😂ug😂utg😂ymfc😂ylt😂yrl😂gx😂dgfh😂ynfc9ygyd😂fu😂utfyig😂tm😂ttt😂😂rf769y😂69u😂iyl😂ruf😂vyi😂iug😂79g😂iyvl😂v😂fu😂ukf😂yj😂tud😂lt😂tud😂lrutpfiyciyc😂t😂cltlctc😂ul😂yifc tlxu😂ttuxp😂6o😂😂xtg.lsrdtl57rlrs6eoss64yrso😂orys😂😂xory😂yrs😂s7p5😂ep573o6a😂 😂9r6d😂6rd😂😂rd😂rde😂s8🎉😂sr785w😂e😂txj😂dy😂ig😂f😂yf😂6cjsyyf😂😂😂😂😂😂w1egugeyeyk2sffs6f6oi62s😂2s😂😂s😂s😂😂😂s😂s😂s😂s😂😂d😂efr😂retv😂tv😂t😂tv😂tv Jantungku berdetak lebih kencang melihat anak itu. Tubuhku sampai bergetar membayangkan andai saja benar dia anakku. Tiba-tiba saja tuduhan-tuduhan perselingkuhan dan perzinahan yang aku lontarkan dan pasti menyakitkan di masa lalu, saat Tiara mengabarkan bahwa dia sedang mengandung kembali membayang. “Ya Tuhan, mengapa wajahnya begitu mirip denganku? Apa mungkin Tiara tidak berbohong saat itu? Jangan-jangan dia benar anakku?” tanyaku yang entah kutujukan pada siapa. Nomor urutan selanjutnya dipanggil. Tiara berdiri, ia menggandeng tangan mungil gadis kecil itu. Mataku awas menatapnya. Sesampainya di depan sana, ia memangku anak itu. Sesekali anak itu menoleh ke belakang, ke arahku. Mungkin karena sejak tadi aku terus memperhatikan mereka. Tiara telah selesai, ia berdiri. Aku langsung membuntuti mereka dari belakang. Rasa penasaran akan sosok anak itu sungguh menghentak-hentak di dalam dada. Aku jadi ingin tahu semua tentang Tiara. Apakah dia sudah menikah lagi, atau belum? Secara diam diam aku terus mengikuti Tiara dan anaknya. Dia berjalan secara perlahan keluar dari rumah sakit menuju ke parkiran. Sesampainya di sana ia menuju ke sebuah sepeda motor matic berwarna merah. Tiara terlihat sangat lelah. Ia tersenyum, mendudukkan anaknya di bagian depan sepeda motor, dengan tempat duduk khusus untuk balita. Dengan telaten ia memakaikan anaknya jaket, topi, lalu memastikan keamanannya. Selesai dengan anaknya, kini ia membuka ranselnya. Mengeluarkan rompi khusus berwarna putih bertuliskan produk minuman kesehatan untuk usus, lalu mengenakannya. Di bagian jok belakang sepeda motornya juga terdapat box khusus untuk membawa minuman-minuman itu. Terlihat saat ia memeriksa isinya. ‘Ya Tuhan, jadi Tiara bekerja dengan membawa anaknya?’ Ada rasa iba menyusup dalam dada. Tiara tersenyum mencium pipi sang anak, lalu memakaikan masker pada wajahnya dan juga helm kecil di kepalanya. Meskipun begitu, mereka terlihat tetap bahagia. Sebelum pergi, mantan istriku itu menyempatkan meminum obat yang baru saja ia tebus di dalam tadi, lalu sepeda motor itu perlahan meninggalkan area parkiran. Untung aku sudah mengambil beberapa gambar mereka, siapa tahu suatu saat berguna. Saat baru saja aku akan melajukan mobilku untuk mengikutinya, suara ponsel terdengar. Aku berdecak kesal, lalu melihat siapa yang menelepon barusan. Ternyata Viska. Segera kugeser tombol hijau, lalu menempelkannya ke telinga. “Iya, halo?” “Mas, kok lama banget? Obatnya sudah ditebus?” Astaghfirullah, aku sampai lupa kalau aku tadi sedang menunggu antrian untuk mengambil obat Viska. “Belum, ini lagi antri.” “Oh, tumben lama banget ya, Mas. Aku udah nggak tahan pengen istirahat.” “Ya udah, kamu sabar. Mungkin sebentar lagi.” “Oke. Aku sama mama nunggu di kantin ya, Mas.” “Iya.” Sial! Aku kehilangan jejak Tiara. Dia sudah keluar dari area rumah sakit ini. Mungkin aku akan mencari tahu semuanya nanti. Aku keluar dari mobil, lalu kembali menuju ke tempat semula. “Aksa, kamu dari mana saja?” tanya mama saat aku menghampirinya dan Viska di kantin rumah sakit. “Antrian panjang, Ma.” Alasanku. “Biasanya juga nggak selama ini, kok,” protes Viska dengan wajah cemberut. “Mau gimana lagi, aku juga bosan menunggu di sana.” Mereka diam saja, kembali menyantap makanan yang ada di meja. Mama menawarkanku untuk jajan, tapi aku menolak. Tiba-tiba saja selera makanku hilang. Wajah anak itu, senyumnya dan binar matanya sungguh membuatku terpana. Kira-kira siapa namanya? Hingga perjalanan pulang aku lebih banyak diam. Pikiranku masih penuh dengan bayangan wajah gadis kecil itu dan Tiara. Ya Tuhan, wajahnya mengapa sangat mirip denganku? Apakah benar, dia ... anakku? “Mas, kamu mikirin apa sih? Aku perhatikan sejak di rumah sakit, kamu jadi banyak diem? Nggak biasanya kamu begini,” tanya Viska saat kami sudah berbaring di ranjang. “Nggak apa-apa. Pekerjaan di kantor lagi numpuk banget, jadi kepikiran. Gimana perut kamu? Udah enakan?” “Udah alhamdulillah.” Viska merapat, ia melingkarkan tangannya di pinggang, lalu menyandarkan kepalanya di dadaku. “Sini aku bikin fresh, mau?” tanyanya sambil tersenyum, menggoda. Sayang moodku sedang tidak baik-baik saja. Dengan lembut aku melepaskan kepalanya, lalu meletakkan kepalanya ke bantal. Aku tersenyum samar, lalu berkata. “Maaf, ya, malam ini otak Mas bener-bener lagi penat. Mood lagi nggak bagus.” “Emm, jadi kamu nolak aku, Mas?” tanyanya dengan bibir yang mengerucut sebal. Aku tertawa lirih. “Maaf, ya.” “Ya udah, deh, kalau peluk nggak masalah, kan?” ujarnya sembari kembali melingkarkan tangannya di tubuhku tanpa menunggu jawaban. Aku hanya tersenyum, lalu pura-pura memejamkan mata. Padahal sungguh, hatiku kalut luar biasa. Rasa penasaranku terhadap kehidupan Tiara dan anaknya benar-benar mengganggu pikiran. Di mana dia tinggal? Kenapa dia bekerja sambil membawa anak, kemana ibunya? Apakah dia tidak menikah lagi? Lalu ... anak itu, apakah dia .... Darah dagingku?? Jam dua belas malam aku menjauh dari ranjang. Viska sudah terlelap. Aku mengambil ponselku di dalam laci nakas,
SETELAH 4 TAHUN BERPISAH (2) Jantungku berdetak lebih kencang melihat anak itu. Tubuhku sampai bergetar membayangkan andai saja benar dia anakku. Tiba-tiba saja tuduhan-tuduhan perselingkuhan dan perzinahan yang aku lontarkan dan pasti menyakitkan di masa lalu, saat Tiara mengabarkan bahwa dia sedang mengandung kembali membayang. “Ya Tuhan, mengapa wajahnya begitu mirip denganku? Apa mungkin Tiara tidak berbohong saat itu? Jangan-jangan dia benar anakku?” tanyaku yang entah kutujukan pada siapa. Nomor urutan selanjutnya dipanggil. Tiara berdiri, ia menggandeng tangan mungil gadis kecil itu. Mataku awas menatapnya. Sesampainya di depan sana, ia memangku anak itu. Sesekali anak itu menoleh ke belakang, ke arahku. Mungkin karena sejak tadi aku terus memperhatikan mereka. Tiara telah selesai, ia berdiri. Aku langsung membuntuti mereka dari belakang. Rasa penasaran akan sosok anak itu sungguh menghentak-hentak di dalam dada. Aku jadi ingin tahu semua tentang Tiara. Apakah dia sudah menikah lagi, atau belum? Secara diam diam aku terus mengikuti Tiara dan anaknya. Dia berjalan secara perlahan keluar dari rumah sakit menuju ke parkiran. Sesampainya di sana ia menuju ke sebuah sepeda motor matic berwarna merah. Tiara terlihat sangat lelah. Ia tersenyum, mendudukkan anaknya di bagian depan sepeda motor, dengan tempat duduk khusus untuk balita. Dengan telaten ia memakaikan anaknya jaket, topi, lalu memastikan keamanannya. Selesai dengan anaknya, kini ia membuka ranselnya. Mengeluarkan rompi khusus berwarna putih bertuliskan produk minuman kesehatan untuk usus, lalu mengenakannya. Di bagian jok belakang sepeda motornya juga terdapat box khusus untuk membawa minuman-minuman itu. Terlihat saat ia memeriksa isinya. ‘Ya Tuhan, jadi Tiara bekerja dengan membawa anaknya?’ Ada rasa iba menyusup dalam dada. Tiara tersenyum mencium pipi sang anak, lalu memakaikan masker pada wajahnya dan juga helm kecil di kepalanya. Meskipun begitu, mereka terlihat tetap bahagia. Sebelum pergi, mantan istriku itu menyempatkan meminum obat yang baru saja ia tebus di dalam tadi, lalu sepeda motor itu perlahan meninggalkan area parkiran. Untung aku sudah mengambil beberapa gambar mereka, siapa tahu suatu saat berguna. Saat baru saja aku akan melajukan mobilku untuk mengikutinya, suara ponsel terdengar. Aku berdecak kesal, lalu melihat siapa yang menelepon barusan. Ternyata Viska. Segera kugeser tombol hijau, lalu menempelkannya ke telinga. “Iya, halo?” “Mas, kok lama banget? Obatnya sudah ditebus?” Astaghfirullah, aku sampai lupa kalau aku tadi sedang menunggu antrian untuk mengambil obat Viska. “Belum, ini lagi antri.” “Oh, tumben lama banget ya, Mas. Aku udah nggak tahan pengen istirahat.” “Ya udah, kamu sabar. Mungkin sebentar lagi.” “Oke. Aku sama mama nunggu di kantin ya, Mas.” “Iya.” Sial! Aku kehilangan jejak Tiara. Dia sudah keluar dari area rumah sakit ini. Mungkin aku akan mencari tahu semuanya nanti. Aku keluar dari mobil, lalu kembali menuju ke tempat semula. “Aksa, kamu dari mana saja?” tanya mama saat aku menghampirinya dan Viska di kantin rumah sakit. “Antrian panjang, Ma.” Alasanku. “Biasanya juga nggak selama ini, kok,” protes Viska dengan wajah cemberut. “Mau gimana lagi, aku juga bosan menunggu di sana.” Mereka diam saja, kembali menyantap makanan yang ada di meja. Mama menawarkanku untuk jajan, tapi aku menolak. Tiba-tiba saja selera makanku hilang. Wajah anak itu, senyumnya dan binar matanya sungguh membuatku terpana. Kira-kira siapa namanya? Hingga perjalanan pulang aku lebih banyak diam. Pikiranku masih penuh dengan bayangan wajah gadis kecil itu dan Tiara. Ya Tuhan, wajahnya mengapa sangat mirip denganku? Apakah benar, dia ... anakku? “Mas, kamu mikirin apa sih? Aku perhatikan sejak di rumah sakit, kamu jadi banyak diem? Nggak biasanya kamu begini,” tanya Viska saat kami sudah berbaring di ranjang. “Nggak apa-apa. Pekerjaan di kantor lagi numpuk banget, jadi kepikiran. Gimana perut kamu? Udah enakan?” “Udah alhamdulillah.” Viska merapat, ia melingkarkan tangannya di pinggang, lalu menyandarkan kepalanya di dadaku. “Sini aku bikin fresh, mau?” tanyanya sambil tersenyum, menggoda. Sayang moodku sedang tidak baik-baik saja. Dengan lembut aku melepaskan kepalanya, lalu meletakkan kepalanya ke bantal. Aku tersenyum samar, lalu berkata. “Maaf, ya, malam ini otak Mas bener-bener lagi penat. Mood lagi nggak bagus.” “Emm, jadi kamu nolak aku, Mas?” tanyanya dengan bibir yang mengerucut sebal. Aku tertawa lirih. “Maaf, ya.” “Ya udah, deh, kalau peluk nggak masalah, kan?” ujarnya sembari kembali melingkarkan tangannya di tubuhku tanpa menunggu jawaban. Aku hanya tersenyum, lalu pura-pura memejamkan mata. Padahal sungguh, hatiku kalut luar biasa. Rasa penasaranku terhadap kehidupan Tiara dan anaknya benar-benar mengganggu pikiran. Di mana dia tinggal? Kenapa dia bekerja sambil membawa anak, kemana ibunya? Apakah dia tidak menikah lagi? Lalu ... anak itu, apakah dia .... Darah dagingku?? Jam dua belas malam aku menjauh dari ranjang. Viska sudah terlelap. Aku mengambil ponselku di dalam laci nakas, lalu mengirim chat pada seseorang. [Jon, lagi ngapain?] tanyaku pada sahabat kentalku. [Tumben ngirim chat tengah malam. Kenapa, Ka?] [Kamu lagi ada job nggak?] [Lagi kosong, sih. Ada apa emang?] [Mau aku kasih job?] [Mau dong! Apaan?] Aku mengirim foto Tiara dan anaknya yang sempat aku abadikan di parkiran tadi. [Jon, masih ingat dia? Dia mantan istriku, namanya Tiara. Tolong cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai dia. Jangan sampai ada yang tahu masalah ini. Terutama Mama dan Viska.] Part selanjutnya baca di sini 👇 read.kbm.id/book/detail/90a3106b-a778-4f54-abac-ad0d0fff72e9?af=713488e6-123d-89dd-2074-b33084da5733
"Ya Allah, Jeng, cantik sekali calon istrinya Wahyu. Anakmu bisa saja memilih calon istri." Aku tersenyum bangga mendengar pujian dari Bu Yayuk--teman arisanku. Kamila, calon mantuku duduk di barisan depan di seberang kami duduk. Malam ini, dia jadi pusat perhatian banyak orang karena dia dan Wahyu akan melangsungkan pertunangan. "Iya, cantiknya kayak kamu, mirip lagi. Berasa kalau dia itu yang anakmu, ya," timpal Dian yang duduk di samping Bu Yayuk. "Benar itu, kalau orang nggak kenal bakal mengira calon mantumu itu, ya anakmu, bukan Wahyu. Kalau Wahyu mirip ayahnya, nggak ada miripnya sama kamu. Lah, malah mantumu yang mirip kamu, kok bisa ya kebetulan begitu, kayak sinetron aja." Bu Ani yang merupakan tetangga ikut berceletuk dengan terkekeh pelan. "Maksudnya?" tanyaku heran tidak mengerti dan sedikit menoleh sebentar ke arah belakang, ke tempatnya duduk. "Ya iya, kayak cerita sinetron, ibu dan anak terpisah terus akhirnya ketemu karena wajahnya mirip. Atau kisah anak yang terbuang, terus ketemu, kan banyak cerita kayak gitu," jelas Bu Ani setengah berbisik mendekatkan mulutnya ke arahku. Wajahku seketika masam mendengar ucapan Bu Ani. Mana mungkin itu terjadi. Hal seperti itu hanya ada di drama televisi. Aku tahu betul siapa calon mantuku, tahu keluarganya dengan jelas, dari keluarga mana mereka berasal, bagaimana keadaannya, dan siapa orang tuanya, meskipun mereka sudah meninggal, tapi yang jelas kami tidak terikat hubungan kekeluargaan. Apa lagi hubungan darah, apa salahnya kalau wajah kami mirip? Hanya mirip kan? Hal itu bisa saja terjadi. Namun sisi hatiku tercubit saat mendengar kata anak yang terbuang. Hal tersebut mengingatkanku akan masa lalu. "Ih, Bu Ani apaan sih. Mau bilang kalau Kamila dan Jeng ayu adalah anak dan ibu yang terpisah seperti di acara reality show tali kasih, gitu? Nggak nyambung. Nggak mungkin juga begitu. Bisa saja kan mereka mirip karena kebetulan. Di dunia ini banyak orang yang wajahnya mirip. Jeng Ayu nggak usah didengarkan ucapan Jeng Ani, nggak lucu," tukas Bu Yayuk menenangkanku, dia memang teman yang baik. Selain itu kami memang sangat dekat. "Iya, iya. Cuma bercanda, kan nggak mungkin juga, aku cuma mem-per-umpa-ma-kan saja," ujar Bu Ani kesulitan mengejanya dengan tertawa yang ditahan. Dia tidak tahu, perkataannya barusan membuat perasaanku tidak nyaman. "Hush …! Diam!" Suamiku yang duduk di sebelah menghentikan pembicaraan ini. Mungkin dia merasa terganggu karena ini memang bukan waktu yang tepat untuk berbincang ria, acara pertunangan sudah dimulai dan sekarang lagi berlangsung kata sambutan dari pihak keluarga calon mantuku. Aku dan mereka seketika diam. Kami mulai fokus mengikuti acara yang sedang berlangsung. Aku tersenyum ketika melihat Kamila--calon istrinya Wahyu melempar senyum tipis ke arahku. Manis. Kalau dilihat dengan seksama, wajah kami memang benar mirip, bagai pinang dibelah dua, kayak ibu dan anak. Banyak sekali orang yang menyebutnya begitu kala melihat kami berdua bersama. Aku juga ingat, bagaimana kami pertama kali bertemu. Wahyu mengenalkan Kamila kepadaku. Sempat terkejut saat pertama melihatnya. Wajahnya cerminanku saat masih muda. *** "Ma, ayo maju! Kamu nggak dengar?" Sentakan kecil tangan suamiku di bahu menyadarkanku dari lamunan. Wahyu sudah berdiri di depan menatapku heran. "Apa?" bisikku seolah lupa apa yang seharusnya kulakukan. "Itu kotak cincinnya. Bawa ke depan buat dikasih ke Wahyu, sudah ditungguin," jelas suamiku dengan menyentuh lenganku lembut. "Oh iya," ucapku dengan malu. Aku tidak sadar malah melamun di saat yang penting seperti ini. Kulangkahkan kaki mendekat ke arah dua sejoli yang ingin mengikat hubungan lebih serius. Keduanya tersenyum dengan mata yang berpendar bahagia. Aku pun ikut bahagia melihatnya. Saat melihat Kamila lebih dekat, ada yang mengganjal di hatiku, ada sesuatu yang mencuri pandangan mataku. Kuamati dengan lebih jelas saat jarak kami makin dekat. Liontin itu? Liontin dengan bandul huruf A yang dikenakannya, mengingatkanku akan liontin yang pernah kusematkan di badan mungil nan lucu, yang masih kemerahan terbungkus kain jarik di depan sebuah panti asuhan. Wajahnya cantik, mirip denganku. Liontin yang sengaja kutinggalkan bersamanya agar kelak bila aku sudah siap, akan kujemput kembali dia dengan peninggalan khas dariku. "Ma, cincinnya?" pinta Wahyu setengah berbisik ke arahku. Tanganku gemetar. Mataku tidak berkedip melihat ke bagian leher jenjang Kamila. "Ma!" seru Wahyu lagi. Aku sedikit terkejut hingga kotak cincin tersebut jatuh dari tanganku. "Maaf," ucapku lirih. Bukannya mengambil kotak cincin tersebut, aku malah mendekati Kamila. Kusentuh liontin tersebut dengan tangan bergetar. "Ini m--milikmu? Dari siapa?" Pertanyaanku mengejutkan Kamila. Dia terlihat bingung saat aku tiba-tiba menyentuh liontinnya. Netranya menatap sekitar. "Ini dari almarhumah ibuku, katanya ini benda berharga milikku yang harus kukenakan saat hari penting dalam hidupku," jawabnya tersenyum tipis dengan tatapan yang entah kepadaku. "Dari siapa? Ibumu? Itu tidak mungkin, ka--kamu siapa?" tanyaku beruntun karena tidak puas akan jawabannya. Degup jantungku berdetak lebih cepat. Keringat dingin mulai membasahi wajah. "Ma, apaan sih, kok nanya begituan. Nanti saja, ini kotak cincinnya jatuh bukannya diambil malah menanyakan hal tersebut," ketus suamiku berbisik di telinga. Dia agak kesal terdengar dari nada bicaranya seraya mengulurkan kembali kotak cincin tersebut padaku. Aku gugup, lalu melihat sekeliling. Semua pasang mata menatapku heran. Mas Satya meraih tanganku dan mengajakku mundur ke belakang. "Kamu kenapa? Tanganmu dingin Ma. Wajahmu juga pucat, Sakit?" tanyanya pelan dengan wajah khawatir menggenggam erat tanganku dan menautkan jemarinya ke jemariku. Sedikit hangat oleh sentuhannya. Aku hanya menggeleng lemah dan tersenyum getir. Tidak tahu harus menjawab apa. Proses pemasangan cincin oleh Wahyu dan Kamila telah selesai. Mereka menyalami kami dan memelukku erat, sambil membisikkan permintaan doa restu agar kedepannya nanti berjalan lancar. Aku hanya mampu mengangguk tanpa kata. Apalagi saat berpelukan dengan Kamila, setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku. Sudut hatiku nyeri bila mengingat liontin tersebut. Ada luka lama yang berusaha kupendam dalam. Namun semua praduga mulai berputar di benakku. Tidak mungkin, aku tidak percaya kalau calon mantuku adalah …. . . . Tamat di kbm, Judul : Rahasia Besarku Penulis : Syarlina / Fatimah Syarlina Lanjut? Klik di sini bisa baca gratis 7 bab awal, cus👇 read.kbm.id/book/detail/4843835a-f6be-1e3f-5326-fb67c4269637?af=03aab7fa-9cfe-a769-8b88-70ab95a8371c
Huaaa demi apa ini min? Request saya dibuatin😭😭 serius seneng banget tau min.Makin sayang deh sama mimin,i love you so much min semangat terus yah buat video nya😊❤
Lu kocak amet😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
1egen lisuan 2kim 3egen aliya 4egen Alicia 5egen lisna 6egen deni 7 egen sem 8egen ali 9abang bil 10 egen ludiro 11gedelal lama 12egen bakal 13egen moon 14egen alek
1. Riswan 2. kim 3. alia 4. Alicia 5. Riska 6. jeni 7. sam 8. ali 9. bir 10.rudi 11. jenderal ramah 12. bakar 13. moon 14. Alex 15. mikai 16. gita 17. khi 18. res 19. Roza 20. guat guna 2l. leon
1.ejen rizwan 2.ejen kim 3.ejen aliya 4.ejen alicia 5.ejen rizka 6.ejen jenny 7.ejen sam 8.ejen ali 9.abang bear 10.ejen rudy 11.jendral rama 12.ejen bakar 13.ejen moon 14.ejen alexs 15.ejen mika 16.ejen gita 17.ejen khai 18.treez 19.ejen roza 20.puan muna 21.ejen leon 22.makcik fay 23.andik 24.bella 25.dato Hisham 26.doktor garzali 27.komeng 28.wak musang Aku tahu semua karna aku suka sekali sama drama ejen ali
Aku salah satu berarti aku bener 27 ada 28 pertanyaan makanya salah satu aku memang bener 27 yang lain bener berapa ya yang bener 27 sama kayak aku ngumpul sini caranya like dibawah love yang aku bikin ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Kalo kamu suka dengan channel ini, jangan lupa support kami di link ini ya 👇🏼
saweria.co/tipspintar
😊😊😊😊😊😊😊😊
W❤
😂😂😂😂😊
🎉
😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊😊
Aku lho kak suka liat ejen Ali seru banget soalnya 🤭🤭
Sama KK aku pun setiap hari nonton ejen aLi di TV
Aku juga kak suka banget
@p
Kim
Kalian mau request tebak suara siapa lagi nih guys?
Request suara sinbi's house dong plis udah subscrbe dan like
Naruto or boruto dong min
Upin ipin
𝕤𝕒𝕟𝕣𝕚𝕠
Super wings😊
1. ejen Rizwan
2. ejen Kim
3. ejen Aliya
4. ejen Alicia
5. ejen Rizka
6.ejen Jeny
7. Ejen sam
8. ejen Ali
9. Abang bear
10. Ejen Rudy
11. jendral darama
12.ejen bakar
13.ejen moon
14. ejen Alex
15. Ejen mika
16. Geeha
17. Ejen Khai
18. Terz
19 . ejen Roza
20. tuan puna
21. ejen Leon
22. annti fayaef
23. adik
24 . Bella
25. Datuk Hisyam
26. Dr. Gazali
27. Komeng
28. Wak musang
Suka ejen ali❤
Bener semuaaa , krn suka kartun nyaa🎉😂❤
Halo minta wa nya dong
saye punn
Boleh minta foto gak super ejen
boleh minta fotonya dong para ejen
Minta WA
aku betul semuanya kak karna aku penggemar berat ejen ali😂😂😂
Lo kamu juga berati 5 dongnya milih ejen ali
Kenapa tertawa aku kasih ning nikmatiya 😂😂0😂😂😂😂😂😂😂😂2😅9l
Hdm th7tk..7ir6rm4yeDG 6umyy5u6i2l6ietu5e57l5pdprxr ypx6rrpyxp46p46dxlp6rxp74d74drypdrytupt6fprxyugpcpgcyguut😂😂tcy0😂0t7c😂7ygy😂cy😂yiv😂gy😂gv😂igv😂ug😂utg😂ymfc😂ylt😂yrl😂gx😂dgfh😂ynfc9ygyd😂fu😂utfyig😂tm😂ttt😂😂rf769y😂69u😂iyl😂ruf😂vyi😂iug😂79g😂iyvl😂v😂fu😂ukf😂yj😂tud😂lt😂tud😂lrutpfiyciyc😂t😂cltlctc😂ul😂yifc tlxu😂ttuxp😂6o😂😂xtg.lsrdtl57rlrs6eoss64yrso😂orys😂😂xory😂yrs😂s7p5😂ep573o6a😂
😂9r6d😂6rd😂😂rd😂rde😂s8🎉😂sr785w😂e😂txj😂dy😂ig😂f😂yf😂6cjsyyf😂😂😂😂😂😂w1egugeyeyk2sffs6f6oi62s😂2s😂😂s😂s😂😂😂s😂s😂s😂s😂😂d😂efr😂retv😂tv😂t😂tv😂tv
Jantungku berdetak lebih kencang melihat anak itu. Tubuhku sampai bergetar membayangkan andai saja benar dia anakku. Tiba-tiba saja tuduhan-tuduhan perselingkuhan dan perzinahan yang aku lontarkan dan pasti menyakitkan di masa lalu, saat Tiara mengabarkan bahwa dia sedang mengandung kembali membayang.
“Ya Tuhan, mengapa wajahnya begitu mirip denganku? Apa mungkin Tiara tidak berbohong saat itu? Jangan-jangan dia benar anakku?” tanyaku yang entah kutujukan pada siapa.
Nomor urutan selanjutnya dipanggil. Tiara berdiri, ia menggandeng tangan mungil gadis kecil itu. Mataku awas menatapnya. Sesampainya di depan sana, ia memangku anak itu. Sesekali anak itu menoleh ke belakang, ke arahku. Mungkin karena sejak tadi aku terus memperhatikan mereka. Tiara telah selesai, ia berdiri. Aku langsung membuntuti mereka dari belakang.
Rasa penasaran akan sosok anak itu sungguh menghentak-hentak di dalam dada. Aku jadi ingin tahu semua tentang Tiara. Apakah dia sudah menikah lagi, atau belum? Secara diam diam aku terus mengikuti Tiara dan anaknya. Dia berjalan secara perlahan keluar dari rumah sakit menuju ke parkiran. Sesampainya di sana ia menuju ke sebuah sepeda motor matic berwarna merah.
Tiara terlihat sangat lelah. Ia tersenyum, mendudukkan anaknya di bagian depan sepeda motor, dengan tempat duduk khusus untuk balita. Dengan telaten ia memakaikan anaknya jaket, topi, lalu memastikan keamanannya. Selesai dengan anaknya, kini ia membuka ranselnya. Mengeluarkan rompi khusus berwarna putih bertuliskan produk minuman kesehatan untuk usus, lalu mengenakannya. Di bagian jok belakang sepeda motornya juga terdapat box khusus untuk membawa minuman-minuman itu. Terlihat saat ia memeriksa isinya.
‘Ya Tuhan, jadi Tiara bekerja dengan membawa anaknya?’
Ada rasa iba menyusup dalam dada. Tiara tersenyum mencium pipi sang anak, lalu memakaikan masker pada wajahnya dan juga helm kecil di kepalanya. Meskipun begitu, mereka terlihat tetap bahagia. Sebelum pergi, mantan istriku itu menyempatkan meminum obat yang baru saja ia tebus di dalam tadi, lalu sepeda motor itu perlahan meninggalkan area parkiran. Untung aku sudah mengambil beberapa gambar mereka, siapa tahu suatu saat berguna.
Saat baru saja aku akan melajukan mobilku untuk mengikutinya, suara ponsel terdengar. Aku berdecak kesal, lalu melihat siapa yang menelepon barusan. Ternyata Viska. Segera kugeser tombol hijau, lalu menempelkannya ke telinga.
“Iya, halo?”
“Mas, kok lama banget? Obatnya sudah ditebus?”
Astaghfirullah, aku sampai lupa kalau aku tadi sedang menunggu antrian untuk mengambil obat Viska.
“Belum, ini lagi antri.”
“Oh, tumben lama banget ya, Mas. Aku udah nggak tahan pengen istirahat.”
“Ya udah, kamu sabar. Mungkin sebentar lagi.”
“Oke. Aku sama mama nunggu di kantin ya, Mas.”
“Iya.”
Sial!
Aku kehilangan jejak Tiara. Dia sudah keluar dari area rumah sakit ini. Mungkin aku akan mencari tahu semuanya nanti. Aku keluar dari mobil, lalu kembali menuju ke tempat semula.
“Aksa, kamu dari mana saja?” tanya mama saat aku menghampirinya dan Viska di kantin rumah sakit.
“Antrian panjang, Ma.” Alasanku.
“Biasanya juga nggak selama ini, kok,” protes Viska dengan wajah cemberut.
“Mau gimana lagi, aku juga bosan menunggu di sana.”
Mereka diam saja, kembali menyantap makanan yang ada di meja. Mama menawarkanku untuk jajan, tapi aku menolak. Tiba-tiba saja selera makanku hilang. Wajah anak itu, senyumnya dan binar matanya sungguh membuatku terpana. Kira-kira siapa namanya?
Hingga perjalanan pulang aku lebih banyak diam. Pikiranku masih penuh dengan bayangan wajah gadis kecil itu dan Tiara. Ya Tuhan, wajahnya mengapa sangat mirip denganku?
Apakah benar, dia ... anakku?
“Mas, kamu mikirin apa sih? Aku perhatikan sejak di rumah sakit, kamu jadi banyak diem? Nggak biasanya kamu begini,” tanya Viska saat kami sudah berbaring di ranjang.
“Nggak apa-apa. Pekerjaan di kantor lagi numpuk banget, jadi kepikiran. Gimana perut kamu? Udah enakan?”
“Udah alhamdulillah.”
Viska merapat, ia melingkarkan tangannya di pinggang, lalu menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Sini aku bikin fresh, mau?” tanyanya sambil tersenyum, menggoda.
Sayang moodku sedang tidak baik-baik saja. Dengan lembut aku melepaskan kepalanya, lalu meletakkan kepalanya ke bantal. Aku tersenyum samar, lalu berkata.
“Maaf, ya, malam ini otak Mas bener-bener lagi penat. Mood lagi nggak bagus.”
“Emm, jadi kamu nolak aku, Mas?” tanyanya dengan bibir yang mengerucut sebal.
Aku tertawa lirih. “Maaf, ya.”
“Ya udah, deh, kalau peluk nggak masalah, kan?” ujarnya sembari kembali melingkarkan tangannya di tubuhku tanpa menunggu jawaban.
Aku hanya tersenyum, lalu pura-pura memejamkan mata. Padahal sungguh, hatiku kalut luar biasa. Rasa penasaranku terhadap kehidupan Tiara dan anaknya benar-benar mengganggu pikiran. Di mana dia tinggal? Kenapa dia bekerja sambil membawa anak, kemana ibunya? Apakah dia tidak menikah lagi? Lalu ... anak itu, apakah dia ....
Darah dagingku??
Jam dua belas malam aku menjauh dari ranjang. Viska sudah terlelap. Aku mengambil ponselku di dalam laci nakas,
SETELAH 4 TAHUN BERPISAH (2)
Jantungku berdetak lebih kencang melihat anak itu. Tubuhku sampai bergetar membayangkan andai saja benar dia anakku. Tiba-tiba saja tuduhan-tuduhan perselingkuhan dan perzinahan yang aku lontarkan dan pasti menyakitkan di masa lalu, saat Tiara mengabarkan bahwa dia sedang mengandung kembali membayang.
“Ya Tuhan, mengapa wajahnya begitu mirip denganku? Apa mungkin Tiara tidak berbohong saat itu? Jangan-jangan dia benar anakku?” tanyaku yang entah kutujukan pada siapa.
Nomor urutan selanjutnya dipanggil. Tiara berdiri, ia menggandeng tangan mungil gadis kecil itu. Mataku awas menatapnya. Sesampainya di depan sana, ia memangku anak itu. Sesekali anak itu menoleh ke belakang, ke arahku. Mungkin karena sejak tadi aku terus memperhatikan mereka. Tiara telah selesai, ia berdiri. Aku langsung membuntuti mereka dari belakang.
Rasa penasaran akan sosok anak itu sungguh menghentak-hentak di dalam dada. Aku jadi ingin tahu semua tentang Tiara. Apakah dia sudah menikah lagi, atau belum? Secara diam diam aku terus mengikuti Tiara dan anaknya. Dia berjalan secara perlahan keluar dari rumah sakit menuju ke parkiran. Sesampainya di sana ia menuju ke sebuah sepeda motor matic berwarna merah.
Tiara terlihat sangat lelah. Ia tersenyum, mendudukkan anaknya di bagian depan sepeda motor, dengan tempat duduk khusus untuk balita. Dengan telaten ia memakaikan anaknya jaket, topi, lalu memastikan keamanannya. Selesai dengan anaknya, kini ia membuka ranselnya. Mengeluarkan rompi khusus berwarna putih bertuliskan produk minuman kesehatan untuk usus, lalu mengenakannya. Di bagian jok belakang sepeda motornya juga terdapat box khusus untuk membawa minuman-minuman itu. Terlihat saat ia memeriksa isinya.
‘Ya Tuhan, jadi Tiara bekerja dengan membawa anaknya?’
Ada rasa iba menyusup dalam dada. Tiara tersenyum mencium pipi sang anak, lalu memakaikan masker pada wajahnya dan juga helm kecil di kepalanya. Meskipun begitu, mereka terlihat tetap bahagia. Sebelum pergi, mantan istriku itu menyempatkan meminum obat yang baru saja ia tebus di dalam tadi, lalu sepeda motor itu perlahan meninggalkan area parkiran. Untung aku sudah mengambil beberapa gambar mereka, siapa tahu suatu saat berguna.
Saat baru saja aku akan melajukan mobilku untuk mengikutinya, suara ponsel terdengar. Aku berdecak kesal, lalu melihat siapa yang menelepon barusan. Ternyata Viska. Segera kugeser tombol hijau, lalu menempelkannya ke telinga.
“Iya, halo?”
“Mas, kok lama banget? Obatnya sudah ditebus?”
Astaghfirullah, aku sampai lupa kalau aku tadi sedang menunggu antrian untuk mengambil obat Viska.
“Belum, ini lagi antri.”
“Oh, tumben lama banget ya, Mas. Aku udah nggak tahan pengen istirahat.”
“Ya udah, kamu sabar. Mungkin sebentar lagi.”
“Oke. Aku sama mama nunggu di kantin ya, Mas.”
“Iya.”
Sial!
Aku kehilangan jejak Tiara. Dia sudah keluar dari area rumah sakit ini. Mungkin aku akan mencari tahu semuanya nanti. Aku keluar dari mobil, lalu kembali menuju ke tempat semula.
“Aksa, kamu dari mana saja?” tanya mama saat aku menghampirinya dan Viska di kantin rumah sakit.
“Antrian panjang, Ma.” Alasanku.
“Biasanya juga nggak selama ini, kok,” protes Viska dengan wajah cemberut.
“Mau gimana lagi, aku juga bosan menunggu di sana.”
Mereka diam saja, kembali menyantap makanan yang ada di meja. Mama menawarkanku untuk jajan, tapi aku menolak. Tiba-tiba saja selera makanku hilang. Wajah anak itu, senyumnya dan binar matanya sungguh membuatku terpana. Kira-kira siapa namanya?
Hingga perjalanan pulang aku lebih banyak diam. Pikiranku masih penuh dengan bayangan wajah gadis kecil itu dan Tiara. Ya Tuhan, wajahnya mengapa sangat mirip denganku?
Apakah benar, dia ... anakku?
“Mas, kamu mikirin apa sih? Aku perhatikan sejak di rumah sakit, kamu jadi banyak diem? Nggak biasanya kamu begini,” tanya Viska saat kami sudah berbaring di ranjang.
“Nggak apa-apa. Pekerjaan di kantor lagi numpuk banget, jadi kepikiran. Gimana perut kamu? Udah enakan?”
“Udah alhamdulillah.”
Viska merapat, ia melingkarkan tangannya di pinggang, lalu menyandarkan kepalanya di dadaku.
“Sini aku bikin fresh, mau?” tanyanya sambil tersenyum, menggoda.
Sayang moodku sedang tidak baik-baik saja. Dengan lembut aku melepaskan kepalanya, lalu meletakkan kepalanya ke bantal. Aku tersenyum samar, lalu berkata.
“Maaf, ya, malam ini otak Mas bener-bener lagi penat. Mood lagi nggak bagus.”
“Emm, jadi kamu nolak aku, Mas?” tanyanya dengan bibir yang mengerucut sebal.
Aku tertawa lirih. “Maaf, ya.”
“Ya udah, deh, kalau peluk nggak masalah, kan?” ujarnya sembari kembali melingkarkan tangannya di tubuhku tanpa menunggu jawaban.
Aku hanya tersenyum, lalu pura-pura memejamkan mata. Padahal sungguh, hatiku kalut luar biasa. Rasa penasaranku terhadap kehidupan Tiara dan anaknya benar-benar mengganggu pikiran. Di mana dia tinggal? Kenapa dia bekerja sambil membawa anak, kemana ibunya? Apakah dia tidak menikah lagi? Lalu ... anak itu, apakah dia ....
Darah dagingku??
Jam dua belas malam aku menjauh dari ranjang. Viska sudah terlelap. Aku mengambil ponselku di dalam laci nakas, lalu mengirim chat pada seseorang.
[Jon, lagi ngapain?] tanyaku pada sahabat kentalku.
[Tumben ngirim chat tengah malam. Kenapa, Ka?]
[Kamu lagi ada job nggak?]
[Lagi kosong, sih. Ada apa emang?]
[Mau aku kasih job?]
[Mau dong! Apaan?]
Aku mengirim foto Tiara dan anaknya yang sempat aku abadikan di parkiran tadi.
[Jon, masih ingat dia? Dia mantan istriku, namanya Tiara. Tolong cari informasi sebanyak-banyaknya mengenai dia. Jangan sampai ada yang tahu masalah ini. Terutama Mama dan Viska.]
Part selanjutnya baca di sini 👇
read.kbm.id/book/detail/90a3106b-a778-4f54-abac-ad0d0fff72e9?af=713488e6-123d-89dd-2074-b33084da5733
"Ya Allah, Jeng, cantik sekali calon istrinya Wahyu. Anakmu bisa saja memilih calon istri." Aku tersenyum bangga mendengar pujian dari Bu Yayuk--teman arisanku.
Kamila, calon mantuku duduk di barisan depan di seberang kami duduk. Malam ini, dia jadi pusat perhatian banyak orang karena dia dan Wahyu akan melangsungkan pertunangan.
"Iya, cantiknya kayak kamu, mirip lagi. Berasa kalau dia itu yang anakmu, ya," timpal Dian yang duduk di samping Bu Yayuk.
"Benar itu, kalau orang nggak kenal bakal mengira calon mantumu itu, ya anakmu, bukan Wahyu. Kalau Wahyu mirip ayahnya, nggak ada miripnya sama kamu. Lah, malah mantumu yang mirip kamu, kok bisa ya kebetulan begitu, kayak sinetron aja." Bu Ani yang merupakan tetangga ikut berceletuk dengan terkekeh pelan.
"Maksudnya?" tanyaku heran tidak mengerti dan sedikit menoleh sebentar ke arah belakang, ke tempatnya duduk.
"Ya iya, kayak cerita sinetron, ibu dan anak terpisah terus akhirnya ketemu karena wajahnya mirip. Atau kisah anak yang terbuang, terus ketemu, kan banyak cerita kayak gitu," jelas Bu Ani setengah berbisik mendekatkan mulutnya ke arahku.
Wajahku seketika masam mendengar ucapan Bu Ani. Mana mungkin itu terjadi. Hal seperti itu hanya ada di drama televisi. Aku tahu betul siapa calon mantuku, tahu keluarganya dengan jelas, dari keluarga mana mereka berasal, bagaimana keadaannya, dan siapa orang tuanya, meskipun mereka sudah meninggal, tapi yang jelas kami tidak terikat hubungan kekeluargaan. Apa lagi hubungan darah, apa salahnya kalau wajah kami mirip? Hanya mirip kan? Hal itu bisa saja terjadi. Namun sisi hatiku tercubit saat mendengar kata anak yang terbuang. Hal tersebut mengingatkanku akan masa lalu.
"Ih, Bu Ani apaan sih. Mau bilang kalau Kamila dan Jeng ayu adalah anak dan ibu yang terpisah seperti di acara reality show tali kasih, gitu? Nggak nyambung. Nggak mungkin juga begitu. Bisa saja kan mereka mirip karena kebetulan. Di dunia ini banyak orang yang wajahnya mirip. Jeng Ayu nggak usah didengarkan ucapan Jeng Ani, nggak lucu," tukas Bu Yayuk menenangkanku, dia memang teman yang baik. Selain itu kami memang sangat dekat.
"Iya, iya. Cuma bercanda, kan nggak mungkin juga, aku cuma mem-per-umpa-ma-kan saja," ujar Bu Ani kesulitan mengejanya dengan tertawa yang ditahan. Dia tidak tahu, perkataannya barusan membuat perasaanku tidak nyaman.
"Hush …! Diam!" Suamiku yang duduk di sebelah menghentikan pembicaraan ini. Mungkin dia merasa terganggu karena ini memang bukan waktu yang tepat untuk berbincang ria, acara pertunangan sudah dimulai dan sekarang lagi berlangsung kata sambutan dari pihak keluarga calon mantuku.
Aku dan mereka seketika diam. Kami mulai fokus mengikuti acara yang sedang berlangsung. Aku tersenyum ketika melihat Kamila--calon istrinya Wahyu melempar senyum tipis ke arahku. Manis. Kalau dilihat dengan seksama, wajah kami memang benar mirip, bagai pinang dibelah dua, kayak ibu dan anak. Banyak sekali orang yang menyebutnya begitu kala melihat kami berdua bersama.
Aku juga ingat, bagaimana kami pertama kali bertemu. Wahyu mengenalkan Kamila kepadaku. Sempat terkejut saat pertama melihatnya. Wajahnya cerminanku saat masih muda.
***
"Ma, ayo maju! Kamu nggak dengar?" Sentakan kecil tangan suamiku di bahu menyadarkanku dari lamunan. Wahyu sudah berdiri di depan menatapku heran.
"Apa?" bisikku seolah lupa apa yang seharusnya kulakukan.
"Itu kotak cincinnya. Bawa ke depan buat dikasih ke Wahyu, sudah ditungguin," jelas suamiku dengan menyentuh lenganku lembut.
"Oh iya," ucapku dengan malu. Aku tidak sadar malah melamun di saat yang penting seperti ini. Kulangkahkan kaki mendekat ke arah dua sejoli yang ingin mengikat hubungan lebih serius. Keduanya tersenyum dengan mata yang berpendar bahagia. Aku pun ikut bahagia melihatnya.
Saat melihat Kamila lebih dekat, ada yang mengganjal di hatiku, ada sesuatu yang mencuri pandangan mataku. Kuamati dengan lebih jelas saat jarak kami makin dekat. Liontin itu? Liontin dengan bandul huruf A yang dikenakannya, mengingatkanku akan liontin yang pernah kusematkan di badan mungil nan lucu, yang masih kemerahan terbungkus kain jarik di depan sebuah panti asuhan. Wajahnya cantik, mirip denganku. Liontin yang sengaja kutinggalkan bersamanya agar kelak bila aku sudah siap, akan kujemput kembali dia dengan peninggalan khas dariku.
"Ma, cincinnya?" pinta Wahyu setengah berbisik ke arahku.
Tanganku gemetar. Mataku tidak berkedip melihat ke bagian leher jenjang Kamila.
"Ma!" seru Wahyu lagi. Aku sedikit terkejut hingga kotak cincin tersebut jatuh dari tanganku.
"Maaf," ucapku lirih. Bukannya mengambil kotak cincin tersebut, aku malah mendekati Kamila. Kusentuh liontin tersebut dengan tangan bergetar.
"Ini m--milikmu? Dari siapa?" Pertanyaanku mengejutkan Kamila. Dia terlihat bingung saat aku tiba-tiba menyentuh liontinnya. Netranya menatap sekitar.
"Ini dari almarhumah ibuku, katanya ini benda berharga milikku yang harus kukenakan saat hari penting dalam hidupku," jawabnya tersenyum tipis dengan tatapan yang entah kepadaku.
"Dari siapa? Ibumu? Itu tidak mungkin, ka--kamu siapa?" tanyaku beruntun karena tidak puas akan jawabannya.
Degup jantungku berdetak lebih cepat. Keringat dingin mulai membasahi wajah.
"Ma, apaan sih, kok nanya begituan. Nanti saja, ini kotak cincinnya jatuh bukannya diambil malah menanyakan hal tersebut," ketus suamiku berbisik di telinga. Dia agak kesal terdengar dari nada bicaranya seraya mengulurkan kembali kotak cincin tersebut padaku.
Aku gugup, lalu melihat sekeliling. Semua pasang mata menatapku heran. Mas Satya meraih tanganku dan mengajakku mundur ke belakang.
"Kamu kenapa? Tanganmu dingin Ma. Wajahmu juga pucat, Sakit?" tanyanya pelan dengan wajah khawatir menggenggam erat tanganku dan menautkan jemarinya ke jemariku. Sedikit hangat oleh sentuhannya. Aku hanya menggeleng lemah dan tersenyum getir. Tidak tahu harus menjawab apa.
Proses pemasangan cincin oleh Wahyu dan Kamila telah selesai. Mereka menyalami kami dan memelukku erat, sambil membisikkan permintaan doa restu agar kedepannya nanti berjalan lancar.
Aku hanya mampu mengangguk tanpa kata. Apalagi saat berpelukan dengan Kamila, setetes air mata jatuh dari pelupuk mataku. Sudut hatiku nyeri bila mengingat liontin tersebut. Ada luka lama yang berusaha kupendam dalam. Namun semua praduga mulai berputar di benakku. Tidak mungkin, aku tidak percaya kalau calon mantuku adalah ….
.
.
.
Tamat di kbm,
Judul : Rahasia Besarku
Penulis : Syarlina / Fatimah Syarlina
Lanjut? Klik di sini bisa baca gratis 7 bab awal, cus👇
read.kbm.id/book/detail/4843835a-f6be-1e3f-5326-fb67c4269637?af=03aab7fa-9cfe-a769-8b88-70ab95a8371c
Sama😂
Saya fans setia ejen Ali pasti hafal dong
1. Ejen Rizwan
2. Ejen Kim
3. Ejen Aliya
4. Ejen Alicia
5. Ejen Rizka
6. Ejen jenny/cinco
7. Ejen Sam
8. Ejen Ali
9. Abang bear
10. Ejen Rudi
11. Jendral Rama
12. Ejen Bakar
13. Ejen Moon
14. Ejen Aleks
15. Ejen Mika
16. Ejen Gheeta
17. Ejen Khai
18. Treez
19. Ejen Roza
20. Puan Munah
21. Ejen Leon
22. Anti Fay
23. Adik
24. Bella
25. Dato' Hisham
26. Dr.Gazali
27. Komeng
28. Wak Musang
Aku setiap hari lihat ejen Ali,dan aku paling suka kartun ejen ali
lumayanlah kamu hafal lain kali nonton lagi ya🤗😄😁😀😃
aku lagi banyk
1. Ejen Ali
2. Ejen Alicia
3. Ejen Bakar
4. Ejen Bobby
5. Ejen Fit
6. Ejen Rizwan
7. Ejen Zain
8. Ejen Dayang
9. Ejen Ganz
10. Ejen Leon
11. Ejen Geetha
12. Ejen Karya
13. Ejen Jet
14. Ejen Roza
15. Ejen Chris
16. Ejen Khai
17. Ejen Zass
18. Ejen Moon
19. Ejen Rudy
20. Ejen Mika
21. Ejen Bulat
22. Ejen Sam
23. Ejen Kim
24. Ejen Aleks
25. Ejen Jeff
26. Ejen Lilly
27. Dato Othman
28. Dato Hisham
29. Julia
30. Victor
31. Bella
32. Mia
33. Syed
34. Shaun
35. Mawar
36. Melur
37. Puan Munah
38. Puan Ong
39. Madam Khoo
40. Comot
41. Niki
42. Andik
43. Surya
44. Komeng
45. Abang Bear
46. Uno/ Ejen Djin
47. Vikram
48. Dr. Ghazali
49. Dr. Mala
50. Dr. Tong
51. General Rama
52. Dos
53. Cero
54. Trez
55. Dr.Aaron / Nuave
56. Seis
57. Siete
58. Ejen Jenny / Cinco
59. Droid
60. Buster Droid
61. Mecha Droid
62. Ocho
63. Ejen Iman ( Terlupa )
64. Ejen Aliya
65. Satria
66. Neonimus
Satu lagi 67 . Mamak Maju Ejen
& 68. Wak Musang
NamakuAlifiYa
Ejenalikhansa🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉🎉👍👍👍👍👍👍💪💪💪💪💪💪💪🤲🤲🤲🤲❤️❤️❤️❤️😢😘🥳👄👁️🏄🏄🍄🍄🍄🍄🌹🌹🌹⛄⛄⛄🍤🍤🍤🍤🍤🍝🍣🍣🍣🍣🍣🦞🦞🦞🦞🦞🥢🍴🔪🥄🍽️🛏️🛋️🚿🛁🚽🧻🧸🧷🧹🧴🧽🧼🪒🧺🧦🧤🧣👖
1 rizwan
2.kim
3 aliya
4 alicia
5.rizka
6.jeny
7 sam
8 ali
9.abang bear
10 ejen rudy
11.jenderal rama
12.ejen bakar
13.moon
14.ejen aleks
15 ejen mika
16 ejen geetha
17 ejen khai
18.trezz
19.ejen roza
20.cikgu puan munah
21.ejen leon
22.anty fay
23.andik
24 bella
25 dato hisham
26.dr gazhali
27.komeng
28.wak musang
Untung sering nonton ejen ali jadi hapal deh😊
Poin gua gua bener nebak 22 GG gua tahu filem ejen ali hehehehehehehehehehe❤❤❤❤🎉🎉❤🎉🎉🎉
1.Ejen Rizwan.
2.Ejen Kim.
3.Ejen Aliya.
4.Ejen Alicia.
5.Ejen Rizka.
6.Ejen Jenni/Cinco.
7.Ejen Sam.
8.Ejen Ali.
9.Abang Bear.
10.Ejen Ruddy.
11.Ejen Rama/Jenderal.
12.Ejen Barka.
13.Ejen Moon.
14.Ejen Alex.
15.Ejen Mikka.
16.Ejen Geetha.
17.Ejen Khai.
18.Trezz.
19.Ejen Rozsa.
20.Cikgu Puan Munah.
21.Ejen Leon.
22.Unti Faye.
23.Sahabat Nicky Kurus Andik.
24.Bella Penjaga Perpustakan Sekolah.
25.Datuk Hisyam.
26.Dokter Ghazali.
27.Abang Komeng.
28.Penjual Makanan Wak Mussang.
Jawaban bener semua.soalnya saya juga penggemar seri animasi berjudul Ejen Ali. Salah satu fans.
Aku juga penggemar ejen ali
No 12 ko ejen barka bunkanya ejen bakar
Ejen Zass?
Sama dong❤❤❤❤
aku juga penggemar ejen ali
Wow aku suka ejen Prrat
Semua bener loo❤❤❤😊
Mantap coba baru🆕
Neb n
Aku setiap hari suka nonton Ejen Ali jadi aku hafal 😊😊😊
baguslah saya juga sudah nonton semua jadi aku hafal semua
Ya
Sama😅
Ya elah gw juga sama
Gue juga woi hafal bgt
Aku suka nonton ejen ali soalnya rame bangettt❤❤❤
Aku suka
Aku nonton ejen ali suka sekali
@@lenaseptiana4010IYE KE KALO BOONG KU BELASAH KAU
Dhddeheureeueeyyeyrrhrhrheh
Kak ejen rizwan
Ejen kim
Ejen aliya
Ejen alicia
ejen rizka
Cinco(jenny)
Ejen sam
Ejen ali
Abang bear
Ejen ruddy
Jenderal rama
Ejen Bakar
Ejen moon
Ejen alex
Ejen mika
Ejen githa
Ejen khai
Trest
Ejen Roza
Cikgu puan munah
Ejen leon
unti faye
Sahabat nicky kurus andik
Bela
Datok hishan
Ghazali(ayah ali)
Gomeng
Wak musang
Gomeng 🗿
(EGEN)✔
(EJEN)❌
komeng
1.Rizwan
2.kim
3.Aliya
4.alicia
5.Rizka
6.Jenny
7. Sam
8.Ejen ali
9.abang beer
10.ejen Rudy
11.jenderal Rama
12.ejen bakar
13. ejen Moon
14.ejen Aleks
15.ejen Mika
16.ejen Gheeta
17.ejen Khai
18.Treez
19.ejen roza
20.puan muna
21.ejen Leon
22.Anti fay
23.andik
24.Bella
25.Dato Hisham
26.Dr.Gazali
27.komeng
28.wak musang
Aku sering lihat film ejen ali ❤❤❤
Seru banget 🙏
27
Terlalu niat ketiknya
Aku suke sangat ejen ali ni
Sm gw jg
Kamu dari Malaysia ya
Aku tau semuuuuuuuua pemain EJEN ALI
MY LOVE EJEN ALI
I LOVE YOU
PALING BEST YA PASTI ADA 3
1.alicia
2.kimmm
3.zass
kamu soksoan
iya² gw juga bisa kok gk cm lu doang smua pasti bisa
@@mastam1693 emang nya kenapa
@@mastam1693 emang kenapa
@@shakiera7380 lu iri
1.ejen ali
2.ejen kim
3.ejen aliya
4.ejen alicia
5.ejen Rizka
6.ejen jeny
7.ejen sam
8.ejen ali
9.abang bear
10.ejen Rudy
11.jendral Rama
12.ejen bakar
13.ejen moon
14.ejen Alek
15.ejen mika
16.ejen Gita
17.ejen khai
18.trex
19.ejen roza
20.bu munah
21.ejen leon
22.bibi anti
23.andik
22.bela
23.dato hisam
24.dr.gazali
25.komeng
26.wak musang
AaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaa@aaaaaaa@aaaaa@@@aaaaaa@aaaaaaaaaaa@a@aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa@aaaaaaaaaaaaaaaaaa@aaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaa
AaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaa@aaaaaaa@aaaaa@@@aaaaaa@aaaaaaaaaaa@a@aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa@aaaaaaaaaaaaaaaaaa@aaaaaAaaaaaaaaaaaaaaaaaaAaaaaaaaaaaaa
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Aku suka bgt sama ejen ali ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Aku suka bilem Ali dan Alica😊❤
Aku suka ejen Ali dan ejen Ali cia❤
Aku suka ejen ali dan ejen ali cia❤
I love you ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
I love you ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
Aku suka ali😍😍😍
Aku juga suka ejen ali❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤ ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
1ali
2alicia
3sem
4abang bir
5aleeya
😊😊
Kak aku benar semua. Kalau kalian benar semua klik tombol dibawah.
👇
👇
👇
Bener semua
Aku lho suka lihat film ejen Ali kak
5.Riska
6.cinco
7 sam
8. ali
9. abang baer
10. Rudiy
11. Jenderal rama
12.bakar
Jenny kali bukan cinco
Emang aslinya cinco
Huuuuuuuuuuuuuuuiiiiiiiia❤❤❤❤❤
YA KAK AKU SUKA FILM EJEN ALI AKU SUKA EJEN ALICIA
Huaaa demi apa ini min? Request saya dibuatin😭😭 serius seneng banget tau min.Makin sayang deh sama mimin,i love you so much min semangat terus yah buat video nya😊❤
love you tooo ❤
Lebay loo
aku suka banget ejen alicia
Saya suka ejen zass❤
Versi Boboiboy dong kak...... Aku udah subscribe kakak Sama like video kakak.....
Semoga di jawab❤❤❤
AKUJUGA SUKA. KARTUN. EJEALI❤😄😍👍🇮🇩🤲😁😆
ALICIA❤ALI🥰
Kamu paling suka sama episode apa nih?
Aku Betul semua min😊
Semangat terus min❤❤
Aku suka ejen Ali 😊
Aku suka ejen Ali
@@alimahmud6274 aku fens Ejen Ali
Zass
1 rizwan
2 kim
3 gettah
4 ali
5 leon
6 moon
7 komeng
8 wak musang ejen alicia
Kalau aku semuanya
Gettah gak tuh harusnya geeta 🗿
Ninda
Aku penggemar nomor 1 eken ali❤❤❤❤🎉🎉
paling bestt tuu ejen alicia, ejen ali and seluruh ejen muda mata sekaligus para ketua" teras/ mentorr itu aja BERTINDAK SEGERA!💥🤜🤛
Ejen Aliya
Gw gak tau nama-nama ejen terhebat tapi aku pilih jawaban benar banget kocakk😢
Lu kocak amet😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
😍😍😍aqila🥰🥰😘❤
Aku semua kak kak coba tampilin flm kuromi
Emang seru dan rame banget
1.Ejen rizwan 2.ejen kim 3.ejen aliya 4.ejen alicia 5.ejen rizka 6. Ejen jeni as cinco 7.ejen sem 8.ejen ali 9. Akel beer 10. ejen rudi 11.jenderal rama 12.ejen bakar 13.ejen moon 14. ejen alex 15. ejen mika 16.ejen gita 17. ejen kai 18. Tres 19. ejen roza 20. Buan muna 21. ejen leon 22. Bibi faye 23. adik. 24. Bela 25. Datok hisiam 26. Dokter gazali 27. Komeng 28.wak musang
😊😊😊
1. Rizwan
2.kim
3. Aliya
4. alicia
5.Rizka
6. Jenny
7. SAM
8. sudah pasti ejen ali
9. abang beer
1 rizwan, 2 ejen kim, 3 ejen aliya, 4 ejen Alicia, 5 ejen Rizka, 6 ejen Jenny, 7 ejen sam, 8 ejen ali❤❤❤, 9 abang bear, 10 ejen Rudy ,11 jenderal Rama, 12 ejen bakar
❤🎉messia
Aku juga suka pelen ejenali karena sangat seru sekali😍😍😍
1egen lisuan
2kim
3egen aliya
4egen Alicia
5egen lisna
6egen deni
7 egen sem
8egen ali
9abang bil
10 egen ludiro
11gedelal lama
12egen bakal
13egen moon
14egen alek
Aku bener semuanya sama
Farel 25 point salah 3 kak/bang
1:✅
2:✅
3:❎
4:❎
5:✅
6:✅
7:✅
8:❎
9:✅
10:✅
11:✅
12:✅
13-✅
14:✅
15:✅
🎉🎉🎉🎉
Aku juga suka Pelem ejn Ali sangat seru sekali Pelem nya😍😍
Kalo aku bener semua aku selalu nonton ejen ali ☺☺
1 Rizwan , 2 kim ,3 aliya , 4 alicia ,
Kalok. Aku. Bener. Semua. Nya.
Ejen sam
1.ejen rizwan
2.ejen kim
3.ejen aliya
4.ejen alicia
5.ejen rizka
6.ejen jeny
7.ejen sem
8.ejen ali
9.abang ber
10.ejen rudy
11.jendral Rama
12.ejen bakar
13.ejen mon
14. Ejen alex
15.ejen mika
16.ejen ghita
17 . Ejen kai
18.ters
19.ejen roza
20 . Tuan muna
21.djen lion
22.anti faye
23.adit
24.bela
25.datuk hisyam
26. Datuk hozali
26.komeng
27.wak musang
Bener semua kak😊
🎉🎉🎉🎉🎉aku. Suka banget sama. EJEN Ali
Fuul💯💯😎😊🎉❤
1 ejen rizwan
2 kim
3 Alia
4 ejen Alicia
5 ejen Rizka
6 ejen Heny
7 ejen sam
8 ejen Ali
9 abang bear
10 ejen Rudy
11 jendral
12 baka
13 ejen moon
14 ejen alex
15 ejen muka
1.Ejen Rizwan
2.Ejen Kim
3.Ejen Aliya
4.Ejen Alicia
5.Ejen Riska
6.Ejen Jenny
7.Ejen Sam
8.Ejen Ali
9.Abang Bear
10.Ejen Rudy
11.General Rama
12.Ejen Bakar
13.Ejen Moon
14.Ejen Aleks
1. Riswan
2. kim
3. alia
4. Alicia
5. Riska
6. jeni
7. sam
8. ali
9. bir
10.rudi
11. jenderal ramah
12. bakar
13. moon
14. Alex
15. mikai
16. gita
17. khi
18. res
19. Roza
20. guat guna
2l. leon
HEBAT! Kamu udah share video ini ke temen Kamu belom?
Bener semua kak ni 😊💗💐
1.ejen rizwan
2.ejen kim
3.ejen aliya
4.ejen alicia
5.ejen rizka
6.ejen jenny
7.ejen sam
8.ejen ali
9.abang bear
10.ejen rudy
11.jendral rama
12.ejen bakar
13.ejen moon
14.ejen alexs
15.ejen mika
16.ejen gita
17.ejen khai
18.treez
19.ejen roza
20.puan muna
21.ejen leon
22.makcik fay
23.andik
24.bella
25.dato Hisham
26.doktor garzali
27.komeng
28.wak musang
Aku tahu semua karna aku suka sekali sama drama ejen ali
1:ejen rizwan
2:ejen kim
3:ejen aliya
4:ejen alicia
5:ejen rizka
6:jenny/cinco
7ejen sam
8:ejen ali
9:bang bear
10:ejen Rudy
11:Jendral rama
12:ejen bakar
13:ejen moon
14:ejen aleks
15:ejen mika
16:ejen gehta
17:ejen khai
18:trekz
19:ejen roza
20:puan muna
21:ejen leon
22:anti fay
23:andik
24:bella
25:datok hisham
26:dr.gazali
27:komeng
28:wak musang
Senang je😂😂😂
Bener semua, gampang banget soalnya aku dah nonton musim 1-3 dan the movienya
1: ejen Rizwan
2: ejen Kim
3: ejen Aliya
4: Alicia
Ejen ali
Riswan Riska. Bear
Kim jenny rudi
Aliya. Sam jenderal
Alicia. Ali.
Alicia
Aku berhasilk karena aku nonoton ejen ali 😊😊
Nama aku sania dan aku benar semua karena aku suka kartun ejen Ali 😊❤️🌷
100% 💯
Video kau tu,gila,,❤
Enak bangat teka teki nya kak
1. Ejen Rizwan
2. Ejen Kim
3. Ejen Aliya
4. Ejen Alicia
5. Ejen Rizka
6. Ejen Jenny
7. Ejen Sam
8. Ejen Ali
9. Abang Bear
10. Ejen Rudy
11. Jeneral Rama
12. Ejen Bakar
13. Ejen Moon
14. Ejen Alex
15. Ejen Mika
16. Ejen Geetha
17. Ejen Khai
18. Trez
19. Ejen Roza
20. Pn. Munah
21. Ejen Leon
22. Aunty Faye
23. Andik
24. Bella
25. Dato' Hisham
26. Dr. Ghazali
27. Komeng
28. Wak Musang
Aku salah satu berarti aku bener 27 ada 28 pertanyaan makanya salah satu aku memang bener 27 yang lain bener berapa ya yang bener 27 sama kayak aku ngumpul sini caranya like dibawah love yang aku bikin
❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤
GG
Aku suka liat ejen Ali Alica😂
Saya suka. Ejen. Ali😊
Aku sudah semua nya benar kak😊😊😆😆😏😏😏😎😎
1 agen Rizwan
2 agen Kim
3 agen Aliya
4 agen Alicia
5 agen Rizka
6 agen jenny
7 agen sam
8 agen Ali
9 Aba
ng bear
10 rusi
Salah satu(1) 👁️💦👄👁️💦
buat lah lagi lah best tau orang nak teka🎉🎉🎉❤😂😅
2 ejen kim 3 ejen alia 4 ejen alicsy 5 ejen teriska 6 ejen jeni 7 ejen sem
Alhamdulillah benar semua Aku udah ingat semua Ejen Ali
Bagus sekali
Ejen gehta
Riswan
Kim
Alya
Alicia
Riska
Jeny
Sam
Ali
Bear
Rudy
Jendral Rama
Bakar
Moon
Alex
Mika
Gheta
Khai
Teerez
Aku suka nonton😊
Aku suka banget 😊😊
1 Ali
2 bir
3 Rudy
4jenderal
5 bakar
6 moon
7 Alex
8 mika
Ejen rizka
Ejen.ali
Smangat kakak cantik❤
aku suka banyak ejen ejen😂😂😂😂 hmmm 😊
Yaahhh, aku salah 4 😢. Tapi aku paling love sama Ejen Rizwan ❤
kak versi teka teki boboiboy
dong plis udah paket
lengkap 😊😊❤❤